CA OVARIUM
CA OVARIUM
A. DEFINISI
Kanker ovarium adalah tumor ganas yang berasal dari ovarium dengan berbagai
histologi yang menyerang pada semua umur. Tumor sel germinal lebih banyak
dijumpai pada penderita berusia < 20 tahun, sedangkan tumor sel epitel lebih banyak
pada wanita usia > 50 tahun (Manuaba, 2013).
Kanker ovarium adalah kanker ginekologis yang paling mematikan sebab pada
umumnya baru bisa dideteksi ketika sudah parah. Tidak ada tes screening awal yang
terbukti untuk kanker ovarium. Tidak ada tanda-tanda awal yang pasti, beberapa
wanita mengalami ketidaknyamanan pada abdomen dan bengkak (Digiulio, 2014).
Kanker ovarium adalah tumor ganas pada ovarium (indung telur) yang paling sering
ditemukan pada wanita berusia 50-70 tahun. Kanker ovarium bisa menyebar kebagian
lain seperti panggul dan perut melalui sistem getah bening dan melalui sistem
pembuluh darah menyebar ke hati dan paru-paru (Padila,2015).
B. ETIOLOGI
Penyebab kanker ovarium belum diketahui secara pasti. Faktor resiko terjadinya
kanker ovarium menurut Manuaba (2013) sebagai berikut:
1. Faktor lingkungan, insiden terjadinya ovarium umumnya terjadi di negara
industri.
2. Faktor Reproduksi
a. meningkatnya siklus ovulatory berhubungan dengan tingginya resiko
menderita kanker ovarium karena tidak sempurnanya perbaikan epitel
ovarium.
b. nduksi ovulasi dengan menggunakan clomiphene sitrat meningkatkan resiko
dua sampai tiga kali.
c. Kondisi yang dapat menurunkan frekuensi ovulasi dapat mengurangi resiko
terjadinya kanker.
d. Pemakaian pil KB menurunkan resiko hingga 50% jika dikonsumsi selama
lima tahun atau lebih.
e. Multiparitas, kelahiran multiple, riwayat pemberian ASI
3. Faktor genetik, 5-10% adalah herediter. Angka resiko terbesar 5% pada penderita
satu saudara dan meningkat menjadi 7% bila memiliki dua saudara yang
menderita kanker ovarium.
C. KLASIFIKASI
Menurut Price&Wilson (2012), kanker ovarium belum ada keseragamannya, namun
belum ada perbedaan sifat yang begitu berarti. Kanker ovarium dibagi dalam 3
kelompok besar sesuai dengan jaringan asal tumor yaitu sebagai berikut:
1. Tumor-tumor epitel
Tumor-tumor epitel menyebabkan 60% dari semua neoplasma ovarium yang
diklarifikasikan sebagai neoplasma jinak, perbatasan ganas, dan ganas. Keganasan
epitel yang paling sering adalah adenomakarsinoma serosa.
2. Tumor storma gonad
Tumor ovarium storma berasal dari jaringan penyokong ovarium yang
memproduksi hormon estrogen dan progesteron, jenis tumor ini jarang ditemukan.
3. Tumor-tumor germinal
Tumor sel germinal berasal dari sel yang menghasilkan ovum, umumnya tumor
germinal adalah jinak meskipun beberapa menjadi ganas, bentuk keganasan sel
germinal adalah teratoma, disgermioma dan tumor endodermal.
Sedangkan menurut Prawirohardjo (2014), klasifikasi stadium menurut FIGO
(Federation International de Gynecologis Obstetrics) sebagai berikut:
D. MANIFESTASI KLINIS
Menurut Prawirohardjo (2014), tanda dan gejala pada kanker ovarium seperti perut
membesar/merasa adanya tekanan, dyspreunia, berat badan meningkat karena adanya
massa/asites, peningkatan lingkar abdomen, urgensi kemih, dyspepsia, perdarahan
abnormal, flatulens, peningkatan ukuran pinggang, nyeri tungkai, nyeri panggul.
Pendapat lain menyatakan bahwa kanker ovarium tidak menimbulkan gejala pada
waktu yang lama. Gejala umumnya sangat bervariasi dan tidak spesifik.
1. Stadium awal
a. Gangguan haid
b. konstipasi (pembesaran tumor ovarium menekan rektum)
c. Sering berkemih (tumor menekn vesika urinaria)
d. Nyeri spontan panggul (pembesaran ovarium)
e. Nyeri saat bersenggama (penekanan/peradangan daerah panggul)
f. Melepaskan hormon yang menyebabkan pertumbuhan berlebihan pada lapisan
rahim, pembesaran payudara atau peningkatan pertumbuhan rambut)
2. Stadium lanjut
a. Asites
b. Penyebaran ke omentum (lemak perut)
c. Perut membuncit
d. Kembung dan mual
e. Gangguan nafsu makan
f. Gangguan BAB dan BAK
g. Sesak nafas
h. Dyspepsia
E. KOMPLIKASI
Menurut Tidy (2012), komplikasi yang biasa ditemukan pada kanker ovarium adalah:
1. Asites
Kanker ovarium dapat bermetastasis dengan invasi lansungke struktur-struktur
yang berdekatan pada abdomen dan panggul melalui penyebaran benih kanker
melalui cairan peritoneal ke rongga abdomen dan rongga panggul.
2. Efusi Pleura
dari abdomen, cairan yang mengandung sel-sel ganas melalui saluran limfemenuju
pleura.
F. PHATIFISIOLOGI
Penyebab pasti kanker ovarium tidak diketahui namun multifaktoral. Resiko
berkembangnya kanker ovarium berkaitan dengan faktor lingkungan, reproduksi dan
genetik. Faktor-faktor lingkungan yang berkaitan dengan kanker ovarium epitel terus
menjadi subjek perdebatan dan penelitian. Kanker ovarium bermetastasis dengan
invasi langsung struktur yang berdekatan dengan abdomen dan pelvis. Sel-sel ini
mengikuti sirkulasi alami cairan perinetoneal sehingga implantasi dan pertumbuhan.
Keganasan selanjutnya dapat timbul pada semua permukaan intraperitoneal. Limfasik
yang disalurkan ke ovarium juga merupakan jalur untuk penyebaran sel-sel ganas.
Semua kelenjar pada pelvis dan kavum abdominal pada akhirnya akan terkena.
Penyebaran awal kanker ovarium dengan jalur intraperitoneal dan limfatik muncul
tanpa gejala atau tanda spesifik. Gejala tidak pasti akan muncul seiring dengan waktu
adalah perasaan berat pada pelvis, sering berkemih, dan disuria, dan perubahan
gastrointestinal, seperti rasa penuh, mual, tidak enak ada perut, cepat kenyang, dan
konstipasi. Pada beberapa perempuan dapat terjadi pendarahan abnormal vagina
sekunder akibat hiperplasia endometrium bila tumor menghasilkan estrogen, beberapa
tumor menghasilkan testosteron dan menyebabkan virilisasi. Gejala-gejala keadaan
akut pada abdomen dapat timbul mendadak bila terdapat perdarahan dalam tumor,
ruptur, atau torsi ovarium.
G. PATHWAY
Faktor Pencetus
Faktor Genetik
Faktor Genetik
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium
Menurut Ritu Salani (2011) yang harus dilakukan pada kanker oravium yaitu:
a. Uji asam deoksiribonukleat mengidentifikasi mutase gen yang abnormal
b. Penanda atau memastikan tumor menunjukkan antigen karsinoma ovarium,
antigen karsinoembrionik, dan HCG menunjukkan abnormal atau menurun
yang mengarah ke komplikasi.
2. Pencitraan
USG abdomen, CT scan, atau ronsen menunjukkan ukuran tumor. Pada stadium
awal tumor berada di ovarium, stadium II sudah menyebar ke rongga panggul,
stadium III sudah menyebar ke abdomen, dan stadium IV sudah menyebar ke
organ lain seperti hati, paru-paru, dan gastrointestinal.
3. Pemeriksaan Lain
Laparotomi eksplorsai, termasuk evaluasi nodus limfe dan reaksi tumor,
dibutuhkan untuk diagnosis yang akurat dan penetapan stadium berapa kanker
ovarium tersebut.
4. Prosedur Diagnostik
Aspirasi cairan asites dapat menunjukkan sel yang tidak khas. Pada stadium III
kanker ovrium cairan asites positif sel kanker.
5. Biopsi
Pada pemeriksaan ini dokter akan mengambil sampel jaringan ovarium untuk
diperiksa di laboratorium. Pemeriksaan ini dapat menentukan apakah pasien
menderita kanker ovarium atau tidak.
I. PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan Medis
a. Pembedahan
Operasi yang dilakukan adalah pengangkatan ovarium, baik salah satu maupun
kedua ovarium, tergantung kondisi pasien. Selain hanya mengangkat ovarium,
operasi juga dapat dilakukan untuk mengangkat rahim (histerektomi) dan
jaringan sekitarnya, jika kanker sudah menyebar. Tindakan pembedahan dapat
dilakukan pada kanker ovarium sampai stadium IIa dan dengan hasil
pengobatan seefektif radiasi, akan tetapi mempunyai keunggulan dapat
meninggalkan ovarium pada pasien usia menopouse. Kanker ovarium dengan
diameter lebih dari 4 cm menurut beberapa peneliti lebih baik diobati dengan
kemoradiasi daripada operasi.
b. Radioterapi
Terapi radiasi dapat diberikan pada semua stadium, terutama mulai stadium
IIb sampai IV atau bagi pasien pada stadium yang lebih kecil tetapi bukan
kandidat untuk pembedahan. Radioterapi dilakukan untuk membunuh sel-sel
kanker dengan sinar berenergi tinggi. Radioterapi dapat dikombinasikan
dengan kemoterapi atau operasi. Radioterapi biasanya diberikan pada pasien
kanker ovarium stadium awal setelah operasi. Selain itu, radioterapi juga dapat
diberikan kepada pasien kanker stadium akhir, dengan tujuan untuk
membunuh sel-sel kanker yang sudah menyebar ke jaringan tubuh lain.
c. Kemoterapi
Kemoterapi dilakukan dengan pemberian obat-obatan untuk membunuh sel
kanker. Kemoterapi dapat dikombinasikan dengan operasi dan radioterapi,
serta bisa dilakukan sebelum atau setelahnya. kemoterapi yang diberikan
sebelum operasi atau radioterapi bertujuan untuk membunuh sel kanker yang
masih tersisa. Beberapa jenis obat-obatan untuk kemoterapi adalah
Carboplatin, Paclitaxel, Etoposide, dan Gemcitabine.
d. Terapi Pendukung
Pasien yang sedang menjalani pengobatan kanker ovarium juga akan diberikan
terapi pendukung, seperti obat pereda nyeri atau antimual, untuk meredakan
gejala kankr ovarium dan mengurangi efek samping dari metode pengobatan
kanker. Tetapi tersebut diberikan agar pasien lebih nyaman dalam menjalani
pengobatan.
2. Penatalaksanaan Keperawatan
Asuhan keperawatan pada pasien dengan kanker ovarium meliputi pemberian
edukasi dan informasi untuk meningkatkan pengetahuan klien dan mengurangi
kecemasan serta ketakutan klien. Perawat mendukung kemampuan klien dalam
perawatan diri untuk meningkatkan kesehatan dan mencegaj komplikasi (Reeder
dkk, 2013). Intervensi keperawatan kemudian difokuskan untuk membantu klien
mengekspresikam rasa takut, membuat parameter harapan yang realistis,
memperjelas nilai dan dukungan spiritual, meningkatkan kualitas sumber daya
keluarga komunitas, dan menemukan kekuatan diri untuk menghadapi masalah.
J. ASUHAN KEPERAWATAN