Anda di halaman 1dari 22

KATA PENGATAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat
menyelesaikan makalah ini, penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas dan juga
bertujuan untuk menambah wawasan mengenai “ Kanker Serviks “, kami juga mengucapkan
terima kasih kepada Dosen Pembimbing kami dalam penyusunan makalah ini.

Akhirnya kami menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, dengan segala kerendahan hati, kami menerima kritik dan saran agar penyusun
makalah selanjutnya menjadi lebih baik.

Untuk itu kami mengucapkan banyak terimakasih dan semoga karya tulis ini bermanfaat
untuk kami dan untuk pembaca.

Boyolali, 02 November 2019

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kanker merupakan penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel
jaringan tubuh, yang dalam perkembangan sel tersebut berubah menjadi sel kanker. Sel-
sel kanker dapat menyebar kebagian tubuh lainnya sehingga dapat menyebabkan
kematian. Kanker memiliki berbagai macam jenis dengan berbagai akibat dan salah satu
jenis kanker adalah kanker serviks.
Kanker serviks merupakan kanker yang dapat menyerang semua perempuan,
terbukti di Dunia setiap 2 menit seorang perempuan meninggal karena kanker serviks
sedangkan di Asia Pasifik setiap 4 menit seorang perempuan meninggal karena kanker
serviks. Kanker ini juga merupakan kanker yang paling banyak diderita oleh perempuan
Asia dan lebih dari setengah perempuan Asia yang menderita kanker serviks meninggal,
ini sama artinya dengan 226.000 perempuan yang didiagnosa terkena kanker serviks
sebanyak 143.000 perempuan meninggal karenanya ( American Cencer Society, 1989 ).
Di Indonesia, sampai saat ini penyakit kanker serviks merupakan salah satu
peyebab kematian wanita yang cukup tinggi dibandingkan dengan negara-negara lain di
Asia, karena sebagian besar penderita kanker serviks di Indonesia baru datang berobat
setelah stadium lanjut. Jika sudah pada stadium lanjut maka akan sulit untuk mencapai
hasil pengobatan yang optimal dan hal tersebut membuat penderita sangat khawatir dan
cemas dengan keadannya.

B. TUJUAN
1. Untuk mengetahui penyakit ca. serviks.
2. Untuk mengetahui penyebat ca. serviks.
3. Untuk mengetahui patofisiologi ca. serviks.
4. Untuk mengetahui manifestasi klinis ca. serviks.
5. Untuk mengetahui penatalaksanaan ca. serviks.
6. Untuk mengetahui pemeriksaan ca. serviks.
7. Untuk mengetahui asuhan keperawatan ca. serviks.

C. MANFAAT
Makalah asuhan keperawatan pada pasien dengan ca. serviks ini bisa bermanfaat
bagi pembaca secara luas sebagai pembelajaran.
BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI
Ca Serviks adalah suatu penyakit menular seksual yang disebabkan oleh infeksi galur-
galur tertentu viru Papiloma manusia ( HPV ). Ca Serviks paling sering timbul pada
wanita yang memiliki banyak pasangan seksual atau yang pasangan seksualnya pernah
memiliki banyak pasangan seksual lain. Ca Serviks adalah kondisi yang jarang terjadi
dibanding sebelumnya akibat deteksi dini dengan papmear. Kondisi ini terjadi paling
sering pada usia 30-45 tahun, tetapi dapat terjadi diusia dini yaitu 18 tahun. Pada usia di
bawah 25 tahun dengan riwayat pasangan seksual lebih dari satu orang dan beberapa
kehamilan dini, amngka kejadian ini lebih prevalens.
( Buku Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol 2 ( 1559 ) Brunner & Suddart )
B. ETIOLOGI
HPV adalah penyebab utama ca serviks, dengan hubungan yang penting antara
terdapatnya galur HPV 16 dan 18 dan neoplasia intraepitel serviks ( CIN ). CIN memiliki
potensi untuk berkembang menjadi karsinoma insitu dan kanker serviks infasif. Faktor
resuiko lain meliputi pasanagn seksual jamak ( klien atau pasangannya ), usia muda ( <
20 tahun ) saat pertama kali berhubungan seksual, riwayat IMS, merokok tembakau,
imunosupresi, status sosioekonomi rendah, dan akses terhadap atau penggunaan
perawatan kesehatan yang buruk.kondisi sistem kekebalan tubuh yang rendah seperti
status gizi yang buruk, infeksi HIV dan kondisi lain yang menyebabkan sistem imunitas
menurun.
C. MANIFESTASI KLINIS
1. Perdarahan vagina abnormal setelah hubungan seksual
2. Metroragia
3. Perdarahan pasca menopause dan polimoneria
4. Area neoplastik terinfeksi
5. Sekresi cairan vagina menjadi gelap, banyak dan bau busuk
Terjadi penekanan pada usus dan / atau kandung kemih, iritasi kandung kemih,
keluaran dari rektum, anemia dan nyeri abdomen yang berat. Dapat terbentuk
fistula jika keganasan mengerosi dinding organ-organ disekitarnya
( Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Buku 2 ( 468 ) Joyce M. Black & Jane
Hokanson Hawks )

D. PATOFISIOLOGI
Dari beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya kanker sehingga menimbulkan gejala
atau semacam keluhan dan kemudian sel-sel yang mengalami mutasi dapat berkembang
menjadi sel displasia. Apabila sel karsinoma telah mendesak pada jaringan saraf akan
timbul masalah keperawatan nyeri. Pada stadium tertentu sel karsinoma dapat
menganggu kerja sistem urinaria menyebabkan hidroureter atau hidronefrosisi yang
menimbulkan masalah keperawatan resiko penyebaran infeksi. Keputihan yang
berlebihan dan bau busuk biasanya menjadi keluhan juga, karena menganggu pada
seksual pasien dan dapat diambil masalah keperawatan gangguan pola seksual. Gejala
dari kenker serviks stadium lanjut diantaranya naemia hipovelemik yang menyebabkan
kelemahan dan kelelahan sehingga timbul masalah keperawatan gangguan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh. Pada pengobatan kanker leher rahim sendiri akan mengalami
beberapa efek samping anatara lain mual,muntah, sulit menelan, bagi saluran pencernaan
terjadi diare gastritis, sulit membuka mulut, sariawan, peneurunan nafsu makan ( biasa
terdapat pada terapi eksternal radiasi ). Efek samping tersebut menimbulkan masalah
keperawatan yaitu nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Sedangkan efek dari radiasi bagi
kulit yaitu menyebabkan kulit merah dan kering sehingga akan timbul masalah
keperawatan resiko tinggi kerusakan integritas kulit. Semua tadi akan berdapak buruk
bagi tubuh yang meneybaabkan kelemahan atau kelelahan sehingga daya tubuh
berkurang dan injuri pun akan muncul. Tidak sedikit pula pasien dengan positif kanker
leher kanker rahim ini merasa cemas akan penyakit yang dideritanya. Kecemasan
gersebut bisa dikarenakan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit, ancaman
status kesehatan dan mitos dimasyarakat bahwa kanker tidak dapat diobati dan selalu
dihubungkan dengan kematian.
E. PATHWAY
Virus HPV Virus Marpas Genetalia atau
Faktor Resiko
kandiloma

Ca Serviks

Psikologis Penekanan Infeksi Perdarahan


Pervagina

Kurang Verica Sel Saraf Keputihan


Hipovolomia
Pengetahuan Urinaria Berlebih
nn

Cemas Hidroureter Nyeri


Hidronefrosis
Perdarahan Saat
Berhubungan
Suami Istri

Statis Urine

Gangguan
Pola Seksual

Kelemahan,
Keletihan

Daya Tahan
Tubuh Berkurang
Resiko Injury

Resiko Penyebaran
Infeksi
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Sitologi / Pap Mear


2. Schillentest
3. Koloskopi
a. Kolpomikroskopi
b. Biopsi
c. Konisasi
4. Loop Electrocauntery Excition Procedure ( LEEP )
Prosedur ini dilakukan untuk mengeksisi area serviks yang menyebabkan
kekhawatiran dibawah anesteia lokal, lesi diangkat secara total dengan diatermi
bertegangan rendah.
5. Bedah Krio dan Laser
Membekukan jaringan serviks yang sakit terapi ini memiliki efek samping minimal,
walaupun sekresi vagina pasca terapi berlangsung 2-4 minggu. Bedah laser
menggunakan sinar langsung untuk mengangkat jaringan yang sakit.
6. Histerektomi
Digunakan untuk terapi karsinoma in situ pada klien yang telah memiliki anak atau
untuk mengatasi kanker invasif.
F. PENATALAKSANAAN
1. Iradiasi
a. Dapat dipakai untuk semua stadium
b. Dapat dipakai untuk wanita gemuk tua dan pada medical risk
c. Dapat menyebabkan kematian seperti operasi
2. Dosis
Penyiaran ditunjukkan pada jaringan karsinoma yang terletak di serviks
3. Koplikasi Iradiasi
a. Kerentangan kandungan kencing
b. Diarrhea
c. Perdarahan rektal
d. Fistula fesiko atau rekto vaginasis
4. Operasi
a. Operasi wentheim dan limfatomi untuk stadium 1 dan 2
b. Operasi schauta, histerektomi vagina yang radikal
5. Kombinasi iradiasi dan Pembedahan
Tidak dilakukan sebagai hal yang rutin, sebab radiasi meyebabkan bertambahnya
faskularisasi, odema. Sehingga tindakan operasi berikutnya dapat menggalami
kesukaran dan sering menyebabkan fistula, disamping itu juga menambah penyebaran
kesistem limfe dan peredaran darah.
6. Cytostatik
Bleomycin, terapi terhadap karsinoma serviks yang radioresisten. 5 % dari karsinoma
serviks adalah resisten terhadap radioterapi, dianggap resisten bila 8-10 Minggu post
terapi keadaan masih tetap sama ( padila, 2012 )
7. Vaksinasi
Vaksinasi HPV dapat memiliki implikasi penmting bagi peningkatan kesehatan
perempuan dan menurunkan kematian akibat kanker serviks ( Rubina Muchtar,2015 )

G. KOMPLIKASI
Komplikasinya mencakup infark miokardium, hemorogi, sepsis, obstruksi perkemihan,
pieolonefritis, CVA, pembentukan vistula ( silfia anderson price, 2005 ).
Nyeri pinggang mungkin merupakan gejala dari hidronefrosis, sering dipersulit oleh
pielonefritis. Nyeri siatik, kaki edema, dan hidronefrosis hampir selalu dikaitkan dengan
keterlibatan dinding panggul luas oleh tumor. Pasien dengan tumor yang sangat canggih
mungkin memiliki heamaturia atau inkontinensia dari fistula vesiko vaginal yang
disebabkan oleh perluasan langsung dari tumor kandung kemih. Kompresi eksternal dari
rektum oleh tumor primer besar dapat menyebabkan sembelit. ( Rubina Muchtar, 2015 )
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
1. Identitas pasien ( Nama, umur, jenis kelamin, alamat )
2. Riwayat kesehatan
- Keluhan utama
- Riwayat kesehatan sekarang
- Riwayat kesehatan dahulu
- Riwayat kesehatan keluarga
3. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
b. Dada
c. Cardiac
d. Abdomen
e. Genetalia
f. Ektremitas
4. Pengkajian Fokus
a. Usia saat pertama kali melakukan hubungan seksual.
Salah satu faktor yang menyebabkan kanker serviks ini adalah menikah di bawah
18 tahun.
b. Perilaku seks berganti-ganti pasangan.
Dengan perilaku tersebut kemungkinan virus penyebab terjadinya kanker serviks
dapat ditularkan dengan mudah.
c. Sosial ekonomi.
Sosial ekonomi rendah dikaitkan erat karena tidak dapat melakukan pap smear
secara rutin dan pola hubungan seksual yang tidak sehat.
d. Tingkat pengetahuan.
Tingkat pengetahuan yang rendah dapat juga dihubungkan dengan kurangnya
pemahaman mengenai pencegahan dan penanganan kanker serviks.
e. Aspek mental.
Harga diri, identitas diri, gambaran diri, konsep diri, peran diri, emosional.
f. Perineum : keputihan, bau, kebersihan
Keputihan yang gatal dan bau adalah tanda dari kanker leher rahim yang mulai
mengalami metastase.
g. Nyeri ( daerah panggul atau tungkai ).
Nyeri bisa diakibatkan oleh karena sel kanker yang sudah mendesak dan abnor
malita pada organ-organ daerah panggul.
h. Perasaan berat pada perut bagian bawah.
Sel-sel kanker yang mendesak mengakibatkan gangguan pada syaraf-syaraf
disekitar panggul dan perut, sehingga, menimbulkan perasaan berat pada daerah
tersebut.
i. Gaya hidup.
j. Siklus mestruasi.
Siklus mestruasi yang tidak teratur tau terjadi perdarahan diantara siklus haid
adalah salah satu tanda gejala kanker leher rahim.
k. Riwayat keluarga
Seorang ibu yang mempunyai riwayat ca serviks.
( Doengoes, 2005 )
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri b.d penekanan sel kanker pada saraf dan kematian sel
2. Resiko penyebaran infeksi b.d pengeluaran pervagina ( darah, keputihan )
3. Cemas b.d kurang pengetahuan
4. Gangguan pola seksual b.d metaplasia penyakit
C. PERENCANAAN
TUJUAN DAN
NO DX. KEP INTERVENSI
KRITERIA HASIL
1. Nyeri b.d penekanan Setelah dilakukan a. Kaji riwayat
sel kanker pada saraf tindakan keperawatan nyeri,
dan kematian sel selama ….x 24 jam nyeri lokasi,frekuensi,
hilang atau berkurang durasi,
dengan KH : intensitas, dan
a. Pasien skala nyeri.
mengatakan nyeri b. Berikan
hilang dan tindakan
berkurang atau kenyamanan
hilang dasar relaksasi,
b. Skala nyeri 2 distraksi,
c. Ekspresi wajah imajinasi,
rileks message
c. Berikan posisi
yang nyaman
d. Kolaborasi
pemberian
analgetik
2. Resiko penyebaran Setelah dilakukan a. Kaji adanya
infeksi b.d pengeluaran tindakan keperawatan infeksi disekitar
pervagina ( darah, selama ….x 24 jam pasien area serviks
keputihan ) tidak terjadi penyebaran b. Berikan
infeksi dan menjaga diri perawatan
dari infeksi dengan KH : aseptik dan
1. Tidak ada tanda- antiseptik
tanda infeksi pada c. Tempatkan
area sekitar klien pada
serviks lingkungan
2. Tidak timbul yang terhindar
tanda-tanda infeksi dari infeksi
karena lingkungan d. Kolaborasi
yang buruk pemberian
antibiotik
3. Cemas b.d kurang Setelah dilakukan a. Dorong pasien
pengetahuan tindakan keperawatan untuk
selama ….x 24 jam megungkapkan
kecemasan hilang atau pikiran dan
berkurang dengan KH : perasaannya
1. Pasien b. Beri lingkungan
mengatakan terbuka dimana
perasaan pasien merasa
cemasnya hilang aman untuk
atau berkurang mendiskusikan
2. Terciptanya perasaan atau
lingkungan yang menolak untuk
aman dan nyaman bicara.
bagi pasien c. Pertahannya
3. Pasien tampak bentuk sering
rileks bicara dengan
pasien , bicara
dengan
menyentuh
klien
d. Bantu pasien
atau orang
terdekat dalam
mengenali dan
mengklarifikasi
rasa takut
e. Beri informasi
akurat,
konsisten
mengenal
prognosisi,
pengobatan
serta dukungan
orang yang
terdekat
4. Gangguan pola seksual Setelah dilakukan a. Kaji masalah-
b.d metaplasia penyakit tindakan keperawatan masalah
selama ….x 24 jam pasien perkembangan
mampu mempertahankan daya hidup
aktivitas seksual pada b. Catat pemikiran
tingkat yang diinginkan pasien atau
bila mungkin dengan KH orang-orang
: yang
1. Pasien mampu berpengaruh
memahami tentang bagi pasien
arti seksualitas mengenai
seksualitas
c. Evaluasi
faktor0faktor
budaya dan
religius atau
nilai dan
konflik-konflik
yang muncul
d. Tingkatkan
keleluasan diri
bagi pasien dan
orang-orang
yang penting
bagi pasien
BAB IV
SKENARIO KASUS

Ny.Y umur 40 tahun masuk kerumah sakit RSUD KEBUMEN pada tanggal 26
Desember 2015 pukul 08.00, klien mengaku sakit didaerah perut dengan skala nyeri 6, kadang
sampai pingsan. Dari daerah vagina keluar keputihan dan bau yang tidak sedap. Jika melakukan
berhubungan dengan suami akan merasakan sakit dan keluar darah. Klien mengatakan suaminya
tidak pernah memaksakan jika ingin melakukan hubungan intim karena sudah tahu kondisi
dirinya,tetapi klien malu saat melakukan hubungan bersama suaminya, klien terlihat bingung
dengan kondisinya,klien belum tau seputar penyakitnya dan cara menangani penyakitnya. Saat
dikaji klien terlihat meringis kesakitan,cemas dan takut, klien terlihat memegangi bagian
perutnya, skala nyeri 6, klien belum tau bagaimana cara mencegah dari komplikasi yang
mungkin terjadi,Klien terlihat ansietas.

I. IDENTITAS
1. Identitas Klien
Nama : Ny. Y
Umur : 40 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
II. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan Utama : Pasien biasanya datang dengan keluhan intra
servikal dan
disertai keputihan menyerupai air.
2. Riwayat Penyakit Sekarang :
Ny.Y umur 40 tahun masuk kerumah sakit RSUD KEBUMEN pada tanggal 26
Desember 2015 pukul 08.00, klien mengaku sakit didaerah perut kadang sampai
pingsan. Dari daerah vagina keluar keputihan. Jika melakukan berhubungan dengan
suami akan merasakan sakit dan keluar darah. Klien mengatakan suaminya tidak
pernah memaksakan jika ingin melakukan hubungan intim karena sudah tahu kondisi
dirinya.
III. POLA PENGKAJIAN MENURUT GORDON
1. Pola Persepsi kesehatan atau penanganan kesehatan
Sebelum sakit :-
Saat sakit :-
2. Pola Nutrisi / Metabolik
Sebelum sakit :-
Saat dikaji :-
3. Pola Eliminasi
Sebelum sakit :-
Saat dikaji : -
4. Pola aktivitas / latihan
Sebelum sakit :-
Saat dikaji :-
5. Pola Istirahat / tidur
Sebelum sakit :-
Saat dikaji :-
6. Pola perseptif kognitif
Sebelum sakit :-
Saat dikaji :-
7. Pola koping/toleransi stres
Sebelum sakit :-
Saat dikaji :-
8. Pola Konsep diri
Sebelum sakit :-
saat dikaji :-
9. Pola Seksual dan Reproduksi
Sebelum sakit :-
Saat dikaji :-
10. Pola peran / hubungan
Sebelum sakit :-
Saat dikaji :-
11. Pola nilai / kepercayaan
Sebelum sakit :-
Saat dikaji :-

IV. ANALISA DATA


NO DATA PROBLEM ETIOLOGI
1. DS : Proses desakan pada Gangguan rasa
Klien mengatakan sakit didaerah jaringan nyaman ( nyeri )
perut kadang sampai pingsan intraservikal
DO :
 klien terlihat meringis
kesakitan
 klien terlihat memegangi
bagian perutnya
 skala nyeri 6

2. DS : Perubahan Perubahan pola


seksualitas
Klien mengatakan merasa malu anatomis, perubahan
jika sedang berhubungan dengan citra diri
suaminya
DO :
 Dari vagina keluar
keputihan
 Terdapat bau yang tidak
sedap disekitar vagina
klien

3. DS : Kurang Cemas
 Saat dikaji klien pengetahuan tentang
mengatakan bingung penyakit dan
dengan kondisinya sendiri pengobatnnya
 Klien mengatakan tidak
tau tentang penyakitnya
 Klien mengatakan tidak
tau cara menangani
penyakitnya ketika sedang
kambuh
 Klien mengatakan tidak
tau cara mencegah dari
kompikasi yang mungkin
terjadi ketika
dirumahKlien mengatakan
belum tau cara mengatasi
ansietas
DO :
 Klien terlihat bingung saat
ditanya tentang seputar
penyakitnya.
 Klien terlihat cemas dan
khawatir
 Klien terlihat bingung
terhadap apa yang sedang
ia rasakan

V. DIAGNOSA
a. Gangguan rasa nyaman (nyeri) b.d proses desakan pada jaringan intra servikal
b. Perubahan pola seksualits b.d perubahan anatomis, nyeri, perubahan citra diri.
c. Cemas b.d terdiagnose c.a serviks sekunder akibat kurangnya pengetahuan tentang
Ca. Serviks dan pengobatannya
VI. PERENCANAAN
NO DIAGNOSA TUJUAN DAN KH INTERVENSI
1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) Setelah dilakukan 1) Identifikasi
b.d proses desakan pada tindakan keperawatan lokasi, derajat,
jaringan intra servikal …. x24 jam dan skala nyeri
diharapkan klien tahu yang dirasakan
cara-cara mengatasi 2) Ajarkan teknik
nyeri yang timbul relaksasi dan
akibat kanker yang distraksi
dialami 3) Anjurkan
Kriteria hasil : keluarga untuk
a Klien dapat mendampingi
menyebutkan klien
cara-cara 4) Kolaborasi
mengurangi dengan dokter
nyeri yang dalam
dirasakan pemberian
b Intensitas analgetik
nyeri
berkurangnya
c Ekpresi muka
dan tubuh
rileks
2. Perubahan pola seksualits b.d Setelah dilakukan 1) Jelaskan pada
perubahan anatomis, nyeri, tindakan keperawatan klien dan
perubahan citra diri. selama 2x24 jam pasangan
diharapkan Klien dan bahwa seksual
pasangannya dapat tidak hanya
memahami bahwa terbatas
seksualitas tidak aktivitas fisik
hanya terbatas 2) Support suami
aktivitas fisik untuk
memberi
perhatian
dengan penuh
kasih sayang
3) Hindari kontak
yang bersifat
negatif
4) Alihkan
kegiatan
seksual disik
klien dengan
kegiatan
seksual
psikologis
3. Cemas b.d terdiagnose c.a Setelah dilakukan 1) Berikan
serviks sekunder akibat tindakan keperawatan kesempatan
kurangnya pengetahuan tentang selama 2x24 jam pada klien dan
Ca. Serviks dan pengobatannya diharapkan klien dan klien
keluarga mampu mengungkapk
mendapat informasi an perasaan &
tentang penyakit harapannya
kanker yang diderita, 2) Dorong
penanganan dan diskusi
prognosenya. terbuka
Kriteria hasil : tentang
a Klien kanker,
mengetahui pengalaman
diagnose orang lain,
kanker yang serta tata cara
diderita mengentrol
b Klien dirinya.
mengetahui 3) Identifikasi
tindakan - mereka yang
tindakan beresiko
yang harus terhadap
dilalui klien. ketidak
c Klien tahu berhasilan
tindakan yang penyesuaian.
harus 4) Tingkatkan
dilakukan di aktivitas dan
rumah untuk latihan fisik
mencegah
komplikasi.
d Sumber-
sumber
koping
teridentifikasi
e Ansietas
berkurang
f Klien
mengutarakan
cara
mengantisipas
i ansietas.
Daftar Pustaka
American Cencer Society, 1989
Buku Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol 2 ( 1559 ) Brunner & Suddart
Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Buku 2 ( 468 ) Joyce M. Black & Jane Hokanson
Hawks
( padila, 2012 )
( Rubina Muchtar,2015 )
( silfia anderson price, 2005 ).
( Doengoes, 2005 )

Anda mungkin juga menyukai