Anda di halaman 1dari 8

ABORTUS SPONTAN KOMPLIT (O03.

9)
No.Dokumen : SOP/UKP/HC-PDL/
SOP No. Revisi :
Tanggal terbit : /01/2018
Halaman : 1/3
UPT Puskesmas dr. Rafles
Padang Laweh 198105012008041001
5. Pengertian Abortus ialah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin
dapat hidup diluar kandungan,dan sebagai batasan digunakan kehamilan
kurang dari 20 minggu atau berat anak kurang dari 500 gram
6. Tujuan Sebagai acuan bagi petugas di dalam penatalaksaan Abortus Spontan
Komplit.
7. Kebijakan Berdasrkan SK Kepala UPT Puskesmas Padang Laweh Nomor : 445/
/KPTS/HC-PDL/I/2018 Tentang Panduan Praktek Klinis Bagi Dokter /
Dokter Gigi di UPT Puskesmas Padang Laweh.
8. Referensi Keputusan Menetri Kesehatan Nomor 514 Tahun 2015 Tentang Panduan
Praktek Klinik Bagi Dokter Di Faskes Tingkat Pertama
9. Alat dan bahan 1. Termometer
2. Spigmomanometer
3. Stetoskop
4. Blangko permintaan labor
5. Inspekulo
6. Kertas resep
7. Alat tulis
10. Prosedur 1. Petugas para medis menerima pasien di UGD sesuai jalur merah triase
2. Petugas paramedis melakukan anamnesa cepat pada pasien
2.1. Keluhan yang terdapat pada pasien abortus antara lain:
2.1.1. Abortus imminens
2.1.1.1. Riwayat terlambat haid dengan hasil HCG (+)
dengan usia kehamilan dibawah 20 minggu.
2.1.1.2. Perdarahan pervaginam yang tidak terlalu banyak,
berwarna kecoklatan dan bercampur lender.
2.1.1.3. Tidak disertai nyeri atau kram.
2.1.2. Abortus insipiens
2.1.2.1. Perdarahan bertambah banyak, berwarna merah
segar disertai terbukanya serviks.
2.1.2.2. Perut nyeri ringan atau spasme (seperti kontraksi
saat persalinan)
2.1.3. Abortus inkomplit
2.1.3.1. Perdarahan aktif
2.1.3.2. Nyeri perut hebat seperti kontraksi saat persalinan
2.1.3.3. Pengeluaran sebagian hasil konsepsi
2.1.3.4. Mulut rahim terbuka dengan sebagian sisa
konsepsi tertinggal
2.1.3.5. Terkadang pasien datang dalam keadaan syok
akibat perdarahan
2.1.4. Abortus komplit
2.1.4.1. Perdarahan sedikit
2.1.4.2. Nyeri perut atau kram ringan
2.1.4.3. Mulut rahim sudah tertutup
2.1.4.4. Pengeluaran seluruh hasil konsepsi.
2.2. Faktor Risiko
2.2.1. Faktor Maternal
2.2.1.1. Penyakit infeksi
2.2.1.2. Kelainan hormonal, seperti hipotiroidisme
2.2.1.3. Gangguan nutrisi yang berat.
2.2.1.4. Penyakit menahun dan kronis
2.2.1.5. Alkohol, merokok dan penggunaan obat-obatan
2.2.1.6. Anomali uterus dan serviks
2.2.1.7. Gangguan imunologis
2.2.1.8. Trauma fisik dan psikologis
2.2.2. Faktor Janin
2.2.2.1. Adanya kelainan genetik pada janin
2.2.3. Faktor ayah
2.2.3.1. Terjadinya kelainan sperma
3. Petugas paramedis melakukan pemeriksaan Vital Sign
4. Petugas medis melakukan pemeriksaan fisik dari kepala sampai kaki
4.1. Penilaian tanda-tanda syok
4.2. Periksa konjungtiva untuk tanda anemia
4.3. Mencari ada tidaknya massa abdomen
4.4. Tanda-tanda akut abdomen dan defans muscular
4.5. Pemeriksaan ginekologi, (inspekulo) ditemukan:
4.5.1. Abortus iminens
4.5.1.1. Osteum uteri masih menutup
4.5.1.2. Perdarahan berwarna kecoklatan disertai lender
4.5.1.3. Ukuran uterus sesuai dengan usia kehamilan
4.5.1.4. Detak jantung janin masih ditemukan
4.5.2. Abortus insipiens
4.5.2.1. Osteum uteri terbuka, dengan terdapat penonjolan
kantong dan didalamnya berisi cairan ketuban
4.5.2.2. Perdarahan berwarna merah segar.
4.5.2.3. Ukuran uterus sesuai dengan usia kehamilan
4.5.2.4. Detak jantung janin masih ditemukan
4.5.3. Abortus inkomplit
4.5.3.1. Osteum uteri terbuka, dengan terdapat sebagian
sisa konsepsi
4.5.3.2. Perdarahan aktif
4.5.3.3. Ukuran uterus sesuai usia kehamilan
4.5.4. Abortus komplit
4.5.4.1. Osteum uteri tertutup
4.5.4.2. Perdarahan sedikit
4.5.4.3. Ukuran uterus lebih kecil usia kehamilan
5. Petugas medis memberikan permintaan pemeriksaan laboratorium
kepada pasien untuk melakukan pemeriksaan penunjang.
5.1. Pemeriksaan USG (tidak dilakukan di Puskesmas Padang Laweh
karena alat tidak ada)
5.2. Pemeriksaan tes kehamilan (BHCG): biasanya masih positif
sampai 7-10 hari setelah abortus.
5.3. Pemeriksaan darah perifer lengkap
6. Petugas medis menegakkan diagnose berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik dan penunjang.
6.1. Diagnosis Banding : Kehamilan ektopik, Mola hidatidosa, Missed
abortion
6.2. Kriteria Rujukan
6.2.1. Abortus Insipiens, Abortus Inkomplit, perdarahan yang
banyak, nyeri perut, ada pembukaan serviks, demam, darah
cairan berbau dan kotor
7. Petugas medis memberikan Penatalaksanaan komprehensif.
7.1. Penatalaksanaan Umum
7.1.1. Hal pertama yang harus dilakukan adalah penilaian cepat
terhadap tanda vital (nada, tekanan darah, pernasapan dan
suhu).
7.1.2. Pada kondisi di jumpai tanda sepsis atau dugaan abortus
dengan komplikasi, berikan antibiotika dengan kombinasi:
7.1.2.1. Ampicilin 2 gr IV /IM kemudian 1 gr setiap 6 jam
7.1.2.2. Gentamicin 5 mg/KgBB setiap 24 jam
7.1.2.3. Metronidazole 500 mg IV setiap 8 jam
7.1.2.4. Segera melakukan rujukan ke pelayanan kesehatan
Sekunder / RS
7.1.3. Penatalaksaan Khusus sesuai dengan Jenis Abortus
7.1.3.1. Abortus imminens:
7.1.3.2. Pertahankan kehamilan
7.1.3.3. Tidak perlu pengobatan khusus
7.1.3.4. Jangan melakukan aktivitas fisik berlebihan atau
hubungan seksual
7.1.3.5. Jika perdarahan berhenti, pantau kondisi ibu
selanjutnya pada pemeriksaan antenatal termasuk
pemantauan kadar Hb dan USG panggul serial
setiap 4 minggu. Lakukan penilaian ulang bila
perdarahan terjadi lagi.
7.1.3.6. Jika perdarahan tidak berhenti, nilai kondisi janin
dengan USG, nilai kemungkinan adanya penyebab
lain.
7.1.3.7. Tablet penambah darah.
7.1.3.8. Vitamin ibu hamil diteruskan
7.1.4. Abortus insipiens
7.1.4.1. Lakukan konseling untuk menjelaskan
kemungkinan risiko dan rasa tidak nyaman selama
tindakan evakuasi, serta memberikan informasi
mengenai kontrasepsi paska keguguran.
7.1.4.2. Jika usia kehamilan < 16 minggu : lakukan
evakuasi isi uterus; Jika evakuasi tidak dapat
dilakuka segera: berikan ergometrin 0.2 mg IM
(dapat diulang 15 menit kemudian bila perlu)
7.1.4.3. Jika usia kehamilan > 16 minggu: Tunggu
pengeluaran hasil konsepsi secara spontan dan
evakuasi hasil konsepsi dari dalam uterus. Bila
perlu berikan infus oksitosin 40 IU dalam 1 L NaCl
0,9% atau RL dengan kecepatan 40 tetes per menit
7.1.4.4. Lakukan pemantauan paska tindakan setiap 30
menit selama 2 jam, Bila kondisi baik dapat
dipindahkan ke ruang rawat. Lakukan pemeriksaan
jaringan secara makroskopik
7.1.4.5. Lakukan evaluasi tanda vital, perdarahan
pervaginam, tanda akut abdomen, dan produksi urin
tiap 6 jam selama 24 jam. Periksa kadar Hb setelah
24 jam. Bila kadar Hb > 8gr/dl dan keadaan umum
baik, ibu diperbolehkan pulang
7.1.5. Abortus inkomplit
7.1.5.1. Lakukan konseling
7.1.5.2. Observasi tanda vital (tensi, nadi, suhu, respirasi)
7.1.5.3. Evaluasi tanda-tanda syok, bila terjadi syok karena
perdarahan, pasang IV line (bila perlu 2 jalur)
segera berikan infus cairan NaCl fisiologis atau
cairan ringer laktat disusul dengan darah.
7.1.5.4. Jika perdarahan ringan atau sedang dan kehamilan
<16 minggu, gunakan jari atau forcep cincin untuk
mengeluarkan hasil konsepsi yang mencuat dari
serviks
7.1.5.5. Jika perdarahan berat dan usia kehamilan < 16
minggu, lakukan evakuasi isi uterus. Aspirasi
vakum manual (AVM) merupakan metode yang
dianjurkan. Kuret tajam sebaiknya hanya dilakukan
apabila AVM tidak tersedia. Jika evakuasi tidak
dapat dilakuka segera: berikan ergometrin 0.2 mg
IM (dapat diulang 15 menit kemudian bila perlu)
7.1.5.6. Jika usia kehamilan > 16 minggu berikan infus
oksitosin 40 IU dalam 1 L NaCl 0,9% atau RL
dengan kecepatan 40 tetes per menit
7.1.5.7. Lakukan pemantauan paska tindakan setiap 30
menit selama 2 jam, Bila kondisi baik dapat
dipindahkan ke ruang rawat.
7.1.5.8. Lakukan pemeriksaan jaringan secara makroskopik
7.1.5.9. Lakukan evaluasi tanda vital, perdarahan
pervaginam, tanda akut abdomen, dan produksi urin
tiap 6 jam selama 24 jam. Periksa kadar Hb setelah
24 jam. Bila kadar Hb > 8gr/dl dan keadaan umum
baik, ibu diperbolehkan pulang
7.1.6. Abortus komplit
Tidak memerlukan pengobatan khusus, hanya apabila
menderita anemia perlu diberikan sulfas ferosus dan
dianjurkan supaya makanannya mengandung banyak
protein, vitamin dan mineral.
8. Petugas medis dan atau paramedis memberikan Konseling dan Edukasi
8.1. Melakukan konseling untuk memberikan dukungan emosional
8.2. Menganjurkan penggunaan kontrasepsi pasca keguguran karena
kesuburan dapat kembali kira-kira 14 hari setelah keguguran.
Untuk mencegah kehamilan, Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
(AKDR) umumnya dapat dipasang secara aman setelah aborsi
spontan atau diinduksi. Kontraindikasi pemasangan AKDR pasca
keguguran antara lain adalah infeksi pelvik, abortus septik, atau
komplikasi serius lain dari abortus.
8.3. Follow up dilakukan setelah 2 minggu
8.4. Pencegahan
8.4.1. Pemeriksaan rutin antenatal
8.4.2. Makan makanan yang bergizi (sayuran, susu,ikan,
daging,telur).
8.4.3. Menjaga kebersihan diri, terutama daerah kewanitaan
dengan tujuan mencegah infeksi yang bisa mengganggu
proses implantasi janin.
8.4.4. Hindari rokok, karena nikotin mempunyai efek vasoaktif
sehingga menghambat sirkulasi uteroplasenta.
9. Petugas medis menulis hasil pemeriksaan, diagnose dan terapi pada
rekam Medis pasien
10. Pasien menandatangani buku penyuluhan / konseling
11. Petugas paramedis menulis hasil diagnose dari rekam medis kedalam
buku register.
11. Diagram Alir
Petugas paramedis
Petugas para medis
Melakukan anamnesa
menerima pasien di
cepat pada pasien
UGD sesuai jalur merah
triase

Petugas medis melakukan Petugas paramedis


pemeriksaan fisik melakukan pemeriksaan
tanda-tanda vital

Petugas medis memberikan petugas medis menegakan


permintaan pemeriksaan diagnosis berdasarkan
penunjang kepada pasien. anemnesis dan pemeriksaan
fisik dan penunjang.

petugas medis dan


paramedis memberikan petugas medis memberikan
konseling dan edukasi pada penatalaksana komprehensif
pasien

Petugas medis menulis hasil pasien menandatangani


pemeriksaan, diagnose dan buku penyuluhan /
terapi pada rekam Medis konseling
pasien
petugas paramedis mencatat / menyalin catatan
rekamm medis yang dibuat kedalam buku
register

12.Hal yang 1. Adab dan etika dalam pemeriksaan pasien terutama pada daerah tubuh
perlu di yang dianggap sangat pribadi.
perhatikan 2. Cara meminum obat harus benar
13. Unit 1. Pelayanan Pendaftaran
terkait 2. Pelayanan Pemeriksaan UGD
3. Pelayanan Laboratorium
4. Pelayanan Farmasi
10. Dokumen 1. Rekam Medis
terkait 2. Register Pemeriksaan UGD
3. Register Laboratorium
4. Buku Penyampaian informasi
11.Rekaman No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
Historis
Perubahan

ABORTUS SPONTAN KOMPLIT (O03.9)

No. Dokumen :DT/UKP/HC- PDL/

No. Revisi :
Tgl. Terbit : /01/2018
DAFTAR
Halaman : 1
TILIK
UPT Puskesmas dr.Rafles
Padang Laweh 198105012008041001

No Pertanyaan Ya Tidak TB
1 Apakah Petugas para medis menerima pasien di UGD sesuai
jalur merah triase?
2 Apakah petugas paramedis melakukan anamnesa cepat pada
pasien?
3 Apakah petugas paramedis melakukan pemeriksaan tanda-
tanda vital?
4 Apakah petugas medis melakukan pemeriksaan fisik ?
5 Apakah petugas medis melakukan pemeriksaan penunjang?

6 Apakah petugas medis menegakkan diagnosis berdasarkan


anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang ?
7 Apakah petugas medis memberikan penatalaksanaan
komprensif
8 Apakah petugas medis dan paramedis memberikan konseling
dan edukasi pada pasien ?
9 Apakah Petugas medis menulis hasil pemeriksaan, diagnose dan
terapi pada rekam Medis pasien?
10 Apakah pasien menandatangani buku penyuluhan / konseling?

11 Apakah petugas paramedis mencatat / menyalin catatan rekam


medis yang dibuat kedalam buku register?
jumlah

Padang laweh…………2018
Pelaksana/Auditor

( )

Anda mungkin juga menyukai