Anda di halaman 1dari 21

Kasus

Batu Saluran Kemih


Gabriella Yolanda Meinar
Kasus
Prevalensi dan Epidemiologi
• Di Indonesia, masalah batu saluran kemih masih menduduki kasus tersering
di antara seluruh kasus urologi. Belum terdapat data angka prevalensi batu
saluran kemih nasional di Indonesia. Di beberapa negara di dunia berkisar
antara 1-20%. Laki-laki lebih sering terjadi dibandingkan perempuan yaitu
3:1 dengan puncak insiden terjadi pada usia 40-50 tahun.

Trinchieri A CG, et al., Epidemiology, in Stone Disease, Segura JW, Khoury S, Pak CY, Preminger GM, Tolley D. Eds. 2003, Health Publications: Paris.
Etiologi
Faktor Instrinsik
1. Herediter (keturunan)
2. Umur (paling sering di dapatkan pada usia 30-5- tahun)
3. Jenis Kelamin (paling sering pada laki laki dengan perbandingan laki-
laki : perempuan = 3: 1)
Etiologi
Faktor Ekstrinsik
1. geografi/ daerah tempat tinggal
2. Iklim dan temperature
3. Asupan air, kurangnya asupan air da n tingginya kadar mineral
kalsium pada air yang dikonsumsi dapat meningkatkan insiden BSK)
4. Diet, diet tinggi purin, oksalat dan kalsium mempermudah
terjadinya penyakit BSK
5. Pekerjaan, sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya banyak
duduk atau kurang beraktivitas
Gambaran Klinis
Tergantung pada posisi atau letak batu, besar batu dan penyulit/ komplikasi yang
telah terjadi. Pemyakit BSK dapat memberikan gejala klinis yang sangat bervariasi,
mulai dari tanpa keluhan hingga keluhan yang sangat berat.
• Anamnesis :
Keluhan umum pada pasien BSK
Nyeri (bergantung pada lokasi batu saluran kemih)
Nausea dan Muntah
Disuria
Retensi urin
Hematuria akibat trauma pada mukosa saluran kencing (hematuria mikroskopis)
Keluhan ini dapat disertai dengan penyulit berupa demam, tanda tanda gagl ginajl.
Keluhan Pasien BSK Sesuai Lokasi Batu
• Batu pelvis ginjal : nyeri didaerah pinggang dapat dalam bentuk pegal
hingga kolik atau nyeri yang terus menerus dan hebat karena adanya
pielonefrosis. Nyeri tersebut terasa mulai dari pinggang menjalar ke
depan dan ke arah kemaluan.
• Batu ureter : nyeri kolik yang disebabkan karena sumbatan pada
ureter. Nyeri disertai mual dengan atau tanpa muntah dengan nyeri
alih khas. Selama batu bertahan di tempat yang menyumbat, selama
itu kolik akan terjadi berulang sampai batu bergeser dan memberi
kesempatan pada urin untuk lewat. Tidak jarang terjadi hemautia
yang diahului oleh serangan kolik.
Keluhan Pasien BSK Sesuai Lokasi Batu
• Batu kandung kemih : karena batu yang menghalangi aliran kemih
akibat penutupan leher kandung kemih, aliran urin yang mula mula
lancer secara tiba tiba akan berhenti dan menetes disertai rasa nyeri.
• Batu uretra : batu uretra berasal dari ureter dan kandungng kemih
yang oleh aliran urin sewaktu miksi terbawa ke uretra. Gejala yang
ditimbulkan antara lain miksi tiba tiba berhenti, menjadi menetes dan
nyeri.
Pemeriksaan Fisik
• Pemeriksaan fisik pasien BSK dapat bervariasi mulai tanpa kelainan
fisik sampai tanda tanda sakit berat tergantung pada letak dan
penyulit yang ditimbulkan.
PF Umum :
-Febris
- Anemia
- -Syok
• PF Khusus Urologi:
Sudut kostovertebra : Nyeri tekan, nyeri ketok, dan pembesaran ginjal
Supra simfisis : Nyeri tekan, teraba batu, buli kesan penuh
Genitalia eksterna : Teraba batu di uretra
Colok dubur : Teraba batu di buli-buli (palpasi bimanual)
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan Laboratorium
• Pemeriksaan sedimen urin: menunjukkan adanya leukosituria,
hematuria dan dijumpai Kristal- Kristal pembentukan batu
• Pemeriksaan kultur urin
• Pemeriksaan fungsi ginjal : menvari kemungkinan terjadinya penurunan
fungsi ginjal dan untuk mempersiapkan pasien menjalani pemeriksaan
foto ivp.
• Pemeriksaan elektrolit : yang diduga sebagai factor penyebab timbulnya
batu saluran kemih antara lain kadar dari kalsium, oksalat, fosfat
maupun asam urat di dalam darah maupun di urin.
Pemeriksaan radiologi
• Foto polos abdomen : melihat kemungkinan adanya batu radio-opak
di saluran kemih, (batu, kalsium oksalat dan kalsim fosfat)
• Pemeriksaan intravena Pielografi (IVP) : menilai keadaan anatomi dan
fungsi ginjal. Selain itu IVP dapat mendeteksi adanya batu semi-opak
ataupun batu non opak yang tidak dapat terlihat oleh foto polos
abdomen.
• Pielografi Retrogard
• USG
• Scintigraphy
Tatalaksana
• Medikamentosa :
Terapi medikamentosa ditujukan untuk batu yag ukurannya < 5 mm,
karena diharapkan batu dapat keluar spontan. Terapi yang diberikan
bertujuan mengurangi nyeri (NSAID), memperlancar aliran urin dengan
pemberian diuretic, dan minum banyak agar batu dapat terdorong
keluar dari saluran kemih.
ESWL (Extrcorporeal Shock Wave
Liyhotripsy)
• ESWL menggunakan gelombang kejut untuk mnghancurkan batu
menjadi pecahan kecil sehingga keluar bersamaan dengan urin. Batu
dengan komposisi kalsium oklsat dihidrrat, asam urat, dan
amomonium magnesium fosfat lebih lunak dan mudah dihancurkan
dengan ESWL. Batu dengan komposisi kalsium oksalat monohidrat
dan batu sistin lebih susah dihancurkan.

Kontraindikasi ESWL : infeksi saliran kemih akut, gangguan peerdarahan


yang tidak terkoreksi, kehamilan, sepsis srta obstruksi batu distal.
Endourologi
• Tindakan invasive minimal untuk mengeluarkan batu saluran kemih
yaitu berupa tindakan memecah batu dan mengeluarkannya dari
saluran kemih melalui alat yang dimasukkan langsung kedalam
saluran kemih. Alat itu dimasukkan melalui uretra atay melalui insisi
kecil pada kulit (perkutan). Proses pemecahan batu dapat dilakukan
secara mekanin dnegan memaikai energy hidrolik, energy gelombang
suara atau dengan energy laser.
Beberapa tindakan endurologi:
• PNL (Percutaneous Nephro Litholapaxy) mnengeluarkan batu yang
berada dalam saluran ginjal dengan cara memasukkan alat endoscopy
ke system kalises melalu insisi pada kulit. Batu kemudian dikeluarkan
atau dipecahkan terlebih dahulu menjadi fragmen- fragmen kecil.
• Litotripsi yaitu memcah batu buli buli atau batu uretea dengan
memasukkan akat pemecah batu (litotripsi) kedalam bulu- buli.
Pecahan batu dikeluarkan dengan evokuator ellik.
• Ureteroskopi atau uretero-renoskopi
Tindakan pembedahan
• Bedah Laparoskopi
• Bedah terbuka: dilakukan jika belum terdapat fasilitas yang memadai
untuk tindakan endurologi, laparoskopi maupun ESWL
Pembedahan terbuka antara lain adalah:
1. Pielolithotomi atau Nefrolithotomi
2. Ureterolithotomi
3. Vesicolithotomi
4. Urethrolithotomi
5. Nefroktomi
Komplikasi
• Obstruksi: Hidroureter, hidronefrosis
• Infeksi L Cystitis, urosepsis
• Gagal ginjal akut dan kronis
Pencegahan
• Menghindari dehidrasi dengan minum cukup dan diusahakab produksi
urin sebanyak 2-3 liter sehari
• Diet untuk mengurangi kadar zat zat komponen pembentukan batu
• Aktivitas harian yang cukup
• Pemberian medikamentosa
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai