Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERATAN DENGAN CA OVARIUM

OLEH :

NAMA : Yuti Sartika


NIM : 22222080

INSTITUT ILMU KESEHATAN DAN TEKNOLOGI


MUHAMMADIYAH PALEMBANG FAKULTAS ILMU
KESEHATAN STUDI PROFESI NERS
TAHUN 2022
A. Definisi
Kanker ovarium adalah kanker ginekologis yang paling mematikan sebab
pada umumnya baru bisa dideteksi ketika sudah parah. Tidak ada tes screening awal
yang terbukti untuk kanker ovarium. Tidak ada tanda-tanda awal yang pasti.
Beberapa wanita mengalami ketidaknyamanan pada abdomen dan bengkak
(Digitulio, 2014).
Kanker ovarium adalah kanker ganas yang berasal dari ovarium dengan
berbagai histologi yang menyerang pada semua umur. Tumor sel germinal lebih
banyak dijumpai pada penderita berusia <20 tahun, sedangkan tumor sel epitel lebih
banyak pada wanita usia >50 tahun (Manuaba, 2013).
B. Etiologi
Penyebab kanker ovarium belum diketahui secara pasti. Faktor resiko terjadinya
kanker ovarium (Manuaba, 2013) sebagai berikut:
1. Faktor lingkungan
Insiden terjadinya kanker ovarium umumnya terjadi dinegara industri.
2. Faktor reproduksi
Meningkatnya siklus ovulatori berhubungan dengan tingginya resiko menderita
kanker ovarium karena tidak sempurnanya perbaikan epitel ovarium. Induksi
ovulasi dengan menggunakan clomipen sitrat meningkatkan resiko dua sampai
tiga kali. Kondisi yang dapat menurunkan frekuensi ovulasi dapat mengurangi
resiko terjadinya kanker. Pemakaian pil KB menurunkan resiko hingga 50%
jika dikonsumsi selam lima tahun atau lebih. Multiparitas, kelahiran multiple,
riawayat pemberian ASI.
3. Faktor genetik
5-10% adalah herediter, angka resiko terbesar 5% pada penderita satu saudara
dan meningkat menjadi 7% bila memiliki dua saudara yang menderita kanker
ovarium.
C. Patofisiologi
Penyebab pasti kanker ovarium tidak diketahui namun multifaktoral. Resiko
berkembangnya kanker ovarium berkaitan dengan faktor lingkungan, reproduksi
dan genetik. Faktor-faktor lingkungan yang berkaitan dengan kanker ovarium epitel
terus menjadi subjek perdebatab dan penelitian. Insiden tertinggi terjadi di industri
barat. Kebiasaan makan, minum kopi, dan merokok, dan penggunaan bedak talek
pada daerah vagina, semua itu dianggap mungkin menyebabkan kanker.
Penggunaan kontrasepsi oral tidak meningkatkan resiko dan mungkin dapat
mencegah. Terapi penggantian estrogen pascamenopause untuk 10 tahun atau lebih
berkaitan dengan peningkatan kematian akibat kanker ovarium. Gen-gen supresor
tumor seperti BRCA-1 dan BRCA-2 telah memperlihatkan peranan penting pada
beberapa keluarga. Kanker ovarium herediter yang dominan autosomal dengan
variasi penetrasi telah ditunjukkan dalam keluarga yang terdapat penderita kanker
ovarium. Bila yang menderita kanker ovarium, seorang perempuan memiliki 50%
kesempatan untuk menderita kanker ovarium.
Lebih dari 30 jenis neoplasma ovarium telah diidentifikasi. Kanker ovarium
dikelompokkan dalam 3 kategori besar: 1. Tumor-tumor epiteliel, 2. Tumor stroma
gonad, dan 3. Tumor-tumor sel germinel. Keganasan epiteliel yang paling sering
adalah adenoma karsinoma serosa. Kebanyakan neoplasma epiteliel mulai
berkembang dari permukaan epitelium, atau serosa ovarium. Kanker ovarium
bermetastasis dengan invasi langsung struktur yang berdekatan dengan abdomen
dan pelvis. Sel-sel ini mengikuti sirkulasi alami cairan perinetoneal sehingga
implantasi dan pertumbuhan. Keganasan selanjutnya dapat timbul pada semua
permukaan intraperitoneal. Limfasik yang disalurkan ke ovarium juga merupakan
jalur untuk penyebaran sel-sel ganas. Semua kelenjar pada pelvis dan kavum
abdominal pada akhirnya akan terkena. Penyebaran awal kanker ovarium dengan
jalur intraperitoneal dan limfatik muncul tanpa gejala atau tanda spesifik. Gejala
tidak pasti akan muncul seiring dengan waktu adalah perasaan berat pada pelvis,
sering berkemih, dan disurai, dan perubahan gastrointestinal, seperti rasa penuh,
mual, tidak enak pada perut, cepat kenyang, dan konstipasi. Pada beberpa
perempuan dapat terjadi perdarahan abnormal vagina sekunder akibat hiperplasia
endometrium bila tumor menghasilkan estrogen, beberapa tumor menghasilkan
testosteron dan menyebabkan virilisasi. Gejala-gejala keadaan akut pada abdomen
dapat timbul mendadak bila terdapat perdarahan dalam tumor, ruptur, atau torsi
ovarium.
Namun, tumor ovarium paling sering terdeteksi selama pemeriksaan pelvis
rutin. Pada perempuam pramenopause, kebanyakan massa adneksa yang teraba
bukanlah keganasan tetapi merupakan kista korpus luteum atau folikular. Kista
fungsional ini akan hilang dalam tiga siklus menstruasi. Namun pada perempuan
menarkhe atau pasca menopause, dengan massa berukuran berapapun, disarankan
untuk evaluasi lanjut secepatnya dan mungkin juga eksplorasi bedah. Walaupun
laparotomi adalah prosedur primer yang digunakan untuk menemukan diagnosis,
cara-cara kurang invasif, (misal CT-Scan, sonografi abdomen dan pelvis) sering
adapat membantu menentukan stadium dan luasnya penyebaran. Lima persen dari
seluruh neoplasma ovarium adalah tumor stroma gonad, 2% dari jumlah ini menjadi
keganasan ovarium. WHO (World Health Organization), mengklarifikasikan
neoplasma ovarium ke dalam lima jenis dengan subbagian yang multiple. Dari
semua neoplasma ovarium, 25% hingga 33% terdiri dari kista dermoid: 1% kanker
ovarium berkembang dari bagian kista dermoid. Eksisi bedah adalah pengobatan
primer untuk semua tumor ovarium, dengan tindak lanjtu yang sesuai, tumor apa
pun dapat ditentukan bila ganas.
D. Pathway

faktor
pencetus

faktor Faktor Faktor


genetik reproduksi lingkungan

Gangguan pembelahan DNA Gangguan hormone Terpapar inhalasi


(BRCA 1) pada ovarium penganur haid atau hematogen

Sel-sel berdiferensiasi Gangguan siklus Zat karsinogen


abnormal ovulasi bermetastase ke ovarium
Gangguan pembelahan DNA
(BRCA 1) pada ovarium
Proses dysplasia, Sel telur gagal Terjadi pengendapan
hyperplasia, dan aplasia berevolusi dilapisan endotel

Tumor/kista Menghasilkan hormone Merusak pembelahan sel


hipofisis abnormal

Penimbunan folikel

Pematangan sel telur


gagal

Kanker ovarium

Stadium I Stadium II Stadium III Stadium IV

Menyerang 1 atau 2 Menyebar ke jaringan Menyebar ke Menyebar ke organ


ovarium sekitar pinggul peritoneum lain

Gangguan Penekanan pelvis Asites Mendesak ke paru-


pembuahan sel telur paru

Gangguan siklus Urgensi Kembung, flatus, nyeri


haid tungkai, nyeri punggung

Nyeri akut Gangguan eliminasi Gangguan mobilitas


urine fisik
Beban paru-paru Gangguan metabolisme
menurun di hati

Gangguan ventilasi Netralisir racun menurun

Pola nafas tidak efektif Penumpukan toksik di


tubuh

Sitem imun tubuh


menurun

Resiko infeksi

E. Klasifikasi
Menurut Prawirohardjo (2014), klasifikasi stadium kanker ovarium menurut FIGO
(Federation International de Gynecologis Obstetricts) 1988 sebagai berikut.
Stadium Kategori
FIGO
Satdium I Tumor terbatas pada ovarium
Ia Tumor trbatas pada satu ovarium, kapsul utuh, tidak ada tumor pada
permukaan luar, tidak terdapat sel kanker pada cairan asistes atau pada
bilasan peritoneum
Ib Tumor terbatas pada kedua ovarium, kapsul utuh, tidak terdapat tumor
pada permukaan luar, tidak terdapat sel kanker pada cairan asistes atau
pada bilasan peritoneum
Ic Tumor terbatas pada suatu atau dua ovarium dengan satu dari tanda-
tanda sebagai berikut: kapsul pecah, tumor pada permukaan luar
kapsul. Sel kanker positif pada cairan asistes atau bilasan peritoneum
Stadium II Tumur mengenai satu atau dua ovarium dengaan perluasan ke pelvis
Iib Perluasan dan implan ke uterus atau tuba fallopi. Tidak ada sel kanker
di cairan asistesi atau bilasan peritoneum
Iib Perluasan ke organ pelvis lainnya. Tidak ada sel kanker di cairan sistes
atau bilasan peritoneum
Iic Tumor pada stadium IIa/IIb dengan sel kanker positif pada cairan
asistes atau bilasan peritoneum
Stadium III Tumor mengenai satu atau dua ovarium dngan metastasis ke
peritoneum yang dipastikan secara mikroskopik diluar pelvis atau
metastasis ke kelenjar getah bening regional
IIIa Metastasis peritoneum mikroskopik di luar pelvis
IIIb Metastasis peritoneum mikroskopik di luar pelvis dengan diameter
terbesar lebih dari 2 cm atau kurang
IIIc Metastasis peritoneum diluar pelvis dengan diameter terbesar lebih
dari 2 cm atau metastasis kelenjar getah bening regional
IV Metastasis jauh diluar rongga peritoneum. Bila terdapat efusi pleura,
maka cairan pleura mengandung sel kanker positif. Termasuk
metastasis pada parenkim hati.

F. Manifestasi Klinis
Menurut Prawirohardjo (2014), tanda dan gejala pada kanker ovarium seperti, perut
membesar/merasa adanya tekanan, dyspareunia, berat badan meningkat karena
adanya massa/asites, peningkatan lingkar abdomen, tekanan panggul, kembung,
nyeri punggung, konstipasi, nyeri abdomen, urgensi kemih, dyspepsia, perdarahan
abnormal, flatulens, peningkatan ukuran pinggang, nyeri tungkai, nyeri panggul.
G. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan medis
a. Pembedahan
Tindakan pembedahan dapat dilakukan pada kanker ovarium sampai
stadium IIA dan dengan hasil pengobatan seefektif radiasi, akan tetapi
mempunyai keunggunlan dapat meninggalkan ovarium pada pasien usia
pramenopouse. Kanker ovarium dengan diameter lebih dari 4 cm menurut
beberapa peneliti lebih baik diobati dengan kemoradiasi dari pada operasi.
Histeroktomi radikal mempunyai mortalitas kurang dari 1%. Morbiditas
termasuk kejadian fistel (1% sampai 2%), kehilangan darah, atonia kandung
kemih yang membutuhkan katerisasi intermiten, antikolinergik, atau alfa
antagonis.
b. Radioterapi
Terapi radiasi dapat diberikan pada semua stadium, terutama mulai
stadium IIB sampai IV atau bagi pasien pada stadium yang lebih kecil tetapu
bukan kandidat untuk pembedahan. Penambahan cisplatin selama radio
terapi whole pelvic dapat memperbaiki kesintasan hidup 30% sampai 50%.
c. Kemoterapi
Terutama diberikan sebagai gabungan radio-kemoterapu lanjutan
atau untuk terapi paliatif pada kasus residif. Kemoterapi yang paling aktif
adalah ciplastin. Carboplatin juga mempunyai aktivitas yang sama dengan
cisplatin.
2. Penatalaksanaan Keperawatan
Asuhan keperawatan pada pasien dengan kanker ovarium meliputi
pemberian edukasi dan informasi untuk meningkatkan pengetahuan klien dan
megurangi kecemasan serta ketakutan klien. Perawat mendukung kemampuan
klien dalam perawatan diri untuk meningkatkan kesehatan dan mencegah
komplikasi (Reeder dkk, 2013).
Intervensi keperawatan kemudian difokuskan untuk membantu klien
mengekspresikan rasa takut, membuat parameter harapan yang realistis,
memperjelas nilai dan dukungan spiritual, menigkatkan kualitas sumber daya
keluarga komunitas, dan menemukan kekuatan diri untuk menghadapi masalah.
H. Pemeriksaan Penunjang
Ultrasonografi transvagina dan pemeriksaan antigen CA-125 sangat
bermanfaat untuk wanita yang beresiko tinggi. Pemeriksaan raoperasi dapat
mencakup enema barium atau kolonoskopi, serangkaian pemeriksaan GI atas, MRI,
foto ronsen dada, urografi IV, dan pemindaian CT.Scan. Uji asam
deoksiribonukleat mengindikasikan mutasi gen yang abnormal. Penanda atau
memastikan tumor menunjukkan antigen karsinoma ovarium, antigen
karsinoembrionik, dan HCG menunjukkan abnormal atau menurun yang mengarah
ke komplikasi.
I. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian Keperawatan
a. Identitas pasien
Meliputi nama lengkap, tempat tinggal, jenis kelamin, tanggal lahir, umur,
asal suku bangsa, tempat lahir, nama orang tua, pekerjaan orang tua.
Keganasan kanker ovarium sering ditemui pada usia sebelum menarche atau
diatas 45 tahun (Manuaba, 2010).
b. Keluhan utama
Biasanya mengalami perdarahan yang abnormal atau menorrhagia pada
wanita usia subur atau wanita diatas 50 tahun atau menopause untuk stadium
awal. Pada stadium lanjutkan mengalami pembesaran massa yang disertai
asites (Reeder, dkk. 2013).
c. Riawayat kesehatan sekarang
Gejala kembung, nyeri pada abdomen atau pelvis, kesulitan makan atau
merasa cepat kenyang, dan gejala perkemihan kemungkinan menetap. Pada
stadium lanjut, sering berkemih, konstipasi, ketidaknyamanan pelvis,
distensi abdomen, penurunan berat badan, dan nyeri pada abdomen.
d. Riawayat ksehatan dahulu
Riwayat kesehatan dahulu pernah memiliki kanker kolon, kanker payudara,
dan kanker endometrium (Reeder, dkk. 2013).
e. Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat kesehatan keluarga yang pernah mengalami kanker payudara dan
kanker ovariyn yang beresiko 50% (Reeder, dkk. 2013).
f. Keadaan psiko-sosial-ekonomi dan budaya
Kanker ovarium sering ditemukan pada kelompok sosial ekonomi yang
rendah, berkaitan erat dengan kualitas dan kuantitas makanan atau gizi yang
dapat mempengaruhi imunitas tubuh, serta tingkat personal hygiene.
g. Data penunjang
Data khusus pada pengkajian asuhan keperawatan meliputi: riwayat haid,
riwayat obstetri, data psikologis, data aktivitas atau istirahat, data makanan
atau cairan, data nyeri atau kenyamanan, pemeriksaan fisik (kesadaran,
kepala dan rambut, telinga, wajah, leher, abdomen, dan genetalia),
pemeriksaan penunjang (pemeriksaan laboratorium: uji asam
deoksiribonukleat mengindikasikan mutasi gen yang abnormal. Penanda
atau memastikan tumor menunjukkan antigen karsinoma ovarium, antigen
karsinoembrionik, dan HCG menunjukkan abnormal atau meningkat yang
mengarah ke komplikasi).
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri kronis berhubungan dengan infiltrasi tumor
b. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan ketidakbugaran fisik
c. Risiko infeksi berhubungan dengan penyakit kronis
3. Intervensi keperawatan

Diagnosa keperawatan Tujuan dan kriteria hasil (SLKI) Intervensi (SIKI)


(SDKI)
1. Nyeri kronis Setelah dilakukan asuhan keperawatan Manajemen Nyeri
Pengertian: selama 1x24jam diharapkan tingkat Observasi
Pengalaman sensorik nyeri menurun, dengan kriteria hasil: 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
atau emosional yang Tingkat Nyeri kualitas, intensitas nyeri.
berkaitan dengan 1. Frekuensi nadi membaik 2. Identifikasi skala nyeri
kerusakan jaringan 2. Pola nafas membaik 3. Identifikasi respons nyeri non verbal
actual atau fungsional, 3. Keluhan nyeri menurun 4. Identifikasi faktor yang memperberat dan
dengan onset mendadak 4. Meringis menurun memperingan nyeri
atau lambat dan 5. Gelisah menurun 5. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang
berintensitas ringan 6. Kesulitan tidur menurun nyeri
hingga berat dan 6. Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
konstan, yang 7. Monitor efek samping penggunaan analgetik
berlangsung lebih dari 3 Teraupetik
bulan 8. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
nyeri
9. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
10. Fasilitasi istirahat dan tidur
11. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan nyeri
Edukasi
12. Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri.
13. Jelaskan strategi meredakan nyeri.
14. Ajarkan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi
rasa nyeri
Kolaborasi
15. Kolabrorasi pemberian analgetik, jika perlu.
2. Gangguan mobilitas Setelah dilakukan asuhan keperawatan Dukungan mobilisasi
Pengertian: selama 1x24jam diharapkan mobilitas Observasi
Keterbatasan dalam fisik meningkat, dengan kriteria hasil: 1. Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
gerakan fisik dari suatu 1. Pergerakan ekstremitas 2. Identifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan
atau lebh ekstermitas meningkat 3. Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah
secara mandiri 2. Kekuatan otot meningkat sebelum memulai mobilisasi
3. Nyeri menurun 4. Monitor adanya kondisi umum selama melakukan
4. Kaku sendi menurun mobilisasi
5. Gerakan terbatas menurun Terapeutik
6. Kelemahan fisik menurun 5. Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu
6. Fasilitasi melakukan pergerakan, jika perlu
7. Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam
meningkatkan pergerakan
Edukasi
8. Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
9. Anjurkan melakukan mobilisasi dini
10. Ajarakan mobilisasi sederhana yang harus
dilakukan (mis. Duduk di tempat tidur)
3. Risiko infeksi Setelah dilakukan tindakan Pencegahan infeksi
Pengertian: keperawatan 1x24 jam diharapkan Observasi
Berisiko mengalami glukosa derajat infeksi menurun, 1. Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik
peningkatan terserang dengan kriteria hasil: Terapeutik
oganisme patogenik 1. Demam menurun 1. Batasi jumlah pengunjung
2. Kemerahan menurun 2. Berikan perawatan kulit pada daerah edema
3. Nyeri menurun 3. Cuci tanagn sebelum dan sesudah kontak dengan
4. Bengkak menurun pasien dan lingkungan pasien
5. Kadar sel darah putih membaik 4. Pertahankan teknik aseptik pada pasien berisiko
tinggi
Edukasi
5. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
6. Ajarkan cara memeriksa luka
7. Anjurkan meningkatakan asupan cairan
Kolaborasi
8. Kolaborasi pemberian imunisasi, jika perlu
4. Implementasi keperawatan
Implementasi keperawatan merupakan serangkaian tindakan yang
dilakukan oleh perawat maupun tindakan medis lain untuk membantu pasien
dalam proses penyembuhan dan perawatan serta masalah kesehatan yang
dihadapi pasien yang sebelumnnya disusun dalam rencana keperawatan. Pada
tahap ini perawat jug akan berkolaborasi dengan tenaga ahli medis lainnya
untuk memenuhi kebutuhan pasien (Ida, 2016)
5. Evaluasi
Evaluasi adalah perbandingan yang sistematis dan terencana tentang kesehatan
pasien dengan tujuan kriteria hasil yang telah ditetapkan, dilakukan dengan
cara yang berkesinambungan dengan melibatkan tenaga medis yang lain agar
mencapai tujuan kriteria hasil yang ditetapkan (Ida, 2016)
DAFTAR PUSTAKA

Manuaba, Ayu Chandranita, dkk. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB.
Jakarta : EGC

Manuaba, Ayu Chandranita, dkk. 2013. Gawat Darurat Obstetri Ginekologi & Obstetri
Ginekologi-Sosial. Jakarta : EGC

Digiulo, dkk. 2014. Keperawatan Medikal Bedah. Jogjakarta: Rapha Publishing

Prawirohardjo & Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan edisi 3. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo

Prawirohardjo & Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan edisi 4. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo

Reeder, dkk. 2013. Keperawatan Maternitas Vol Edisi 18. Jakarta: EGC

Tim Pokja SDKI DPP PPNI., 2016, Standar diagnosa keperawatan Indonesia Edisi 1, Penerbit
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia (DPP PPNI). Jakarta
Selatan.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2019), Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan
Krteria Hasil Keperawatan, Edisi 1. Cetakan II. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan
Tindakan Keperawatan, Edisi 1. Cetakan II. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI

Anda mungkin juga menyukai