Anda di halaman 1dari 6

EVALUASI KEBIJAKAN KESEHATAN FASILITAS KESEHATAN

LAYANAN UMUM MENGENAI COVID-19

Disusun Oleh:
Mona Darmayanti
Kelompok 2
030.15.116

Pembimbing:
Dr.dr. Rina Kusumaratna, M.Kes

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
Bagaimana penerapan kebijakan pemerintah daerah terkait pandemi covid-19?
- Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2020 Tentang
Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona
Virus Disease 2019
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) telah dinyatakan oleh World Healtlt
Organization (WHO) scbagai pandemic dan Indonesia telah menyatakan Corona
Virus Disease 2019 (COVID-19) sebagai bencana nonalam berupa wabah penyakit
yang wajib dilakukan upaya penanggulangan sehingga tidak terjadi peningkatan
kasus. Dalam rangka upaya penanggulangan dilakukan penyelenggaraan
kekarantinaan kesehatan sebagaimana telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan.

Penyelenggaraan kekarantinaan kesehatan merupakan tanggung jawab bersama


Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah sebagai bentuk perlindungan terhadap
kesehatan masyarakat dari penyakit dan/atau faktor risiko kesehatan masyarakat yang
berpotensi menimbulkan kedaruratan kesehatan masyarakat. Kekarantinaan
Kesehatan dilakukan melalui kegiatan pengamatan penyakit dan faktor risiko
kesehatan masyarakat terhadap alat angkut, orang, barang, dan/atau lingkungan, serta
respons terhadap kedaruratan kesehatan masyarakat dalam bentuk tindakan
Kekarantinaan Kesehatan. Salah satu tindakan kekarantinaan kesehatan berupa
Pembatasan Sosial Berskala Besar.

Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di Indonesia saat ini sudah
semakin meningkat dan meluas lintas wilayah dan lintas negara yang diiringi dengan
jumlah kasus dan/atau jumlah kematian. Peningkatan tersebut berdampak pada aspek
politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan, serta kesejahteraan
masyarakat di Indonesia, sehingga diperlukan percepatan penanganan Corona Virus
Disease 2019 (COVID-I9) dalam bentuk tindakan Pembatasan Sosial Berskala Besar
dalam rangka menekan penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) semakin
meluas. Tindakan tersebut meliputi pembatasan kegiatan tertentu penduduk dalam
suatu wilayah yang diduga terinfeksiCorona Virus Disease 2019 (COVID-19)
termasuk pembatasan terhadap pergerakan orang dan/atau barang untuk satu provinsi
atau kabupaten/kota tertentu untuk mencegah penyebaran Corona Virus Disease 2019
(COVID-19). Pembatasan tersebut paling sedikit dilakukan melalui peliburan sekolah
dan tempat kcrja, pembatasan kegiatan keagamaan, dan/atau pembatasan kegiatan di
tempat atau fasilitas umum.y

Dalam Peraturan Pemerintah ini mengatur pelaksanaan Pembatasan Sosial


Berskala Besar yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan dan dapat dilakukan oleh
Pemerintah Dacrah berdasarkan persetujuan Menteri Kesehatan.
Bagaimana penerapan promosi dan preventif bagi masyarakat ?
1. Perkuat Upaya Promotif Dan Pencegahan Covid-19
Upaya pencegahan dan penanganan COVID-19 harus dilakukan secara komprehensif
dengan melibatkan semua unsur profesi dan civil society dari pusat sampai daerah serta
memperkuat upaya promotif (promosi kesehatan) dan pencegahan penyakit COVID-19
di masyarakat, baik dari sisi kebijakan, program, maupun anggaran. Perjuangan tenaga
medis dan paramedis melayani orang sakit di layanan kesehatan harus didukung penuh
oleh tenaga kesehatan masyarakat dengan aktif melakukan upaya promosi kesehatan dan
pencegahan COVID-19.
2. Pembentukan Gugus Tugas RT/RW/Desa Siaga Covid-19
Menyerukan kepada pemerintah pusat dan daerah untuk melibatkan semua unsur masyarakat
secara aktif dalam segala upaya memerangi COVID-19 (community based approach),
termasuk mendorong pembentukan Gugus Tugas RT/RW/Desa Siaga COVID-19 di
seluruh tanah air dalam membantu penyuluhan (KIE), penemuan kasus (identifikasi dan
pendataan warga dengan gejala), mendukung upaya isolasi mandiri bagi pasien dan
keluarganya, mencegah terjadinya kerumunan warga, hingga upaya pemulihan fungsi
sosial ekonomi masyarakat, termasuk pendataan keluarga yang rawan gizi.
3. Perkuat Stay At Home dan Physical Distancing dan Ubah Pesan Kesehatan
Kebijakan tetap tinggal di rumah (stay at home) dan jaga jarak (physical distancing) perlu
diteruskan dan diperkuat. Mengingat jumlah dan jenis tes deteksi COVID-19 yang terbatas,
maka pesan kesehatan harus diubah menjadi : semua penduduk dianggap telah terpapar
COVID-19 sehingga physical distancing dilakukan bukan agar tidak terpapar namun
untuk tidak memaparkan pada orang lain. Disarankan agar masyarakat dapat saling
melindungi diri dengan selalu menggunakan masker jika terpaksa harus keluar rumah.
Karena kelangkaan masker medis, masyarakat dapat menggunakan masker kain yang
dipastikan selalu dicuci bersih. Meski demikian, pesan utama cuci tangan pakai sabun dengan
air mengalir harus tetap digencarkan.
4. Optimalkan Peran Puskesmas Dalam Menangani Covid-19
Menyerukan kepada pemerintah agar mengoptimalkan peran tenaga kesehatan
masyarakat diPuskesmas dalam penyelidikan epidemiologi dan penemuan kasus
COVID-19 untuk memutus mata rantai penularan, deteksi keluarga beresiko, upaya
pemberdayaan masyarakat untuk hidup sehat, dan mendukung upaya isolasi mandiri ODP
dan PDP.
5. Perhatikan Faktor Risiko Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan
Menyerukan pemerintah untuk selalu melakukan mitigasi risiko dan manajemen risiko
dari dampak penularan COVID-19 pada area fasilitas layanan kesehatan, formal maupun
informal khususna tenaga kesehatan dan pemberian gizi pekerja serta menjamin ketersediaan
APD yang sesuai standar, termasuk meningkatkan pengawasan pada kegiatan desinfeksi dan
penggunaan desinfektan COVID-19 ( baik penyemprotan lingkungan / desinfectan
chamber ) agar lebih sesuai standar yang telah direkomendasi WHO dengan
memperhatikan faktor risiko keselamatan, kesehatan manusia dan lingkungan.
6. Pemenuhan Kecukupan Gizi Masyarakat dan Ketahanan Pangan
Penerapan social distancing akan berdampak pada penghasilan masyarakat dengan upah
harian dan akan mempengaruhi ketahanan pangan. Diharapkan baik masyarakat maupun
pemerintah setempat memperhatikan kelompok masyarakat yang memiliki keterbatasan akses
melalui penyediaan logistik yang cukup, alur distribusi yang efisien, pengendalian harga
untuk mencegah terjadinya gejolak di masyarakat.
7. Perbanyak Berita dan Edukasi yang Membuat Masyarakat Tenang
Mengajak seluruh mass media, organisasi profesi, akademisi untuk memperbanyak
materi pemberitaan dan edukasi seputar virus Corona dengan isi dan gaya bahasa yang
membangkitkan semangat, optimisme dan ketenangan masyarakat agar masyarakat tetap
waspada dengan virus Corona namun tidak panik dan stress yang dapat memperlemah daya
tahan tubuh.
8. Anggota Profesi dan Mahasiswa Kesmas agar Bergerak Aktif
Menyerukan kepada seluruh anggota dan pengurus organisasi profesi serta mahasiswa
bidang kesehatan masyarakat Indonesia untuk bergerak aktif dalam hal:
1. Meredam stigma yang beredar di masyarakat. Pendekatan kesehatan masyarakat
untuk mendorong ODP untuk tetap dapat mengisolasi diri di rumah agar beban
Rumah Sakit berkurang, namun jika terjadi stigma di masyarakat yang berakhir pada
pengusiran atau hal-hal lainnya, maka akan menambah beban psikologis ODP.
2. Memberikan informasi yang benar tentang jalan menularan COVID-19, sehingga
tidak terjadi reaksi berlebihan di masyarakat.
3. Menghimbau masyarakat untuk waspada tidak saling menularkan, namun tidak
panik dalam menghadapi pandemi COVID-19.
4. Membantu mengawasi ODP dan PDP dengan prosedur yang benar, serta melakukan
contact tracing di instansi/wilayah masing-masing untuk membendung laju
penularan dan peningkatan kasus COVID-19.
5. Menjalin kemitraan dengan gugus tugas di provinsi, kabupaten hingga RT/RW untuk
memperkuat upaya promotif dan preventif COVID-19.
 Dampak lokal ekonomi terhadap kebijakan yang dibuat? Dan berikan solusinya
Lampung menghadapi Tantangan yang sama, seperti merosotnya ekspor,
turunnya daya beli masyarakat serta melemahnya kinerja UMKM dan Industri,
dengan perhitungan skenario moderat pertumbuhan ekonomi Lampung Tahun 2020
terkoreksi akan tumbuh dibawah 5 persen dengan asumsi physical distancing, disertai
sinergi kebijakan pusat dan pemda dengan perkiraan periode pandemik 3 bulan.
Sementara jika periode pandemik diasumsikan berlangsung selama 6 bulan,
perekonomian Lampung tetap akan tumbuh di rentang 2 sampai dengan 3 persen pada
2020 dengan melakukan penyesuaian pada sektor penyediaan akomodasi dan makan
minum, sektor industri pengolahan/manufacturing, jasa keuangan, transportasi dan
pergudangan serta pertanian, kehutanan dan perikanan.
Oleh karenanya, Pemerintah Provinsi Lampung telah mempersiapkan Enam
kebijakan. Beberapa kebijakan upaya dalam mengantisipasi dampak ekonomi Covid-
19 dimaksud antara lain:

1. Memastikan refocusing anggaran di implementasikan dengan cepat sesuai aturan


pendukung, petunjuk teknis dan kelembagaan yang telah ditetapkan.
2. Eksekusi anggaran kesehatan secara cepat dan tepat, khususnya untuk pembelian alat
kesehatan, perlindungan tenaga kesehatan dan peningkatan kapasitas rumah sakit
rujukan. Sebagai garda terdepan dalam penanganan Covid-19.
3. Memastikan bahwa kelompok ekonomi yang paling rentan memiliki kemampuan
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, serta menyegerakan realisasi program-program
bantuan sosial seperti Program Keluarga Harapan, Bantuan Pangan Non-Tunai, Kartu
Pra Kerja, subsidi serta implementasi penangguhan beban cicilan kredit/hutang
masyarakat.
4. Jaminan keberlangsungan operasional dan insentif usaha khususnya pada sektor yang
terdampak cukup dalam seperti transportasi, perdagangan, akomodasi/restoran
(pariwisata) dan industri padat karya yang mengalami penurunan omset cukup tajam.
5. Sinergi dan harmonisasi kebijakan antara pemerintah pusat, Provinsi dan
Kabupaten/Kota dalam melakukan penyesuaian ulang (re-arragement) terhadap
belanja dan anggaran pembangunan agar upaya penangulangan Covid-19 berjalan
produktif dan optimal serta tepat sasaran.
6. Menjaga stabilitas ekonomi dan terus membangun keyakinan masyarakat terhadap
kinerja ekonomi melalui analisis dan evaluasi kebijakan dampak Covid-19 terhadap
perekonomian dari waktu ke waktu, serta mengambil langkah-langkah koordinasi
kebijakan lanjutan untuk menjaga stabilitas makro ekonomi dan sistem keuangan,
guna menopang pertumbuhan ekonomi tetap baik dan berdaya tahan.
REFERENSI

https://jdih.setkab.go.id/PUUdoc/176085/PP_Nomor_21_Tahun_2020.pdf

http://dinkes.okukab.go.id/wp-content/uploads/2020/04/PERNYATAAN-OP-
PREVENTIF-PROMOTIF-UNTUK-PENANGANAN-COVID-19.pdf

http://bappeda.lampungprov.go.id/berita-enam-kebijakan-upaya-provinsi-lampung-
dalam-mengantisipasi-dampak-ekonomi-covid19.html#ixzz6OSAR9L63

Anda mungkin juga menyukai