Anda di halaman 1dari 5

GAMBARAN FAKTOR RISIKO TERJADINYA INFEKSI

SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA


DI PUSKESMAS WAWOTOBI KECAMATAN
WAWOTOBI KABUPATEN KONAWE
TAHUN 2021

Asrita Najya.1)
2)Akbid Yayasan Pendidikan Konawe
Jl. DII Panjaitan No.217 Kel. Tuoy Kec. Unaaha Kab. Konawe
Email : Asritanajyasmplan08160@gmail.com
Hp : 082253415350
ABSTRAK

Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dikenal sebagai salah satu penyebab
kematian utama pada bayi dan anak balita di Negara berkembang. Sebagian besar
penelitian di Negara berkembang menunjukkan bahwa 20 – 35% kematian anak dan
balita disebabkan oleh ISPA (Suyani, 2014).
ISPA merupakan penyakit infeksiyang terjadi di Provinsi Sulawesi
Tenggara, menurut ProfilKesehatan Indonesia di Provinsi Sulawesi Tenggara pada
tahun 2018 jumlah kasus ISPA yaitu 3.713 kasus (36,58%), tahun 2019 Jumlah
Kasus ISPA 3.648Kasus(35,5%), dan pada tahun 2020 jumlahkasus ISPA 1.283
(12,1%)(ProfilKesehatan Indonesia,2020).
Berdasarkan data yang diperoleh di Puskesmas WawotobiKecamatan
Wawotobi bahwa jumlah Balitapada tahun 2019 yaitu 236 jiwa dan jumlah kasus
ISPA 68 kasus, pada tahun 2020 jumlah balita yaitu 278 jiwa dan jumlah kasus ispa
ada 74 kasus dan jumlah balita pada tahun 2021 Januari–September sebanyak 292
jiwa dan kasus ISPA sebanyak 61 kasus.
Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang “Gambaran Faktor Risiko Terjadinya Infeksi Saluran Pernafasan
AkutPada Balita Di Puskesmas Wawotobi Kecamatan Wawotobi Kabupaten
KonaweTahun 2021”
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui Gambaran Faktor
Risiko Terjadinya InfeksiSaluranPernafasanAkut Pada Balita Di Puskesmas
Wawotobi Kecamatan WawotobiKabupatenKonaweTahun 2021.
Hasil penelitian diperoleh 30 responden ibu yang pengetahuannya baik
sebanyak 7 orang (23%) dan yang pengetahuannya cukup sebanyak 15 orang (50%).
Dan responden yang pengetahuannya kurang sebanyak 8 orang (27%). serta ibu yang
Lingkungannya baik sebanyak 10 responden (33%%), yang kesehatan
lingkungannya sedang sebanyak 14 responden (47%) dan yang lingkungannya tidak
sehat sebanyak 6 responden (20%).

Kata Kunci : ISPA, kesehatan lingkungan, dan pengetahuan ibu


PENDAHULUAN
Kesehatan adalah hak asasi manusia dan investasi untuk keberhasilan
pembangunan bangsa.Untuk itu diselenggarakan pembangunan kesehatan
secara menyeluruh dan berkesinambungan.Tujuan Sistem Kesehatan Nasional
adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua potensi bangsa,
baik masyarakat, swasta maupun pemerintah secara sinergis, berhasil-guna
dan berdayaguna, sehingga tercapai derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya (Aprilla,2019).
Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat
yang penting, khususnya dinegara berkembang. Etiologi dan infeksinya
mempengaruhi umur, musim, kondisi tempat tinggal dan masalah kesehatan
yang ada(Hartono dan Rahmawati, 2012).
Salah satu dari penyakit infeksi tersebut adalah Infeksi Saluran
Penafasan Akut (ISPA). Penyakit ini dapat disebabkan oleh infeksi bakteri
dan virus(Kemenkes RI, 2013).ISPA adalah penyakit saluran pernafasan atas
atau bawah, biasanya menular, yang dapat menimbulkan berbagai spektrum
penyakit yang berkisar dari penyakit tanpa gejala atau infeksi ringan sampai
penyakit yang parah dan mematikan, tergantung, faktor lingkungan,faktor
pejamu. Namun demikian, sering juga ISPA didefenisikan sebagai penyakit
saluran pernapasan akut yang disebabkan oleh agen infeksius yang ditularkan
dari manusiakemanusia.Timbulnya gelaja biasanya cepat, yaitu dalam waktu
beberapa jam sampai beberapa hari.Gejalanya meliputi demam, batuk, dan
sering juga nyeri tenggorok, coryza (pilek), sesak napas, mengi, atau
kesulitan bernapas(Aprilla,2019).
BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Oktober 2021 di
Puskesmas Wawotobi. Jenis penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif
yaitu metode yang dilakukan untuk menggambarkan karakteristik populasi
atau fenomena yang sedang diteliti.
Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu Infeksi saluran pernapasan
akut pada balita dan variabel independen dalam penelian ini yaitu pengetahuan
ibu dan kesehatan lingkungan. Jumlah Populasi dalam penelitian adalah
semua balita yang tercatat dalam buku register ruang KIA Puskesmas
Wawotobi Kecamatan Wawotobi pada bulan Januari–September tahun 2021
sebanyak 292 jiwa. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 30 responden
dengan teknik pengambilan sampel yaitu Accidental sampling.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pengetahuan Ibu
Tabel 1: Distribusi frekuensi responden berdasarkan pengetahuan
ibu di PuskesmasWawotobi Kabupaten Konawe tahun
2021

Jumlah
No Lingkungan n %
1. Baik 7 23
2. Cukup 15 50
3. Kurang 8 27
Jumlah 30 100
Sumber: Data primer 2021
Tabel diatas menunjukan bahwa dari 30 responden ibu yang
pengetahuannya baik sebanyak 7 orang (23%) dan yang
pengetahuannya cukup sebanyak 15 orang (50%). Dan responden
yang pengetahuannya kurang sebanyak 8 orang (27%).

KesehatanLingkungan

Tabel 2: Distribusi frekuensi responden berdasarkan Lingkungan


disekitar rumah ibu di PuskesmasWawotobi Kabupaten
Konawe tahun 2021
Jumlah
No Lingkungan n %
1. Baik 10 33
2. Sedang 14 47
3. TidakSehat 6 20
Jumlah 30 100
Sumber: Data primer 2021
Tabel diatas menunjukan bahwa dari 30 responden, serta
ibu yang Lingkungannya baik sebanyak 10 responden (33%%), yang
kesehatan lingkungannya sedang sebanyak 14 responden (47%) dan
yang lingkungannya tidak sehat sebanyak 6 responden (20%).

B. Pembahasan
1. Gambaran faktor risiko terjadinya infeksi saluran pernafasan akut (ISPA)
pada balita
a. Pengetahuan
Distribusi frekuensi gambaran pengetahuan didapatkan hasil
bahwa responden yang tingkat pengetahuannya rendah terhadap
ISPA yang mempunyai pengetahuan cukup berdasarkan kategori
pengetahuan yaitu sebanyak 15 responden (50%) dan yang kurang
sebanyak 8 responden (27%). Berdasarkan data tersebut dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar responden mempunya
pengetahuan yang cukup tentang penyakit ISPA. Tingkat
pengetahuan seseorang mengenai ISPA berpengaruh terhadap
perilaku dalam mengetahui ciri-ciri serta pencegahan ISPA yang
perlu diwaspadai.
Hal ini sejalan dengan penelitian Novi Asnawita (2014)
Hasil uji Chi-Square menunjukkan hubungan yang signifikan antara
pengetahuan dengan penyakit Infeksi Saluran PernafasanAkut
(ISPA) dengan nilai p value (0,048), makap value< α = 0,05 berarti
ada hubungan antara pengetahuan responden dengan penyakit
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA). Dan nilai OR yaitu 2,404,
artinya responden dengan pengetahuan kurang berpeluang 2 kali
menderita penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA).
b. KesehatanLingkungan
Distribusi frekuensi gambaran kesehatan lingkungan
didapatkan hasil bahwa responden yang tingkat kesehatan
lingkungannya rendah yang mempunyai lingkungan sedang
berdasarkan kategori kesehatan lingkungan yaitu sebanyak 14
responden(47%) dan yang tidak sehat sebanyak 6 responden (20%).
Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
responden mempunyai kesehatan lingkungan yang sedang terhadap
penyakit ISPA.
Hal ini sejalan dengan penelitian dari Alvin ariano, dkk
(2019) bahwa dari 28 responden warga binaan diketahui bahwa
terdapat kejadian ISPA pada 23 orang (82,1%) diantaranya terdapat
rumah tidak sehat (23 rumah) 82,1% dan perilaku kurangbaik 12
orang (42,9%) dan dari hasil analisis didapatkan nilaip=0,007
terhadap lingkungan yang artinya terdapat hubungan yang signifikan
faktor lingkungan terhadap kejadian ISPA.

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Wawotobi


Kecamatan Wawotobi pada bulan Oktober-November 2021
dapatdisimpulkansebagaiberikut:
Dari 30 responden ibu yang pengetahuannya baik sebanyak 7 orang
(23%) dan yang pengetahuannya cukup sebanyak 15 orang (50%). Dan
responden yang pengetahuannya kurang sebanyak 8 orang (27%).
Dari 30 responden, ibu yang Lingkungannya baik sebanyak 10
responden (33%%), yang kesehatan lingkungannya sedang sebanyak 14
responden (47%) dan yang lingkungannya tidak sehat sebanyak 6 responden
(20%)
DAFTAR PUSTAKA

Suyani, 2014. Karakteristik faktor resiko ISPA pada anak Usia Balita Di
Puskesmas Pembantu Krakitan, Bayat, Klaten
Adi, Rezkian. 2012. Asuhan Keperawatan pada An.M Dengan Gangguan sistem
pernafasan di ruang flamboyan rumah sakit umum daerah Sukoharjo.
Surakarta : Universitas Muhamadiyah

Alsagaf, H., A, Mukfy. 2012. Dasar-Dasar Ilmu Penyakit Paru.Surabaya :


Airlangga University Press.
Alvin Ariano, Ayu Retno Bashirah, Dhina Lorenza, Muthiah Nabillah, Santi Noor
Apriliana, Kholis Ernawati.Hubungan Faktor Lingkungan dan Perilaku
Terhadap Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) di Desa Talok
Kecamatan Kresek.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta : Rineka Cipta

AprillaNia, 2019.HubunganAntaraperilakumerokokorangtuadengankejadian
ISPA padaBalita di desaPulauJambu Wilayah
kerjaPuskesmasKeok :JurnalNers Volume 3 no 1 tahun 2019

Aziz alimul. 2018.Pengantar ilmu kesehatan anak untuk pendidikan kebidanan.


Jakarta: Salemba medika.

Dinkes Sultra. 2018. Profil Kesehatan provinsi sulawesi Tenggara. Kendari

Haniffah, emma. 2011. Cara hidup sehat. Jakarta: Sarana Bangun Pustaka

Hartono. Rahmawati. 2012Gangguan Pernafasan Pada Anak, ISPA. Yogyakarta :


Nuha Medika

Anda mungkin juga menyukai