c) Aktivitas
Faktor pekerjaan dan olahraga dapat mempengaruhi penyakit batu ginjal. Resiko
terkena penyakit ini pada orang yang pekerjaannya banyak duduk lebih tinggi dari pad
orang yang banyak berdiri atau bergerak dan orang yang kurang berolah raga. Karena
tubuh kurang bergerak (baik olahraga mupun aktifitas bekerja) menyebabkan
peredaran darah maupun aliran seni menjadi kurang lancr. Bahkan tidak hanya
penyakit ginjal yang diderita, penyakit lain bisa dengan gampang menyerang
b. Batu Struvit
Batu struvit disebut juga sebagai batu infeksi karena terbentuknya batu ini dipicu oleh
adanya infeksi saluran kemih. Kuman penyebab infeksi ini adalah golongan pemecah
urea (uera splitter seperti: Proteus spp., Klebsiella, Serratia, Enterobakter,
Pseudomonas dan Stafilokokus) yang dapat menghasilkan enzim urease dan
mengubah urine menjadi basa melalui hidrolisis urea menjadi amoniak. Suasana basa
ini memudahkan garam- garam magnesium, amonium, fosfat dan karbonat
membentuk batu magnesium amonium fosfat (MAP) dan karbonat apatit
c. Batu Urat
Batu asam urat meliputi 5-10% dari seluruh batu saluran kemih, banyak dialami oleh
penderita gout, penyakit mieloproliferatif, pasein dengan obat sitostatika dan
urikosurik (sulfinpirazone, thiazide dan salisilat). Kegemukan, alkoholik dan diet
tinggi protein mempunyai peluang besar untuk mengalami penyakit ini. Faktor yang
mempengaruhi terbentuknya batu asam urat adalah: urine terlalu asam (pH < 6,
volume urine < 2 liter/hari atau dehidrasi dan hiperurikosuria.
d. Batu Cystin
Batu ginjal jenis ini memiliki kasus yang sedikit. Batu ini terbentuk pada mereka yang
memiliki kelainan secara turun temurun yang menyebabkan ginjal menghasilkan asam
amino (cystinuria) tertentu dalam jumlah banyak.
c. Kemudian pencegahan batu ginjal akibat penimbunan kalsium juga bisa dilakukan
dengan menghindari makanan yang tinggi kadar oksalat. Oksalat adalah zat
penyokong terjadinya batu kalsiun. Jenis-jenis makanan yang kaya oksalat seperti:
makanan dari coklat, bayam, pada teh, merica dan jenis kacangan.
Radiologi :
1. Foto polos abdomen (FPA) untuk melihat gastro intestinal. Untuk melihat ada atau
tidaknya ada udara bebas dalam rongga perut.
2. Pemeriksaan Intra Vena Pielografi (IVP) adalah menilai keadaan anatomi dan fungsi
ginjal, mendeteksi adanya batu semiopak ataupun batu non opak yang tidak dapat
terlihat oleh foto polos abdomen. Kontra indikasi dari IVP adalah alergi bahan kontra,
penurunan fungsi ginjal dan wanita hamil.
3. Pielografi Retrograd adalah pemeriksaan system urinaria dengan menggunakan sinar
X dan memasukkan media kontras secara retrograde untuk menegakka diagnose.
4. Pemeriksaan USG (acustic shadow) dapat untuk melihat semua jenis batu, selain itu
dapat ditentukan ruang/lumen saluran kemih.
5. Scintigraphy adalah penggunaan kamera untuk menangkap pancaran radiasi
radioisotop.
Daftar Pustaka
https://eprints.umm.ac.id/63378/3/BAB%20II.pdf
https://eprints.umm.ac.id/47830/3/BAB%20II.pdf
https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/JPM/article/view/2957