Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL KEGIATAN PENYULUHAN

TENTANG MENGENAL DAN MENCEGAH ALZHEIMER (PIKUN) DI USIA SENJA


DI POSYANDU LANSIA FLAMBOYAN
DESA BANDUNGREJO

Oleh :
YANSA AGUSTIAWAN EKA PUTRA
NIM. 160070301111035

PROGRAM PROFESI NERS


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
HALAMAN PENGESAHAN
PROPOSAL KEGIATAN PENYULUHAN
MENGENAL DAN MENCEGAH ALZHEIMER (PIKUN) DI USIA SENJA
DI DESA BANDUNGREJO

Disusun untuk Memenuhi Tugas Profesi Ners Departemen Jiwa


di Kecamatan Bantur, Kab. Malang

Oleh :
Yansa Agustiawan Eka Putra
NIM. 160070301111035

Telah diperiksa kelengkapannya pada :


Hari :
Tanggal :

Perseptor Akademik Perseptor Klinik

( Ns. Retno Lestari S.Kep, MN ) ( Ns. Soebagijono, S.Kep, M.MKes )


NIP. 198009142005022001 NIP. 1968109 1999003 1003
BAB I
PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Penyakit alzheimer ditemukan pertama kali pada tahun 1907 oleh seorang
ahli Psikiatri dan neuropatologi yang bernama Alois Alzheimer. Ia mengobservasi
seorang wanita berumur 51 tahun, yang mengalami gangguan intelektual dan
memori serta tidak mengetahui kembali ketempat tinggalnya, sedangkan wanita
itu tidak mengalami gangguan anggota gerak, koordinasi dan reflek. Pada
autopsi tampak bagian otak mengalami atropi yang difus dan simetri, dan secara
mikroskopik tampak bagian kortikal otak mengalami neuritis plaque dan
degenerasi neurofibrillary.
Secara epidemiologi dengan semakin meningkatnya usia harapan hidup
pada berbagai populasi, maka jumlah orang berusia lanjut akan semakin
meningkat. Dilain pihak akan menimbulkan masalah serius dalam bidang sosial
ekonomi dan kesehatan, sehingga aka semakin banyak yang berkonsultasi
dengan seorang neurolog karena orang tua tersebut yang tadinya sehat, akan
mulai kehilangan kemampuannya secara efektif sebagai pekerja atau sebagai
anggota keluarga.
Hal ini menunjukkan munculnya penyakit degeneratif otak, tumor, multiple
stroke, subdural hematoma atau penyakit depresi, yang merupakan penyebab
utama demensia.
Istilah demensia digunakan untuk menggambarkan sindroma klinis
dengan gejala menurunnya daya ingat dan hilangnya fungsi intelek lainnya.
Definisi demensia menurut Unit Neurobehavior pada Boston Veterans
Administration Medical Center (BVAMC) adalah kelainan fungsi intelek yang
didapat dan bersifat menetap, dengan adanya gangguan paling sedikit 3 dari 5
komponen fungsi luhur yaitu gangguan bahasa, memori, visuospasial, emosi dan
kognisi.
Penyebab pertama penderita demensia adalah penyakit alzheimer (50-
60%) dan kedua oleh cerebrovaskuler (20%). Diperkirakan penderita demensia
terutama penderita alzheimer pada abad terakhir ini semakin meningkat jumlah
kasusnya sehingga akan mungkin menjadi epidemi seperti di Amerika dengan
insidensi demensia 187 populasi/100.000/tahun dan penderita Alzheimer
123/100.000/tahun serta penyebab kematian keempat atau kelima.
Penyakit alzheimer dapat timbul pada semua umur, 96% kasus dijumpai
setelah berusia 40 tahun keatas. Schoenburg dan Coleangus (1987) melaporkan
insidensi berdasarkan umur: 4,4/1000.000 pada usia 30-50 tahun, 95,8/100.000
pada usia > 80 tahun. Angka prevalensi penyakit ini per 100.000 populasi sekitar
300 pada kelompok usia 60-69 tahun, 3200 pada kelompok usia 70-79 tahun,
dan 10.800 pada usia 80 tahun. Diperkirakan pada tahun 2000 terdapat 2 juta
penduduk penderita penyakit alzheimer. Sedangkan di Indonesia diperkirakan
jumlah usia lanjt berkisar, 18,5 juta orang dengan angka insidensi dan prevalensi
penyakit alzheimer belum diketahui dengan pasti.
Berdasarkan jenis kelamin, prevalensi wanita lebih banyak tiga kali
dibandingkan laki-laki. Hal ini mungkin refleksi dari usia harapan hidup wanita
lebih lama dibandingkan laki-laki. Dari beberapa penelitian tidak ada perbedaan
terhadap jenis kelamin.
Melihat tingginya angka prevalensi penderita alzheimer diatas maka perlu
diadakanya sosialisasi tentang penyakit tersebut.

II. Tujuan
Tujuan umum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan sasaran mampu mengetahui
tentang penyakit Alzheimer (Pikun) pada lansia.

Tujuan khusus
Setelah kegiatan penyuluhan, sasaran mampu:
1. Mengetahui tentang pengertian penyakit alzheimer
2. Mengetahui tanda dan gejala penyakit alzheimer
3. Mengetahui penyebab penyakit alzheimer
4. Mengetahui cara pencegahan penyakit alzheimer

III. Sasaran
Lanjut usia (Lansia) di Posyandu Lansia Flamboyan Desa Bandungrejo
IV. Tempat dan waktu
Tempat : Posyandu Lansia Flamboyan Desa Bandungrejo
Tanggal/Waktu : 18 Juli 2017 / Pukul 10.00 WIB

V. Pengorganisasian
Tanggal : 18 Juli 2017
Pukul Kegiatan
5 menit Orientasi, perkenalan, dan kontrak kegiatan
5 menit Validasi kondisi klien (Pre test dan pengukuran
tingkat kecemasan)
15 menit Penjelasan mengenai penyakit Alzheimer
(pikun)
5 menit Diskusi Tanya jawab
4 menit Post test
1 menit Terminasi

VI. Media
Leaflet (terlampir)

VII. Materi (terlampir)


MATERI PENYULUHAN
ALZHEIMER (PIKUN) & LANJUT USIA (LANSIA)

A. Lanjut Usia (Lansia)


1. Pengertian Lansia
Menurut UU no 4 tahun 1945 Lansia adalah seseorang yang mencapai
umur 55 tahun, tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan
hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain (Wahyudi, 2000).
Usia lanjut adalah sesuatu yang harus diterima sebagai suatu
kenyataan dan fenomena biologis. Kehidupan itu akan diakhiri dengan proses
penuaan yang berakhir dengan kematian (Hutapea, 2005).
Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara
perlahan lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti
dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan
terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Constantinides
1994). Proses menua merupakan proses yang terus menerus (berlanjut)
secara alamiah dimulai sejak lahir dan umumnya dialami pada semua
makhluk hidup (Nugroho Wahyudi, 2000).

2. Batasan Lansia
Menurut WHO, batasan lansia meliputi:
a. Usia Pertengahan (Middle Age), adalah usia antara 45-59 tahun
b. Usia Lanjut (Elderly), adalah usia antara 60-74 tahun
c. Usia Lanjut Tua (Old), adalah usia antara 75-90 tahun
d. Usia Sangat Tua (Very Old), adalah usia 90 tahun keatas
Menurut Dra.Jos Masdani (psikolog UI)

Mengatakan lanjut usia merupakan kelanjutan dari usia dewasa.


Kedewasaan dapat dibagi menjadi 4 bagian:
a. Fase iuventus antara 25dan 40 tahun
b. Verilitia antara 40 dan 50 tahun
c. Fase praesenium antara 55 dan 65 tahun
d. Fase senium antara 65 tahun hingga tutup usia
3. Tipe-tipe Lansia
Pada umumnya lansia lebih dapat beradaptasi tinggal di rumah sendiri
daripada tinggal bersama anaknya. Menurut Nugroho W ( 2000) adalah:
a. Tipe Arif Bijaksana: Yaitu tipe kaya pengalaman, menyesuaikan diri
dengan perubahan zaman, ramah, rendah hati, menjadi panutan.
b. Tipe Mandiri: Yaitu tipe bersifat selektif terhadap pekerjaan, mempunyai
kegiatan.
c. Tipe Tidak Puas: Yaitu tipe konflik lahir batin, menentang proses penuaan
yang menyebabkan hilangnya kecantikan, daya tarik jasmani, kehilangan
kekuasaan, jabatan, teman.
d. Tipe Pasrah: Yaitu lansia yang menerima dan menunggu nasib baik.
e. Tipe Bingung: Yaitu lansia yang kehilangan kepribadian, mengasingkan
diri, minder, pasif, dan kaget.

4. Teori-teori proses penuaan


(1) Teori Biologi
Teori genetic dan mutasi (Somatik Mutatie Theory)
Menurut teori ini menua telah terprogram secara genetik untuk
spesies-spesies tertentu. Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan
biokimia yang terprogramoleh molekul-molekul atau DNA dan setiap sel
pada saatnya akan mengalami mutasi.
Teori radikal bebas
Tidak setabilnya radikal bebas mengakibatkan oksidasi-oksidasi bahan
organik yang menyebabkan sel-sel tidak dapat regenerasi.
Teori autoimun
Penurunan sistem limfosit T dan B mengakibatkan gangguan pada
keseimbangan regulasi system imun (Corwin, 2001). Sel normal yang
telah menua dianggap benda asing, sehingga sistem bereaksi untuk
membentuk antibody yang menghancurkan sel tersebut. Selain itu atripu
tymus juga turut sistem imunitas tubuh, akibatnya tubuh tidak mampu
melawan organisme pathogen yang masuk kedalam tubuh.Teori meyakini
menua terjadi berhubungan dengan peningkatan produk autoantibodi.
Teori stress
Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan tubuh.
Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kesetabilan lingkungan
internal, dan stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah dipakai.
Teori telomer
Dalam pembelahan sel, DNA membelah denga satu arah. Setiap
pembelaan akan menyebabkan panjang ujung telomere berkurang
panjangnya saat memutuskan duplikat kromosom, makin sering sel
membelah, makin cepat telomer itu memendek dan akhirnya tidak mampu
membelah lagi.
Teori apoptosis
Teori ini disebut juga teori bunuh diri (Comnit Suitalic) sel jika
lingkungannya berubah, secara fisiologis program bunuh diri ini
diperlukan pada perkembangan persarapan dan juga diperlukan untuk
merusak sistem program prolifirasi sel tumor. Pada teori ini lingkumgan
yang berubah, termasuk didalamnya oleh karna stres dan hormon tubuh
yang berkurang konsentrasinya akan memacu apoptosis diberbagai organ
tubuh.

(2) Teori Kejiwaan Sosial


Aktifitas atau kegiatan (Activity theory)
Teori ini menyatakan bahwa pada lanjut usia yang sukses adalah
mereka yang aktif dan ikut bnyak kegiatan social.
Keperibadian lanjut (Continuity theory)
Teori ini menyatakan bahwa perubahan yang terjadi pada seseorang
yang lanjut usia sangat dipengaruhi tipe personality yang dimilikinya.
Teori pembebasan (Disengagement theory)
Dengan bertambahnya usia, seseorang secara berangsur-angsur
melepaskan diri dari kehidupan sosialnya atau menarik diri dari pergaulan
sekitarnya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi lanjut usia menurun, baik
secara kualitas maupun kuantitas.
(3) Teori Lingkungan
Exposure theory: Paparan sinar matahari dapat mengakibatkat
percepatan proses penuaan.
Radiasi theory: Radiasi sinar y, sinar xdan ultrafiolet dari alat-alat medis
memudahkan sel mengalami denaturasi protein dan mutasi DNA.
Polution theory: Udara, air dan tanah yang tercemar polusi mengandung
subtansi kimia, yang mempengaruhi kondisi epigenetik yang dpat
mempercepat proses penuaan.
Stress theory: Stres fisik maupun psikis meningkatkan kadar kortisol
dalam darah. Kondisi stres yang terus menerus dapat mempercepat
proses penuaan.

5. Perubahan yang Terjadi pada Lansia


Menurut Hernawati Ina MPH (2006) perubahan pada lansia ada 3 yaitu
perubahan biologis, psikologis, sosiologis.
(1) Perubahan biologis meliputi :
Massa otot yang berkurang dan massa lemak yang bertambah
mengakibatkan jumlah cairan tubuh juga berkurang, sehingga kulit
kelihatan mengerut dan kering, wajah keriput serta muncul garis-garis
yang menetap.
Penurunan indra penglihatan akibat katarak pada usia lanjut sehingga
dihubungkan dengan kekurangan vitamin A vitamin C dan asam folat,
sedangkan gangguan pada indera pengecap yang dihubungkan dengan
kekurangan kadar Zn dapat menurunkan nafsu makan, penurunan indera
pendengaran terjadi karena adanya kemunduran fungsi sel syaraf
pendengaran.
Dengan banyaknya gigi geligih yang sudah tanggal mengakibatkan
ganguan fungsi mengunyah yang berdampak pada kurangnya asupan gizi
pada usia lanjut.
Penurunan mobilitas usus menyebabkan gangguan pada saluran
pencernaan seperti perut kembung nyeri yang menurunkan nafsu makan
usia lanjut. Penurunan mobilitas usus dapat juga menyebabkan susah
buang air besar yang dapat menyebabkan wasir .
Kemampuan motorik yang menurun selain menyebabkan usia lanjut
menjadi lanbat kurang aktif dan kesulitan untuk menyuap makanan dapat
mengganggu aktivitas/ kegiatan sehari-hari.
Pada usia lanjut terjadi penurunan fungsi sel otak yang menyebabkan
penurunan daya ingat jangka pendek melambatkan proses informasi,
kesulitan berbahasa kesultan mengenal benda-benda kegagalan
melakukan aktivitas bertujuan apraksia dan ganguan dalam menyusun
rencana mengatur sesuatu mengurutkan daya abstraksi yang
mengakibatkan kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari yang
disebut dimensia atau pikun.
Akibat penurunan kapasitas ginjal untuk mengeluarkan air dalam jumlah
besar juga berkurang. Akibatnya dapat terjadi pengenceran nutrisi sampai
dapat terjadi hiponatremia yang menimbulkan rasa lelah.
Incotenensia urine diluar kesadaran merupakan salah satu masalah
kesehatan yang besar yang sering diabaikan pada kelompok usia lanjut
yang mengalami IU sering kali mengurangi minum yang mengakibatkan
dehidrasi.
(2) Kemunduran psikologis
Pada usia lanjut juga terjadi yaitu ketidak mampuan untuk
mengadakan penyesuaianpenyesuaian terhadap situasi yang dihadapinya
antara lain sindroma lepas jabatan sedih yang berkepanjangan.
(3) Kemunduran sosiologi
Pada usia lanjut sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan
pemahaman usia lanjut itu atas dirinya sendiri. Status social seseorang
sangat penting bagi kepribadiannya di dalam pekerjaan. Perubahan status
social usia lanjut akan membawa akibat bagi yang bersangkutan dan perlu
dihadapi dengan persiapan yang baik dalam menghadapi perubahan
tersebut aspek social ini sebaiknya diketahui oleh usia lanjut sedini mungkin
sehingga dapat mempersiapkan diri sebaik mungkin.
B. Alzheimer
1. Pengertian Alzheimer
Alzheimer merupakan penyakit kronik, progresif, dan merupakan
gangguan degeneratif otak dan diketahui mempengaruhi memori, kognitif dan
kemampuan untuk merawat diri. (Brunner &,Suddart, 2002 ).
Alzheimer merupakan penyakit degeneratif yang ditandai dengan
penurunan daya ingat, intelektual, dan kepribadian. Tidak dapat
disembuhkan, pengobatan ditujukan untuk menghentikan progresivitas
penyakit dan meningkatkan kemandirian penderita. (Dr. Sofi Kumala Dewi,
dkk, 2008)
Alzheimer adalah penyakit yang merusak dan menimbulkan
kelumpuhan, yang terutama menyerang orang berusia 65 tahun keatas
(patofi siologi : konsep klinis proses- proses penyakit, juga merupakan
penyakit dengan gangguan degeneratif yang mengenai sel-sel otak dan
menyebabkan gangguan fungsi intelektual, penyakit ini timbul pada pria
dan wanita dan menurut dokumen terjadi pada orang tertentu pada usia
40 tahun. (Perawatan Medikal Bedah : jilid 1 hal 1003).

2. Etiologi Alzheimer
Belum ada penyebab yang pasti mengenai penyakit ini, namun
terdapat beberapa faktor presdisposisi diantaranya :
a. Faktor genetik
b. Usia
c. Infeksi virus lambat
d. Lingkungan
e. Imunologi
f. Trauma

3. Gejala Klinis Alzheimer


Manifestasi/ gejala klinis yang muncul pada pasien dengan
penyakit Alzheimer diantaranya :
a. Kehilangan daya ingat/memori
b. Kesulitan melakukan aktivitas rutin yang biasa
c. Kesulitan berbahasa
d. Kesulitan tidur
e. Disorientasi waktu dan tempat
f. Penurunan kemampuan dalam memutuskan sesuatu
g. Emosi labil
h. Apatis
i. Tonus otot / kekakuan otot
j. Ketidakmampuan mendeteksi bahaya

4. Pencegahan
a. Pertahankan rutinitas sehari-hari
b. Pasanglah peringatan pada suatu kalender yang sangat besar dan selalu
dapat terlihat oleh si penderita.
c. Buatlah daftar tugas-tugas harian yang harus dikerjakan untuk penderita
Alzheimer dan mintalah dia untuk mengecek daftar itu setelah mereka
selesai mengerjakannya.
d. Taruhlah kembali barang-barang pada tempatnya semula setelah dipakai
untuk menolong penderita Alzheimer menemukan barang-barang tersebut
ketika mereka membutuhkannya (sebeb ingatan mereka sangat lemah).
e. Pasanglah peringatan keamanan (seperti matikan kompor) pada tempat
yang sesuai diseluruh rumah.
DAFTAR PUSTAKA

Azwar, A.2006. Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut Bagi Petugas


Kesehatan. Depkes: Jawa Timur
Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. EGC : Jakarta
Darmawan. 2008.Lansia Sebaiknya Jangan Kelebihan atau Kekurangan gizi.www.
Keluarga Berencana & Kependudukan.com tanggal 5 januari 2009 jam 14.00.
Darmojo, dkk.2006. Geriatri Ilmu Usia Lanjut.FKUI:Jakarta
Ester, monica. 2010. Nanda Internasional Diagnosis Keperawatan Definisi dan
Hernawati, I. 2006. Pedoman Tatalaksana Gizi Usia Lanjut Untuk
Tenaga,Kesehatan.Depkes:Jakarta
Hutapea, Ronald. 2005. Sehat dan Ceria Diusia Senja. PT Rhineka Cipta: Jakarta
Klasifikasi 2009-2011. Jakarta : EGC
Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan
Sistem
Nugroho, W. 2008.Gerontik dan Geriatik. EGC: Jakarta
Nugroho, W.2000.Keperawatan Gerontik & Geriatric. Edisi 3. EGC. Jakarta
Persarafan. Salemba Medika: Jakarta
KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
Jalan Veteran Malang 65145
Telp. (0341) 551611 Pes. 213.214; 569117, 567192 Fax (62)(0341) 564755
e-mail: sekr.fk@ub.ac.id http:fk.ub.ac.id
JAWA TIMUR - INDONESIA

Daftar Hadir Kegiatan Penyuluhan


MENGENAL DAN MENCEGAH ALZHEIMER (PIKUN) DI USIA SENJA
No. Nama Alamat TTD
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Mengetahui,

(...........................................................)
KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
Jalan Veteran Malang 65145
Telp. (0341) 551611 Pes. 213.214; 569117, 567192 Fax (62)(0341) 564755
e-mail: sekr.fk@ub.ac.id http:fk.ub.ac.id
JAWA TIMUR - INDONESIA

Berita Acara Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan

Nama Kegiatan :
Hari/Tanggal :
Pukul :
Tempat :
Pengisi Acara :
Jumlah Peserta :
Kronologis Acara :

Pertanyaan :
Evaluasi :

Saran :

Bantur, 18 Juli 2017


Mahasiswa

Yansa Agustiawan Eka Putra


NIM. 160070301111035
Kuesioner Pre Test & Post test

1. Apa yang dimaksud dengan Alzheimer ?


a. Penyakit pikun (Pelupa)
b. Penyakit tekanan darah

2. Salah satu yang menyebabkan terjadinya penyakit pikun ?


a. Usia
b. Karena guna-guna

3. Apa Tanda-tanda penyakit pikun ?


a. Suka teriak-teriak
b. Pelupa

4. Bagaimana cara mencegah penyakit pikun ?


a. Membuat daftar tugas harian
b. Melamun saja dirumah

Anda mungkin juga menyukai