Anda di halaman 1dari 60

BAGIAN RADIOLOGI

FAKULTAS KEDOKETRAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU

AYUROSITA
N 111 17 156

Pembimbing Klinik

dr. Masyita,M.Kes. Sp.Rad


dr. Dafriana darwis, M.Kes. Sp.Rad
Pendahuluan
• Batu di saluran kemih merupakan penyakit yang sudah
umum di masyarakat, dengan jumlah kasus
750.000/tahun di jerman. Batu kandung kemih
merupakan Batu yang terbentuk dari pengendapan urin
yang tertampung didalam organ kandung kemih. Seperti
yang diketahui bahwa saluran kemih terbagi atas dua
yaitu saluran kemih bagian atas (Ginjal dan ureter) dan
saluran kemih bawah (kandung kemih dan uretra).
Berdasarkan lokasinya, batu saluran kemih ini dapat
dibagi menjadi empat yaitu : batu ginjal, batu ureter,
batu kandung kemih, dan batu uretra.
Menurut suhardjono, obstruksi eksternal
intraluminar yang paling sering ditemui adalah
batu ginjal atau batu ureter. Selain itu, penelitian
oleh lubis di RS Sleman Yogyakarta menemukan
bahwa 30 pasien (33,96%) dari 77 pasien batu
saluran kemih adalah pasien Ureterolithiasis.
Definisi
Ureterolithiasis adalah suatu keadaan terjadinya
penumpukan oksalat, calculi (batu ginjal) pada ureter
atau pada daerah ginjal. Batu itu sendiri disebut
calculi. Pembentukan batu mulai dengan kristal yang
terperangkap di suatu tempat sepanjang saluran
perkemihan yang tumbuh sebagai pencetus larutan
urin. Calculi bervariasi dalam ukuran dan dari fokus
mikroskopik sampai beberapa centimeter dalam
diameter cukup besar.
Batu ureter pada umumnya berasal dari batu
ginjal yang turun ke ureter. Batu ureter mungkin
dapat lewat sampai ke kandung kemih dan
kemudian keluar bersama kemih.
Klasifikasi Batu
1. Batu kalsium Oksalat : Batu oksalat adalah yang
paling banyak menyebabakan batu saluran kemih
(70-75%), batu terdiri dari kalsium oksalat, laki-
laki 2 kali lebih sering daripada wanita. Angka
kejadian tertinggi usia 30-50 tahun, batu kalsium
oksalat terjadi karena proses multifactor,
congenital dan gangguan metabolic sering sebagai
faktor penyebab.
Batu Asam Urat : Lebih dari 15% batu saluran
kemih dengan komposisi asam urat. Pasien
biasanya berusia 60 tahun. Pada pasien berusia
lebih muda biasanya juga menderita kegemukan.
Laki-laki lebih sering daripada wanita. Batu asam
urat ini adalah tipe batu yang dapat dipecah
dengan obat-obatan.
Batu kalsium fosfat : batu kalsium fosfat terjadi
tergantung suasana pH air kemih. Karbonat apatite
(dahllite) terbentuk pada pH>6,8 dengan konsentrasi
kalsium yang tinggi dan sitrat rendah. Seperti pada
batu kalsium oksalat, batu kalsium fosfat juga
merupakan batu campuran. Terjadi pada suasana air
kemih yang alkali atau terinfeksi. Terjadi bersama
dengan Ca Ox atau struvit. Brushite (kalsium
hydrogenfosfat) terbentuk pada pH air kemih 6,5-6,8
dengan konsentrasi kalsium dan fosfat yang tinggi
Batu struvit (magnesium-amonium fosfat) :
Disebabkan karena infeksi saluran kemih oleh bakteri
yang memproduksi urease ( proteus, providentia,
klebsiella dan psedomonas). Frekuensi 4-6%, batu
struvit lebih sering terjadi pada wanita daripada laki-
laki. Infeksi saluran kemih terjadi karena tingginya
konsentrasi ammonium dan pH air kemih>7. Pada
kondisi tersebut kelarutan fosfat menurun yang
berakibat terjadinya batu struvit dan kristalisasi
karbon apatite, sehingga batu struvit sering terjadi
bersamaan dengan batu karbonat apatite
Batu Cystine
Batu Cystine terjadi pada saat kehamilan,
disebabkan karena gangguan ginjal. Frekuensi
kejadian 1-2%.
Epidemiologi
Batu khas dijumpai di kaliks, atau pelvis dan bila keluar
akan terhenti dan menyumbat pada daerah ureter (batu
ureter) dan kandung kemih (batu kandung kemih).
Prevalensi penyakit ini diperkirakan sebesar 7% pada
perempuan dewasa dan 13% pada laki-laki dewasa. Empat
dari lima pasien adalah laki-laki, sedangkan usia puncak
adalah dekade ketiga sampai ke empat . Di Indonesia
sendiri, Prevalensi tertinggi penyakit yaitu di daerah DI
Yogyakarta (1,2%), diikuti Aceh (0,9%), Jawa Barat, Jawa
Tengah , dan Sulawesi Tengah masing-masing (0,8%).
Anatomi
Sistem urinaria atau disebut juga sebagai
sistem eksretori adalah sistem organ yang
memproduksi, menyimpan, dan mengalirkan
urine. organ ini terdiri ginjal beserta sistem
pelvikalises, ureter, buli-buli, dan uretra.
Ureter
Histologi
Ureter adalah organ yang
berbentuk tabung kecil yang
berfungsi mengalirkan urine dari
pielum (pelvis) ginjal ke dalam
buli-buli. Pada orang dewasa
panjangnya lebih dari kurang 25-
30 cm, dan diameternya 3-4 mm.
Dindingnya terdiri atas :
• mukosa yang dilapisi oleh sel
transisional,
• Otot polos sirkuler
• Otot polos longitudinal
Kontraksi dan relaksasi kedua otot polos itulah
yang memungkinkan terjadinya gerakan
peristaltik ureter guna mengalirkan urine ke
dalam bulibuli. Jika karena sesuatu sebab
terdapat sumbatan pada lumen ureter sehingga
menyumbat aliran urine, otot polos ureter akan
berkontraksi secara berlebihan, yang bertujuan
untuk mendorong/mengeluarkan sumbatan itu
dari saluran kemih.
Etiologi
Faktor intrinsik :
Herediter (keturunan) : ini diduga diturunkan
dari orang tuanya
Umur : penyakit ini paling sering didapatkan pada
usia 30-50 tahun
Jenis kelamin : jumlah pasien laki-laki tiga kali
lebih banyak dibandingkan dengan paisen
perempuan.
Faktor ekstrinsik :
Geografi : pada beberapa daerah menunjukkan
angka keajdian batu saluran kemih yang
lebih tinggi daripada daerah lain.

Iklim dan temperatur : Faktor iklim dan cuaca


tidak berpengaruh secara langsung namun
ditemukan tingginya batu saluran kemih pada
lingkungan bersuhu tinggi. Selama
musim panas banyak ditemukan
BSK. Temperatur yang tinggi akan meningkatkan
keringat dan meningkatkan konsentrasi air kemih.
Konsentrasi air kemih yang meningkat akan
meningkatkan pembentukan kristal air kemih.
Pada orang yang mempunyai kadar asam urat
tinggi akan lebih berisiko terhadap BSK
• Asupan air : kurangnya asupan air dan tingginya
kadar mineral kalsium pada air yang dikonsumsi,
dapat meningkatkan insiden batu saluran kemih
• Diet : diet banyak purin, oksalat, dan kalsium
mempermudah terjadinya penyakit batu saluran
kemih.
• Pekerjaan : Penyakit ini sering dijumpa pada pada
orang yang pekerjaannya banyak duduk atau kurang
aktifitas atau sedentary life.8
Patogenesis
Pelarut Komponen Terlarut
dalam urin

Kehilangan
keseimbangan

Inhibitor
pembentuk
batu
Kristal – kristal Konsentrasi Batu
Cukup

Tidak larut
Nukleasi
BATU air
homogen
Gambaran radiologi

Foto X-Ray

Ultrasonography (USG)

CT-Scan
USG
USG hydronefrosis
Batu ureter

• Tampak batu pada


Proksimal ureter.
Foto polos Abdomen
Gambar foto polos abdomen
Normal
Gambaran foto polos abdomen dengan
gambaran batu dan dengan kontras
CT Scan
Penatalaksanaan
Medikamentosa
Terapi medikamentosa ditujukan untuk batu
yang ukurannya kurang dari 5mm, karena
diharapkan batu dapat keluar spontan. Terapi
yang diberikan berujuan untuk mengurangi nyeri,
memperlancar aliran urine dengan pemberian
diuretikum, dan minum banyak supaya dapat
mendorong batu keluar dari saluran kemih.
ESWL ( Extracorporal Shockwave
Lithotripsy)
Adalah alat pemecah batu tanpa tindakan invasif dan
tanpa pembiusan. Batu dipecah menjadi fragmen-fragmen
kecil sehingga mudah dikeluarkan melalui saluran kemih.

ENDOUROLOGI
adalah tindakan invasif minimal untuk
mengeluarkan batu saluran kemih yang terdiri atas
memecah batu, dan kemudian mengeluarknnya dari
saluran kemih. alat itu dimasukkan dengan melalui uretra
atau melalui insisi kecil kecil pada kulit (perkutan).
PNL (Percutaneous Nephro Litholapaxy).
Mengeluarkan batu yang berada didalam saluran
ginjal dengan cara memasukkan alat endoskopi ke
sistem kalises melalui insisi pada kulit.

Litotripsi : adalah memecah batu buli-buli atau


batu uretra dengan memasukan alat pemecah
batu ke dalam buli-buli. Pecahan batu dikeluarkan
dengan evakuator ellik.
Ureteroskopi atau uretero-renoskopi : adalah
dengan memasukkan alat ureteroskopi per-
uretram guna melihat keadaan ureter atau sistem
pielo kaliks ginjal.

Ekstraksi dormia : mengeluarkan batu ureter


dengan jaringnya melalui alat keranjang dormia.
Bedah laparoskopi
Laparoskopi untuk mengambil batu saluran
kemih saat ini sedang berkembang. Cara ini
banyak dipakai untuk mengambil batu ureter.
Bedah terbuka
bedah terbuka : pielolitotomi atau nefrolitotomi
untuk mengambil batu pada saluran ginjal, dan
ureterolitotomi untuk batu ureter. Tidak jarang pasien
harus menjalani tindakan nefrektomi atau
pengambilan ginjal karena ginjalnya sudah tidak
berfungsi dan berisi nanah (Pionefrosis), korteksnya
sudah sangat tipis, atau mengalami pengkerutan
akibat batu saluran kemih yang menimbulkan
obstruksi dan infeksi yang menahun.
Diagnosis banding
• Pielonefritis akut
• Obstruksi saluran kemih
• Hidronefrosis
• Dan Urolithiaisis lainnya
Komplikasi
1. Gagal ginjal
2. Hidronefrosis
3. Avaskuler iskemia
Prognosis
Batu ureter merupakan kasus jarang. Namun, harus selalu
dipikirkan. Prognosis batu saluran kencing tergantung dari
besar batu, letak batu, adanya infeksi dan adanya obstruksi.
Makin besar batu makin jelek prognosisnya.
Letak batu yang dapat menyebabkan obstruksi dapat
mempermudah terjadinya infeksi. Makin besar kerusakan
jaringan dan adanya infeksi karena factor obstruksi akan dapat
menyebabkan penurunan fungsi ginjal sehingga prognosis
menjadi jelek.
Laporan kasus
Identitas Pasien
• Nama : Tn. S.Y
• Umur ` : 50 tahun
• Jenis kelamin : laki-laki
• Alamat : Jl. S. Bungku
• Tanggal pemeriksaan : 27 Maret 2018
• Ruangan : Cendrawasih atas

Anamnesis
• Keluhan utama : Perut Kembung
Riwayat penyakit sekarang
• Pasien masuk ke Rumah sakit dengan keluhan perut
terasa kembung yang dirasakan sejak 1 hari sebelum
masuk rumah sakit, perut kembung yang dirasakan
memberat sejak tadi malam, nyeri tekan (-), sebelum
masuk rumah sakit pasien juga mengeluhkan BAB
sebanyak 12 kali, dengan BAB cair, disertai dengan
keluhan Mual, muntah. Demam (-), dan BAK lancar.

• Riwayat penyakit terdahulu : Hipertensi (+)


Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Sedang
Kesadaran : GCS (15)

Tanda-tanda Vital :
Tekanan darah : 130/80 mmHg
Nadi : 72 x/menit
Respirasi : 23x/menit
Suhu : 36’ C

Diagnosis Masuk :
Tu. Abdomen
Pemeriksaan lab

Pemeriksaan darah :
• Urea : 36 mg/dL ( 10-50 • WBC : 12,6 (4,8-10,8)
mg/dl) • RBC : 5,3 ( 4,7-6,1)
• HGB : 15,5 ( 14-18)
• Creatinin : 1,65 mg/dL ( 0,70- • HCT : 46 ( 42-52 )
1,20 )
Pemeriksaan USG
Hepar :
Bentuk, ukuran
dan echotexture
normal, tidak
tampak dilatasi
vaskuler maupun
bile duct, SOL (-)
GB : Dinding dalam batas
normal, tidak tampak echo
batu

Pankreas : Bentuk, ukuran


dan echotekstur dalam batas
normal. Tidak tampak
echo mass maupun cyst
• Ginjal kanan : membesar
dengan dilatasi PCS dan
Cortex yang menipis,
tampak echo batu ukuran
1,4 cm

• Ginjal Kiri : Membesar


dengan dilatasi PCS
Lien : bentuk, ukuran
dan echotekstur
dalam batas normal. Tidak
tampak echo mass

VU: Dinding tidak


menebal, tidak tampak
bayangan batu
CT Scan
Hasil :

Hepar : bentuk, ukuran dan densitas parenkim dalam batas normal.


Tidak tampak dilatasi vasculer maupun bile duct intra dan
extrahepatic. SOL (-)

GB : Dinding tidak menebal, densitas batu (-)

Lien : ukuran dan densitas normal

Gaster : densitas normal

Pancreas : ukuran dan densitas normal

Ginjal kanan: sistem sekresi baru terlihat pada phase delay, ukuran
ginjal membesar dengan dilatasi PCS dengan kortex yang tipis didertai
densitas batu didalamnya uk 1,4 cm x 0,8 cm
• Dilatasi ureter dextra dengan densitas batu pada 1/3 distal
ureter dengan uk 1,2 cm x 2,2 cm

• Ginjal kiri : sistem sekresi baru terlihat pada phase delay,


ukuran ginjal membesar dengan dilatasi ureter disertai
densitas batu pada 1/3 distal ureter dengan uk 1,1 cm x 1,9 cm

Kesan :
Nephrolith, severe hydronephrosis et hydroureter dextra ec.
Batu ureter.
Moderete hydronephrosis et hydroureter sinistra ec. Batu
ureter.
Penatalaksananan
• IFVD KAEN 3b / 20 tts
• Inj. Cefriaxone / 24 jam
• Inj. Pantoprazol / 24 jam
• Tab. Domperidon 10 mg 3x1
Analisa Kasus
seorang pasien laki-laki umur 60 tahun, datang ke
Rumah sakit Anutapura Palu dengan keluhan perut
kembung yang dirasakan sejak 1 hari sebelum masuk
rumah sakit dan perut kembung yang dirasakan memberat
pada malam hari. Selain mengeluhkan perut kembung
yang memberat, pasien juga mengeluhkan BAB sebanyak
12 kali dan feses cair disertai mual (+), Muntah (+), serta
BAK lancar. Perut pasien tampak membesar dengan tidak
disertai nyeri pada abdomen.
pada pemeriksaan fisik, didapatkan
Keadaan umum : Sedang,
kesadaran GCS (15)

Tanda-tanda Vital :
Tekanan darah: 130/80 mmHg,
Nadi : 72 x/menit,
Respirasi : 23x/ menit,
Suhu : 36’ C
Pemeriksaan lab didapatkan
WBC : 12,6 (4,8-10,8)
RBC : 5,3 ( 4,7-6,1)
HGB : 15,5 ( 14-18)
HCT : 46 ( 42-52 )
Urea : 36 mg/dL ( 10-50 mg/dl)
Creatinin : 1,65 mg/dL ( 0,70-1,20 )
Dia diagnosis masuk dengan Tumor abdomen.
Pada pemeriksaan radiologi USG didapatkan
ukuran ginjal kanan membesar dengan dilatasi
PCS dan cortex yang menipis, tampak echo batu
ukuran 1,4 cm. Dan pada Ginjal kiri juga
didapatkan ginjal membesar denagn dilatasi PCS.
Kemudian dilakukan pemeriksaan radiologi yang
lain yaitu CT-Scan..
Pada Ct Abdomen didapatkan pada ginjal kanan
membesar dengan dilatasi PCS dengan kortex
tipis disertai densitas batu didalamnya yang
berukuran 1,4 cm x 0,8 cm. Dilatasi ureter dextra
dengan densitas batu 1/3 distal ureter dengan
ukuran ukuran 1,1 cm x 1,9 cm
pada ginjal kiri didapatkan ukuran ginjal membesar
dengan dilatasi ureter disertai densitas batu pada 1/3
medial ureter dengan ukuran 1,1 cm x 1,9 cm. Kesan :
Neprolith, severe hydronephrosis et hydorureter
dextra ec. Batu ureter. Moderate hydronephrosis et
hydroureter sinistra ec Batu ureter. pasien dirawat
diruang Cendrawasih Atas dengan penanganan Ifvd
KAEN 3b / 20 tts ,Inj. Cefriaxone / 24 jam, Inj.
Pantoprazol / 24 jam, Tab. Domperidon 10 mg 3x1.
Kesimpulan
• Ureterolithiasis adalah suatu keadaan terjadinya
penumpukan oksalat, calculi (batu ginjal) pada
ureter atau pada daerah ginjal.
• Batu ureter merupakan kasus jarang. Namun,
harus selalu dipikirkan. Prognosis batu saluran
kencing tergantung dari besar batu, letak batu,
adanya infeksi dan adanya obstruksi. Makin
besar batu makin jelek prognosisnya.
• Letak batu yang dapat menyebabkan obstruksi
dapat mempermudah terjadinya infeksi. Makin
besar kerusakan jaringan dan adanya infeksi
karena factor obstruksi akan dapat
menyebabkan penurunan fungsi ginjal sehingga
prognosis menjadi jelek
• Pemeriksaan Radiologi CT-Scan merupakan
Standar Baku emas pada Pemeriksaan
Ureterolithiasis.
TERIMA KASIH....

Anda mungkin juga menyukai