Penatalaksanaan Epistaksis
Posterior pada Seorang
Laki-laki Berusia 50 Tahun
Zoey Abigail
102016242
Skenario 3 Seorang laki-laki berusia 50 tahun datang ke
instalasi gawat darurat dengan keluhan
mimisan.
Hipotesis :
Rumusan Masalah :
Laki-laki 50 th mengalami Epistaksis
Laki-laki 50 th mengeluh mimisan
Posterior ec Hipertensi
Patofisiologi Etiologi
2
Anamnesis
Perlu ditanya : Hasil :
⦁ Sudah berapa kali? ⦁ Mimisan sejak 3 jam sebelum ke
⦁ Mudah dihentikan dgn IGD
memencet hidung saja? ⦁ Hidung telah disumbat dengan kasa
⦁ Riw trauma hidung/wajah tidak berhenti
⦁ Riw menderita penyakit ⦁ Darah mengalir sampai mulut
kelainan darah, hipertensi,
pakai obat antikoagulan ⦁ Obat pengencer darah (-)
⦁ Demam, mual, pusing (-)
⦁ Riwayat trauma (-)
⦁ Riwayat hipertensi (+)
Pemeriksaan Fisik
Perlu diperiksa : Inspeksi rongga hidung :
⦁ TTV ⦁ Anestesi lokal +
⦁ Inspeksi hidung & wajah vasokonstriktor lidokain +
(trauma) epinefrin 2%
⦁ Inspeksi rongga hidung dengan⦁ Pemeriksaan dengan lampu
rhinoskopi anterior & posterior kepala
4
Pemeriksaan Fisik
Hasil :
Rinoskopi Anterior
⦁ CM, 160/110 mmHg
⦁ Pemeriksaan harus berurutan dari ⦁
Darah di cavum nasi
anterior ke posterior kanan dan kiri
⦁ Vestibulum mukosa hidung dan ⦁ Post nasal bleeding.
5
Klasifisikasi
Epistaksis anterior (DD) Epistaksis posterior (WD)
Lebih sering terjadi Jarang terjadi
Berasal dari pleksus kiesselbach di septum bagian Berasal dari arteri ethmoidalis posterior/arteri
anterior sphenopalatina
Sering terjadi pada anak-anak akibat trauma lokal Sering pada pasien diatas 40 tahun akibat adanya
dari kebiasaan mengorek hidung riwayat hipertensi, arteriosklerosis dan gangguan
kardiovaskuler lainnya
Perdarahan ringan, dapat berhenti sendiri Perdarahan hebat, jarang dapat berhenti sendiri,
ada post nasal bleeding, darah bisa sampai
keluar melalui mulut menyerupai
hemoptisis/hematemesis 6
Epidemiologi
⦁ Prevalensi sesungguhnya tidak diketahui (dapat sembuh sendiri
tidak dilaporkan)
⦁ 60% populasi manusia akan mengalami epsitaksis setidaknya sekali
seumur hidup
⦁ hanya sekitar 6% yang akan membutuhkan perhatian medis
⦁ Insiden meningkat pada usia 2-10 tahun dan pada orang tua (50-80
tahun)
⦁ lebih sering terjadi pada laki-laki (58%) dibandingkan wanita (42%)
⦁ lebih sering terjadi di musim dingin
7
Etiologi
Trauma, iritasi mukosa, abnormalitas
Lokal
septum, penyakit inflamasi, tumor
Idiopatik
8
Anatomi Vaskularisasi Hidung
9
Patofisiologi
Anterior Pecahnya Plexus Kiesselbach
Pembuluh
Mukosa
jadi Pecah
terkikis
terbuka
10
Tatalaksana
⦁ Prinsip : memperbaiki KU, mencari & menghentikan sumber
perdarahan, mencari faktor penyebab (mencegah rekurensi)
⦁ Pasien dalam posisi duduk, biarkan darah mengalir keluar hidung
sehingga bisa dimonitor
⦁ Pasien lemah setengah duduk/berbaring dengan kepala
ditinggikan, jangan sampai darah mengalir ke saluran napas
bawah
⦁ Sumber perdarahan ditemukan bersihkan hidung dari darah &
bekuan darah pasang tampon sementara (10-15 menit)
11
Tatalaksana Epistaksis Anterior
12
Tatalaksana Epistaksis Posterior
• • Kasa
Masih padat dibentuk kubus/bulat
perdarahan tambah
• Kateter
tamponkaret dimasukkan dari hidung
anterior
tampak di orofaring tarik keluar dari
• benang yang keluar dari hidung
mulut
• Di diikat di gulungan kain kasa depan
ujung kateter diikatkan 2 benang
nares anterior agar tampon tetap
tampon bellocq kateter ditarik melalui
pada tempatnya
hidung sampai benang keluar & dapat
• ditarik
Benang yang keluar dari mulut
diikat longgar
• Dorong tamponpada pipi telunjuk
dengan pasien untuk
untuk menarik
melewati tampon
palatum molekeluar
masuk ke
setelah 2-3 hari
nasofaring
13
Komplikasi
⦁ Aspirasi darah ke dalam saluran napas bawah
⦁ Syok
⦁ Infeksi akibat pembuluh darah yang terbuka
⦁ Rhinosinusitis akibat pemasangan tampon
⦁ Hemotimpanum darah mengalir melalui tuba eustachius
⦁ Mata berdarah darah mengalir retrograd melalui duktus nasolakrimalis
⦁ Laserasi palatum mole/sudut bibir akibat pemasangan tampon bellocq
⦁ Nekrosis mukosa septum apabila balon tampon/kateter dipompa terlalu
keras
14
Pencegahan
⦁ Gunakan helm/pelindung wajah saat melakukan aktivitas yang memiliki
resiko terjadinya trauma di area wajah
⦁ Menggunakan pelembab hidung, semprotan saline dan pemakaian salep
antibiotik pada area kiesselbach ketika di lingkungan yang panas &
udaranya kering
⦁ Hindari makanan yang panas dan pedas
⦁ Kurangi kebiasaan mengorek hidung
⦁ Jangan membuang lendir hidung atau bersin terlalu kuat
15
Prognosis
Dubia ad bonam
16
Kesimpulan
Pasien laki-laki 50 tahun mengalami epistaksis posterior
karena tekanan darah tinggi, hal ini ditandai dengan
adanya post nasal bleeding.
17
THANKS!
18