&
Trauma
Medulla
Spinalis
Disusun Oleh:
Dina Nurhayati P17320313068
Ismi
Yulia
Andini
P17320313061
Putri
Syifa
Fauziah
P17320313002
Rifqi Ben Bany P17320313049
Trauma Kepala
Pengertian
1.
2.
3.
Mekanisme Cidera
Perdarahan
dan
hematome
Edema
serebral
Kerusakan
jaringan
Respon
Terhad
ap
Cidera
Iskemik.
Infark dan
nekrosis
jaringan otak
Kerusakan
terhadap
saraf kranial
dan struktur
lainnya.
Klasifikasi
Trauma Kepala
Trauma
Kepala
Trauma
Kapitis
Ringan
Trauma
Kapitis
Sedang
Trauma
Kapitis
Berat
Lanjutan ......
1.Trauma Kepala Ringan
Cedera kepala ringan adalah cedera kepala tertutup yang ditandai dengan hilangnya
kesadaran sementara (Corwin, 2000)
Cedera kepala ringan adalah trauma kepala dengan GCS: 15 (sadar penuh) tidak
kehilangan kesadaran, mengeluh pusing dan nyeri kepala, hematoma, laserasi dan
abrasi (Mansjoer, 2000)
Tanda dan gejala:
Pasien tertidur atau kesadaran yang menurun selama beberapa saat kemudian sembuh.
Sakit kepala yang menetap atau berkepanjangan.
Mual atau dan muntah.
Gangguan tidur dan nafsu makan yang menurun.
Perubahan kepribadian diri.
Letargik.
Lanjutan ......
2.Trauma Kepala Sedang
Dengan Skala Koma Glasgow 9 - 12, lesi operatif dan abnormalitas dalam CTscan dalam 48 jam rawat inap di Rumah Sakit (Torner, Choi, Barnes, 1999).Pasien
mungkin bingung atau somnolen namun tetap mampu untuk mengikuti perintah
sederhana (SKG 9-13). Pada suatu penelitian penderita cedera kepala sedang mencatat
bahwa kadar asam laktat rata-rata 3,15 mmol/L (Parenrengi, 2004).
Lanjutan ......
3.Trauma Kepala Berat
Dengan Skala Koma Glasgow < 9 dalam 48 jam rawat inap di Rumah Sakit (Torner C,
Choi S, Barnes Y, 1999). Hampir 100% cedera kepala berat dan 66% cedera kepala
sedang menyebabkan cacat yang permanen. Pada cedera kepala berat terjadinya cedera
otak primer seringkali disertai cedera otak sekunder apabila proses patofisiologi
sekunder yang menyertai tidak segera dicegah dan dihentikan (Parenrengi, 2004).
Tanda dan gejala:
- Simptom atau tanda-tanda cardinal yang menunjukkan peningkatan di otak menurun
atau meningkat.
- Perubahan ukuran pupil (anisokoria).
- Triad Cushing (denyut jantung menurun, hipertensi, depresi pernafasan).
- Apabila meningkatnya tekanan intrakranial, terdapat pergerakan atau posisi abnormal
ekstrimitas.
Jenis Trauma
Kepala
Fraktur
Tengkorak
Trauma Kepala
Cedera Serebral
Lanjutan ......
1.Fraktur Tengkorak
Fraktur kepala dapat melukai jaringan pembuluh darah dan saraf saraf dari otak, merobek dura
mater yang mengakibatkan perembesan cairan serebrospinal, dimana dapat membuka suatu jalan
untuk terjadinya infeksi inrakranial.
Adapun macam macam dari fraktur tengkorak adalah :
a. Linear Fraktur., adalah retak biasa pada hubungan tulang dan tidak merubah hubungan dari
kedua fragmen.
b. Comminuted Fraktur, adalah patah tulang dengan multiple fragmen dengan fraktur yang
multilinear.
c. Depressed Fraktur, fragmen tulang melekuk ke dalam.
d. Coumpound Fraktur, fraktur tengkorak yang meliputi laserasik dari kulit kepala, membrane
mukosa, sinus paranasal, mata dan telinga atau membrane timpani.
e. Fraktur dasar tengkorak, fraktur yang terjadi pada dasar tengkorak, khususnya pada fossa
anterior dan tengah. Fraktur dapat dalam bentuk salah satu: linear, comminuted atau depressed.
Sering menyebabkan rhinorrhea atau otorrhea
Lanjutan ......
2. Cidera Cerebral
a. Komosio serebri.
Adalah suatu kerusakan sementara fungsi neurologi yang disebabkan oleh
benturan pada kepala. Biasanya tidak merusak struktur tetapi
menyebabkan hilangnya ingatan sebelum dan sesudah cidera, lesu, mual
dan muntah. Biasanya dapat kembali pada fungsi yang normal. Setelah
komosio akan timbul sindroma berupa sakit kepala, pusing,
ketidakmampuan untuk konsentrasi beberapa minggu setelah kejadian.
b. Kontusio serebri.
Benturan dapat menyebabkan perubahan dari struktur dari permukaan otak
yang mengakibatkan perdarahan dan kematian jaringan dengan / tanpa ada
edema. Kontusio dapat berupa coup atau contracoup injury. Defisit
neurologi serius dapat terjadi. Gejala gejala tergantung pada luasnya
kerusakan.
c. Hematoma epidural.
Adalah perdarahan yang menuju keruang antara tengkorak dan duramater.
Kondisi ini terjadi karena laserasi dari arteri meningea media. Gambaran
klinik klasik yang terlihat berupa : hilangnya kesadaran dengan diikuti
periode flaccid, tingkat kesadaran dengan cepat menurun menuju
confusion sampai dengan koma. Jika tidak ditangani akan menyebabkan
kematian.
Lanjutan ......
d. Hematoma subdural.
Adalah perdarahan arteri atau vena duramater dan arachnoid. Hematoma subdural akut
dapat timbul dalam waktu 48 jam, dengan gejala gejala berupa sakit kepala,
mengantuk, agitasi, bingung dan dilatasi dan fiksasi pupil ipsilateral. Untuk hematoma
subakut subdural gejala gejalanya sama dengan yang akut, terapi berkembang lebih
lambat yaitu 2 Hari sampai 2 minggu. Hematoma subdural kronik akibat trauma kecil
dapat berkembang lebih lama lagi.
e. Hematoma intracerebral.
Adalah perdarahan yang menuju ke jaringan serebral. Biasanya terjadi akibat cidera
langsung dan sering didapat pada lobus frontal atau temporal. Gejala gejalanya
meliputi : sakit kepala, menurunnya kesadaran, hemiplegia kontralateral dan dilatasi
pupil ipsilateral.
f. Hematoma subarachnoid.
Hematoma yang terjadi akibat trauma, meskipun pembentukan hematoma jarang.
Tanda dangejala gejalanya meliputi : kaku kuduk, sakit kepala, menurunnya tingkat
kesadaran, hemiparesis dan ipsilateral dilatasi pupil.
Manifestasi Klinis
Komosio
Serebri
Kontusio
Serebri
Hematoma
Epidural
Hematoma
Subdural
Patofisiologi
Penatalaksanaan
Medis
1. Non pembedahan
Glukokortikoid ( dexamethazone ) untuk mengurangi edema
Diuretic osmotic ( manitol ) diberikan melalui jarum dengan filter
untuk mengeluarkan kristal kristal mikroskopis
Diuretik loop ( misalnya furosemide ) untuk mengatasi
peningkatan tekanan intrakranial
Obat paralitik ( pancuronium ) digunakan jika klien dengan
ventilasi mekanik untuk mengontrol kegelisahan atau agitasi yang
dapat meningkatkan resiko peningkatan tekana intracranial
2. Pembedahan
Kraniotomi diidikasikan untuk :
Mengatasi subdural atau epidural hematoma
Mengatasi peningkatan tekanan kranial yang tidak terkontrol
Mengobati hidrosefalus.
Pengertian
Trauma Medulla Spinalis adalah Trauma yang terjadi
pada
jaringan
medulla
spinalis
yang
dapat
menyebabkan fraktur atau pergeseran satu atau lebih
tulang vertebrata atau kerusakan jaringan medulla
spinalis lainnya termasuk akar-akar saraf yang berada
sepanjang medulla spinalis sehingga mengakibatkan
defisit neurologi.
Cidera medula spinalis adalah suatu fraktur atau
pergeseran dari satu ataulebih tulang vertebra yang
menyebabkan kerusakan medulla spinalis danakarakar saraf sehingga mengakibatkan defisit neurologi
dan perubahanpersepsi sensorik atau paralisis, atau
keduanya
Patofisiologi
Cidera medulla spinalis biasanya akibat trauma
vertebra yang diakibatkanbenturan langsung
atau tidak langsung. Trauma yang mengenai
vertebramengakibatkan fraktur atau dislokasi
yang dapat mengenai yang dapatmengenai
medulla spinalis
Pengaruh yang terjadi pada medulla spinalis dapat
terdiri darikontusio, perenggangan serabut saraf
kompresi tulang yang mengakibatkanpemotongan
komplit atau tidak komplit.Daerah yang sering
dilibatkanadalah daerah servikal, bagian bawah dari
torak dan lumbal. Daerah torakkurang dipengaruhi
karena diperkuat oleh perlindungan yang stabil yaitu
Pada awalnya adanya paralisismeskipun tidak ada
perubahanmikroskopis atau jelas sekali terlihatnya
putusnya medulla spinalis yangterlibat, kermudian
perdarahan kecil nampak pada substansia kelabu
danmeningkat sampai seluruh substansia kelabu berupa
perdarahan ataunekrotik.Edema terjadi pada substansia
putih, yang pada akhirnya merusakmielin dan akson itu
sendiri. Ada empat mekanisme yang dapat menyebabkan
cidera medulla spinalis yaitu: hiperpleksi,hiperekstensi.
kompresi vertikal (axial loading) danluka penetrasi
Etiologi
Jatu
h
dari
tem
pat
yan
g
ting
gi
Luka
tusu
k
atau
luka
tem
bak
pad
a
daer
ah
Kece
laka
an
lalu
linta
s
mob
il.m
otor,
dll.
Kece
laka
an
kare
na
olah
raga
Manifestasi Klinis
Batas Cedera
Cervical (diatas C5)
Fungsi yang
quadrepliga
diharapkan
Ketergantungan total
Perlu bantuan ventilator
ke bawah
Cervical
(C5)
quadriplegia
Cervical
(C6)
quadriplegia
Tidak terkontrolnya
bowel dan bladder
Hilangnya fungsi motoric
Memerlikan
seluruh
Hilangnya
sensasi
di
ambulasi
pada lengan
Hillangyna
Memerlukan
bantuan
seluruh
aktifitas
motoric
fungsi
dibawah
bahu
dan lengan.
Kemungkinan
bantuan
Sensasi
lebih
perawatan diri.
banyak
Batas Cedera
Fungsi
motoric
sempurna
pada
yang
bahu,
unuk
Ambulasi
Mampu
roda
mengalami
angkat.
kelemahan.
dan
jdi
intercostal
sensasi
di
beberapa
otot
mengalami
melakukantolak
Kemandirian
kerusakan.
dan
kemampuan
menggunkankursi
Hilangnya
dengan
motoric
aktifitas
dada sama.
melakukan
hidup sehari-hari.
kemampuan
dibandingkan C6.
Meningkatkan
Dapat
yang
bekerj
utuh
dengan
Batas Cedera
Thorakal
(T6
-
T12)
Paraplegia
dan
tetapi
sensasi
di
bawah
pinggang.
ada
peningkatan
dalamkeseimbangan duduk.
Thorakal
(T6
T12)
Paraplegia
Hilangnya
sensasi
dari
branches.
Tidak
terkontrolnya
dan bladder.
Hilangnya beberpa
bowel
fungsi
(incomplete)
Sakral
(incomplete)
(S2-S4) paraplegia
Tidak
terkontrolnya
dan bladder.
Hilangnya fungsi
sensasi
motorik
untuk
bowel
Ambulasi normal
Komplikasi
Autonomic
Dysreflexia
Fungsi Seksual
Penatalaksanaan Medis
1. Cidera Servikal
Immobilisasi sederhana
Traksi skeletal
Pembedahan untuk spinal dekompresi
2. Cidera Torakal dan Lumbal :
Immobilisasi pada lokasi fraktur.
Hiperekstensi dan branching.
Bed rest
Obat-obatan yang diberikan meliputi : adrenal
kortikosteroid untuk mencegah dan mengurangi
edema.
Pengertian
Eye
Opening
Respon
Mata
> 1 tahun
0 1 tahun
Best
Motor
Response
Respon
motorik
> 1 tahun
0 1 tahun
Menurut perintah
Melokalisasi nyeri
Menghindari nyeri
Menghindari nyeri
Fleksi (dekortikasi)
Fleksi abnormal
Ekstensi (decerebrasi)
(decortikasi)
Eksternal abnormal
Tidak ada respon
Best Verbal
Response
Respon Verbal
5
> 1 tahun
Orientasi
baik
0 1 tahun
dan
berkomunikasi
4
Menyebutkan
kata-kata
yang
Mengeluarkan suara
Semoga Bermanfaat
WASSALAMUALAIKUM WR WB