0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
21 tayangan4 halaman
Dokumen ini memberikan pedoman untuk penatalaksanaan kasus cidera kepala, meliputi definisi, anamnesa, pemeriksaan fisik, kriteria diagnosis, diagnosis kerja dan banding, pemeriksaan penunjang, terapi, edukasi, prognosis, dan indikator keberhasilan penatalaksanaan. Terapi utama meliputi stabilisasi pasien, observasi, rujukan ke RS jika ditemukan gejala khusus, dan edukasi keluarga tentang tanda yang membutuhkan evaluasi lebih lan
Dokumen ini memberikan pedoman untuk penatalaksanaan kasus cidera kepala, meliputi definisi, anamnesa, pemeriksaan fisik, kriteria diagnosis, diagnosis kerja dan banding, pemeriksaan penunjang, terapi, edukasi, prognosis, dan indikator keberhasilan penatalaksanaan. Terapi utama meliputi stabilisasi pasien, observasi, rujukan ke RS jika ditemukan gejala khusus, dan edukasi keluarga tentang tanda yang membutuhkan evaluasi lebih lan
Dokumen ini memberikan pedoman untuk penatalaksanaan kasus cidera kepala, meliputi definisi, anamnesa, pemeriksaan fisik, kriteria diagnosis, diagnosis kerja dan banding, pemeriksaan penunjang, terapi, edukasi, prognosis, dan indikator keberhasilan penatalaksanaan. Terapi utama meliputi stabilisasi pasien, observasi, rujukan ke RS jika ditemukan gejala khusus, dan edukasi keluarga tentang tanda yang membutuhkan evaluasi lebih lan
PENGERTIAN : Trauma kepala adalah suatu trauma yang mengenai
daerah kulit kepala, tulang tengkorak atau otak yang terjadi akibat injury baik secara langsung maupun tidak langsung pada kepala Anamnesis : Mekanisme kejadian? Riwayat tidak sadar setelah kejadian? Riwayat mual/muntah? Riwayat pengaruh alcohol? Riwayat penyakit terdahulu. Pemeriksaan Fisik : 1. Nilai tanda-tanda vital ( Tekanan Darah, Nadi, Respirasi, Suhu axilla). 2. Nilai kesadaran pasien. 3. Inspeksi visual dan palpasi kepala: tanda-tanda trauma, jejas, hematoma, vulnus pada kepala atau region maksilofasial. 4. Inspeksi tanda-tanda fraktur basis kranii: - Racoon’s eyes: periorbital ecchymosis. - Battle’s sign: postauricular ecchymosis. - CSF rhinorrhea/otorrhea. - Hemotympanum atau laserasi kanalis auditus eksternus. 5. Tanda-tanda lateralisasi (pupil anisokor, hemiparesa). Kriteria Diagnosis : 1. Cidera kepala ringan (CKR dengan GCS 13-15) 2. Cidera kepala sedang (CKS dengan GCS 9-12) 3. Cidera kepala berat (CKB dengan GCS ≤ 8) Diagnosis Kerja : Cidera kepala. Diagnosis Banding 1. Stroke 2. Tumor Otak PemeriksaanPenunjang 1. Foto polos kepala. 2. CT-Scan Terapi 1. Stabilisasikan pasien: PRIMARY SURVEY (PERTOLONGAN PERTAMA) A (Airway): Look/Listen/Feel Bebaskan jalan nafas (posisikan pasien, bersihkan jalan nafas dari muntahan/lendir/benda asing) C-Spine control dengan memasang collar brace untuk mencegah gerakan hiperekstensi dan rotasi Bila pasien tidak sadar, selalu anggap bahwa terdapat cidera tulang leher. B (Breathing): Perhatikan suara nafas, apakah terdapat suara nafas tambahan atau tidak, gerak dada baik PROSEDUR
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
..... ..... 2/4
(dinilai apakah perlu nafas buatan?)
Masker oksigen/nasal C (Circulation): Perhatikan Perfusi, Nadi, Tensi Bila terdapat tanda-tanda Shock -> RL dan cari sumber perdarahan. (Ingat luka di kepala hampir tidak pernah menyebabkan shock). Tensi < 90 nadi < 90 -> kemungkinn spinal shock! Batasi cairan Hentikan perdarahan dari luka terbuka D (Disability): Nilai kesadaran dengan menilai GCS. Nilai pupil (diameter, simetris, RC) E (Exposure): Periksa bagian tubuh lain secara cepat (nyeri/jejas di dada, perut, tungkai, panggul, leher) SECONDARY SURVEY Untuk menentukan kelainan bedah saraf Anamnesa: Kejadian? Sadar sesudah kejadian? Mabuk? Penyakit lain: epilepsi, DM, kelainan mata, darah, riwayat jatuh? Pemeriksaan: GCS Pupil Motorik (parese/plegi) Sensorik / rangsang nyeri Periksa teliti: wajah, kepala, leher, tulang punggung 2. Observasi di RS selama 1-2 jam. 3. Bila dalam observasi di dapat tanda-tanda sebagai berikut: 1) Orientasi baik 2) Tidak ada gangguan fokal neurologis 3) Tidak ada muntah/sakit kepala. 4) Tidak ada tanda-tanda fraktur basis crania (otore, rinore, ekimosis periorbita) 5) Ada yg mengawasi di rmh 6) Tmpt tgl dlm kota maka Pasien dipulangkan dengan KIE. 4. Bila dalam observasi di dapat tanda-tanda sebagai berikut: 1). Gangguan kesadaran (GCS<15) 2). Gagguan fokal neurologis (+) [hemiparese, anisokor, kejang] 3). Nyeri kepala/muntah-muntah yg menetap 4). Terdapat tanda-tanda fraktur tulang kepala/basis crania. 5). Luka tusuk/luka tembak (corpus alienum) PROSEDUR
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
..... ..... 2/4
6). Tidak ada yg mengawasi d rmh
7). Tinggal d luar kota 8). Ada mabuk/epilepsi Pasien dirujuk ke RS yang mempuyai fasilitas untuk menangani kasus cidera kepala. 5. Bila terdapat indikasi sebagai berikut: Indikasi x-foto kepala: 1. Jejas > 5 cm (hematom/vulnus) 2. Luka tusuk/clurit/tembak (Corpus alienum) 3. Fraktur terbuka 4. Deformitas kepala 5. Nyeri kepala menetap 6. Gangguan fokal nurologis 7. Gangguan kesadaran Indikasi ct-scan kepala: 1. Luka tusuk/tembak (corpus alienum) 2. Nyeri kepala menetap/muntah menetap 3. Kejang-kejang 4. Penurunan GCS > 1 poin 5. Lateralisasi (anisokor+hemiparese) 6. GCS < 15 & slm terapi konservatif tidak membaik 7. Bradikardi yang menyertai salah satu gejala di atas Pasien dirujuk ke RS yang mempuyai fasilitas untuk menangani kasus cidera kepala Edukasi Bila pasien dipulangkan, informasikan kepada keluarga pasien bila terdapat tanda-tanda: muntah makin sering, Nyeri kepala/vertigo memberat, Gelisah/kesadaran menurun, Kejang, untuk segera membawa pasien ke pusat pelayanan kesehatan yang memiliki fasilitas untuk penanganan cidera kepala. Prognosis Ad Vitam : dubio ad bonam/malam Ad Sanationam : dubio ad bonam/malam Ad fungsionam : dubio ad bonam/malam Tingkat Evidens Tingkat Rekomendasi Penelaah Kritis dr. Tri Martoni, Sp.B dr. Syahar Banu, Sp.B dr. Felasufa Noor, Sp.B Indikator Medis - Kesadaran membaik. - Tanda-tanda vital membaik - Keadaan umum membaik. Kepustakaan PROSEDUR