Anda di halaman 1dari 20

LAORAN PENDAHULUAN

PADA KLIEN DENGAN KANKER SERVIKS


DI RSUD dr. SOEBANDI JEMBER

Oleh:
Fepriyani (1440119023)

AKADEMI KESEHATAN RUSTIDA

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN

KRIKILAN – GLENMORE – BANYUWANGI

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nya penyusun masih
diberi kesehatan sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Makalah
yang berjudul ”Asuhan Keperawatan Maternitas Dengan Kanker Serviks” ini disusun
untuk memenuhi tugas mahasiswa.

Terima kasih rekan-rekan dan semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan demi
kesempurnaan makalah ini dimasa mendatang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
para mahasiswa.

Dan semoga makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan untuk menambah
pengetahuan para mahasiswa, masyarakat dan pembaca.

Jember, 13 Desember 2021

Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kanker serviks atau kanker rahim juga disebut dengan kanker mulut rahim
merupakan salah satu penyakit yang ganas dibidang kebidanan dan penyakit
kandungan yang masih menempati posisi tertinggi sebagai penyakit kanker yang
menyerang kaum wanita yang banyak diderita diatas 18 tahun.
Kanker serviks ini menduduki urutan nomer 2 penyakit kanker didunia bahkan
sekitar 500.000 wanita diseluruh dunia di diagnosa menderita kanker serviks dan rata
rata 270.000 meninggal tiap tahun nya (Depkes RI,2008). Kanker seviks merupakan
penyebab kematian nomer satu yang sering terjadi pada wanita Indonesia. Di
Indonesia 90-100 kasus kanker serviks per 100.000 penduduk. Tingginya kasus di
negara berkembang ini disebabkan rendahnya tingkat ekonomi dan kurangnya
pengetahuan, akses screening dan pengobatan.
Penatalaksanaan kanker serviks saat ini adalah smear yang telah dikenal
sebagai satu pemeriksaan yang aman, murah dan telah dipakai bertahun tahun untuk
mendeteksi kelainan sel sel serviks. Semakin dini sel sel abnormal terdeteksi semakin
rendah resiko seseorang menderita kanker serviks.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana laporan pendahuluan dari penyakit kanker serviks ?
2. Bagaimana konsep askep keperawatan dari penyakit kanker serviks ?
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui dan memahami, serta menambah pengetahuan tentang
penyakit kanker serviks
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui laporan pendahuluan dari penyakit kanker serviks
b. Untuuk mengetahui konsep askep keperawatan dari penyakit kanker
serviks
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP PENYAKIT
1. Definisi
Kanker serviks adalah keganasan dari serviks yang ditandai dengan
adanya perdarahan lewat jalan lahir dimana tanda dan diagnosis pasti bisa
ditegakan dengan papsmear (Rahayu, 2015).
Leher rahim merupakan bagian dari uterus yang menjorok ke dalam
vagina yang terdiri dari pars vaginalis atau portio dan pars supra vaginalis
uteri atau bagian kanalis yang berada diatas vagina saluran yang berada pada
leher rahim disebut kanalis servikkalis, panjang 2,5cm yang diapisi kelenjar
kelenjar bersiliayang berfungsi sebagai reseptakulum seminis dengan pintu
saluran leher rahim sebelah dalam atau OUI(Outium Uteri Internum) di vagina
atau OUE (Ostium Uteri Ekstmum).
Karsinoma leher rahim adalah tumor yang timbul diantara epitel yang
melapisi ektoleher rahim portio dan endoleher rahim kanalis servikalis disebut
dengan scuomosa columner juction (SCJ).
Dari pengertian kanker rahim diatas, dapat disimpulkan bahwa kanker
leher rahim adalah proses keganasan yang terjadi pada leher rahim dimana
pada keadaan ini terdapat kelompok kelompok sel abnormal, yang timbul
diantara epitel, yang melapisi ektoleher rahim maupun edoleher rahim kanalis
servikalis yang sebagai scuomosa columner juction (SCJ)yang terbentuk oleh
sel sel jaringan yang timbul terus menerus tak terbatas
2. Etiologi
Pada kanker serviks ini, penyebab pastinya belum diketahui. Faktor
resiko kanker serviks adalah sebagai berikut :
a. Usia dini melakukan seksual (6 tahun)
b. Melahirkan pada usia sangat muda
c. Menghambat pertumbuhan janin
d. Kelainan pada persalinan
e. Perdarahan dan infeksi (Mitayani, 2013).
Penyebab utama Kanker Servik adalah Human Papilloma (HPV).
Didunia, HPV tipe 16, 18, 31, dan 45, 52, yang secara bersamaan menjadi
penyebab lebih dari 80% Kanker Serviks. Kanker Serviks merupakan
penyebab utama kematian diantara perempuan diseluruh dunia.
American Cancer Society menyebutkan factor resiko kanker serviks
adalah sebagai berikut :
a. Infeksi Human PappilomaVirus (HPV)
b. Merokok
c. Imunosupresan
d. Infeksi Klamidia
e. Diet kurang sehat dan obesitas
f. Kontrasepi oral
g. Penggunaan IUD
h. Kehamilan multiple
i. Kemiskinan
j. Penggunaan obat hormonal diethylstilbestrol (DES)
k. Riwayat keluarga dengan Kanker Serviks (Rahayu, 2015).

3. Manifetasi klinis
Infeksi HPV dan kanker servik pada tahap awal berlangsung tanpa gejala.
Bila kanker udah mengalmi progresivitas atau stadium lanjut, maka gejalanya
dapat berupa:
a. Keputihan: makin lama makin berbau busuk dan tidak sembuh-sembuh,
terkadang tercampur darah.
b. Perdarahan kontak setelah sanggama merupakan gejala servik 75 – 80 %.
c. Perdarahan spontan: perdarahan yang timbul akibat terbukanya pembuluh
darah dan semakin lama semakin sering terjadi.
d. Pendarahan pada wanita usia menopause
e. Anemia
f. Gagal ginjal ebagai efek dari infiltrasi sel tumor ke ureter yang
menyebabkan obstruksi total.
g. Perdarahan vagina yang tidak normal:
1) Perdarahan diantara periode regular menstruasi
2) Periode menstruasi yang lebih lama dan lebih banyak dari biasanya
3) Perdarahan setelah hubungan seksual atau pemeriksaan panggul
4) Perdarahan pada wanita pada usia menopause
h. Nyeri:
1) Rasa sakit saat berhubungan seksual, kesulitan atau nyeri dalam
berkemih, nyeri didaerah sekitar panggul
2) Bila kanker udah mencapai stadium keatas, maka akan terjadi
pembengkakan diberbagai anggota tubuh seperti betis, paha, dsb
(Rahayu, 2015).

4. Patofiologi
Penyebab langsung Karsinoma Uterus belum diketahui. Factor
ekstrinsik yang diduga berhubungan dengan insiden karsinoma serviks uteri
adalah smegma, infeksi virus human papilloma virus (HPV), dan spermatozoa.
Karsinoma Serviks Uteri timbul disambungan skoamokolumner serviks.
Factor resiko yang berhubungan dengan karsinoma serviks ialah prilaku
seksual berupa mitra seks multiple, paritas, nutrisi, rokok, dan lain-lain
(Rohan, 2017).
Faktor-faktor resiko kejadian kanker serviks adalah pasangan sekual
lebih dari 1 oarang, riwayat peralinan usia dini, pemanjangan terhadap human
papilloma virus (HPV), infeksi HIV, merokok, dan pemanjanan terhadap
dietilstilbestrol (DES) in utero (Rohan, 2017).
Proses pergantian epitel kolumner menjadi epitel skuomosa disebut
proses metaplasia. Pada pemeriksaan spekulum tampak sebagai portio yang
erosi atau metaplasia scuamosa yang fisiologik atau patologi. Tumor dapat
tumbuh secara : (a) Eksofilik, mulai dari SCJ kearah lumen vagina sebagai
masa proliferatif yang mengalami infeksi sekunder dan nekrosis, (b) Endofitik,
mulai dari SCJ tumbuh kedalam stroma leher rahim dan cenderung
mengadakan infiltrasi menjadi ulkus yang luas, (c) Ulseratif, mulai dari SCJ
dan cenderung merusak struktur jaringan leher rahim dengan melibatkan awal
fornises vagina menjadi ulkus yang luas.
Metaplasia skuomosa yang fisiologi dapat berubah menjadi patologi
displasia melalui tingkatan neoplasma insitu I, II, III dan karsinoma insitu
akhirnya menjadi karsinoma invasif sekali lalu menjadi makro invasif/invasif,
proses keganasan akan berjalan terus
5. Patway

Genetik Hygiene Hubungan seksual Infeksi Merokok Ganti-ganti


seksual jelek dini (<16 thn) virus HPV pasangan

Serviks

Kedua jenis epitel yang melapisi mendesak-desak (ektoserviks dan endoserviks / SCJ)

Proses metaplasi (erosive)

Porsio yang erosive (metaplasia skuamosa fisiologik / patologik

Tumor (Displastia/diskariotik) Penyebaran Tumor


6.

Karsinoma invasif serviks Melalui Pembuluh Getah Bening

V Operasi/bedah
Eksolitik Endolitik Ulseratif Perubahan epitel
displastik serviks

Kearah Ke Ke arah
Dari SCJ Dari SCJ Dari SCJ Regresi spontan Nyeri fornites arah parame
ke arah ke stroma Akut dan korpus trium
lumen serviks Ulkus Luas dinding uterus
vagina Perdarahan
Perdarahan vagina
Infiltrasi spontan saat
Resiko
Massa senggama Menginfiltrasi septum
Infeksi Anemia
proliferasi rektovaginal dan
Ulkus kandung kemih
Fistula rektum
Keputihan Infeksi Gangguan Hipovolemia
bau busuk Integritas Kulit
Perdarahan BAB
Obstruksi
Nekrosis kandung
Jaringan kemih/ureter

(Mitayani, 2013)
Gangguan
Eleminasi Urine
7. Klasifikasi

STADIUM KRITERIA
0 Karsinoma in situ atau karsinoma intra epitel
L Proses terbatas pada serviks dan uterus
La Karsinoma serviks preklinis, hanya dapat didiagnosis
secara mikroskopik, lesi tidaak lebih 3mm, atau secara
mikroskopik kedalaman nya >3 – 5 mm dari epitel
basal dan memanjang tidak lebih dari 7 mm
Lb Lesi invasif > 5mm, dibagi atas lesi ≤ 4cm dan >4cm.
Ll Proses keganasan telah keluar dari serviks dan menjalar
ke 2/3 bagian atas vagina atau parametrium tetapi tidak
sampai kedinding pinggul.
Lia Penyebaran hanya ke vagina , parametrium masih bebas
dari infiltrat tumor
Lib Penyebaran ke parametrium, uni atau bilateral, tetapi
belum sampai ke dinding panggul
Lll Penyebaran sampai 1/3 distal vagina parametrium
sampai dinding panggul
Llla Penyebaran sampai 1/3 distal vagina, namun tidak
sampai ke dinding panggul
Lllb Penyebaran sampai ke dinding panggul, tidak
ditemukan daerah bebas infiltrasi antara tumor dengan
dinding panggul, atau proses pada tingkat l atau ll,
tetapi sudah adah gangguan faal ginjal atau
hidronefrosis.
LIII
Tumor menyebar ke dinding panggul dan/atau sepertiga
bawah vagina, yang menyebabkan hidronefrosis atau
penurunan fungsi ginjal.
Liiia
Tumor menyebar sepertiga bawah vagina tapi tidak
Liiib
sampai ke dinding panggul
Tumor menyebar ke dinding panggul
lV Proses keganasan telah keluar dari panggul kecil dan
melibatkan mukosa rektum dan vesika urinaria
(dibuktikan secara histologi) atau telah bermetastasis
keluar panggul atau ke tempat yang jauh
Lva Telah bermetastasis ke organ sekitar
Lvb Telah bermetastasis jauh

8. Pemeriksaan penunjang

Menurut (Rahayu, 2015), didapatkan pemeriksaan penunjang sebagai


berikut Kanker serviks merupakan alah satu kanker yang dapat disembuhkan
bila terdeteksi pada tahap awal. Dengan demikian, deteksi dini kanker serviks
sangat diperlukan. Ada beberapa tes yang dapat dilakukan untuk pada deteksi
dini kanker serviks, yaitu sebagai berikut:

a. Tes IVA
Tes IVA (inpeksi visual dengan asam asetat) adalah pemeriksaan
skrining alternative pap smear karena biaya murah, praktis, sangat mudah
untuk dilakukan dengan peralatan sederhana dan murah, dapat dilakukan
oleh tenaga kesehatan selain dokter ginekologi.
Tes IVA merupakan salahsatu deteksi dini kanker serviks dengan
menggunakan asam asetat 3-5% pada inspekulo dan dilihat dengan
pengamatan langsung. Serviks (epitel) abnormal jika diolesi dengan asam
asetat 3-5% akan berwarna putih (epitel putih).
b. Pap smear
Tes papanicolou smear atau diebut tes pap smear merupakan
pemeriksaan sitology untuk sel diarea serviks. Sampel sel-sel diambil dari
serviks wanita untuk memeriksa tanda-tanda perubahan pada sel. Tes pap
dapat mendeteksi dysplasia serviks atau kanker serviks.
c. Kolpuskopi
Sebuah tes tindak lanjut untuk tes pap abnormal. Serviks dilihat
dengan kaca pembesar, yang dikenal sebagai kolpuskopi, dan dapat
mengambul biopi dari setiap daerah yang tidak terlihat sehat.
d. Biopsi serviks
Sebuah penyedia layanan kesehatan mengambil sampel jaringan, atau
biopsy, dari serviks untuk memeriksa kanker serviks atau kondii lainnya.
Biopsy serviks sering dilakukan selama kolpuskopi.
e. CT Scanner
CT scanner membutuhkan beberapa sinar X, dan computer
menciptakan gambar detail dari serviks dan struktur lainnya dalam perut
dan panggul. CT scan sering digunakan untuk menentukan apakah kanker
serviks telah menyebar dan jika demikian seberapa jauh.
f. Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Sebuah scanner MRI menggunakan magnet bertenaga tinggi dan
computer untuk membuat gambar resolusi tinggi dari serviks dan struktu
lainnya dalam perut dan panggul. Seperti CT scan, MRI dapat dilakukan
untuk mencari penyebaran kanker serviks.
g. Tes DNA HPV
Sel erviks dapat diuji untuk kehadiran DNA dari human papilloma
virus (HPV) melalui tes ini. Tes ini dapat mengidentifikasi apakah tipe
HPV yang dapat menyebabkan kanker serviks yang hadir.

9. Penatalaksanaan Medis
a. Rontgen
b. Pemeriksaan laboratorium
c. Pemeriksaan spesifik seperti biopsi punch dan kolposkopi. Apabila
ditemukan lesi prekusor seperti lesi intra-epitel skuamosa tingkat rendah
(LGSIL) dan tinggi (HGSIL)
d. Pengangkatan non-bedah konservatif
e. Krioterapi (pembekuan dengan oksida nitrat) atau terapi laser efektif
f. Konisasi (pengangkatan bagian yang terbentuk kerucut dari serviks)
(Mitayani, 2013).

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pengkajian
a. Pengkajian
1) Biodata
Penyakit kanker serviks cenderung memengaruhi wanita yang aktif
secara seksual antara usia 30-45 tahun. Kanker serviks sangat jarang terjadi
pada usia dibawah 25 tahun (Rohan, 2017).
2) Keluhan Utama
Pada tahap dini terjadi keputihan, perdarahan pervaginam, nyeri
gangguan miksi. Tahap lanjut terjadi perdarahan pervaginam yang terus-
menerus, nyeri perut bagian bawah, edema (Rohan, 2017).
3) Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya ibu dengan kanker serviks stadium lanjut periksa dalam
keadaan sedang mengalami keputihan yang berbau, perdarahan, nyeri perut
bagian bawah, nyeri berkemih, hematuria, perdarahan rektum, dampai
sulitberkemih dan buang air besar. Penyebaran ke kelenjar getah bening,
tungkai bawah dapat menimbulkan oedema tungkai bawah, atau terjadi uremia
bila terjadi penyumbatan kedua ureter (Rohan, 2017).
4) Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Ibu dengan kanker serviks biasanya mempunyai riwayat penyakit
menular seksual seperti HIV/AIDS, GO, Syfilis (Datta, 2010).
5) Riwayat Kesehatan Keluarga
Dalam riwayat kesehatan keluarga biasanya terdapat riwayat penyakit
menular seksual seperti HIV/AIDS, GO, Syfilis, Endomebritis serta terdapat
keturunan yang pernah menderita kanker serviks (Datta, 2010).
6) Riwayat Psikososial
Konsep diri, emosi, pola interaksi, mekanisme koping, mengingkari
masalah, marah, perasaan putus asa, tidak berdaya, depresi atau bahkan
memusuhi (Rahayu, 2015).
7) Status Ginekologi dan Obstetri
Siklus menstruasi terjadi perdarahan intramenstruasi (diluar siklus),
perdarahan pasca koitus, keputihan berbau busuk (Rahayu, 2015).
b. Pola Kebiasaan Sehari-hari
1) Nutrisi
Pola makan ibu dengan kanker serviks terganggu dikarenakan cemas,
stress karena keadaan yang dialaminya sekarang (Rohan, 2017).
2) Pola Personal Hygiene
Pemakaian antiseptik di vagina secara terus-menerus dapat
mengakibatkan iritasi pada kulit bibir vagina yang sangat lembut. Iritasi ini
biasa berkembang menjadi sel abnormal yang berpotensi dysplasia (Rohan,
2017).
3) Pola Kebiasaan Lain
Para ahli telah menemukan fakta bahwa kandungan nikotin di dalam
lendir serviks meningkatkan daya reproduksi sel Squamous intraepithelial
lesions, jenis sel yang dikenai berpotensi termutasi menjadi sel kanker ganas
(Rohan, 2017).
4) Riwayat Keluarga Berencana
Adanya penggunaan kontrasepsi pil dalam jangka waktu yang lama
(Rahayu, 2015).
c. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan Umum
Cukup atau lemah, karena biasanya ibu datang periksa ke dokter
kebidanan dan kandungan dalam stadium lanjut (Rahayu, 2015).
2) Kesadaran
Keadaan ibu dapat composmentis sampai samnolen karena adanya
perdarahan yang banyak yang dapat mengganggu keseimbangan cairan
(Rahayu, 2015).
3) Tanda-tanda Vital
Suhu dapat normal dan dapat mengalami peningkatan apabila
ditemukan adanya infeksi atau dehidrasi berat (S : < 38º C), nadi dapat normal
dan dalam keadaan syok lipotemik akan dehidrasi berat dan akan terjadi
takikardi akibat dari terjadinya perdarahan (N: > 100x/menit), tekanan darah
dapat normal dan dalam keadaan syok hipolemik/dehidrasi berat karena
perdarahan akan terjadi penurunan tensi (TD: < 100/60 mmHg), pernafasan
dapat normal dan mengalami peningkatan (RR: > 24x/menit) (Rohan, 2017).
d. Pemeriksaan Fisik
1) Sistem Persyarafan
Kesadaran pasien kompos mentis, pusing, berdenyut, sakit kepala,
disorientasi, bingung, letargi (Rahayu, 2015).
2) Sistem Penglihatan
Pada pasien ca servik penglihatan terganggu dan konjungtiva tidak
anemis (Rahayu, 2015).
3) Sistem Pernafasan
Biasanya pasien ca servik tidak terdapat gangguan (Rahayu, 2015).
Inspeksi: Simetris
Palpasi: Vocal fremitus simetri kanan = kiri
Perkusi: Sonor seluruh lapang paru
Auskultasi: Vesikuler
4) Sistem Pendengaran
Tidak ditemukan gangguan pada sistem pendengaran (Rahayu, 2015).
5) Sistem Pencernaan
Pasien biasanya hilang nafsu makan, anoreksia, tidak toleran terhadap
makanan, mual muntah, perubahan berat badan, perubahan kelembaban kulit
(Rahayu, 2015).
Inspeksi: Datar
Palpasi: Tidak ada nyeri tekan
Perkusi: Timpani
Auskultasi: Bising usus 5-15 x/detik
6) Sistem Perkemihan
Pasien biasanya oliguria, haluaran urine menurun bila curah jantung
menurun berat (Rahayu, 2015).
7) Sistem Kardiovaskuler
Biasanya bunyi jantung irama teratur, bunyi ekstra, denyut menurun
(Rahayu, 2015).
Inspeksi: Ictus kordis tidak tampak
Palpasi: Ictus kordis teraba
Perkusi: Pekak
Auskultasi: Tidak ada bising
8) Sistem Endokrin
Pasien ca servik biasanya tidak terdapat gangguan pada sistem
endokrin (Rahayu, 2015).
9) Sistem Muskuluskeletal
Biasanya pada pasien ca servik tidak ada oedema (Rahayu, 2015).
10) Sistem Integumen
Pada pasien ca servik turgor kulit menurun, kulit pucat, sianosis
(Rahayu, 2015).
11) Sistem Reproduksi
Pada genetalia terlihat kotor, terdapat cairan keputihan dan bau
(Rahayu, 2015).
2. Diagnosa Keperawatan
a. Hipovolemia
- Definisi: penurunan volume cairan intravaskular, interstitial dan intraselular
- Penyebab :
1) Kehilangan cairan aktif
2) Kegagalan mekanisme regulasi
3) Peningkatan permeabilitas kapiler
4) Kekurangan intake cairan
5) Evaporasi
- Gejala dan Tanda Mayor
Subyektif : -
Objektif :
1) Frekuensi nadi meningkat
2) Nadi teraba lemah
3) Tekanan darah menurun
4) Turgor kulit menurun
5) Volume urin menurun
- Gejala dan Tanda Minor
Subjektif :
1) Merasa lemah
2) Mengeluh halus
Objektif :
1) Pengisian vena menurun
2) Status mental berubah
3) Konsentrasi urin meningkat
4) BB turun tiba-tiba
- Kondisi Klinis Terkait
1) Penyakit addison
2) Trauma/pendarahan
3) Diare
4) Luka bakar. (PPNI, 2017)
b. Nyeri Akut
- Definisi : Pengalaman sensori atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan
jaringan aktual atau fungsional,dengan onset mendadak atau lambat dan
berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan.
- Penyebab :
1) Agen pencedera fisiologis (misal. inflamasi, iskemia, neoplasma)
2) Agen pencedera kimiawi (misal. terbakar,bahan kimia iritan)
3) Agen pencedera fisik (Misal .abses, amputasi, terbakar, terpotong,
mengangkat berat, prosedur operasi, trauma, latihan fisik berlebihan)
- Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif : mengeluh nyeri
Objektif :
1) Tampak meringis
2) Bersikap protetif
3) Gelisah
4) Frekuensi nadi meningkat
5) Sulit tidur
- Gejala dan Tanda Minor
Subjektif : -
Objektif :
1) Tekanan darah meningkat
2) Pola nafas berubah
3) Nafsu makan berubah
4) Proses berfikir terganggu
5) Menarik diri
6) Berfokus pada diri sendiri
7) Diaforesis
- Kondisi Klinis Terkait
1) Kondisi pembedahan
2) Cidera traumatis
3) Infeksi
4) Syndrome koroner akut
5) Glaukoma. (PPNI, 2017)
c. Resiko Infeksi
- Definisi : Berisiko mengalami peningkatan terserang organisme patogenik.
- Penyebab :
1) Penyakit kronis (mis. diabetes mellitus)
2) Efek prosedur invasif
3) Malnutrisi
4) Peningkatan paparan organisme patogen lingkungan
5) Ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer:
a) Gangguan peristaltik
b) Kerusakan integritas kulit
c) Perubahan sekresi pH
d) Penurunan kerja siliaris
6) Ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder:
a) Penurunan hemoglobin
b) Imunosupresi
c) Leukopenia
d) Supresi respon inflamasi
e) Vaksinasi tidak adekuat
- Kondisi Klinis Terkait :
1) AIDS
2) Luka bakar
3) Penyakit paru obstruktif kronis
4) Diabetes mellitus
5) Tindakan invasif
6) Imunosupresi
7) Lymphedema
8) Leukositopenia. (PPNI, 2017)
3. Intervensi
a. Hipovolemia
- Kriteria hasil :
1) Kekuatan nadi membaik
2) Turgor kulit membaik (<2 detik)
3) Output urine normal
- Observasi
1) Periksa tanda dan gejala hipovolemia (mis. Frekuensi nadi meningkat, nadi
teraba lemah, tekanan darah menurun, haus, lemah)
2) Monitor intake dan output
- Teraupetik
1) Hitung kebutuhan cairan
2) Berikan asupan cairan oral
- Edukasi
1) Anjurkan perbanyak asupan cairan oral
- Kolaborasi
1) Kolaborasi dengan dr.SpOG (PPNI, SIKI, 2018)
b. Nyeri Akut
- Kriteria hasil :
1) Memperlihatkan teknik relaksasi secara individual yang efektif untuk
mencapai kenyamanan
2) Mempertahankan tingkat nyeri pada skala yang rendah
3) Mengenali factor penyebab dan menggunakan tindakan untuk memodifikasi
factor tersebut
4) Melaporkan pola tidur yang baik
5) Melaporkan kemampuan untuk mempertahankan performa peran dan
hubungan interpersonal
- Observasi
1) Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri.
2) Identifikasi skala nyeri
3) Identifikasi respon nyeri non verbal
- Teraupetik
1) Berikan tehnik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis. Terapi
musik, terapi pijat)
2) Fasilitasi istirahat dan tidur
- Edukasi
1) Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
2) Jelaskan strategi meredakan nyeri
3) Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
- Kolaborasi
1) Kolaborasi dengan dr.SpOG (PPNI, SIKI, 2018)
c. Resiko Infeksi
- Kriteria Hasil :
1) Penyakit kronis (mis, diabetes mellitus)
2) Efek prosedur invasif
3) Malnutrisi
4) Ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer
5) Gangguan peristaltik
6) Kerusakan integritas kulit
- Observasi
1) Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik
- Teraupetik
1) Batasi jumlah pengunjung
2) Berikan perawatan kulit pada area edema
3) Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan
pasien
- Edukasi
1) Jelaskan tanda dan gejala infeksi
2) Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
3) Anjurkan meningkatkan asupan cairan
- Kolaborasi
1) Kolaborasi dengan dr.SpOG. (PPNI, SIKI, 2018)
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Karsinoma serviks adalah suatu proses keganasan yang terjadi pada serviks dalam
keadaan ini terdapat kelompok sel yang abnormal yang terbentuk oleh jaringan yang
tumbuh secara terus menerus dan tidak terbatas, tidak terkoordinasi, dan tidak berguna
bagi tubuh tidak dapat melaksanakan fungsi sebagai mana mestinya.
Penyebab utama Kanker Servik adalah Human Papilloma (HPV). Didunia, HPV tipe
16,18,31, dan 45,52, yang secara bersamaan menjafdi penyebab lebih dari 80% Kanker
Serviks. Kanker Serviks merupakan penyebab utama kematian diantara perempuan
diseluruh dunia.

B. Saran
1. Pasien
Diharapkan pasien dapat memahami pengertian, penyebab, klasifikasi,
fisiologi dan penatalaksanaan pada Kanker Serviks .
2. Perawat
Diharapkan kepada perawat dapat menggunakan proses keperawatan sebagai
kerangka kerja untuk perawatan pasien dengan Kanker Serviks.
DAFTAR PUSTAKA

Datta, M. (2010). Rujukan Cepat Obstetri dan Genikologi. Jakarta: EGC.

dkk, M. D. (2010). Rujukan Cepat Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: EGC.

Lisnawati, L. (2013). Asuhan Kebidanan Terkini Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal. Jakarta:
CV. Trans Info Media.

Mitayani. (2013). Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba Medika.

Nugroho, T. (2010). Buku Ajar Ginekologi Untuk Mahasiswa Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Nugroho, T. (2010). Buku Ajar Ginekologi Untuk Mahasiswi Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika.

PPNI. (2017). SDKI. Jakarta: DPP PPNI.

PPNI. (2018). SIKI. Jakarta: DPP PPNI.

Rahayu, D. S. (2015). Asuhan Ibu Dengan Kanker Serviks. Jakarta: Salemba Medika.

Rohan, H. H. (2017). Buku Kesehatan Reproduki. Malang: Intimedia.

Setiyaningrum, E. (2013). Asuhan Kegawatdaruratan Maternitas (Asuhan Kebidanan Patologi).


Jakarta: IN Media.

Anda mungkin juga menyukai