Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS

DENGAN GANGGUAN KANKER OVARIUM

Savina Tunnaja (P1337420520079)


Eva Fitriana (P1337420520080)
Evi Fitrianti (P1337420520081)
Satya Aji Prihutama (P1337420520082)
Meita Ratri Nugraheni (P1337420520083)
Bagas Surya Setyawan (P1337420520085)
Annisa Prajna Muthi (P1337420520086)
Wijdan Alya Salwa S. (P1337420520087)
Tusi Wahyaning Pangesti (P1337420520088)
Febri Finandita (P1337420520089)
Hanindia Nurul Atikah (P1337420520090)
Lita Elisa (P1337420520091)
Setyaki 2

POLITEKNIK KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG

PRODI D III KEPERAWATAN MAGELANG

TAHUN AJARAN 2020/2021


KONSEP DASAR KANKER OVARIUM

A. Definisi
Kanker merupakan penyakit sel dengan ciri kegagalan atau gangguan dalam mengatur
multiplikasi dan fungsi hemostatisnya dalam organisme multiseluler (Monuaba, 2001 : 699).
“Tumor ganas ovarium merupakan kumpulan tumor dengan histogenesis yang beraneka
ragam” (Sjamsuhidajat, 1997 : 990)
Kanker ovarium adalah kanker ginekologis yang paling mematikan sebab pada umumnya
baru bisa dideteksi ketika sudah parah. Tidak ada tes screening awal yang terbukti untuk
kanker ovarium. Tidak ada tanda-tanda awal yang pasti. Beberapa wanita mengalami
ketidaknyamanan pada abdomen dan bengkak (Digiulio,2014).

B. Etiologi
Kanker ovarium juga bisa terjadi karena beberapa factor. Faktor resiko terjadinya kanker
ovarium menurut Manuaba (2013) sebagai berikut.
1) Faktor lingkungan
Wanita nullipara, melahirkan pertama kali pada usia diatas 35 tahun dan wanita yang
mempunyai keluarga dengan riwayat kanker ovarium, kanker payudara atau kanker kolon.
2) Faktor reproduksi
a) Meningkatnya siklus ovulatori berhubungan dengan tingginya resiko menderita
kanker ovarium karena tidak sempurnanya perbaikan epitel ovarium
b) Induksi ovulasi dengan menggunakan clomiphene sitrat meningkatkan resiko dua
sampai tiga kali
c) Kondisi yang dapat menurunkan frekuensi ovulasi dapat mengurangi resiko terjadinya
kanker
d) Pemakaian pil KB menurunkan resiko hingga 50 % jika dikonsumsi selama lima
tahun atau lebih
e) Multiparitas, kelahiran multiple, riwayat pemberian ASI
3) Faktor genetic
a) 5-10 % adalah herediter
b) Angka resiko terbesar 5 % pada penderita satu saudara dan meningkat menjadi 7 %
bila memiliki dua saudara yang menderita kanker ovarium
C. Manifestasi klinik
Kanker ovarium tidak menimbulkan gejala pada waktu yang lama. Gejala umumnya sangat
bervariasi dan tidak spesifik.
Stadium klinik kanker ovarium menurut FIGO
STADIUM KLINIK FIGO
STADIUM I Pertumbuhan terbatas pada ovarium.
Ia Pertumbuhan terbatas pada satu ovarium tidak ada tumor
pada permukaan luar, kapsul ovarium inteke
Ib Kedua ovarium tanpa asites, inteke tumor pada permukaan
luar, kapsul ovarium inteke.
Ic Tumor pada permukaan luar pada satu atau dua ovarium
dengan kapsul ruptor atau dengan asites yang mengandung
sel-sel ganas atau peritonial washing positif.
STADIUM II Pertumbuhan pada satu atau kedua ovarium dengan
penyebaran pelvik.
Iia Penyebaran atau metastase ke uterus atau tuba.
Iib Penyebaran keorgan pelvik lain.
Iic Seperti stadium IIa dan IIb, tetapi dengan tumor pada
permukaan, kapsul ruptur atau dengan asites mengandung
sel ganas atau peritonial washing positif.
STADIUM Tumor pada satu atau dua ovarium dengan implantasi
III teritonium diluar pelvis dan adanya nodus retroperinal atau
iguinal. Metastase pada hepar superfisial juga stadium III.
Secara makros tumor terbatas pada panggul sejati, tetapi
secara histologik terbukti terdapat penyabaran ganas keusus
halus.
Iia Secara makros tumor terbatas pada panggul sejati tanpa
nodus, namun secara histologik terbukti terdapat
penyebaran mikroskopis kepermukaan peritorium
abdomen.
IIIb Tumor pada satu atau dua ovarium terbukti secara
histologik terdapat pertumbuhan pada permukaan
peritonium abdomen dengan diameter kurang dari 2 cm.
Tanpa nodus.
IIIc Terdapat implantasi abdomen lebih dari 2cm, dengan nodus
retropenial atau inguinal positif.
STADIUM Terdapat metastase jauh. Sitologi positif pada cairan pleura.
IV Metastase ke parenkim hepar.

D. Tanda dan gejala


Menurut Prawirohardjo (2014), tanda dan gejala pada kanker ovarium sebagai berikut.
1. Perut membesar/merasa adanya tekanan
2. Dispareunia
3. Berat badan meningkat karena adanya massa/asites
Menurut Brunner (2015), tanda dan gejala kanker ovarium yaitu :
1) Peningkatan lingkar abdomen
2) Tekanan panggul
3) Kembung
4) Nyeri punggung
5) Konstipasi
6) Nyeri abdomen
7) Urgensi kemih
8) Dispepsia
9) Perdarahan abnormal
10) Flatulens
11) Peningkatan ukuran pinggang
12) Nyeri tungkai
13) Nyeri panggu

E. Anatomi Fisiologi
Respon Tubuh terhadap Fisiologis
1. sistem gastrointestinal
Pada pasien kanker ovarium untuk stadium lanjut, kanker tersebut menginvasi ke organ
lambung atau pembesaran massa yang disertai asites akan menekan lambung sehingga
menimbulkan gejala gastrointestinal seperti nyeri ulu hati, kembung, anoreksia, dan
intoleransi terhadap makanan
2. Sistem perkemihan
Pada stadium lanjut, kanker ovarium telah bermetastase ke organ lain salah satunya ke
saluran perkemihan. Pembesaran massa terjadi penekanan pada pelvis sehingga terjadi
gangguan pada perkemihan seperti susah buang air kecil atau urgensi kemih
3. Sistem endokrin
Pada sistem endokrin salah satu hati akan terjadi penekanan oleh massa yang semakin
membesar. Awalnya terjadi gangguan metabolisme di hati, netralisir racun di hati terjadi
penurunan, terjadi penumpukan toksik atau racun di tubuh sehingga sistem imun tubuh
menurun sehingga menimbulkan gejala kelelahan. (Reeder, dkk. 2013)
GAMBAR :
F. Patofisiologi
Patofisiologi kanker ovarium berhubungan dengan adanya mutasi pada gen BRCA1 dan
BRCA2. Mutasi Gen BRCA1 dan BRCA2. Kanker ovarium berkaitan dengan faktor genetik
yaitu mutasi pada gen BRCA1 dan BRCA2. Gen BRCA1 berperan penting dalam perbaikan
DNA, kontrol siklus reproduksi sel, mitosis, remodelling kromatin dan regulasi transkripsi.
Gen BRCA2 berperan penting dalam rekombinasi homolog dan perbaikan DNA. Mutasi
genetik ini dapat meningkatkan risiko perubahan sel epitel normal menjadi kanker. Selain
mutasi genetik, lingkungan mikro juga berpengaruh dalam patogenesis dari kanker epitel
ovarium. Vascular endothelial growth factor (VEGF) merupakan satu diantara faktor
angiogenesis yang penting dalam kanker ovarium. Faktor angiogenesis lain di antaranya
adalah fibroblast growth factor, angiopoietin, endothelin, Interleukin (IL)-6, IL-8, protein
makrofag kemotaksis dan platelet derived growth factors.
G. Pathway

Ca. ovarium

H.Ovarium Menyebar ke
Histerektomi total
peliuk

Hiperestrogen Insisi
Tekanan intra Jaringan

pelvik meningkat Terputusnya terbuka


Hiperplasia glandula
konstuinitas jaringan
Tekanan abdomen Proteksi
Pembulu darah Anemia Merangsang area
meningkat kurang
terbuka sensorik dan
motorik Invasi
Pendarahan Hbo2
Nyeri
Gg. Rasa bakteri
Divisit vol cairan nyaman
Imunitas menurun Introlerensi
aktivitas
Resiko syok
hipovolemik Resiko ringgi infeksi

Gangguan citra Perubahan Pengangkatan

tubuh seksualitas, organ reproduksi


Dan hubungam
dengan pasangan
H. Penatalaksanaan
1) Penatalaksanaan medis
a) Pembedahan
Tindakan pembedahan dapat dilakukan pada kanker ovarium sampai stadium II dan
dengan hasil pengobatan seefektif radiasi, akan tetapi mempunyai keunggulan dapat
meninggalkan ovarium pada pasien usia pramenopouse. Kanker ovarium dengan diameter
lebih dari 4 cm menurut beberapa peneliti lebih baik diobati dengan kemoradiasi dari pada
operasi. Histerektomi radikal mempunyai mortalitas kurang dari 1%. Morbiditas termasuk
kejadian fistel (1% sampai 2%), kehilangan darah, atonia kandung kemih yang membutuhkan
katerisasi intermiten, antikolinergik, atau alfa antagonis.
b) Radioterapi Terapi
radiasi dapat diberikan pada semua stadium, terutama mulai stadium II B sampai IV atau
bagi pasien pada stadium yang lebih kecil tetapi bukan kandidat untuk pembedahan.
Penambahan cisplatin selama radio terapi whole pelvic dapat memperbaiki kesintasan hidup
30% sampai 50%.
c) Kemoterapi
Terutama diberikan sebagai gabungan radio-kemoterapi lanjutan atau untuk terapi
paliatif pada kasus residif. Kemoterapi yang paling aktif adalah ciplastin. Carboplatin juga
mempunyai aktivitas yang sama dengan cisplatin.

2) Penatalaksanaan Keperawatan
Asuhan keperawatan pada pasien dengan kenker ovarium meliputi pemberian edukasi dan
informasi untuk meningkatkan pengetahuan klien dan mengurangi kecemasan serta ketakutan
klien. Perawat mendukung kemampuan klien dalam perawatan diri untuk meningkatkan
kesehatan dan mencegah komplikasi (Reeder dkk, 2013).
Intervensi keperawatan kemudian difokuskan untuk membantu klien mengekspresikan
rasa takut, membuat parameter harapan yang realistis, memperjelas nilai dan dukungan
spiritual, meningkatkan kualitas sumber daya keluarga komunitas, dan menemukan kekuatan
diri untuk meghadapi masalah.

I. Pemeriksaan Penunjang
1. Upaya yang dilakukan adalah dengan melakukan pemeriksan secara berkala yang
meliputi
2. Pemeriksaan klinis genekologik untuk mendeteksi adanya kista atau pembesaran
ovarium lainnya.
3. Pembesaran Ultrasonografi (USG) bila perlu dengan alat Doppler untuk mendeteksi
aliran darah.
4. CT-Scaning/MRI bila dianggap perlu.
5. Pemeriksaan petanda tumor(tumor marker).

J. Komplikasi
Komplikasi Komplikasi yang dapat terjadi yaitu :
1. Asites Kanker ovarium dapat bermetastasis dengan invasi langsung ke
strukturstruktur yang berdekatan pada abdomen dan panggul dan melalui penyebaran
benih tumor melalui cairan peritoneal ke rongga abdomen dan rongga panggul.
2. Efusi Pleura Dari abdomen, cairan yang mengandung sel-sel ganas melalui saluran
limfe menuju pleura.
Komplikasi lain yang dapat disebabkan pengobatan adalah :
1. Infertilitas adalah akibat dari pembedahan pada pasien menopause
2. Mual, muntah dan supresi sumsum tulang akibat kemoterapi. Dapat juga muncul
maasalah potensial ototoksik, nefroktoksik, neurotoksis
3. Penyakit berulang yang tidak terkontrol dikaitkan dengan obstruksi usus, asites fistula
dan edema ekstremitas bawah
ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS

DENGAN GANGGUAN KANKER OVARIUM

Savina Tunnaja (P1337420520079)


Eva Fitriana (P1337420520080)
Evi Fitrianti (P1337420520081)
Satya Aji Prihutama (P1337420520082)
Meita Ratri Nugraheni (P1337420520083)
Bagas Surya Setyawan (P1337420520085)
Annisa Prajna Muthi (P1337420520086)
Wijdan Alya Salwa S. (P1337420520087)
Tusi Wahyaning Pangesti (P1337420520088)
Febri Finandita (P1337420520089)
Hanindia Nurul Atikah (P1337420520090)
Lita Elisa (P1337420520091)
Setyaki 2

POLITEKNIK KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG

PRODI D III KEPERAWATAN MAGELANG

TAHUN AJARAN 2020/2021


DATA ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS DENGAN GANGGUAN
KANKER OVARIUM (LAPORAN KASUS)

A. Pengkajian

1. Identitas pasien

1) Tanggal Masuk : 16 Agustus 2021

2) No. Medical Record : 93 93 35

3) Ruang Rawat : Kemuning 1

4) Diagnosa Medik : Kanker Ovarium Progresif +Asites

5) Yang mengirim/merujuk : Rumah Sakit Islam Y

Pasien Suami
Nama : Ny. M Suami Nama : Tn.M
Umur : 45 tahun Umur : 49 tahun
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Suku Bangsa : Jawa/ Indonesia Suku Bangsa : Jawa/Indonesia
Pekerjaan : wiraswasta Pekerjaan : wiraswasta
Agama : Islam Agama : Islam
Alamat Rumah : Jl.Perintis Kemerdekaan Alamat Rumah : Jl.Perintis Kemerdekaan

2. Riwayat kesehatan

1) Keluhan utama

Pasien mengeluh sesak nafas karena perut yang membesar yang mendesak ke dada
sejak 1 hari yang lalu.

2) Riwayat kesehatan sekarang

Saat dilakukan pengkajian Ny. M mengeluhkan sesak nafas, perut membesar, nafsu
makan menurun, dan bengkak pada kaki.

3) Riwayat kesehatan dulu


Keluarga Ny. M mengatakan belum pernah menderita kanker kolon, payudara, dan
endometrium. Ny.M pernah di rawat sebelumnya dengan penyakit kanker ovarium,
dilakukan oprasi dan kemoterapi.

4) Riwayat kesehatan keluarga

Tidak ada yang memiliki riwayat penyakit keturunan seperti DM, Hipertensi dan
Jantung.

5) Riwayat haid

- Menarche : Pasien mengatakan pasien pertama kali datang haid berumur 12 Tahun

- Siklus : teratur

- Banyak : haid banyak pada hari pertama dan kedua

- Warna : merah

- Bau : khas

- Dismenorrhe : pada hari pertama haid

6) Riwayat obstetri

pasien mengatakan belum pernah hamil dan memiliki anak

3. Pola pengkajian fungsional Gordon

1) Pola nutrisi metabolik

Sebelum sakit : pasien kebiasaan makan 3 kali sehari, makan sering yang bersantan dan
berlemak. BB sebelum 55 kg

Setelah sakit : Makanan Ny. M ganti dengan makanan cair yaitu susu sebanyak 250 mg
karena pasien susah menelan dan mual muntah. BB setelah 45 kg. Tidak nafsu makan

2) Pola eliminasi

Sebelum sakit : buang air kecil lebih dari 3 kali sehari dan eliminasi 2 kali sehari

Setelah sakit : buang air kecil 3 kali sehari dengan jumlah kira-kira 150 cc dan eliminasi tidak
ada lagi sejak 2 hari lalu.
3) Pola istrirahat dan tidur

Sebelum sakit : tidur sekitar ± 7 jam

Setelah sakit : Pasien sulit untuk memulai tidur saat malam hari maupun siang karena sesak
nafas dan nyeri

4) Pola hubungan dan peran

Sebelum sakit : pasien dapat melakukan aktivitas sendiri

Setelah sakit : pasien tidak bisa melakukan aktivitas mandiri dan butuh bantuan keluarga

4. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan umum

- Kesadaran : compos mentis

- Tekanan darah : 100/60 mmHg

- Suhu : 36,8 oC

- Nadi : 86 x/menit

- Pernafasan : 26 x/menit

- BB : 45 Kg

- TB : 157 cm

b. Kepala dan rambut : Kepala tidak terdapat ada benjolan, bentuk simetris, kulit kepala
tidak mengalami peradangan, tumor, maupun bekas luka.

c. Telinga : Simetris, tidak ada keluhan pada telinga

d. Muka

1) Mata : Simetris kiri dan kanan, konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik, mata tampak
cekung, tidak ada keluhan

2) Hidung : terpasang oksigen binasal kanul 3L, dan hari kelima terpasang NGT alir
3) Mulut dan gigi : Mukosa bibir tampak kering, tidak ada masalah pada mulut dan gigi

e. Leher : Tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid dan getah bening

f. Thoraks (paru-paru dan jantung)

- Inspeksi : simetris kiri dan kanan, retraksi dinding dada tidak ada

- Palpasi : vesikuler kiri dan kanan

- Perkusi : sonor

- Auskultasi : wheezing dan ronkhi tidak ada, pernapasan dyspnea

g. Payudara / mamae

- Inspeksi : simetris kiri dan kanan,

- Palpasi : tidak ada teraba benjolan pada mamae

h. Perut

- Inspeksi : perut tegang, ada bekas luka post operasi ovarium di bawah pusat sepanjang
kira-kira 12 cm vertikal

- Palpasi : teraba cairan

- Perkusi : hypertimpani

- Auskultasi : bising usus normal

i. Ekstremitas

- Ekstremitas atas : pada tangan sebelah kanan terpasang IVFD RL, turgor kulit
lembab, warna merah muda, CRT kembali dalam 2 detik

- Ekstremitas bawah : turgor kulit lembab, tampak udema dari bawah lutut sampai
punggung kaki, CRT kembali dalam 2 detik

j. Genitlia : tidak ada keluhan

5. Analisis data
No Data Penyebab Masalah
1. DS : pasien mengatakan terasa sesak nafas Penekanan diafragma Ketidakefektifan pola
karena perut yang membesar nafas
DO :
- pasien tampak sesak nafas
- Fp : 26 kali/menit
- Nadi 86 kali/menit
- Pernapasan dyspnea
- Tarikan dinding dada tidak ada
- Terpasang oksigen binasal kanul 3L
2. DS : pasien mengatakan BAB tidak ada sejak 2 Adanya tumor konstipasi
hari yang lalu
DO :
- pasien asites
- Pasien anoreksia
- Pasien mual dan muntah
- Pasien nyeri pada perut
- Bising usus pasien hiperaktif
3. DS : pasien mengatakan nafsu makan Faktor biologis Ketidakseimbangan
berkurang (gangguan fungsi nutrisi kurang dari
gastrointestinal) kebutuhan tubuh
DO :
- pasien tampak pucat
- Pasien mual dan muntah
- Pasien anemis
- Mukosa bibir kering
- HB 9,6 gr/dl
- Diet pasien makanan lunak : diganti susu
250 mg
- Pasien hari keempat terpasang NGT
4. DS : pasien mengatakan aktivitas dibantu oleh Tirah baring Intoleransi aktivitas
keluarga pasien.
DO :
- pasien tampak ditemani oleh keluarga pasien
- pasien tampak dibantu oleh keluarga pasien
untuk makan, minum, dan merobah posisi si
pasien
- HB : 9,6 gr/dl

6. Diagnosa Keperawatan

1. (NANDA: 00032) Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan penekanan


diafragma

2. (NANDA: 00011) Konstipasi berhubungan dengan tumor

3. (NANDA:00002) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan


dengan faktor biologis

4. (NANDA: 00092) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan imobilitas,


ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen, dan tirah baring.

7. Intervensi
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN NOC NIC
.
1. Kode: 00032 Domain: II Domain: II
Kelas: E-Jantung Paru Kelas: K-Manajemen
Ketidakefektifan pola nafas Kode: 0410 Status Pernapasan: Pernafasan
berhubungan dengan penekanan Kepatenan Jalan Nafas Kode: 3350 Monitoring
diafragma. Pernafasanas
Definisi: Definisi:
Saluran trakeobronkial yang Definisi:
Inspirasi dan/atau ekspirasi yang terbuka dan lancer untuk Sekumpulan data dan analisis
tidak memberi ventilasi adekuat. pertukaran udara keadaan pasien untuk
Batasan Karakteristik: memastikan kepatenan jalan
Setelah dilakukan tindakan nafas dan kecukupan pertukaran
- Pola nafas abnormal keperawatan, status pernafasan oksigen.
pasien normal dengan kriteria
- Perubahan ekskursi dada hasil : 1) Frekuensi pernafasan 1) Monitor kecepatan, irama,
- Penurunan tekanan ekspirasi normal kedalaman dan kesulitan
2) Irama pernafasan normal bernafas.
- Penurunan tekanan inspirssi 3) Kedalaman inspirasi normal 2) Monitor suara tambahan
4) Suara auskultasi normal seperti ngorok atau mengi
- Penurunan kapasitas vital
5) Kepatenan jalan nafas baik 3) Pantau peningkatan
- Pernapasan dispnea kelelahan, kecemasandan
kekurangan udara pada
- Pernafasan bibir Pasien
Factor yang Berhubungan; 4) Pantau kemampuan batuk
efektif Pasien
- Ansietas 5) Pantau sekresi pernafasan
pasien
- Keletihan
- Hiperventilasi
- Nyeri
- Keletihan otot pernapasan

2. Kode: 00011 Domain: II- Kesehatan Fisiologi Domain: I- Fisiologis: Dasar


Kelas: F-Eliminasi Kelas: B- Manajemen Eliminasi
Konstipasi berhubungan dengan Kode: 0500- Konstinensi Usus Kode: 0430- Manajemen
tumor Saluran Cerna
Definisi: Definisi:
Mengontrol pengeluaran feses Definisi:
Penurunan frekuensi normal, dari usus Pembentukan dan pemeliharaan
defekasi yang disertai kesulitan atau pola yang teratur dalam hal
pengeluaran feses tidak tuntas Setelah dilakukan tindakan eliminasi saluran cerna.
dan/atau feses yang keras, kering keperawatan, pasien tidak
dan banyak. mengalami gangguan eliminasi Manajemen Saluran Cerna
Batasan Karakteristik: dengan kriteria hasil : 1) Catat tanggal buang air besar
1) Pola eliminasi teratur terakhir
- Nyeri abdomen 2) Warna feses normal 2) Monitor BAB termasuk
3) Kemudahan dalam BAB frekuensi, konsistensi, bentuk,
- Anoreksia 4) Pengeluaran feses tanpa volume dan warna
- Darah merah pada feses bantuan 5) Suara bising usus 3) Monitor bising usus
normal 4) Catat masalah BAB yang
- Distensi abdomen sudah ada sebelumnya
5) Ajarkan pasien mengenai
- Feses keras dan berbentuk
makanan-makanan tertentu
- Bising usus hiperaktif 6) Masukkan suppositoria rektal
7) Intruksikan pasien mengenai
Factor yang Berhubungan: makanan tinggi serat
- Kelemahan otot abdomen
- Perubahan kebiasaan makan
- Penurunan motilitas tractus
gastrointestinal
- Kebiasaan makan buruk
- Hygiene oral tidak adekuat

3. Kode: 00002 Domain: II- Kesehatan Fisiologi Domain: I- Fisiologis: Dasar


Kelas: K- Pencernaan dan Nutrisi Kelas: D- Dukungan Nutrisi
Ketidakseimbangan nutrisi kurang Kode: 1004- Status Nutrisi Kode: 1030- Manajemen
dari kebutuhan berhubungan dengan Gangguan Makan
faktor biologis Definisi:
Definisi: Sejauh mana nutrisi dicerna dan Manajemen Gangguan Makan:
diserap untuk memenuhi 1) Kolaborasi dengan tim
Asupan nutrisi tidak cukup untuk kebutuhan metabolic kesehatan lain untuk
memenuhi kebutuhan metabolic
Batasan Karakteristik: mengembangkan rencana
Setelah dilakukan tindakan perawatan dengan melibatkan
- Kram abdomen keperawatan, nafsu makan pasien klien dan orang-orang
- Nyeri abdomen baik dengan kriteria hasil: terdekatnya dengan tepat
1) Hasrat atau keinginan untuk 2) Rundingkan dengan tim dan
- Gangguan sensasi rasa makan ada klien untuk mengatur target
2) Pasien menyenangi makanan pencapaian berat badan jika
- Kerapuhan kapiler
3) Pasien merasakan makanan berat badan klien tidak berada
- Kehilangan rambut 4) Energi untuk makan ada dalam rentang normal
berlebihan 5) Intake makanan teratur 3) Rundingkan dengan ahli gizi
6) Intake nutrisi teratur dalam menentukan asupan
- Enggan makan 7) Intake cairan teratur kalori harian yang diperlukan
8) Rangsangan untuk makan ada 4) Dorong klien untuk
- Bising usus hiperaktif
mendiskusikan makanan yang
Factor yang berhubungan: disukai bersama ahli gizi
5) Timbang berat badan klien
- Asupan diet kurang 6) Monitor intake/asupan dan
Populasi Beresiko: asupan cairan secara tepat
7) Monitor asupan kalori
- Factor biologis makanan harian
8) Batasi makanan sesuai
- Kesulitan ekonomi
dengan jadwal
Kondisi Terkait: 9) Observasi klien selama dan
setelah pemberian
- Ketidakmampuan makan/makanan ringan untuk
mengabsorpsi nutrient meyakinkan bahwa asupan
- Ketidakmampuan mencerna makanan yang cukup tercapai
dan dipertahankan
makanan
10) Beri dukungan misalnya
- Gangguan psikososial terapi relaksasi
11) Batasi aktivitas fisik sesuai
kebutuhan untuk meningkatkan
berat badan

4. Kode: 00092 Domain: I- Fungsi Kesehatan Domain: I- Fisiologis: dasar


Kelas: A- Pemeliharaan Energi Kelas: F- Fasilitasi Perawatan
Intoleransi Aktivitas berhubungan Kode: 0005- Toleransi Terhadap Diri
dengan imobilitas, Aktifitas Kode: 1800- Bantuan
ketidakseimbangan antara suplai dan Perawatan Diri
kebutuhan oksigen, dan tirah baring. Definisi:
Definisi: Respon fisiologis terhadap Definisi:
pergerakan yang memerlukan Membantu orang lain untuk
Ketidakcukupan energi psikologis energi Dalam aktivitas sehari- melakukan aktivitas hidup
atau fisiologis untuk hari. sehari-hari
mempertahankan atau
menyelesaikan aktivitas kehidupan Setelah dilakukan tindakan Bantuan Perawatan Diri
sehari-hari yang harus atau yang keperawatan, daya tahan pasien 1) Pertimbangkan usia pasien
ingin dilakukan. meningkat dengan kriteria hasil : ketika meningkatkan aktivitas
Batasan karakteristik : 1. Pasien rutin melakukan 2) Monitor kemampuan diri
aktivitas 2. Aktivitas fisik tidak secara mandiri
- Respons tekanan darah terganggu 3) Monitor kebutuhan pasien
abnormal terhadap aktivitas 3. Konsentrasi pasien tidak terkait dengan alat-alat
terganggu kebersihan 4) Berikan
- Respons frekuensi jantung 4. Tidak terganggu pemulihan lingkungan yang terapeutik
abnormal terhadap aktivitas energi setelah aktivitas 5) Berikan peralatan kebersihan
- Perubahan 5. Hemoglobin normal pribadi
elektrokardiogram (EKG) 6. Hematokrit normal 6) Berikan bantuan pasien
sampai pasien mampu
- Ketidaknyamanan Dalam melakukan perawatan diri
beraktifitas mandiri
7) Dorong pasien untuk
- Dispnea setelah beraktivitas melakukan aktivitas normal
Factor yang Berhubungan: sehari-hari
8) Ciptakan rutinitas aktivitas
- Ketidakseimbangan antara perawatan diri
suplai dan kebutuhan
oksigen
- Tidak pengalaman dengan
suatu aktivitas
- Imobilitas
- Fisik tidak bugar

8. Implementasi dan Evaluasi


No. Implementasi Evaluasi
Dx
1 1. Memonitor kecepatan, irama, S : Pasien mengatakan sesak nafas.
kedalaman dan kesulitan bernafas. O : Setelah dilakukan intervensi,
2. Memonitor suara tambahan seperti pernafasan pasien kembali normal.
ngorok atau mengi. A : Masalah sesak nafas teratasi.
3. Memantau peningkatan kelelahan, P : Intervensi dihentikan.
kecemasan dan kekurangan udara
pada pasien.
4. Memantau kemampuan batuk
efektif Pasien.
5. Memantau sekresi pernafasan
pasien.
2 1. Mencatat tanggal buang air besar S : Pasien mengatakan BAB tidak ada
terakhir. selama 2 hari yang lalu.
2. Memonitor BAB termasuk O: Setelah dilakukan intervensi, tidak
frekuensi, konsistensi, bentuk, ada gangguan pada system eliminasi.
volume dan warna. A : Masalah teratasi.
3. Memonitor bising usus. P : Intervensi dihentikan.
4. Mencatat masalah BAB yang
sudah ada sebelumnya.
5. Mengajarkan pasien mengenai
makanan-makanan tertentu.
6. Memasukkan suppositoria rektal.
7. Mengintruksikan pasien mengenai
makanan tinggi serat.
3 1. Kolaborasi dengan tim kesehatan S : Pasien mengatakan mual dan
lain untuk mengembangkan muntah.
rencana perawatan dengan O : Setelah dilakukan intervensi, nafsu
melibatkan klien dan orang-orang makan pasien kembali dan membaik.
terdekatnya dengan tepat A : Masalah teratasi dan tujuan
2. Merundingkan dengan tim dan tercapai.
klien untuk mengatur target P : Intervensi dihentikan.
pencapaian berat badan jika berat
badan klien tidak berada dalam
rentang normal
3. Merundingkan dengan ahli gizi
dalam menentukan asupan kalori
harian yang diperlukan
4. Mendorong klien untuk
mendiskusikan makanan yang
disukai bersama ahli gizi
5. Menimbang berat badan klien
6. Memonitor intake/asupan dan
asupan cairan secara tepat
7. Memonitor asupan kalori makanan
harian
4 1. Mempertimbangkan usia pasien S : Pasien mengatakan aktivitas
ketika meningkatkan aktivitas dibantu oleh keluarga pasien.
2. Memonitor kemampuan diri O: Setelah dilakukan intervensi, daya
secara mandiri tahan pasien meningkat dan bisa
3. Memonitor kebutuhan pasien melakukan aktivitas fisik sendiri.
terkait dengan alat-alat A: Tujuan tercapai.
kebersihan 4) Berikan lingkungan P: Pertahankan intervensi yang ada.
yang terapeutik
4. Memberikan peralatan kebersihan
pribadi
5. Memberikan bantuan pasien
sampai pasien mampu melakukan
perawatan diri mandiri
6. Mendorong pasien untuk
melakukan aktivitas normal
sehari-hari
7. Menciptakan rutinitas aktivitas
perawatan diri
Dastar Pustaka
https://www.google.com/search?
q=penyebab+kanker+ovarium&oq=penyebab+kanker+ovarium+&aqs=chrome..69i57j
0i512l9.15636j0j15&sourceid=chrome&ie=UTF-8
https://www.alodokter.com/penyakit-kanker
https://www.alomedika.com/penyakit/obstetrik-dan-ginekologi/kanker-
ovarium/patofisiologi
https://www.alodokter.com/kanker-ovarium#:~:text=Penyebab%20Kanker
%20Ovarium,tersebut%20belum%20diketahui%20dengan%20pasti
http://repository.poltekkes-kaltim.ac.id/318/1/1%20cover%20%2817%20files%20merged
%29.pdf

Anda mungkin juga menyukai