I
S
U
S
U
N
O
L
E
H
BERTHA GLORIA
KELAS : XI MIPA
MAPEL : BIOLOGI
Pengaruh pola hidup terhadap kelainan pada struktur fungsi
organ yang menyebabkan gangguan pada sistem Ekskresi dan
kaitannya dengan teknologi.
Batu Ginjal
Istilah medis dari penyakit batu ginjal adalah nefrolitiasis atau urolitiasis.
Sesuai dengan namanya, batu ginjal adalah penyakit yang disebabkan oleh mengerasnya kandungan
garam dan mineral di dalam organ tubuh tersebut hingga berbentuk menyerupai batu.
Tidak hanya pada ginjal, endapan tersebut bisa terjadi di sepanjang saluran urine, seperti ureter (saluran
yang membawa urine dari ginjal ke kandung kemih), kandung kemih, serta uretra (saluran yang
mengeluarkan urine dari tubuh).
Karena itulah, batu ginjal dapat terasa menyakitkan terutama saat penderitanya sedang buang air kecil.
Batu ginjal adalah salah satu penyakit ginjal yang menyebabkan terbentuknya zat dari urine si pengidap
yang berbentuk seperti batu. Penyakit batu ginjal atau kencing batu ini biasanya berukuran kecil atau
mencapai sekitar beberapa inci. Sementara ukuran batu yang lebih besar yang mengisi saluran yang
membawa kencing dari ginjal ke kandung kemih disebut batu staghorn.
Sepertiga dari orang-orang di dunia memiliki kondisi adanya batu pada ginjal mereka, tapi hanya
setengahnya yang punya gejala batu ginjal. Pengidap batu ginjal akan merasakan sakit luar biasa (urinary
colic) yang datang dan pergi, dan bergerak dari bagian samping belakang (flank) ke bagian bawah perut
(abdomen).
Penyebab Batu Ginjal
Batu ginjal adalah masalah pada organ ginjal yang disebabkan oleh tingginya kadar zat kimia pembentuk
kristal dalam urine, yaitu asam urat, kalsium fosfat dan kalsium oksalat. Zat-zat ini sulit dihancurkan oleh
cairan pada urine.
Apabila terus menumpuk, zat kimia tersebut dapat membentuk kristal yang menyerupai batu. Selain itu,
terbentuknya batu ginjal juga bisa disebabkan oleh kekurangan zat yang mencegah pembentukan kristal
dalam urine.
Apabila batu ginjal dari seorang pasien didapati berukuran kecil dan berdiameter di bawah 4 milimeter,
dokter umumnya akan menyarankan pengobatan mandiri berupa mengonsumsi air mineral setidaknya 2
liter sehari dan meresepkan obat pereda nyeri. Jika kencing batu yang disebabkan oleh batu kristal di
ginjal menimbulkan infeksi yang semakin parah, maka pengidap harus segera menemui dokter. Gejala
yang menunjukkan kondisi penyakit ginjal yang semakin parah antara lain meriang, demam, berkeringat,
dan buang air kecil yang sering, mendesak, serta terasa sakit.
Namun, jika batu ginjal berukuran besar dan berdiameter di atas 6 milimeter, dokter akan melakukan
beberapa penanganan medis, di antaranya:
1). ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy)
Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy atau ESWL adalah pilihan pengobatan yang biasanya disarankan
bagi pasien dengan keluhan sakit batu ginjal. ESWL merupakan alternatif pembuangan batu ginjal tanpa
tindakan pembedahan.
ESWL adalah kumpulan gelombang kejut yang dihasilkan oleh mesin yang disebut lithotripter.
Cara kerja ESWL adalah gelombang kejut difokuskan oleh sinar-X ke batu ginjal dan berjalan ke tubuh
melalui kulit dan jaringan, mencapai batu di mana mereka memecahnya menjadi fragmen kecil.
Selama beberapa minggu setelah perawatan, potongan-potongan kecil itu dikeluarkan dari tubuh dalam
urine. Oleh karenanya, tindakan ESWL cocok untuk pasien yang memiliki batu ginjal dengan ukuran
diameter maksimal 2 cm.
Walaupun cukup efektif untuk pasien dengan sakit kandung kemih akibat sumbatan batu ginjal, namun
pengobatan ini tidak disarankan untuk pasien dengan kondisi antara lain:
➢ Setelah prosedur ESWL dijalankan, pasien akan dirawat selama beberapa jam sebelum
diperbolehkan pulang.
➢ Keluhan atau efek samping sesudah ESWL yang mungkin timbul adalah rasa sakit saat batu ginjal
keluar melalui saluran kencing.
➢ Maka itu, pasien yang menjalani proses pemulihan disarankan banyak minum air putih untuk
memperlancar pembuangan sisa-sisa batu.
➢ Jika rasa sakitnya tak tertahankan dapat mengkonsumsi obat yang sudah diresepkan atau hubungi
dokter untuk mendapatkan obat tambahan.
Prosedur URS umumnya digunakan untuk mengobati ‘batu’ yang terletak di ureter, terutama yang
paling dekat dengan kandung kemih atau di bagian bawah ureter. Selain itu, URS adalah metode
yang dinilai efektif untuk mengatasi masalah batu ginjal pada:
Secara umum, URS adalah prosedur pengobatan batu ginjal yang aman untuk dilakukan. Akan tetapi,
ada beberapa kondisi di mana seseorang tidak dianjurkan menjalani ureteroscopy, di antaranya:
o Pasien dengan batu ginjal berukuran besar, karena dapat meningkatkan risiko pecahan batu
tersisa.
o Pasien dengan riwayat obstruksi saluran kemih, karena ureteroskop tidak bisa masuk ke
dalam saluran kemih.
Prosedur
Terdapat dua metode yang bisa dilakukan dalam prosedur URS. Jika ukuran ‘batu’ masih
tergolong kecil, maka dokter akan menggunakan ureteroskop yang dilengkapi kantong untuk
membawa ‘batu’ keluar. Namun, apabila ‘batu’ berukuran besar, ureteroskop akan dilengkapi sinar
laser untuk memecah batu dari dalam.
Prosedur URS diawali dengan pemberian bius pada pasien, sehingga pasien tidak merasakan nyeri.
Selanjutnya, dokter akan memasukkan ureteroskop melalui uretra menuju ureter. Ketika sampai di
kandung kemih, dokter akan melakukan sterilisasi untuk mencapai ureter yang memakan waktu sekitar
30 menit.
Setelah mencapai ureter, dokter akan mengangkat atau melakukan pemecahan batu ginjal. Proses ini
memerlukan waktu lebih lama, yaitu kurang lebih 90 menit. Saat batu berhasil diangkat atau
dipecahkan, ureteroskop akan dikeluarkan.
Beberapa efek samping yang biasanya muncul setelah prosedur URS adalah sebagai berikut:
Merupakan suatu prosedur yang dilakukan untuk mengangkat batu ginjal yang tidak dapat dikeluarkan
melalui urin. Dalam prosedur ini, alat khusus bernama scope dimasukkan melalui sayatan kecil pada
punggung untuk mengeluarkan batu ginjal tersebut.
Sebagian besar batu ginjal tidak membutuhkan operasi. Akan tetapi, beberapa batu ginjal tidak dapat
dikeluarkan dengan sendirinya melalui urin dan akan menimbulkan rasa nyeri hebat. Selain itu, pada
beberapa kasus, batu ginjal tidak dapat ditangani dengan metode lainnya seperti extracorporeal shock
wave lithotripsy (ESWL).
• Batu ginjal besar yang menyumbat lebih dari satu cabang saluran pengumpul urin pada ginjal, yang
dikenal juga dengan sebutan batu staghorn.
• Batu ginjal dengan diameter berukuran 2 cm atau lebih.
• Batu ginjal berukuran besar di ureter (saluran di antara ginjal dan kandung kemih).
• Metode pengobatan lainnya tidak berhasil dilakukan.
Seperti prosedur operasi lainnya, PCNL juga memiliki beberapa risiko seperti:
• Kehilangan banyak darah Meskipun sangat jarang terjadi, pasien dapat kehilangan darah dalam
jumlah besar selama operasi yang membutuhkan transfusi.
• Infeksi Tanda infeksi meliputi demam, keluarnya cairan dari sayatan di punggung, nyeri saat
berkemih, atau buang air kecil menjadi lebih sering.
• Cedera jaringan atau organ Meskipun sangat jarang terjadi, PCNL dapat merusak organ di sekitar
ginjal, seperti usus, pembuluh darah, limpa, dan hati. Ureter (saluran yang menghubungkan ginjal
dan kandung kemih) juga dapat tertusuk selama operasi. Bila hal ini terjadi, operasi perbaikan
mungkin diperlukan.