Anda di halaman 1dari 7

Amankah Kemoterapi Bagi Penderita Kanker Serviks?

    Setiap perempuan  beresiko kanker leher rahim atau yang lebih dikenal dengan
istilah “Kanker Serviks”. Data WHO tahun 2003 menyebutkan bahwa sekitar
500.000 wanita setiap tahunnya didiagnosa menderita kanker serviks, dan hampir
60% diantaranya meninggal dunia. Di Indonesia diperkirakan terjadi sekitar 40
kasus baru per harinya dan 50% diantaranya meninggal karena penyakit tersebut.
Secara epidemiologi, kanker serviks cenderung timbul pada kelompok usia 33-55
tahun, tetapi dapat juga timbul pada usia yang lebih muda.

    Di seluruh dunia, kasus penyakit kanker serviks ini sudah dialami oleh 1,4 juta
wanita. Dan menurut data Globocan 2002 yang didapat dari Yayasan Kanker
Indonesia terdapat lebih dari 40.000 kasus baru kanker serviks dengan kisaran
angka kematian yang menembus angka 22.000 pada wanita di Asia Tenggara.
Dalam hal ini, Indonesia merupakan negara di ASEAN yang menduduki
peringkat teratas untuk total kematian kanker serviks pada wanita dan ditambah
dengan angka kasus baru sekitar 20 kasus per hari.(hanyawanita.com, 2010)

    Dampak yang dapat ditimbulkan kanker serviks pada perempuan sangat


banyak, dikarenakan kasus kanker serviks terbanyak muncul pada saat perempuan
berada dalam usia produktif. Sebagian besar memilih kemoterapi sebagai jalan
pengobatan. Namun tidak banyak orang yang mengetahui akan dampak negatif
dari kemoterapi itu sendiri. 

Pengertian Kanker Serviks

    Kanker serviks adalah penyakit kanker yang terjadi pada daerah leher rahim.
Yaitu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah
rahim. Letaknya antara rahim (uterus) dengan liang senggama wanita (vagina).
(Delia Wijaya, 2010) 

Penyebab Kanker Serviks

    Kanker serviks pada tubuh manusia dapat disebabkan oleh beberapa faktor,
yaitu :

a. Virus HPV (Human Papilloma Virus). Virus ini memiliki lebih


dari 100 tipe, di mana sebagian besar di antaranya tidak berbahaya
dan akan lenyap dengan sendirinya (self limiting). Jenis virus HPV
yang menyebabkan kanker serviks dan paling fatal akibatnya
adalah virus HPV tipe 16 dan 18.
b. Sel-sel abnormal pada leher rahim juga bisa tumbuh akibat paparan
radiasi atau pencemaran bahan kimia yang terjadi dalam jangka
waktu cukup lama.
c. Berganti-ganti pasangan seksual
d. Gangguan sistem kekebalan tubuh
e. Merokok tembakau dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh dan
mempengaruhi kemampuan tubuh untuk melawan infeksi HPV
pada serviks. Wanita yang merokok berada dua kali lebih mungkin
mendapat kanker serviks dibandingkan mereka yang tidak. Rokok
mengandung banyak zat racun/kimia yang dapat menyebabkan
kanker paru. Zat-zat berbahaya ini dibawa ke dalam aliran darah ke
seluruh tubuh ke organ lain juga. Produk sampingan (by-products)
rokok seringkali ditemukan pada mukosa serviks dari para wanita
perokok.
f. Hubungan seksual pertama dilakukan pada usia dini
g. Pemakaian pil KB dalam jangka panjang dapat meningkatkan
resiko terjadinya kanker serviks. Riset menemukan bahwa resiko
kanker serviks meningkat sejalan dengan semakin lama wanita
tersebut menggunakan pil kontrasepsi tersebut dan cenderung
menurun pada saat pil di-stop. Sebaiknya harus membicarakan
dengan dokter tentang pro kontra penggunaan pil KB dalam kasus.
h. Infeksi HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang
menyebabkan penyakit AIDS tidak sama dengan HPV. Hal Ini
dapat juga menjadi faktor resiko kanker serviks. Memiliki HIV
agaknya membuat sistem kekebalan tubuh seorang wanita kurang
dapat memerangi baik infeksi HPV maupun kanker - kanker pada
stadium awal.
i. Infeksi Klamidia, bakteri yang umum menyerang organ wanita,
tersebar melalui hubungan seksual. Seorang wanita mungkin tidak
tahu bahwa ia terinfeksi kecuali dilakukan tes untuk klamidia
selama pemeriksaan panggul. Beberapa riset menemukan bahwa
wanita yang memiliki sejarah atau infeksi saat ini berada dalam
resiko kanker serviks lebih tinggi. Infeksi dalam jangka panjang
juga dapat menyebabkan masalah serius lainnya.
j. Diet, apa yang kita makan juga dapat berperan. Diet rendah
sayuran dan buah-buahan dapat dikaitkan dengan meningkatnya
resiko kanker seviks. Juga, wanita yang obesitas / gemuk berada
pada tingkat resiko lebih tinggi.
k. Memiliki yang banyak kehamilan seperti menjalani 3 atau lebih
kehamilan utuh memiliki peningkatan resiko kanker serviks. Tidak
ada yang tahu mengapa ini dapat terjadi.
l. Wanita yang hamil pertama pada usia dibawah 17 tahun hampir
selalu 2x lebih mungkin terkena kanker serviks di usia tuanya,
daripada wanita yang menunda kehamilan hingga usia 25 tahun
atau lebih tua
m. Wanita miskin berada pada tingkat resiko kanker serviks yang
lebih tinggi. Ini mungkin karena mereka tidak mampu untuk
memperoleh perawatan kesehatan yang memadai, seperti tes Pap
Smear secara rutin.
n. DES (diethylstilbestrol). DES adalah obat hormon yang pernah
digunakan antara tahun 1940-1971 untuk beberapa wanita yang
berada dalam bahaya keguguran. Anak-anak wanita dari para
wanita yang menggunakan obat ini, ketika mereka hamil berada
dalam resiko terkena kanker serviks dan vagina sedikit lebih tinggi.
o. Riwayat Keluarga. Kanker serviks dapat berjalan dalam beberapa
keluarga. Bila Ibu atau kakak perempuan memiliki kanker serviks,
resiko Anda terkena kanker ini bisa 2 atau 3x lipat dari orang lain
yang bukan. Ini mungkin karena wanita-wanita ini kurang dapat
memerangi infeksi HPV daripada wanita lain pada umumnya.

Ciri-ciri Kanker Serviks

a. Stadium dini Sering menunjukkan gejala atau tanda-tandanya yang khas,


bahkan tidak ada gejala sama sekali.
b. Stadium lanjut Sedangkan pada stadium ini ciri-ciri sangat mudah untuk
dilihat, contohnya adalah sebagai berikut :

 Pendarahan sesudah mati haid (menopause)


 Pada tahap lanjut bercampur darah, nyeri pinggul atau tidak dapat
buang air kecil
 Pendarahan sesudah senggama,
 Keluar keputihan atau cairan encer dari vagina
 Hilangnya nafsu makan dan berat badan
 Nyeri tulang panggul dan tulang belakang
 Nyeri pada anggota gerak (kaki)
 Terjadi pembengkakan pada area kaki
 Keluarnya feses menyertai urin melalui vagina
 Hingga terjadi patah tulang panggul

Pengobatan Bagi Penderita Kanker Serviks

a. Kemoterapi

    Pengobatan kanker serviks dapat dilakukan dengan kemoterapi dan


tentu saja pemilihan terapi ini didasarkan pada stadium kanker. Umumnya
kemoterapi tidak digunakan sebagai terapi tunggal namun dikombinasikan
dengan jenis terapi yang lain seperti operasi dan terapi radiasi.

          Apa itu Kemoterapi?

   Kemoterapi adalah suatu metode pengobatan yang bertujuan untuk


membunuh sel kanker. Obat ini menyasar sel kanker dengan cara merusak
dan menghambat faktor-faktor pertumbuhan sel. Pada beberapa jenis obat
kemoterapi yang konvensional efek obat kemo tidak hanya berakibat pada
sel kanker saja tapi juga pada sel yang sehat. Sehingga sering kali muncul
efek samping pasca pemberian kemoterapi, seperti kebotakan, mual dan
muntah.

   Obat kemoterapi biasanya diberikan melalui intravena (IV) atau per oral.
Sebenarnya terdapat rute lain lagi yang bisa digunakan namun untuk
kanker serviks pemberiannya lebih umum dengan intravena atau mulut.

   Beberapa jenis kemoterapi yang biasanya digunakan pada pengobatan


kanker serviks adalah:

1. Carboplatin
2. Cisplatin
3. Paclitaxel
4. Fluorouracil (5FU)
5. Cyclophosphamide
6. Docetaxel
7. Ifosfamide
8. Gemcitabine

    Berapa kali kemoterapi dilakukan?

    Frekuensi pemberian kemoterapi tergantung pada berbagai factor. Dokter akan


membuat rencana pengobatan sesuai berdasarkan pada jenis kanker, stadium,
faktor kesehatan, jenis obat kemoterapi yang diberikan dan metode pengobatan
lain yang digunakan.

    Pada kanker serviks, pemberian obat kemoterapi umumnya diberikan setiap


minggu atau setiap tiga minggu sekali. Jika pemberian dengan metode setiap 3
minggu maka akan diberikan sebanyak 6 siklus. Pada beberapa kasus, kemoterapi
tidak bisa dilakukan secara lengkap sebanyak 6 siklus, sehingga dokter terkadang
harus memilih alternative pengobatan lain.

    Bahayakah Kemoterapi?

    Pada rata-rata tindak lanjut dari 23 bulan (kisaran, 7-26 bulan), proyeksi
perkembangan waktu dan kelangsungan hidup bagi penderita kanker serviks yang
menjalani kemoterapi secara keseluruhan adalah 80,3 dan 80,4%, masing-masing.
(PubMed Journal List,2005)

Efek samping yang sering terjadi pada kemoterapi :

1. Sakit maag dan muntah (dokter bisa memberikan obat


mual/muntah)
2. Kehilangan nafsu makan

3. Kerontokan rambut jangka pendek


4. Sariawan

5. Meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi (kekurangan sel


darah  putih)

6. Pendarahan atau memar bila terjadi luka (akibat kurang darah)

7. Sesak napas (dari rendahnya jumlah sel darah merah)

8. Kelelahan
9. Menopause dini
10. Hilangnya kemampuan menjadi hamil (infertilitas)
11. Rasa kelelahan
12. Kulit merah, kering, gatal gatal, bahkan gelap
13. Vagina menyempit dan kurang lentur
14. Menggigil, demam, nyeri otot

15. Sel akar rambut dan saluran pencernaan embelah lebih cepat.
(dr.Bobby Indra Utama,2011)

          Setiap jenis obat kemoterapi merusak sel dalam berbagai cara :

1. Mencegah replikasi komponen seluler yang diperlukan sel untuk


membelah dan mereproduksi.
2. Menggantikan atau menghilangkan nutrisi penting enzim atau sel
yang diperlukan untuk bertahan hidup atau memicu sel untuk
menghancurkan diri
3. Setiap obat kemoterapi bekerja dengan cara yang berbeda untuk
mencegah sel-sel untuk tumbuh. Hal ini mengurangi kemungkinan
bahwa sel-sel kanker bertahan atau terus tumbuh. (Dra.Hartati
Nurwijaya, DR.dr Andrijono, SpOG (k), Prof.Dr.H.K.Suheimi,
SpOG (k) )

Pencegahan Kanker Serviks

1. Menghindari faktor resiko yaitu bergati pasangan seksual lebih dari satu dan
berhubungan seks dibawah usia 20 karena secara fisik seluruh organ intim dan
yang terkait pada wanita baru matang pada usia 21 tahun.
2. Bagi wanita yang aktif secara seksual, atau sudah pernah berhubungan seksual,
dianjurkan untuk melakukan tes HPV, Pap Smear, atau tes IVA, untuk mendeteksi
keberadaanHuman Papilloma Virus (HPV), yang merupakan biang keladi dari
tercetusnya penyakit kanker serviks.
3. Bagi wanita yang belum pernah berhubungan seks, atau anak-anak perempuan
dan laki-laki yang ingin terbentengi dari serangan virus HPV, bisa menjalani
vaksinasi HPV. Vaksin HPV dapat mencegah infeksi HPV tipe 16 dan 18. Dan
dapat diberikan mulaidari usia 9-26 tahun, dalam bentuk suntikan sebanyak 3 kali
(0-2-6 bulan). Dan biayanya pun terbilang murah.
4. Menjaga pola makan seimbang dan bergizi, serta menjalani gaya hidup sehat
(berolahraga).

    Kanker serviks dapat dicegah dan diobati apabila setiap orang menyadari
bahwa keberadaan virus HPV ini tidak boleh dipandang sebelah mata dan dapat
menyerang siapa saja, tanpa pandang bulu. Maka dari itu, lebih baik mencegah
daripada mengobati. 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
DAFTAR PUSTAKA

Utama Indra, Bobby.2011.Kanker Leher Rahim (serviks).


http://medicastore.com/penyakit/104/Kanker_Leher_Rahim_serviks.html.12 Agustus
2011.Jam 12.13.

PT. Informasi Lintas Globalindo. 2007.Yuk Cegah kanker Serviks Sejak Dini.
Hanyawanita.com.12 Agustus 2011. Jam 12.24

Nurwijaya, Hartati,dkk.2010.Cegah dan Deteksi Kanker Serviks.Jakarta:PT elex Media


hlm.112

Trejo-Becerril,Catalina,dkk.2007. Serum nucleosomes during neoadjuvant


chemotherapy in patients with cervical cancer. PubMed Center Journal List.Agustus
2011.Jam 12.59

Wijaya, Delia.2010. Pembunuh Ganas Itu Bernama Kanker Serviks.Jakarta:Sinar Kejora


hlm.15 

Anda mungkin juga menyukai