Anda di halaman 1dari 15

PRINSIP DIET SISTEM REPRODUKSI

Yulianto, SKM, M. Gizi


 Fungsi zat gizi : pertumbuhan / perkembangan fisik, mental,
kesehatan & fertilitas (kesuburan)
 Determinan/faktor Fertilitas :
 Anatomi / kondisi fisik
 Wanita : kelainan anatomi rahim, indung telur, himen
 Pria : kelainan penis, disfungsi ereksi (impotensi),
kelainan sperma
 Status gizi / kesehatan
 Hormonal
 Psikologis
 Obat / zat kimia, paparan sinar las
 Status penyakit (kanker rahim, kanker ovarium, infeksi, dll)
 Personal higiene (celana ketat, jamur, tingkat keasaman jalan
lahir, dll)
 Genetik
 Usia, dll
 Pengaruh Zat Gizi pada Fertilitas Wanita
 Gizi Kurang/Buruk Berpengaruh Pd Penurunan Fungsi
Reproduksi
 Tejadi penurunan hormon gonadotropin yaitu Folikel
Stimulating Hormone (FSH) & Luteinizing Hormone (LH)
dalam serum darah & urine shg masa pembetukan folikel
(sel telur) lebih lama/terhambat
 Terjadi perubahan hormon steroid yaitu peningkatan hormon
testosteron serum & penurunan ekskresi 17–keto steroid
dalam urine diantaranya andosteron & epiandosteron
sehingga terjadi perubahan siklus ovulasi
 Risiko/gejala :
 Menarche pada usia lebih tua (> 13 tahun), oligomenorea (siklus
menstruasi > 35 hari), amenorea (siklus menstruasi > 3 bulan),
hipomenorea (jumlah darah menstruasi sedikit < 50 cc)
 Diet tinggi lemak dan protein memperpendek siklus menstruasi
(mempercepat)
 Kegemukan/Obesitas Berpengaruh pd Penurunan Fungsi
Reproduksi :
 Hipotalamus merangsang Luteinizing Hormone (LH) shg tjd peningkatan
hormon androgen (hiperandrogenisme) baik di ovarium maupun di kelenjar
adrenal
 LH meningkat shg tjd gangguan pematangan folikel
 Sex Hormon Binding Globulin (SHBG) rendah shg meningkatkan hormon
androgen (testosteron) & menurunkan estrogen
 Gangguan ovulasi : anovulasi/ovulasi infertil (tanpa pelepasan sel telur),
polimenorea (menstruasi < 26 hari) & amenorea sehingga terjadi gangguan
reproduksi.
 Diet rendah lemak & diet vegetarian menyebabkan ketidak teraturan siklus
menstruasi/memperpanjang siklus menstruasi & fase folikuler (lambat)
 FSH dihasilkan oleh lobus hipofise anterior
 Kadar normal : 3 – 20 mIU/ml
 LH dihasilkan oleh hipofise
 Kadar normal : < 7 mIU/ml
 Estrogen & Progesteron dihasilkan oleh ovarium (indung telur)
 Kadar normal estrogen
- Usia 20 - 29 th :149 pg/ml (piktogram per mililiter).
- Usia 30 - 39 th : 210 pg/ml.
- Usia > 40 th belum menopause :152 pg/ml.
 Kadar progesteron normal
- Sebelum pelepasan sel telur < 5 ng/mL,
- Setelah pelepasan sel telur meningkat > 5 ng/m
 Estrogen berfungsi mengatur siklus menstruasi & progesteron
mengurangi kontraksi uterus
 Diet Pramenstrual Syndrom
 Gejala : cepat lelah, pegal, timbul jerawat, sakit kepala, punggung, perut
bagian bawah, nyeri payudara, gangguan saluran cerna, konstipasi,
diare, perubahan nafsu makan, sering merasa lapar (food cravings).
 Diet rendah lemak, rendah protein & tinggi KH komplek akan
meningkatkan hormon serotonin di otak shg mengurangi bengkak
payudara & perasaan mjd nyaman
 BM yg dianjurkan : ikan, unggas, susu skim, roti, kacang2an, KH
komplek, sereal, buah & sayur
 BM dibatasi : gula murni, garam, makanan yg diawetkan, jeroan,
lemak hewani, alkohol, kopi & rokok
 BM dihindari : makanan terkontaminasi zat kimia, pengawet, pewarna,
pestisida, logam berat (Hg, Pb, Ar, Cd), makanan teroksidasi,
terhidrogenasi.
 Kebutuhan energi meningkat pada fase luteal (luruh) dibanding fase
folikuler (pembentukan folikel) :
 Energi ekstra : 100 – 500 kkal/hr
 Diet Menopouse
 Menopouse adalah fase tidak subur bagi seorang wanita (± 45 –
50 tahun)
 Kebutuhan energi berkurang & zat gizi yang lain seimbang
 Konsumsi zat gizi yg dianjurkan :
 Karbohidrat komplek

 Konsumsi gula murni dibatasi

 Lemak nabati (tidak jenuh)

 Sumber protein hewani sebaiknya ikan

 Konsumsi buah & sayur

 Susu skim (non fat)

 Sumber isoflavon (phytoestrogen) : susu kedelai, tempe, tahu,

kacang hijau, kacang merah


 Gizi Kurang/Gizi Buruk
 Kekurangan hormon LH, FSH dan testosteron :
 Kerusakan pada struktur penis, disfungsi ereksi (impotensi).
 Sperma jarang bergerak-gerak, cacat atau jumlahnya kurang. Tiap
ejakulasi 2 – 6 ml. Jumlah normal 1 ml = ± 20 juta sel sperma.
 Azoospermia
 Cairan sperma tidak mengandung sel spermatozoa sebab :
 Sumbatan saluran sperma

 Kerusakan testis sebagai “pabrik” sel spermatozoa karena


infeksi penyakit tertentu, kekurangan atau gangguan
keseimbangan hormon, kekurangan gizi berat & gangguan
fungsi hati.
 Hipertiroid/Hipotiroid
 Kegemukan/Obesitas
 Metabolik syndrome (DM Tipe 2, hipertensi, dislipidemia,
jantung & stroke) :
 Aterosklerosis : sirkulasi darah ke penis terganggu (impotensi/sulit ereksi)
 Resistensi insulin : Hypogonadotropic Hypogonadism : Sex Hormon
Binding Globulin naik (testosteron bebas kadarnya rendah)
 Komplikasi neuropathy alat kelamin (disfungsi ereksi / impoten)
 Testosteron berfungsi (testis, produksi sperma, vasodilatasi
pembuluh darah, potensi seksual, kelenjar prostat,
menambah masa otot, menurunkan kolesterol, meningkatkan
sensitifitas insulin, pertumbuhan rambut, meningkatkan
gairah)
 Kadar testosteron normal :
 Laboratorium darah : 300–1000 nanogram/dl
 Aging Male Symptom Scale (skor jawaban ya ≥ 7)
 Meningkatkan testosteron
 Meningkatkan libido dan menurunkan disfungsi ereksi
 Kecukupan kalori, protein & asam lemak esensial
 Vitamin C, Vitamin K, Niacin, Zinc, Vitamin E
 Konsumsi buah & sayur (tinggi serat)
 Susu kedelai, tahu, tempe, kecambah
 Rendah lemak jenuh
 Rendah cafein
 Tdk mengkonsumsi alkohol
 Tdk merokok
 Olah raga cukup
 Hindari diare & stress
TERIMA KASIH
salam

Anda mungkin juga menyukai