Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

WAHAM
PUSKESMAS KECAMATAN BANTUR MALANG

Untuk Memenuhi Tugas

Pendidikan Profesi Ners Departemen Jiwa

Kelompok 2

Oleh :
Atika Dyah Setyaningati
NIM. 115070201111013

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2016
WAHAM

A. KONSEP DASAR WAHAM


1. PENGERTIAN WAHAM
Waham adalah keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan tetapi
dipertahankan dan tidak dapat dirubah secara logis oleh orang lain, keyakinan ini
berasal dari pemikiran klien dimanna sudah kehilangan kontrol. (DEPKES RI, 1994)
Seseorang yang mengalami waham berfikir dan meyakini bahwa dirinya
memiliki banyak kekuatan dan bakat serta tidak merasa terganggu jiwanya atau ia
merasa sangat kuat dan terkenal. Hal ini sesuai dengan penjelasan varcarolis dalam
Fundamental of Psychiatric Mental Health Nursing ( 2006: 397) : Thinks he or she
has powers and talents that are not possessed or is someone powerful or famous.
Jenis jenis waham menurut Stuart and Sundeen (1998 : 302) dan Keliat
(1998) terbagi atas :
a. Waham kebesaran : klien yakin secara berlebihan bahwa ia
memiliki kebesaran atau kekuatan khusus, di ucapkan
berulang kali tetapi tidak sesuai dengan kenyataan
saya ini pejabat di departemen kesehatan lho
saya ini seorang nabi....
b. Waham agama : keyakinan klien terhadap suatu agama
secara berlebihan dan diucapkan berulang ulang tetapi tidak
sesuai dengan kenyataan
kalau saya mau masuk syurga saya harus menggunakan
pakaian putih setiap hari..
c. Waham somatik : klien meyakini bahwa tubuhnya atau
bagian tubuhnya terganggu atau terserng penyakit, diucapkan
berulang ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan
saya ini sakit kanker.. akan tetapi setelah dilakukan
pemeriksaan laboratorium tidak ditemukan tanda tanda
kanker namun pasien terus mengatakan bahwa ia terserang
kanker.
d. Waham curiga : kecurigaan yang berlebihan dan tidak
rasional dimana klien yakin bahwa ada seseorang atau
kelompokorang yang berusaha merugikan atau mencederai
dirinya, diucapkan berulang ulang tetapi tidak sesuai dengan
kenyataan
saya tahu.. seluruh saudara disini ini ingn menghancurkan
hidup saya, ingin membunuh saya karena iri dengan
kesuksesan saya..
e. Waham nihilistic : klien yakin bahwa dirinya sudah tidak
ada didunia atau meninggal, diucapkan berulang ulang tetapi
tidak sesuai dengan kenyataan
ini kana lam kubur ya.., semua yang ada disini adalah roh..
roh..
RENTANG RESPON NEUROBIOLOGI KLIEN DENGAN WAHAM

Gambar 1. Rentang Respon Perawatan diri (Tarwoto,2000)

2. PENYEBAB
Secara khusus factor penyebab timbulnya waham dapat diuraikan dalam beberapa
teori yaitu :
a Factor Predisposisi
Menurut Townsend (1998) factor predisposisi dari perubahan isi pikir :
waham kebesaran dapat dibagi menjadi dua teori yang diuraikan sebagai berikut
:
1 Teori Biologis
a Faktor-faktor genetik yang pasti mungkin terlibat dalam perkembangan
suatu kelainan ini adalah mereka yang memiliki anggota keluarga dengan
kelainan yang sama (orang tua, saudara kandung, sanak saudara lain).
b Secara relative ada penelitian baru yang menyatakan bahwa kelainan
skizoprenia mungkin pada kenyataanya merupakan suaru kecacatan
sejak lahir terjadi pada bagian hipokampus otak. Pengamatan
memperlihatkan suatu kekacauan dari sel-sel pramidal di dalam otak dari
orang-orang yang menderoita skizoprenia.
c Teori biokimia menyatakan adanya peningkata dupamin neorotransmiter
yang dipertukarkan mengahasilkan gejala-gejala peningkatan aktifitas
yang berlebihan dari pemecahan asosiasi-asosiasi yang umumnya
diobservasi pada psikosis.
2 Teori Psikososial
a Teori sistem keluarga Bawen dalam Townsend (1998) menggambarkan
perkembangan skizofrenia sebagai suatu perkembangan disfungsi
keluarga. Komflik diantara suami istri mempengaruhi anak. Penanaman
hal ini dalam anak akan menghasilkan keluarga yang selalu berfokus
pada ansietas dan suatu kondisi yang lebih stabil mengakibatkan
timbulnya suatu hubungan yang saling mempengaruhi yang berkembang
antara orang tua dan anak-anak. Anak harus meninggalkan
ketergantungan diri kepada orang tua dan masuk kepada masa dewasa,
dimana di masa ini anak tidak akan mampu memenuhi tugas
perkembangan dewasanya.
b Teori interpersonal menyatakan bahwa orang yang mengalami psikosis
akan menghasilkan hubungan orang tua anak yang penuh akan
kecemasan. Anak menerima pesan-pesan yang membingungkan dan
penuh konflik dan orang tua tidak mampu membentuk rasa percaya
tehadap orang lain.
c Teori psikodinamik menegaskan bahwa psikosis adalah hasil dari suatu
ego yang lemah. Perkembangan yang dihambat dan suatu hubungan
saling mempengaruhi orang tua dan anak .karena ego menjadi lebih
lemah penggunaan mekanisme pertahanan itu pada waktu kecemasan
yang ekstrem mennjadi suatu yang maladaptive dan perilakunya sering
kali merupakan penampilan dan sekmen diri dalam kepribadian.
b Faktor Presipitasi
Menurut Stuart dan Sundeen (1998) factor presipitasi dari perubahan isi
pikir : waham kebesaran yaitu :
1 Biologis
Stressor biologis yang berhubungan dengan nerobiologis yang maladaptive
termasuk gangguan dalam putaran umpan balik otak yang mengatur
perubahan isi informasi dan abnormalitas pada mekanisme pintu masuk
dalam otak yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara selektif
menanggapi rangsangan.
2 Stress lingkungan
Secara biologis menetapkan ambang toleransi terhadap stress yang
berinteraksi dengan stressor lingkungan untuk menentukan terjadinya
gangguan prilaku.
3 Pemicu gejala
Pemicu yang biasanta terdapat pada respon neurobiologist yang
maladaptive berhubungan denagn kesehatan lingkungan, sikap dan prilaku
individu, seperti : gizi buruk, kurang tidur,infeksi, keletihan, rasa bermusuhan
atau lingkunag yang penuh kritik, masalah perumahan, kelainan terhadap
penampilan, stress agngguan dalam berhubungan interpersonal, kesepian,
tekanan, pekerjaa, kemiskinan, keputusasaan dan sebaigainya. (stuart,1998
dan townsend, 1998)

FASE FASE TERJADINYA WAHAM


1 Lack of Self esteem
Tidak ada pengakuan lingkungan dan tingginya kesenjangan antara self ideal
dengan self reality (kenyataan dan harapan) serta dorongan kebutuhan yang
tidak tepenuhi sedangkan standart lingkungan sudah melampauinya. Misalnya :
perceraian , berumah tangga tidak diterima oleh lingkungannya, saat lingkungan
sudah banyak yang kaya, berpendidikan tinggi, memiliki kekuasaan yang luas,
seseorang tetap memasang self ideal yang melebihi lingkungannya tersebut.
Padahal self reality nya sangat jauh dari aspek pendidikan klien, materi,
pengalaman, pengaruh support system semuanya sangat rendah.
2 Control Internal Eksternal
Mencoba berfikir rasional, menutupi kekurangan dan tidak sesuai dengan
kenyataan. Misalnya : seseorang yang mencoba menutupi kekurangan
3 Environment support
Kerusakan control diri dan tidak berfungsi normal ditandai dengan tidak merasa
bersalah saat berbohong. Misalnya : seseorang yang mengaku dirinya adalah
guru tari. Adanya beberapa orang yang mempercayai klien dalam lingkungan,
klien merasa didukung, klien menganggap hal yang dikatakan sebagai kebenaran,
kerusakan control diri dan tidak berfungsi normal (super ego)
4 Fisik Comforting
Klien merasa nyaman dengankeyakinan dan kebohongannya serta menganggap
semua orang sama yaitu akan mempercayai dan mendukungnya. Keyakinan
sering disertai halusinasi pada saat klien menyendiri dari ingkungannya.
Selanjutnya klien lebih sering menyendiri dan menghindari innteraksi social.
5 Fase Improving
Jika tidak ada konfrontasi dan upaya korekasi maka keyakinan yang salah akan
meningkat. Waham yang muncul sering berkaitan dengan traumatic masa lalu
atau kebutuhan yang tidak terpenuhi.

3. TANDA DAN GEJALA


Tanda dan gejala dari perubahan isi pikir waham yaitu : klien menyatakan
dirinya sebagai seorang besar mempunyai kekuatan, pendidikan atau kekayaan
luar biasa, klien menyatakan perasaan dikejar-kejar oleh orang lain atau
sekelompok orang, klien menyatakan perasaan mengenai penyakit yang ada dalam
tubuhnya, menarik diri dan isolasi, sulit menjalin hubungan interpersonal dengan
orang lain, rasa curiga yang berlebihan, kecemasan yang meningkat, sulit tidur,
tampak apatis, suara memelan, ekspresi wajah datar, kadang tertawa atau
menangis sendiri, rasa tidak percaya kepada orang lain, gelisah.
1) Kognitif :
a. Tidak mampu membedakan nyata dengan tidak nyata
b. Individu sangat percaya pada keyakinannya
c. Sulit berfikir realita
d. Tidak mampu mengambil keputusan
2) Afektif
a. Situasi tidak sesuai dengan kenyataan
b. Afek tumpul
3) Prilaku dan Hubungan Sosial
a. Hipersensitif
b. Hubungan interpersonal dengan orang lain dangkal
c. Depresi
d. Ragu-ragu
e. Mengancam secara verbal
f. Aktifitas tidak tepat
g. Streotif
h. Impulsive
i. Curiga
4) Fisik
a. Higiene kurang
b. Muka pucat
c. Sering menguap
d. BB menurun
5) Sumber Koping
Ada beberapa sumber koping individu yang harus dikaji yang dapat berpengaruh
terhadap gangguan otak dan prilaku kekuatan dalam sumber koping dapat
meliputi seperti : modal intelegensi atau kreativitas yang tinggi. Orang tua harus
secara aktif mendidik anak-anaknya, dewasa muda tentang keterampilan koping
karena mereka biasanya tidak hanya belajar dan pengamatan. Sumber keluarga
dapat berupa pengetahuan tentang penyakit, finansial yang cukup ketersediaan
waktu dan tenaga dan kemampuan untuk memberikan dukungan secara
berkesinambungan.

4. Pohon masalah
Lack of self esteem (tingginya kesenjangan antara self ideal dengan self reality)
Misalnya perceraian, kehilangan harta benda akibat bencana

Mencoba menutupi kekurangan dirinya

Kerusakan kontrol diri dan tidak berfungsi normal ditandai dengan tidak merasa
bersalah saat berbohong. Mengaku bahwa dirinya adalah seorang seniman handal
dan sebagian orang mempercayainya.

Klien merasa semakin nyaman dengan wahamnya karena ada yang mendukung, dan
akhirnya dia menganggap semua orang pasti mempercayainya. Keyakinan klien
semakin menjadi-jadi.

Tidak ada konfrontasi dan upaya koreksi dari lingkungan, maka keyakinan yang
salah akan semakin meningkat. Waham sering berkaitan dengan traumatik masa lalu
atau kebutuhan yang tidak terpenuhi.

5. Data yang perlu dikaji


a) Riwayat keluarga terkait penyakit gangguan jiwa
b) Riwayat penyakit pasien dan pengobatannya
c) Riwayat trauma (bio, psiko, sosio, spiritual)
d) Pemeriksaan fisik meliputi TTV, head to toe, dan keadaan umum
e) Perkembangan fungsi keluarga, konflik keluarga, dan mekanisme kopingnya
f) Pengkajian psikososial sebelum dan sesudah sakit
g) Stres lingkungan yang dialami klien
h) Pemicu gejala: kesehatan lingkungan, sikap dan prilaku individu, seperti : gizi
buruk, kurang tidur,infeksi, keletihan, rasa bermusuhan atau lingkungan yang
penuh kritik, masalah perumahan, kelainan terhadap penampilan, stress
agngguan dalam berhubungan interpersonal, kesepian, tekanan, pekerjaan,
kemiskinan, keputusasaan.
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
1). Data subjektif :
Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya ( tentang agama, kebesaran,
kecurigaan, keadaan dirinya) berulang kali secara berlebihan tetapi tidak sesuai
kenyataan.
2). Data objektif :
Klien tampak tidak mempunyai orang lain, curiga, bermusuhan, merusak (diri, orang
lain, lingkungan), takut, kadang panik, sangat waspada, tidak tepat menilai
lingkungan / realitas, ekspresi wajah klien tegang, mudah tersinggung.

2. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan proses pikir : waham
b. Kerusakan komunikasi verbal
c. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan

3. Intervensi Keperawatan
Tindakan Keperawatan Untuk Tindakan Keperawatan untuk
Tgl/ No Dx
Pasien keluarga
SP 1 SP 1
1. Membantu orientasi realita 1. Menjelaskan masalah
2. Mendiskusikan kebutuhan yang dirasakan keluarga
yang tidak terpenuhi dalam merawat pasien
3. Membantu pasien memenuhi 2. Menjelaskan pengertian,
kebutuhannya tanda dan gejala waham,
4. Menganjurkan pasien dan jenis waham yang
memasukkan dalam jadwal dialami pasien, serta
kegiatan proses terjadinya
3. Menjelaskan cara merawat
pasien dengan waham
SP 2 SP 2
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan 1. Melatih keluarga
harian pasien mempraktekkan cara
2. Mendiskusikan tentang merawat pasien dengan
kemampuan yang dimiliki waham
3. Melatih kemampuan yang 2. Melatih keluarga
dimiliki melakukan cara merawat
langsung pasien waham
SP 3 SP 3
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan 1. Membantu keluarga
harian pasien membuat jadwal aktivitas
2. Memberikan pendidikan di rumah termasuk minum
kesehatan tentang obat (dischange planning)
penggunaan obat secara 2. Menjelaskan follow up
teratur pasien setelah pulang
3. Menganjurkan pasien
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian
DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Kesehatan Jiwa.Buku Standar Keperawatan Kesehatan Jiwa dan Penerapan


Standar Asuhan Keperawatan pada Kasus di RSJ dan di RSKO.Jakarta : Depkes
RI, 1998.
Doenges.E Marilynn, dkk. 2006. Rencana Usaha Keperawatan Psikiatri, edisi 3. EGC :
Jakarta.
Keliat, Budi Anna dll. 2006. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. EGC: Jakarta.
NANDA International. 2011. Diagnosa Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2012 2014.
Alih bahasa Made Sumarwati, Nike Budhi Subekti.Jakarta : EGC.
Stuart dan Sundeen. 2006. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. EGC: Jakarta.
Townsend M.C. Diagnosa keperawatan pada keperawatan psikiatri; pedoman untuk
pembuatan rencana keperawatan. Jakarta: EGC. 1998

Anda mungkin juga menyukai