Stadium II
Pertumbuhan pada satu atau kedua ovarium atau tuba fallopi dengan
perluasan ke panggul (di bawah pinggir pelvik) atau kanker peritoneum
primer
II A Perluasan dan atau implantasi pada ke uterus dan/ atau tuba
fallopi dan/ atau ovarium
II B Perluasan ke jaringan intraperitoneal pelvis lainnya
Stadium III
Tumor mengenai satu atau kedua ovarium dan atau tuba fallopi, atau kanker
peritoneum primer, dengan perluasan ke peritoneum diluar pelvis dan/atau
metastase ke kelenjar getah bening retroperitoneal yang dipastikan secara
sitologi atau histopatologi.
III A Kelenjar getah bening retroperitoneal saja (dibuktikan secara
sitologi atau histopatologi)
IIIA1 : Metastasis kurang dari 10 mm pada diameter terbesar
IIIA2: Metastasis lebih dari 10 mm pada diameter terbesar
III B Metastasis ke peritoneum secara makroskopis di atas pelvis
kurang dari 2 cm pada diameter terbesar dengan atau tanpa
keterlibatan kelenjar getah bening retroperitoneal.
III C Metastasis ke peritoneum secara makroskopis di atas pelvis
lebih dari 2 cm pada diameter terbesar dengan atau tanpa
keterlibatan kelenjar getah bening retroperitoneal (termasuk
perluasan tumor ke kapsul hati dan limpa tanpa keterlibatan
parenkim organ tersebut )
Stadium IV
Metastasis jauh selain metastasis peritoneum
IV A Efusi pleura dengan sitologi positif
IV B Metastasis parenkim dan metastasis ke organ ekstra abdominal
(termasuk KGB inguinal dan KGB di luar kavum abdomen)
produksi darah
c. Ansietas berhubungan dengan stress akibat kurangnya pengetahuan
tentang penyakit dan penatalaksanaannya
d. Resiko perdarahan berhubungan dengan penurunan volume darah
(anemia, tromositopenia, kemoterapi)
e. Ketidakefektifan pola seksualitas berhubungan dengan perubahan
struktur, fungsi organ, penyakit atau terapi medis
f. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan pembedahan, terapi penyakit
kanker (terapi radiasi)
g. Konstipasi berhubungan dengan penurunan motilitas traktus
gastrointestinal
h. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan faktor psikologis (mis. Stress, keengganan untuk makan)
i. Gangguan pola eliminasi urine berhubungan dengan penurunan kapasitas
kandung kemih
j. Distress spiritual berhubungan dengan kondisi penyakit kronis
DAFTAR PUSTAKA
Budiana, I Nyoman Gede. 2014. Peran Klinis Ca-125 Pada Kanker Ovarium. SMF
Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.
Doengoes, Marilyn E. 2001. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3. Jakarta :
EGC
Fitria, Cemy Nur. 2010. Palliative Care Pada Penderita Penyakit Terminal. Akper
Muhammadiyah. GASTER, Vol. 7 No. 1.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2017. Petunjuk Paliatif Kanker Pada
Dewasa. Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak
Menular.
Nurarif, A.H. dan Kusuma, H. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta : MediAction
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi
dan Indikator Diagnostik. Dewan Pengurus Pusat PPNI. Edisi 1. Jakarta
Selatan
Trihandini, Indang, dkk. 2010. Analisis Ketahanan Hidup Penderita Kanker Ovarium
Epithelial di Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta. Jurnal Kesehatan
Masyarakat Nasional Vol. 5, No. 3.