Anda di halaman 1dari 3

PANDUAN PRAKTIK KLINIK TATALAKSANA KASUS RS

ROYAL PRIMA JAMBI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RS ROYAL PRIMA JAMBI
1/3

PPK Tanggalterbit DitetapkanOleh:


Direktur RS Royal Prima Jambi

Kolonel CKM (Purn) dr. EkoKuswandono, MMRS


NIK: 532.04.19

STRUMA NODUSA NON TOKSIK (SNNT)

Pengertian Suatu pembengkakan pada leher oleh karena pembesaran kelenjar tiroid
akibat kelainan glandula tiroid dapat berupa gangguan fungsi atau
perubahan susunan kelenjar dan morfologinya. Struma non toksik
disebabkan oleh kekurangan yodium yang kronik. Apabila dalam
pemeriksaan kelenjar tiroid teraba suatu nodul, maka pembesaran ini
disebut struma nodusa. Struma nodusa tanpa disertai tanda-tanda
hipertiroidisme dan hipotiroidisme disebut struma nodusa non toksik.
Anamnesis 1. Dapat datang tanpa keluhan/ hanya keluhan kosmetik
2. Penekanan pada esofagus (disfagia)
3. Penekanan pada trakea (sesak nafas)
4. Nyeri, jika ada perdarahan dalam nodul
Pemeriksaan Fisik 1. Inspeksi : terdapat pembengkakan atau nodul, perlu diperhatikan
beberapa komponen yaitu lokasi, ukuran, jumlah nodul, bentuk
(diffus atau noduler kecil), gerakan pada saat pasien diminta untuk
menelan dan palpasi pada permukaan pembengkakan.
2. Palpasi : pasien diminta untuk duduk, leher dalam posisi fleksi.
Pemeriksa berdiri di belakang pasien dan meraba tiroid dengan
menggunakan ibu jari kedua tangan pada tengkuk penderita.
Kriteria Diagnosis
Benjolan / massa di trigonum koli di anterior sebelah bawah, ikut
bergerak ke atas bila penderita melakukan gerakan menelan. Bentuk
bisa uninoduler atau multi noduler. Tidak disertai gejala hipertiroid
(badan tambah kurus, gelisah, jantung berdebar, sering keringatan, sulit
tidur, diare) atau gejala hipotiroid (malas, mudah capek, ngantuk,
tambah gemuk, obstipasi, mata sembab). Curiga ganas bila tumbuhnya
cepat, sesak (+), disfagia (+), suara parau, benjolan keras, fixed, ada
pembesaran KGB leher.
Diagnosis Kerja
Struma Nodusa Non Toksik (SNNT)
PANDUAN PRAKTIK KLINIK TATALAKSANA KASUS RS
ROYAL PRIMA JAMBI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RS ROYAL PRIMA JAMBI
2/3

Diagnosis Banding 1. Struma Nodusa Toksik


2. Tiroiditis
3. Adenoma/ limfoma
4. Kista/ Ca tiroid
Pemeriksaan Penunjang 1. Tes fungsi hormon : T3, T4, TSH
2. Rontgen cervikal : untuk melihat penekanan struma pada jalan nafas.
3. USG : memperlihatkan ukuran gondok dan kemungkinan adanya
kista/nodul yang mungkin tidak terdeteksi waktu pemeriksaan leher.
4. Sidikan (scan) tiroid : teraan ukuran, bentuk lokasi dan yang utama
adalh fungsi bagian-bagian tiroid.
5. Biopsi aspirasi jarum halus : jika curiga kegananasan.
Terapi 1. Pembedahan : lobektomi/tiroidektomi subtotal.
2. Konservatif : Yodium radioaktif, tiroksin & obat anti-tiroid.
3. Operatif : 3 hari pasca bedah
4. Yodium radioaktif : diberi 4 minggu pasca bedah, sebelum
pemberian tiroksin.
Edukasi 1. Merubah pola perilaku makan dan memasyarakatkan pemakaian
garam yodium / konsumsi sumber yodium seperti ikan laut.
2. Iodisasi air minum untuk wilayah tertentu dengan resiko tinggi.
3. Pemberian kapsul minyak beryodium (lipiodol) pada penduduk di
daerah endemik berat dan endemik sedang.
4. Pengembalian fungsi mental, fisik dan sosial penderita setelah proses
penyakitnya dihentikan : rehabilitasi & fisioterapi
Prognosis Ad Vitam : ad bonam
Ad sanationam : ad bonam
Ad Fungsionam : dubia ad bonam
Tingkat evidens
Tingkat rekomendasi
PenelaahKritis
KSM BEDAH
Kepustakaan 1. Kariadi SHKS Struma Nodosa Non-Toksik. Dalam Waspadji S,et
al (eds0 Buku Ajar Ilmu penyakit Dalam. Edisi 3 Jakarta,Balai
Penerbit FKUI : 757-652.
2. Suyono S. Pendekatan Pasien dengan Struma. Dalam MarkumHMS,
Sudoyo HAW, Effendi S, Setiadi S, Gani RA, Alwi I (eds)Naskah
Lengkap Pertemuan Ilmiah Tahunan Ilmu PenyakitDalam 1997.
Jakarta,1997:207-133.
3. Subekti I Struma Nodose Non-Toksik (SNNT) In SimadibrataM.
Setiati S, Alwi I, Maryantoro, Gani RA. Masjoer A (eds)Pedoman
Diagnosis dan terapi di Bidang Ilmu Penyakit Dalam.Jakarta: Pusat
Informasi dan Penerbitan Bagian IlmuPenyakit Dalam FKUI
1999: 187-94.
4. Sobardi S. Pemeriksaan Diagnostik Modul Tiroid.
MakalahJakarta Endokrinology Mee ting Jakarta 18 Oktoter
2003.5.
5. James JL. Weetman AP. Disorders of the Thyroid G:and.
InBraunwald E, Fauci AS, Hauser SL. Longo DL, Jameson
JL.Harrison's Prin.ciples of Internal :5"ed. New York:
McGraw-M i t 1 ; 2 0 0 , : 2 0 6 0 - 8 4

PANDUAN PRAKTIK KLINIK TATALAKSANA KASUS RS


ROYAL PRIMA JAMBI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RS ROYAL PRIMA JAMBI
3/3

Kepustakaan
2. Chen, K. Pohan, H.T, Sinto, R. Diagnosis dan terapi cairan pada
Demam Berdarah Dengue. Medicinus. Jakarta. 2009: Vol 22;p.3-7.
3. WHO. Dengue Hemorrhagic Fever: diagnosis, traetment, prevention
and control 2nd Edition. Geneva.1997.
4. Tim adaptami Indonesia, 2009. Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah
Sakit: Pedoman bagi Rumah Sakit Rujukan Pertama di
Kabupaten/Kota. 1 ed. Jakarta: World Health Organization Country
Office for Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai