Anda di halaman 1dari 5

A.

Pengertian Batu Ginjal


Batu ginjal merupakan salah satu penyakit ginjal yang terjadi karena adanya
gangguan pada ginjal. Ginjal yang sehat dan ada cukup air biasanya mengeluarkan zat –
zat kimia yang tidak diperlukan oleh tubuh. Jika terjadi gangguan pada ginjal baik
langsung maupun tidak langsung dapat menganggu berbagai sistem dan organ tubuh lain.
Demikian sebaliknya gangguan pada organ lain dapat mempengaruhi fungsi ginjal.
Batu ginjal adalah batu – batu kecil yang terbentuk di dalam ginjal akibat
pengendapan yang terjadi di urin bergerak turun ke pipa kemih (ureter). Batu ini dapat
menyumbat saluran air seni (urethra) dan sewaktu buang air kecil menyebabkan terasa
nyeri serta sukar keluar. Batu ginjal kemungkinan akan terbentuk bila dijumpai satu atau
beberapa faktor pembentuk kristal kalsium dan menimbulkan agregasi pembentukan batu
(Nisma, 2011).
Umumnya, batu ginjal terjadi karena tubuh kekurangan cairarn sehingga terjadi
kekeruhan atau air seni menjadi pekat. Akibat selanjutnya terjadi penyumbatan pada
saluran dari ginjal menuju kandung kemih. Batu-batu yang ada pada ginjal terbentuk dari
bahan-bahan kimia yang biasanya terdapat didalam air seni seperti kalsium, asam urica,
fosfat, dan biasanya terdapat bahan kimia lain.

B. Penyebab Batu Ginjal


Menurut (Soenanto, 2005) penyakit batu ginjal dapat disebabkan oleh beberapa
faktor, yaitu :
a) Genetik (bawaan)
Ada orang-orang tertentu memiliki kelainan atau gangguan organ ginjal sejak
dilahirkan, meskipun kasusnya relatif sedikcit. Anak yang sejak kecil mengalami
ganggua metabolisme khususnya dibagian ginjal yaitu air seninya memiliki
kecenderungan mudah mengendapkan garam membuat mudah terbentuk batu. Karena
fungsi ginjalnya tidak dapat bekerja secara normal maka kelancaran proses
pengeluaran air juga mudah mengalami gangguan, misalnya banyak zat kapur dalan
air kemih sehingga mudah mengendapkan batu
b) Makanan
Sebagian besar kasus penyakit batu ginjal discbabkan oleh faktor makanan dan
minuman Makanan-makanan tertentu memang mengandung bahan kimia yang
berefek pada pengendapan air kemih, misalnya kalsium tinggi, seperti oksalat dan
fosfat. Kedua bahan tersebut mudah mengkristal di ginjal. Demikian juga pada
makanan yang kadar asam uratnya tinggi. Orang yang mengkonsumsi air (khususnya
air putih) dalam jumlah yang sedikit sangat beresiko terkena penyakit batu ginjal. Ini
dikarenakan terjadi kekurangan cairan diginjal sehingga air seni menjadi pekat, lalu
mudah membentuk batu. Selain faktor makan dan minum, suplemen vitamin ikut
berperan dalam pembenrtukan batu ginjal, misalnya kekurangan vitamin A atau terlalu
banyak mengkonsumsi vitamin D.

c) Aktivitas
Faktor pekerjaan dan olahraga dapat mempengaruhi penyakit batu ginjal. Resiko
terkena penyakit ini pada orang yang pekerjaannya banyak duduk lebih tinggi dari pad
orang yang banyak berdiri atau bergerak dan orang yang kurang berolah raga. Karena
tubuh kurang bergerak (baik olahraga mupun aktifitas bekerja) menyebabkan
peredaran darah maupun aliran seni menjadi kurang lancr. Bahkan tidak hanya
penyakit ginjal yang diderita, penyakit lain bisa dengan gampang menyerang

C. Jenis-Jenis Batu Ginjal


Batu saluran kemih pada umumnya mengandung unsur: kalsium oksalat, kalsium
fosfat, asam urat, magnesium-amonium-fosfat (MAP), xanthyn dan sistin. Pengetahuan
tentang komposisi batu yang ditemukan penting dalam usaha pencegahan kemungkinan
timbulnya batu residif. Batu ginjal dapat dibedakan atas empat jenis, yaitu
a. Batu Kalsium
Batu kalsium (kalsium oksalat dan atau kalsium fosfat) paling banyak ditemukan
yaitu sekitar 75-80% dari seluh batu saluran kemih.

b. Batu Struvit
Batu struvit disebut juga sebagai batu infeksi karena terbentuknya batu ini dipicu oleh
adanya infeksi saluran kemih. Kuman penyebab infeksi ini adalah golongan pemecah
urea (uera splitter seperti: Proteus spp., Klebsiella, Serratia, Enterobakter,
Pseudomonas dan Stafilokokus) yang dapat menghasilkan enzim urease dan
mengubah urine menjadi basa melalui hidrolisis urea menjadi amoniak. Suasana basa
ini memudahkan garam- garam magnesium, amonium, fosfat dan karbonat
membentuk batu magnesium amonium fosfat (MAP) dan karbonat apatit

c. Batu Urat
Batu asam urat meliputi 5-10% dari seluruh batu saluran kemih, banyak dialami oleh
penderita gout, penyakit mieloproliferatif, pasein dengan obat sitostatika dan
urikosurik (sulfinpirazone, thiazide dan salisilat). Kegemukan, alkoholik dan diet
tinggi protein mempunyai peluang besar untuk mengalami penyakit ini. Faktor yang
mempengaruhi terbentuknya batu asam urat adalah: urine terlalu asam (pH < 6,
volume urine < 2 liter/hari atau dehidrasi dan hiperurikosuria.
d. Batu Cystin
Batu ginjal jenis ini memiliki kasus yang sedikit. Batu ini terbentuk pada mereka yang
memiliki kelainan secara turun temurun yang menyebabkan ginjal menghasilkan asam
amino (cystinuria) tertentu dalam jumlah banyak.

D. Gejala Batu Ginjal


Gejala yang muncul bervariasi tergantung ukuran pembentukan batu pada ginjal.
Gejala umum yang muncul di antaranya:
a. Adanya nyeri pada punggung atau nyeri kolik yang hebat. Nyeri kolik ditandai
dengan rasa sakit yang hilang timbul di sekitar tulang rusuk dan pinggang kemudian
menjalar ke bagian perut dan daerah paha sebelah dalam.
b. Adanya nyeri hebat biasa diikuti demam dan menggigil.
c. Kemungkinan adanya rasa mual dan terjadinya muntah dan gangguan perut.
d. Adanya darah di dalam urin dan adanya gangguan buang air kecil, penderita juga
sering BAK atau malah terjadinya penyumbatan pada saluran kemih. Jika ini terjadi
maka resiko terjadinya infeksi saluran kemih menjadi lebih besar.

E. Cara Mencegah Batu Ginjal


Mengkonsumsi banyak air putih 8-10 gelas perhari merupakan cara sederhana
mencegah penyakit batu ginjal. Namun buat yang telah terdiagnosa menderita batu ginjal,
maka tindakan pencegahan khusus perlu dilakukan agar tidak terjadinya pembentukan
batu baru (pengulangan penyakit). Metode dan cara pencegahan dilakukan tergantung
kepada komposisi (kadar) batu yang pernah diderita sebelumnya.
a. Jika pernah menderita batu akibat kelebihan kadar asam urat maka pencegahan yang
harus anda lakukan adalah mengurangi jenis- jenis makanan yang yang banyak
mengandung purin seperti ikan sarden, jeroan, hati, otak, kerang dan makanan lainnya
karena jenis makanan ini bisa meningkatkan kadar asam urat dalam tubuh. Selain itu
mengurangi pembentukan asam urat juga bisa dilakukan dengan pemberian
allopurinol karena batu asam urat terbentuk jika keasaman air kemih bertambah, oleh
karena itu untuk menciptakan air kemih yang basa atau alkalis bisa dilakukan dengan
pemberian kalium sitrat.

b. Selanjutnya pada penderita batu kalsium, harus dilakukan pencegahan pembentukan


batu ginjal baru. Pemberian obat jenis Diuretik thiazid seperti trichlormetazid,
dianjurkan untuk melakukan diet rendah kalsium serta mengkonsumsi natrium
selulosa fosfat, dan juga berikan kalium sitrat untuk meningkatkan kadar sitrat. Sitrat
adalah zat yang berguna untuk menghambat pembentukan batu kalsium.

c. Kemudian pencegahan batu ginjal akibat penimbunan kalsium juga bisa dilakukan
dengan menghindari makanan yang tinggi kadar oksalat. Oksalat adalah zat
penyokong terjadinya batu kalsiun. Jenis-jenis makanan yang kaya oksalat seperti:
makanan dari coklat, bayam, pada teh, merica dan jenis kacangan.

F. Jenis Pemeriksaan Laboratorium Batu Ginjal


Pemeriksaan penunjang ada Laboratorium dan Radiologi
Laboratorium :
1. Sedimen urin adalah leukosituria, hematuria, yang dijumpai kristal-kristal
pembentukan batu.
2. Fungsi ginjal adalah mencari kemungkinan terjadinya penurunan fungsi ginjal dan
untuk mempersiapkan pasien menjalani pemeriksaan foto IVP.
3. Pemeriksaan elektrolit adalah kadar dari kalsium, oksalat, fosfat maupun asam urat di
dalam darah maupun urin.

Radiologi :
1. Foto polos abdomen (FPA) untuk melihat gastro intestinal. Untuk melihat ada atau
tidaknya ada udara bebas dalam rongga perut.
2. Pemeriksaan Intra Vena Pielografi (IVP) adalah menilai keadaan anatomi dan fungsi
ginjal, mendeteksi adanya batu semiopak ataupun batu non opak yang tidak dapat
terlihat oleh foto polos abdomen. Kontra indikasi dari IVP adalah alergi bahan kontra,
penurunan fungsi ginjal dan wanita hamil.
3. Pielografi Retrograd adalah pemeriksaan system urinaria dengan menggunakan sinar
X dan memasukkan media kontras secara retrograde untuk menegakka diagnose.
4. Pemeriksaan USG (acustic shadow) dapat untuk melihat semua jenis batu, selain itu
dapat ditentukan ruang/lumen saluran kemih.
5. Scintigraphy adalah penggunaan kamera untuk menangkap pancaran radiasi
radioisotop.

Daftar Pustaka
https://eprints.umm.ac.id/63378/3/BAB%20II.pdf
https://eprints.umm.ac.id/47830/3/BAB%20II.pdf
https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/JPM/article/view/2957

Anda mungkin juga menyukai