Anda di halaman 1dari 31

KEPERAWATAN MATERNITAS

PADA ASUHAN KEPERAWATAN KISTA OVARIUM

Disusun Oleh :
KELOMPOK 5
1. LENNI AGUS (21906158)
2. ANDI NURLIANA (21906087)
3. ISDAYANTI (21906095)
4. M FARID IDRUS (21906096)
5. ULFA JAYANTI IDRIS (21906115)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAKASSAR


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
2020
BAB I
Pendahuluan
Ovarium mempunyai fungsi yang sangat penting pada reproduksi dan
menstruasi. Gangguan pada ovarium dapat menyebabkan terhambatnya
pertumbuhan, perkembangan dan kematangan sel telur. Gangguan yang paling
sering terjadi adalah kista ovarium, sindrom ovarium polikistik, dan kanker ovarium.
Kista adalah pertumbuhan berupa kantung (pocket, pouch) yang tumbuh dibagian
tubuh tertentu. Kista ovarium adalah suatu kantung yang berisi cairan atau materi
semisolid yang tumbuh dalam ovarium. (Nurmansyah, et.all 2019 : 226)
Kista ovarium ditemukan saat pasien melakukan pemeriksaan USG baik
abdominal maupun transvaginal dan transrektal. Kista ovarium terdapat disekitar
18% yang sudah postmenopause. Sebagian besar kista yang ditemukan merupakan
kista jinak, dan 10% sisanya adalah kista yang mengarah ke keganasan. Kista
ovarium fungsional umumnya terjadi pada usia produktif dan relatif jarang pada
wanita postmenopause. Secara umum, tidak ada persebaran umur yang spesifik
mengenai usia terjadinya kista ovarium. (Nurmansyah, et.all 2019 : 226)

A. Definisi
Kistoma ovari merupakan suatu tumor, baik yang kecil maupun yang
besar, kistik atau padat, jinak atau ganas. Dalam kehamilan tumor yang di
jumpai yang paling sering adalah kista dermonal, kista coklat atau kista lutein,
tumor ovarium yang cukup besar dapat disebabkan kelainan letak janin dalam
rahim atau dapat menghalang-halangi masuknya kepala kedalam panggul.
(Winjosastro, et.all 2011)
B. Etiologi
Kista ovarium dapat timbul akibat pertumbuhan abdomen dari epithelium
ovarium. Dan dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Kista non neoplasma
Disebabkan karena ketidakseimbangan hormon esterogen dan prgesteron
diantaranya adalah :
a. Kista non fungsional
Kista serosa inklusi, berasal dari permukaan epitelium yang berkurang di
dalam korteks
b. Kista fungsional
- Kista folikel, disebabkan karena folikel yang matang menjadi ruptur atau
folikel yang tidak matang direabsorbsi cairan folikuler diantara siklus
menstruasi. Banyak terjadi pada wanita yang manarche kurang dari 12
tahun
- Kista korpus luteum, terjadi karena bertambahnya sekresi progesteron
setelah ovulasi
- Kista tuba lutein, disebabkan karena meningkatnya kadar HCG terdapat
pada molahidatidosa.
- Kista stein laventhal, disebabkan karena peningkatan kadar HL yang
menyebabkan hiperstimuli ovarium.
2. Kista Neoplasma (wijosastro. Et.all 2011)
a. Kistoma ovari simpleks adalah suatu jenis kista deroma serosum yang
kehilangan epitel kelenjarnya karena tekanan cairan dalam kista.
b. Kistadenoma ovari musinosum, asal kista ini belum pasti, mungkin berasal
dari suatu terutama yang pertumbuhannya elemen mengalahkan elemen
lain
c. Kistodenoma ovari serosum, berasal epitel permukaan ovarium (germinal
ovarium)
d. Kista Endrometreid, belum diketahui penyebab dan tidak ada hubungannya
dengan endometroid.
e. Kista dermoid, tumor yang berasal dari sel telur melalui proses
patogenesis.
Pada kehamilan yang dijumpai dengan kista ovarium ini memerlukan tindakan
operasi untuk mengangkat kista tersebut (pada kehamilan 16 minggu) karena
dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan janin yang akhirnya
mengakibatkan abortus, kematian dalam rahim. (dr.Ida Ayu)
C. Manifestasi Klinis
Kadang-kadang kista ovarium ditemukan pada pemeriksaan fisik, tanpa
ada gejala (asimptomatik)
Mayoritas pederita tumor ovarium tidak menunjukkan adanya gejala
sampai periode waktu tertentu. Hal ini disebabkan perjalanan penyakit ini
berlangsung secara tersembunyi sehingga diagnosa sering ditemukan pada saat
pasien dalam keadaan stadium lanjut sampai pada waktu klien mengeluh
adanya ketidakteraturan menstruasi, nyeri pada perut bawah, rasa sebah pada
perut, dan timbul benjol pada perut.
Pada umumnya kista adenoma ovari serosim tak mempunyai ukuran yang
amat besar dibandingkan dengan kista denoma musinosa. Permukaan tumor
biasanya licin akan tetapi dapat pula berbagi karena ovarium pun dapat
berbentuk multivokuler. Meskipun lazimnya berongga satu, warna kista putih
keabu-abuan. Ciri khas kista ini adalah potensi pertumbuhan papiler kedalam
rongga kista sebesar 0% dan keluar pada permukaan kista sebesar 5% isi kista
cair kuning dan kadang-kadang cokelat karena campuran darah. Tidak jarang
kistanya sendiripun kecil tetapi permukaannya penuh dengan pertumbuhan
papiler (solid papiloma)
D. Pemeriksaan penunjang
1. Pap smear : untuk mengetahui dislopia seluler menunjukkan kemungkinan
adanya kanker/kista.
2. Ultrasound/CT Scan : membantu mengidentifikasi ukuran/lokasi massa
3. Laparoskopi : dilakukan untuk melihat tumor, perdarahan, perubahan
endometrial
4. Hitung darah lengkap
5. Foto Rongen : pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya
hidrotoraks.
E. Penatalaksanaan
Pengobatan kista ovarium biasanya adalah pengangkatan melalui
tindakan bedah bila ukurannya kurang dari 5 cm dan tampak terisi oleh
cairan/fisiologis pada pasien muda yang sehat. Kontrasepsi oral dapat
digunakan untuk menekan aktivasi ovarium dan menghilangkan kista. Sekitar
80% lesi yang terjadi pada wanita berusia 29 tahun dan yang lebih muda adalah
jinak, setelah 50 tahun hanya 50% yang jinak. Perawatan paska operatif setelah
pembedahan untuk mengangkat kista ovarium adalah serupa dengan perawatan
setelah pembedahan abdomen dengan satu pengecualian. Penurunan tekanan
intraabdomen yang diakibatkan oleh pengangkatan kista yang besar biasanya
mengarah pada distensi abdomen yang berat. Komplikasi ini dapat dicegah
sampai suatu tingkat dengan memberikan gurita abdomen yang ketat. (Smeltzer
C. Suzanne)
F. Pathway

Etiologi :
 Ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron
 Pertumbuhan folikel tidak seimbang
 Degenerasi ovarium
 Infeksi ovarium

Gangguan reproduksi

Tanda dan gejala : Diagnosa :


Komplikasi :
 Tanpa gejala  Anamnesa
 Pembenjolan perut
 Nyeri saat menstruasi  Pemeriksaan fisik
 Pola haid berubah
 Nyeri di perut bagian bawah  Pemeriksaan
 Perdarahan
 Nyeri saat berhubungan penunjang
 Torsio (putaran tangkai)
seksual
 Infeksi
 Nyeri saat berkemih atau BAB
 Dinding kista robek
 Siklus menstruasi tidak teratur Kista ovarium  Perubahan keganasan

Kista fungsional Kista non fungsional

Konservatif :
 Observasi 1-2 bulan
Laparatomi Laparoskopi

Keluhan tetap :
 Aktivitas hormon Ovarian Salpingo-
 Discomfort cystectomy oophorectomy

Perawatan post operasi : Penyulit post operasi :


 Obat analgetik  Nyeri
 Mobilisasi  Perdarahan
 Personal hygiene  Infeksi

Bagan 1.1 Pathway Kista Ovarium (Taufan Nugroho, 2010)


BAB II
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
Asuhan keperawatan dilakukan dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan untuk meningkatkan, mencegah, mengatasi, dan memulihkan
kesehatan melalui 4 tahap proses keperawatan yang terdiri dari :

a. Pengkajian (assesment)
b. Perencanaan (planning)
c. Pelaksanaan (implementasi)
d. Penilaian (evaluasi)
Yang masing-masing berkesinambungan serta memerlukan kecakapan
keterampilan tenaga keperawatan.

Proses keperawatan adalah cara pendekatan sistematis yang diterapkan dalam


pelaksanaan fungsi keperawatan. Ide pendekatan yang dimiliki karakteristik,
sistematis, bertujuan, interaksi, dinamis, dan alamiah.

1. Pengkajian keperawatan
a. Identitas pasien
b. Riwayat kesehatan sekarang
Keluhan utama :

- Riwayat keluhan yang lalu tentang penyakit yang berhubungan dengan


kista ovarium.
- Riwayat kesehatan keluarga : tentang anggota keluarga yang pernah
mengalami penyakit yang sama dengan klien saat ini.
- Riwayat psikososial klien meliputi tentang penerimaan klien terhadap
penyakit serta harapan terhadap pengobatan yang akan dijalani.
Perlu dikaji pula ekspresi wajah klien yang meringis dan murung serta
keluhan klien yang mengatakan nyeri pada saat bergerak.

- Riwayat kebiasaan makanan : hari yang meliputi pemenuhan


kebutuhan nutrisi, eliminasi (BAB/BAK) aktivitas klien sehari-hari,
pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur.
c. Pemeriksaan fisik, meliputi :
- Kesadaran umum : Kesadaran, tensi, nadi, pernafasan, suhu, tinggi
badan, dan berat badan.
- Inspeksi : Kepala, mata, mulut, telinga, hidung, leher, dada,
payudara, abdomen, genetalia, dan ekstremitas.
- Palpasi : Adanya massa, ada nyeri tekan.
- Perkusi : Refleks positif atau tidak, dan bunyi abdomen.
- Auskultasi : Peristaltik usus, bunyi jantung, bunyi mur-mur
bising usus.
Jika perlu dikaji pula adanya keluhan klien tentang nyeri yang dirasakan
saat ini, serta keadaan luka pada saat itu juga.

d. Pemeriksaan penunjang
- Pemeriksaan laboratorium : tentang biokimia darah baik SGOT
maupun SGPT.
- Pemeriksaan USG.
- Pemeriksaan laboratorium patologi : tentang plane test.

2. Diagnosa Keperawatan
Setelah data tersebut dianalisa maka dapat disimpulkan beberapa
diagnosa yang disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan pasien.

Adapun diagnosa kepada pasien post op. kista ovarium adalah :

a. Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontuinitas jaringan.


b. Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan adanya luka operasi.
c. Gangguan pemenuhan kebutuhan ADL berhubungan dengan kelemahan
tubuh.
d. Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
e. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake
yang kurang.

3. Rencana keperawatan
Setelah data dikumpulkan, selanjutnya dianalisa kemudian ditetapkan
diagnosa keperawatannya yaitu :

a. Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontuinitas jaringan, yaitu :


1.) Tujuan :
- Nyeri hilang atau teratasi.
2.) Kriteria hasil :
- Klien tidak mengeluh nyeri pada daerah bekas operasi.
3.) Rencana tindakan :
- Kaji tingkat nyeri.
- Atur posisi yang menyenangkan.
- Anjurkan tehnik pemberian analgesik.
- Penatalaksanaan pemberian analgesik.
4.) Rasionalisasi
- Nyeri merupakan respon klien yang spesifik sifatnya dan
merupakan indikator-indikator untuk melakukan tindakan
selanjutnya.
- Dapat memberikan rasa nyaman pada pasien.
- Dengan tehnik distraksi diharapkan perhatian klien tidak berpusat
pada nyeri dan melupakan penyebab nyeri yang dirasakan.
- Pemberian analgesik dapat menekan reseptor nyeri sehingga nyeri
tidak dapat diteruskan.

b. Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan adanya luka operasi.


1.) Tujuan :
- Infeksi tidak terjadi.
2.) Kriteria hasil :
- Tidak tampak adanya tanda-tanda infeksi (nyeri, merah, demam,
bengkak, dan fungsilesa).
3.) Rencana tindakan
- Kaji tanda-tanda infeksi.
- Gunakan tehnik aseptik dan antiseptik dalam melakukan tindakan.
- Ganti balutan setiap basah dan kotor.
- Penatalaksanaan pemberian antibiotik.
4.) Rasionalisasi
- Untuk mengetahui tanda-tanda infeksi.
- Dengan menggunakan tehnik aseptik dan antiseptik dapat
mencegah terjadinya infeksi.
- Untuk mencegah media pertumbuhan mikroorganisme yang
menyebabkan terjadinya infeksi.
- Untuk mencegah terjadinya infeksi.

c. Gangguan pemenuhan kebutuhan ADL berhubungan dengan kelemahan


fisik.
1.) Tujuan :
- Pemenuhan ADL terpenuhi.
2.) Kriteria hasil :
- Klien dapat memenuhi kebutuhannya (mandi, makan, dan minum).
3.) Rencana tindakan
- Kaji tingkat kemampuan pasien dalam memenuhi kebutuhannya.
- Bantu klien dalam memenuhi kebutuhannya.
- Dekatkan alat-alat yang dibutuhkan klien.
- Libatkan keluarga dalam memenuhi kebutuhannya.
4.) Rasionalisasi
- Sebagai indikator untuk melanjutkan tindakan selanjutnya.
- Agar kebutuhan klien dapat terpenuhi.
- Agar klien mudah menjangkau kebutuhannya.
- Dengan adanya hubungan dan kerjasama dari keluarga klien
terpenuhi.

d. Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan.


1.) Tujuan :
- Kecemasan klien hilang atau berkurang.

2.) Kriteria hasil :


- Ekspresi wajah ceria.
- Klien tidak bertanya lagi tentang penyakitnya.
3.) Rencana tindakan :
- Kaji tingkat kecemasan.
- Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya.
- Libatkan keluarga/orang terdekat untuk menemani klien.
4.) Rasionalisasi
- Sebagai indikator untuk melakukan tindakan selanjutnya.
- Agar klien merasa diperhatikan.
- Agar klien merasa tidak dikecilkan dan klien merasa diperhatikan.
- Dengan mengetahui tentang penyakitnya, kecemasan klien
berkurang.

e. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake


yang kurang.
1.) Tujuan :
- Kebutuhan nutrisi terpenuhi.
2.) Kriteria hasil :
- Nafsu makan meningkat.
3.) Intervensi :
- Pantau masukan makanan setiap hari.
- Ukur tinggi badan dan berat badan tiap minggu.
4.) Rasional :
- Mengidentifikasi kekuatan/defesiensi nutrisi.
- Membantu dalam identifikasi malnutrisi protein kalori.
- Membuat waktu makan lebih menyenangkan yang dapat
meningkatkan masukan.

4. Penatalaksanaan
Pelaksanaan keperawatan adalah pengolahan dan perwujudan dari rencana
keperawatan. Untuk memperoleh hasil pelaksanaan yang efektif dituntu
keterampilan dan pengetahuan yang luas dari perawat untuk memberikan
pelayanan perawatan yang telah ditentukan dapat tercapai.

Adapun pelayanan keperawatan yang baik memerlukan kecakapan


intelektual, keterampilan, dan gabungan antar manusia yang baik semuanya
berdasarkan pemikiran yang rasional.

Ada 2 syarat hasil yang diharapkan dalam pelaksanaan keperawatan, yaitu :


a. Adanya bukti bahwa pasien sedang dalam menuju tujuan perawatan atau
bahkan telah mencapai tujuan tersebut.
b. Adanya bukti bahwa tindakan-tindakan keperawatan dapat diterima oleh
pasien
Adapun proses pelaksanaan keperawatan mencakup :

1.) Melaksanakan renpra.


2.) Mengidentifikasi reaksi/tanggapan pasien.
Untuk mengetahui proses pelaksanaan keperawatan penulis akan
menguraikan beberapa hal yang tersebut di atas dengan urutan sebagai
berikut :

1.) Melaksanakan renpra


Segala informasi yang tercakup dalam pelaksanaan rencana
perawatan merupakan dasar/pedoman dalam upaya dan tindakan
yang agak khusus direncanakan oleh perawat harus berdasarkan
prinsip dan peraturan yang telah ditentukan.

2.) Mengidentifikasi reaksi/tanggapan pasien, dituntut usaha usaha yang


teliti agar dapat menemukan reaksi pasien sebagai akibat tindakan
perawatan yang diterimanya dengan melihat kembali tujuan
perawatan.
3.) Mengavaluasi tanggapan/reaksi pasien
Mengevaluasi tanggapan/reaksi pasien dengan cara
membandingkannya terhadap syarat yang diharapkan langkah ini
merupakan tahap akhir apabila perawat telah membuktikan bahwa
pasien atau telah mencapai tujuan.

5. Evaluasi (nursing evaluation)


Akhir dari proses perawatan adalah ketentuan hasil yang diharapkan
terhadap prilaku pasien. Dari segi hasil yang diharapkan terhadap prilaku
pasien.

Dari beberapa hasil evaluasi ini dapat dirumuskan masalah, tujuan serta
tindakan keperawatan berikutnya.
Tahap dari evaluasi ini menggambarkan apakah pelayanan sudah dicapai
atau belum, masalah apa yang sudah dipecahkan dan masalah apa yang
perlu dikaji kembali.

Tujuan evaluasi adalah memberikan umpan balik rencana keperawatan,


menilai dan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan melalui
perbandingan hasil pelayanan yang telah diberikan dengan standar yang
telah ditentukan sebelumnya.

Dalam asuhan keperawatan pada pasien post op. kista ovarium perlu
dilakukan evaluasi dan observasi dengan pertanyaan sebagai berikut :

a. Apakah pasien dapat mengatakan nyeri hilang atau berkurang.


b. Resiko infeksi tidak terjadi.
c. Pemenuhan ADL pasien terpenuhi.
d. Apakah pasien mengatakan rasa cemasnya hilang.
e. Pemenuhan nutrisi tercapai.
BAB III
TINJAUAN KASUS

No. Register : 048714


Tgl. MRS : 13 – 07 – 2002
Tgl. Pengkajian : 17 – 07 – 2002
Dx. Medis : Kista Ovarium Post Op. Hari II

A. Data biografi
1. Identitas pasien :
a. Nama : Nn. P
b. Umur : 25 tahun
c. Jenis kelamin : Perempuan
d. Agama : Islam
e. Suku : Makassar
f. Pendidikan : SMA
g. Pekerjaan : -
h. Alamat : Tombolo, Gowa

2. Identitas penanggung :
Ditanggung oleh JPS.

B. Riwayat keluhan utama


1. Keluhan utama : Nyeri pada daerah opaerasi.
2. Riwayat keluhan utama :
Keluhan ini dirasakan 2 hari yang lalu setelah selesai operasi (tgl 15 – 07 – 2002)
pada daerah abdomen yang sifatnya hilang timbul, keluhan dirasakan bertambah
bila bergerak, keluhan dirasakan berkurang bila beristirahat.

3. Riwayat keluhan masa lalu :


- Klien tidak pernah menderita penyakit yang sama.
- Klien tidak pernah dioperasi.
- Klien tidak pernah diopname.

4. Genogram
Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

: Klien

: Meninggal

: Serumah

Keterangan lain :
- Nenek pasien meninggal karena usia lanjut.
- Kakek pasien meninggal karena usia lanjut.
- Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama.
- Klien tinggal serumah dengan saudaranya.
5. Riwayat reproduksi
a. Riwayat haid.
- Menarche : 15 tahun
- Siklus : 28 – 30 tahun
- Durasi : 5 – 7 hari
- Dysmenerhoe : kadang-kadang
6. Pola kegiatan sehari-hari.
a. Nutrisi :
- Jenis : Nasi, lauk-pauk, dan buah.
- Frekuensi : 3 x sehari
- Tidak ada makanan pantang.
Perubahan selama MRS :
- Tidak ada perubahan.
- Klien memperoleh dan instalasi gizi.
b. Eliminasi :
BAB
- Frekuensi : 2 x sehari.
- Konsistensi : kenyal
- Warna : kuning.
Perubahan selama sakit : klien setelah operasi belum BAB.
BAK
- Frekuensi : 6 – 7 x sehari.
- Warna : kuning.
- Bau : amoniak.
Perubahan selama MRS : klien setelah operasi klien baik melalui kateter.
Jumlah 1000 cc/hari.
7. Kebersihan diri
a. Mandi : 3 x sehari
b. Sikat gigi : 3 x sehari
c. Keramas : 2 x semingu
8. Istirahat dan tidur
a. Tidur malam : 22.00 – 05.00
b. Tidur siang : 14.00 – 16.00
Perubahan selama MRS :
a. Tidur malam : jam 21.00 – 03.00
b. Tidur siang : jam 12.00 – 14.00
9. Olahraga dan aktivitas
a. Klien biasanya jalan-jalan subuh.
b. Klien biasanya melakukan aktivitas di dalam rumah (memasak dan
mencuci).
Perubahan selama MRS :
a. Segala kebutuhan klien dibantu oleh keluarga dan perawat.
b. Klien belum mampu beraktivitas.
10. Pemeriksaan kesehatan umum :
a. Keadaan umum : klien nampak lemah, kesadaran : composmentis.
b. Tanda-tanda vital :
- TD : 110/80 mmHg
- N : 88 x/m
- S : 36,2 0C
- P : 24 x/menit
c. TB dan BB : tidak dilakukan.
d. Kepala :
Inspeksi :
- Rambut berwarna hitam.
- Penyebaran rambut merata.
- Kepala tidak botak.
Palpasi :
- Tidak ada nyeri tekan.
- Rambut tidak mudah rontok.
e. Muka :
Inspeksi :
- Bentuk lonjong.
- Warna kulit sama dengan daerah sekitar.
- Ekspresi wajah nampak meringis dan nampak murung.
Palpasi :
- Tidak ada nyeri tekan.
f. Mata :
Inspeksi :
- Kedua mata simetris kiri dan kanan.
- Kelopak mata tidak pucat.
- Conjungtiva tidak pucat.
- Sklera tidak icterus.
Palpasi :
- Tidak ada peningkatan tekanan intra okuler.
g. Hidung dan sinus :
Inspeksi :
- Hidung nampak simetris.
- Tidak nampak adanya perdarahan.
- Tidak ada deviasi septum.
Palpasi :
- Tidak ada nyeri tekan pada hidung dan sinus.
h. Mulut dan gigi :
Inspeksi :
- Bibir lembab.
- Lidah kotor.
- Tidak ada caries.
- Mulut berbau.
i. Telinga
Inspeksi :
- Simetris kiri dan kanan.
- Warna kulit sama dengan daerah sekitarnya.
- Fungsi pendengaran baik.
Palpasi :
- Tidak ada nyeri tekan.
j. Leher
Inspeksi :
- Tidak nampak adanya pembesaran kelenjar tyroid.
- Tidak nampak adanya pembesaran kelenjar limfe.
Palpasi :
- Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tiroid.
- Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar limfe.
k. Payudara
Inspeksi :
- Payudara simetris kiri dan kanan.
- Warna aorta mamae : merah kecoklatan.
- Putting susu menonjol.
Palpasi :
- Tidak ada nyeri tekan.
l. Dada dan paru
Inspeksi :
- Bentuk dada normal.
- Kedua dada simetris.
- Frekuensi pernafasan : 24 x/menit.
Palpasi :
- Tidak ada nyeri tekan.
- Taktil fremitus seimbang kiri dan kanan.
Perkusi :
- Bunyi pekak pada daerah hati.
- Bunyi sonor pada seluruh lapang paru.
Auskultasi :
- Bunyi nafas vesikuler.
- Tidak terdengar suara tambahan.
m. Jantung
Inspeksi :
- Ictus cordis tidak tampak.
Palpasi :
- Teraba ictus cordis pada ICS 4 – 5.
Perkusi :
- Batas jantung pada ICS 3 – 4 – 5, mid klavikula kiri.
Auskultasi :
- Bunyi jantung I dan II murni.
n. Abdomen
Inspeksi :
- Perut datar.
- Nampak adanya luka operasi yang ditutup verband.
Palpasi :
- Nyeri tekan pada daerah sekitar luka operasi.
Perkusi :
- Pekak pada daerah hati.
o. Genetalia dan anus
Inspeksi :
- Nampak terpasang kateter.
Anus :
- Tidak ada keluhan
p. Ekstremitas
1.) Ekstremitas atas :
- Nampak terpasang infus Dextrose 5 % pada tangan kanan.
- Tidak tampak adanya pembengkakan.
2.) Ekstremitas bawah :
- Tidak nampak adanya pembengkakan.
- Tidak nampak adanya varises.
C. Data psikologis
- Klien berharap luka bekas operasi cepat sembuh.
- Klien sering bertanya tentang penyakitnya.
D. Data sosial dan spiritual
- Orang yang paling dekat dengan klien saudaranya.
- Klien dalam kehidupan keluarga rukun.
- Klien rajin shalat 5 waktu.
- Klien rajin melaksanakan ibadah puasa.
E. Data penunjang
- Pemeriksaan laboratorium :
 Tgl. 13 – 06 – 2002 Normal
1. Ureum darah 10, 2 mg/dl  10 – 50 mg/dl
2. Kreatinin darah 1,03  LK : < 1,3, Pr : < 1,1
3. SGOT 36  LK : < 38, Pr : < 24
4. SGPT 19  LK : < 41, Pr : < 31
 Tgl. 13 – 06 – 2002 Normal
- LED jam I  waktu bekuan : jam 10.00  (4 – 10 menit)
Jam II  waktu perdarahan : 02.00  (1 – 7 menit)
 Laboratorium patologi. Tgl 8 – 07 – 2002
Plano test 
- Pemeriksaan USG :
Tanggal 09 – 07 – 2002
Kista bisapta, asites , permukaan licin, tidak tampak pembuluh darah
molignent.
Kesimpulan : kista ovarium.
- Perawatan dan pengobatan :
- Perawatan :
- Ganti verband.
- Mobilisasi dini.
- Pengobatan
- Panoxilin 1 gram/IV/8 jam
- Novalgin 1 amp/IV/8 jam
- Salticin 1 amp/IV/ 8 jam
- Dalsic 1 amp /IV/ 8 jam

KLASIFIKASI DATA
DATA SUBYEKTIF :
- Klien mengeluh nyeri pada daerah bekas operasi.
- Klien mengeluh lemah.
- Klien bertanya tentang penyakitnya.
- Klien berharap supaya luka bekas operasi cepat sembuh.
- Klien tidak mampu beraktivitas.
- Klien mengatakan segala kebutuhan dibantu oleh keluarga dan perawat.
DATA OBYEKTIF :
- Post op hari II
- Ekspresi wajah nampak murung.
- Ekspresi wajah nampak meringis bila ada serangan nyeri.
- KU lemah.
- Nampak terpasang infus dextrose 5 % pada tangan kiri.
- Nampak adanya luka operasi yang tertutup oleh verband.
- Nampak terpasang kateter.
- Klien nampak baring di tempat tidur.
- Klien nampak baring di tempat tidur.
- Mulut berbau.

ANALISA DATA

No. Data Penyebab Masalah

1. DS : Kista ovarium Nyeri.


- Klien mengeluh nyeri

pada daerah bekas
operasi. Tindakan operasi
DO : 
- Post operasi hari ke II. Terputusnya kontinuitas
- Ekspresi wajah meringis jaringan
bila ada serangan nyeri. 
Mengeluarkan zat-zat
bradikinin

pons, medula,
mesephalon

Cortex serebri

Nyeri dipersepsikan
No. Data Penyebab Masalah

2. DS :
- Klien mengeluh lemah. Tindakan operasi Gangguan
- Klien mengeluh nyeri bila  pemenu-han ADL.
bergerak. Kelemahan fisik
- Klien mengatakan segala 
kebutuhan dibantu oleh Keterbatasan aktivitas
pe-rawat. 
DO : Gangguan pemenuhan
- Klien tampak lemah. ADL
- Nampak terpasang infus
Dexstrose 5 % pada
tangan kiri.
- Nampak terpasang
kateter.
- Klien nampak baring di
tempat tidur.

3. DS :
- Klien bertanya tentang Perubahan status Kecemasan.
pe-nyakitnya. kesehatan
- Klien berharap luka 
bekas operasi cepat Kurangnya informasi
sembuh. 
Stressor dan klien
DO : 
- Ekspresi wajah nampak Koping in adekuat
mu-rung.

Kecemasan

4. DS :
- Tampak luka operasi Resiko terjadi in-
Luka operasi
pada perut. feksi.

DO : -
Terputusnya kontinuitas
jaringan

Pintu masuknya kuman

Resiko terjadi infeksi
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
KISTA OVARIUM POST OP. HARI KE II

Nama : Nn. P No. Register : 048714


Umur : 25 tahun Tgl. MRS : 13 – 07 – 2002
Jenis kelamin : Perempuan Perempuan Tgl. Pengkajian :
17 – 07 – 2002
Alamat : Tombolo, Gowa Dx. Medis : Kista ovarium
Rencana Asuhan Keperawatan
No Hari/Tgl Diagnosa Keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional

1. Rabu, Nyeri berhubungan dengan Nyeri hilang atau teratasi 1. Kaji tingkat nyeri. 1. Merupakan respon
17-07-02 terputus-nya kontuinitas jaringan dengan kriteria : klien yang spesifik
ditandai de-ngan : - Ekspresi wajah ceria. sifatnya dan
DO : - Klien tidak mengeluh merupakan indika-tor
- Ekspresi wajah meringis. nyeri pada daerah untuk melakukan
DS : bekas operasi. tindakan selanjutnya.
- Klien mengeluh nyeri pada
daerah bekas operasi. 2. Atur posisi yang 2. Dapat memberikan
menye-nangkan. rasa nyaman pada
pasien.

3. Anjurkan tehnik dis- 3. Dengan tehnik


raksi. distraksi diharapkan
perhatian klien tidak
terpusat pada nyeri
dan melupa-kan
penyebab nyeri yang
dirasakan.
Rencana Asuhan Keperawatan
No Hari/Tgl Diagnosa Keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional

4. Penatalaksanaan 4. Pemberian analgesik


pembe-rian analgesik dapat menekan
inj/IV/8 jam. reseptor nyeri
sehingga nyeri ti- dak
dapat diteruskan ke
otak.

2. Rabu, Gangguan pemenuhan ADL Pemenuhan ADL terpenuhi 1. Kaji tingkat 1. Sebagai indikator
17-07-02 berhubu-ngan dengan kelemahan dengan kriteria : kemampuan pasien untuk melanjutkan
fisik, ditandai dengan : - KU klien baik. dalam memenuhi tindakan selanjutnya.
DO : - Klien dapat memenuhi kebutuhannya.
- KU nampak lemah. kebutuhannya (mandi,
- Nampak terpasang infus makan, dan mandi). 2. Bantu klien memenuhi 2. Agar kebutuhan klien
dextrose 5 % pada tangan kiri. kebutuhannya. dapat terpenuhi.
- Nampak terpasang kateter.
- Klien nampak baring di tempat 3. Dekatkan alat-alat 3. Agar klien mudah
tidur. yang dibutuhkan klien. men-jangkau
kebutuhannya.
Rencana Asuhan Keperawatan
No Hari/Tgl Diagnosa Keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional

DS : 4. Libatkan keluarga 4. Dengan adanya


- Klien mengeluh lemah. dalam memenuhi hubu-ngan dan
- Klien mengeluh sulit bergerak. kebutuhan-nya kerjasama dari
- Klien mengatakan segala keluarga kebutuhan
kebutu-han dibantu oleh kli-en terpenuhi.
perawat.

3. Rabu, Kecemasan berhubungan dengan Kecemasan klien hilang 1. Kaji tingkat 1. Sebagai indikator
17-07-02 status kesehatan ditandai dengan : atau berkurang dengan kecemasan. untuk melakukan
DO : kriteria : tindakan selanjutnya.
- Ekspresi wajah nampak - Ekspresi wajah
murung. nampak ceria. 2. Beri kesempatan pada 2. Agar klien merasa di-
DS : - Klien tidak bertanya klien untuk mengung- pertahankan.
- Klien sering bertanya tentang lagi tentang kapkan perasaannya.
penyakitnya. penyakitnya.
- Klien berharap luka bekas 3. Libatkan 3. Agar klien merasa
operasi cepat sembuh. keluarga/orang tidak dikecilkan
terdekat untuk merasa di-perhatikan.
Rencana Asuhan Keperawatan
No Hari/Tgl Diagnosa Keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional

menema-ni klien.

4. HE tentang 4. Dengan mengetahui


penyakitnya. tentang penyakitnya
ke-cemasan klien
berku-rang.

4. Rabu, Resiko terjadi infeksi berhubungan Infeksi tidak terjadi dengan 1. Kaji-kaji tanda infeksi. 1. Untuk mengetahui
17-07-02 dengan luka operasi, ditandai kriteria : ada-nya tanda-tanda
dengan : - Tidak tampak adanya infeksi.
DO : tan-da-tanda infeksi
- Nampak luka operasi yang (beng-kak, warna kulit 2. Gunakan tehnik 2. Dengan
ditutup oleh verband merah. aseptik dan antiseptik menggunakan tehnik
DS : - - Luka dapat sembuh de- dalam melakukan aseptik dapat
ngan baik. tindakan. mencegah terjadinya
infeksi.
Rencana Asuhan Keperawatan
No Hari/Tgl Diagnosa Keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional

3. Ganti balutan setiap 3. Untuk mencegah


basah dan kotor. mikro-organisme
yang menye-babkan
terjadinya in-feksi.

4. Penatalaksanaan 4. Untuk mencegah


pembe-rian antibiotik terja-dinya infeksi.
inj/IV/8 jam.
CATATAN PERKEMBANGAN
HARI I
No
Hari/Tgl Jam Implementasi Evaluasi
.

1. Rabu, 09.00 1. Mengkaji tingkat nyeri. S:


17-07- Hasilnya : nyeri sedang - Klien mengeluh nyeri
02 pada daerah operasi.
O:
08.30 2. Mengatur posisi yang - Ekspresi wajah nampak
menyenang-kan dengan cara me-ringis.
tidur terlentang. A:
- Nyeri belum teratasi.
10.00 3. Menganjurkan tehnik distraksi P : Lanjutkan intervensi.
yaitu memberi bacaaan surat 2. Memberikan posisi
kabar. yang menyenangkan
terlen-tang serta
08.10 4. Penatalaksanaan pemberian miring kanan dan kiri.
obat analgesik 3. Menganjurkan tehnik
- Novalgin 1 ampul inj/IV distraksi dengan
- Dolsic 1 amp inj/IV mem-berikan bahan
bacaan.
4. Penatalaksanaan
pembe-rian analgesik.
2. Rabu, 09.00 1. Mengkaji tingkat pemenuhan S :
11-07- kebu-tuhan ADL. - Klien mengeluh lemah.
02 Hasil : klien dapat memenuhi O :
kebu-tuhan bila dibantu. - KU nampak lemah.
- Nampak terpasang infus
08.30 2. Membantu klien untuk dex trose 5 % pada
memenuhi kebutuhan tangan kiri.
- Menyisir rambut. - Klien baring di tempat
tidur.
No
Hari/Tgl Jam Implementasi Evaluasi
.

10.00 3. Mendekatkan alat-alat yang A :


dibutu-tuhkan oleh klien - Masalah belum teratasi.
misalnya gelas dan piring. P : Intervensi dilanjutkan
2. Membantu klien untuk
09.00 4. Melibatkan keluarga dalam memenuhi kebutuhan.
meme-nuhi kebutuhannya : 3. Mendekatkan alat-alat
Misalnya dalam hal memberikan yang dibutuhkan oleh
makanan atau minum serta klien.
mandi. 4. Melibatkan keluarga
da-lam memenuhi
kebutu-hannya.

3. Rabu, 08.00 1. Mengkaji tingkat kecemasan. S:


11-07- Hasil : kecemasan tingkat - Klien sering bertanya ten-
02 sedang. tang penyakitnya.
- Klien berharap luka
09.00 2. Memberi kesempatan pada klien bekas operasi cepat
untuk mengungkapkan sembuh.
perasaannya. O:
- Ekspresi wajah murung
10.00 3. Melibatkan keluarga atau orang A : Kecemasan teratasi
ter-dekat (saudara) untuk P : Lanjutkan intervensi 2, 3,
menemani klien. dan 4
4. Memberi HE tentang
penyakitnya.

4. Rabu, 07.30 1. Mengkaji tanda-tanda infeksi. S :-


17-07- Hasil : Tidak ada tanda-tanda O :
02 infek-si (merah, bengkak, nyeri, - Nampak luka operasi
demam, fungsiolaesa). tertu-tup verband.
No
Hari/Tgl Jam Implementasi Evaluasi
.

08.10 2. Penatalaksanaan pemberian A :


anti-biotik. - Infeksi tidak terjadi
P : Intervensi dilanjutkan

CATATAN PERKEMBANGAN

HARI II

No
Hari/Tgl Jam Implementasi Evaluasi
.

1. Kamis, 08.10 1. Mengkaji tingkat nyeri. S:


18-07- Hasilnya : nyeri ringan - Klien mengatakan nyeri
02 pada daerah operasi.
08.20 2. Mengatur posisi yang O :
menyenang-kan dengan - Ekspresi wajah nampak
memberikan posisi terlentang. me-ringis.
A:
18.25 3. Penatalaksanaan pemberian - Nyeri belum teratasi.
obat analgesik P : Lanjutkan intervensi.
- Dolsic 1 amp inj/IV 3. Penatalaksanaan
pembe-rian analgesik.

2. Kamis, 09.00 1. Mengkaji tingkat pemenuhan S : -


18-07- ADL - Klien mengeluh lemah.
02 Hasil : klien dapat memenuhi O :
kebutuhan bila dibantu. - KU nampak lemah.
- Nampak terpasang infus
dex trose 5 %.
No
Hari/Tgl Jam Implementasi Evaluasi
.

10.10 2. Membantu klien untuk - Klien baring di tempat


memenuhi kebutuhan : tidur.
10.05 3. Mendekatkan ke dekat pasien A :
misalnya gelas dan piring. - ADL dapat terpenuhi
seba-gian.
10.10 4. Melibatkan keluarga dalam P : Lanjutkan intervensi.
meme-nuhi kebutuhannya : 1. Membantu klien untuk
Misalnya dalam hal memberikan memenuhi kebutuhan.
makanan atau minum serta 2. Mendekatkan alat-alat
mandi. ke dekat klien.
3. Melibatkan keluarga
da-lam memenuhi
kebutu-hannya.

3. Kamis, 11.30 1. Mengkaji tingkat kecemasan. S:


11-07- Hasil : kecemasan teratasi. - Klien tidak bertanya ten-
02 tang penyakitnya.
11.00 4. Memberi HE tentang O : Ekspresi wajah ceria
penyakitnya. A : Kecemasan teratasi
P:-

4. Kamis, 08.00 1. Mengkaji tanda-tanda infeksi. S :-


18-07- Hasil : Tidak ada tanda-tanda O :
02 infek-si (merah, bengkak, nyeri, - Nampak luka operasi
demam, dan fungsiolaesa). yang tertutup verband.
A:
08.20 2. Penatalaksanaan pemberian - Infeksi tidak terjadi
anti-biotik. P:
- Amoxillin 500 gr/IV/8 jam. - Penatalaksanaan
No
Hari/Tgl Jam Implementasi Evaluasi
.

- Salicil 1 amp/IV/8 jam pemberian


- Amoxillin 500 gr/IV/8
jam.
- Salicil 1 amp/IV/8 jam
DAFTAR PUSTAKA

Nurmansyah., Djemi., Tri Setyawati. (2019). Sebuah Laporan Kasus: Kista Ovarium.
Desember, 2019. http://jurnal.untad.ac.id/
Amin Huda nurarif, Hardi ismail. 2015. Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis
& Nanda Nic-Noc. Yogyakarta: Penerbit mediaction

Anda mungkin juga menyukai