Anda di halaman 1dari 5

PANDUAN PRAKTEK KLINIS (PPK)

KSM THT
RSUD SYARIFAH AMBAMI RATO EBHU
KABUPATEN BANGKALAN
TAHUN 2019

Malignant Neoplasma of Nasopharynx, (ICD 10 C 11.9 )


Pengertian (Definisi) Tumor ganas yang berasal dari sel epitel nasofaring. Tumor
ini bermula dari dinding lateral nasofaring (fossa
Rosenmuller) dan dapat menyebar kedalam atau keluar
nasofaring menuju dinding lateral, posterosuperior, dasar
tengkorak, palatum, kavum nasi, dan orofaring serta metastasis
ke kelenjar limfe leher.

Anamnesis 1. Benjolan di leher yang semakin membesar


2. Lamanya benjolan
3. Hidung tersumbat
4. Riwayat mimisan
5. Gangguan pendengaran
6. Telinga terasa tersumbat
7. Penglihatan ganda
8. Sakit kepala
9. Penurunan berat badan
10. Riwayat kemoradiasi
11. Riwayat mengkonsumsi ikan asin/makanan
yang diawetkan
12. Riwayat merokok, minum alkohol
13. Riwayat keluarga yang mempunyai tumor
ganas

Pemeriksaan Fisik 1. Benjolan di leher/ Neck mass (ICD10:


C76.0) sebanyak 43%
kasus metastasis ke kelenjar getah bening
leher, di bawah angulus mandibula (Level
IIb) dan atau di level III KGB jugularis
superior), di bawah lobulus daun telinga
36% unilateral, 6% bilateral.
2. Gejala Hidung (ICD10: C30.0) sebanyak
30%, berupa sekret bercampur darah (blood
stained discharge), sumbatan hidung
unilateral dan bilateral serta epistaksis.

1
3. Gejala Telinga (ICD10: C72.4) sebanyak
17%, berupa, tuli konduktif unilateral,
tinitus, otalgia, dan otore.
4. Gejala lain (ICD10: C72.5) akibat
kelumpuhan atau terkenanya saraf kranial
sebanyak 10% berupa, sakit kepala hebat,
diplopia, parastesia wajah, kelumpuhan otot
fasial, serak, disfagia, kelumpuhan otot
lidah, kelemahan otot bahu, trismus,
vertigo, kebutaan

Kriteria Diagnosis Ditemukannya karsinoma nasofaring WHO tipe I, II, atau III
melalui pemeriksaan jaringan nasofaring

Diagnosis Kerja Karsinoma Nasofaring


Superior wall of nasopharynx (ICD 10: C11.0)
Posterior wall of nasopharynx (ICD10: C11.1)
Lateral wall of nasopharynx (ICD10: C11.2)
Anterior wall of nasopharynx (ICD10: C11.3)
Overlapping lesion of nasopharynx (ICD10.C11.8)
Diagnosis Banding
1. Hipertrofi adenoid
2. Nasofaringitis
3. Jaringan fibrosis
4. Angiofibroma nasofaring
5. Limfoma

Pemeriksaan Penunjang 1. Tomografi komputer/pencitraan magnetik resonansi, untuk


mengetahui besar tumor, perluasan tumor, destruksi
tumor
2. Foto toraks posisi AP, menilai ada/tidak metastasis jauh
ke Paru
3. USG abdomen, menilai ada/tidaknya metastasis jauh ke
hati
4. Bone Scan, menilai ada/tidaknya metastasis jauh ke
tulang
5. Serologi Virus Eptein Barr
6. Pemeriksaan laboratorium:
1. Pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan
hemostasis
2. Pemeriksaan fungsi ginjal dan fungsi hati
3. Pemeriksaan elektrolit
7. Pemeriksaan patologi anatomi melalui

2
nasofaringoskopi dan biopsi nasofaring

Terapi
1. Radioterapi
KNF stadium I dan IIa (T1N0M0, T2aN0M0)
Radioterapi definitif pada Nasofaring (± 70 Gy) dan
elektif RT di daerah leher (N0) ± 40Gy)
2. Kemoradiasi
 KNF Stadium IIb, III, IVa, (T1--‐T4,
N1,2, M0) Radioterapi definitif (±70
Gy) pada nasofaring dan leher disertai
kemoterapi setiap minggu (kemoterapi
sensitisiser) dengan Sisplatin 30--‐40
mg/m² atau paclitaksel 40 mg atau dengan
Nimotuzumab 200mg. Dilanjutkan
Kemoterapi Fulldose 3 siklus.
 KNF Stadium IVB (T1--‐4 N3M0) neo--‐
ajuvan kemoterapi (kemoterapi full dose)
selama 3 siklus dan dilanjutkan dengan
kemoradiasi (radioterapi definitif di daerah
nasofaring dan leher masing--‐masing
±70 Gy dan kemoterapi dosis sensitisasi
setiap minggu).
3. Kemoterapi
a. KNF Stadium IVC (T1--‐4N0--‐3,M1)
kemoterapi full dose, kombinasi antara
Sisplatin 100mg/m² dan 5 FU 1000mg/m²
atau Paclitaksel 75 mg/m² atau dengan
Nimotuzumab 200mg diberikan setiap 3
minggu, sebanyak 6--‐ 8 siklus.
b. Pada metastasis tulang yang mengenai weight
bearing bone (tulang yang menyangga tubuh),
daerah pergerakan ini harus di tunjang dengan
korset (konsul ke dokter spesialis rehabilitasi
medis) dan diberikan obat2 antiosteoporosis 1
bulan sekali.
c. Bila ada rasa nyeri akibat metastasis tulang,
diberikan radioterapi lokal sebanyak 2Gy.
4. Penanganan suportif
a. Bila ada nyeri hebat di kepala harus diatasi
sebagai nyeri kanker sesuai protokol nyeri
(stepladder WHO)
b. Bila ada kesulitan makan /asupan nutrisi
kurang, pasang NGT/gastrostomi

3
c. Bila ada tanda2 infeksi di daerah saluran
nafas atas, telinga tengah, diberikan
antibiotika sistemik (oral/injeksi) atau dan
topikal tetes telinga konsultasi ke ahli otologi.
d. Bila terdapat obstruksi jalan napas atas sesuai
dengan protokol obstruksi jalan napas atas.

Edukasi Penjelasan mengenai tujuan dan resiko biopsi, penjelasan


tentang stadium tumor, hasil pertemuaan tumor, rencana
terapi serta akibat dan efek samping yang dapat terjadi
selama dan setelah pengobatan

Prognosis Quo ad vitam : dubia


Quo ad functionam : dubia
Quo ad sanactionam : dubia

Tingkat Evidens
Tingkat Rekomendasi
Penelaah Kritis dr. Sp.THT-KL

Indikator Medis

Kepustakaan 1. 1. Anderson,M., Forsby,N., Klein, G.,Henle,


W., 2007, Relationship
2. between the Epstein--‐Barr Viral and
Undifferential Nasopharyngeal Carcinoma:
Corelated nucleic acid hybridation and
histopatological examination. Int.J. Cancer 20:
486--‐494.
3. Bernadette Brennan. 2009.
Nasopharyngeal Carcinoma.
4. Orphanet J rare Disease. June 2009.
5. Christopher M Nutting , Christopher P Cottrill
and William I Wei. 2009. Tumors of the
Nasopharynx in Principles and Practice of
Head and Neck Surgery and Oncology.; 2 nd
ed. Informa UK Ltd. 342 – 254
6. Ho--‐Sheng et al. 2009. Malignant
nasopharyngeal tumors.Chinese Journal of
Cancer. Vol V. 2009
7. Lin HS. 2013. Malignant Nasopharyngeal
Tumors. Review: Annals of Oncology. 2013
8. William IW, Daniel T.T.Chua, 2014.
Nasopharyngeal Carcinoma. BJ Bailey, et al.,
eds. Head and Neck Surgery –

4
Otolaryngology.Vol 2. 5th Ed. Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins. Pp: 1875--‐97
9. International Classification of Diseases 10th
Revision (ICD 10). World Health Organization
10. International Classification of Diseases 9th
Revision Clinical Modification (ICD 9CM).
World Health Organization

Anda mungkin juga menyukai