CICILIA SINAGA
102016170
E1
Skenario 12
Mind map
- Ananmnesis
- Pemeriksaan fisik
- Pemeriksaan penunjang
- WD dan DD
- Etiologi
- Epidemiologi
- Patofisiologi
- Tatalaksana
- Pencegahan
- Komplikasi
- Prognosis
Hipotesis
Dari hasil anamnesis didapat hasil bahwa payudara kiri pasien terasa membengkak,
sakit, dan ada demam. Selain itu, pasien sedang menyusui. Terdapat benjolan pada
kuadran lateral 4x3 teraba hangat, ada fluktuasi.
Pemeriksaan fisik Pemeriksaan penunjang
USG payudara
Mastitis mamae Abses mamae
Definisi Peradangan payudara yang dapat Biasanya merupakan lanjutan atau komplikasi
disertai infeksi atau tidak dari mastitis jika pengobatan yang tidak
adekuat. Abses berisi nanah
Gejala Suhu dan nadi meningkat cepat, Demam tinggi, menggigil, malaise, gatal-gatal,
menggigil, malaise umum, sakit kepala, payudara merah, panas jika disentuh,
nyeri hebat, bengkak, inflamasi, area membengkak, nyeri tekan, teraba massa,
payudara keras, kemerahan dengan nipple discharge, pembesaran KGB di ketiak
batas jelas. pada sisi yang sama
Etiologi Staphylococcus aureus dan Staphylococcus aureus
staphylococcus albus
Terapi Tetap melakukan pemberian ASI, jika Insisi, kompres hangat, pemijatan, serta jika
infeksius maka terapi simptomatik infeksius beri obat simptomatik (paracetamol,
(paracetamol, ibuprofen, amokcisilin) ibuprofen)
Working diagnose
Infeksi payudara biasanya disebabkan oleh bakteri yang banyak ditemukan pada
kulit yang normal (Staphylococcus aureus)
Bakteri seringkali berasal dari mulut bayi dan masuk ke dalam saluran air susu melalui
sobekan atau retakan di kulit (biasanya pada puting susu)
Area yang terinfeksi akan terisi dengan nanah
Abses payudara bisa terjadi disekitar puting, bisa juga diseluruh payudara
Epidemiologi
penyumbatan duktus
membentuk abses
Tatalaksana
1. Medika mentosa :
a) Parasetamol 500mg tiap 4 jam sekali bila diperlukan
b) Ibuprofen 400mg tiap 6 jam sekali sebagai pereda nyeri
Segera setelah melahirkan menyusui bayi dilanjutkan dengan pemberian ASI eksklusif
Massage payudara, kompres hangat dan dingin, dan lakukan senam laktasi, yaitu
menggerakkan lengan secara berputar sehingga sendi bahu ikut bergerak ke arah
yang sama guna membantu memperlancar peredaran darah dan limfe di payudara
Rajin mengganti bh / bra setiap kali mandi atau bila basah oleh keringat dan ASI
untuk mencegah terbentuknya fisura pada putting: (1) Menyelipkan jari pada sudut
mulut bayi untuk menghentikan tenaga mengisap pada akhir minum; (2) Jangan
menyusui pada satu payudara untuk waktu lama karena akan terjadi maserasi, jadi
lakukan bergantian pada kedua payudara kanan dan kiri
Obati puting susu yang lecet, bila perlu oleskan sedikit ASI pada puting tersebut.
Mencuci kedua tangannya dengan sabun dan air sebelum menyentuh putting
susunya dan sebelum menyusui
Komplikasi
Infeksi rekurens
Ukuran payudara yang mengecil dan terdapat scarring setelah penanganan secara
operasi
Terbentuk fistula jika abses pecah secara spontan Hal ini dikarenakan oleh
mengeringnya sinus yang menyebabkan terbentuknya fistula
Pasien yang memperoleh perawatan biasanya memperoleh hasil yang baik. Namun
pada abses mammae dapat terulang kembali bahkan setelah pengobatan
dengan antibiotik. Pembedahan mungkin diperlukan untuk menghilangkan kelenjar
yang terkena dampak untuk mencegah terjadinya kembali. Sampai sepertiga
pasien mengembangkan saluran fistula susu setelah drainase abses periareolar.
Episode berulang dari sepsis harus ditangani dengan eksisi dari duktus sakit oleh
seorang ahli bedah payudara di bawah pengalaman antibiotik.
Kesimpulan