Anda di halaman 1dari 6

URETROLITOTOMI EKSTERNAL

Introduksi
a. Definisi
Suatu tindakan pembedahan untuk mengeluarkan batu dari urethra.
b. Ruang lingkup
Semua penderita yang datang dengan keluhan disuria, hematuria dan retensi urin serta dalam
pemeriksaan penunjang (radiologis) diketahui penyebabnya adalah batu urethra
Batu urethra adalah batu baik opaque maupun non opaque yang berada di urethra.
c. Indikasi operasi

batu urethra dengan diameter > 2 cm

batu urethra yang tidak dapat dilakukan lubrikasi posterior (impacted) dan tidak dapat
dipecahkan dengan litotriptor

batu urethra multiple


d. Kontra indikasi operasi
Batu urethra posterior
e. Diagnosis banding
Striktur ureter
f. Pemeriksaan Penunjang
Darah lengkap, tes faal ginjal, sedimen urin, kultur urin dan tes kepekaan antibiotika, kadar
kalsium, fosfat, dan asam urat dalam serum serta ekskresi kalsium, fosfat dan asam urat dalam
urin 24 jam, foto polos abdomen dan pelvis.
Teknik Operasi
Dengan pembiusan umum.
Posisi terlentang
Desinfeksi lapangan pembedahan dengan larutan antiseptik (dengan batas umbilicus di bagian
kranial, pertengahan paha di bagian lateral, perineum di bagian kaudal, dan genitalia eksterna).
Lapangan pembedahan dipersempit dengan linen steril.
Insisi kulit pada urethra sekitar 1-1,5cm secara longitudinal tepat pada posisi batu.
Batu dipegang dengan forcep dan dikeluarkan
Urethra dijahit dengan jahitan interrupted menggunakan chromic catgut 4.0, sedangkan kulit
dan jaringan subkutan ditutup dengan menggunakan chromic catgut atau silk.
Pasang kateter urethra (ukuran sesuai dengan penderita) sebagai splint dan mencegah
terjadinya striktur urethra
g. Komplikasi operasi
Komplikasi pasca bedah ialah striktur urethra, urethro-cutan fistula dan infeksi luka operasi.
h. Mortalitas
Rendah
i. Perawatan Pascabedah

Pelepasan kateter setelah 10-14 hari

Pelepasan benang jahitan keseluruhan 10 hari pasca operasi.


j. Follow-up

Pasca operasi kontrol 2 minggu, kontrol berikutnya tiap 3 bulan

Usahakan diuresis yang adekuat; minum 2-3 liter/ hari, sehingga dicapai diuresis 1,5
liter/hari.

Konsultasi ke Instalasi Gizi untuk menentukan jenis diet sesuai analisa batu

Pilihan Terapi Batu Saluran Kemih (Urolitiasis)
Posted by hnz11 under Medical, My Writing | Tags: batu, urologi |
Leave a Comment
Penanganan terhadap batu saluran kemih berbeda-beda, tergantung pada tempat di mana batu itu ditemukan.
Berikut ini penulis berhasil merangkum sejumlah modalitas terapi yang dapat menjadi alternatif untuk kasus
batu saluran kemih, dengan mempertimbangkan lokasi batu dan ukuran diameter batu (dinilai dari foto
Rontgen). Sumbernya dari berbagai web dan textbook tentang urologi. Jika ada tulisan yang kurang tepat atau
perkembangan yang lebih modern, bisa ditambahkan di bagian komentar.
1. Batu ginjal (di calix/pyelum)
Diameter batu < 5 mm: terapi konservatif (banyak minum, diuretik dan antispasmodik, dan ditunggu 6 bulan,
lalu pasien diminta foto Rontgen ulang agar dokter dapat menilai batunya).
Diameter batu 5-20 mm: nefrolitotripsi lewat kulit (percutaneous nephrolitotripsy, PCN) atau
ESWL (extracorporeal shockwave lithotripsy)
Diameter batu > 20 mm: operasi terbuka (pielolitotomi, nefrolitotomi), dengan ataupun tanpa radiasi.
2. Batu ureter
1/3 pangkal (proksimal)
*2 cm atau kurang: ESWL atau litotripsi dengan tabung pneumatik.
*lebih dari 2 cm: uretrorenoskopi (URS) atau ureterolitotomi (operasi terbuka).
1/3 tengah
*2 cm atau kurang: litotripsi pneumatik, atau dorong batu ke ginjal untuk di-ESWL.
*lebih dari 2 cm: ureterolitotomi.
1/3 ujung (distal)
*2 cm atau kurang: litotripsi pneumatik, atau tarik batu ke kandung kemih untuk di-ESWL.
*lebih dari 2 cm: ureterolitotomi.
3. Batu kandung kemih (vesica urinaria)
Kurang dari 10 mm: konservatif
*10-20 mm: vesikolitotripsi lewat uretra
*lebih dari 20 mm: vesikolitotomi (operasi terbuka)
4. Batu uretra
*1/3 belakang (posterior): dorong batu ke kandung kemih dengan kateter, lalu pakai anestesi lokal (xylocaine),
lakukan vesikolitotripsi transuretral.
*1/3 tengah dan depan (anterior): tarik keluar batu lewat muara uretra. Kalau tidak bisa, bantu dengan
meatotomi. Jika masih gagal, coba cara seperti batu uretra letak 1/3 posterior. Dan jika gagal juga, lakukan
operasi terbuka (uretrolitotomi).

BATU URETRA

Batu Uretra adalah batu yang terdapat disaluran uretra, umumnya merupakan batu
sekunder karena tidak terbentuk di uretra. Batu berasal dari saluran proksimal uretra,
baik vesika urinaria, ureter maupun ginjal yang kemudian turun sampai ke uretra. Batu
primer jarang terbentuk di uretra, kecuali terdapat divertikula di uretra.

Gejala, biasanya pasien datang dengan keluhan sulit kencing atau tidak dapat kencing
sama sekali yang mendadak (retensi urin, bedakan dengan retensi urin karena BPH). Hal
ini diakibatkan karena tersumbatnya saluran uretra.

Pemeriksaan, batu dapat teraba di uretra (pasien kadang dapat meraba sendiri) atau
batu terlihat diujung uretra. Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan dengan foto
rontgen polos penis obliq, batu radio opaq akan terlihat dibawah simpisys pubis.

Penatalaksanaan, batu uretra harus dilakukan operasi segera agar tidak
terjadi retensi urin terlalu lama sehingga tidak menimbulkan penurunan fungsi
ginjal. Untuk batu yang terdapat diujung uretra bisa dilakukan dengan
meatotomi. Dan untuk batu primer yang terbentuk karena terdapat divertikel,
sebaknya dilakukan diverkulectomi untuk menghindari batu residif.
Batu saluran kemih terdapat di ginjal, ureter, kandung kemih dan uretra.

Bila batu terletak pada ginjal dan ureter, keluhan yang dijumpai dapat brupa pegal-pegal ataupun nyeri di daerah
pinggang. Nyer dapat menjalar ke perut, ke lipat paha dan daerh kemaluan. Keluhan ini dapat disertai air seni yang
kemerahan, keruh ataupun keluar serpihan pasir atau/batu.
Bila batu terletak pada kandung kemih, keluhan berupa nyeri di akhir bekemih ataupun kencing yang tiba-tba berhenti.
Batu di uretra dapat menimbulkan nyeri panjang berkemih ataupun kesulitan berkemih.
Batu di saluran kemih terbentuk oleh berbagai faktor, antara lain karena faktor kurang minum dan konsentrasi zat
pembentuk batu dalam air seni yang tinggi sehingga memudahkan terjadinya endapan dan pembentukan batu. Selain
itu faktor-faktor lain yang dapat memudahkan terbentuknya batu:
Riwayat batu saluran kemih/infeksi saluran keih sebelumnya
Riwayat keluarga yang menderita saluran kemih
Penyakit asam urat
Konsumsi makanan yang banyak mengandung kalsium dan oksalat%
Adanya sumbatan saluran kemih
Untuk mengetahui adanya batu di saluran kemih, selain memperoleh informasi dar keluhan yang didapatkan, dokter
Anda akan melakukan pemeriksaan fisik berupa pemeriksaan di sekitar pinggang dan perut. Pemeriksaan penunjang
yang diperlukan adalah pemeriksaan darah dan urin, ultrasonografi (USG) ginjal dan kandung kemih, dan pmeriksaan
rontgen yaitu foto polos perut (BNO) dan pemeriksaan rontgen khusus saluran kemih dengan menggunakan injeksi
kontras (pilografi intravena, IVP).
Penatalakasanaan batu saluran kemih saat ini sudah sangat berkembang. Berbagai pilihan alternatif terapi tersedia
dengan berbagai indikasi, yaitu:
1. Terapi koservatif
Jika batu berukuran kurang dari 5 mm, tanpa ada komplikasi. Diharapkan batu dapat keluar spontan melalui saluran
kemih.
2. Penembakan batu dari luar tubuh dengan ESWL
ESWL (Extracorporeal Shockwave Litrotripsy) merupkan prosedur pemecahan batu dengan menggunankan gelombang
kejut. Batu dipecahkan menjadi butiran yang halus dan keluar besama air seni. Prosedur ini dilakukan tanpa membuat
luka, tanpa pembiusan dan tanpa rawat inap. Prosedur ESWL dapat dilakukan pada batu ginjal atau ureter dengan
ukuran kurang dari 2 cm dan dengan fungsi ginjal yang masih baik.

3. Penghancuran batu dengan operasi minimal invasif
Penghancuran batu dengan operasi minimal invasif sudah sangat berkembang. Kemajuan metode ini banyak
mengurangi tindakan operasi terbuka. Pemecahan batu (litotripsi) dapat dilakukandengan banuan alat
teropong (endoskopi).
URS (ureterorenoscopy), melalui saluran kencing ke dalam kandung kemih untuk memecahkana batu buli-
buli, atau ke dalam ureter untuk memecahkan batu ureter.

PCNL (perctaneous nephrolithotripsy), melalui luka pada kulit pinggang 2 cm untuk memasukkan aat
endoskopi langsung ke dalam ginjal untuk memecahkan batu yang berukuran > 2 cm dan batu dikeluarkan
saat itu juga.

4. Operasi terbuka / pembedahan
Meskipun sudah banyak berkurang, operasi terbuka masih dilakukan untuk sejumlah kasus batu yang besar dan
kompleks. Pada operasi ini pasien di bius dan batu diambil stelah dilakukan insisi / membuat luka operasi.

Anda mungkin juga menyukai