Anda di halaman 1dari 30

UROLITHIASIS

1.1 Definisi
Urolithiasis adalah pembentukan batu saluran kemih atau keadaan yang dihubungkan dengan
adanya batu di saluran kemih (Saunders, 1998).
Urolithiasis adalah suatu keadaan terjadinya penumpukan oksalat, calculi (batu ginjal) pada
ureter atau pada daerah ginjal. Urolithiasis terjadi bila batu ada di dalam saluran perkemihan.
Batu itu sendiri disebut calculi. Pembentukan batu mulai dengan kristal yang terperangkap di
suatu tempat sepanjang saluran perkemihan yang tumbuh sebagai pencetus larutan urin.
Calculi bervariasi dalam ukuran dan dari fokus mikroskopik sampai beberapa centimeter
dalam diameter cukup besar untuk masuk dalam pelvis ginjal. Gejala rasa sakit yang
berlebihan pada pinggang, nausea, muntah, demam, hematuria. Urine berwarna keruh seperti
teh atau merah (Smeltzer & Bare, 2002).
1.2 Etiologi
Terbentuknya batu saluran kemih masih idiopatik (belum diketahui penyebab secara pasti),
namun pada umumnya berhubungan dengan gangguan aliran urin, gangguan metabolik,
infeksi saluran kemih dan dehidrasi. Secara epidemiologis terdapat beberapa faktor yang
mempermudah terjadinya batus aluran kemih, antara lain :
a. Faktor Intrinsik :
-

Herediter (keturunan)

Umur
Banyak dijumpai pada usia 30-50 tahun.

Jenis Kelamin
Lebih sering pada laki-laki dibandingkan perempuan.

b. Faktor Ekstrinsik :
-

Geografis
Pada beberapa daerah menunjukan angka kejadian batu saluran kemih yang lebih tinggi
daripada daerah lain sehingga dikenal sebagai daerah stone belt (sabuk batu), sedangkan
daerah batu di Afrika Selatan hampir tidak dijumpai penyakit batu saluran kemih.

Iklim dan temperatur

Asupan air
Kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium pada air yang dikonsumsi, dapat
meningkatkan insiden batu saluran kemih

Diet
Diet banyak purin, oksalat, dan kalsium mempermudah terjadinya penyakit batu saluran
kemih.

Pekerjaan
Penyakit ini sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya banyak duduk atau kurang
aktivitas atau sedentary life (Price & Wilson, 2005).
Faktor Penghambat Terbentuknya Batu:

a. Ion Magnesium (Mg), karena jika berikatan dengan oksalat maka akan membentuk garam
magnesium oksalat sehingga jumlah oksalat yang akan berikatan dengan kalsium(Ca) untuk
membentuk kalsium oksalat menurun.
b. Sitrat, jika berikatan dengan ion kalsium maka akan membentuk garam kalsium
sitratsehingga mengurangi jumlah kalsium yang berikatan dengan oksalat ataupun fosfat
berkurang, sehingga Kristal kalsium oksalat atau kalsium fosfat jumlahnnya berkurang.
c. Beberapa jenis protein atau senyawa organic mampu bertindak sebagai inhibitor
denganmenghambat

pertumbuhan

Kristal,

menghambat

aggregasi

Kristal

dan

menghambatretensi Kristal, antara lain glikosaminoglikan (GAG), protein Tamm Horsfall


(THP) atauUromukoid, nefrokalsin, dan osteopontin. Defisiensi zat-zat yang berfungsi
sebagaiinhibitor batu merupakan salah satu factor penyebab timbulnya batu saluran kemih
(Guyton, Hall, & E, 2007).
1.3 Manifestasi Klinis
a. Batu di dalam kandung kemih bisa menyebabkan nyeri di perut bagian bawah.
b. Batu yang menyumbat ureter, pelvis renalis maupun tubulus renalis bisa menyebabkan nyeri
punggung atau kolik renalis (nyeri kolik yang hebat).
c. Kolik renalis ditandai dengan nyeri hebat yang hilang-timbul, biasanya di daerah antara
tulang rusuk dan tulang pinggang, yang menjalar ke perut, daerah kemaluan dan paha sebelah
dalam.
d. Mual dan muntah
e. Perut menggelembung
f. Demam, menggigil
g. Hematuria (adanya darah di dalam air kemih)
1.4 Pencegahan

Tindakan pencegahan pembentukan batu tergantung kepada komposisi batu yang ditemukan
pada penderita. Batu tersebut dianalisa dan dilakukan pengukuran kadar bahan yang bisa
menyebabkan terjadinya batu di dalam air kemih.
1.

Batu kalsium

a. Obat diuretik thiazid(misalnya trichlormetazid) akan mengurangi pembentukan batu yang


baru.
b. Dianjurkan untuk minum banyak air putih (8-10 gelas/hari).
c. Diet rendah kalsium dan mengkonsumsi natrium selulosa fosfat.
d. Untuk meningkatkan kadar sitrat (zat penghambat pembentukan batu kalsium) di dalam air
kemih, diberikan kalium sitrat.
e. Kadar oksalat yang tinggi dalam air kemih, yang menyokong terbentuknya batu kalsium,
merupakan akibat dari mengkonsumsi makanan yang kaya oksalat (misalnya bayam, coklat,
kacang-kacangan, merica dan teh). Oleh karena itu sebaiknya asupan makanan tersebut
dikurangi.
f. Kadang batu kalsium terbentuk akibat penyakit lain, seperti hiperparatiroidisme, sarkoidosis,
keracunan vitamin D, asidosis tubulus renalis atau kanker. Pada kasus ini sebaiknya
dilakukan pengobatan terhadap penyakit-penyakit tersebut.
2.

Batu asam urat

a. Dianjurkan untuk mengurangi asupan daging, ikan dan unggas, karena makanan tersebut
menyebabkan meningkatnya kadar asam urat di dalam air kemih.
b. Untuk mengurangi pembentukan asam urat bisa diberikan allopurinol.
c. Batu asam urat terbentuk jika keasaman air kemih bertambah, karena itu untuk menciptakan
suasana air kemih yang alkalis (basa), bisa diberikan kalium sitrat.
d. Dianjurkan untuk banyak minum air putih.
1.5 Penatalaksanaan
1. Batu kecil yang tidak menyebabkan gejala, penyumbatan atau infeksi, biasanya tidak perlu
diobati. Minum banyak cairan akan meningkatkan pembentukan air kemih dan membantu
membuang beberapa batu; jika batu telah terbuang, maka tidak perlu lagi dilakukan
pengobatan segera.
2. Kolik renalis bisa dikurangi dengan obat pereda nyeri golongan narkotik.
3. Batu di dalam pelvis renalis atau bagian ureter paling atas yang berukuran 1 sentimeter atau
kurang seringkali bisa dipecahkan oleh gelombang ultrasonik (extracorporeal shock wave
lithotripsy, ESWL). Pecahan batu selanjutnya akan dibuang dalam air kemih.

4. Kadang sebuah batu diangkat melalui suatu sayatan kecil di kulit (percutaneous
nephrolithotomy, nefrolitotomi perkutaneus), yang diikuti dengan pengobatan ultrasonik.
5. Batu kecil di dalam ureter bagian bawah bisa diangkat dengan endoskopi yang dimasukkan
melalui uretra dan masuk ke dalam kandung kemih.
6. Batu asam urat kadang akan larut secara bertahap pada suasana air kemih yang basa
(misalnya dengan memberikan kalium sitrat), tetapi batu lainnya tidak dapat diatasi dengan
cara ini. Batu asam urat yang lebih besar, yang menyebabkan penyumbatan, perlu diangkat
melalui pembedahan.
7. Adanya batu struvit menunjukkan terjadinya infeksi saluran kemih, karena itu diberikan
antibiotik (Doengoes, Moorhouse, & Geisser, 1999).
NEFROLITHIASIS

1. Pengertian
Nefrolitiasis adalah suatu keadaan terdapatnya batu dalam saluran kemih baik dalam
ginjal,ureter maupun buli-buli.
Nefrolitiasis adalah adanya batu pada atau kalkulus dalam velvis renal, pembentukan deposit
mineral yang kebanyakan adalah kalsium oksalat dan kalsium phospat meskipun juga yang
lain urid acid dan kristal, juga membentuk kalkulus ( batu ginjal ).
Batu ginjal adalah istilah umum batu ginjal disembarang tempat. Batu ini terdiri atas garam
kalsium, asam urat, oksalat, sistin, xantin, dan struvit (Patofisiologi keperawatan, 2000 ).
Nefrolitiasis merupakan penyakit kencing batu yang terjadi di ginjal yang menyebabkan tidak
bisa buang air kecil secara normal dan terjadi rasa nyeri karena adanya batu atau zat yang
mengkristal di dalam ginjal.
2. Etiologi
Batu terbentuk dari traktus urinarius ketika konsentrasi subtansi tertentu seperti kalsium
oksalat, kalsium fosfat, dan asam urat meningkat. Batu juga dapat terbentuk ketika terdapat
defisiensi subtansi tertentu, seperti sitrat yang secara normal mencegah kristalisasi dalam
urine. Kondisi lain yang mempengaruhi laju pembentukan batu mencakup pH urin dan status
cairan pasien (batu cenderung terjadi pada pasien dehidrasi).
Penyebab terbentuknya batu digolongkan dalma 2 faktor :
a. Factor endogen :
Hyperkalsemia
: Meningkatnya kalsium dalam darah
Hyperkasiuria
: Meningkatnya kalsium dalam urin
Ph urin
Kelebihan pemasukan cairan dlam tubuh yang bertolak belakang dengan keseimbangan
cairan yang masuk dalam tubuh

b. Factor eksogen :
Air minum
Kurang minum atau kurang mengkonsumsi air mengakibatkan terjadinya pengendapan

kalsium dalam pelvis renal akibat ketidak seimbangan cairan yang masuk
Suhu
Tempar yang bersuhu panas menyebabkan banyaknya pengeluaran keringat,yang akan
mempermudah pengurangan produksi urin dan mempermudah terbentuknya batu.
Makanan
Kurangnya mengkonsumsi protein dapat menjadi factor terbentuknya batu
Dehidrasi
Kurangnya pemasukan cairan dalam tubuh juga ikut membantu proses pembentukan urin.

3. Patofisiologi
Nefrolitiasis merupakan kristalisasi dari mineral dan matriks seperti pus darah, jaringan yang
tidak vital dan tumor. Komposisi dari batu ginjal bervariasi, kira-kira tiga perempat dari batu
adalah kalsium, fosfat, asam urin dan cistien.peningkatan konsentrasi larutan akibat dari
intake yang rendah dan juga peningkatan bahan-bahan organic akibat infeksi saluran kemih
atau urin ststis sehingga membuat tempat untuk pembentukan batu. Ditambah dengan adanya
infeksi meningkatkan kebasaan urin oleh produksi ammonium yang berakibat presipitasi
kalsium dan magnesium pospat (Jong, 1996 : 323)
4. Tanda dan Gejala
Batu yang terjebak diureter menyebabkan gelombang nyeri yang luar biasa, akut, kolik, yang
menyebar kepaha dan genitalia. Pasien merasa selalu ingin berkemih, namun hanya sedikit
urin yang keluar dan biasanya mengandung darah akibat aksi abrasive batu. Batu yang
terjebak dikandung kemih biasanya menyebabkan gejala iritasi dan berhubungan dengan

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

infeksi traktus urinarius dan hematuria.


Keluhan yang sering ditemukan adalah sebagai berikut :
Hematuria
Piuria
Polakisuria/fregnancy
Urgency
Nyeri pinggang menjalar ke daerah pingggul, bersifat terus menerus pada daerah pinggang.
Kolik ginjal yang terjadi tiba-tiba dan menghilang secara perlahan-lahan.
Rasa nyeri pada daerah pinggang, menjalar ke perut tengah bawah, selanjutnya ke arah penis

atau vulva.
h. Anorexia, muntah dan perut kembung
i. Hasil pemeriksaan laboratorium, dinyatakan urine tidak ditemukan adanya batu leukosit
meningkat.
5. Komplikasi
Menurut guyton, 1993 komplikasi dari nefrolitiasis adalah :
a. Gagal ginjal

Terjadinya karena kerusakan neuron yang lebih lanjut dan pembuluh darah yang disebut
kompresi batu pada membrane ginjal oleh karena suplai oksigen terhambat. Hal in
menyebabkan iskemis ginjal dan jika dibiarkan menyebabkan gagal ginjal
b. Infeksi
Dalam aliran urin yang statis merupakan tempat yang baik untuk perkembangbiakan
microorganisme. Sehingga akan menyebabkan infeksi pada peritoneal.
c. Hidronefrosis
Oleh karena aliran urin terhambat menyebabkan urin tertahan dan menumpuk diginjal dan
lam-kelamaan ginjal akan membesar karena penumpukan urin
d. Avaskuler ischemia
Terjadi karena aliran darah ke dalam jaringan berkurang sehingga terjadi kematian jaringan.
6.
a.

b.

c.

Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan Urin
PH lebih dari 7,6
Sediment sel darah merah lebih dari 90%
Biakan urin
Ekskresi kalsium fosfor, asam urat
Pemeriksaan darah
Hb turun
Leukositosis
Urium krestinin
Kalsium, fosfor, asam urat
Pemeriksaan Radiologist
Foto Polos perut / BNO (Bladder Neck Obstruction) dan Pemeriksaan rontgen saluran

kemih / IVP (Intranenous Pyelogram) untuk melihat lokasi batu dan besar batu
d. CT helikal tanpa kontras
CT helical tanpa kontras adalah teknik pencitraan yang dianjurkan pada pasien yang diduga
menderita nefrolitiasis. Teknik tersebut memiliki beberapa keuntungan dibandingkan teknik
pencitraan

lainnya,

antara

lain:

tidak

memerlukan

material

radiokontras;

dapat

memperlihatkan bagian distal ureter; dapat mendeteksi batu radiolusen (seperti batu asam
urat), batu radio-opaque, dan batu kecil sebesar 1-2 mm; dan dapat mendeteksi hidronefrosis
dan kelainan ginjal dan intra-abdomen selain batu yang dapat menyebabkan timbulnya gejala
pada pasien. Pada penelitian yang dilakukan terhadap 100 pasien yang datang ke UGD
dengan nyeri pinggang, CT helikal memiliki sensitivitas 98%, spesifisitas 100%, dan nilai
prediktif negatif 97% untuk diagnosis batu ureter.
c. USG abdomen
Ultrasonografi memiliki kelebihan karena tidak menggunakan radiasi, tetapi teknik ini kurang
sensitif dalam mendeteksi batu dan hanya bisa memperlihatkan ginjal dan ureter proksimal.
Penelitian retrospektif pada 123 pasien menunjukkan bahwa, dibandingkan dengan CT

Helikal sebagai gold standard, ultrasonografi memiliki sensitivitas 24% dan spesifisitas 90%.
Batu dengan diameter lebih kecil dari 3 mm juga sering terlewatkan dengan ultrasonografi.
7. Penatalaksanaan Medis
Sjamsuhidrajat (2004) menjelaskan penatalaksanaan pada nefrolitiasis terdiri dari :
a. Obat diuretik thiazid(misalnya trichlormetazid) akan mengurangi pembentukan batu yang
baru.
b. Dianjurkan untuk minum banyak air putih (8-10 gelas/hari).
c. Diet rendah kalsium dan mengkonsumsi natrium selulosa fosfat.
d. Untuk meningkatkan kadar sitrat (zat penghambat pembentukan batu kalsium) di dalam air
kemih, diberikan kalium sitrat.
e. Kadar oksalat yang tinggi dalam air kemih, yang menyokong terbentuknya batu kalsium,
merupakan akibat dari mengkonsumsi makanan yang kaya oksalat (misalnya bayam, coklat,
kacang-kacangan, merica dan teh). Oleh karena itu sebaiknya asupan makanan tersebut
dikurangi.
f. Kadang batu kalsium terbentuk akibat penyakit lain, seperti hiperparatiroidisme, sarkoidosis,
keracunan vitamin D, asidosis tubulus renalis atau kanker. Pada kasus ini sebaiknya
dilakukan pengobatan terhadap penyakit-penyakit tersebut. Batu asam urat.
g. Dianjurkan untuk mengurangi asupan daging, ikan dan unggas, karena makanan tersebut
menyebabkan meningkatnya kadar asam urat di dalam air kemih.
h. Untuk mengurangi pembentukan asam urat bisa diberikan allopurinol.
i. Batu asam urat terbentuk jika keasaman air kemih bertambah, karena itu untuk menciptakan
suasana air kemih yang alkalis (basa), bisa diberikan kalium sitrat.
j. Dianjurkan untuk banyak minum air putih.
Sedangkan menurut Purnomo BB (2003), penatalaksanaan nefrolitiasin adalah :
a. Terapi Medis dan Simtomatik
Terapi medis berusaha untuk mengeluarkan batu atau melarutkan batu. Tetapi simtomatik
berusaha untuk menghilangkan nyeri. Selain itu dapat diberikan minum yang berlebihan/
banyak dan pemberian diuretik.
b. Litotripsi
Pada batu ginjal, litotripsi dilakukan dengan bantuan nefroskopi perkutan untuk membawa
tranduser melalui sonde ke batu yang ada di ginjal. Cara ini disebut nefrolitotripsi. Salah satu
alternatif tindakan yang paling sering dilakukan adaah ESWL. ESWL (Extracorporeal Shock
Wave Lithotripsy) adalah tindakan memecah batu yang ditembakkan dari luar tubuh dengan
menggunakan gelombang kejut yang dapat memecahkan batu menjadi pecahan yang halus,
sehingga pecahan tersebut dapat keluar bersama dengan air seni. Keutungan dari tindakan
ESWL ini yaitu tindakan ini dilakukan tanpa membuat luka, tanpa pembiusan dan dapat tanpa
rawat inap.
c. Tindakan bedah

Tindakan bedah dilakukan jika tidak tersedia alat litotripsor tindakan bedah lain adalah
operasi Kecil pengambilan batu ginjal / PCNL (Percutaneous Nephrolithotomy). PCNL
merupakan tindakan menghancurkan batu ginjal dengan memasukkan alat endoskopi yang
dimasukkan kedalam ginjal sehingga batu dapat dihancurkan dengan alat tersebut. Tindakan
ini memerlukan pembiusan dan rawat inap.
VESICOLITHIASIS

Batu vesiko urinaria adalah suatu keadaan ditemukannya batu didalam vesika urianaria.
Pada anak 75 % dibawah usia 12 tahun dan 57& anak usia 1-6 tahun.
Vesikolitiasis adalah batu yang terjebak di vesika urinaria yang menyebabkan gelombang
nyeri yang luar biasa sakitnya yang menyebar ke paha, abdomen dan daerah genetalia.
Medikasi yang diketahui menyebabkan pada banyak klien mencakup penggunaan antasid,
diamox, vitamin D, laksatif dan aspirin dosis tinggi yang berlebihan. Batu vesika urinaria
terutama mengandung kalsium atau magnesium dalam kombinasinya dengan fosfat, oksalat,
dan zat-zat lainnya. (Brunner and Suddarth, 2001).
Batu kandung kemih adalah batu yang tidak normal di dalam saluran kemih yang
mengandung komponen kristal dan matriks organik tepatnya pada vesika urinari atau
kandung kemih. Batu kandung kemih sebagian besar mengandung batu kalsium oksalat atau
fosfat ( Prof. Dr. Arjatm T. Ph.D. Sp. And dan dr. Hendra Utama, SPFK, 2001 ).
Vesikolitiasis merupakan batu yang menghalangi aliran air kemih akibat penutupan leher
kandung kemih, maka aliran yang mula-mula lancar secara tiba-tiba akan berhenti dan
menetes disertai dengan rasa nyeri ( Sjamsuhidajat dan Wim de Jong, 1998:1027).
Pernyataan lain menyebutkan bahwa vesikolitiasis adalah batu kandung kemih yang
merupakan keadaan tidak normal di kandung kemih, batu ini mengandung komponen kristal
dan matriks organik (Sjabani dalam Soeparman, 2001:377).
Vesikolitiasis adalah batu yang ada di vesika urinaria ketika terdapat defisiensi substansi
tertentu, seperti kalsium oksalat, kalsium fosfat, dan asam urat meningkat atau ketika terdapat
defisiensi subtansi tertentu, seperti sitrat yang secara normal mencegah terjadinya kristalisasi
dalam urin (Smeltzer, 2002:1460).
II.

4. ETIOLOGI

Terbentuknya batu saluran kemih diduga ada hubungannya dengan gangguan aliran urin,
gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi, dankeadaan-keadaan lain yang masih
belum terungkap (idiopatik). Secara epidemiologis terdapat beberapa faktor yang
mempermudah terjadinya batusaluran kemih pada seseorang. Faktor-faktor itu adalah faktor
intrinsik yaitu keadaan yang berasal dari tubuh seseorang dan faktor ekstrinsik yaitu
pengaruhyang berasal dari lingkungan sekitarnya.
Faktor intrinsik itu antara lain adalah :
1. Herediter (keturunan) Penyakit ini diduga diturunkan dari orang tuanya.
Salah satu penyebab batu ginjal adalah faktor keturunan misalnya Asidosis tubulus ginjal
(ATG). ATG menunjukkan

suatu gangguan ekskresi H+ dari tubulus ginjal atau

kehilangan HCO3 dalam air kemih, akibatnya timbul asidosis metabolik1.


Riwayat BSK bersifat keturunan, menyerang beberapa orang dalam satu keluarga39.
Penyakit-penyakit heriditer yang menyebabkan BSK antara lain:
1). Dents disease yaitu terjadinya peningkatan 1,25 dehidroksi vitamin D sehingga
penyerapan

kalsium

di

usus

meningkat,

akibat

hiperkalsiuria,

proteinuria,

glikosuria, aminoasiduria dan fosfaturia yang akhirnya mengakibatkan batu kalsium


oksalat dan gagal ginjal.
2). Sindroma Barter, pada keadaan ini terjadi poliuria, berat jenis air kemih rendah
hiperkalsiuria dan nefrokalsinosis40,18.
2. Umur.
BSK banyak terdapat pada golongan umur 30-60 tahun1. Hasil penelitian yang
dilakukan terhadap penderita BSK di RS DR Kariadi selama lima tahun (1989-1993),
frekuensi terbanyak pada dekade empat sampai dengan enam.
3. Jenis kelamin
Kejadian BSK berbeda antara laki-laki dan wanita. Pada laki-laki lebih sering terjadi
dibanding wanita 3:141. Khusus di Indonesia angka kejadian BSK yang sesungguhnya
belum diketahui, tetapi diperkirakan

paling tidak terdapat 170.000 kasus baru per

tahun10.
Serum testosteron menghasilkan peningkatan produksi oksalat endogen oleh hati.
Rendahnya serum testosteron pada wanita dan anak-anak menyebabkan rendahnya kejadan
batu saluran kemih pada wanita dan anak-anak.1

Beberapa faktor ekstrinsik diantaranya adalah:


1. Geografi
Pada beberapa daerah menunjukkan angka kejadian batu saluran kemihyang lebih tinggi
daripada daerah lain sehingga dikenal sebagi daerahstone belt (sabuk batu), sedangkan daerah
Bantu di Afrika Selatan hampirtidak dijumpai penyakit batu saluran kemih.
2. Iklim dan temperatur
Faktor iklim dan cuaca

tidak

berpengaruh

secara

langsung

namun ditemukan

tingginya batu saluran kemih pada lingkungan bersuhu tinggi. Selama musim panas
banyak ditemukan BSK. Temperatur yang tinggi akan meningkatkan keringat dan
meningkatkan konsentrasi air kemih. Konsentrasi air kemih yang meningkat akan
meningkatkan pembentukan kristal air kemih. Pada orang yang mempunyai kadar asam urat
tinggi akan lebih berisiko terhadap BSK
3. Asupan air
Kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium pada air yangdikonsumsi, dapat
meningkatkan insiden batu saluran kemih.
4. Diet
Diperkirakan diet sebagai faktor penyebab terbesar terjadinya batu saluran kemih. Diet
berbagai makanan dan minuman mempengaruhi tinggi rendahnya jumlah air kemih
dan substansi pembentukan batu yang berefek signifikan dalam terjadinya BSK. Bila
dikonsumsi berlebihan maka kadar kalsium dalam air kemih akan naik, pH air kemih
turun, dan kadar sitrat air kemih juga turun. Diet yang dimodifikasi terbukti dapat
mengubah komposisi air kemih dan risiko pembentukan batu16.
Kebutuhan protein untuk hidup normal per hari 600 mg/kg BB, bila berlebihan
maka risiko terbentuk batu saluran kemih akan meningkat. Protein hewani akan
menurunkan keasaman (pH) air kemih sehingga bersifat asam, maka protein hewani
tergolong acid ash food, Akibat reabsorbsi kalsium dalam tubulus berkurang sehingga
kadar kalsium air kemih naik. Selain itu hasil metabolisme protein hewani akan
menyebabkan kadar sitrat air kemih turun, kadar asam urat dalam darah dan air kemih
naik17. Konsumsi protein hewani berlebihan dapat juga menimbulkan kenaikan kadar
kolesterol dan memicu terjadinya hipertensi, maka berdasarkan hal tersebut diatas maka
konsumsi protein hewani berlebihan memudahkan timbulnya batu saluran kemih44.

Karbohidrat

tidak

mempengaruhi

terbentuknya

batu

kalsium

oksalat, sebagian

besar buah adalah alkali ash food (Cranberry dan kismis). Alkasi ash food akan
menyebabkan pH air kemih naik sehingga timbul batu kalsium oksalat. Sayur
so,

sawi,

daun

singkong

menyebabkan

bayam,

hiperkalsiuria. Sayuran yang mengandung

oksalat sawi bayam, kedele, brokoli, asparagus, menyebabkan hiperkalsiuria dan resorbsi
kalsium sehingga menyebabkan hiperkalsium

yang dapat menimbulkan batu kalsium

oksalat. Sebagian besar sayuran menyebabkan pH air kemih naik (alkaliash food)
sehingga menguntungkan, karena tidak memicu terjadinya batu kalsium oksalat. Sayuran
mengandung banyak serat yang dapat mengurangi penyerapan kalsium dalam usus,
sehingga mengurangi kadar kalsium air kemih yang berakibat menurunkan terjadinya
BSK39,27. Pada orang dengan konsumsi serat sedikit maka kemungkinan timbulnya batu
kalsium oksalat meningkat.
Serat akan mengikat kalsium dalam usus sehingga yang diserap akan berkurang dan
menyebabkan

kadar kalsium dalam air kemih berkurang. Sebagian besar

buah

merupakan alkali ash food yang penting untuk mencegah timbulnya batu saluran
kemih. Hanya sedikit buah yang bersifat acid ash food seperti kismis dan cranberi.
Banyak buah yang mengandung

sitrat terutama jeruk yang penting sekali

untuk

mencegah timbulnya batu saluran kemih, karena sitrat merupakan inhibitor

yang

paling

kuat.

Karena

itu

konsumsi

buah

akan

memperkecil kemungkinan

terjadinya batu saluran kemih. Beberapa studi telah dilakukan untuk mengetahui
hubungan antara tingginya asupan makanan dengan ekskresi kalsium dalam air kemih.
Pengaruh diet tinggi kalsium hanya 6% pada kenaikan kalsium air kemih45.
5. Pekerjaan
Penyakit ini sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya banyak duduk atau kurang
aktivitas atau sedentary life.
6. Stres
Diketahui pada orang-orang yang menderita stres jangka panjang, dapat meningkatkan
kemungkinan

terjadinya batu saluran kemih. Secara pasti mengapa stres dapat

menimbulkan batu saluran kemih belum dapat ditentukan secara pasti. Tetapi, diketahui
bahwa orang-orang yang stres dapat mengalami hipertensi, daya tahan tubuh rendah, dan
kekacauan metabolisme yang memungkinkan kenaikan terjadinya BSK1.
7. Olah raga
Secara khusus penelitian untuk mengetahui hubungan antara olah raga dan kemungkinan

timbul batu belum ada, tetapi memang telah terbukti BSK jarang terjadi pada orang
yang bekerja secara fisik dibanding orang yang bekerja di kantor dengan banyak duduk1.
8. Kegemukan (Obesitas)
Obesitas didefinisikan sebagai suatu keadaan peningkatan lemak tubuh baik diseluruh
tubuh maupun di bagian tertentu. Obesitas dapat ditentukan dengan pengukuran
antropometri

seperti IMT, distribusi lemak tubuh/ persen lemak tubuh melalui

pengukurang tebal lemak bawah kulit. Dikatakan obese jika IMT 25 kg/m2. Pada
penelitian kasus batu kalsium oksalat yang idiopatik didapatkan 59,2% terkena
kegemukan. Pada laki-laki yang berat badannya naik 15,9 kg dari berat badan waktu
umur 21 tahun mempunyai RR 1,39. Pada wanita yang berat badannya naik 15,9 kg dari
berat waktu berumur 18 tahun, RR 1,7. Hal ini disebabkan pada orang yang gemuk
pH air kemih turun, kadar asam urat, oksalat dan kalsium naik19,16.
9. Kebiasaan menahan buang air kemih
Kebiasaan menahan buang air kemih akan menimbulkan stasis air kemih yang dapat
berakibat timbulnya Infeksi Saluran Kemih (ISK). ISK yang disebabkan kuman pemecah
urea sangat mudah menimbulkan jenis batu struvit. Selain itu dengan adanya stasis air
kemih maka dapat terjadi pengendapan kristal1.
10. Tinggi rendahnya pH air kemih
Hal lain yang berpengaruh terhadap pembentukan batu adalah pH air kemih ( pH 5,2 pada
batu kalsium oksalat).
II.5. Patogenesis Pembentukan Batu Saluran Kemih
Pembentukan

batu

saluran

kemih

memerlukan

keadaan

supersaturasi dalam

pembentukan batu. Inhibitor pembentuk batu dijumpai dalam air kemih normal. Batu
kalsium oksalat dengan inhibitor sitrat dan glikoprotein. Beberapa promotor (reaktan)
dapat memacu pembentukan batu seperti asam urat, memacu pembentukan batu kalsium
oksalat. Aksi inhibitor dan reaktan belum diketahui sepenuhnya. Ada dugaan proses ini
berperan pada pembentukan

awal atau nukleasi kristal, progresi kristal atau agregasi

kristal. Penambahan sitrat dalam kompleks kalsium dapat mencegah agregasi kristal
kalsium oksalat dan mungkin dapat mengurangi risiko agregasi kristal dalam saluran

kemih10.

II. 6. Jenis-Jenis Batu Pada Saluran Kemih


Komposisi kimia yang terkandung
diketahui dengan menggunakan

dalam batu ginjal dan saluran kemih dapat

analisis kimia khusus untuk mengetahui adanya

kalsium, magnesium, amonium, karbonat, fosfat, asam urat oksalat dan sistin32.
1. Batu kalsium oksalat
Kalsium oksalat adalah yang paling banyak menyebabkan batu saluran kemih (70 75%),
batu terdiri dari kalsium oksalat, laki-laki 2 kali lebih sering daripada wanita. Angka
kejadian tertinggi usia 30-50 tahun. Batu kalsium oksalat terjadi karena proses
multifaktor, kongenital dan gangguan metabolik sering sebagai faktor penyebab. Dua
bentuk yang berbeda yaitu:
a. Whewellite (Ca Ox Monohidrate), berbentuk padat, warna cokat/ hitam dengan
konsentrasi asam oksalat yang tinggi pada air kemih.
b.

Kombinasi kalsium dan magnesium menjadi weddllite (Ca Ox Dihidrat): batu

berwarna kuning, mudah hancur daripada whewellite,

namun tipe ini memiliki

angka residif yang tinggi.


Batu kalsium oksalat dapat dianalisis melalui darah dan air kemih. Sering terjadi
gangguan metabolisme kalsium seperti hiperkalsiuria dan hiperkalsemia atau keduanya
(normal>2,5mmol/l). Gangguan metabolisme urat merupakan tanda pembentukan batu
kalsium oksalat, sehingga perlu diperhatikan bila kadar asam urat >6,4 mg/100 ml.
Peningkatan ekskresi asam oksalat terjadi pada 20-50%pasien dengan batu oksalat.
Tingginya ekskresi oksalat berhubungan dengan pembentukan batu rekuren. Sitrat dan
magnesium merupakan unsur penting yang dapat menghambat terjadinya kristalisasi.
Ekskresi yang rendah dari sitrat akan meningkatkan risiko pembentukan batu kalsium
oksalat32.

2. Batu asam urat


Lebih dari 15% batu saluran kemih dengan komposisi asam urat. Pasien biasanya berusia

60 tahun. Pada pasien berusia lebih muda biasanya juga menderita kegemukan. Laki-laki
lebih sering daripada wanita. Batu asam urat dibentuk hanya oleh asam urat. Diet
menjadi risiko penting terjadinya batu tersebut. Diet dengan tinggi protein dan purin
serta minuman beralkohol meningkatkan ekskresi asam urat sehingga pH air kemih
menjadi rendah.
Sebanyak 20-40% pasien pada Gout akan membentuk batu, oleh karena itu tingginya asam
urat yang berakibat hiperurikosuria. Batu asam urat ini adalah tipe batu yang dapat
dipecah dengan obat-obatan. Sebanyak 90% akan berhasil dengan terapi kemolisis.
Analisis darah dan air kemih pada batu asam urat:asam urat >380 mol/dl (6,4 mg/100
ml), pH air kemih 5,832.

1. Batu kalsium
fosfat Dua macam batu kalsium fosfat terjadi tergantung

suasana pH air kemih.

Karbonat apatite (dahllite) terbentuk pada pH>6,8 dengan konsentrasi kalsium yang tinggi
dan sitrat rendah. Seperti pada batu kalsium oksalat, batu kalsium fosfat juga merupakan
batu campuran. Terjadi pada suasana air kemih yang alkali atau terinfeksi. Terjadi
bersama dengan CaOx atau struvit. Brushite (kalsium hydrogen fosfat) terbentuk pada
pH air kemih 6,5-6,8 dengan konsentrasi kalsium dan fosfat yang tinggi. Batu ini
mempunyai sifat keras dan sulit dipecah dengan lithotripsy, cepat terbentuk dengan
angka kekambuhan yang tinggi. Sebanyak 1,5% monomineral, 0,5% campuran bersama
dengan CaOx.
Analisa darah dan air kemih menunjukkan hiperkalsemia(>2-2,5 mmol/l). Penyebab
terbentuknya batu kalsium oksalat renal tubular asidosis dan infeksi saluran kemih.
Kalsium dalam air kemih>2,5 mmol/liter dan pH air kemih>6,8) 32.

2. Batu struvit (magnesium-amonium fosfat)


Disebabkan karena infeksi saluran kemih oleh bakteri yang memproduksi urease ( proteus,
providentia, klebsiella dan psedomonas). Frekuensi 4-6%, batu struvit lebih sering
terjadi pada wanita daripada laki-laki. Infeksi saluran kemih terjadi karena tingginya
konsentrasi ammonium dan pH air kemih>7. Pada kondisi tersebut

kelarutan

fosfat

menurun

yang

berakibat

terjadinya

batu struvit

dan kristalisasi karbon apatite,

sehingga batu struvit sering terjadi bersamaan dengan batu karbonat apatite. Pada batu
struvit volume air kemih yang banyak sangat penting untuk membilas bakteri dan
menurunkan supersaturasi dari fosfat. Di samping pengobatan terhadap infeksinya,
membuat suasana air kemih menjadi asam dengan methionine sangat penting untuk
mencegah kekambuhan.
Analisis darah dan air kemih didapatkan pH air kemih >7, juga didapatkan infeksi pada
saluran kemih dan kadar ammonium dan fosfat air kemih yang meningkat32.

3. Batu Cystine
Batu Cystine terjadi pada saat kehamilan, disebabkan

karena gangguan ginjal.

Frekuensi kejadian 1-2%. Reabsorbsi asam amino, cystine, arginin, lysin dan ornithine
berkurang, pembentukan batu terjadi saat bayi, walaupun manifestasi paling banyak
terjadi pada dekade dua. Disebabkan faktor keturunan dengan kromosom autosomal
resesif,

terjadi

gangguan

transport

amino

cystine,

lysin, arginin dan ornithine.

Memerlukan pengobatan seumur hidup. Diet mungkin menyebabkan pembentukan batu,


pengenceran air kemih yang rendah dan asupan protein hewani yang tinggi menaikkan
ekskresi cystine dalam air kemih. Penting apabila produksi air kemih melebihi 3
liter/hari. Alkalinisasi air kemih dengan meningkatkan

pH

7,5-8

akan

sangat

bermanfaat untuk menurunkan ekskresi cystine dengan tiopron dan asam askorbat.
Analisis darah dan air kemih menunjukkan

cystein darah dalam batas normal,

cystine air kemih 0,8 mmol/hari. Kalsium, oksalat dan urat meningkat. Komposisi batu
dari hasil pemeriksaan laboratorium adalah:

II.

7. Manifestasi Klinis
Batu pada kaliks ginjal memberikan rada nyeri ringan sampai berat karena distensi dari
kapsul ginjal. Begitu juga baru pada pelvis renalis, dapatbermanifestasi tanpa gejala sampai
dengan gejala berat. Umumnya gejala batu saluran kemih merupakan akibat obstruksi aliran
kemih dan infeksi. Keluhanyang disampaikan oleh pasien tergantung pada posisi atau letak
batu, besar batu,dan penyulit yang telah terjadi.
Keluhan yang paling dirasakan oleh pasien adalah nyeri pada pinggang. Nyeri ini mungkin
bisa merupakan nyeri kolik ataupun bukan kolik. Nyeri kolik terjadi karena aktivitas

peristaltik otot polos sistem kalises ataupun ureter meningkat dalam usaha untuk
mengeluarkan batu dari saluran kemih. Peningkatan peristaltik itu menyebabkan tekanan
intraluminalnya meningkat sehingga terjadi peregangan dari terminal saraf yang memberikan
sensasi nyeri. Nyeri ini disebabkan oleh karena adanya batu yang menyumbat saluran kemih,
biasanya pada pertemuan pelvis ren dengan ureter (ureteropelvic junction), dan ureter. Nyeri
bersifat tajam dan episodik di daerah pinggang (flank) yang sering menjalar ke perut, atau
lipat paha, bahkan pada batu ureterdistal sering ke kemaluan. Mual dan muntah sering
menyertai keadaan ini.
Nyeri non kolik terjadi akibat peregangan kapsul ginjal karena terjadi hidronefrosis atau
infeksi pada ginjal. Pada pemeriksaan fisik mungkin didapatkan nyeri ketok pada daerah
kosto-vertebra, teraba ginjal pada sisi sakit akibat hidronefrosis, terlihat tanda-tanda gagal
ginjal, retensi urine, dan jika disertai infeksi didapatkan demam-menggigil.
Gejala-gejala BSK antara lain:
1. BSK bagian atas seringkali menyebabkan nyeri karena turunnya BSK ke ureter yang
sempit. Kolik ginjal dan nyeri ginjal adalah dua tipe nyeri yang berasal dari ginjal. BSK
pada kaliks dapat menyebabkan obstruksi, sehingga memberikan gejala kolik ginjal,
sedangkan BSK non obstruktif hanya memberikan gejala nyeri periodik. Batu pada
pelvis renalis dengan diameter lebih dari 1 cm umumnya menyebabkan obstruksi pada
uretropelvic juction sehingga menyebabkan nyeri pada tulang belakang.

Nyeri tersebut

akan dijalarkan sepanjang perjalanan ureter dan testis. Pada BSK ureter bagian tengah
akan dijalarkan di daerah perut bagian bawah, sedangkan pada BSK distal, nyeri
dijalarkan ke suprapubis vulva (pada wanita) dan skrotum pada (pria).
2. Hematuria
Pada penderita BSK seringkali terjadi hematuria (air kemih berwarna seperti air teh)
terutama pada obstruksi ureter.
3. Infeksi
BSK jenis apapun seringkali berhubungan dengan infeksi sekunder akibat obstruksi
dan stasis di proksimal dari sumbatan. Keadaan yang cukup berat terjadi apabila
terjadi pus yang berlanjut menjadi fistula renokutan.
4. Demam
Adanya demam yang berhubungan dengan BSK merupakan kasus darurat karena
dapat menyebabkan urosepsis.
5. Mual dan muntah

Obstruksi saluran kemih bagian atas seringkali menyebabkan mual dan muntah, dapat juga
disebabkan oleh uremia sekunder38.

II.

8. Diagnosis
Selain pemeriksaan melalui anamnesis dan jasmani untuk menegakkan diagnosis, penyakit
batu perlu ditunjang dengan pemeriksaan radiologik, laboratorium dan penunjang lain untuk
menentukan kemungkinan adanya obstruksi saluran kemih, infeksi dan gangguan faal ginjal.
Secara radiologik, batu dapat radioopak atau radiolusen. Sifat radioopak ini berbeda untuk
berbagai jenis batu sehingga dari sifat ini dapat diduga jenis batu yang dihadapi.
Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk mencari kelainan kemih yang dapat menunjang
adanya batu di saluran kemih, menentukan fungsi ginjal,dan menentukan sebab terjadinya
batu.Pemeriksaan renogram berguna untuk menentukan faal kedua ginjal secara terpisah pada
batu ginjal bilateral atau bila kedua ureter tersumbat total.Cara ini dipakai untuk memastikan
ginjal yang masih mempunyai sisa faal yang cukup sebagai dasar untuk melakukan tindak
bedah pada ginjal yang sakit.Pemeriksaan ultrasonografi dapat untuk melihat semua jenis
batu, menentuka nruang dan lumen saluran kemih, serta dapat digunakan untuk menentukan
posisibatu selama tindakan pembedahan untuk mencegah tertingggalnya batu.
II. 10 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk penegakkan diagnosis dan rencana terapi
antara lain Foto Polos Abdomen Pembuatan foto polos abdomen bertujuan untuk melihat
kemungkinan adanya batu radio opak di saluran kemih. Batu-batu jenis kalsium oksalat dan
kalsium fosfat bersifat radio opak dan paling sering dijumpai diantara batu lain, sedangkan
batu asam urat bersifat non opak (radio lusen).Urutan radio opasitas beberapa batu saluran
kemih seperti pada tabel 1
Jenis Batu
Kalsium
MAP
Urat/Sistin

Radioopasitas
Opak
Semiopak
Non opak

Tabel 1. Urutan Radioopasitas Beberapa Jenis Batu Saluran Kemih.

2. Pielografi Intra Vena (PIV)


Pemeriksaan ini bertujuan menilai keadaan anatomi dan fungsi ginjal. Selain itu PIV dapat

mendeteksi adanya batu semi-opak ataupun batu nonopak yang tidak dapat terlihat oleh foto
polos abdomen. Jika PIV belum dapat menjelaskan keadaan sistem saluran kemih akibat
adanya

penurunanfungsi

ginjal,

sebagai

penggantinya

adalah

pemeriksaan

pielografiretrograd.
3.Ultrasonografi
USG dikerjakan bila pasien tidak mungkin menjalani pemeriksaan PIV,yaitu pada keadaankeadaan: alergi terhadap bahan kontras, faal ginjal yang menurun, dan pada wanita yang
sedang hamil. Pemeriksaan USG dapat menilai adanya batu di ginjal atau di buli-buli (yang
ditunjukkan sebagai echoic shadow), hidronefrosis, pionefrosis, atau pengkerutan ginjal.
4. Pemeriksaan Mikroskopik Urin, untuk mencari hematuria dan Kristal.
5. Renogram, dapat diindikasikan pada batu staghorn untuk menilai fungsiginjal.
6. Analisis batu, untuk mengetahui asal terbentuknya.
7. Kultur urin, untuk mecari adanya infeksi sekunder.
8. DPL, ureum, kreatinin, elektrolit, kalsium, fosfat, urat, protein, fosfatasealkali serum.
IX. Terapi Batu Saluran Kemih
Secara umum terapi batu saluran kemih adalah sebagai berikut:
1. Pengenceran air kemih
Terapi terpenting terhadap terbentuknya batu adalah pengenceran air kemih. Air
kemih akan encer apabila dalam waktu 24 jam jumlah air kemih antara 2-2,5

liter.

Tergantung dari suhu lingkungan dan aktivitas fisik. Biasanya minum antara 2-3
liter untuk mendapatkan volume tersebut.
Pengenceran air kemih harus dilakukan tanpa mengubah komposisi dari air kemih
sehingga ditekankan untuk memilih minuman dengan pertimbangan jumlah kalorinya:
a. Jumlah yang diminum 2,5-3 liter per hari dengan air kemih 2,5 liter per hari.
b. Air yang diminum harus terdistribusi sepanjang hari, minum 2 cangkir setiap 2 jam
dan minum sebelum tidur dan setelah buang air kecil.
c. Jenis minuman yang sesuai fruit tea, herba tea, air mineral bergaram rendah. d.
Minuman yang kurang sesuai kopi, teh pahit, jus buah yang pekat.
e. Minuman yang tidak sesuai minuman yang beralkohol, cola, lemon17.
2. Perubahan Pola makan
Kebiasaan diet yang tidak sesuai dapat meningkatkan risiko pembentukan batu. Diet

seharusnya terdiri dari bahan-bahan alami yang direkomendasikan adalah buah segar,
sayuran dan selada, lemak nabati dan susu rendah lemak. Sedangkan yang dibatasi adalah
daging, ikan, sosis sebesar 150 gr per hari, sedangkan yang dihindari adalah lemak dan
gula serta garam yang terlalu banyak16.
URETEROLITHIASIS
Ureterolithiasis adalah kalkulus atau batu di dalam ureter. Batu ureter pada umumnya berasal
dari batu ginjal yang turun ke ureter.
Patofisiologi
Batu pada ureter umumnya berasal dari batu pada ginjal yang tidak terlalu besar yang turun.
Pembentukan batu biasanya dimulai di kaliks dan pelvis, kemudian dapat menyebar ke ureter
dan vesika urinaria. Dapat juga terbentuk di saluran kemih bagian bawah. Sehingga
komposisinya sama dengan batu ginjal. Batu berukuran kecil (<5mm) dapat keluar spontan
sedangkan yang berukuran lebih besar menetap dalam ureter periureteritis dan obstruksi
kronis (hidronefrosis).
Epidemiologi
Penyakit ini dapat menyerang penduduk di seluruh dunia. Angka kejadian penyakit ini tidak sama di berbagai
belahan bumi. Di negara-negara berkembang banyak dijumpai pasien batu buli-buli sedangkan di
negara maju lebih banyak dijumpai penyakit batu saluran kemih bagian atas; hal ini karena
adanya pengaruh status gizi dan aktivitas pasien sehari-hari. Di Amerika Serikat 5 10% penduduknya
menderita penyakit ini, sedangkan di seluruh dunia rata-rata terdapat 1 12 % penduduk menderita
batu saluran kemih.
Gambaran Klinis

Keluhan yang disampaikan oleh pasien tergantung pada : posisi atau letak batu, besar batu.
Gerakan peristaltik ureter mencoba mendorong batu ke distal, sehingga menimbulkan
kontraksi yang kuat dan dirasakan sebagai nyeri yang hebat (kolik). Nyeri ini dapat menjalar
hingga ke perut bagian depan, perut bagian bawah, daerah inguinal, dan samapi ke kemaluan.
Batu yang terletak di sebelah distal ureter dirasakan oleh pasien sebagai nyeri pada saat
kencing atau sering kencing. Batu yang berukuran kecil (<5mm) pada umumnya dapat keluar
dengan spontan sedangkan yang lebih besar seringkali tetap berada di ureter dan
menyebabkan

reaksi

peradangan

serta

menimbulkan

obstruksi

kronik

berupa

hidroureter/hidronefrosis.
1. Anamnesis
Nyeri perut bagian kanan bawah, nyeri pinggang, nyeri saat miksi, mual, hematuri
2. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Terlihat pembesaran pada daerah pinggang atau abdomen sebelah atas. Pembesaran ini
mungkin karena hidronefrosis.
Palpasi
Ditemukan nyeri tekan pada abdomen sebelah atas. Bisa kiri, kanan atau dikedua belah
daerah pinggang. Pemeriksaan bimanual dengan memakai dua tangan atau dikenal juga
dengan nama tes Ballotement. Ditemukan pembesaran ginjal yang teraba disebut Ballotement
positif.
Perkusi
Ditemukan nyeri ketok pada sudut kostovertebra yaitu sudut yang dibentuk oleh kosta
terakhir dengan tulang vertebra.
3. Pemeriksaan penunjang

Laboratorium
a) Urinalisis
Makroskopik didapatkan hematuria.
Mikroskopik ditemukan sedimen urin yang menunjukkkan adanya leukosituria, kristal-kristal
pembentuk batu.

Pemeriksaan kimiawi ditemukan pH urin lebih dari 7,6 menunjukkan adanya pertumbuhan
kuman pemecah urea dan kemungkinan terbentuk batu fosfat. Bisa juga pH urin lebih asam
dan kemungkinan terbentuk batu asam urat.

Pemeriksaan kultur urin menunjukkan adanya pertumbuhan kuman pemecah urea.


Pemeriksaan Faal Ginjal. Pemeriksaan ureum dan kreatinin adalah untuk melihat fungsi
ginjal baik atau tidak. Pemeriksaan elektrolit untuk memeriksa factor penyebab timbulnya
batu antara lain kadar kalsium, oksalat, fosfat maupun urat di dalam urin.
b) Pemeriksaan Darah Lengkap
Dapat ditemukan kadar hemoglobin yang menurun akibat terjadinya hematuria. Bisa juga
didapatkat jumlah lekosit yang meningkat akibat proses peradangan di ureter.
Radiologis
Foto BNO-IVP untuk melihat lokasi batu, besarnya batu, apakah terjadi bendungan atau
tidak. Pada foto BNO batu yang dapat dilihat disebut sebagai batu radioopak, sedangkan batu
yang tidak tampak disebut sebagai batu radiolusen, berikut ini adalah urutan batu menurut
densitasnya, dari yang paling opak hingga yang paling bersifat radiolusen : calsium fosfat,
calsium oxalat, magnesium amonium fosfat, sistin, asam urat, xantine.
Jenis Batu
Kalsium
Magnesium Amonium Fosfat
Urat/Sistin

Radioopasitas
Opak
Semiopak
Non opak

IVP (Intravena Pielografi)


Pemeriksaan ini bertujuan menilai keadaan anatomi dan fungsi ginjal. Juga untuk mendeteksi
adanya batu semi-opak ataupun batu non-opak yang tidak terlihat oleh foto polos abdomen.
Ultrasonografi
USG dikerjakan bila tidak mungkin menjalani pemeriksaan PIV yaitu pada keadaan seperti
alergi terhadap bahan kontras, faal ginjal yang menurun dan pada wanita yang sedang hamil.
Terlihat gambaran echoic shadow jika terdapat batu.
Ct scan
Tehnik CT scan adalah tehnik pemeriksaan yang paling baik untuk melihat gambaran semua
jenis batu dan juga dapat terlihat lokasi dimana terjadinya obstruksi
Penatalaksanaan
Medikamentosa
Jenis

Faktor

Penyebab Jenis

Batu
Kalsium

Timbulnya
Hiperkalsiuri

Tindakan
Natrium

absorbtif

fosfat

Obat

/ Mekanisme

Kerja

Obat
selulosa Mengikat Ca dalam

Thiazide
Orthofosfat

usus
Reabsorbsi Ca di
tubulus
Sintesa vitamin D
Urine inhibitor
Reabsorbsi Ca di

Hiperkalsiuri renal

Thiazide

Hiperkalsiuri

Paratiroidektomi

tubulus
Resorpsi Ca dari

Potasium sitrat

tulang
pH

Magnesium sitrat

urine
Mg urine

resorptif
Hipositraturi
Hipomagnesiuri

sitrat

Ca

Hiperuriosuri

Hiperoksaluria

Allopurinol

Urat

Potasium Alkali

pH

Allopurinol

Urat

Pyridoxin
MAP

Infeksi

Kalsium suplemen
Antibiotika
AHA

Urat

Eradikasi

infeksi,

(amino urease inhibitor

Dehidrasi

hydroamic acid)
Hidrasi cukup

Meningkatkan pH

(pH urin turun)

Potasium alkali

Menurunkan Urat

Hiperurikosuri

Allopurinol

ESWL (Extracorporeal Shockwave Lithotripsi)


Alat ESWL adalah pemecah batu yang diperkenalkan pertama kali oleh
Caussy pada tahun 1980. Alat ini dapat memecah batu ginjal, batu ureter
proksimal, atau batu buli-buli tanpa melalui tindakan invasif atau
pembiusan. Batu dipecah menjadi fragmen-fragmen kecil sehingga mudah
dikeluarkan melalui saluran kemih.
Endourologi
1). Ureteroskopi atau uretero-renoskopi : memasukkan alat ureteroskopi
guna melihat keadaan ureter atau sistem pielokaliks ginjal. Dengan
memakai energi tertentu, batu yang berada di dalam ureter maupun
sistem pelvikalises dapat dipecah melalui tuntunan ureteroskopi atau
uretero-renoskopi ini.
2). Ekstraksi Dormia : mengeluarkan batu ureter dengan menjaringnya
dengan keranjang Dormia.
Bedah Laparoskopi

Pembedahan laparoskopi untuk mengambil batu saluran kemih saat ini


sedang berkembang. Cara ini banyak dipakai untuk mengambil batu
ureter.
Bedah terbuka
Ureterolitotomi : mengambil batu di ureter.
Non medikamentosa
Beberapa diet yang dianjurkan untuk mengurangi kekambuhan adalah (1) rendah protein,
karena protein memacu ekskresi kalsium urine dan menyebabkan pH urin meningkat, (2)
rendah oksalat, (3) rendah garam karena natriuresis akan memacu timbulnya hiperkalsiuri,
dan (4) rendah purin.
CYSTITIS
. Pengertian
Chystitis adalah inflamasi kandung kemih yang disebabkan oleh infeksi bakteri
(biasanya escherichia coli) yang menyebar dari uretra atau karena respon alergik atau akibat
iritasi mekanis pada kandung kemih (Sloane, 2004). Chystitis juga merupakan inflamasi
kandung kemih yang paling sering disebabkan oleh infeksi asenden dari uretra, dimana ada
aliran balik urin dari uretra ke dalam kandung kemih (refluks uretrovesikal), kontaminasi
fekal, atau penggunaan kateter atau sistoskop (Baughman & Hackley, 2000). Menurut
Tambayong (2000), chystitis atau radang kandung kemih lebih sering terdapat pada
wanita daripada pria, karena dekatnya muara uretra dan vagina dengan daerah anal.
Organisme gram negatif dapat sampai ke kandung kemih selama bersetubuh, trauma uretra,
atau karena kurang higienis.

Biasanya organisme ini

cepat dikeluarkan

sewaktu

berkemih (miksi). Pada pria, sekret prostat memiliki sifat antibakterial.


B. Etiologi
Pada umumnya disebabkan oleh basil gram negatif Escheriachia Coli yang dapat
menyebabkan kira-kira 90% infeksi akut pada penderita tanpa kelainan urologis atau
kalkuli. Batang gram negatif lainnya termasuk proteus, klebsiella, enterobakter, serratea,

dan pseudomonas bertanggung jawab atas sebagian kecil infeksi tanpa komplikasi.
Organisme-organisme ini dapat dapat menjadi bertambah penting pada infeksi-infeksi
rekuren dan infeksi-infeksi yang berhubungan langsung dengan manipulsi urologis, kalkuli
atau obstruksi. Pada wanita biasanya karena bakteri-bakteri daerah vagina ke arah uretra atau
dari meatus terus naik ke kandumg kemih dan mungkin pula karena renal infeksi tetapi yang
tersering disebabkan karena infeksi E.coli. Pada pria biasanya sebagai akibat dari
infeksi di ginjal, prostat, atau oleh karena adanya urin sisa (misalnya karena hipertropi
prostat, striktura uretra, neurogenik bladder) atau karena infeksi dari usus. Jalur infeksi :

Tersering dari uretra, uretra wanita lebih pendek membuat penyakit ini lebih
sering ditemukan pada wanita.

Infeksi ginjal yang sering meradang, melalui urin dapat masuk ke kandung
kemih.

Penyebaran infeksi secara lokal dari organ lain dapat mengenai kandung kemih
misalnya appendiksitis.

Pada laki-laki prostat merupakan sumber infeksi.


Jalur

utama

infeksi

yang

terjadi

pada

sistitis

adalah

ascending melalui

periurethral/vaginal dan flora pada tinja. Mikroorganisme penyebab utama adalah E.coli,
Enterococci, Proteus, dan Stafilokokus aureus yang masuk ke dalam buli-buli melalui
uretra. Selain akibat infeksi, inflamasi pada buli-buli juga disebabkan oleh bahan kimia,
seperti deodorant, detergent, atau obat-obatan yangdimasukkan intravesika untuk terapi
kanker buli-buli (siklofosfamid). Sistitis disebabkan oleh menyebarnya infeksi dari uretra.
Hal ini disebabkan oleh aliran balik urin dari uretra ke dalam kandung kemih,
kontaminasi fekal, pemakaian kateter atau sitoskopi (Sloane, 2004).
Etiologi dari Etiologi dari cystitis berdasarkan jenisnya menurut Taber (1994), yaitu :
a. Infeksi
Bakteri
Kebanyakan berasal dari bakteri Escherichia coly yang secara normal terletak

pada

gastrointestinal. Pada beberapa kasus infeksi yang berasal dari retra dapat menuju
ginjal. Bakteri lain yang bisa menyebabkan infeksi adalah Enterococcus, Klebsiella,
Proteus, Pseudomonas, dan Staphylococcus.
Jamur
Infeksi jamur, penyebabnya misalnya Candida.
Virus dan parasit

Infeksi

yang

disebabkan

olehvirus

dan

parasit

jarang

terjadi. Contohnya

adalah trichomonas, parasit ini terdapat dalam vagina, juga dapat berada dalam urin.
b. Non infeksi :
Paparan bahan kimia, contohnya obat-obatan (misalnya cyclophosphamide/cytotaxan,
Procycox).
Radio terapi.
Reaksi imunologi, biasanya pada pasien SLE (Systemic Lupus Erytematous).
C. Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi untuk chystitis adalah bersetubuh, kehamilan, kandung kemih
neurogenis, keadaan-keadaan obsdtruktif, dan diabetes mellitus (Tambayong, 2000). Pada
umumnya faktor-faktor resiko yang berhubungan dengan perkembangan infeksi saluran
kemih adalah :
a. Wanita cenderung mudah terserang dibandingkan dengan laki-laki. Faktor-faktor
postulasi dari tingkat infeksi yang tinggi terdiri dari urethra dekat kepada rektum dan
kurang proteksi sekresi prostat dibandingkan dengn pria.
b. Abnormalitas struktural dan fungsional mekanisme yang berhubungan termasuk
stasis urin yang merupakan media untuk kultur bakteri, refluks urin yang infeksi
lebih
c.
d.
e.
f.
g.

tinggi

pada

saluran

kemih

dan

peningkatan tekanan

hidrostatik.

Contoh : strikur, anomali ketidak sempurnaan hubungan uretero vesicalis.


Obstruksi
Contoh : tumor, hipertofi prostat, calculus, sebab-sebab iatrogenic.
Gangguan inervasi kandung kemih
Contoh : Malformasi sum-sum tulang belakang kongenital, multiple sklerosi.
Penyakit kronis
Contoh : Gout/asam urat, DM, hipertensi, Penyakit Sickle cell
Instrumentasi
Contoh : prosedur kateterisasi.
Penggunaan fenasetin secara terus menerus dan tidak pada tempatnya.

D. Patofisiologi
Chystitis merupakan infeksi saluran kemih bagian bawah yang secara umum
disebabkan oleh bakteri gram negatif yaitu Escheriachia Coli peradangan timbul dengan
penjalaran secara hematogen ataupun akibat obstruksi saluran kemih bagian bawah, baik akut
maupun kronik dapat bilateral maupun unilateral. Kemudian bakteri tersebut berekolonisasi
pada suatu tempat misalkan pada vagina atau genetalia eksterna menyebabkan organisme
melekat dan berkolonisasi disuatu tempat di periutenial dan masuk ke kandung kemih.

Kebanyakan saluran infeksi kemih bawah ialah oleh organisme gram negatif seperti E.
Colli, Psedomonas, Klebsiela, Proteus yang berasal dari saluran intestinum orang itu sendiri
dan turun melalui urethra ke kandung kencing. Pada waktu mikturisi, air kemih bisa
mengalir kembali ke ureter (Vesicouretral refluks) dan membawa bakteri dari kandung
kemih ke atas ke ureter dan ke pelvis renalis. Kapan saja terjadi urin statis seperti
maka bakteri mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk bertumbuh dan menjadikan
media yang lebih alkalis sehingga menyuburkan pertumbuhannya. Infeksi saluran kemih
dapat

terjadi

jika

resistensi

dari orang itu terganggu. Faktor-faktor utama dalam

pencegahan infeksi saluran kemih adalah integritas jaringan dan suplai darah. Retak dari
permukaan lapisan jaringan mukosa memungkinkan bakteri masuk menyerang jaringan dan
menyebabkan infeksi. Pada kandung kemih suplai darah ke jaringan bisa berkompromi
bila tekanan di dalam kandung kemih meningkat sangat tinggi (Tambayong,

2000).

Masuknya mikroorganisme ke dalam saluran kemih dapat melalui :


1. Penyebaran endogen yaitu kontak langsung dari tempat terdekat saluran kemih yang
terinfeksi.
2. Hematogen yaitu penyebaran mikroorganisme patogen yang masuk melalui
darah yang terdapat kuman penyebab infeksi saluran kemih yang masuk melalui
darah dari suplai jantung ke ginjal.
3. Limfogen yaitu kuman masuk melalui kelenjar getah bening yang disalurkan
melalui helium ginjal.
4. Eksogen sebagai akibat pemakaian alat berupa kateter atau sistoskopi.
Menurut Tiber (1994), agen infeksi kebanyakan disebabkan oleh bakteri E. coly. Tipikal
ini berada pada saluran kencing dari uretra luar sampai ke ginjal melalui penyebaran
hematogen, lymphogendan eksogen. Tiga faktor yang mempengaruhi terjadnya infeksi
adalah virulensi (kemampuan untuk menimbukan penyakit) dari organisme, ukuran dari
jumlah mikroorganisme yang masuk dalam tubuh, dan keadekuatan dari mekanisme
pertahanan

tubuh.

Terlalu

banyaknya

bakteri

yang menyebabkan infeksi dapat

mempengaruhi pertahanan tubuh alami pasien. Mekanisme pertahanan tubuh merupakan


penentu terjadinya infeksi, normalnya urin dan bakteri tidak dapat menembus dinding
mukosa bladder. Lapisan mukosa bladder tersusun dari sel-sel urotenial yang memproduksi
mucin yaitu unsur yang membantu mempertahankan integritas lapisan bladder dan
mencegah kerusakan serta inflamasi bladder. Mucin juga mencegah bakteri melekat pada
selurotelial. Selain itu pH urine yang asam dan penurunan/kenaikan cairan dari konstribusi
urin dalam batas tetap, berfungsi untuk mempertahankan integritas mukosa, beberapa

bakteri dapat masuk dan sistem urin akan mengeluarkannya.


Bentuk anatomi saluran kencing, keduanya mencegah dan merupakan konstribusi yang
potensial untuk perkembangan UTI (Urinary Tract Infection). Urin merupakan produk yang
steril, dihasilkan dari ultrafiltrasi darah pada glumerolus dari nepron ginjal, dan
dianggap sebagai sistem tubuh yang steril. Tapi uretra merupakan pintu masuk bagi
pathogen yang terkontaminasi. Selain itu pada wanita 1/3 bagian distal uretra disertai
jaringan periuretral dan vestibula vaginalis banyak dihuni bakteri dari usus karena letak
anus tidak jauh dari tempat tersebut. Kolonisasi basi pada wanita di daerah tersebut
diduga karena perubahan flora normal dari daerah perineum, berkurangnya antibody
normal, dan bertambahnya daya lekat oeganisme pada sel spitel pada wanita. Cystitis
lebih banyak pada wanita dari pada laki-laki, hal ini karena uretra wanita lebih pendek dan
lebih dekat dengan anus. Mikroorganisme naik ke bledder pada waktu miksi karena tekanan
urine. Dan selama miksi terjadi refluks ke dalam kandung kemih setelah mengeluarkan
urine.
E. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala ISK pada bagian bawah (sistitis) adalah nyeri yang sering dan rasa
panas ketika berkemih (disuria), spasame pada area kandung kemih dan suprapubis,
hematuria (disertai darah dalam urin), urgensi (terdesak rasa ingin berkemih), nokturia
(sering berkemih pada malam hari), piuria (adanya sel darah putih dalam urin), dan nyeri
punggung (Sloane, 2004). Menurut Taber (1994), secara umum tandan dan gejala
cystitis adalah :

Disuria.
Rasa panas seperti terbakar saat kencing.
Ada nyeri pada tulang punggung bagian bawah.
Urgensi (rasa terdesak saat kencing).
Nokturia (cenderung sering kencing pada malam hari akibat penurunan

kapasitas kandung kemih).


Pengosongan kanding kemih yang tidak sempurna.
Inkontinensia (keluarnya urin tanpa disengaja atau sulit ditahan).
Retensi, yaitu suatu keadaan penumpukan urin di kandung kemih dan tidak
mempunyai kemampuan untuk mengosongkannya.
Nyeri suprapubik

Diagnosa berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.


Anamnesis
Batu Buli-buli
Pada anak-anak ditemukan rasa sakit pada saat BAK, sehingga anak menangis dan
menarik-narik penisnya, kadang-kadang dapat terjadi prolaps ani. Biasanya anak akan
mengambil posisi tertentu yang memungkinkan urin keluar.
Pada orang dewasa, terdapat TRIAS : hematuria, disuria, dan gangguan pancaran.
Nyeri dapat hilang pada perubahan posisi.
Jika batu sudah masuk kedalam uretra, maka akan terjadi retensio urin.
Batu Ureter
Gerakan pristaltik ureter mencoba mendorong batu ke distal, sehingga
menimbulkan kontraksi yang kuat dan dirasakan sebagai nyeri hebat (kolik). Nyeri ini
dapat menjalar hingga ke perut bagian depan, perut sebelah bawah, daerah inguinal, dan
sampai ke kemaluan.Batu yang terletak di sebelah distal ureter dirasakan oleh pasien
sebagai nyeri pada saat kencing atau sering kencing. Batu yang ukurannya kecil (<5 mm)
pada umumnya dapat keluar spontan sedangkan yang lebih besar seringkali tetap berada
di ureter dan menyebabkan reaksi peradangan (periureteritis) serta menimbulkan
obstruksi kronik berupa hidroureter/hidronefrosis, sering disertai perut kembung, mual
dan muntah, hematuria.

Batu Ginjal

Tidak mempunyai keluhan yang khas.


Keluhan dapat timbul karena :
a. Infeksi (pielonefritis)
b. Batu masuk ke ureter
Peradangan pelvokalises.
Perlu ditanya usia penderita, tingkat social, riwayat keluar batu dan diet.
Pemeriksaan fisik berdasarka pada survei umum dapat menunjukkan :

Nyeri. Batu dalam pelvis ginjal menyebabkan nyeri pekak dan konstan. Batu ureteral

menyebabkan nyeri jenis kolik berat dan hilang timbul yang berkurang setelah batu lewat.
Mual dan muntah serta kemungkinan diare
Perubahan warna urine atau pola berkemih, Sebagai contoh, urine keruh dan bau
menyengat bila infeksi terjadi, dorongan berkemih dengan nyeri dan penurunan haluaran
urine bila masukan cairan tak adekuat atau bila terdapat obstruksi saluran perkemihan dan
hematuri bila terdapat kerusakan jaringan ginjal

Anda mungkin juga menyukai