Anda di halaman 1dari 5

ABORTUS

No.Dokumen : SOP/153/UKP-NGT
No.Revisi : 00
SOP
Tanggal terbit : 15 Februari 2018
Halaman : 1/5
PUSKESMAS YUPITA
NANGA NIP.19670703
TAYAP 1989012 003

1. Pengertian Abortus ialah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi


sebelum janin dapat hidup diluar kandungan, dan sebagai
batasan digunakan kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat
anak kurang dari 500 gram.
Jenis dan derajat abortus :
1. Abortus imminens: abortus tingkat permulaan, dimana terjadi
perdarahan pervaginam ostium uteri masih tertutup dan hasil
konsepsi masih baik dalam kandungan.
2. Abortus insipiens: abortus yang sedang mengancam dimana
serviks telah mendatar dan ostium uteri telah membuka, akan
tetapi hasil konsepsi masih dalam kavum uteri.
3. Abortus inkomplit: sebagian hasil konsepsi telah keluar dari
kavum uteri masih ada yang tertinggal.
4. Abortus komplit: seluruh hasil konsepsi telah keluar dari
kavum uteri pada kehamilan kurang dari 20 minggu.
Kode ICD X : O03.9 Unspecified abortion, complete, without
complication; O06.4 Unspecified abortion, incomplete, without
complication
Tingkat kemampuan
Abortus komplit : 4A
Abortus inkomplit : 3B
Abortus insipiens : 3B
2. Tujuan Sebagai acuan bagi tenaga medis untuk melakukan identifikasi
dan penatalaksanaan abortus
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas No. 32/KAPUS/I/2018
Tentang Penetapan Dokumen Esternal Yang Menjadi Acuan
Dalam Penyusunan Standar Pelayanan Klinis
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
Hk.02.02/Menkes/514/2015 Tentang Panduan Praktik Klinis
Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
5. Prosedur i. Petugas menerima pasien
ii. Petugas melakukan anamnesa keluhan pasien yang
disesuaikan dengan gejala abortus, yaitu:
a. Abortus Imminens
 Riwayat terlambat haid dengan hasil BHcg (+) dengan
usia kehamilan dibawah 20 minggu
 Perdarahan pervaginamyang tidak terlalu banyak,
berwarna kecoklatan dan bercampur lendir
 Tidak disertai nyeri atau kram
b. Abortus insipiens
 Perdarahan bertambah banyak, berwarna merah
segar disertai terbukanya serviks
 Perut nyeri ringan atau spasme (seperti kontraksi saat
persalinan )
c. Abortus Inkomplit
 Perdarahan aktif
 Nyeri perut hebat seperti kontraksi saat persalinan
 Pengeluaran sebagian hasil konsepsi
 Mulut rahim terbuka dengan sebagian sisa konsepsi
tertinggal
 Terkadang pasien datang dalam keadaan syok akibat
perdarahan
d. Abortus komplit
 Perdarahan sedikit
 Nyeri perut atau kram ringan
 Mulut sudah tertutup
 Pengeluaran seluruh hasil konsepsi
Faktor resiko:
Faktor Maternal
a. Penyakit infeksi.
b. Gangguan nutrisi yang berat
c. Penyakit menahun dan kronis
d. Alkohol dan merokok
e. Anomali uterus dan serviks
f. Gangguan imunologis
g. Trauma fisik dan psikologis
iii. Petugas melakukan pemeriksaan vital sign yang diperlukan.
 Penilaian tanda-tanda syok
 Periksa konjungtiva untuk tanda anemia
 Mencari ada tidaknya massa abdomen
 Tanda-tanda akut abdomen dan defans muskuler
iv. Petugas melakukan pemeriksaan fisik sebagai berikut:
Pemeriksaan ginekologi:
a. Abortus iminens
 Osteum uteri masih menutup
 Perdarahan berwarna kecoklatan disertai lendir
 Ukuran uterus sesuai dengan usia kehamilan
 Detak jantung janin masih ditemukan
b. Abortus insipiens
 Osteum uteri terbuka, dengan terdapat penonjolan
kantong dan didalamnya berisi cairan ketuban
 Perdarahan berwarna merah segar
 Ukuran uterus sesuai dengan usia kehamilan
 Detak jantung janin masih ditemukan
c. Abortus inkomplit
 Osteum uteri terbuka, dengan terdapat sebagian sisa
konsepsi
 Perdarahan aktif
 Ukuran uterus sesuai usia kehamilan
d. Abortus komplit
 Osteum uteri tertutup
 Perdarahan sedikit
 Ukuran uterus lebih kecil usia kehamilan
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah
Pemeriksaan darah perifer lengkap dan Pemeriksaan tes
kehamilan (BHCG): biasanya masih positif sampai 7-10 hari
setelah abortus..
6. Petugas menegakkan diagnosis berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
Diagnosis Banding:
a. Kehamilan ektopik.
b. Mola hidatidosa.
c. Missed Abortion.
7. Petugas melakukan penatalaksanaan yaitu:
a. Abortus imminens
 Istirahat tirah baring
 Tablet penambah darah
 Vitamin ibu hamil diteruskan
b. Abortus insipiens
 Observasi tanda vital
 Bila kondisi stabil rujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan
yang lebih lengkap untuk rencana pengeluran hasil
konsepsi
 Pengeluaran hasil konsepsi dapat dilaksanakan dengan
kuret vakum atau dengan cunam abortus, disusul dengan
kerokan
c. Abortus inkomplit
 Observasi tanda vital (tensi, nadi, suhu, respirasi)
 Evaluasi tanda-tanda syok, bila terjadi syok karena
perdarahan, pasang IV line (bila perlu 2 jalur) segera
berikan infus cairan NaCl fisiologis atau cairan ringer
laktat disusul dengan darah.
 Setelah syok teratasi rujuk ke fasilitas selnjutnya untuk
dilakukan kerokan (D/C). Pasca tindakan berikan
ergometrin IM
d. Abortus komplit
Tidak memerlukan pengobatan khusus, hanya apabila
menderita anemia perlu diberikan sulfas ferosus dan
dianjurkan supaya makanannya mengandung banyak
protein, vitamin dan mineral.
Pencegahan
a. Pemeriksaan rutin antenatal
b. Makan makanan yang bergizi (sayuran, susu,ikan, daging,
telur).
c. Menjaga kebersihan diri, terutama daerah kewanitaan
dengan tujuan mencegah infeksi yang bisa mengganggu
proses implantasi janin.
d. Hindari rokok, karena nikotin mempunyai efek vasoaktif
sehingga menghambat sirkulasi uteroplasenta.
e. Apabila terdapat anemia sedang berikan tablet sulfas
ferosus 600 mg/hari selama 2 minggu, bila anemia berat
maka berikan transfusi darah.
8. Petugas memberikan konseling dan edukasi berupa:
Rencana Tindak Lanjut
 Melakukan konseling untuk memberikan dukungan
emosional
 Menganjurkan penggunaan kontrasepsi pasca keguguran
karena kesuburan dapat kembali kira-kira 14 hari setelah
keguguran. Untuk mencegah kehamilan, Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim (AKDR) umumnya dapat dipasang secara
aman setelah aborsi spontan atau diinduksi. Kontraindikasi
pemasangan AKDR pasca keguguran antara lain adalah
infeksi pelvik, abortus septik, atau komplikasi serius lain
dari abortus.
 Follow up dilakukan setelah 2 minggu.
9. Petugas mendokumentasikan semua hasil anamnesa,
pemeriksaan fisik, diagnosa dan penatalaksanaan yang telah
dilakukan dalam rekam medis pasien.
5. Unit 1. Pendaftaran dan Rekam Medis
Terkait 2. Ruangan Pemeriksaan Umum
3. Ruangan Kesehatan Ibu dan KB
4. Ruangan Gawat Darurat
5. Laboratorium
6. Ruang Farmasi
Rekaman historis perubahan
No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai