A. Pengertian
Batu saluran kemih adalah adanya batu
di traktus urinarius. (ginjal, ureter, atau
kandung kemih, uretra) yang membentuk
kristal; kalsium, oksalat, fosfat, kalsium
urat, asam urat dan magnesium.(Brunner &
Suddath,2002).
Batu saluran kemih atau Urolithiasis
adalah adanya batu di dalam saluran kemih.
(Luckman dan Sorensen)
Dari dua definisi tersebut diatas saya
mengambil kesimpulan bahwa batu saluran
kemih adalah adanya batu di dalam saluran
perkemihan yang meliputi
ginjal,ureter,kandung kemih dan uretra.
B. Klasifikasi Batu Saluran Kemih
Batu saluran kemih dapat dibagi
berdasarkan lokasi terbentuknya, menurut
lokasi beradanya, menurut keadaan klinik,
dan menurut susunan kimianya.
1. Menurut tempat terbentuknya
a. Batu ginjal
b. Batu kandung kemih
2. Menurut lokasi keberadaannya :
a. Batu urin bagian atas (mulai ginjal
sampai ureter distal)
b. Batu urin bagian bawah (Mulai
kandung kemih sampai uretra)
3. Menurut Keadaan Klinik :
a. Batu urin metabolic aktif : bila timbul
dalam satu tahun trakhir, batu
bertambah besar atau kencing batu.
b. Batu urin metabolic inaktif : bila tidak
ada gejala seperti yang aktif
c. Batu urin yang aktifitasnya diketahui
(asimtomatik)
d. Batu urin yang perlu tindakan bedah
(surgically active) bila menyebabkan
obstruksi, infeksi, kolik, hematuria.
b. Batu Struvit :
Sekitar 10-15% dari total, terdiri dari
magnesium ammonium fosfat (batu
struvit) dan kalsium fosfat. Batu ini terjadi
sekunder terhadap infeksi saluran kemih
yang disebabkan bakteri pemecah urea.
Batu dapat tumbuh menjadi lebih besar
membentuk batu staghorn dan mengisi
seluruh pelvis dan kaliks ginjal (6,46) Batu
dapat tumbuh menjadi lebih besar
membentuk batu staghorn dan mengisi
seluruh pelvis dan kaliks ginjal.(6’46)
Batu ini bersifat radioopak dan
mempunyai densitas yang berbeda. Diurin
kristal batu struit berbentuk prisma empat
persegi panjang. Dikatakan bahwa batu
staghorn dan struit mungkin berhubungan
erat dengan destruksi yang cepat dari
ginjal’ hal ini mungkin karena proteus
merupakan bakteri urease yang poten.
c. Batu asam urat :
Lebih kurang 5-10% dari seluruh batu
saluran kemih dan batu ini tidak
mengandung kalsium dalam bentuk mu rni
sehingga tak terlihat dengan sinar X
(Radiolusen) tapi mungkin bisa dilihat
dengan USG atau dengan Intra Venous
Pyelografy (IVP). Batu asam urat ini
biasanya berukuran kecil, tapi kadang-
kadang dapat cukup besar untuk
membentuk batu staghorn, dan biasanya
relatif lebih mudah keluar karena rapuh
dan sukar larut dalam urin yang
asam. Batu asam urat ini terjadi terutama
pada wanita. Separoh dari penderita batu
asam urat menderita gout; dan batu ini
biasanya bersifat famili apakah dengan
atau tanpa gout. Dalam urin kristal asam
urat berwarna merah orange. Asam urat
anhirat menghasilkan kristal-kristal kecil
yang terlihat amorphous dengan
mikroskop cahaya. Dan kristal ini tak bisa
dibedakan dengan kristal apatit. Batu jenis
dihidrat cenderung membentuk kristal
seperti tetesan air mata.
d. Batu Sistin : (1-2%)
Lebih kurang 1-2% dari seluruh BSDK,
Batu ini jarang dijumpai (tidak umum),
berwarana kuning jeruk dan berkilau.
Sedang kristal sistin diurin tampak seperti
plat segi enam, sangat sukar larut dalam
air.(6) Bersifat Radioopak karena
mengandung sulfur.
e. Batu Xantin :
Amat jarang, bersifat herediter karena
defisiensi xaintin oksidase. Namun bisa
bersifat sekunder karena pemberian
alupurinol yang berlebihan.
C. Etiologi
Penyebab terbentuknya batu saluran
kemih sampai saat ini belum diketahui pasti,
tetapi ada beberapa faktor predisposisi
terjadinya batu pada saluran kemih yaitu:
1. Infeksi
Infeksi saluran kencing dapat
menyebabkan nekrosis jaringan ginjal dan
akan menjadi inti pembentukan batu saluran
kemih . Infeksi bakteri akan memecah
ureum dan membentuk amonium yang akan
mengubah pH urine menjadi alkali.
2. Stasis dan Obstruksi urine
Adanya obstruksi dan stasis urine akan
mempermudah pembentukan batu saluran
kemih.
3. Ras
Pada daerah tertentu angka kejadian batu
saluran kemih lebih tinggi daripada daerah
lain, Daerah seperti di Afrika Selatan hampir
tidak dijumpai penyakit batu saluran kemih.
4. Keturunan
Herediter atau faktor keturunan yang
juga memainkan dari semua jenis penyakit
yang menjadi alasan suatu penyakit dapat
diturunkan oleh orang tua ke anak
5. Asupan Air minum
Memperbanyak diuresis dengan cara
banyak minum air akan mengurangi
kemungkinan terbentuknya batu ,sedangkan
kurang minum menyebabkan kadar semua
substansi dalam urine meningkat
6. Pekerjaan
Pekerja keras yang banyak bergerak
mengurangi kemungkinan terbentuknya batu
daripada pekerja yang lebih banyak duduk.
7. Suhu
Tempat yang bersuhu panas
menyebabkan banyak mengeluarkan
keringat sedangkan asupan air kurang dan
tingginya kadar mineral dalam air minum
meningkatkan insiden batu saluran kemih
8. Makanan
Masyarakat yang banyak mengkonsumsi
protein hewani angka morbiditasbatu saluran
kemih berkurang. Penduduk yang vegetarian
yang kurang makan putih telur lebih sering
menderita batu saluran kemih ( buli-buli dan
Urethra ).
D. Anatomi Ginjal
Ginjal adalah bagian utama dari sistem
perkemihan yang juga masuk didalamnya
ureter, kandung kemih dan uretra. Ginjal
terletak pada rongga abdomen posterior,
dibelakang peritonium diarea kanan dan kiri
dari kolumna vertebralis. Ginjal
dipertahankan dalam posisi tersebut oleh
bantalan lemak yang tebal. Pada orang
dewasa normal panjangnya 12 – 13 cm,
lebar 6 cm dan beratnya antara 120 -150
gram. Setiap ginjal memiliki korteks
dibagian luar dan di bagian dalam yang
terbagi menjadi piramide-piramide. Pada
setiap piramide membentuk duktus papilaris
yang selanjutnya menjadi kaliks minor,
kaliks mayor dan bersatu membentuk ginjal
tempat terkumpulnya urine. Ureter
menghubungkan ginjal dengan kandung
kemih.
Garis-garis yang terlihat pada piramide
disebut nefron yang merupakan satuan
fungsional ginjal. Setiap ginjal terdiri dari
satu juta nefron. Setiap nefron terdiri atas
glomerulus yang merupakan lubang-lubang
yang terdapat pada piramide-piramide renal,
membentuk simpul dan kapiler badan satu
mulpigli, kapsul bowman, tubulus proximal,
ansa henle dan tubulus distal.
Ureter menghubungkan pelvis ginjal
dengan kandung kemih. Kedua ureter
merupakan saluran yang panjangnya 10 – 12
inc. Ureter berfungsi menyalurkan urin ke
kandung kemih. Kandung kemih
mempunyai tiga muara. Dua maura ureter
dan satu muara uretra. Kandung kemih
sebagai tempat menyimpannya urin dan
mendorong urin untuk keluar. Uretra adalah
saluran kecil yang berjalan dari kandung
kemih sampai ke luar tubuh yang disebuat
meatus uretra.
Fungsi ginjal:
1. Fungsi ekskresi
a. Mempertahankan osmolaritas plasma
sekitar 285 cm osmol dengan mengubag
ekskresi air.
b. Mempertahankan kadar masing-masing
elektrolit plasma dalam rentang normal.
c. Mempertahankan pH plasma dengan
mengeluarkan kelebihan dan membentuk
kembali Hco3.
d. Mengekskresikan produk ahkir nitrogen
dan metabolisme protein terutama urea,
asam urat dan kretinin.
2. Fungsi non ekskresi
a. Menghasilkan renin, penting untuk
mengatur tekanan darah.
b. Menghasilkan eritropoitin, faktor
penting dalam stimulasi produksi sel darah
merah dan sumsum tulang.
c. Metabolisme vitamin D menjdai bentuk
aktifnya.
d. Degradasi insulin.
e. Menghasilkan prostaglandin.
E. Patofisisiologi
Mekanisme terbentuknya batu pada
saluran kemih atau dikenal dengan
urolithiasis belum diketahui secara pasti.
Namun demikian ada beberapa faktor
predisposisi terjadinya batu antara lain:
peningkatan konsentrasi larutan urin akibat
dari intake cairan yang kurang serta
peningkatan bahan-bahan organik akibat
infeksi saluran kemih atau statis urin
menjadikan sarang untuk pembentukan batu.
Supersaturasi elemen urin seperti
kalsium, fosfat dan faktor lain yang
mendukung terjadinya batu meliputi: pH
urin yang berubah menjadi asam, jumlah
casiran urin. Masalah-masalah dengan
metabolisme purin mempengaruhi
pembentukan batu asam urat. pH urin juga
mendukung pembentukan batu. Batu asam
urat dan cyscine dapat mengendap dalam
urin yang alkalin, sedangkan batu oxalat
tidak dipengaruhi oleh pH urin.
. Batu yang terbentuk dalam saluran
kemih sangat bervariasi. Ada batu yang
kecil, ada yang besar. Batu yang kecil dapat
lekuar lewat urin dan akan menimbulkan
rasa nyeri, trauma pada saluran kemih dan
akan tampak darah dalam urin; sedangkan
batu yang besar dapat menyebabkan
obstruksi saluran kemih yang menimbulkan
dilatasi struktur, akibat dari dilatasi akan
terjadi refluks urin dan akan menimbulkan
terjadinya hidronefrosis karena dilatasi
ginjal. Kerusakan pada srtuktur ginjal yang
lama akan mengakibatkan kerusakan-
kerusakan pada organ dalam ginjal sehingga
terjadi gagal ginjal kronis karena ginjal tidak
mampu melakukan fungsinya secara normal,
yang mengakibatkan terjadinya penyakit
gagal ginjal kronik yang dapat menyebabkan
kematian. Selain itu batu dapat mengabrasi
dinding sehingga darah akan keluar bersama
urin.
G. Pemeriksaan Diagnostik
1. Urinalisa; warna mungkin kuning ,coklat
gelap,berdarah,secara umum menunjukan
SDM, SDP, kristal ( sistin,asam urat,kalsium
oksalat), pH asam (meningkatkan sistin dan
batu asam urat) alkali ( meningkatkan
magnesium, fosfat amonium, atau batu
kalsium fosfat), urine 24 jam :kreatinin,
asam urat kalsium, fosfat, oksalat, atau sistin
mungkin meningkat), kultur urine
menunjukan ISK, BUN/kreatinin serum dan
urine; abnormal (tinggi pada serum/rendah
pada urine) sekunder terhadap tingginya
batu obstruktif pada ginjal menyebabkan
iskemia/nekrosis.
2. Darah lengkap: Hb,Ht,abnormal bila
psien dehidrasi berat atau polisitemia.
3. Hormon Paratyroid mungkin meningkat
bila ada gagal ginjal ( PTH. Merangsang
reabsobsi kalsium dari tulang, meningkatkan
sirkulasi serum dan kalsium urine.
4. Foto Rntgen; menunjukan adanya
kalkuli atau perubahan anatomik pada area
ginjal dan sepanjang ureter.
5. IVP: memberikan konfirmasi cepat
urolithiasis seperti penyebab nyeri,
abdominal atau panggul.Menunjukan
abnormalitas pada struktur anatomik
(distensi ureter).
6. Sistoureterokopi;visualiasi kandung
kemih dan ureter dapat menunjukan batu
atau efek obstruksi.
7. CT Scan : menggambarkan kalkuli dan
masa lain.
8. USG ginjal: untuk menentukan
perubahan obstruksi,dan lokasi batu.
B. Diagnosa keperawatan
Diagnosa Keperawatan yang mungkin
muncul adalah ;
1. Pre operasi
a. Nyeri berhubungan dengan peningkatan
frekuensi /dorongan kontraksi
ureteral,trauma jaringan,pembentukan
edema,iskemia seluler.
b. Perubahan pola eliminasi: urine
berhubungan dengan obstruksi karena batu.
c. Risiko tinggi kekurangan volume cairan
berhubungan dengan mual dan muntah
d. Kurang pengetahuan tentang diet, dan
kebutuhan pengobatan
Pertahankan
patensi
kateter bila
digunakan. Dipakai
selama
episode
akut,untu
k
menurun
kan kolik
ureter
dan
relaksasi
otot.
.Menuru
nkan
refleks
spasme
shg.
Mengura
ngi nyeri
dan
kolik.
Menurun
kan
edema ja
ringan
,shg.
Memban
tu
gerakan
batu.
Mencega
h stasis
urine,me
nurunkan
resiko
peningka
tan
tekanan
ginjal
dan
infeksi.
.
2. Perubahan eliminasi Perubahan Awasi pemasukan dan Evaluasi fungsi
urine b/d stimulasi eliminasi pengeluaran serta karakteristik ginjal
kandung kemih oleh urine tidak urine dgn.memerhatikan
batu,iritasi terjadi tanda-tanda
ginjal,atau Tentukan pola berkemih komplikasimisalnya
ureter,obstruksi Kriteria : normal. infeksi,atau
mekanik atau - perdarahan.
inflamsi. Haemat Kalkulus
uria tidak dpt.menyebabkan
ada. Dorong meningkatkan eksitabiliats
- Piuria pemasukan cairan saraf,yg.menyebabk
tidak an kebutuhan
terjadi Catat adanya pengeluaran sensasi berkemih
- Rasa dalam urinek/p kirim ke lab .segera.
terbakar untuk dianalisa. Membilas
tidak ada. Observasi keluhan kandung bakteri,darah.dan
- Dorongan kemih,palpasi dan perhatikan debris,membantu
ingin output,dan edema. lewatnya batu.
berkemih Obserevasi perubahan status Identifikasi tipe
terus mental.,prilaku atau tingkat batudan alternatif
berkurangi. kesadaran. terapi
Kolaborasi ; Retensi
Monitoring urine,menyebabkan
pem.Lab,BUN.kreatinin distensi
jaringan.,potensial
Ambil urine untuk kultur dan resiko infeksi dan
sensitivitas GGK.
Berikan obat sesuai dgn Ketidakseimbangan
program; elektrolit
- diamox, alupurinol dpt.menjadi toksik
pada SSP.
- Esidrix, Higroton
- Amonium Peninggian
Klorida,Kalium,,atau BUN,indikasi
Natrium,fosfat,. disfungsi ginjal.
- Agen antigon, (Ziloprim)
Evaluasi adanya
- Antibiotik ISK.atau penyebab
komplikasi.
- Nabic
- Asam Askorbat
Meningkatkan
- Pertahankan patensi kateter. pH.urine
menurunkan
Irigasi dgn. Asam atau larutan pembentukan batu
alkalin. asam.
Mencegah stasis
urine
Menurunkan
pembentukan batu
fosfat
Menurunkan
produksi asam urat
Adanya ISK
potensuial
pembentukan batu.
Mencegah
pembentukan
beberapa kalkuli.
Mencegah
berulangnya
pembentukan batu
alkalin.
Mencegah
retensi,dan
komplikasi.
Mengubah pH.urine
mencegah
pembentukan batu.
3. Resiko tinggi Keseimban Catat insiden muntah, diare, Mengesampingkan
kekurangan volume gan cairan perhatikan karakteristik, dan kejadian abdominal
cairan b/d adekuat frekuensi. lain.
mual,muntah,diuresi Tingkatkan pemasukan cairan
s pascaobstruksi. Kriteria : 3-4 lt / hari dalam toleransi
- Intake dan jantung.
output Mempertahankan
seimbang Awasi tanda vital, evaluasi keseimbangan
- Tanda nadi, turgor kulit dan cairan dan
vital stabil membran mukosa. homeostasis.
(TD 120/80
mmHg. Timbang berat badan tiap hari
Nadi 60- Kolaborasi: Penurunan
100, RR16- Awasi Hb,Ht,elektrolit, LFG.merangasang
20, suhu Berikan cairan IV produksi renin, yg.
36.5°- Bekerja
37°C) Berikan diet tepat,cairan meningktakan TD.
- -Membran jernih,makanan lembut s/d Peningkatan
mukosa toleransi BB.yang
lembab cepat,waspada
- Turgor Berikan obat s/d indikasi retensi
kulit baik. antiemetik,(misal compazin ) Mengkaji hidrasi,
kebutuhan
intervensdi.
Mempertahankan
volume sirkulasi
Mempertahnakan
keseimbangan
nutruisi.
Menurunkan mual
muntah
4. Kurang pengetahuan Pasien Kaji ulang proswes penyakit Memberikan
tentang diet, dan dapat dan harapan masa datang pengetahuan
kebutuhan memahami dasar,membuat
pengobatan tentang Kaji ulang program diet, pilihan berdasarkan
diet,dan sesuai dengan indikasi informasi
program Pemahaman
pengobatan diet,memberikan
Diskusikan tentang: kesempatan untuk
Kriteria : Pemberian diet rtendah memilih sesuai dgn.
- purin,(membatasi daging Informasi,mencegah
Berpart berlemak,kalkun,tumbuhan kekambuhan.
isipasi polong,gandum,alkohol) Menurunkan
dalam Pemberian diet rendah pemasukan oral
program Ca.(membatasi thd.prekursor asam
pengobatan susu,keju,sayur hijau,yogurt.) urat
- Pemberian diet rendah oksalat
Menjal membatasi konsumsi
ankan diet coklat,minuman
kafein,bit,bayam.
Diskusikan program obat-
obatan ,hindfari obat yang Menurunkan
dijual bebas dan baca resikopembentukan
labelnya. batu kalsium.
Tunjukan perawatan yang
tepat thd.insisi/kateter bila
ada. Menurunkan
pembentukan batu
oksalat.
B. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan berdasarkan analisa data menurut Doenges (2000), Susan Martin Tucker
ditemukan diagnosa keperawatan sebagai berikut :
1. Nyeri berhubungan dengan insisi pembedahan
2. Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan drainase luka.
3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang proses penyakit, perawatan
rutin pasca operasi.
C. Perencanaan
6. Kolaborasi 6.membantu
dengan dokter mengatasi rasa
untuk pemberian nyeri pada pasien
analgetik
2 Gangguan integritas kulit Tujuan : gangguan 1.Pantau balutan 1.mengetahui
berhubungan dengan integritas kulit tidak drainase, luka kondisi drainase
drainase luka terjadi. operasi, dan luka operasi
Kriteria evaluasi :
klien tidak 2.Catat dan 2.mengetahui
menunjukkan tanda dokumentasikan kondisi kulit
dan gejala bau, warna, untuk panduan
kemerahan pada konsistensinya, dalam tindakan
kulit. jaga kulit bersih selanjutnya
Intervensi : dan kering
3. Bantu pasien 3.mencegah
mendapatkan terjadinya
posisi yang dekubitus
nyaman
4. Beri kantong
ostomi dan 4. mencegah
pelindung kulit terjadinya infeksi
sekitar drainase
5. Pertahankan 5. untuk menjaga
kepatenan drain kelancaran
dan cegah drainase
adanya
penghalang pada
alat drainase
5. Intruksikan 5.untuk
pasien untuk mencegah
menghindari terjadinya
pemakaian obat keracunan Obat
melebihi
ketentuan dokter
tanpa
sepengetahuan
dokter
D. Implementasi
Implementasi menurut teori adalah mengidentifikasi bidang bantuan situasi yang
membutuhkan tambahan beragam dan mengimplementasikan intervensi keperawatan dengan
praktik terdiri atas keterampilan kognitif, interpersonal dan psikomotor (teknis).
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada klien pada batu ginjal, pada
prinsipnya adalah menganjurkan klien untuk banyak minum, mengobservasi tanda-tanda vital,
mengawasi pemasukan dan pengeluaran cairan, mengajarkan teknik relaksasi untuk mengatasi
nyeri, memberikan obat dan memantau hasil pemeriksaan darah lengkap sesuai program serta
melibatkan keluarga dalam setiap tindakan yang dilakukan.
Mendokumentasikan semua tindakan keperawatan yang dilakukan ke dalam catatan
keperawatan secara lengkap yaitu ; jam, tanggal, jenis tindakan, respon klien dan nama lengkap
perawat yang melakukan tindakan keperawatan.
E. Evaluasi
Menurut teori evaluasi adalah tujuan asuhan keperawatan yang menentukan apakah
tujuan ini telah terlaksana, setelah menerapkan suatu rencana tindakan untuk meningkatkan
kualitas keperawatan, perawat harus mengevaluasi keberhasilan rencana penilaian atau evaluasi
diperoleh dari ungkapan secara subjektif oleh klien dan objektif didapatkan langsung dari hasil
pengamatan. Penilaian keberhasilan dilakukan sesuai dengan waktu yang dicapai dengan kriteria
hasil. Pada klien batu ginjal dapat dilihat : nyeri berkurang, tanda-tanda vital dalam batas normal
dan pengetahuan klien tentang perawatan batu ginjal meningkat.