Anda di halaman 1dari 5

BATU SALURAH KEMIH

Batu saluran kemih atau lazim disebut batu ginjal adalah suatu keadaan terdapat satu atau
lebih batu di dalam pelvis atau calyces ginjal atau di saluran kemih (Pratomo, 2007). Batu
ginjal didalam saluran kemih (kalkulus uriner) adalah masa keras seperti batu yang
terbentuk disepanjang saluran kemih dan bias menyebabkan nyeri, perdarahan,
penyumbatan aliran kemih atau infeksi. Batu ini bisa terbentuk di dalam ginjal (batu
ginjal) maupun di dalam kandung kemih (batu kandung kemih).

Batu ginjal dapat berukuran dari sekecil pasir hingga sebesar buah anggur. Batu
yang berukuran kecil biasanya tidak menimbulkan gejala dan biasanya dapat keluar
bersama dengan urine ketika berkemih. Batu yang berada di saluran kemih atas
(ginjal dan ureter) menimbulkan kolik dan jika batu berada di saluran kemih bagian
bawah (kandung kemih dan uretra) dapat menghambat buang air kecil. Batu yang
menyumbat ureter, pelvis renalis maupun tubulus renalis dapat menyebabkan nyeri
punggung atau kolik renalis (nyeri kolik yang hebat di daerah antara tulang rusuk dan
tulang pinggang yang menjalar ke perut juga daerah kemaluan dan paha sebelah
dalam). Hal ini disebabkan karena adanya respon ureter terhadap batu tersebut,
dimana ureter akan berkontraksi yang dapat menimbulkan rasa nyeri kram yang
hebat.

Jenis- jenis batu ginjal

Batu ginjal mempunyai banyak jenis nama dan kandungan zat penyusunnya yang
berbeda-beda. Menurut Arimurti (2007), ada empat jenis utama dari batu ginjal yang
masing-masing cenderung memiliki penyebab yang berbeda. Mengetahui jenis bantu
ginjal membantu menentukan penyebab dan dapat memberi petunjuk tentang cara
mengurangi resiko terkena batu ginjal. Berikut beberapa jenis batu ginjal :

a. Batu kalsium
Sekitar 75 sampai 85 persen dari batu ginjal adalah batu kalsium. Terbentuknya batu
tersebut diperkirakan terkait dengan kadar kalsium yang tinggi d dalam urine atau
darah dan akibat dari dehidrasi. Batu ini biasanya kombinasi dari kalsium dan oksalat.
Oksalat merupakan zat alami yang ditemukan dalam makanan. Beberapa buah-buahan
dan sayuran, serta kacang-kacangan dan cokelat memiliki tingkat oksalat yang tinggi.
Hati juga dapat memproduksi oksalat. Faktor makanan, mengkonsumsi vitamin D dosis
tinggi dan beberapa gangguan metabolisme dapat meningkatkan konsentrasi kalsium atau
oksalat dalam urin.

b. Batu asam urat26,3


Lebih kurang 5-10% penderita batu ginjal dengan komposisi asam urat. Pasien
biasanya berusia > 60 tahun. Batu asam urat dibentuk hanya oleh asam urat.
Kegemukan, peminum alkohol, dan diet tinggi protein mempunyai peluang lebih
besar menderita penyakit batu ginjal, karena keadaan tersebut dapat meningkatkan
ekskresi asam urat sehingga pH air kemih menjadi rendah. Ukuran batu asam urat
bervariasi mulai dari ukuran kecil sampai ukuran besar sehingga membentuk
staghorn (tanduk rusa). Batu asam urat ini adalah tipe batu yang dapat dipecah dengan
obat-obatan. Sebanyak 90% akan berhasil dengan terapi kemolisis.

c. Batu struvit (magnesium-amonium fosfat) 3,18,26


Batu struvit disebut juga batu infeksi, karena terbentuknya batu ini disebabkan oleh
adanya infeksi saluran kemih. Ditemukan sekitar 15-20% pada penderita batu ginjal.
Batu struvit lebih sering terjadi pada wanita daripada laki-laki. Infeksi saluran kemih
terjadi karena tingginya konsentrasi ammonium dan pH air kemih >7. Pada batu
struvit volume air kemih yang banyak sangat penting untuk membilas bakteri dan
menurunkan supersaturasi dari fosfat.

d. Batu cystine
Batu ini mewakili sekitar 1 persen dari batu ginjal. Ditemukan pada orang dengan
kelainan genetik, sehingga ginjal kelebihan jumlah asam amino.

Gejala
Batu, terutama yang kecil, bisa tidak menimbulkan gejala. Gejala akibat batu ginjal baru
terasa jika batu lebih besar dari diameter saluran ureterBatu yang menyumbat ureter,
pelvis renalis maupun tubulus renalis bisa menyebabkan nyeri punggung atau kolik
renalis (nyeri kolik yang hebat). Kolik renalis ditandai dengan nyeri hebat yang hilang-
timbul, biasanya di daerah antara tulang rusuk dan tulang pinggang (costovertebra), yang
menjalar ke perut, daerah kemaluan dan paha sebelah dalam. Batu di dalam kandung
kemih bisa menyebabkan nyeri di perut bagian bawah. Batu yang besar akan bergesekan
dengan lapisan dinding ureter sehingga menyebabkan iritasi bahkan luka. Oleh sebab itu,
urin kadang bias mengandung darah.

Gejala lainnya adalah mual dan muntah, perut menggelembung, demam, menggigil dan
darah di dalam air kemih. Penderita mungkin menjadi sering berkemih, terutama ketika
batu melewati ureter. Terdapatnya sel darah merah bersama dengan air kemih
(hematuria) dan air kemih yang berpasir (kristaluria) dapat membantu diagnosis
adanya penyakit batu ginjal. Batu bisa menyebabkan infeksi saluran kemih. Jika batu
menyumbat aliran kemih, bakteri akan terperangkap di dalam air kemih yang terkumpul
diatas penyumbatan, sehingga terjadilah infeksi. Jika penyumbatan ini berlangsung lama,
air kemih akan mengalir balik ke saluran di dalam ginjal, menyebabkan penekanan yang
akan menggelembungkan ginjal (hidronefrosis) dan pada akhirnya bisa terjadi kerusakan
ginjal (jarot, 2008).
Diagnosis
Dalam mendiagnosis batu ginjal, biasanya pertama-tama dokter akan menanyakan
pada pasien seputar gejala-gejala yang telah dialami. Dokter juga bias menanyakan
apakah pasien pernah menderita batu ginjal sebelumnya, atau apakah pasien sering
mengkonsumsi makanan atau suplemen yang bias memicu terbentuknya batu ginjal.
Setelah keterangan dikumpulkan, dokter biasanya akan melakukan sejumlah tes untuk
memperkuat bukti. Tes-tes tersebut antara lain pemeriksaan urin, pemeriksaan darah,
USG abdomen, rontgen, CT Scan, dan Intravenous urogram/IVU.

Pengobatan
Batu dapat dikeluarkan dengan cara pemberian obat-obatan, tindakan invasif dan non
invasive tanpa operasi, serta pembedahan terbuka.
a. Terapi medikamentosa atau pemberian obat ditujukan untuk batu yang
berukuran lebih kecil yaitu dengan diameter kurang dari 5 mm, karena
diharapkan batu dapat keluar tanpa intervensi medis. Dengan cara
mempertahankan keenceran urine dan diet makanan tertentu yang dapat
merupakan bahan utama pembentuk batu ( misalnya kalsium) yang efektif
mencegah pembentukan batu atau lebih jauh meningkatkan ukuran batu yang
telah ada. Setiap pasien batu ginjal harus minum paling sedikit 8 gelas air
sehari. Analgetik juga dapat diberikan untuk mengurangi rasa sakit akibat batu
ginjal.
b. ESWL (Extracorporeal Shockwave Lithotripsy)
Merupakan tindakan non-invasif dan tanpa pembiusan, pada tindakan ini
digunakan gelombang kejut eksternal yang dialirkan melalui tubuh untuk
memecah batu. Alat ESWL adalah pemecah batu yang diperkenalkan pertama kali
oleh Caussy pada tahun 1980. Alat ini dapat memecah batu ginjal, batu ureter
proximal, atau menjadi fragmen-fragmen kecil sehingga mudah dikeluarkan
melalui saluran kemih.
c. Endourologi
Tindakan endourologi adalah tindakan invasif minimal untuk mengeluarkan
BSK yang terdiri atas memecah batu, dan kemudian mengeluarkannya dari
saluran kemih melalui alat yang dimasukan langsung kedalam saluran kemih. Alat
tersebut dimasukan melalui uretra atau melalui insisi kecil pada kulit (perkutan).
Beberapa tindakan endourologi tersebut adalah :
a. PNL (Percutaneous Nephro Litholapaxy) adalah usaha mengeluarkan batu
yang berada di dalam saluran ginjal dengan cara memasukan alat endoskopi ke
sistem kalies melalui insisi pada kulit. Batu kemudian dikeluarkan atau dipecah
terlebih dahulu menjadi fragmen-fragmen kecil.
b. Litotripsi adalah memecah batu buli-buli atau batu uretra dengan
memasukan alat pemecah batu (litotriptor) ke dalam buli-buli.
c. Ureteroskopi atau uretero-renoskopi adalah dengan memasukan alat
ureteroskopi per-uretram. Dengan memakai energi tertentu, batu yang berada di
dalam ureter maupun sistem pelvikalises dapat dipecah melalui tuntunan
ureteroskopi/ureterorenoskopi ini.
d. Ekstrasi Dormia adalah mengeluarkan batu ureter dengan menjaringnya
melalui alat keranjang Dormia.

Tindakan bedah dilakukan jika batu tidak merespon terhadap bentuk penanganan
lainnya. Ada beberapa jenis tindakan pembedahan, nama dari tindakan pembedahan
tersebut tergantung dari lokasi dimana batu berada, yaitu Nefrolitotomi (operasi
terbuka untuk mengambil batu yang berada di dalam ginjal), Ureterolitotomi (operasi
terbuka untuk mengambil batu yang berada di ureter), Vesikolitomi (operasi tebuka
untuk mengambil batu yang berada di vesica urinearia), Uretrolitotomi (operasi
terbuka untuk mengambil batu yang berada di uretra)
Pencegahan
Cara mencegah batu ginjal sebenarnya cukup sederhana.
1. Minum air putih secukupnya tiap hari. Selain dapat mencegah dehidrasi,
minum cukup air putih juga dapat mengencerkan urin sehingga zat-zat limbah
yang disaring ginjal dari darah tidak mudah mengendap dan selalu terbuang
secara lancer. Jumlah konsumsi air putih yang disarankan yakni 2-3 liter per
hari.
2. Membatasi konsumsi makanan, minuman, atau suplemen yang mengandung
zat-zat yang berpotensi menyebabkan terbentuknya batu ginjal seperti oksalat
(kacang-kacangan, ikan sarden, cokelat, bayam, kopi, bayam, ubi, buah
anggur), purin/asam urat (jeroan, santan, , protein hewani, minuman bersoda.
Suplemen klasium dan vitamin C boleh dikonsumsi dalam jumlah yang tidak
berlebihan dan sebaiknya konsultasikan dulu dengan dokter.
3. Konsumsi obat-obatan untuk kondisi yang dapat menyebabkan batu ginjal
muncul kembali. Contohnya allupurinol untuk menurunkan kadar asam urat
darah guna mencegah terbentuknya batu ginjal asam urat, antibiotik untuk
mengobati infeksi saluran kemih sebagai pemicu batu ginjal struvit, obat
diuretik untuk pasien dengan hiperkalsiurua untuk mencegah batu ginjal
kalsium.
4. Pola hidup yang sehat berupa olahraga yang cukup terutama bagi yang sering
bekerja dalam posisi duduk yang lama dan hindari menahan buang air kecil
terlalu lama.

Anda mungkin juga menyukai