Halaman 1 / 79
RUMAH SAKIT AWAL BROS PEKANBARU
2021
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................................... 2
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT AWAL BROS PEKANBARU ............................. 3
AKSES VASKULAR UNTUK HEMODIALISIS ......................................................................... 6
ISKEMIA TUNGKAI AKUT....................................................................................................... 10
ANEURISMA AORTA ABDOMINALIS ................................................................................... 13
ANEURISMA AORTA THORAKOABDOMINAL ................................................................. 177
TUMOR CAROTID BODY ......................................................................................................... 211
KAKI DIABETIK ...................................................................................................................... 244
ARTERI VENOUS MALFORMASI ......................................................................................... 266
PSEUDOANEURISMA ............................................................................................................. 288
INSUFISIENSI VENA KRONIK............................................................................................... 299
ISKEMI TUNGKAI KRONIS /PENYAKIT ARTERI PERIFER ............................................. 344
ISKEMIK EKSTREMITAS ATAS ............................................................................................ 377
LIMFEDEM VASKULAR ......................................................................................................... 433
SYMPTOMATIC CAROTID ARTERY STENOSIS ................................................................ 477
THROMBOSIS VENA DALAM ............................................................................................... 499
TRAUMA VASKULAR BRAKHIOSEFALIK ......................................................................... 522
TRAUMA VASKULAR ABDOMEN ....................................................................................... 544
TRAUMA VASKULAR EKSTREMITAS ................................................................................ 555
VARISES .................................................................................................................................... 577
BUDD-CHIARI SYNDROME ..................................................................................................... 60
VASKULITIS (SYNDROMA RAYNAUD, PENYAKIT BUERGER, ARTERITIS
TAKAYASU) ............................................................................................................................... 63
PROSEDUR PEMASANGAN CDL (Catheter Double Lumen)................................................ 677
PROSEDUR ARTERIOVENOUS SHUNT ............................................................................... 699
PROSEDUR PEMASANGAN IMPLANTABLE CHEMOPORT ................................................ 70
PROSEDUR PEMASANGAN STENT GRAFT PADA ANEURISMA AORTA ABDOMINALIS
(AAA) SECARA ENDOVASCULAR DENGA STENT GRAFT (EVAR) .................................... 72
PROSEDUR PEMASANGAN STENT GRAFT PADA ANEURISMA AORTA TORAKALIS
(TAA) SECARA ENDOVASCULAR (TEVAR) ........................................................................ 74
PROSEDUR EMBOLECTOMY DAN THROMBECTOMY ..................................................... 76
PROSEDUR RESEKSI DAN PENGGANTIAN AORTA ABDOMINALIS ............................. 78
Halaman 2 / 79
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT AWAL BROS PEKANBARU
NOMOR 084/RSAB – SK/DIR/IV/2021
TENTANG
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
KELOMPOK STAF MEDIS FUNGSIONAL (KSM)
BEDAH VASKULAR DAN ENDOVASKULAR
RUMAH SAKIT AWAL BROS PEKANBARU
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Pertama : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT AWAL BROS
PEKANBARU TENTANG PANDUAN PRAKTIK KLINIS
KELOMPOK STAF MEDIS (KSM) BEDAH VASKULAR
DAN ENDOVASKULAR DI RUMAH SAKIT AWAL
BROS PEKANBARU.
Ketujuh : Agar ketetapan ini dapat dilaksanakan oleh oleh staf rumah sakit
terkait asuhan pelayanan pasien.
Ditetapkan di : Pekanbaru
Tanggal : 30 April 2021
Direktur RS Awal Bros Pekanbaru,
Halaman 5 / 79
Lampiran
Keputusan Direktur RS Awal Bros Pekanbaru
Nomor : 084/RSAB-SK/DIR/IV/2021
Tanggal : 30 April 2021
Halaman 8 / 79
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
TATALAKSANA KASUS
KSM BEDAH VASKULAR DAN
ENDOVASKULAR
RS AWAL BROS PEKANBARU
2021
AKSES VASKULAR UNTUK HEMODIALISIS
shunt dinyatakan matur) atau kateter vena sentral double
lumen tidak berfungsi sebagaimana mestinya, maka pasien
dianjurkan untuk segera datang ke spesialis bedah vaskular
dan endovaskular untuk dilakukan evaluasi serta, bila perlu,
revisi dari AV shunt atau kateter vena sentral double lumen
tersebut secepat mungkin.
Sangatlah penting untuk mempertahankan patensi dari
akses vaskular bagi seorang pasien dengan gagal ginjal
terminal, karena inilah jalur hidup mereka untuk tetap bisa
menjalani hemodialisis dengan efektif dan efisien, sehingga
kualitas hidupnya pun dapat terjaga dengan baik.
10 Prognosis Ad vitam: ad bonam
Ad fungsionam: ad bonam
Ad sanationam: ad bonam
11 Tingkat Evidens I
12 Tingkat Rekomendasi A
13 Penelaah Kritis KSM Bedah Vaskular Dan ENDOVASKULAR RS Awal
Bros Pekanbaru
14 Indikator Outcome Medis Akses vaskular paten
15 Kepustakaan Rutherford’s Vascular Surgery, 7th edition, 2010
Decision Making in Vascular Surgery, 2001
Halaman 9 / 79
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
TATALAKSANA KASUS
KSM BEDAH VASKULAR DAN
ENDOVASKULAR
RS AWAL BROS PEKANBARU
2021
ISKEMI TUNGKAI AKUT
MEDIS/002/PPK-TK-BVDE/2021/Rev.03
1 Pengertian Iskemi tungkai akut (Acute Limb Ischemia/ALI) adalah
terjadinya penurunan mendadak perfusi tungkai yang biasa
melibatkan trombus dan emboli. Trombus dapat berasal dari
perkembangan penyakit arteri, diseksi aorta, trombus graft,
aneurisma, hiperkoagulabilitas, iatrogenik dan lannya.
11 Tingkat Evidens I
12 Tingkat Rekomendasi A
13 Penelaah Kritis KSM Bedah Vaskular Dan ENDOVASKULAR RS Awal
Bros Pekanbaru
14 Indikator Outcome Klinis dan penunjang (dopler/USG)
Medis
Halaman 11 / 79
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
TATALAKSANA KASUS
KSM BEDAH VASKULAR DAN
ENDOVASKULAR
RS AWAL BROS PEKANBARU
2021
ISKEMI TUNGKAI AKUT
15 Kepustakaan Rutherford’s Vascular Surgery, 7th edition, 2010
Decision making in vascular surgery, 2001
Heri G, Rahmad I, Zainal S, Refli H. Iskemia Tungkai Akut
(2017). Indonesian Journal Chest & Critical Care Medicine
Vol 4 No. 2
Halaman 12 / 79
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
TATALAKSANA KASUS
KSM BEDAH VASKULAR DAN
ENDOVASKULAR
RS AWAL BROS PEKANBARU
2021
ANEURISMA AORTA ABDOMINALIS
MEDIS/003/PPK-TK-BVDE/2021/Rev.03
1 Pengertian Aneurisma aorta abdominalis (AAA) adalah dilatasi aorta
abdominal berbentuk sakular atau fusiform yang menetap 1,5
kali atau lebih dari diameter normal.
Faktor risiko:
- Laki-laki
- Usia > 60 tahun
- Merokok
- Hipertensi
- Penyakit kardiovaskular
- Penyakit paru-paru kronis
- DM Tipe 2
Riwayat keluarga dengan aneurisma aorta abdominalis
2 Anamnesis Sebagian besar AAA tidak menimbulkan tanda dan gejala
sampai dengan ukurannya sangat besar atau terjadi diseksi
atau ruptur.
Pasien merasa ada suatu benjolan di perut yang berdenyut
sesuai irama nadinya, tanpa ada rasa nyeri. Bila pasien
datang dengan aneurisma yang diseksi atau ruptur maka
pasien akan merasa nyeri akut pada abdomen. Bila telah
terjadi syok perdarahan, maka pasien akan merasa lemas atau
bahkan ada penurunan kesadaran.
3 Pemeriksaan Fisik Status Generalis:
Tanda vital normal bila tidak ada komplikasi. Bila telah
terjadi diseksi atau ruptur akan ditemukan gangguan
hemodinamik, hipotensi, kenaikan nadi, konjugtiva tampak
anemis, atau akral yang dingin.
Status Lokalis:
Pada abdomen terlihat dan atau teraba massa yang berdenyut
sesuai irama nadi, tanpa atau dengan disertai nyeri. Pada
auskultasi di daerah benjolan akan terdengar bising sistolik
setinggi vertebra lumbal II.
4 PemeriksaanPenunjang Laboratorium:
Secara garis besar akan ditemukan angka laboratorium yang
normal. Bila terjadi diseksi atau ruptur akan terjadi
penurunan kadar hemoglobin. Bila terdapat trombus pada
arteri renalis akan didapatkan peningkatan angka ureum dan
kretinin
USG Abdomen:
Digunakan untuk menegakkan diagnosis awal, sekaligus
sebagai pemeriksaan penapis pada pasien dengan risiko
menderita AAA.
CT Angiografi / MRA:
Merupakan pemeriksaan penunjang yang memberikan
informasi anatomi akurat sekaligus rekonstruksi berkenaan
dengan AAA, pemeriksaan ini juga digunakan sebagai
pertimbangan terapi pada AAA.
Halaman 13 / 79
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
TATALAKSANA KASUS
KSM BEDAH VASKULAR DAN
ENDOVASKULAR
RS AWAL BROS PEKANBARU
2021
ANEURISMA AORTA ABDOMINALIS
10 Prognosis Bila ditemukan dalam keadaan baik, tidak ada diseksi atau
ruptur:
Ad vitam: dubia ad bonam
Halaman 15 / 79
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
TATALAKSANA KASUS
KSM BEDAH VASKULAR DAN
ENDOVASKULAR
RS AWAL BROS PEKANBARU
2021
ANEURISMA AORTA ABDOMINALIS
Ad fungsionam: dubia ad bonam
Ad sanationam: dubia ad bonam
Bila ditemukan dalam keadaan diseksi atau ruptur:
Ad vitam: dubia ad malam
Ad fungsionam: dubia ad malam
Ad sanationam: dubia ad malam
11 Tingkat Evidens I
12 Tingkat Rekomendasi A
13 Penelaah Kritis KSM Bedah Vaskular Dan ENDOVASKULAR RS Awal
Bros Pekanbaru
14 Indikator Outcome Gejala Klinis, USG abdomen, dan CT angiografi
Medis
15 Kepustakaan Rutherford’s Vascular Surgery, 7th edition, 2010
Decision Making in Vascular Surgery, 2001
European Society for Vascular Surgery (ESVS) 2019
Clinical Practice Guidelines on the Management of
Abdominal Aorto-iliac Artery Aneurysms
Halaman 16 / 79
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
TATALAKSANA KASUS
KSM BEDAH VASKULAR DAN
ENDOVASKULAR
RS AWAL BROS PEKANBARU
2021
ANEURISMA AORTA THORAKOABDOMINAL
MEDIS/004/PPK-TK-BVDE/2019/Rev.02
1 Pengertian Aneurisma aorta torakoabdominal (TAAA) adalah aneurisma
yang melibatkan keseluruhan segmen aorta torakalis sampai
dengan abdominalis. Sekitar 20% TAAA adalah sekuele dari
diseksi aorta kronis. Sebagian besar TAAA bersifat degeneratif,
ditandai dengan penipisan lapisan tunika media, kerusakan sel-
sel otot polos dan elastin, infiltrasi sel-sel inflamatori, dan
neovaskularisasi. Hanya sebgaian kecil TAAA yang disebabkan
olehinfeksi atau trauma.
Faktor risiko:
- Laki-laki
- Merokok
- Hipertensi
- Penyakit kardiovaskular
- Riwayat keluarga dengan aneurisma aorta
- Sindroma Marfan
2 Anamnesis Sebagian besar TAAA tidak menimbulkan keluhan apapun.
Bila ukurannya sudah cukup besar dan menekan struktur
disekitarnya, maka akan ada keluhan rasa tidak nyaman atau
nyeri pada punggung, dada, pinggang, atau dauerah
epigratrium. Nyeri yang timbul mendadak, merupakan salah
satu tanda terjadinya pelebaran ukuran mendadak atau ancaman
ruptur. Penekanan aneurisma ke nervus laringeus rekuren
menimbulkan keluhan suara serak, sedangkan penekanan ke
traktus trakheobronkhial menimbulkan keluhan sesak napas.
Paraplegia atau paraparesis dapat timbul karena adanya oklusi
akut arteri spinalis atau interkostalis. Bila telah terjadi ruptur,
maka pasien akan datang dalam keadaan lemas, bahkan tidak
sadarkan diri.
Intra Operasi:
Untuk TEVAR, pada pasien dipasang akses vena perifer,
dilakukan anestesi infiltrasi pada daerah tusukan ke pembuluh
darah, dan pasien diberikan sedasi ringan
secukupnya oleh dokter anestesi agar merasa nyaman
selamatindakan berlangsung. Heparin sebanyak 5000IU
diberikan secara intravena.
Untuk operasi rekonstruksi TAAA terbuka, pada pasien
dipasang akses vena perifer, akses vena sentral, akses arteri,
dan pasien dibius umum. Heparin sebanyak 5000IU diberikan
secara intravena. Perencanaan operasi yang matang sangat
berperan terhadap prognosis pasien. Beberapa tindakan seperti
bypass atrial-femoral, shunt mesenterial, perlindungan terhadap
medula spinalis, epidural cooling, atau bahkan kardioplegi
mungkin dibutuhkan.
Pasca Operasi:
Pasca TEVAR, pasien dirawat di ruang perawatan biasa,
diberikan antibiotik per oral, analgetik per oral bila perlu,
antikoagulan per oral. Bila kondisi baik, pasien dapat pulang1 –
2 hari setelah tindakan.
Pasca operasi rekonstruksi TAAA terbuka, pasien dirawat di
ICU sampai dengan hemodinamiknya stabil, kemudian pindah
ke ruang perawatan biasa. Pasien diberikan antibiotik intravena,
analgetik intravena, heparin dosis profilaksis. Diet dan
mobilisasi bertahap. Pasien dapat rawat jalan setelah perawatan
selama 7 – 14 hari. Pasien pulang dengan obat antibiotik,
analgetik, dan antikoagulan oral.
9 Edukasi Pasien yang diketahui memiliki faktor risiko menderita TAAA,
sebaiknya berkonsultasi dan menjalani pemeriksaaan penapis
untuk mendeteksi adanya TAAA secara dini. Edukasi kepada
masyarakat tentang pentingnya deteksi dini ini dan kompklikasi
yang dapat terjadi pada pasien dengan TAAA sangatlah
penting, agar kualitas kesehatan terus membaik.
11 Tingkat Evidens I
12 Tingkat Rekomendasi A
13 Penelaah Kritis KSM Bedah Vaskular Dan ENDOVASKULAR RS Awal Bros
Pekanbaru
14 Indikator Outcome Perbaikan gejala
Medis
15 Kepustakaan Rutherford’s Vascular Surgery, 7th edition, 2010
Decision Making in Vascular Surgery, 2001
Halaman 20 / 79
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
TATALAKSANA KASUS
KSM BEDAH VASKULAR DAN
ENDOVASKULAR
RS AWAL BROS PEKANBARU
2021
TUMOR CAROTID BODY
MEDIS/005/PPK-TK-BVDE/2019/Rev.02
1 Pengertian Tumor yang berkembang dari dalam tunika adventitia sisi
medial dari bifurcasi carotis. Carotid body berasal dari neural
crest, berperan dalam adaptasi keadaan kandungan oksigen
dan karbondioksia serta ph dalam darah. Carotid body
melindungi organ dari kerusakan akibat hipoksik, yang
terjadi karena peningkatan ventilasi dengan melepaskan
neurotransmitter. Ada 3 tipe yaitu, familial (10%-50%),
sporadic (85%) dan hiperplastik.
Faktor risiko:
- Usia pertengahan, rata-rata 45 tahun
- Tinggal pada Ketinggian 3000-4000. Rasio lk:pr (1:8,3)
pada ketinggian diatas 2000 mdpl. 1:1,0-1,4 pada
ketimggian permukaan laut.
Penderita paraganglioma (10-50%)
2 Anamnesis Sebagian besar tumor ini tidak menimbulkan tanda dan
gejala.
Pasien merasa ada suatu benjolan diangulus mandibula yang
kadang mis diagnosis dengan pembesaran limfonodi.
Bisa didapatkan gejala nonspesifik seperti dizines, headache,
rasa tidak nyaman pada daerah lokal.
3 Pemeriksaan Fisik Status Generalis:
Tanda vital normal bila tidak ada komplikasi.
Status Lokalis :
Teraba massa pada yang terlokalisir pada angulus
mandibula, kadang-kadang disertiai dengan bruit, bisa
berdenyut sesuai irama nadi tetapi tidak meluas, ini yang
membedakannya dengan aneurisma arteri carotis. Bisa juga
tanpa atau tidak berdenyut. Benjolan ini bila dimanipuasi,
akan menyebabkan peningkatan heart rate dan akan timbul
pening. Pada perabaan, benjolan ini relative terfixir pada
aksis vertical, tetap bisa digerakkan ke anterior dan posterior.
Bila sisi medial tumor yang membesar, dapat dilihat pada
saat pemeriksaan intra oral. Tetapi tumor ini tetap bisa
mengenai kedua sisi tumor, baik lateral ataupun medial.
4 PemeriksaanPenunjang Laboratorium:
Secara garis besar akan ditemukan angka laboratorium yang
normal.USG Abdomen:
Digunakan untuk menegakkan diagnosis awal, sekaligus
sebagai pemeriksaan penapis pada pasien dengan risiko
menderita diagnosis yang lain.
CT angiografi/MRA:
Merupakan pemeriksaan penunjang yang memberikan
informasi anatomi akurat.
Pemeriksaan penunjang lain:
Foto toraks, EKG, Ekhokardiografi, Tes fungsi paru, dan
Laboratorium lainnya (hematokrit, leukosit, trombosit, PT,
Halaman 21 / 79
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
TATALAKSANA KASUS
KSM BEDAH VASKULAR DAN
ENDOVASKULAR
RS AWAL BROS PEKANBARU
2021
TUMOR CAROTID BODY
INR, APTT, SGOT, SGPT, elektrolit darah, urine rutin)
yang berhubungan dengan toleransi operasi.
5 Kriteria Diagnosis - Massa pada angulus mandibula
- USG Abdomen
- CT Angiografi
6 Diagnosis Kerja Tumor carotid body
7 Diagnosis Banding - Limfadenitis leher
- Aneurisma arteri carotis
- Tumor metastasis leher
- Glomus tumor
- Kista brachiogenik
- Tumor parotis rendah
8 Tatalaksana Terapi ditentukan berdasarkan ada atau tidaknya gejala,
penilaian risiko ruptur, penilaian angka harapan hidup, dan
penilaian risiko tindakan operasi. Dari hal-hal tersebut
dikembangkan suatu algoritma penanganan tumor carotid
body (terlampir), mulai dari terapi non-operatif, sampai
operasi terbuka,
Bila pasien datang dalam keadaan tumor yang
asimptomatik, maka dilakukan tahapan-tahapan pemeriksaan
seperti disebutkan dalam algoritma. Atau bila tidak, segera di
evaluasi tumor marker telinga hidung tenggorokan,
kemudian bisa dengan biopsy.
Prinsip tindakan adalah untuk mengangkat seluruh masa
tumor.
Pre Operasi:
Pasien dijelaskan mengenai prosedur tindakan, termasuk
keuntungan dan kerugian tindakan, sehingga didapatkan
persetujuan pasien atau keluarga untuk pelaksaan tindakan
tersebut. Kemudian dilakukan penilaian terhadap kondisi
umum dan toleransi operasi pasien. Perlu disediakan darah
PRC 500cc. Antibiotik profilaksis spektrum luas diberikan 1
jam sebelum operasi. Ruang perawatan ICU pasca operasi
perlu disiapkan.
Intra Operasi:
pasien dipasang akses vena perifer, dilakukan anestesi
infiltrasi pada daerah tusukan ke pembuluh darah, dan pasien
diberikan sedasi ringan secukupnya oleh dokter anestesi agar
merasa nyaman selama tindakan berlangsung.
Insisi oblik standar seperti irisan pada endarterektomi.
Bisa insisi modifikasi Y bila tumor besar.
Artery carotis eksterna didiseksi untuk memudahkan ekspos
arteri carotis interna medial dan posterior. Serta
memudahkan ekspos sisi posterior dari bifucartio arteri .
Halaman 22 / 79
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
TATALAKSANA KASUS
KSM BEDAH VASKULAR DAN
ENDOVASKULAR
RS AWAL BROS PEKANBARU
2021
TUMOR CAROTID BODY
Tatalaksana Sebelum diseksi tumor harus selalu dilakukan control
pembuluh darah proksimal dan distal. Secara hati-hati
dilakukan diseksi pada daerah periadventitial untuk
menghindari cedera pada dinding arteri. Perdarahan pada
arteri bisa ditangani dengan penjahitan ataupun patching.
Bila diseksi meluas ke cranial dan posterior, harus
diperhatikan struktur seperti, nervus hipoglosus, nervus
laryngeus superior, nervus vagus, atau cabang mandibular
dari nervus facialis. Bila nervus cranial sudah menempel erat
pada tumor dan sudah masuk ke dalam kapsul tumor, maka
perlu dilakukan identifikasi dan membebaskan nervus dekat
tumor. Tetapi apabila secara preoperatif sudah dilakukan
penilaian bahwa nervus tersebut sudah tidak berfungsi, maka
tidak ada bukti bahwa tindakan membebaskan nervus dari
tumor akan memperbaiki fungsi sarafnya.
Pasca Operasi:
Pasca operasi eksisi tumor carotid body, pasien dirawat di
ICU sampai dengan hemodinamiknya stabil, kemudian
pindah ke ruang perawatan biasa. Pasien diberikan antibiotik
intravena, analgetik intravena, heparin dosis profilaksis. Diet
dan mobilisasi bertahap. Pasien dapat rawat jalan setelah
kondisinya membaik, bisa perawatan selama 7 – 14 hari.
Pasien pulang dengan obat antibiotik, analgetik, dan
antikoagulan oral.
9 Edukasi Penjelasan tentang diagnosis dan tatalaksana
10 Prognosis Bila ditemukan dalam keadaan baik:
Ad vitam: dubia ad bonam
Ad fungsionam: dubia ad bonam
Ad sanationam: dubia ad bonam
11 Tingkat Evidens I
12 Tingkat Rekomendasi A
13 Penelaah Kritis KSM Bedah Vaskular Dan ENDOVASKULAR RS Awal
Bros Pekanbaru
14 Indikator Outcome Gejala Klinis, USG abdomen, dan CT angiografi
Medis
15 Kepustakaan Rutherford’s Vascular Surgery, 7th edition, 2010
Decision Making in Vascular Surgery, 2001
Halaman 23 / 79
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
TATALAKSANA KASUS
KSM BEDAH VASKULAR DAN
ENDOVASKULAR
RS AWAL BROS PEKANBARU
2021
KAKI DIABETIK
MEDIS/006/PPK-TK-BVDE/2019/Rev.02
1 Pengertian Kelainan pada tungkai bawah dengan kondisi patologis
berupa infeksi, ulserasi dan/atau dektruksi jaringan dalam
yang berkaitan dengan gangguan neurologis, penyakit
vaskular dan/atau komplikasi metabolik dari penderita
Diabetes Mellitus.
2 Anamnesis Adanya riwayat diabetes, jadwal berobat yang tidak teratur
Gejala kaki kesemutan, sampai nyeri saat istirahat, adanya
kerusakan jaringan (nekrosis)progresif seperti
inflamasi/infeksi,ulkus hingga dektruksi jaringan dalamS di
tungkai / kaki.
3 Pemeriksaan Fisik - Parameter pemeriksaan berupa : infeksi/ulkus
grade/kedalaman dan deskripsi luka dan neurologis,
- Parameter pemeriksaan vascular berupa
palpasi,dependent rubor, venous filling time, capillary
refill,ABI,dan TBI dan TcPO2
- Tanda tanda iskemik sepert sianotik.dependent
rubor,eritema.skin dan nail atropi
- Neurolois status berupa sensasi, vibrasi persepsi, dan
deep tendon reflex
4 PemeriksaanPenunjang Darah Rutin, Pletismograf, USG Doopler, CT Angio
5 Kriteria Diagnosis - Adanya tanda maupun ulkus neuropatik maupun neuro
iskemik
- Adanya Etiologi
- Adanya Neuropati
- pulseless/ABI<1/Toe P less(Pletysmograf)/TcPO2
menurun
- Kultur infeksi(+),lekosit >12.000/mm3. RO,Probe,ct
angio scans,MRI
- Adanya deformitas callus, hammertoes, bunion, charcot,
amputasi
- Kaki sepsis dengan septic dengan shok pada kgd
emergency yang tidak terkontrol
6 Diagnosis Kerja Kaki Diabetik
7 Diagnosis Banding Ulkus post trauma, gout arthritis,Buerger disease
8 Tatalaksana Kontrol kadar gula darah secara teratur.
Debridement, perawatan luka dengan modern dressing
Endovaskular : Balooning dan stenting
Konservatif dengan obat obatan, Amputasi
9 Edukasi Konseling check KGD Rutin, segera konsul ke dokter bila
gejala dan tanda kaki diabetic ditemukan
10 Prognosis Ad vitam: dubia ad bonam
Ad fungsionam: dubia ad bonam
Ad sanationam: dubia ad bonam
11 Tingkat Evidens I
12 Tingkat Rekomendasi A
13 Penelaah Kritis KSM Bedah Vaskular Dan ENDOVASKULAR RS Awal
Halaman 24 / 79
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
TATALAKSANA KASUS
KSM BEDAH VASKULAR DAN
ENDOVASKULAR
RS AWAL BROS PEKANBARU
2021
KAKI DIABETIK
Bros Pekanbaru
14 Indikator Outcome Perbaikan gejala
Medis
15 Kepustakaan Rutherford Ed VII
Halaman 25 / 79
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
TATALAKSANA KASUS
KSM BEDAH VASKULAR DAN
ENDOVASKULAR
RS AWAL BROS PEKANBARU
2021
ARTERI VENOUS MALFORMASI
MEDIS/007/PPK-TK-BVDE/2021/Rev.03
1 Pengertian Suatu kelainan bawaan vaskuler dimana terdapat hubungan
yang menetap antara arteri dan vena sejak pembentukannya.
Hubungan ini biasanya berbentuk fistula
2 Anamnesis Kelainan ini dapat memberikan gejala segera setelah lahir,
beberapa waktu setelah lahir atau sama sekali tidak
menimbulkan keluhan. Faktor yang dapat mempercepat
timbulnya gejala klinik adalah trauma, pubertas, kehamilan.
Darah dalam arteri mengalir ke vena melalui fistula dan
hanya sebagian kecil mengalir ke distal. Volume darah yang
mengalir melalui fistula tergantung dari besarnya fistula dan
arteri mana yang terlibat. Fistula ini sering multiple, tapi
biasanya dilengan atas dan bawah
3 Pemeriksaan Fisik Penderita datang dengan keluhan deformitas pelebaran vena,
perubahan warna dan suhu dari anggota yang terlibat
kadang-kadang disertai palpitasi, takikardi, kelainan jantung
yang ringan tergantung lokasi yang terlibat
daerah fistula terdengar bising atau teraba getaran, edema
dan hipertrofi, sampai ulserasi pada ekstremitas yang terlibat
Gambaran klinik berbeda-beda dari nervus cutaneus sampai
deformitas yang luas dan dapat merusak seluruh muka,
skapula, ekstremiats, paru, ginjal, otak, kadang-kadang
memberi gambaran seperti ganas
- Darah vena di daerah fistula lebih merah didarah di vena
yang sehat karena saturasi asam lebih tinggi.
4 PemeriksaanPenunjang Non infasif dengan pemeriksaan klinis , doppler USG
melihat feeding arteri , draining vein dan phlebolit dan CT
scan.
Invasif dengan angiografi (DSA angiografi untuk melihat
feedding arteri/fistula
Non invasif angiografi seperti MRA , CT angiografi
kemungkinan bisa melihat ekstensi dari deformitas.
5 Kriteria Diagnosis Deformitas, pelebar vena, perubahan warna dan suhu
anggota yang terlibat dan teraba phlebolit .
Deformitas umumnya setelah lahir dan cenderung bertambah
besar.
Pada daerah fistula terduga bising dan teraba getaran (thrill).
Pemeriksaan dengan Doppler USG dan
Pemeriksaan DSA Angiografi/MRA/CT Angiografi untuk
melihat feeding arteri deformitas.
8 Tatalaksana Indikasi :
Absolut :
Perdarahan (mayor atau minor berulang)
Halaman 26 / 79
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
TATALAKSANA KASUS
KSM BEDAH VASKULAR DAN
ENDOVASKULAR
RS AWAL BROS PEKANBARU
2021
ARTERI VENOUS MALFORMASI
Gangren atau ulkus arteri, vena dan kombinasi
Komplikasi iskemik akut dan / atau kronik
Komplikasi insufisiensi vena kronik progresif dengan
hipertensi vena
Gagal jantung
Lesi pada area mengancam jiwa seperti mata, pendengaran,
dan pernafasan
Relatif :
Nyeri dan / atau gangguan fungsi
Lokasi dengan resiko komplikasi tinggi seperti hemartrosis
dan / atau lokasi limb-threatening
Vascular bone syndrome dengan limb length discrepancy
Deformitas berat secara kosmetik dengan atau tanpa
gangguan fungsi
Halaman 27 / 79
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
TATALAKSANA KASUS
KSM BEDAH VASKULAR DAN
ENDOVASKULAR
RS AWAL BROS PEKANBARU
2021
PSEUDOANEURISMA
MEDIS/008/PPK-TK-BVDE/2019/Rev.02
1 Pengertian Suatu pembesaran diameter pembuluh darah arteri.
Halaman 28 / 79
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
TATALAKSANA KASUS
KSM BEDAH VASKULAR DAN
ENDOVASKULAR
RS AWAL BROS PEKANBARU
2021
INSUFISIENSI VENA KRONIK
MEDIS/009/PPK-TK-BVDE/2019/Rev.02
1 Pengertian Insufisiensi vena kronis di definisikan sebagai Kelainan dengan
Hipertensi Vena, yang di sebabkan oleh perubahan abnormal
pada struktur dan fungsi vena; baik itu vena-tepi dan atau
sistem-vena-dalam termasuk varises yang sudah terjadi
komplikasi.
Faktor risiko:
1. Genetik
2. Usia : insiden CVI meningkat dengan bertambahnya usia.
Puncak insiden CVI adalah pada wanita berusia 40-49
tahun dan laki-laki 70-79 tahun
3. Kelamin, perempuan (pada usia dekade ke 3 dan 4:
dijumpai 5-6 x lebih sering dari laki-laki)
4. Obesitas, terutama pada perempuan.
5. Kehamilan lebih dari 2 kali
6. Pengguna pil atau suntikan hormon dalam program KB
7. Sering berdiri lama > 6 jam sehari
8. Ukuran tinggi badan (tinggi badan seseorang menjadi
faktor resiko penyakit vena kronis sebab berhubungan
dengan tinggi kolom darah vena dan tekanan hidrostatik
yang ditimbulkan)
9. Riwayat keluarga
Gaya hidup: gaya hidup yang kurang bergerak, lebih banyak
duduk meminimalisasi aksi pompa otot pada aliran balik vena,
mengakibatkan tingginya tekanan vena mengakibatkan tingginya
vena.
2 Anamnesis Pasien mengeluh pegal, rasa berat dan capek pada kaki, gatal,
panas seperti terbakar, bengkak pada tungkai, pelebaran vena tepi
yang mencolok dan perubahan dikulit, rasa nyeri yg lebih
dirasakan saat duduk dan berdiri lama.
Varises vena : merupakan indikator adanya hipertensi vena,
merupakan alasan utama pasien datang karena nilai kosmetiknya
yang rendah
Tidak nyaman pada tungkai akibat hipertensi vena pada otot dan
kompartemen tungkai bawah saat berolahraga dan berdiri lama
Ulkus yang tidak sembuh-sembuh: umumnya terjadi disekitar
maleolus medial, dimana tekanan vena maksimal oleh adanya
vena perforantes besar
Edema tungkai : kerusakan membran basal kapiler oleh sel darah
putih mengakibatkan edema tungkai
Lipodermatosklerosis : perubahan kulit yang khas pada
ekstremitas bawah termasuk proliferasi kapiler, nekrosis lemak,
dan fibrosis kulit dan jaringan subkutan. Kulit menjadi merah
atau coklat akibat deposisi hemosiderin dari sel darah merah.
Halaman 29 / 79
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
TATALAKSANA KASUS
KSM BEDAH VASKULAR DAN
ENDOVASKULAR
RS AWAL BROS PEKANBARU
2021
INSUFISIENSI VENA KRONIK
3 Pemeriksaan Fisik Status Generalis:
Tanda vital
Status Lokalis:
Penyakit vena kronik mencakup spektrum presentasi klinis mulai
dari teleangiektasis tanpa komplikasi varises vena sehingga
ulserasi vena.
- Lower extremity telangiectases
- Reticular veins
- Varicose veins
- Edema
- Perubahan kulit: brawny induration, stasis dermatitis,
hemosiderin deposition
- Tanda-tanda penyembuhan luka
- Adanya luka yang aktif
Klasifikasi Klinis :
Grade 0 = tidak terlihat atau teraba tanda penyakit vena
Grade 1 = teleangiektasi atau vena retikuler
Grade 2 = varises vena
Grade 3 = edema tanpa perubahan kulit
Grade 4 = perubahan kulit karena penyakit vena (pigmentasi,
eksim, lipodermatosklerosis)
Grade 5 = perubahan kulit seperti diatas dengan ulserasi yang
sembuh
Grade 6 = perubahan kulit seperti diatas dengan ulserasi aktif
Teleangiektasi adalah venul yang melebar sampai kira-kira 1 mm
sedangkan vena retikuler bila vena subdermal mempunyai
diameter sampai 4 mm dan tidak teraba. Varises vena akan teraba
jelas dan melebar lebih dari 4 mm.
Klasifikasi Etiologi
EC : kongenital
EP : primer tetapi tidak diketahui penyebabnya
ES : dengan penyebab yang jelas, seperti pasca trombolitik,
pasca traumatik dan lain-lain
Halaman 30 / 79
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
TATALAKSANA KASUS
KSM BEDAH VASKULAR DAN
ENDOVASKULAR
RS AWAL BROS PEKANBARU
2021
INSUFISIENSI VENA KRONIK
Pemeriksaan Fisik Klasifikasi Anatomi :
Segmen No Vena Superfisial
1 Teleangiektasi/retikuler
2 VSM-diatas lutut
3 VSM-dibawah lutut
4 VSP
5 Non-safena (vena dalam)
6 Vena kava inferior
7 Iliaka komunis
8 Internal
9 Eksternal
10 Pelerik, gonadal, ligamen lebar dan
lain-lain
11 Femoral komunis
12 Femoral dalam
13 Femoral superfisial
14 Poplitea
15 Krural-tibia
anterior/posterior,paroneal
16 Muskuler, gastroknemial, soleal
17 Paha
18 Betis
Klasifikasi Patofisiologi
Refluks : PR
Obstruksi : PO
Obstruksi Refluk (PRO )
Halaman 31 / 79
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
TATALAKSANA KASUS
KSM BEDAH VASKULAR DAN
ENDOVASKULAR
RS AWAL BROS PEKANBARU
2021
INSUFISIENSI VENA KRONIK
8 Tatalaksana Konservatif
- Topical steroids pada lokasi dermatitis
- Compression therapy
Operasi
- Debridement
- Subfascial endoscopic approach
- Surgical ablation
- Perforator ligation
- Superficial venous procedure
- Venous reconstruction
Komplikasi Operasi
- memar dan rasa tidak nyaman
- hematome
- perdarahan
- infeksi
11 Tingkat Evidens I
12 Tingkat Rekomendasi A
Halaman 32 / 79
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
TATALAKSANA KASUS
KSM BEDAH VASKULAR DAN
ENDOVASKULAR
RS AWAL BROS PEKANBARU
2021
INSUFISIENSI VENA KRONIK
13 Indikator Outcome Perbaikan gejala
Medis
Halaman 33 / 79
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
TATALAKSANA KASUS
KSM BEDAH VASKULAR DAN
ENDOVASKULAR
RS AWAL BROS PEKANBARU
2021
ISKEMI TUNGKAI KRONIS /PENYAKIT ARTERI PERIFER
MEDIS/010/PPK-TK-BVDE/2021/Rev.03
1 Pengertian Penurunan perfusi perifer yang tidak mencukupi untuk kebutuhan
metabolik dasar jaringan.
merupakan penyakit kronis yang mengenai sistem arteri yang
mengalami pengapuran (aterosklerotik) pada anggota gerak bawah
dan atas.
Insiden PAP (penyakit arteri perifer) akan meningkat dengan
bertambah umur. Kelainan ini akan dipercepat bila ada faktor
pemicu (prediposisi) seperti DM, Hipertensi, Perokok,
Hiperkolesterol, Hiperlipidemia; riwayat keluarga, hiperkoagulasi,
angka kematian dapat terjadi 50 – 70 %, biasanya bersamaan
dengan penyakit jantung.
2 Anamnesis Adanya “rest pain”, ulkus jari atau kaki, gangren iskemi, ulkus
diabetes, luka pada area tungkai bawah atau ulkus yang tidak
sembuh dalam waktu lebih dari 2 minggu
3 Pemeriksaan Fisik PAP kronis anggota gerak (Chronic Limb Ischemic) dapat dikenali
(sesuai Konsensus TASC).
Pemeriksaan Fisik :
Secara menyeluruh (general)
Pada anggota gerak;
perubahan kulit
ulkus/gangren
pulsasi arteri
Evaluasi ABI (Ankle Brachial Index)
Laboratorium Vaskuler :
Pemeriksaan darah:
- dasar
- kimia lengkap
- khusus sesuai kasus
- Non Invasif:
- USG Doppler
- Laser Fluxemeter (bila ada fasilitas)
- Invasif :
- CT Angiografi (Multislice)
- MRA
- Arteriografi
4 Pemeriksaan ABI, toe pressure
Penunjang USG, CT angiography, arteriography, MRA
Halaman 34 / 79
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
TATALAKSANA KASUS
KSM BEDAH VASKULAR DAN
ENDOVASKULAR
RS AWAL BROS PEKANBARU
2021
ISKEMI TUNGKAI KRONIS /PENYAKIT ARTERI PERIFER
Laboratorium : gula darah puasa, kolesterol, darah rutin,
trombosit, PTT-APTT, ureum-kreatinin, kadar homosistein
pada pasien usia muda, EKG, USG arteri karotis.
5 Kriteria Diagnosis Berdasarkan :
- Anamnesis/Keluhan
- Pemeriksaan Fisik (klinis dan ABI)
- Pemeriksaan Penunjang
6 Diagnosis Kerja Penyakit arteri perifer / iskemi tungkai kronis
7 Diagnosis Banding Diabetic neuropathy
Nerve root compression
Reflex sympathetic dystrophy
Venous disease
Collagen vascular disease
8 Tatalaksana
Obat-obatan/medikamentosa
- Antibiotika: gram(+) atau gram(-) dan
anaerob
- Analgetik
- Anti trombolitik
- Anti koagulant
Tindakan Operasi
- Operasi Terbuka/Konventional
rekonstruksi vaskuler dapat berupa;
- endarterektomi
- tambal (patching) dengan memakai autograft atau sintetik
- reseksi
- anastomosis (pemotongan-penyambungan) dengan
memakai autograft atau sintetik
- pintasan (by-pass) dengan memakai autograft atau sintetik
- Debridement
- Endovaskular : Balooning dan stenting
- Amputasi
9 Edukasi Menjelaskan tentang sifat penyakit, tujuan dan rencana
pengobatan
Karena PAD merupakan proses degeneratif dan sangat
dipengaruhi oleh faktor resiko, maka dianjurkan untuk :
1. Mengurangi/menghilangkan
faktor resiko
2. Latihan untuk membentuk pembuluh
darah (kolateral)
3. Evaluasi/kontrol berkala
4. Higiene untuk anggota gerak
10 Prognosis Ad vitam: dubia ad bonam
Ad fungsionam: dubia ad bonam
Ad sanationam: dubia ad bonam
11 Tingkat Evidens I
12 Tingkat Rekomendasi A
13 Penelaah Kritis KSM Bedah Vaskular RS Awal Bros Pekanbaru
14 IndikatorOutcome Perbaikan gejala
Medis
15 Kepustakaan Rutherford’s Vascular Surgery, 7th edition, 2010
Decision making in vascular surgery, 2001
ESC Guidelines on the Diagnosis and Treatment of
Peripheral Arterial Diseases, in collaboration with the
European Society for Vascular Surgery (ESVS). 2017
Halaman 36 / 79
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
TATALAKSANA KASUS
KSM BEDAH VASKULAR DAN
ENDOVASKULAR
RS AWAL BROS PEKANBARU
2021
ISKEMIK EKSTREMITAS ATAS
MEDIS/011/PPK-BEDAH-VAKULAR/2019/Rev.02
1 Pengertian Iskemik ekstremitas atas adalah menurunnya perfusi
periferal ekstremitas atas sehingga menimbulkan kegagalan
memenuhi metabolisme basal dari jaringan.
Faktor risiko:
- Atherosclerosis
- Trauma, karena pekerjaan (sindrome hipotenar hammer,
peralatan yang bergetar yang di pegang dengan tangan)
trauma karena iatrogenic, traumna rekreasi (baseball
palmar artery injuries
- Penyakit jaringan ikat (Scleroderma; chondrocalcinosis,
Raynaud phenomenon, esophageal motility disorder,
sclerodactyly, and telangiectasia (CREST); and mixed
connective-tissue disease.
- Buerger disease
- Hypersensitivity angitis
- Kelainan Hematologis (keadaan hiperkoagulabilitas,
hiperviskositas dan malignancy)
- Infeksi karena suntikan, atau infeksi karena akses pada
arteri.
- Fenoma Aliran darah, pada steal syndrome pada
pembuatan av shunt.
- Riwayat radiasi
- Merokok
- Diabetes melitus.
2 Anamnesis Anamnesis yang teliti untuk menggali penyebab dari
iskemik, paling tidak harus meliputi hal hal dibawah ini :
Riwayat pekerjaan dan olahraga riwayat merokok (multiple
oklusi pada arteri tangan pada perokok berat pada buerger
dessease), riwayat nyeri pada jari tangan pada saat istirahat
(rest pain), adanya gangren jari, adanya raynaud syndrome
(perubahan warna kulit), riwayat prosedur sebelumnya,
misalnya pada kelainan jantung yang dilakukan kateterisasi
jantung (oklusi arteri brachialis terjadi 0,9-4% post cardiac
kateterisasi)
Riwayat pengobatan ergot (terjadinya vasokonstriksi perifer
pada pemberian dopamin dan adrenalin pada pasien syok)
3 Pemeriksaan Fisik Status Generalis:
Demam bila disebabkan karena sebab vaskulitis,.
Status Lokalis:
Tekanan darah yang berbeda antara sisi iskemik dengan
yang tidak. (perbedaan tekanan lebih dari 20 mm hg).
Bruit yang ditemukan Supraclavicular atau infraclavicular
Adson maneuver (hilangnya pulsasi dari artery radialis
apabila dilakukan abduksi dan eksternal rotasi dari lengan
atas)
Adanya masa yang pulsatile pada lokasi supraklavikula
berkaitan dengan kemugkinan adanya aneurisma arteri
Halaman 37 / 79
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
TATALAKSANA KASUS
KSM BEDAH VASKULAR DAN
ENDOVASKULAR
RS AWAL BROS PEKANBARU
2021
ISKEMI TUNGKAI KRONIS /PENYAKIT ARTERI PERIFER
subklavia.
Digital gangren
Perubahan warna kulit dan kuku ekstremitas atas pada
pemerikasaan capillary refill.
Halaman 38 / 79
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
TATALAKSANA KASUS
KSM BEDAH VASKULAR DAN
ENDOVASKULAR
RS AWAL BROS PEKANBARU
2021
ISKEMI TUNGKAI KRONIS /PENYAKIT ARTERI PERIFER
pada jari, dan tidak terdengarnya dopler (no audible)
Pre Operasi:
Pasien dijelaskan mengenai prosedur tindakantermasuk
keuntungan dan kerugian tindakan, sehingga didapatkan
persetujuan pasien atau keluarga untuk pelaksaan tindakan
tersebut. Kemudian dilakukan penilaian terhadap kondisi
umum dan toleransi operasi pasien. Perlu disediakan darah
PRC 500cc. Antibiotik profilaksis spektrum luas diberikan 1
jam sebelum operasi.
Selama Operasi
Kalau penyebabnya pada Arteri Carotis atau arteri
subklavia dilakukan Carotid subclavianatau carotid
transposisi : Insisi transversal rendah pada servikal,
mungkin diperlukan bypas prostetic. Komplikasi
yang mungkin terjadi lymphocele, Horner syndrome,
and phrenic nerve injury.
Balloon angioplasty and stenting: Bisa dilakukan
dengan pendekataran antegrade atau retrograde
Kalau penyebabnya aneurisma arteri subklavia
dilakukan reseksi aneurisma arteri Subclaviandan
pengangkatan kosta untuk membebaskan thoracic
outlet: Incisions supraclavicula dan infraclavicula,
hindari pleksus brachialis, kosta di reseksi,
management untuk distal emboli adalah sulit.
Complications include lymphocele, Horner
syndrome, and phrenic nerve injury.
Apabila penyebabnya arteri yang lebih perifer seperti
Halaman 40 / 79
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
TATALAKSANA KASUS
KSM BEDAH VASKULAR DAN
ENDOVASKULAR
RS AWAL BROS PEKANBARU
2021
ISKEMI TUNGKAI KRONIS /PENYAKIT ARTERI PERIFER
arteri axillary, ekspose dilakukan dengan insisi
longitudinal. Nervus Ulnar, median, and
musculocutaneousjangan sampai cedera akibat
tindakan operasi.
Arteri Brachial diekspose dengan insisi S. Nervus
Medianus jangan sampai cedera.
Embolectomy: Embolectomy should be avoided over
distension of balloon catheter. Patch brachial and
small axillary arteries.
Pasca Operasi:
Pasca operasi pasien dirawat di ruang biasa. Pasien
diberikan antibiotik intravena, analgetik intravena, heparin
dosis profilaksis. Diet dan mobilisasi bertahap. Pasien dapat
rawat jalan setelah perawatan selama 7 – 14 hari. Pasien
pulang dengan obat antibiotik, analgetik, dan antikoagulan
oral.
11 Tingkat Evidens I
12 Tingkat Rekomendasi A
12 IndikatorOutcome Perbaikan gejala
Medis
13 Kepustakaan Rutherford’s Vascular Surgery, 7th edition, 2010
Decision Making in Vascular Surgery, 2001
Upper Extremity Occlusive Dissease, Mark K Eskandari,
MD; Chief Editor: Vincent Lopez Rowe, MD.Mark K.
Eskandari Chief Division of Surgery (Vascular), Associate
Professor, Division of Surgery (Vascular) and Medicine
(Cardiology), Northwestern University, The Feinberg School
of Medicine; Attending Surgeon, Division of Vascular
Surgery, Northwestern Memorial Hospital; Consulting Staff,
Division of Vascular Surgery, Northwestern Medical Faculty
Foundation; Consulting Staff, Department of Surgery, Lake
Halaman 41 / 79
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
TATALAKSANA KASUS
KSM BEDAH VASKULAR DAN
ENDOVASKULAR
RS AWAL BROS PEKANBARU
2021
ISKEMI TUNGKAI KRONIS /PENYAKIT ARTERI PERIFER
Forest Hospital.
Halaman 42 / 79
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
TATALAKSANA KASUS
KSM BEDAH VASKULAR DAN
ENDOVASKULAR
RS AWAL BROS PEKANBARU
2021
LIMFEDEM VASKULAR
MEDIS/012/PPK-TK-BVDE/2019/Rev.02
1 Pengertian Limfedema merupakan penyakit sumbatan pada sistem
limfe, seringkali unilateral dan berkembang ke arah
proksimal, berawal dari dorsum pedis dan ibu jari kaki. Pada
awalnya limfedema bersifat spongious dan pitting, namun
segera mengeras sebagai hasil dari fibrosis subkutan,
hiperkeratosis, dan berkembangnya vesikel-vesikel kecil
yang mengganggu drainase limfe.
3 Pemeriksaan Fisik yang penting adalah kondisi sklerosis kulit dan sumbatan
vena, serta ada tidaknya ulserasi. Grading dari limfedema
juga sangat menentukan terapi.
Halaman 45 / 79
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
TATALAKSANA KASUS
KSM BEDAH VASKULAR DAN
ENDOVASKULAR
RS AWAL BROS PEKANBARU
2021
LIMFEDEM VASKULAR
9 Edukasi Ketaatan pasien dalam menggunakan terapi kompresi sangat
membantu mengembalikan fungsi aliran limfe dan mencegah
terjadinya sklerosis kulit.
Imobilisasi setelah tandur kulit mutlak diperlukan agar
tandur kulit dapat tertanam denagn baik (take).
Perawatan kulit dari luar mesti dilakukan dengan baik ,
dengan menjaga kulit tetap lembab , tidak luka dan menjaga
kebersihan kulit.
10 Prognosis Ad vitam: dubia ad bonam
11 Tingkat Evidens I
12 Tingkat Rekomendasi A
13 Penelaah Kritis KSM Bedah Vaskular RS Awal Bros Pekanbaru
14 IndikatorOutcome Perbaikan gejala
Medis
15 Kepustakaan Rutherford’s Vascular Surgery, 7th edition
Halaman 46 / 79
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
TATALAKSANA KASUS
KSM BEDAH VASKULAR DAN
ENDOVASKULAR
RS AWAL BROS PEKANBARU
2021
SYMPTOMATIC CAROTID ARTERY STENOSIS
MEDIS/013/PPK-TK-BVDE/2019/Rev.02
1 Pengertian Penyempitan arteri karotis yang menimbulkan gejala
penyakit serebrovaskular yg dapat disebabkan oleh
hemorhagis, trombosis, emboli, penurunan aliran darah
regional atau difus atau berhubungan dengan obstruksi arteri
daerah leher.
2 Anamnesis Gejala yang mungkin muncul, ataxia/disequilibrium,
orthostatic dizziness, drop attacks, vertigo, blurred vission,
diplopia, cortical blindness, dysarthria, distal paresthesias.
Hemiparesis, hemiparalysis, hemiparesthesia, monocular
blindness.
3 Pemeriksaan Fisik Assessment of pulses for diminution
Auscultation of neck for bruit
Retinal evaluation and visual field check
A directed neurologic examination
A cardiac evaluation.
4 PemeriksaanPenunjang USG
CT Scan
MRI/ MRA
EKG & Echocardiography
Laboratorium lengkap
5 Kriteria Diagnosis Gejala klinis : amaurosis fugax, focal TIA, stroke, drop
attacks.
USG ( 70 % stenosis art carotis interna)
Halaman 47 / 79
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
TATALAKSANA KASUS
KSM BEDAH VASKULAR DAN
ENDOVASKULAR
RS AWAL BROS PEKANBARU
2021
SYMPTOMATIC CAROTID ARTERY STENOSIS
13 Tingkat Evidens I
14 Tingkat Rekomendasi A
15 Kepustakaan Rutherford’s Vascular Surgery, 7th edition, 2010
Decision making in vascular surgery, 2001
Halaman 48 / 79
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
TATALAKSANA KASUS
KSM BEDAH VASKULAR DAN
ENDOVASKULAR
RS AWAL BROS PEKANBARU
2021
THROMBOSIS VENA DALAM
MEDIS/014/PPK-TK-BVDE/2019/Rev.02
1 Pengertian Adalah suatu kondisi dimana terbentuknya trombus di vena
dalam,trombus dapat berbentuk partial/total memblok aliran
darah di vena.
2 Anamnesis Pasien mengeluh bengkak, nyeri pada tungkai
Faktor risiko :
1. Umur : bertambah umur resiko bertambah
2. Immobilisasi
3. Perjalanan Travelling
- perjalanan jauh : - bus/pesawat
“economy class syndrome” posisi kaki
4. Riwayat Trombosis
(Venous thromboembolism)
5. Keganasan (Malignancy)
- 19 % - 30 % : - paru
- trakt digestifus
- trakt genita urinarius
- 3 % - 23 % : trombosis idiopatik
- teori mekanisme terjadi trombosis akibat
lepasnya substansi langsung/tidak langsung
aktivitas koagulan (tissue factor/cancer pro
coagulant):
a cysteine protease activator of factor x
macrophages inflammatory cytokines
6. Tindakan operasi
Tipe operasi :
- bedah umum : ± 19 %
- bedah syaraf : 24 %
- bedah tulang : 48 % - 60 %
(terutama operasi tulang panggul)
7. Trauma:
- Trauma pelvis
- Trauma pada major vena (femoral)
8. Primary Hypercoagulable state
9. Kehamilan :
terutama: trisemester ke III karenatekanan
uteruskepada aliran vena (81 % - 97 %)
10. Hormonal terapi :
- KB (Keluarga Berencana)
oral
injeksi
11. Golongan darah
12. Ras – etnis
13. Central Venous Catheter (CVP)
14. Systemic Lupus Erytheneatosis (SLE)
15. Kelainan Vena perifer :
- Varises
- Tromboflebitis
Halaman 49 / 79
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
TATALAKSANA KASUS
KSM BEDAH VASKULAR DAN
ENDOVASKULAR
RS AWAL BROS PEKANBARU
2021
THROMBOSIS VENA DALAM
3 Pemeriksaan Fisik Status Generalis:
Penting untuk menilai ada tidaknya kelainan jantung dan
paru-paru.
Status Lokalis:
nyeri
edema
panas
Homan’s sign (+)
pulsasi arterial (+)
Komplikasi :
- Emboli paru kematian
- Chronic Venous Insufficiency (CVI)
- Kompartemen sindrom
Halaman 50 / 79
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
TATALAKSANA KASUS
KSM BEDAH VASKULAR DAN
ENDOVASKULAR
RS AWAL BROS PEKANBARU
2021
THROMBOSIS VENA DALAM
Operasi :
1. Trombektomi
2. Fasiotomy
3. By-pass/cross over
4. Percutaneous filter devices
9 Edukasi Edukasi pada pasien yang diketahui memiliki faktor risiko
menderita thrombosis vena dalam, sebaiknya berkonsultasi
dan menjalani pemeriksaaan penapis (pemeriksaan fisik dan
USG ) untuk mendeteksi adanya thrombosis vena dalam
secara dini. Edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya
deteksi dini dan kompllikasi yang dapat terjadi pada pasien
dengan thrombosis vena dalam sangatlah penting, agar
kualitas kesehatan terus membaik.
Pasien thrombosis vena dalam yang telah ditentukan
menjalani terapi non-operatif, maka harus dilakukan
observasi terhadap gejala klinis. Dilakukan pula
pengendalian dari faktor risiko.
10 Prognosis Bila ditemukan dalam keadaan baik, tidak ada komplikasi:
Ad vitam: dubia ad bonam
Ad fungsionam: dubia ad bonam
Ad sanationam: dubia ad bonam
Halaman 51 / 79
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
TATALAKSANA KASUS
KSM BEDAH VASKULAR DAN
ENDOVASKULAR
RS AWAL BROS PEKANBARU
2021
TRAUMA VASKULAR BRAKHIOSEFALIK
MEDIS/015/PPK-TK-BVDE/2019/Rev.02
1 Pengertian Trauma vascularbrakhiosefalik adalah trauma yang
mengenai pembuluh darah brakhiosefalik dapat berupa luka
tembus, trauma tumpul, iatrogenik ataupun radiasi.
2 Anamnesis Jika pasien sadar keluhan yang menyertai riwayat trauma
perlu diketahui mekanisme trauma dan trauma penyerta.
Perlu pula diketahui riwayat penyakit dan pemakaian obat
antikoagulan sebelumnya. Jika pasien tidak sadar maka
gejala klinik yang nampak serta anamnesis mengenai
mekanisme trauma dari pembawa pasien merupakan data
yang penting.
3 Pemeriksaan Fisik Initial assessment mengenai survey primer, ABC, merupakan
tindakan awal. Airway (A) dipastikan harus paten, Breathing
(B) harus adekuat dan simetris. Circulation (C) dipastikan
tidak dalam kondisi syok. Pada pasien dengan trauma
vaskular brakhiosefalik sering didapatkan hematoma pada
leher, perdarahan aktif, sampai hemothoraks. Kadang pula
disertai dengan defisit neurologik, kesulitan bernafas dan
berbicara, muntah ataupun batuk darah.
Trauma vascular brakhiosefalik dapatdibagi atas 3 zone ;
- Zone 1 : berada dibawah klavikula
- Zone 2 : mulai atas klavikula sampai dengan angulus
mandibula
- Zone 3 : mulai dari angulus mandibula sampai basis
crania.
4 Pemeriksaan Penunjang Laboratorium : Pada pemeriksaan DPL, terjadi penurunan
kadar hemoglobin.
Fotothoraks Dilakukan untuk memastikan adanya
hemothoraks/pneumothoraks.
Halaman 52 / 79
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
TATALAKSANA KASUS
KSM BEDAH VASKULAR DAN
ENDOVASKULAR
RS AWAL BROS PEKANBARU
2021
TRAUMA VASKULAR BRAKHIOSEFALIK
Ad sanationam: dubia ad bonam
11 Tingkat Evidens I
12 Tingkat Rekomendasi A
13 Penelaah Kritis KSM Bedah Vaskular RS Awal Bros Pekanbaru
14 Indikator Outcome Perbaikan gejala
Medis
15 Kepustakaan Rutherford’s Vascular Surgery, 7th edition
Halaman 53 / 79
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
TATALAKSANA KASUS
KSM BEDAH VASKULAR DAN
ENDOVASKULAR
RS AWAL BROS PEKANBARU
2021
TRAUMA VASKULAR ABDOMEN
MEDIS/016/PPK-TK-BVDE/2019/Rev.02
1 Pengertian Trauma vascular abdomen adalah trauma yang mengenai
pembuluh darah pada rongga abdomen dapat berupa luka
tembus, trauma tumpul ataupun iatrogenik.
2 Anamnesis Jika pasien sadar keluhan yang menyertai riwayat trauma
perlu diketahui mekanisme trauma dan trauma penyerta.
Perlu pula diketahui riwayat penyakit dan pemakaian obat
antikoagulan sebelumnya. Jika pasien tidak sadar maka
gejala klinik yang nampak serta anamnesis mengenai
mekanisme trauma dari pembawa pasien merupakan data
yang penting.
3 Pemeriksaan Fisik Sesuai dengan kaidah trauma, A (Airway), B (Breathing), C
(Circulation). Gangguan sirkulasi sering menyertai pada
trauma vaskular di rongga abdomen. Beberapa gejala klinis
yang lain yang dapat dijumpai seperti ileus, nyeri perut,
peritonitis ataupun peritonisme. Pada trauma tembus jejas
dapat terlihat pada dinding perut.
11 Tingkat Evidens I
12 Tingkat Rekomendasi A
13 Penelaah Kritis KSM Bedah Vaskular RS Awal Bros Pekanbaru
14 Indikator Outcome Perbaikan gejala
Medis
15 Kepustakaan Rutherford’s Vascular Surgery, 7th edition
Halaman 54 / 79
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
TATALAKSANA KASUS
KSM BEDAH VASKULAR DAN
ENDOVASKULAR
RS AWAL BROS PEKANBARU
2021
TRAUMA VASKULAR EKSTREMITAS
MEDIS/017/PPK-TK-BVDE/2019/Rev.02
1 Pengertian Trauma vascular ekstremitas adalah trauma yang mengenai
pembuluh darah pada ekstremitas dapat berupa trauma tajam
ataupun trauma tumpul.
11 Tingkat Evidens I
12 Tingkat Rekomendasi A
13 Penelaah Kritis KSM Bedah Vaskular RS Awal Bros Pekanbaru
14 Indikator Outcome PemeriksaanfisikdanPemeriksaanPenunjang
Medis
15 Kepustakaan Rutherford’s Vascular Surgery, 7th edition.
Halaman 56 / 79
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
TATALAKSANA KASUS
KSM BEDAH VASKULAR DAN
ENDOVASKULAR
RS AWAL BROS PEKANBARU
2021
VARISES
MEDIS/018/PPK-TK-BVDE/2021/Rev.03
1 Pengertian Adalah kelainan pembuluh darah vena, sehingga vena
berkelok-kelok dan melebar Dikarenakan kerusakan katup
vena, sumbatan vena, atau campuran keduanya
Faktor risiko:
Usia merupakan suatu faktor yang mempengaruhi, usia
antara 30 sampai 70 tahun sering memiliki keluhan varises.
Saat kehamilan, 50 hingga 55% perempuan Amerika
mengeluh varises. Pada sebagian besar kasus, pembuluh
vena kembali normal dalam setahun setelah melahirkan.
Perempuan dengan kehamilan yang sering, dapat mengalami
varises yang menetap.
Faktor-faktor resiko timbulnya varises pada laki-laki dan
perempuan:
Riwayat keluarga dengan varises
Berat badan yang berlebih
Berdiri atau duduk dalam jangka waktu yang lama
Menderita trombosis vena dalam
2 Anamnesis Kaki dan tungkai terasa pegal, nyeri, berat, tidak nyaman,
gatal terutama di ekstremitas bawah, berdenyut dan keram
Mulai muncul guratan pembuluh darah di tungkai
Bengkak ringan pada area kaki dan pergelangan kaki
Warna kulit berubah pada area varises
3 Pemeriksaan Fisik Status Generalis:
Tanda vital normal bila tidak ada komplikasi.
Status Lokalis:
Gambaran pembuluh darah telangiektasis, berkelok-kelok
Halaman 57 / 79
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
TATALAKSANA KASUS
KSM BEDAH VASKULAR DAN
ENDOVASKULAR
RS AWAL BROS PEKANBARU
2021
VARISES
USG Doppler:
Merupakan pemeriksaan penunjang yang memberikan
informasi anatomi akurat sekaligus rekonstruksi berkenaan
dengan varises, pemeriksaan ini juga digunakan sebagai
pertimbangan terapi pada varises.
11 Tingkat Evidens I
12 Tingkat Rekomendasi A
13 Penelaah Kritis KSM Bedah Vaskular RS Awal Bros Pekanbaru
14 Indikator Outcome Pemeriksaan fisik
Medis USG Doppler
Halaman 59 / 79
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
TATALAKSANA KASUS
KSM BEDAH VASKULAR DAN
ENDOVASKULAR
RS AWAL BROS PEKANBARU
2021
BUDD-CHIARI SYNDROME
MEDIS/020/PPK-TK-BVDE/2021/Rev.01
1 Pengertian Adalah penyakit yang timbul akibat gangguan aliran keluar
vena hati dari titik vena asinar eferen sampai ke ujung vena
inferior.
2 Anamnesis Asimtomatik
Hipertensi porta akibat penyakit hati akut atau kronik
(perdarahan varises, ensefalopati, asites, lemas)
Nyeri perut
Pembesaran perut akibat hepatomegaly
Pembengkakan kaki
Kuning
Faktor Resiko :
Neoplasma myeloproliferatif
Faktor V Leiden trombofilia
Defisiensi Antitrombin
Riwayat penggunaan kontrasepsi oral kombinasi
Sindrom Antifosfolipid
Hiperhomosisteinemia
Paroksismal nocturnal Hemoglubinuria
Penyakit Behcet, Celiac, ulcerative
3 Pemeriksaan Fisik Asites
Hepatomegali
Pembesaran perut
Nyeri perut
Ikterus
Edema tungkai
4 Pemeriksaan Penunjang Laboratorium:
Pemeriksaan laboratorium standar : elektrolit, protein, fungsi
hati dan ginjal, darah lengkap, faktor koagulasi. Pemeriksaan
penunjang lain : Mutasi factor V leiden dan factor II
(protombin), antibody antifosfolipid positif, perubahan level
plasma dari homosistein, protein C, protein S, dan
antitrombin III.
USG
Mendeteksi perubahan struktur parenkim hepar (sirosis
makronodular, lesi hepar fokal), hipertrofi lobus kaudatud,
asites, aliran darah kolateral, kompresi vena kava inferior
oleh massa
CT Scan + Kontras
Mendeteksi sumbatan pada aliran darah vena hepar
Gastroskopi
Melihat hipertensi portal
Halaman 60 / 79
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
TATALAKSANA KASUS
KSM BEDAH VASKULAR DAN
ENDOVASKULAR
RS AWAL BROS PEKANBARU
2021
BUDD-CHIARI SYNDROME
Parasentesis
Pasien dengan asites
Halaman 61 / 79
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
TATALAKSANA KASUS
KSM BEDAH VASKULAR DAN
ENDOVASKULAR
RS AWAL BROS PEKANBARU
2021
BUDD-CHIARI SYNDROME
hidup dalam lima tahun antara 42-100% berdasarkan
penyebab dan adanya faktor resiko lain. Terapi
medikamentosa disertai dengan terapi invasive memberikan
hasil yang lebih baik dibandingkan hanya salah satunya.
10 Prognosis Ad vitam: dubia ad bonam
Ad fungsionam: dubia ad bonam
Ad sanationam: dubia ad bonam
11 Tingkat Evidens I
12 Tingkat Rekomendasi A
13 Penelaah Kritis KSM Bedah Vaskular RS Awal Bros Pekanbaru
14 Indikator Outcome Perbaikan gejala
Medis USG
CT Scan
15 Kepustakaan Prague Medical Report / Vol. 118 (2017) No. 2–3, p. 69–80
Simón CG , Ana CR, Yeinis PEH, Juan CRG. A Review of
Budd Chiari Syndrome. 2016. Asociaciones Colombianas de
Gastroenterología, Endoscopia digestiva, Coloproctología y
Hepatología. Rev Col Gastroenterol / 31 (3)
Halaman 62 / 79
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
TATALAKSANA KASUS
KSM BEDAH VASKULAR DAN
ENDOVASKULAR
RS AWAL BROS PEKANBARU
2021
VASKULITIS (SYNDROMA RAYNAUD, PENYAKIT BUERGER, ARTERITIS
TAKAYASU)
MEDIS/019/PPK-TK-BVDE/2019/Rev.02
1 Pengertian Adalahinflamasi pembuluh darah. Inflamasi ini disebabkan
karena sistem imun yang dimiliki tubuh menyerang secara
tidak benar pembuluh darah. Hal ini terjadi bisa disebabkan
karena banyak faktor misalnya infeksi, obat-obatan ataupun
sebab lainnya. Sering juga sebab dari kelainan ini tidak
diketahui.
Bila pembuluh darah mengalami inflamasi akan terjadi :
• Penyempitan lumen pembuluh darah, membuat darah lebih
sulit untuk melewati pembuluh darah yang menyempit.
• Lumen pembuluh darah menjadi tertutup sehingga darah
tidak bisa lewat.
• Dinding pembuluh darah Mengkerut dan lemah sehingga
timbul benjolan. Benjolan ini disebut dengan aneurisma.
Apabila benjolan ini pecah akan menimbulkan perdarahan.
Faktor risiko:
- Infeksi virus
- Reaksi alergi
- Obat-obatan
- Buerger disease
- Hypersensitivity angitis
- Kelainan Hematologis (keadaan hiperkoagulabilitas,
hiperviskositas dan malignancy)
- Infeksi karena suntikan, atau infeksi karena akses pada
arteri.
- Fenoma Aliran darah, pada steal syndrome pada
pembuatan av shunt.
- Riwayat radiasi
- Merokok
- Diabetes melitus.
Halaman 64 / 79
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
TATALAKSANA KASUS
KSM BEDAH VASKULAR DAN
ENDOVASKULAR
RS AWAL BROS PEKANBARU
2021
VASKULITIS (SYNDROMA RAYNAUD, PENYAKIT BUERGER, ARTERITIS
TAKAYASU)
arteri sedang dan kecil, serta keterlibatan vena)
- Takayasus’s dissease (keterlibatan cabang utama aorta,
khususnya arteri subklavia dan arteri carotis)
- Kelainan hematologis
- Trauma
8 Tatalaksana Terapi Iskemik Ekstremitas atas ditentukan berdasarkan
penyebabnya ada atau tidaknya gejala, penilaian angka
harapan hidup, dan penilaian risiko tindakan operasi. Dari
hal-hal tersebut dikembangkan suatu algoritma penanganan
(terlampir), mulai dari terapi non-operatif, operasi terbuka,
sampai dengan terapi endovaskular.
Terapi Non Operatif
Pengobatan jangka panjang antikoagulant warfarin
direkomendasikan pada pasien dengan periferal
emboli dengan kausa jantung. Target terapi INR 2-
3x.
Aspirin atau clopidogrel pada kasus emboli dari
aorta ascenden. Pada kasus yang jarang pemberian
low dose aspirin bersama dengan pemberian
warfarin.
Nifedipine (10 mg PO tid) digunakan untuk pasien
dengan penyakit vasospastic pada tangan. Jika tidak
menunjukkan hasil bisa diberikan prazosin dosis
rendah. Atau diberikan hidralazin
Perubahan gaya hidup, menggunakan sarung tangan
hangat, kulit dilindungi dari suasana kering dan
pecah-pecah. Suhu dingin dihindari, perlu tinggal di
daerah beriklim hangat, menghindari ruangan ber ac
dan temperatur dingin.
Menghindari trauma akibat getaran, akibat hobi.
Pada pasien takayasu Prednison adalah first line
therapy, kemudian methotreaxe dan
cyclophosphamide (cytoxa)
Modifikasi faktor resiko dan pemberian aspirin
penting pada kasus iskemik akibat atherosklerotik.
Berhenti merokok adalah suatu keharusan terutama
untuk kasus buerger dessease. Total cholesterol
sebaiknya dibawawah 200 mg/dl dan LDL
seharusnya dibawah 100 mg/dl.
Terapi Pembedahan
Tergantung kausanya
- Vein or prosthetic bypass[3]
- Removal of first rib or cervical rib
- Cervical sympathectomy
- Apabila sudah terjadi ulkus dilakukan dicuci dengan
air dan sabun sampai dengan selective minimal
debridement
Halaman 65 / 79
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
TATALAKSANA KASUS
KSM BEDAH VASKULAR DAN
ENDOVASKULAR
RS AWAL BROS PEKANBARU
2021
VASKULITIS (SYNDROMA RAYNAUD, PENYAKIT BUERGER, ARTERITIS
TAKAYASU)
- Tidak ada bukti yang mendukung tindakan ekstensive
pembedahan akan memberikan hasil yang lebih baik.
9 Edukasi Berhenti merokok dan evaluasi ulang kondisi pembuluh
darah setiap 2 bulan.
10 Prognosis Tergantung kausa dan kelainan sistemik yg lain.
Ad vitam: dubia ad bonam
Ad fungsionam: dubia ad bonam
Ad sanationam: dubia ad bonam
Halaman 66 / 79
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
PROSEDUR TINDAKAN
KSM BEDAH VASKULAR DAN
ENDOVASKULAR
RS AWAL BROS PEKANBARU
2021
PROSEDUR PEMASANGAN CDL (Catheter Double Lumen)
MEDIS/001/PPK-PT-BVDE/2019/Rev.01
1 Pengertian CDL (Catheter Double Lumen) adalah akses vaskuler untuk
kebutuhan Hemodialisis yang bersifat sementara. Bersifat
sementara karena hanyaberlaku sebulan hingga 2 bulan.
Biasanya akses ini digunakan sebelum akses permanen
dipergunakan (AV Fistula/CIMINO)
2 Indikasi Tindakan segera/temporer pada pasien hemodialisis akut
maupun kronis
3 Kontra Indikasi 1. Inflamasi pada kulit tempat penusukan
2. Trombositopenia berat atau gangguan koagulasi, misalnya
dalam terapi antikoagulan
3. Kelainan anatomis, misalnya struma, tumor di leher,
emfisema paru berat dan bekas operasi pada luka penusukan
4 Persiapan 1. Informed concent
2. Pemeriksaan laboratorium : darah perifer lengkap (Hb,
leukosit, hematokrit, trombosit, hitung jenis),GDS, HbsAg
penyaring dan anti HIV penyaring (bila belum diperiksa atau
pemeriksaan terakhir ≥ 3 bulan)
3. Persiapan alat dan bahan : Sarung tangan steril, Apron,
Masker, dressing steril, heparin,gentamisin 80mg,lidokain,
cairan desinfektan, alkohol 70%, NaCl 0,9% spuit 10cc,
hecting set, USG, monitor, CDL dilator 10-12 Fr
5 Prosedur Tindakan 1. Prosedur a dan antiseptik.
2. Insersi kateter dilakukan pada kondisi aseptik dimana
operator memakai masker, baju operasi dan sarung tangan
3. Untuk insersi pada vena jugularis atau subklavia, pasien
berada dalam posisi tredelenburg, dengan kepala menoleh ke
arah yg berlawanan dari lokasi insersi
4. Lokasi insersi dan area sekitar dibersihkan dangan larutan
iodine dan alkohol
5. Tentukan lokasi insersi kateter. Lokasi yg optimal di vena
jugularis interna kanan. Pilihan lainnya vena subklavia lalu
vena femoral secara berurutan
6. Insersi dilakukan dg guiding USG
7. Anestesi lokal pada lokasi insersi
8. Isiintroducer needle dg NaCl sehingga tidak ada udara
didalamnya
9. Syringe disambungkan dg introducer needle sehingga
guidewire dapat masuk
10. Penusukan dilakukan dengan jarum 18-21 G. Dengan
melihat langsung pada monitor USG, vena akan tampak
tertekan sebelum jarum masuk ke dinding anterior vena.
Lakukan aspirasi untuk memastikan jarum sudah berada
dalam vena. Kemudian masukan guidewire melalui lobang
jarum.
Halaman 67 / 79
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
PROSEDUR TINDAKAN
KSM BEDAH VASKULAR DAN
ENDOVASKULAR
RS AWAL BROS PEKANBARU
2021
PROSEDUR PEMASANGAN CDL (Catheter Double Lumen)
Prosedur Tindakan 11. Tahan guidewire pada posisinya, tarik jarum
12. Lakukan insisi kecil pada kulit diatas exite site. Masukan
dilator melalui ujung guidewire untuk melebarkan subkutan,
lalu tarik dilator meninggalkan guidewire
13. Secara bertahap masukan dilator dg diameter lebih besar
14. Sebelum insersi CDL, isi setiap lumen dg larutan heparin
dan normal salin, lalu klem lumen arteri (merah). Lumen
untuk vewna (biru) tidak diklem sampai guidewire ditarik
15. Masukan guidewire ke dalam lumen vena dari kateter
sebelum insersi. Klem vena harus berada dalam posisi
terbuka agar kateter dapat melewati guidewire sampai ke
dalam vena
16. Insersi CDL dilakukan melalui ujung guidewire
17. Tarik guidewire dan tutup klem vena
18. Pastikan lumen vena berada diarah kranial. Hal ini untuk
mencegah terjadinya insufisiensi arterial dari katheter
selama dialisisis.
19. Tes fungsi kateter dengan melakukan aspirasi pada lumen
arteri dan vena. Berikan bolus cairan NaCl pada setiap
lumen 3-5cc agar tidak tersisa darah dalam lumen.
Kemudian berikan heparin lock, bila perlu berikan antibiotik
lock
20. Tutup ujung lumen dg cap yg telah ada
21. Lakukan penjahitan pada kateter dan tutup dg dressing steril.
22. Rontgen Thoraks untuk memastikan posisi dan ujung
kateter. Ujung kateter sebaiknya di pertemuan vena kava
superior dan atrium kanan.
Halaman 68 / 79
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
PROSEDUR TINDAKAN
KSM BEDAH VASKULAR DAN
ENDOVASKULAR
RS AWAL BROS PEKANBARU
2021
PROSEDUR ARTERIOVENOUS SHUNT
MEDIS/002/PPK-PROSEDUR-TINDAKAN/2019/Rev.01
1 Pengertian AV shunt adalah akses vaskuler untuk kebutuhan hemodialisis
yang bersifat permanen.
2 Indikasi Tindakan lanjutan pada pasien hemodialisis
3 Kontra Indikasi 1 Inflamasi pada kulit tempat penusukan
2 Trombositopenia berat atau gangguan koagulasi, misalnya
dalam terapi antikoagulan
3 Kelainan anatomis
4 Persiapan 1 Informed concent dan Surat Izin Operasi
2 Pemeriksaan laboratorium : darah perifer lengkap (Hb,
leukosit, hematokrit, trombosit, hitung jenis), jika ada
indikasi
3 Persiapan alat dan bahan : Sarung tangan steril, Apron,
Masker, dressing steril, heparin,
5 Prosedur Tindakan 1 Pasien terlentang dalam anestesi lokal
2 Prosedur a dan antiseptik.
3 Insisi transverse pada kubiti kiri panjang 3 cm
4 Identifikasi vena cephalica kiri bebaskan dan dipotong
pasang NGT no. 5
5 Identifikasi arteri brachialis kiri tegel insisi
6 Dilakukan anastomose end to side dengan benang nilon 6/0
7 Tes thrill kuat dan kontrol perdarahan dan luka operasi
ditutup subkurtikular
8 Operasi selesai
6 Pasca Prosedur 1 Monitor tanda vital serta perdarahan
Tindakan 2 tindakan hemodialisis dapat dilakukan setelah CDL
terpasang
7 Prognosis 1 Ad vitam : dubia ad bonam
2 Ad sanationam : dubia ad bonam
3 Ad fungsionam : dubia ad bonam
8 Penelaah Kritis SMF Bedah RS Awal Bros Pekanbaru
9 Indikator Out come Keluhan : akses lancar pada hemodialisis
Prosedur Tindakan Pemeriksaan : Luka operasi baik, tidak infeksi
10 Kepustakaan National kidney Foundation K/DOQI Guidline,2006
Halaman 69 / 79
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
PROSEDUR TINDAKAN
KSM BEDAH VASKULAR DAN
ENDOVASKULAR
RS AWAL BROS PEKANBARU
2021
PROSEDUR PEMASANGAN IMPLANTABLE CHEMOPORT
MEDIS/003/PPK-PT-BVDE/2020/Rev.00
1 Pengertian Pemasangan port pada vena untuk kemoterapi
2 Indikasi Pasien yang akan mendapatkan tatalaksana kemoterapi.
Halaman 70 / 79
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
PROSEDUR TINDAKAN
KSM BEDAH VASKULAR DAN
ENDOVASKULAR
RS AWAL BROS PEKANBARU
2021
PROSEDUR PEMASANGAN IMPLANTABLE CHEMOPORT
7 Komplikasi - Perdarahan
- Infeksi
- Pneumothorak/Hemothoraks
- Dehiscen luka operasi
- Reaksi penolakan terhadap set chemoport
8 Prognosis - Baik
Halaman 71 / 79
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
PROSEDUR TINDAKAN
KSM BEDAH VASKULAR DAN
ENDOVASKULAR
RUMAH SAKIT AWAL BROS PEKANBARU
2021
PROSEDUR PEMASANGAN STENT GRAFT PADA ANEURISMA AORTA
ABDOMINALIS (AAA) SECARA ENDOVASCULAR DENGA STENT GRAFT
(EVAR)
MEDIS/004/PPK-PROSEDUR-TINDAKAN/2020/Rev.00
1 Pengertian Tindakan pemasangan stent graft pada aorta abdominalis yang
mengalami aneurisma
2 Indikasi 1. AAA dengan diameter maksimal > 5.5 cm
2. AAAdenganpertumbuhandiameter>0.5cm/tahun
3. AAAdengandiametermaksimal>2xdiametersegmen aorta
normal
3 Kontra Indikasi 1. Akses inadekuat
2. Landing zone inadekuat
3. Angulasi terlalu tajam
4. Tortous
5. Gagal Ginjal (Kontraindikasi relatif)
4 Persiapan Persiapan Pasien
1. Pemeriksaan Laboratorium Internal Dasar
2. Rontgen Foto thoraks AP
3. EKG untuk usia > 45 tahun
4. Konsultasi Dokter Spesialis Penyakit
5. Konsultasi Dokter Spesialis Anastesiologi
6. USG Doppler vascular dan mapping vena
Halaman 73 / 79
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
PROSEDUR TINDAKAN
KSM BEDAH VASKULAR DAN
ENDOVASKULAR
RUMAH SAKIT AWAL BROS PEKANBARU
2021
PROSEDUR PEMASANGAN STENT GRAFT PADA ANEURISMA AORTA
TORAKALIS (TAA) SECARA ENDOVASCULAR (TEVAR)
MEDIS/005/PPK-PROSEDUR-TINDAKAN/2020/Rev.00
1 Pengertian Tindakan pemasangan stent graft pada Aorta Torakalis yang
mengalami aneurisma atau diseksi
Halaman 75 / 79
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
PROSEDUR TINDAKAN
KSM BEDAH VASKULAR DAN
ENDOVASKULAR
RUMAH SAKIT AWAL BROS PEKANBARU
2021
PROSEDUR EMBOLECTOMY DAN THROMBECTOMY
MEDIS/006/PPK-PROSEDUR-TINDAKAN/2020/Rev.00
1 Pengertian Tindakan mengeluarkan trombus/emboli dalam pembuluh darah
untuk mengembalikan perfusi jaringan
Halaman 77 / 79
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
PROSEDUR TINDAKAN
KSM BEDAH VASKULAR DAN
ENDOVASKULAR
RUMAH SAKIT AWAL BROS PEKANBARU
2021
PROSEDUR RESEKSI DAN PENGGANTIAN AORTA ABDOMINALIS
MEDIS/007/PPK-PROSEDUR-TINDAKAN/2020/Rev.00
1 Pengertian Operasi Penggantian Aorta Abdominalis
Halaman 79 / 79