PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Batu ginjal merupakan batu saluran kemih (urolithiasis), sudah dikenal
sejak zaman Babilonia dan Mesir kuno dengan diketemukannya batu pada
kandung kemih mummi. Batu saluran kemih dapat diketemukan sepanjang
saluran kemih mulai dari sistem kaliks ginjal, pielum, ureter, buli-buli dan
uretra. Batu ini mungkin terbentuk di di ginjal kemudian turun ke saluran
kemih bagian bawah atau memang terbentuk di saluran kemih bagian bawah
karena adanya stasis urine seperti pada batu buli-buli karena hiperplasia
prostat atau batu uretra yang terbentu di dalam divertikel uretra.
Penyakit batu saluran kemih menyebar di seluruh dunia dengan perbedaan di
negara berkembang banyak ditemukan batu buli-buli sedangkan di negara
maju lebih banyak dijumpai batu saluran kemih bagian atas (gunjal dan
ureter), perbedaan ini dipengaruhi status gizi dan mobilitas aktivitas seharihari. Angka prevalensi rata-rata di seluruh dunia adalah 1-12 % penduduk
menderita batu saluran kemih.
Penyebab terbentuknya batu saluran kemih diduga berhubungan dengan
gangguan aliran urine, gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi
dan keadaan-keadaan lain yang masih belum terungkap (idiopatik).
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien batu saluran kemih
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk Mengetahui Definisi batu saluran kemih
2. Untuk Mengetahui Etiologi batu saluran kemih
3. Untuk Mengetahui tanda dan gejala batu saluran kemih
4. Untuk Mengetahui Patofisiologi batu saluran kemih
5. Untuk Mengatahui Pemeriksaan diagnostic batu saluran kemih
6. Untuk Mengetahui Penatalaksanaan medic batu saluran kemih
pg. 1
BAB II
PEMBAHASAN
2. 1
batu di dalam
2. 2
pg. 2
Berdasarkan susunan kimianya batu urin ada beberapa jenis yaitu : batu
kalsium okalat, batu kalsium fosfat, batu asam urat, batu struvit
(magnesiumammonium fosfat) dan batu sistin
a. Batu Kalsium Oksalat :
Merupakan jenis batu paling sering dijumpai; yaitu lebih kurang
75 85% dari seluruh batu urin. Batu ini lebih umum pada wanita, dan
rata-rata terjadi pada usia decade ketiga. Kadang-kadang batu ini dijumpai
dalam bentuk murni atau juga bisa dalam bentuk campuran, misalnya
dengan batu kalsium fosfat )biasanya hidroxy apatite).
Batu kalsium ini terdiri dari 2 tipe yaitu monohidrat dan
dihidrat. Batu kalsium dihidrat biasanya pecah dengan mudah dengan
lithotripsy (suatu teknik non invasive dengan menggunakan gelombang
kejut yang difokuskan pada batu untuk menghancurkan batu menjadi
fragmen-fragmen.) sedangkan batu monohidrat adalah salah satu diantara
jenis batu yang sukar dijadikan fragmen-fragmen. Faktor terjadinya batu
kalsium adalah:
1)
Hiperkalsiuria
Hiperkalsiuria adalah Kadar kasium urine lebih dari 250-300
mg/24 jam, dapat terjadi karena peningkatan absorbsi kalsium pada
usus (hiperkalsiuria absorbtif), gangguan kemampuan reabsorbsi
kalsium pada tubulus ginjal (hiperkalsiuria renal) dan adanya
peningkatan resorpsi tulang (hiperkalsiuria resoptif) seperti pada
hiperparatiridisme primer atau tumor paratiroid.
2)
Hiperoksaluria:
Hiperoksaluria adalah Ekskresi oksalat urien melebihi 45
gram/24 jam, banyak dijumpai pada pasien pasca pembedahan usus
dan kadar konsumsi makanan kaya oksalat seperti teh, kopi instan,
soft drink, kakao, arbei, jeruk sitrun dan sayuran hijau terutama
bayam.
3)
Hiperurikosuria:
pg. 3
b. Batu Struvit :
Sekitar 10-15% dari total, terdiri dari magnesium ammonium fosfat
(batu struvit) dan kalsium fosfat. Batu ini terjadi sekunder terhadap
infeksi saluran kemih yang disebabkan bakteri pemecah urea. Batu dapat
tumbuh menjadi lebih besar membentuk batu staghorn dan mengisi
seluruh pelvis dan kaliks ginjal (6,46) Batu dapat tumbuh menjadi lebih
besar membentuk batu staghorn dan mengisi seluruh pelvis dan kaliks
ginjal.(646) Batu ini bersifat radioopak dan mempunyai densitas yang
berbeda. Diurin kristal batu struit berbentuk prisma empat persegi
panjang. Dikatakan bahwa batu staghorn dan struit mungkin berhubungan
erat dengan destruksi yang cepat dari ginjal hal ini mungkin karena
proteus merupakan bakteri urease yang poten.
pg. 4
kristal ini tak bisa dibedakan dengan kristal apatit. Batu jenis dihidrat
cenderung membentuk kristal seperti tetesan air mata
e. Batu Xantin :
Amat jarang, bersifat
2. 3
Etiologi
Penyebab terbentuknya batu saluran kemih sampai saat ini belum
diketahui pasti, tetapi ada beberapa faktor predisposisi terjadinya batu pada
saluran kemih yaitu:
1.
Infeksi
Infeksi saluran kencing dapat menyebabkan nekrosis jaringan ginjal dan
akan menjadi inti pembentukan batu saluran kemih . Infeksi bakteri akan
memecah ureum dan membentuk amonium yang akan mengubah pH urine
menjadi alkali.
2.
pg. 5
Ras
Pada daerah tertentu angka kejadian batu saluran kemih lebih tinggi
daripada daerah lain, Daerah seperti di Afrika Selatan hampir tidak dijumpai
penyakit batu saluran kemih.
4.
Keturunan
Herediter atau faktor keturunan yang juga memainkan dari semua jenis
penyakit yang menjadi alasan suatu penyakit dapat diturunkan oleh orang tua
ke anak.
5.
Pekerjaan
Pekerja keras yang banyak bergerak mengurangi kemungkinan
7.
Suhu
Tempat yang bersuhu
keringat sedangkan asupan air kurang dan tingginya kadar mineral dalam air
minum meningkatkan insiden batu saluran kemih
8.
Makanan
pg. 6
2. 4 Anatomi Ginjal
Ginjal adalah bagian utama dari sistem perkemihan yang juga masuk
didalamnya ureter, kandung kemih dan uretra. Ginjal terletak pada rongga
abdomen posterior, dibelakang peritonium diarea kanan dan kiri dari kolumna
vertebralis. Ginjal dipertahankan dalam posisi tersebut oleh bantalan lemak
yang tebal. Pada orang dewasa normal panjangnya 12 13 cm, lebar 6 cm dan
beratnya antara 120 -150 gram. Setiap ginjal memiliki korteks dibagian luar
dan di bagian dalam yang terbagi menjadi piramide-piramide. Pada setiap
piramide membentuk duktus papilaris yang selanjutnya menjadi kaliks minor,
kaliks mayor dan bersatu membentuk ginjal tempat terkumpulnya urine. Ureter
menghubungkan ginjal dengan kandung kemih.
Garis-garis yang terlihat pada piramide disebut nefron yang merupakan
satuan fungsional ginjal. Setiap ginjal terdiri dari satu juta nefron. Setiap nefron
terdiri atas glomerulus yang merupakan lubang-lubang yang terdapat pada
piramide-piramide renal, membentuk simpul dan kapiler badan satu mulpigli,
kapsul bowman, tubulus proximal, ansa henle dan tubulus distal.
Ureter menghubungkan pelvis ginjal dengan kandung kemih. Kedua
ureter merupakan saluran yang panjangnya 10 12 inc. Ureter berfungsi
menyalurkan urin ke kandung kemih. Kandung kemih mempunyai tiga muara.
Dua maura ureter dan satu muara uretra. Kandung kemih sebagai tempat
menyimpannya urin dan mendorong urin untuk keluar. Uretra adalah saluran
kecil yang berjalan dari kandung kemih sampai ke luar tubuh yang disebuat
meatus uretra.
Fungsi ginjal:
1.
Fungsi ekskresi
pg. 7
cm osmol
2.5
Patofisisiologi
Mekanisme terbentuknya batu pada saluran kemih atau dikenal dengan
urolithiasis belum diketahui secara pasti. Namun demikian ada beberapa faktor
predisposisi terjadinya batu antara lain: peningkatan konsentrasi larutan urin
akibat dari intake cairan yang kurang serta peningkatan bahan-bahan organik
akibat infeksi saluran kemih atau statis urin menjadikan sarang untuk
pembentukan batu.
Supersaturasi elemen urin seperti kalsium, fosfat dan faktor lain yang
mendukung terjadinya batu meliputi: pH urin yang berubah menjadi asam,
jumlah
casiran
urin.
Masalah-masalah
dengan
metabolisme
purin
pg. 8
kemih yang menimbulkan dilatasi struktur, akibat dari dilatasi akan terjadi
refluks urin dan akan menimbulkan terjadinya hidronefrosis karena dilatasi
ginjal. Kerusakan pada srtuktur ginjal yang lama akan mengakibatkan
kerusakan-kerusakan pada organ dalam ginjal sehingga terjadi gagal ginjal
kronis karena ginjal tidak mampu melakukan fungsinya secara normal, yang
mengakibatkan
terjadinya
penyakit
gagal
ginjal
kronik
yang
dapat
2.6
Ketika batu menghambat aliran urin, terjadi obstruksi piala ginjal serta
ureter proksimal.
a. Infeksi pielonefritis dan sintesis disertai menggigil, demam dan
disuria, dapat terjadi iritasi batu yang terus menerus. Beberapa batu
menyebabkan sedikit gejala, namun secara perlahan merusak unit
fungsional (nefron) ginjal.
b. Nyeri hebat dan ketidaknyamanan.
2.
Batu di ginjal
a. Nyeri dalam dan terus menerus di area kontovertebral.
b. Hematuri.
c. Nyeri berasal dari area renal menyebar secara anterior dan pada
wanita nyeri kebawah mendekati kandung kemih sedangkan
pada pria mendekati testis.
d. Mual dan muntah.
e. Diare.
3.
Batu di ureter
a.Nyeri menyebar kepaha dan genitalia.
pg. 9
b.
keluar.
c.Hematuri akibat abrasi batu.
d.
Biasanya batu keluar secara spontan dengan diameter
batu 0,5 1 cm.
4.
Teori Intimatriks
Terbentuknya BSK. memerlukan adanya substansi organik
Teori Supersaturasi
Terjadi kejenuhan substansi pembentuk batu dalam urine seperti;
3.
Teori Presipitasi-Kristaliasi
Perubahan pH urine akan mempengaruhi solubilitas substasi
dalam
urine
.Urine
yang
bersifat
asam
akan
mengendap
pg. 10
Berkurangnya
faktor
penghambat
seperti
peptid
fosfat,
2.7
Pemeriksaan Diagnostik
1. Urinalisa; warna mungkin kuning ,coklat gelap,berdarah,secara
umum menunjukan SDM, SDP, kristal ( sistin,asam urat,kalsium
oksalat), pH asam (meningkatkan sistin dan batu asam urat) alkali
( meningkatkan magnesium, fosfat amonium, atau batu kalsium fosfat),
urine 24 jam :kreatinin, asam urat kalsium, fosfat, oksalat, atau sistin
mungkin meningkat), kultur urine menunjukan ISK, BUN/kreatinin
serum dan urine; abnormal (tinggi pada serum/rendah pada urine)
sekunder terhadap tingginya batu obstruktif pada ginjal menyebabkan
iskemia/nekrosis.
2. Darah lengkap: Hb,Ht,abnormal bila psien dehidrasi berat atau
polisitemia.
3. Hormon Paratyroid mungkin meningkat bila ada gagal ginjal ( PTH.
Merangsang reabsobsi kalsium dari tulang, meningkatkan
sirkulasi
pg. 11
2.
Tujuan:
a.
Menghilangkan obstruksi
b.
Mengobati infeksi.
c.
d.
b.
4.
Therapi
a.
b.
c.
Diet
Diet atau pengaturan makanan sesuai jenis batu yang ditemukan.
a.
mengandung kalsium oksalat seperti: bayam, daun sledri, kacangkacangngan, kopi, coklat; sedangkan untuk kalsium fosfat mengurangi
makanan yang mengandung tinggi kalsium seperti ikan laut, kerang,
daging, sarden, keju dan sari buah.
b.
pg. 12
c.
Batu cystin; makanan yang perlu dikurangi antara lain sari buah,
susu, kentang.
d.
b.
c.
pg. 13
3.
4.
5.
6.
a. Mual, muntah.
b. Demam.
c. Diet tinggi purin oksalat atau fosfat.
d. Kebiasaan mengkonsumsi air minum.
e. Distensi abdominal, penurunan bising usus.
f. Alkoholik
Pola eliminasi
a. Perubahan pola eliminasi: urin pekat, penurunan output.
b. Hematuri.
c. Rasa terbakar, dorongan berkemih.
d. Riwayat obstruksi.
e. Penurunan hantaran urin, kandung kemih.
Pola aktivitas dan latihan
a. Pekerjaan (banyak duduk).
b. Keterbatasan aktivitas.
c. Gaya hidup (olah raga).
Pola tidur dan istirahat
a. Demam, menggigil.
b. Gangguan tidur akibat rasa nyeri.
Pola persepsi kognitif
a. Nyeri: nyeri yang khas adalah nyeri akut tidak hilang dengan posisi atau
pg. 14
Diagnosa
Tujuan-
O.
Keperawatan
Kriteria
Intervensi
Rasional
yang
diharapka
1.
n
Nyeri akut b/d Nyeri
Catat
peningkatan
hilang
intensitas,penyebaran,pe
frekuensi
dengan
rhatikan
/dorongan
spasme
non
kontraksi
terkontrol.
merintih,mengaduh dan
lokasi,lamanya Evaluasi
obstruksi
dan
tanda-tanda kemajuan
gerakan
verbal,misalnya kalkulus
ureteral,trauma
gelisahansietas.
jaringan,pemben Kriteria ;
Jel
tukan
nyeri
Pasien
edema,iskemia
tampak
seluler.
rileks.
askan
penyebab
dan
perubahan
karakteristik nyeri.
Membantu
dalam
meningkatkan
Pasien
kemampuan koping
mampu
tidur/istirah
at
tempat
pasien
Berikan
serta
dengan nyaman,misalnya
tenang
Tidak
pijatan
Meningkatkan
punggung,ciptakan
relaksasi,menurunka
gelisah,tida
k merintih
Bantu
atau
penggunaan
dorong
nafas
berfokus
Bantu dengan ambulasi Mengarahkan
pg. 15
sering
s/d
tingkatkan
cairan
indikasi kembali
pemasukan perhatiandan
sedikitnya
3-4 membantu
dalam
relaksasi otot.
Perhatikan
Meningkatkan
keluhanpeningkatan/me
lewatnya
netapnya
abdomen.
urine,mencegah
batu
selanjutnya.
.
KOLABORASI:
Berikan
obat
sesuai Obstruksi
dengan indikasi
lengkap
ureter
Narkotik
dpt.menyebabkab
ferforasi,dan
Antispasmodik
ekstravasasi urine ke
dalam area perirenal.
Kortikosteroid
Pertahankan
patensi Dipakai
episode
selama
akut,untuk
menurunkan
kolik
shg.
Mengurangi
nyeri
dan kolik.
Menurunkan
edema jaringan ,shg.
pg. 16
Membantu
gerakan
batu.
Mencegah
stasis
urine,menurunkan
resiko
peningkatan
Perubahan
eliminasi
b/d
Perubahan
urine eliminasi
.
Awasi pemasukan dan Evaluasi
pengeluaran
serta ginjal
dgn.memerhatikan
tanda-tanda
oleh batu,iritasi
ginjal,atau
fungsi
ureter,obstruksi
normal.
infeksi,atau
Haemat
mekanik
atau uria
inflamsi.
ada.
perdarahan.
tidak
Kalkulus
dpt.menyebabkan
Piuria
tidak terjadi
Dorong
meningkatkan eksitabiliats
pemasukan cairan
saraf,yg.menyebabka
Rasa
n kebutuhan sensasi
terbakar
Catat
tidak ada.
pengeluaran
Doronga
n
debris,membantu
berkemih
Observasi
terus
berkurangi.
dan
perhatikan batudan
output,dan edema.
Obserevasi
status
tipe
alternatif
terapi
perubahan
mental.,prilaku Retensi
urine,menyebabkan
distensi
Kolaborasi ;
jaringan.,potensial
Monitoring
pg. 17
pem.Lab,BUN.kreatinin
GGK.
Ketidakseimbangan
Ambil
urine
untuk elektrolit
dpt.menjadi
toksik
BUN,indikasi
disfungsi ginjal.
Amonium
Klorida,Kalium,,atau
Natrium,fosfat,.
Agen antigon, (Ziloprim)
Antibiotik
Evaluasi
adanya
ISK.atau
penyebab
komplikasi.
Nabic
Asam Askorbat
Pertahankan
kateter.
patensi
Meningkatkan
pH.urine
pembentukan
batu
asam.
Mencegah
stasis
urine
Menurunkan
pembentukan
batu
fosfat
pg. 18
Menurunkan
produksi asam urat
Adanya
ISK
potensuial
pembentukan batu.
Mencegah
pembentukan
beberapa kalkuli.
Mencegah
berulangnya
pembentukan
batu
alkalin.
Mencegah
retensi,dan
komplikasi.
Mengubah pH.urine
mencegah
3.
Resiko
tinggi Keseimban
kekurangan
volume
gan
pembentukan batu.
Catat insiden muntah, Mengesampingkan k
cairan diare,
cairan adekuat
perhatikan ejadian
karakteristik,
b/d
abdominal
dan lain.
frekuensi.
mual,muntah,di
Kriteria :
Tingkatkan pemasukan
uresis
Intake
pascaobstruksi.
output
seimbang
toleransi jantung.
dan cairan
keseimbangan cairan
Tanda
vital
dan homeostasis.
stabil Awasi
kulit
vital,
nadi,
turgor
dan
60- mukosa.
100, RR16-
tanda
membran Penurunan
LFG.merangasang
produksi renin, yg.
pg. 19
20,
meningktakan TD.
Kolaborasi:
Peningkatan
Membran
Awasi Hb,Ht,elektrolit,
BB.yang
mukosa
Berikan cairan IV
cepat,waspada
lembab
Turgor
kulit baik.
retensi
Berikan diet tepat,cairan Mengkaji
hidrasi,
intervensdi.
obat
indikasi
s/d Mempertahankan
(misal compazin )
Mempertahnakan
keseimbangan
nutruisi.
Menurunkan
4.
muntah
proswes Memberikan
Kurang
Pasien
Kaji
pengetahuan
dapat
ulang
masa datang
dasar,membuat
kebutuhan
tentang
pengobatan
diet,dan
program
pilihan berdasarkan
pengobatan
Pemahaman
diet,memberikan
kesempatan
Kriteria :
Berparti
mual
Diskusikan tentang:
untuk
sipasi
purin,(membatasi
kekambuhan.
dalam
daging
Menurunkan
program
berlemak,kalkun,tumbu
pemasukan
pengobatan
han
thd.prekursor
oral
asam
pg. 20
Menjala
nkan diet
polong,gandum,alkohol)
urat
membatasi Menurunkan
konsumsi
resikopembentukan
coklat,minuman
batu kalsium.
kafein,bit,bayam.
Diskusikan
program
obat-obatan
,hindfari Menurunkan
oksalat.
perawatan
yang
thd.insisi/kateter
ada.
batu
tepat
bila Obat yang diberikan
untuk mengasamkan
urin,atau
mengalkalikan,meng
hindari
produk
kontraindikasi.
3.4. Evaluasi
Tahap evaluasi dalam proses keperawatan mencakup pencapaian terhadap
tujuan apakah masalah teratasi atau tidak, dan apabila tidak berhasil perlu dikaji,
direncanakan dan dilaksanakan dalam jangka waktu panjang dan pendek tergantung
respon dalam keefektifan intervensi
II.
POST OPERASI
3.5. Pengkajian
pg. 21
Pengkajian pada klien dengan batu saluran kemih pasca pembedahan menurut Doenges
(2000),Susan Martin tucker ( 1998 ) diperoleh data sebagai berikut :
1. Aktifitas / istirahat.
Gejala : Pekerjaan monoton, klien terpajan pada lingkungan bersuhu tinggi,
keterbatasan aktifitas / imobilisasi sehubungan dengan kondisi sebelumnya (penyakit
2.
3.
haluaran urine, kandung kemih penuh, rasa terbakar, dorongan berkemih, diare.
Tanda : oliguria, hematuria, piuria, perubahan pola berkemih, makanan / cairan.
4.
Makanan / cairan
Gejala : mual / muntah, nyeri tekan abdomen, diet tinggi purin, kalsium oksalat atau
fosfat, ketidakcukupan pemasukan cairan tidak minum air dengan cukup.
Tanda : distensi abdomen, penurunan / tidak adanya bising usus, muntah.
5.
Nyeri / kenyamanan
Gejala : periode akut, nyeri berat, nyeri kolik, lokasi tergantung pada lokasi batu,
contoh pada panggul di regio sudut kostavertebral : dapat menyebar ke punggung,
abdomen dan turun ke lipat paha/genetalia, nyeri dangkal
konstan menunjukkan
kalkulus ada di pelvi atau kalkulus ginjal nyeri dapat digambarkan sebagai akut, hebat
tidak hilang dengan posisi atau tindakan lain.
Tanda : melindungi perilaku distraksi, nyeri tekan pada areal ginjal pada palpasi.
3.6. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan berdasarkan analisa data menurut Doenges
1.
2.
3.
(2000), Susan
3.7. Perencanaan
pg. 22
NO
Diagnosa
Tujuan-Kriteria
keperawatan
Nyeri
yang diharapkan
Tujuan : nyeri 1.Kaji
berhubungan
hilang / terkontrol.
dengan
pembedahan
insisi Kreteria
:
Intervensi
Rasional
sifat, 1.mengetahi
evaluasi pencetus
dan (P,Q,R,S,T)
dilaporkan lamanya.
penurunan
terhadap 2.mengetahui
bengkak,
keadaan
keras setempat
dan drainase
berhubungan
dengan tindakan
yang
akan
di
yang 3.menciptakan
nyaman
kenyamanan
4.Ajarkan teknik
relaksasi
nafas
dalam.
5.
4.meringankan
nyeri
sehingga
klien
bisa
Anjurkan tampak
klien
lebih
banyak rileks
minum
5.membantu
mengeluarkan
sisa
batu
dan
melancarkan
6.
dengan
dokter
mengatasi
rasa
pg. 23
nyeri
2
pasien
Tujuan : gangguan 1.Pantau balutan 1.mengetahui
Gangguan
integritas
kulit integritas
berhubungan
dengan
pada
kulit drainase,
tidak terjadi.
operasi,
luka
klien
tidak 2.Catat
dan 2.mengetahui
gejala bau,
kemerahan
kondisi
kulit
warna, untuk
pada konsistensinya,
panduan
dalam tindakan
kulit.
Intervensi :
dan kering
3. Bantu pasien 3.mencegah
mendapatkan
posisi
terjadinya
yang dekubitus
nyaman
4. Beri kantong
ostomi
dan 4.
pelindung
kulit terjadinya
sekitar drainase
5.
mencegah
infeksi
Pertahankan
kepatenan drain 5.
dan
untuk
cegah menjaga
adanya
kelancaran
Kurang
Tujuan
pengetahuan
pengetahuan
pasien
berhubungan
bertambah.
dengan
cairan
pasca operasi
keluarga
perawatan dapat
pasca operasi.
1.membantu
untuk mengembalikan
: 1.Intruksikan
mengungkapkan
2.Intruksikan
pasien
2.membantu
untuk mempercepat
pg. 24
tentang
proses mempertahankan
penyakit,
perawatan
pasca
diit
sesuai penyembuhan
rutin program
operasi, 3.
Ajarkan 3.membantu
untuk mencegah
teknik
cuci
mendemontrasikan
tangan
yang
perawatan
proses
terjadinya ifeksi
luka, benar
mengganti balutan.
4.
Intervensi :
pada
Intruksikan 4.untuk
pasien membatu
untuk
mempercepat
pada pasien
haematuria
5.
Intruksikan
pasien
untuk 5.untuk
menghindari
mencegah
keracunan Obat
ketentuan dokter
tanpa
sepengetahuan
dokter
3.1. Implementasi
Implementasi menurut teori adalah mengidentifikasi bidang bantuan situasi
yang membutuhkan tambahan beragam dan mengimplementasikan intervensi
keperawatan dengan praktik terdiri atas keterampilan kognitif, interpersonal dan
psikomotor (teknis).
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada klien pada batu ginjal, pada
prinsipnya adalah menganjurkan klien untuk banyak minum, mengobservasi tandatanda vital, mengawasi pemasukan dan pengeluaran cairan, mengajarkan teknik
relaksasi untuk mengatasi nyeri, memberikan obat dan memantau hasil pemeriksaan
pg. 25
darah lengkap sesuai program serta melibatkan keluarga dalam setiap tindakan yang
dilakukan.
Mendokumentasikan semua tindakan keperawatan yang dilakukan ke dalam
catatan keperawatan secara lengkap yaitu ; jam, tanggal, jenis tindakan, respon klien
dan nama lengkap perawat yang melakukan tindakan keperawatan.
3.8. Evaluasi
Menurut teori evaluasi adalah tujuan asuhan keperawatan yang menentukan
apakah tujuan ini telah terlaksana, setelah menerapkan suatu rencana tindakan untuk
meningkatkan kualitas keperawatan, perawat harus mengevaluasi keberhasilan rencana
penilaian atau evaluasi diperoleh dari ungkapan secara subjektif oleh klien dan objektif
didapatkan langsung dari hasil pengamatan. Penilaian keberhasilan dilakukan sesuai
dengan waktu yang dicapai dengan kriteria hasil. Pada klien batu ginjal dapat dilihat :
nyeri berkurang, tanda-tanda vital dalam batas normal dan pengetahuan klien tentang
perawatan batu ginjal meningkat.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
pg. 26
4.1 Kesimpulan
Batu saluran kemih adalah adanya batu di traktus urinarius. (ginjal, ureter, atau
kandung kemih, uretra) yang membentuk kristal; kalsium, oksalat, fosfat, kalsium
urat, asam urat dan magnesium.(Brunner & Suddath,2002).
Batu saluran kemih atau Urolithiasis adalah adanya batu di dalam saluran kemih.
(Luckman dan Sorensen)
4.2 Saran
Dengan makalah ini diharapkan pembaca khususnya mahasiswa keperawatan
dapat mengerti dan memahami serta menambah wawasan tentang Asuhan
keperawatan pada klien dengan Saluran batu kemih
Dari dua definisi tersebut diatas saya mengambil kesimpulan bahwa batu saluran
kemih adalah adanya batu di dalam saluran perkemihan yang meliputi
ginjal,ureter,kandung kemih dan uretra
DAFTAR PUSTAKA
Razak B., 1992. Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap
Pembentukan Batu Saluran Kemih di Ujung Pandang dan di Tana
Toraja.Artikel.
pg. 27
pg. 28