KSM THT
RSUD SYARIFAH AMBAMI RATO EBHU
KABUPATEN BANGKALAN
TAHUN 2019
1
3. Gejala Telinga (ICD10: C72.4) sebanyak
17%, berupa, tuli konduktif unilateral,
tinitus, otalgia, dan otore.
4. Gejala lain (ICD10: C72.5) akibat
kelumpuhan atau terkenanya saraf kranial
sebanyak 10% berupa, sakit kepala hebat,
diplopia, parastesia wajah, kelumpuhan otot
fasial, serak, disfagia, kelumpuhan otot
lidah, kelemahan otot bahu, trismus,
vertigo, kebutaan
Kriteria Diagnosis Ditemukannya karsinoma nasofaring WHO tipe I, II, atau III
melalui pemeriksaan jaringan nasofaring
2
nasofaringoskopi dan biopsi nasofaring
Terapi
1. Radioterapi
KNF stadium I dan IIa (T1N0M0, T2aN0M0)
Radioterapi definitif pada Nasofaring (± 70 Gy) dan
elektif RT di daerah leher (N0) ± 40Gy)
2. Kemoradiasi
KNF Stadium IIb, III, IVa, (T1--‐T4,
N1,2, M0) Radioterapi definitif (±70
Gy) pada nasofaring dan leher disertai
kemoterapi setiap minggu (kemoterapi
sensitisiser) dengan Sisplatin 30--‐40
mg/m² atau paclitaksel 40 mg atau dengan
Nimotuzumab 200mg. Dilanjutkan
Kemoterapi Fulldose 3 siklus.
KNF Stadium IVB (T1--‐4 N3M0) neo--‐
ajuvan kemoterapi (kemoterapi full dose)
selama 3 siklus dan dilanjutkan dengan
kemoradiasi (radioterapi definitif di daerah
nasofaring dan leher masing--‐masing
±70 Gy dan kemoterapi dosis sensitisasi
setiap minggu).
3. Kemoterapi
a. KNF Stadium IVC (T1--‐4N0--‐3,M1)
kemoterapi full dose, kombinasi antara
Sisplatin 100mg/m² dan 5 FU 1000mg/m²
atau Paclitaksel 75 mg/m² atau dengan
Nimotuzumab 200mg diberikan setiap 3
minggu, sebanyak 6--‐ 8 siklus.
b. Pada metastasis tulang yang mengenai weight
bearing bone (tulang yang menyangga tubuh),
daerah pergerakan ini harus di tunjang dengan
korset (konsul ke dokter spesialis rehabilitasi
medis) dan diberikan obat2 antiosteoporosis 1
bulan sekali.
c. Bila ada rasa nyeri akibat metastasis tulang,
diberikan radioterapi lokal sebanyak 2Gy.
4. Penanganan suportif
a. Bila ada nyeri hebat di kepala harus diatasi
sebagai nyeri kanker sesuai protokol nyeri
(stepladder WHO)
b. Bila ada kesulitan makan /asupan nutrisi
kurang, pasang NGT/gastrostomi
3
c. Bila ada tanda2 infeksi di daerah saluran
nafas atas, telinga tengah, diberikan
antibiotika sistemik (oral/injeksi) atau dan
topikal tetes telinga konsultasi ke ahli otologi.
d. Bila terdapat obstruksi jalan napas atas sesuai
dengan protokol obstruksi jalan napas atas.
Tingkat Evidens
Tingkat Rekomendasi
Penelaah Kritis dr. Sp.THT-KL
Indikator Medis
4
Otolaryngology.Vol 2. 5th Ed. Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins. Pp: 1875--‐97
9. International Classification of Diseases 10th
Revision (ICD 10). World Health Organization
10. International Classification of Diseases 9th
Revision Clinical Modification (ICD 9CM).
World Health Organization