Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Batu ginjal merupakan batu saluran kemih (urolithiasis), sudah dikenal
sejak zaman Babilonia dan Mesir kuno dengan diketemukannya batu pada
kandung kemih mummi. Batu saluran kemih dapat diketemukan sepanjang
saluran kemih mulai dari sistem kaliks ginjal, pielum, ureter, buli-buli dan
uretra. Batu ini mungkin terbentuk di di ginjal kemudian turun ke saluran
kemih bagian bawah atau memang terbentuk di saluran kemih bagian bawah
karena adanya stasis urine seperti pada batu buli-buli karena hiperplasia
prostat atau batu uretra yang terbentu di dalam divertikel uretra.
Penyakit batu saluran kemih menyebar di seluruh dunia dengan perbedaan di
negara berkembang banyak ditemukan batu buli-buli sedangkan di negara
maju lebih banyak dijumpai batu saluran kemih bagian atas (gunjal dan
ureter), perbedaan ini dipengaruhi status gizi dan mobilitas aktivitas seharihari. Angka prevalensi rata-rata di seluruh dunia adalah 1-12 % penduduk
menderita batu saluran kemih.
Penyebab terbentuknya batu saluran kemih diduga berhubungan dengan
gangguan aliran urine, gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi
dan keadaan-keadaan lain yang masih belum terungkap (idiopatik).

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana Asuhan Keperawatan pada pasien batu saluran kemih

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien batu saluran kemih
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk Mengetahui Definisi batu saluran kemih
2. Untuk Mengetahui Etiologi batu saluran kemih
3. Untuk Mengetahui tanda dan gejala batu saluran kemih
4. Untuk Mengetahui Patofisiologi batu saluran kemih
5. Untuk Mengatahui Pemeriksaan diagnostic batu saluran kemih
6. Untuk Mengetahui Penatalaksanaan medic batu saluran kemih

pg. 1

BAB II
PEMBAHASAN

2. 1

Pengertian batu saluran kemih


Batu saluran kemih adalah adanya batu di traktus urinarius. (ginjal,
ureter, atau kandung kemih, uretra) yang membentuk kristal; kalsium, oksalat,
fosfat, kalsium urat, asam urat dan magnesium.(Brunner & Suddath,2002).
Batu saluran kemih atau Urolithiasis adalah adanya

batu di dalam

saluran kemih. (Luckman dan Sorensen)


Dari dua definisi tersebut diatas saya mengambil kesimpulan bahwa
batu saluran kemih adalah adanya batu di dalam saluran perkemihan yang
meliputi ginjal,ureter,kandung kemih dan uretra.

2. 2

Klasifikasi batu saluran kemih


Batu saluran kemih dapat dibagi berdasarkan lokasi terbentuknya,
menurut lokasi beradanya, menurut keadaan klinik, dan menurut susunan
kimianya.

1. Menurut tempat terbentuknya


a. Batu ginjal
b. Batu kandung kemih
2. Menurut lokasi keberadaannya :
a. Batu urin bagian atas (mulai ginjal sampai ureter distal)
b. Batu urin bagian bawah (Mulai kandung kemih sampai uretra)
3. Menurut Keadaan Klinik :
a. Batu urin metabolic aktif : bila timbul dalam satu tahun trakhir, batu
bertambah besar atau kencing batu.
b. Batu urin metabolic inaktif : bila tidak ada gejala seperti yang aktif
c. Batu urin yang aktifitasnya diketahui (asimtomatik)
d. Batu urin yang perlu tindakan bedah (surgically active) bila
menyebabkan obstruksi, infeksi, kolik, hematuria.
4. Menurut susunan kimiawi

pg. 2

Berdasarkan susunan kimianya batu urin ada beberapa jenis yaitu : batu
kalsium okalat, batu kalsium fosfat, batu asam urat, batu struvit
(magnesiumammonium fosfat) dan batu sistin
a. Batu Kalsium Oksalat :
Merupakan jenis batu paling sering dijumpai; yaitu lebih kurang
75 85% dari seluruh batu urin. Batu ini lebih umum pada wanita, dan
rata-rata terjadi pada usia decade ketiga. Kadang-kadang batu ini dijumpai
dalam bentuk murni atau juga bisa dalam bentuk campuran, misalnya
dengan batu kalsium fosfat )biasanya hidroxy apatite).
Batu kalsium ini terdiri dari 2 tipe yaitu monohidrat dan
dihidrat. Batu kalsium dihidrat biasanya pecah dengan mudah dengan
lithotripsy (suatu teknik non invasive dengan menggunakan gelombang
kejut yang difokuskan pada batu untuk menghancurkan batu menjadi
fragmen-fragmen.) sedangkan batu monohidrat adalah salah satu diantara
jenis batu yang sukar dijadikan fragmen-fragmen. Faktor terjadinya batu
kalsium adalah:
1)

Hiperkalsiuria
Hiperkalsiuria adalah Kadar kasium urine lebih dari 250-300
mg/24 jam, dapat terjadi karena peningkatan absorbsi kalsium pada
usus (hiperkalsiuria absorbtif), gangguan kemampuan reabsorbsi
kalsium pada tubulus ginjal (hiperkalsiuria renal) dan adanya
peningkatan resorpsi tulang (hiperkalsiuria resoptif) seperti pada
hiperparatiridisme primer atau tumor paratiroid.

2)

Hiperoksaluria:
Hiperoksaluria adalah Ekskresi oksalat urien melebihi 45
gram/24 jam, banyak dijumpai pada pasien pasca pembedahan usus
dan kadar konsumsi makanan kaya oksalat seperti teh, kopi instan,
soft drink, kakao, arbei, jeruk sitrun dan sayuran hijau terutama
bayam.

3)

Hiperurikosuria:

pg. 3

Hiperurikosuria adalah Kadar asam urat urine melebihi 850


mg/24 jam. Asam urat dalam urine dapat bertindak sebagai inti batu
yang mempermudah terbentuknya batu kalsium oksalat. Asam urat
dalam urine dapat bersumber dari konsumsi makanan kaya purin atau
berasal dari metabolisme endogen.

b. Batu Struvit :
Sekitar 10-15% dari total, terdiri dari magnesium ammonium fosfat
(batu struvit) dan kalsium fosfat. Batu ini terjadi sekunder terhadap
infeksi saluran kemih yang disebabkan bakteri pemecah urea. Batu dapat
tumbuh menjadi lebih besar membentuk batu staghorn dan mengisi
seluruh pelvis dan kaliks ginjal (6,46) Batu dapat tumbuh menjadi lebih
besar membentuk batu staghorn dan mengisi seluruh pelvis dan kaliks
ginjal.(646) Batu ini bersifat radioopak dan mempunyai densitas yang
berbeda. Diurin kristal batu struit berbentuk prisma empat persegi
panjang. Dikatakan bahwa batu staghorn dan struit mungkin berhubungan
erat dengan destruksi yang cepat dari ginjal hal ini mungkin karena
proteus merupakan bakteri urease yang poten.

c. Batu asam urat :


Lebih kurang 5-10% dari seluruh batu saluran kemih dan batu ini tidak
mengandung kalsium dalam bentuk mu rni sehingga tak terlihat dengan
sinar X (Radiolusen) tapi mungkin bisa dilihat dengan USG atau dengan
Intra Venous Pyelografy (IVP). Batu asam urat ini biasanya berukuran
kecil, tapi kadang-kadang dapat cukup besar untuk membentuk batu
staghorn, dan biasanya relatif lebih mudah keluar karena rapuh dan sukar
larut dalam urin yang asam. Batu asam urat ini terjadi terutama pada
wanita. Separoh dari penderita batu asam urat menderita gout; dan batu ini
biasanya bersifat famili apakah dengan atau tanpa gout. Dalam urin kristal
asam urat berwarna merah orange. Asam urat anhirat menghasilkan kristalkristal kecil yang terlihat amorphous dengan mikroskop cahaya. Dan

pg. 4

kristal ini tak bisa dibedakan dengan kristal apatit. Batu jenis dihidrat
cenderung membentuk kristal seperti tetesan air mata

d. Batu Sistin : (1-2%)


Lebih kurang 1-2% dari seluruh BSDK, Batu ini jarang dijumpai
(tidak umum), berwarana kuning jeruk dan berkilau. Sedang kristal sistin
diurin tampak seperti plat segi enam, sangat sukar larut dalam air.(6)
Bersifat Radioopak karena mengandung sulfur.

e. Batu Xantin :
Amat jarang, bersifat

herediter karena defisiensi xaintin oksidase.

Namun bisa bersifat sekunder karena pemberian alupurinol yang


berlebihan.

2. 3

Etiologi
Penyebab terbentuknya batu saluran kemih sampai saat ini belum
diketahui pasti, tetapi ada beberapa faktor predisposisi terjadinya batu pada
saluran kemih yaitu:

1.

Infeksi
Infeksi saluran kencing dapat menyebabkan nekrosis jaringan ginjal dan

akan menjadi inti pembentukan batu saluran kemih . Infeksi bakteri akan
memecah ureum dan membentuk amonium yang akan mengubah pH urine
menjadi alkali.
2.

Stasis dan Obstruksi urine

pg. 5

Adanya obstruksi dan stasis urine akan mempermudah pembentukan


batu saluran kemih.
3.

Ras
Pada daerah tertentu angka kejadian batu saluran kemih lebih tinggi

daripada daerah lain, Daerah seperti di Afrika Selatan hampir tidak dijumpai
penyakit batu saluran kemih.
4.

Keturunan
Herediter atau faktor keturunan yang juga memainkan dari semua jenis

penyakit yang menjadi alasan suatu penyakit dapat diturunkan oleh orang tua
ke anak.

5.

Asupan Air minum


Memperbanyak diuresis dengan cara banyak minum air akan

mengurangi kemungkinan terbentuknya batu ,sedangkan kurang minum


menyebabkan kadar semua substansi dalam urine meningkat
6.

Pekerjaan
Pekerja keras yang banyak bergerak mengurangi kemungkinan

terbentuknya batu daripada pekerja yang lebih banyak duduk.

7.

Suhu
Tempat yang bersuhu

panas menyebabkan banyak mengeluarkan

keringat sedangkan asupan air kurang dan tingginya kadar mineral dalam air
minum meningkatkan insiden batu saluran kemih
8.

Makanan

pg. 6

Masyarakat yang banyak mengkonsumsi protein hewani angka


morbiditas batu saluran kemih berkurang. Penduduk yang vegetarian yang
kurang makan putih telur lebih sering menderita batu saluran kemih ( buli-buli
dan Urethra ).

2. 4 Anatomi Ginjal
Ginjal adalah bagian utama dari sistem perkemihan yang juga masuk
didalamnya ureter, kandung kemih dan uretra. Ginjal terletak pada rongga
abdomen posterior, dibelakang peritonium diarea kanan dan kiri dari kolumna
vertebralis. Ginjal dipertahankan dalam posisi tersebut oleh bantalan lemak
yang tebal. Pada orang dewasa normal panjangnya 12 13 cm, lebar 6 cm dan
beratnya antara 120 -150 gram. Setiap ginjal memiliki korteks dibagian luar
dan di bagian dalam yang terbagi menjadi piramide-piramide. Pada setiap
piramide membentuk duktus papilaris yang selanjutnya menjadi kaliks minor,
kaliks mayor dan bersatu membentuk ginjal tempat terkumpulnya urine. Ureter
menghubungkan ginjal dengan kandung kemih.
Garis-garis yang terlihat pada piramide disebut nefron yang merupakan
satuan fungsional ginjal. Setiap ginjal terdiri dari satu juta nefron. Setiap nefron
terdiri atas glomerulus yang merupakan lubang-lubang yang terdapat pada
piramide-piramide renal, membentuk simpul dan kapiler badan satu mulpigli,
kapsul bowman, tubulus proximal, ansa henle dan tubulus distal.
Ureter menghubungkan pelvis ginjal dengan kandung kemih. Kedua
ureter merupakan saluran yang panjangnya 10 12 inc. Ureter berfungsi
menyalurkan urin ke kandung kemih. Kandung kemih mempunyai tiga muara.
Dua maura ureter dan satu muara uretra. Kandung kemih sebagai tempat
menyimpannya urin dan mendorong urin untuk keluar. Uretra adalah saluran
kecil yang berjalan dari kandung kemih sampai ke luar tubuh yang disebuat
meatus uretra.
Fungsi ginjal:
1.

Fungsi ekskresi

pg. 7

a. Mempertahankan osmolaritas plasma sekitar 285

cm osmol

dengan mengubag ekskresi air.


b. Mempertahankan kadar masing-masing elektrolit plasma dalam
rentang normal.
c. Mempertahankan pH plasma dengan mengeluarkan kelebihan
dan membentuk kembali Hco3.
d. Mengekskresikan produk ahkir nitrogen dan metabolisme
protein terutama urea, asam urat dan kretinin.
2.

Fungsi non ekskresi


a.Menghasilkan renin, penting untuk mengatur tekanan darah.
b.
Menghasilkan eritropoitin, faktor penting dalam
stimulasi produksi sel darah merah dan sumsum tulang.
c.Metabolisme vitamin D menjdai bentuk aktifnya.
d.
Degradasi insulin.
e.Menghasilkan prostaglandin.

2.5

Patofisisiologi
Mekanisme terbentuknya batu pada saluran kemih atau dikenal dengan
urolithiasis belum diketahui secara pasti. Namun demikian ada beberapa faktor
predisposisi terjadinya batu antara lain: peningkatan konsentrasi larutan urin
akibat dari intake cairan yang kurang serta peningkatan bahan-bahan organik
akibat infeksi saluran kemih atau statis urin menjadikan sarang untuk
pembentukan batu.
Supersaturasi elemen urin seperti kalsium, fosfat dan faktor lain yang
mendukung terjadinya batu meliputi: pH urin yang berubah menjadi asam,
jumlah

casiran

urin.

Masalah-masalah

dengan

metabolisme

purin

mempengaruhi pembentukan batu asam urat. pH urin juga mendukung


pembentukan batu. Batu asam urat dan cyscine dapat mengendap dalam urin
yang alkalin, sedangkan batu oxalat tidak dipengaruhi oleh pH urin.
Batu yang terbentuk dalam saluran kemih sangat bervariasi. Ada batu
yang kecil, ada yang besar. Batu yang kecil dapat lekuar lewat urin dan akan
menimbulkan rasa nyeri, trauma pada saluran kemih dan akan tampak darah
dalam urin; sedangkan batu yang besar dapat menyebabkan obstruksi saluran

pg. 8

kemih yang menimbulkan dilatasi struktur, akibat dari dilatasi akan terjadi
refluks urin dan akan menimbulkan terjadinya hidronefrosis karena dilatasi
ginjal. Kerusakan pada srtuktur ginjal yang lama akan mengakibatkan
kerusakan-kerusakan pada organ dalam ginjal sehingga terjadi gagal ginjal
kronis karena ginjal tidak mampu melakukan fungsinya secara normal, yang
mengakibatkan

terjadinya

penyakit

gagal

ginjal

kronik

yang

dapat

menyebabkan kematian. Selain itu batu dapat mengabrasi dinding sehingga


darah akan keluar bersama urin.

2.6

Tanda dan gejala


Manifestasi klinis adanya batu dalam traktus urinarius tergantung pada
adanya obstruksi, infeksi dan edema.
1.

Ketika batu menghambat aliran urin, terjadi obstruksi piala ginjal serta

ureter proksimal.
a. Infeksi pielonefritis dan sintesis disertai menggigil, demam dan
disuria, dapat terjadi iritasi batu yang terus menerus. Beberapa batu
menyebabkan sedikit gejala, namun secara perlahan merusak unit
fungsional (nefron) ginjal.
b. Nyeri hebat dan ketidaknyamanan.
2.

Batu di ginjal
a. Nyeri dalam dan terus menerus di area kontovertebral.
b. Hematuri.
c. Nyeri berasal dari area renal menyebar secara anterior dan pada
wanita nyeri kebawah mendekati kandung kemih sedangkan
pada pria mendekati testis.
d. Mual dan muntah.
e. Diare.

3.

Batu di ureter
a.Nyeri menyebar kepaha dan genitalia.

pg. 9

b.

Rasa ingin berkemih namun hanya sedikit urin yang

keluar.
c.Hematuri akibat abrasi batu.
d.
Biasanya batu keluar secara spontan dengan diameter
batu 0,5 1 cm.
4.

Batu di kandung kemih


a. Biasanya menimbulkan gejala iritasi dan berhubungan dengan
infeksi traktus urinarius dan hematuri.
b. Jika batu menimbulkan obstruksi pada leher kandung kemih
akan terjadi retensi urin.

Teori terbentuknya batu


1.

Teori Intimatriks
Terbentuknya BSK. memerlukan adanya substansi organik

sebagai inti .Substansi ini terdiri dari mukopolisakarida dan


mukoproptein A yang mempermudah kristalisasi dan agregasi substansi
pembentukan batu.
2.

Teori Supersaturasi
Terjadi kejenuhan substansi pembentuk batu dalam urine seperti;

sistin, santin, asam urat, kalsium oksalat akan mempermudah


terbentuknya batu.

3.

Teori Presipitasi-Kristaliasi
Perubahan pH urine akan mempengaruhi solubilitas substasi

dalam

urine

.Urine

yang

bersifat

asam

akan

mengendap

sistin,santin,asam dan garam urat,urine alkali akan mengendap garamgaram fosfat.


4.

Teori Berkurangnya faktor penghambat

pg. 10

Berkurangnya

faktor

penghambat

seperti

peptid

fosfat,

pirofosfatpolifosfat, sitrat magnesium, asam mukopolisakarida akan


mempermudah terbentuknya batu saluran kemih.

2.7

Pemeriksaan Diagnostik
1. Urinalisa; warna mungkin kuning ,coklat gelap,berdarah,secara
umum menunjukan SDM, SDP, kristal ( sistin,asam urat,kalsium
oksalat), pH asam (meningkatkan sistin dan batu asam urat) alkali
( meningkatkan magnesium, fosfat amonium, atau batu kalsium fosfat),
urine 24 jam :kreatinin, asam urat kalsium, fosfat, oksalat, atau sistin
mungkin meningkat), kultur urine menunjukan ISK, BUN/kreatinin
serum dan urine; abnormal (tinggi pada serum/rendah pada urine)
sekunder terhadap tingginya batu obstruktif pada ginjal menyebabkan
iskemia/nekrosis.
2. Darah lengkap: Hb,Ht,abnormal bila psien dehidrasi berat atau
polisitemia.
3. Hormon Paratyroid mungkin meningkat bila ada gagal ginjal ( PTH.
Merangsang reabsobsi kalsium dari tulang, meningkatkan

sirkulasi

serum dan kalsium urine.


4. Foto Rntgen; menunjukan adanya kalkuli atau perubahan anatomik
pada area ginjal dan sepanjang ureter.
5. IVP: memberikan konfirmasi cepat urolithiasis seperti penyebab
nyeri, abdominal atau panggul.Menunjukan abnormalitas pada struktur
anatomik (distensi ureter).
6. Sistoureterokopi;visualiasi kandung kemih dan ureter dapat
menunjukan batu atau efek obstruksi.
7. CT Scan : menggambarkan kalkuli dan masa lain.
8. USG ginjal: untuk menentukan perubahan obstruksi,dan lokasi batu.

pg. 11

2.8 Therapy dan Penatalaksanaan medik


1.

2.

Tujuan:
a.

Menghilangkan obstruksi

b.

Mengobati infeksi.

c.

Mencegah terjadinya gagal ginjal.

d.

Mengurangi kemungkinan terjadinya rekurensi (terulang kembali).

Operasi dilakukan jika:


a.

Sudah terjadi stasis/bendungan.

b.

Tergantung letak dan besarnya batu, batu dalam pelvis dengan

bendungan positif harus dilakukan operasi.


3.

4.

Therapi
a.

Analgesik untuk mengatasi nyeri.

b.

Allopurinol untuk batu asam urat.

c.

Antibiotik untuk mengatasi infeksi.

Diet
Diet atau pengaturan makanan sesuai jenis batu yang ditemukan.
a.

Batu kalsium oksalat


Makanan yang harus dikurangi adalah jenis makanan yang

mengandung kalsium oksalat seperti: bayam, daun sledri, kacangkacangngan, kopi, coklat; sedangkan untuk kalsium fosfat mengurangi
makanan yang mengandung tinggi kalsium seperti ikan laut, kerang,
daging, sarden, keju dan sari buah.
b.

Batu struvite; makanan yang perlu dikurangi adalah keju, telur,

susu dan daging.

pg. 12

c.

Batu cystin; makanan yang perlu dikurangi antara lain sari buah,

susu, kentang.
d.

Anjurkan konsumsi air putih kurang lebih 3 -4 liter/hari serta olah

raga secara teratur.

Namun biasanya tindakan dikerjakan jika diameter batu 8-10 mm atau


lebih. Pengeluaran batu konservatif dilakukan bila cara-cara yang memerlukan
tindakan dapat disingkirkan. Cara ini dilakukan berupa diuresis paksa dengan
ketentuan:
a.

Batu ureter sepertiga tengah atau sepertiga distal

b.

Tidak ada penyumbatan total

c.

Batu memiliki diameter kecil

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


PRA OPERASI
3.1. Pengkajian
1. Pola persepsi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan
a. Riwayat penyakit ginjal akut dan kronik.
b. Riwayat infeksi saluran kemih.
c. Pajanan lingkungan: zat-zat kimia.
d. Keturunan.
e. Alkoholik, merokok.
f. Untuk pasien wanita: jumlah dan tipe persalinan (SC, forseps,
penggunaan kontrasepsi).
2. Pola nutrisi metabolik

pg. 13

3.

4.

5.
6.

a. Mual, muntah.
b. Demam.
c. Diet tinggi purin oksalat atau fosfat.
d. Kebiasaan mengkonsumsi air minum.
e. Distensi abdominal, penurunan bising usus.
f. Alkoholik
Pola eliminasi
a. Perubahan pola eliminasi: urin pekat, penurunan output.
b. Hematuri.
c. Rasa terbakar, dorongan berkemih.
d. Riwayat obstruksi.
e. Penurunan hantaran urin, kandung kemih.
Pola aktivitas dan latihan
a. Pekerjaan (banyak duduk).
b. Keterbatasan aktivitas.
c. Gaya hidup (olah raga).
Pola tidur dan istirahat
a. Demam, menggigil.
b. Gangguan tidur akibat rasa nyeri.
Pola persepsi kognitif
a. Nyeri: nyeri yang khas adalah nyeri akut tidak hilang dengan posisi atau

tindakan lain, nyeri tekan pada area ginjal pada palpasi


b. Pengetahuan tentang terjadinya pembentukan batu.
c. Penanganan tanda dan gejala yang muncul.
7. Pola reproduksi dan seksual
a. Keluhan dalam aktivitas seksual sehubungan dengan adanya nyeri pada
saluran kemih.
8. Pola persepsi dan konsep diri
a. Perubahan gaya hidup karena penyakit.
b. Cemas terhadap penyakit yang diderita.
9. Pola mekanisme copying dan toleransi terhadap stress
a. Adakah pasien tampak cemas
b. Bagaimana mengatasi masalah yang timbul.
3.2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul adalah ;
1. Pre operasi
a. Nyeri berhubungan dengan peningkatan frekuensi /dorongan kontraksi
ureteral,trauma jaringan,pembentukan edema,iskemia seluler.
b. Perubahan pola eliminasi: urine berhubungan dengan obstruksi karena
batu.
c. Risiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan
muntah
d. Kurang pengetahuan tentang diet, dan kebutuhan pengobatan

pg. 14

3.3. Rencana asuhan keperawatan


N

Diagnosa

Tujuan-

O.

Keperawatan

Kriteria

Intervensi

Rasional

yang
diharapka
1.

n
Nyeri akut b/d Nyeri

Catat

peningkatan

hilang

intensitas,penyebaran,pe

frekuensi

dengan

rhatikan

/dorongan

spasme

non

kontraksi

terkontrol.

merintih,mengaduh dan

lokasi,lamanya Evaluasi
obstruksi

dan

tanda-tanda kemajuan

gerakan

verbal,misalnya kalkulus

ureteral,trauma

gelisahansietas.

jaringan,pemben Kriteria ;

Jel

tukan

nyeri

Pasien

edema,iskemia

tampak

seluler.

rileks.

askan

penyebab

dan

perubahan

karakteristik nyeri.

Membantu

dalam

meningkatkan

Pasien

kemampuan koping

mampu
tidur/istirah
at

tempat

pasien
Berikan

serta

tindakan menurunkan ansietas

dengan nyaman,misalnya

tenang
Tidak

pijatan

Meningkatkan

punggung,ciptakan

relaksasi,menurunka

gelisah,tida

lingkungan yang tenang. n tegangan otot,

k merintih

Bantu

atau

penggunaan

dorong
nafas

berfokus
Bantu dengan ambulasi Mengarahkan

pg. 15

sering

s/d

tingkatkan
cairan

indikasi kembali
pemasukan perhatiandan

sedikitnya

3-4 membantu

dalam

lt/hariatau s/d indikasi.

relaksasi otot.

Perhatikan

Meningkatkan

keluhanpeningkatan/me

lewatnya

netapnya

nyeri batu,mencegah stasis

abdomen.

urine,mencegah

Berikan kompres hangat pembentukan


pada punggung

batu

selanjutnya.

.
KOLABORASI:
Berikan

obat

sesuai Obstruksi

dengan indikasi

lengkap

ureter

Narkotik

dpt.menyebabkab
ferforasi,dan

Antispasmodik

ekstravasasi urine ke
dalam area perirenal.

Kortikosteroid

Pertahankan

patensi Dipakai

kateter bila digunakan.

episode

selama
akut,untuk

menurunkan

kolik

ureter dan relaksasi


otot.
.Menurunkan refleks
spasme

shg.

Mengurangi

nyeri

dan kolik.
Menurunkan
edema jaringan ,shg.

pg. 16

Membantu

gerakan

batu.
Mencegah

stasis

urine,menurunkan
resiko

peningkatan

tekanan ginjal dan


infeksi.
2.

Perubahan
eliminasi
b/d

Perubahan
urine eliminasi

.
Awasi pemasukan dan Evaluasi
pengeluaran

serta ginjal

stimulasi urine tidak karakteristik urine

dgn.memerhatikan

kandung kemih terjadi

tanda-tanda

oleh batu,iritasi
ginjal,atau

fungsi

Tentukan pola berkemih komplikasimisalnya


Kriteria :

ureter,obstruksi

normal.

infeksi,atau

Haemat

mekanik

atau uria

inflamsi.

ada.

perdarahan.

tidak

Kalkulus
dpt.menyebabkan

Piuria
tidak terjadi

Dorong

meningkatkan eksitabiliats

pemasukan cairan

saraf,yg.menyebabka

Rasa

n kebutuhan sensasi

terbakar

Catat

tidak ada.

pengeluaran

Doronga
n

adanya berkemih .segera.


dalam Membilas

urinek/p kirim ke lab bakteri,darah.dan

ingin untuk dianalisa.

debris,membantu

berkemih

Observasi

keluhan lewatnya batu.

terus

kandung kemih,palpasi Identifikasi

berkurangi.

dan

perhatikan batudan

output,dan edema.
Obserevasi
status

tipe
alternatif

terapi

perubahan

mental.,prilaku Retensi

atau tingkat kesadaran.

urine,menyebabkan
distensi

Kolaborasi ;

jaringan.,potensial

Monitoring

resiko infeksi dan

pg. 17

pem.Lab,BUN.kreatinin

GGK.
Ketidakseimbangan

Ambil

urine

untuk elektrolit

kultur dan sensitivitas

dpt.menjadi

toksik

Berikan obat sesuai dgn pada SSP.


program;
diamox, alupurinol
Peninggian
Esidrix, Higroton

BUN,indikasi
disfungsi ginjal.

Amonium
Klorida,Kalium,,atau
Natrium,fosfat,.
Agen antigon, (Ziloprim)
Antibiotik

Evaluasi

adanya

ISK.atau

penyebab

komplikasi.

Nabic
Asam Askorbat
Pertahankan
kateter.

patensi
Meningkatkan
pH.urine

Irigasi dgn. Asam atau menurunkan


larutan alkalin.

pembentukan

batu

asam.
Mencegah

stasis

urine
Menurunkan
pembentukan

batu

fosfat

pg. 18

Menurunkan
produksi asam urat

Adanya

ISK

potensuial
pembentukan batu.
Mencegah
pembentukan
beberapa kalkuli.
Mencegah
berulangnya
pembentukan

batu

alkalin.
Mencegah
retensi,dan
komplikasi.
Mengubah pH.urine
mencegah
3.

Resiko

tinggi Keseimban

kekurangan
volume

gan

pembentukan batu.
Catat insiden muntah, Mengesampingkan k

cairan diare,

cairan adekuat

perhatikan ejadian

karakteristik,

b/d

abdominal

dan lain.

frekuensi.

mual,muntah,di

Kriteria :

Tingkatkan pemasukan

uresis

Intake

pascaobstruksi.

output

3-4 lt / hari dalam Mempertahankan

seimbang

toleransi jantung.

dan cairan
keseimbangan cairan

Tanda
vital

dan homeostasis.

stabil Awasi

(TD 120/80 evaluasi


mmHg.
Nadi

kulit

vital,

nadi,

turgor

dan

60- mukosa.

100, RR16-

tanda

membran Penurunan
LFG.merangasang
produksi renin, yg.

pg. 19

20,

suhu Timbang berat badan Bekerja

36.5-37C) tiap hari


-

meningktakan TD.

Kolaborasi:

Peningkatan

Membran

Awasi Hb,Ht,elektrolit,

BB.yang

mukosa

Berikan cairan IV

cepat,waspada

lembab
Turgor
kulit baik.

retensi
Berikan diet tepat,cairan Mengkaji

hidrasi,

jernih,makanan lembut kebutuhan


s/d toleransi
Berikan

intervensdi.
obat

indikasi

s/d Mempertahankan

antiemetik, volume sirkulasi

(misal compazin )

Mempertahnakan
keseimbangan
nutruisi.

Menurunkan
4.

muntah
proswes Memberikan

Kurang

Pasien

Kaji

pengetahuan

dapat

penyakit dan harapan pengetahuan

tentang diet, dan memahami

ulang

masa datang

dasar,membuat

kebutuhan

tentang

pengobatan

diet,dan

Kaji ulang program diet, informasi

program

sesuai dengan indikasi

pilihan berdasarkan

pengobatan

Pemahaman
diet,memberikan
kesempatan

Kriteria :
Berparti

mual

Diskusikan tentang:

untuk

memilih sesuai dgn.

Pemberian diet rtendah Informasi,mencegah

sipasi

purin,(membatasi

kekambuhan.

dalam

daging

Menurunkan

program

berlemak,kalkun,tumbu

pemasukan

pengobatan

han

thd.prekursor

oral
asam

pg. 20

Menjala
nkan diet

polong,gandum,alkohol)

urat

Pemberian diet rendah


Ca.(membatasi
susu,keju,sayur
hijau,yogurt.)
Pemberian diet rendah
oksalat

membatasi Menurunkan

konsumsi

resikopembentukan

coklat,minuman

batu kalsium.

kafein,bit,bayam.
Diskusikan

program

obat-obatan

,hindfari Menurunkan

obat yang dijual bebas pembentukan


dan baca labelnya.
Tunjukan

oksalat.

perawatan

yang
thd.insisi/kateter
ada.

batu

tepat
bila Obat yang diberikan
untuk mengasamkan
urin,atau
mengalkalikan,meng
hindari

produk

kontraindikasi.

3.4. Evaluasi
Tahap evaluasi dalam proses keperawatan mencakup pencapaian terhadap
tujuan apakah masalah teratasi atau tidak, dan apabila tidak berhasil perlu dikaji,
direncanakan dan dilaksanakan dalam jangka waktu panjang dan pendek tergantung
respon dalam keefektifan intervensi
II.

POST OPERASI

3.5. Pengkajian

pg. 21

Pengkajian pada klien dengan batu saluran kemih pasca pembedahan menurut Doenges
(2000),Susan Martin tucker ( 1998 ) diperoleh data sebagai berikut :
1. Aktifitas / istirahat.
Gejala : Pekerjaan monoton, klien terpajan pada lingkungan bersuhu tinggi,
keterbatasan aktifitas / imobilisasi sehubungan dengan kondisi sebelumnya (penyakit
2.

tidak sembuh dan cidera medula spinalis).


Sirkulasi
Tanda : peningkatan tekanan darah, nadi, nyeri pingggang, kolig ginjal, ansietas, gagal

3.

ginjal), kulit hangat dan kemerahan, pucat.


Eliminasi
Gejala : riwayat adanya ISK kronik, obstruksi sebelumnya (kalkulus). Penurunan

haluaran urine, kandung kemih penuh, rasa terbakar, dorongan berkemih, diare.
Tanda : oliguria, hematuria, piuria, perubahan pola berkemih, makanan / cairan.
4.
Makanan / cairan
Gejala : mual / muntah, nyeri tekan abdomen, diet tinggi purin, kalsium oksalat atau
fosfat, ketidakcukupan pemasukan cairan tidak minum air dengan cukup.
Tanda : distensi abdomen, penurunan / tidak adanya bising usus, muntah.
5.
Nyeri / kenyamanan
Gejala : periode akut, nyeri berat, nyeri kolik, lokasi tergantung pada lokasi batu,
contoh pada panggul di regio sudut kostavertebral : dapat menyebar ke punggung,
abdomen dan turun ke lipat paha/genetalia, nyeri dangkal

konstan menunjukkan

kalkulus ada di pelvi atau kalkulus ginjal nyeri dapat digambarkan sebagai akut, hebat
tidak hilang dengan posisi atau tindakan lain.
Tanda : melindungi perilaku distraksi, nyeri tekan pada areal ginjal pada palpasi.
3.6. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan berdasarkan analisa data menurut Doenges
1.
2.
3.

(2000), Susan

Martin Tucker ditemukan diagnosa keperawatan sebagai berikut :


Nyeri berhubungan dengan insisi pembedahan
Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan drainase luka.
Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang proses penyakit,
perawatan rutin pasca operasi.

3.7. Perencanaan

pg. 22

NO

Diagnosa

Tujuan-Kriteria

keperawatan
Nyeri

yang diharapkan
Tujuan : nyeri 1.Kaji

berhubungan

hilang / terkontrol.

dengan
pembedahan

insisi Kreteria
:

Intervensi

Rasional
sifat, 1.mengetahi

intensitas, lokasi, nyeri

evaluasi pencetus

dan (P,Q,R,S,T)

dilaporkan lamanya.

penurunan

klien, 2. Kaji daerah

ekspresi wajah dan insisi

terhadap 2.mengetahui

posisi tubuh klien kemerahan,


tampak rileks.

bengkak,

keadaan
keras setempat

dan drainase

berhubungan
dengan tindakan
yang

akan

di

3. Bantu pasien lakukan


mendapatkan
posisi

yang 3.menciptakan

nyaman

kenyamanan

4.Ajarkan teknik
relaksasi

nafas

dalam.

5.

4.meringankan
nyeri

sehingga

klien

bisa

Anjurkan tampak

klien

lebih

banyak rileks

minum
5.membantu
mengeluarkan
sisa

batu

dan

melancarkan
6.

Kolaborasi saluran kemih

dengan

dokter

untuk pemberian 6.membantu


analgetik

mengatasi

rasa

pg. 23

nyeri
2

pasien
Tujuan : gangguan 1.Pantau balutan 1.mengetahui

Gangguan
integritas

kulit integritas

berhubungan
dengan

pada

kulit drainase,

tidak terjadi.

luka kondisi drainase

operasi,

dan luka operasi

drainase Kriteria evaluasi :

luka

klien

tidak 2.Catat

dan 2.mengetahui

menunjukkan tanda dokumentasikan


dan

gejala bau,

kemerahan

kondisi

kulit

warna, untuk

pada konsistensinya,

panduan

dalam tindakan

kulit.

jaga kulit bersih selanjutnya

Intervensi :

dan kering
3. Bantu pasien 3.mencegah
mendapatkan
posisi

terjadinya

yang dekubitus

nyaman
4. Beri kantong
ostomi

dan 4.

pelindung

kulit terjadinya

sekitar drainase
5.

mencegah

infeksi

Pertahankan

kepatenan drain 5.
dan

untuk

cegah menjaga

adanya

kelancaran

penghalang pada drainase


alat drainase
3

Kurang

Tujuan

pengetahuan

pengetahuan

pasien

berhubungan

bertambah.

minum lebih dari kondisi

dengan

cairan

pasca operasi

keluarga

perawatan dapat

pasca operasi.

1.membantu

untuk mengembalikan

kurang Kriteria evaluasi : 2500 ml/ hari

informasi tentang Pasien/


proses

: 1.Intruksikan

mengungkapkan

2.Intruksikan
pasien

2.membantu

untuk mempercepat

pg. 24

tentang

proses mempertahankan

penyakit,
perawatan
pasca

diit

sesuai penyembuhan

rutin program
operasi, 3.

Ajarkan 3.membantu

perawatan di rumah pasien

untuk mencegah

dan evaluasi serta menggunakan


dapat

teknik

cuci

mendemontrasikan

tangan

yang

perawatan

proses

terjadinya ifeksi

luka, benar

mengganti balutan.

4.

Intervensi :

pada

Intruksikan 4.untuk
pasien membatu

untuk

mempercepat

melaporkan bila penanganan


terjadi

pada pasien

haematuria
5.

Intruksikan

pasien

untuk 5.untuk

menghindari

mencegah

pemakaian obat terjadinya


melebihi

keracunan Obat

ketentuan dokter
tanpa
sepengetahuan
dokter
3.1. Implementasi
Implementasi menurut teori adalah mengidentifikasi bidang bantuan situasi
yang membutuhkan tambahan beragam dan mengimplementasikan intervensi
keperawatan dengan praktik terdiri atas keterampilan kognitif, interpersonal dan
psikomotor (teknis).
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada klien pada batu ginjal, pada
prinsipnya adalah menganjurkan klien untuk banyak minum, mengobservasi tandatanda vital, mengawasi pemasukan dan pengeluaran cairan, mengajarkan teknik
relaksasi untuk mengatasi nyeri, memberikan obat dan memantau hasil pemeriksaan

pg. 25

darah lengkap sesuai program serta melibatkan keluarga dalam setiap tindakan yang
dilakukan.
Mendokumentasikan semua tindakan keperawatan yang dilakukan ke dalam
catatan keperawatan secara lengkap yaitu ; jam, tanggal, jenis tindakan, respon klien
dan nama lengkap perawat yang melakukan tindakan keperawatan.

3.8. Evaluasi
Menurut teori evaluasi adalah tujuan asuhan keperawatan yang menentukan
apakah tujuan ini telah terlaksana, setelah menerapkan suatu rencana tindakan untuk
meningkatkan kualitas keperawatan, perawat harus mengevaluasi keberhasilan rencana
penilaian atau evaluasi diperoleh dari ungkapan secara subjektif oleh klien dan objektif
didapatkan langsung dari hasil pengamatan. Penilaian keberhasilan dilakukan sesuai
dengan waktu yang dicapai dengan kriteria hasil. Pada klien batu ginjal dapat dilihat :
nyeri berkurang, tanda-tanda vital dalam batas normal dan pengetahuan klien tentang
perawatan batu ginjal meningkat.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

pg. 26

4.1 Kesimpulan
Batu saluran kemih adalah adanya batu di traktus urinarius. (ginjal, ureter, atau
kandung kemih, uretra) yang membentuk kristal; kalsium, oksalat, fosfat, kalsium
urat, asam urat dan magnesium.(Brunner & Suddath,2002).

Batu saluran kemih atau Urolithiasis adalah adanya batu di dalam saluran kemih.
(Luckman dan Sorensen)

4.2 Saran
Dengan makalah ini diharapkan pembaca khususnya mahasiswa keperawatan
dapat mengerti dan memahami serta menambah wawasan tentang Asuhan
keperawatan pada klien dengan Saluran batu kemih

Dari dua definisi tersebut diatas saya mengambil kesimpulan bahwa batu saluran
kemih adalah adanya batu di dalam saluran perkemihan yang meliputi
ginjal,ureter,kandung kemih dan uretra

DAFTAR PUSTAKA
Razak B., 1992. Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap
Pembentukan Batu Saluran Kemih di Ujung Pandang dan di Tana
Toraja.Artikel.

pg. 27

Purnomo, B.B., 2011. Dasar-dasar Urologi. Edisi ke 3, CV. Sagung Seto,


Jakarta.
Syaifuddin., 2006. Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan.
Edisi 3. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Sloane E., 2003. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.
Ganong W.R., 1992. Fisiologi Kedokteran. Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta.
Nursalam M., 2006. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan
Sistem Perkemihan. Penerbit Salemba medika, Jakarta

pg. 28

Anda mungkin juga menyukai