Laporan Pendahuluan dan Asuhan keperawatan pada Pasien dengan Diagnosa Medis Batu
Renal Pre op Prosedur Extended Pyelolithotomi Sinistra dan Aff Dj Stand Destra di Platinum
1 Rumah Sakit Lavalette Periode 2 Oktober 2023 s/d 7 Oktober 2023 Tahun Ajaran
2023/2024
Malang,
_________________________ _________________________
NIP.
Mengetahui,
Kepala Ruang
_________________________
A. Masalah Kesehatan (Batu Renal Pre op Prosedur Extended Pyelolithotomi Sinistra dan
Aff Dj Stand Destra)
B. Pengertian
Batu renal memengaruhi sekitar 12% dari populasi dunia. Batu renal merupakan
kondisi paling umum di bidang urologi. Batu renal atau nefrolitiasis merupakan suatu
keadaan dimana terdapat satu atau lebih batu di dalam pelvis atau kaliks dari ginjal. Batu
renal adalah suatu masa yang keras terbentuk dari kristal-kristal dari endapan urin dan
tumbuh pada bagian dalam ginjal. Tetapi istilah batu renal dapat menerangkan kondisi
batu yang terjadi pada semua tempat di saluran kemih (Bilqisthi dkk., 2023).
DJ stent merupakan prosedur yang efektif dan inovatif yang dapat digunakan
sebagai solusi untuk mengatasi batu saluran kemih. DJ stent atau ureteral stent digunakan
untuk menjaga aliran urin dari obstruksi yang diakibatkan oleh batu saluran kemih. DJ
Stent umumnya harus diganti atau dilepas dalam waktu 6 minggu hingga 6 bulan(Santoso
dkk., 2023).
2. Sirkulasi
Tanda : peningkatan TD/nadi(nyeri, anseitas, gagal ginjal). Kulit hangat dan
kemerahan ;pucat.
3. Eliminasi
Gejala : Riwayat adanya/ ISK Kronis;obstruksi sebelumnya(kalkulus).Penurunan
haluaran urine, kandung kemih penuh. Rasa terbakar, dorongan kemih.
Tanda : oliguria, hematuria, piuria. Perubahan pola berkemih.
4. Makanan/cairan
Gejala : muntah/mual ,nyeri tekan abdomen. Diet rendah purin, kalsium oksalat, dan
fosfat. Ketidakcukupan pemasukan cairan; tidak minum air dengan cukup.
Tanda : distensi abdominal; penurunan/tak adanya bising usus, muntah.
5. Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala : episode akut nyeri berat/ kronik. Lokasi tergantung pada lokasi batu, contoh
pada panggul di region sudut kostovetebral; dapat menyebar keseluruh punggung,
abdomen, dan turun ke lipat paha/genitalia. Nyeri dangkal konstan menunjukan kalkulus
ada di pelvis atau kalkulus ginjal. Nyeri dapat digambarkan sebagai akut, hebat tidak
hilang dengan posisi atau tindakan lain.
Tanda : melindungi; prilaku distraksi. Demam dan menggigil.
6. Penyuluhan/ pembelajaran
Gejala : riwayat kalkulus dalam keluarga, penyakit ginjal, hipertensi,gout, ISK Kronis.
Riwayat penyakit usus halus, bedah abdomen sebelumnya, hiperparatiroidisme.
Penggunaan antibiotic, antihipertensi, natrium bikarbonat,alupurinol,fosfat,tiazid,
pemasukan berlebihan kalsium dan vitamin
H. Daftar Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia diagnosa keperawatan yang
muncul sebagai berikut (Tim Pokja, 2016) :
Pre Operasi :
1. Gangguan Eliminasi Urin
2. Ansietas
3. Nyeri Akut
Post Operasi
1. Resiko Infeksi
2. Gangguan Integritas Kulit
3. Nyeri Akut
I. Intervensi Keperawatan
Rencana Keperawatan untuk pasien dengan Diagnosa Medis Batu Renal Pre op Prosedur Extended Pyelolithotomi Sinistra dan Aff
Dj Stand Destra diberikan dan dilakukan berdasarakan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia dengan kriteria hasil berdasarkan
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (T. PPNI, 2018; T. P. S. PPNI, 2019).
No. Diagnosa Keperawatan Luaran Keperawatan Intervensi Keperawatan
1. Gangguan eliminasi urin Eliminasi urin (L.04034) Manajemen eliminasi urin (I.04152)
(D.0040) Setelah dilakukan intervensi Observasi
keperawatan selama 3 x 24 jam, Identifikasi tanda dan gejala retensi atau
maka eliminasi urin membaik, inkontinensia urin
dengan kriteria hasil: Identifikasi faktor yang menyebabkan retensi atau
1. Urin menetes (dribbling) inkontinensia urin
dari meningkat (1) menjadi Monitor eliminasi urin (mis. frekuensi, konsistensi,
menurun (5) aroma, volume, dan warna)
2. Berkemih tidak tuntas Terapeutik
(hesistancy) dari Catat waktu-waktu dan haluaran berkemih
meningkat (1) menjadi Batasi asupan cairan, jika perlu
menurun (5) Ambil sampel urin tengah (midstream) atau kultur
Edukasi
Ajarkan tanda dan gejala infeksi saluran berkemih
Ajarkan mengukur asupan cairan dan haluaran urin
Ajarkan mengambil spesimen urin midstream
Ajarkan mengenali tanda berkemih dan waktu yang
tepat untuk berkemih
Ajarkan terapi modalitas penguatan otot-otot
panggul/berkemihan
Anjurkan minum yang cukup, jika tidak ada
kontraindikasi
Anjurkan mengurangi minum menjelang tidur
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat supositoria uretra, jika
perlu
2. Ansietas (D.0080) Tingkat ansietas (L.09093) Reduksi ansietas (I.09314)
Setelah dilakukan intervensi Observasi
keperawatan selama 3 x 24 jam, Identifikasi saat tingkat ansietas berubah (mis:
maka tingkat ansietas menurun, kondisi, waktu, stresor)
dengan kriteria hasil: Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
1. Verbalisasi khawatir akibat Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan nonverbal)
kondisiyang dihadapi dari Terapeutik
meningkat (1) menjadi Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan
menurun (5) kepercayaan
2. Perilaku gelisah dari Temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika
meningkat (1) menjadi memungkinkan
menurun (5) Pahami situasi yang membuat ansietas
3. Perilaku tegang dari Dengarkan dengan penuh perhatian
meningkat (1) menjadi Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
menurun (5) Tempatkan barang pribadi yang memberikan
4. Keluhan pusing dari kenyamanan
meningkat (1) menjadi Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu
menurun (5) kecemasan
Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa
yang akan datang
Edukasi
Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin
dialami
Informasikan secara faktual mengenai diagnosis,
pengobatan, dan prognosis
Anjurkan keluarga untuk tetap Bersama pasien, jika
perlu
Anjurkan melakukan kegiatan yang tidak kompetitif,
sesuai kebutuhan
Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi
ketegangan
Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang
tepat
Latih Teknik relaksasi
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat antiansietas, jika perlu
3. Nyeri Akut (D.0077) Tingkat nyeri (L.08066) Manajemen nyeri (I.08238)
Setelah dilakukan intervensi Observasi
keperawatan selama 3x24 jam maka Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
tingkat nyeri menurun, dengan kualitas, intensitas nyeri
kriteria hasil: Identifikasi skala nyeri
1. Keluhan nyeri dari Idenfitikasi respon nyeri non verbal
meningkat (1) menjadi Identifikasi faktor yang memperberat dan
menurun (5) memperingan nyeri
2. Meringis dari meningkat Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang
(1) menjadi menurun (5) nyeri
3. Gelisah dari meningkat (1) Monitor keberhasilan terapi komplementer yang
menjadi menurun (5) sudah diberikan
Monitor efek samping penggunaan analgetik
Terapeutik
Berikan Teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
nyeri (mis: TENS, hypnosis, akupresur, terapi
music, biofeedback, terapi pijat, aromaterapi,
Teknik imajinasi terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi bermain)
Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
(mis: suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan)
Fasilitasi istirahat dan tidur
Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan nyeri
Edukasi
Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
Jelaskan strategi meredakan nyeri
Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
Anjurkan menggunakan analgesik secara tepat
Ajarkan Teknik farmakologis untuk mengurangi
nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
4. Risiko infeksi (D.0142) Tingkat infeksi (L.14137) Pencegahan infeksi (I.14539)
Setelah dilakukan intervensi Observasi
keperawatan selama … , maka Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik
tingkat infeksi menurun, dengan Terapeutik
kriteria hasil: Batasi jumlah pengunjung
1. Demam dari meningkat (1) Berikan perawatan kulit pada area edema
menjadi menurun (5) Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan
2. Kemerahan dari meningkat pasien dan lingkungan pasien
(1) menjadi menurun (5) Pertahankan teknik aseptic pada pasien berisiko
3. Nyeri dari meningkat (1) tinggi
menjadi menurun (5) Edukasi
4. Bengkak dari meningkat Jelaskan tanda dan gejala infeksi
(1) menjadi menurun (5) Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
5. Kadar sel darah putih dari Ajarkan etika batuk
memburuk (1) menjadi Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka
membaik (5) operasi
Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
Anjurkan meningkatkan asupan cairan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian imunisasi, jika perlu
5. Gangguan integritas Integritas kulit/jaringan (L.14125) Perawatan luka (I.14564)
kulit/jaringan (D.0129) Setelah dilakukan intervensi Observasi
keperawatan selama … , maka Monitor karakteristik luka (mis: drainase, warna,
integritas kulitmeningkat, dengan ukuran , bau)
kriteria hasil: Monitor tanda-tanda infeksi
1. Kerusakan lapisan kulit
menurun Terapeutik
Lepaskan balutan dan plester secara perlahan
Cukur rambut di sekitar daerah luka, jika perlu
Bersihkan dengan cairan NaCl atau pembersih
nontoksik, sesuai kebutuhan
Bersihkan jaringan nekrotik
Berikan salep yang sesuai ke kulit/lesi, jika perlu
Pasang balutan sesuai jenis luka
Pertahankan Teknik steril saat melakukan perawatan
luka
Ganti balutan sesuai jumlah eksudat dan drainase
Jadwalkan perubahan posisi setiap 2 jam atau sesuai
kondisi pasien
Berikan diet dengan kalori 30 – 35 kkal/kgBB/hari
dan protein 1,25 – 1,5 g/kgBB/hari
Berikan suplemen vitamin dan mineral (mis: vitamin
A, vitamin C, Zinc, asam amino), sesuai indikasi
Berikan terapi TENS (stimulasi saraf
transcutaneous), jika perlu
Edukasi
Jelaskan tanda dan gejala infeksi
Anjurkan mengkonsumsi makanan tinggi kalori dan
protein
Ajarkan prosedur perawatan luka secara mandiri
Kolaborasi
Kolaborasi prosedur debridement (mis: enzimatik,
biologis, mekanis, autolitik), jika perlu
Kolaborasi pemberian antibiotik, jika perlu
J. Referensi
Bilqisthi, A. R., Prasetyo, B., & Romadhoni, R. (2023). Korelasi Ukuran Batu Ginjal dengan
Jumlah Dilakukan ESWL di Rumah Sakit Islam Sultan Agung pada Tahun 2019:
Correlation of Kidney Stone Size with the Frequency of ESWL Performed at the
Sultan Agung Hospital in 2019. Jurnal Surya Medika (JSM), 9(2), 120–125.
Mayasari, D., & Wijaya, C. (2020). Faktor Paparan Sinar Matahari dan Hiperkalsiuria
PPNI, T. (2018). Standar intervensi keperawatan indonesia. Dewan Pengurus Pusat PPNI.
Purbadewi, J., & Noviani, W. (2023). Application of Finger Clasp Relaxation to Reduce Pain
2(9).
Santoso, T. D., Salam, A. Y., & Roisah, R. (2023). PENGARUH MOBILISASI DINI
11.
Tim Pokja, S. (2016). Standar diagnosis keperawatan indonesia. Jakarta: DPP PPNI.