Anda di halaman 1dari 4

PENGERTIAN

Kanker ovarium atau disebut juga dengan sebutan kanker indung telur ini,
menyebabkan kematian paling tinggi di antara jenis kanker lain yang juga menyerang
reproduksi wanita.

Berdasarkan Center for Disease Control and Prevention (CDC), definisi kanker
ovarium adalah sekelompok penyakit kanker yang terjadi di ovarium, dan
daerah sekitarnya, seperti saluran tuba (tuba fallopi) dan peritoneum.
Sementara menurut Mayo Clinic, definisi penyakit kanker ovarium adalah jenis
kanker yang berkembang di dalam, sekitar, luar lapisan ovarium.
Ovarium (indung telur) sendiri merupakan kelenjar berpasangan yang
berbentuk kacang almond yang terletak di samping kanan dan kiri rahim.
Fungsi kelenjar ini adalah menyimpan dan memproduksi sel telur, serta
menghasilkan hormon seks, seperti hormon estrogen dan hormon
progesteron.

Kanker ini bisa terbentuk dari kista, tapi tidak semua kista adalah kanker
ovarium. Kista sendiri adalah kumpulan cairan di dalam ovarium yang
umumnya terjadi akibat proses ovulasi. Kista ini dapat hilang seiring waktu
tanpa perawatan, dan sebagian kecil kasus berkembang menjadi kanker.
Masa awal perkembangan kanker ini memang cukup sulit terdeteksi. Akan
tetapi, jika diketahui lebih dini dan ditangani lebih cepat, pasien memiliki 94%
peluang untuk sembuh dan dapat hidup lebih dari 5 tahun setelah
terdiagnosis.

Tanda-tanda & gejala


Apa saja tanda-tanda dan gejala kanker ovarium?

Wanita cenderung mengalami gejala kanker indung telur ketika sel kanker
telah menyebar atau memasuki stadium lanjut. Akan tetapi, ada juga beberapa
wanita yang merasakan gejalanya di tahap awal.

Berikut ini gejala penyakit kanker ovarium yang paling umum adalah:
 Perut kembung.
 Nyeri panggul dan nyeri di sekitar perut.

Penyebab
Apa penyebab kanker ovarium?

Hingga kini, penyebab kanker ovarium belum diketahui secara pasti. Namun,
para ahli bahwa penyebabnya kemungkinan tidak berbeda jauh dengan
penyebab kanker pada umumnya, yaitu mutasi DNA di dalam sel.
DNA dalam sel menyimpan sistem perintah untuk sel tumbuh, berkembang,
mati, dan membelah. Ketika terjadi mutasi, sistem di dalam DNA akan rusak
dan sistem perintah sel menjadi kacau. Hal ini mengakibatkan sel bekerja
secara tidak terkendali; terus tumbuh secara abnormal. Sel yang terus tumbuh
ini dapat membentuk tumor di sekitar ovarium.

Adanya sel abnormal ini tidak hanya pada indung telur saja, tapi bisa juga
berasal dari sel yang terletak di ujung tuba fallopi.

 Kesulitan untuk makan, karena perut kenyang dengan cepat walaup makan
sedikit
 Masalah kandung kemih, seperti lebih sering buang air atau tidak bisa
menahan desakan untuk buang air kecil.
Selain gejala yang disebutkan di atas, biasanya muncul gejala kanker lain yang
umumnya menyertai, seperti:
 Kelelahan terus-menerus.
 Terasa nyeri ketika melakukan hubungan seks (penetrasi vagina).
 Perubahan menstruasi, seperti haid yang tidak teratur atau perdarahan yang
keluar lebih banyak dari biasanya.

Faktor-faktor risiko
Apa yang meningkatkan risiko kanker ovarium?
Meski penyebab kanker indung telur tidak diketahui secara pasti, ilmuwan
telah menemukan berbagai hal yang bisa meningkatkan risikonya, seperti:

 Usia yang bertambah tua


Penyakit kanker indung telur paling banyak ditemukan pada wanita yang
berusia 63 tahun ke atas atau mereka yang telah melewati menopause.

 Keturunan
Memiliki anggota keluarga yang menderita kanker indung telur, kanker usus
besar atau kanker payudara, membuat peluang terserang penyakit ini pun
lebih besar.

 Pernah atau sedang menderita kanker payudara


Didiagnosis kanker payudara oleh dokter, membuat risiko kanker ini jadi lebih
tinggi.

 Obesitas
Berat badan yang berlebihan meningkatkan risiko berbagai jenis kanker,
termasuk kanker indung telur.

 Kebiasaan merokok
Zat kimia rokok bersifat karsinogenik sehingga dapat menyebabkan risiko
kanker meningkat.

 Tidak pernah hamil atau sering keguguran


Tidak pernah hamil dan tidak melewati masa di mana Anda tidak
memproduksi sel telur, Anda berpotensi terkena penyakit ini.

 Pernah menjalani terapi pengganti hormon


Wanita yang menjalani terapi estrogen setelah menopause memiliki peluang
yang besar untuk terserang kanker ini.

Komplikasi Komplikasi yang dapat terjadi yaitu :


1. Asites Kanker ovarium dapat bermetastasis dengan invasi langsung ke
strukturstruktur yang berdekatan pada abdomen dan panggul dan melalui
penyebaran benih tumor melalui cairan peritoneal ke rongga abdomen dan rongga
panggul.
2. Efusi Pleura Dari abdomen, cairan yang mengandung sel-sel ganas melalui
saluran limfe menuju pleura

Komplikasi lain yang dapat disebabkan pengobatan adalah :


1. Infertilitas adalah akibat dari pembedahan pada pasien menopause
2. Mual, muntah dan supresi sumsum tulang akibat kemoterapi. Dapat juga
muncul maaslah potensial ototoksik, nefroktoksik, neurotoksis
3. Penyakit berulang yang tidak terkontrol dikaitkan dengan obstruksi usus,
Asietas fistula dan edema dan eksrtemitas bawah
PENATALAKSANAAN
1. kemoterapi dengan pemanasan intraperitoneal
2. imunoterapi intraperitoneal
3. krioblasi argon-helium
4 terapi intra-arteri
Pengobatan (Obat-obatan)
1.obat ini tergolong obat cytotoxic chemotherapy,lebih spesifiknya alkylating.
2.carboplatin adalah obat yang juga dapat digunakan tanpa atau dengan obat lain
untuk menekan pertumbuhan sel kanker.carboplatin adalah obat yang biasanya
diberikan melalui vena atau intravena dan disuntikan dalam 15 menit oleh ahli
kesehatan.carblopatin adalah obat yang akan menimbulkan efek samping yang
normal seperti:mual,muntah,dan kehilangan nafsu makan,merasa lelah,rambut
rontok,kulit memerah nyeri atau membengkak(pada bekas suntikan)
3.paclitaxel adalah obat kemoterapi kanker yang bekerja dengan memperlambat
atau menghentikan pertumbuhan sel kanker.untuk pasien yang sebelumnya dirawat
karena kanker ovarium

Anda mungkin juga menyukai