Kelompok 7 :
Fara Dewi utami, Isna
sita, Pratiwi Septiani,
Tyas Maryati R
Pengertian
Kanker Indung telur atau Kanker ovarium
adalah tumor ganas pada ovarium yang
paling sering ditemukan pada wanita berusia
50 70 tahun. Kanker ovarium bisa menyebar
ke bagian lain, panggul, dan perut melalui
sistem getah bening dan melalui sistem
pembuluh darah menyebar ke hati dan paruparu.
Kanker ovarium sangat sulit didiagnosa dan
kemungkinan kanker ovarium ini merupakan
awal dari banyak kanker primer. (Wingo,
1995).
Etiologi
Anatomi Fisiologi
2. Genitalia Dalam
Suatu alat reproduksi yang berada di dalam
yang tidak dapat dilihat kecuali dengan jalan
pembedahan. Alat genitalia depan terdiri dari :
a. Vagina (liang kemaluan).
b. Uterus (rahim). Uterus terdiri dari :
. Fundus uteri (dasar rahim). Bagian uterus yang terletak
antara kedua pangkal sauran telur.
. Korpus uteri. Bagian uterus yang terbesar pada
kehamilan, bagian ini berfungsi sebagai tempat janin
berkembang. Rongga yang terdapat pada korpus uteri
disebut kavum uteri atau rongga rahim.
. Serviks uteri. Ujung serviks yang menuju puncak vagina
disebut porsio, hubungan antara kavum uteri dan kanalis
servikalis disebut ostium uteri internum.
Ovarium
Tuba falopii :
Berjalan ke arah lateral kiri dan kanan. Panjang kira-kira 12
cm
diameter3-8 mm. Tuba falopii terdiri atas :
1. Pars interstitialis, bagian yang terdapat di dindnig uterus.
2. Pars ismika/ismus, merupakan bagian medial tuba yang
sempit seluruhnya.
3. Pars ampularis, bagian yang berbentuk saluran leher tempat
konsepsi agak lebar.
4. Infundibulum, bagian ujung tuba ynah terbuka ke arah
abdomen dan mempunyai umbai yang disebut fimbria untuk
menangkap telur kemudian menyalurkan telur ke dalam
tuba.
Fungsi tuba uterina mengantarkan ovum dari ovarium ke
uterus, menyediakan tempat untuk pembuahan. Ovum yang
dibuahi dalam saluran tuba ini menimbulkan kehamilan
ektopik, karena ovum tidak dapat bergerak terus maka
ovum tertanam dalam tempat yang abnormal, hal ini bisa
berlangsung 8-10 minggu.
Patologi
Letak tumor yang tersembunyi dalam rongga perut dan sangat
berbahaya itu dapat menjadi besar tanpa disadari oleh penderita).
Karsinoma ovarium dapat menyebar dengan perluasan lokal, invasi
limpatik, implantasi intraperitoneum, penyebaran hematogen, dan
jalur transdiafragmatika). Penyebaran intraperitoneum sering
ditemukan dan merupakan karakteristik kanker ovarium. Sel maligna
dapat berimplantasi di berbagai tempat di rongga peritoneum namun
seringkali berimplantasi pada lokasi dimana terjadi stasis cairan
peritoneum. Penyebaran hematogen secara klinis biasanya jarang,
meskipun hal ini tidak jarang pada pasien dengan perkembangan
penyakit. Mekanisme penyebaran ini merupakan rasionalisasi
stadium
untuk dilakukan tindakan pembedahan.
Patofisiologi
Faktor Resiko
Stadium
Stadium kanker ovarium primer menurut FIGO (Federation International
of Ginecologies and Obstetricians ) 1987, adalah :
1. STADIUM I > pertumbuhan terbatas pada ovarium
a. Stadium 1a : pertumbuhan terbatas pada suatu ovarium, tidak ada
asietas yang berisi sel ganas, tidak ada pertumbuhan di permukaan
luar, kapsul utuh.
b. Stadium 1b : pertumbuhan terbatas pada kedua ovarium, tidak asietas,
berisi sel ganas, tidak ada tumor di permukaan luar, kapsul intak.
c. Stadium 1c : tumor dengan stadium 1a dan 1b tetapi ada tumor
dipermukaan luar atau kedua ovarium atau kapsul pecah atau dengan
asietas berisi sel ganas atau dengan bilasan peritoneum positif.
2. STADIUM II > Pertumbuhan pada satu atau dua ovarium dengan
perluasan ke panggul
d. Stadium 2a : perluasan atau metastasis ke uterus dan atau tuba
e. Stadium 2b : perluasan jaringan pelvis lainnya
f. Stadium 2c : tumor stadium 2a dan 2b tetapi pada tumor dengan
permukaan satu atau kedua ovarium, kapsul pecah atau dengan asitas
yang mengandung sel ganas dengan bilasan peritoneum positif.
Sebagian besar kanker ovarium bermula dari suatu kista. Oleh karena itu,
apabila pada seorang wanita ditemukan suatu kista ovarium harus dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut untuk menentukan apakah kista tersebut bersifat
jinak atau ganas (kanker ovarium).
Ciri2 kista yang bersifat ganas yaitu pada keadaan :
1.Kista cepat membesar
2.Kista pada usia remaja atau pascamenopause
3.Kista dengan dinding yang tebal dan tidak berurutan
4.Kista dengan bagian padat
5.Tumor pada ovarium
Pemeriksaan lanjutan untuk memperkuat dugaan ke arah kanker ovarium
seperti :
6.USG dengan Doppler untuk menentukan arus darah
7.Jika diperlukan, pemeriksaan CT-Scan/ MRI
8.Pemeriksaan tumor marker seperti Ca-125 dan Ca-724, beta HCG dan
alfafetoprotein
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan yang sesuai dengan
stadium yaitu :
1. Operasi (stadium awal)
2. Kemoterapi (tambahan terapi pada
stadium awal)
3. Radiasi (tambahan terapi untuk
stadium lanjut)
Manifestasi Klinis
A.Pemeriksaan Penunjang
. CT scan abdomen
. Sonografi abdomen dan pelvis.
. USG
. Rontgen thorax
B. Komplikasi
. Efusi pleura
. Asites
. Hipoalbuminemia
. Tuberkulosis
. Kanker paru-paru
Penatalaksanaan Medis
Pengangkatan melalui tindakan bedah adalah
pengobatan pilihan, dengan pemeriksaan pra
operatif
termasuk
enema
barium,
proktosigmoidoskopi, pemeriksaan GI atas, rontgen
dada, dan urografi intravena (IVU). Histerektomi
abdomen total dengan pengangkatan tuba falopii
dan ovarium serta omentum (salpingo-oofarektomi
bilateral dan omenetktomi) adalah prosedur standar
untuk penyakit tahap dini. Kemudian, terapi radiasi
dan implantasi fosfor 32 (32P) intraperitoneal, isotop
radioaktif, dapat dilakukan setelah pembedahan.
Kemoterapi , dengan preparat tunggal atau multipeltetapi biasanya termasuk sisplantin, siklosfamid,
atau karboplatin- juga digunakan.
Penatalaksanaan
Keperawatan
Dukungan emosional, tindakan
menyamankan, dan informasi,
ditambah perhatian dan kasih
sayang merupakan bantuan yang
bermakna bagi pasien dan
keluarganya. Pasien yang menjalani
bedah pelvis untuk mengangkat
tumor diamati dan diobati seperti
pasien lain yang menjalani bedah
abdomen.
Penatalaksanaan
Keperawatan
Jika
pengobatan
pasien
mencakup instilasi 32P dan
preparat kemoterapeutik lainnya,
perawat harus mengubah posisi
pasien dengan sering untuk
memastikan
pendistribusian
menyeluruh dari obat dalam
rongga peritoneal.