A. Definisi
Batu staghorn adalah batu ginjal yang bercabang yang menempati lebih dari
satu collecting system, yaitu batu pielum yang berekstensi ke satu atau lebih
kaliks. Istilah batu cetak/ staghorn parsial digunakan jika batu menempati sebagian
Secara teoritis batu dapat terjadi atau terbentuk diseluruh saluran kemih
terutama pada tempat-tempat yang sering mengalami hambatan aliran urin (statis
urine), yaitu pada sistem kalises ginjal atau buli-buli. Adanya kelainan bawaan
pembentukan batu ini meliputi teori komponen kristal dan teori komponen matriks
sebagai berikut:
a. Komponen Kristal
Batu terutama terdiri dari komponen kristal yang tersusun oleh bahan-
metastable (tetap terlarut) dalam urin jika tidak ada keadaan-keadaan tertentu
yang lebih besar. Meskipun ukurannya sudah cukup besar, agregat Kristal
masih rapuh dan belum cukup mampu untuk membuntukan saluran kemih.
Untuk itu agregat kristal menempel pada epitel saluran kemih (membentuk
retensi kristal), dan dari sini bahan-bahan lain diendapkan pada agregat itu
sehingga membentuk batu yang cukup besar untuk menyumbat saluran kemih.
mungkin dirangsang oleh berbagai zat termasuk matriks protein, kristal, benda
asing, dan partikel jaringan lainnya. Kristal dari satu tipe dapat sebagai nidus
atau nukleasi dari tipe lain. Ini sering terlihat pada kristal asam urat yang
dalam urin, konsentrasi solute dalam urin, laju aliran urin dalam saluran kemih,
atau adanya korpus alineum di saluran kemih yang bertindak sebagai inti batu.
Terbentuk atau tidaknya batu di dalam saluran kemih ditentukan oleh adanya
keseimbangan antara zat-zat pembentuk batu dan inhibitor, yaitu zat-zat yang
mampu mencegah timbulnya batu. Beberapa kasus dengan batu saluran kemih
b. Komponen Matrix
Komponen matriks dari batu saluran kemih adalah bahan non kristal,
bervariasi sesuai tipe batu, secara umum dengan kisaran 2-10% dari berat batu.
tidak diketahui secara pasti. Mungkin matrix bertindak sebagai nidus untuk
aggregasi kristal atau sebagai lem untuk perekat komponen kristal kecil dan
c. Batu struvit
Batu struvit disebut juga sebagai batu infeksi, karena terbentuknya batu
ini disebabkan oleh adanya infeksi saluran kemih. Kuman penyebab infeksi ini
adalah kuman golongan pemecah urea atau urea spilitter yang dapat
Kita ketahui bersama Ph urin normal adalah 5,85, sedangkan pada pasien
dengan batu struvit Ph urin jarang yang kurang dari 7,2 dimana Ph urin dapat
4
mencapai lebih dari 7,19 jika telah terbentuk presipitasi dari Magnesium-
amonium-fosfat (MAP)
Batu asam urat merupakan 5- 10% dari seluruh batu saluran kemih. Di
antara 75-80% batu asam urat terdiri atas asam urat murni dan sisanya
merupakan campuran kalsium oksalat. Penyakit batu asam urat banyak diderita
Sumber asam urat berasal dari diet yang mengandung purin dan
asam urat. Pada mamalia lain selain manusia dan dalmation ,mempunyai enzim
urikase yang dapat merubah asam urat menjadi allantoin yang larut di dalam air
. Pada manusia karena tidak mempunyai enzim itu, asam urat dieksresikan ke
dalam urine dalam bentuk asam urat bebas dan garam urat yang lebih sering
berikatan dengan natrium membentuk natrium urat. Natrium urat lebih mudah
larut di dalam air dibandingkan dengan asam urat bebas, sehingga tidak
C. Epidemiologi
Angka kejadian dari batu staghorn ini mencapai 1 – 5 % dari populasi orang
dewasa di Negara industry. Di Amerika Serikat, penyakit batu saluran kemih ini
mencapai > 400.000 dengan insiden tertinggi terjadi pada dekade ketiga sampai
kelima. Tingkat kejadiannya pada laki-laki tiga kali lebih basar dari wanita, dan
orang kulit putih lima kali lebih besar di banding dengan orang kulit hitam
Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa penyebab tersering dari batu
staghorn ini adalah batu struvit ataiu batu infeksi. Menurut sejarah, batu infeksi
telah mencapai jumlah 7-31 % dari batu saluran kemih di daerah barat. Batu struvit
atau batu infeksi lebih sering terjadi pada pasien-pasien yang memiliki factor
predisposisi yaitu terdapat riwayat infeksi saluran kemih yang persisten. Batu
struvit terjadi lebih sering pada wanita dari pada pria dengan perbandingan 2:1
D. Gejala Klinik
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa batu staghorn pada ginjal
adalah batu ginjal yang bercabang yang memenuhi pelvis renalis. Keluhan yang
disampaikan oleh pasien tergantung pada posisi atau letak batu, besarnya batu, dan
1. Nyeri pinggang
Keluhan yang paling dirasakan oleh penderita adalah nyeri pinggang. Nyeri
ini mungkin bisa berupa nyeri kolik maupun bukan kolik. Nyeri kolik terjadi
6
karena aktivitas peristaltic otot polos sistem kalises meningkat dalam usaha
dari terminal saraf yang memberi sensasi nyeri. Nyeri non kolik terjadi akibat
peregangan kapsula ginjal karena terjadi hidronefrosis atau infeksi pada ginjal.
Kolik renal tidak selalu bertambah dan berkurang atau datang dalam bentuk
gelombang seperti kolik intestinal atau kolik biliaris tapi mungkin bersifat
relative constant. Pasien dengan batu pada ginjal memiliki nyeri yang berkaitan
dengan obstruksinya. Gejala pada kolik renal yang akut tergantung pada lokasi
2. Nyeri tekan atau ketok pada daerah arkus kosta pada sisi ginjal yang terkena
Batu pada pelvis ginjal seperti pada batu staghorn ini dapat bermanifestasi
tanpa gejala sampai dengan gejala berat. Nyeri dapat berupa nyeri tekan atau
ketok pada daerah arkus kosta pada sisi ginjal yang terkena. Sesuai dengan
gangguan yang terjadi, batu ginjal yang terletak di pelvis atau pada batu
batu staghorn pada ginjal. Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa umumnya
batu ini terbentuk dengan didahului oleh infeksi saluran kemih dimana bakteri
yang menginfeksi haruslah bakteri yang dapat memecah urea jadi gejala klinik
7
yang dikeluhkan oleh pasien adalah gejala-gejala infeksi saluran kemih seperti
nyeri pinggang, demam, disuria, hematuria, dan frekuensi buang air kecil
bertambah
4. Hematuri
trauma mukosa saluran kemih yang disebabkan oleh batu, terutama jika pasien
habis berolahraga atau melaksanakan aktivitas yang berat karena batu yang ada
akan saling bergesekan dan mengikis mukosa saluran kemih sehingga dapat
batu pada traktus urinarius bagian atas sering disertai dengan gross hematuri
teh
E. Diagnosis
Untuk mendiagnosis pasien dengan batu staghorn pada ginjal tetap kita
pemeriksaan penunjang yang lainnya agar kita dapat menegakkan diagnosis dari
penyakit ini.
Dari anamnesis kita bisa mendapatkan gejala klinik sesuai dengan keluhan
pasien, seperti nyeri pinggang yang bisa berupa nyeri kolik atau non kolik. Sifat
nyerinya bermacam-macam mulai dari nyeri tumpul hingga nyeri tajam yang
8
sangat hebat dan biasanya bersifat konstan dan tidak bisa diabaikan. Sering kali
nyeri menyebar ke panggul dan juga menyebar ke bagian anterior hingga kuadran
abdomen bagian atas dan ipsilateral dengan tempat sumbatan. Kadang kita dapat
dibingungkan dengan kolik empedu atau cholecystitis jika gejala ini terjadi pada
perut sisi sebelah kanan, dan dengan gastritis, akut pancreatitis, atau ulkus
peptikum jika terjadi pada perut sisi sebelah kiri, apalagi jika pasien disertai
dengan gejala anoreksia, mual,dan muntah. Kita bisa juga menemukan gejala-
gejala infeksi saluran kemih seperti nyeri panggul, demam, disuria, dan frekuensi
buang air kecil bertambah. pasien biasanya memiliki riwayat hematuri, dan bila
Pada pemeriksaan fisis kita bisa menemukan adanya nyeri ketok pada daerah
kosto-vertebral, pada palpasi ginjal pada sisi sakit dapat teraba akibat telah terjadi
hidronefrosis, terlihat tanda-tanda gagal ginjal pada fase lanjut, anuria, dan jika
saluran kencing yang dapat menunjang adanya batu di saluran kemih, menentukan
fungsi ginjal, dan menentukan sebab terjadinya batu. pada pasien ini kita bisa
urin menjadi alkalis, dan pada pemeriksaan kultur urin dapat diidentitifikasi
organisme atau bakteri yang memproduksi urea pada pasien dengan staghorn
calculi yang disebabkan oleh batu struvit. Pada pemeriksaan darah rutin dapat
9
ditemukan peningkatan leukosit jika disertai dengan infeksi saluran kemih. Untuk
mengevaluasi fungsi ginjal kita dapat memeriksa ureum kreatinin, ini dapat
meningkat jika terjadi gangguan pada ginjal dimana fase lanjut dari batu staghorn
ini dapat menyebabkan hidronefrosis dan akhirnya terjadi gagal ginjal dan untuk
kadar elektrolit yang diduga sebagai faktor penyebab timbulnya batu (antara lain
kadar: kalsium, oksalat, fosfat, maupun urat dalam darah maupun di dalam urin.
polos abdomen (BNO) pada ginjal dan pada pemeriksaan Intra Venous Pyelografi
(IVP) dengan menggunakan kontras dapat ditemukan dilatasi dari pelvis renalis
dan dilatasi dari kaliks minor karena obstruksi dan penurunan kontras ke ureter
anatomi dan fungsi ginjal. Pemeriksaan USG dikerjakan apabila pasien tidak
bahan kontras, faal ginjal yang menurun dimana ini dapat dilihat dari kadar serum
kreatinin yang > 3, dan pada wanita yang sedang hamil. Pemeriksaan USG dapat
menilai adanya batu ginjal yang di tunjukkan sebagai echoic shadow, dan
hidronefrosis.
10
F. Penatalaksanaan
harus dikeluarkan agar tidak menimbulkan penyulit yang lebih berat. Indikasi
untuk melakukan tindakan/terapi pada batu saluran kemih adalah jika batu telah
menimbulkan obstruksi dan infeksi. Batu Staghorn pada ginjal jelas akan
lanjut dan infeksi yang menyertainya serta preservasi fungsi ginjal. Meski
struvite sisa dan membatasi aktivitas pertumbuhan batu, sebagian besar penelitian
mengindikasikan, fragmen batu sisa dapat tumbuh dan menjadi sumber infeksi
1. Simple Pyelolithotomy
biasanya dilakukan pada kasus-kasus batu ginjal. Metode Operasi ini dilakukan
pada batu staghorn yang belum terbentuk sepenuhnya atau dengan kata lain
semi staghorn yang terletak pada pelvis ektra renal. Jika pelvis renalis kecil dan
terletak intra renal atau ½ intra renal dan ½ ekstra renal maka simple
pyelolithotomy sulit untuk dilakukan maka pada kasus ini kita memerlukan
11
Indikasi lain dari Simple Pyelolithotomy adalah jika percutaneous renal surgical
atau ESWL tidak tersedia, dan jika ada komplikasi dari percutaneous renal
surgical yang telah terjadi sebelumnya maka metode ini dapat dipertimbangkan
untuk dilakukan. Untuk persiapan preoperative hasil dari cultur urin harus
dari traktus urinarius dan fungsi ginjal. Pada saat pembedahan dilakukan
dalam keadaan terbuka. Pengangkatan batu dapat dilakukan dengan bantuan jari
atau dengan menggunakan forcep. Batu dibawa ke pelvis renalis, diirigasi oleh
digunakan untuk mengangkat batu ginjal yang kompleks pada pelvis renalis dan
yang telah meluas pada beberapa kaliks. Dengan menggunakan metode ini
pendekatan melalui insisi parenkim ginjal dapat dihindari sehingga resiko yang
kasus dimana pelvis renalis terletak intra renal atau jika ukuran batu besar dapat
ginjal yang complex dan sisa-sisa batu di dalam kaliks yang masih tertinggal
Pada metode ini ginjal harus termobilisasi secara penuh. Sebuah vena
yang terus berjalan dari bagian posterior fascia Gerota ke bagian posterior
dinding abdomen berada pada bagian tengah ginjal dan vena ini harus
yang tepat untuk mendukung ginjal setelah itu ialah di dalam sebuah netting
sling (jaring). Jaringan lemak pada pelvis renalis dilepaskan dengan cara
renalis. Pada tahap ini harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak mencederai
cabang dari arteri renalis. Setelah itu pelvis renalis dibuka secara transversal.
Insisi sebaiknya dibuat agak jauh dari pelviureteric junction untuk mengurangi
dan arah insisi dapat bervariasi sesuai dengan bentuk anatomi intra renal dan
3. Bivalve Nephrolithotomy
diperkenalkan oleh Smith dan Boyce pada tahun 1967. Meskipun metode
digunakan untuk pasien dengan Staghorn Calculi dimana bagian terbesar dari
batu berada pada caliceal dan infundibular. Jika terjadi stenosis pada
teknik ini adalah apabila pecahan batu tidak dapat dikeluarkan dengan
insisi interkostal antara kosta 11 dan 12, identifikasi ureter dan diseksi
identifikasi arteri renalis dengan palpasi dan bebaskan dari jaringan sekitarnya
dan anterior melalui diseksi pada sisi lateral sepanjang arteri renalis, berikan
manitol 12,5 mg secara IV, 5 menit sebelum arteri renalis diklem. Dengan pita
Klem arteri renalis dengan klem Bulldog, dan segera ginjal dibungkus
degan butiran butiran es sampai suhu inti ginjal mencapai 10 sampai 15 derajat
insisi longitudinal pada kapsul ginjal pada permukaan posterior tepat pada
garis Bröder yang berjarak kira-kira 0,5 cm posterior dari permukan terluas
cembung ginjal. Irisan ini tidak dianjurkan melewati segmen apikal maupun
Insisi yang tepat pada ginjal dapat dicapai dengan mengklem arteri
parenkim ginjal akan berwarna biru sehingga bidang antara segmen anterior dan
tumpul kemudian parenkim ginjal dibelah secara tajam sesuai garis insisi kapsul
ginjal, kaliks posterior yang berisi batu staghorn di identifikasi dengan palpasi ,
sampai ke pelvis renalis, insisi dilanjutkan ke kaliks anterior melalui insisi pada
permukaan posterior dari kaliks anterior, maka berangsur angsur seluruh batu
diklem untuk mencegah fragmen fragmen batu turun ke ureter. Cuci seluruh
medan operasi dengan NaCl sampai bersih, tempatkan kateter kecil melalui
menjamin bahwa semua batu telah diambil. Fragmen-fragmen batu yang kecil
bila ada, dapat diambil dengan “nerve hook”, dan bila sisa batu terdapat pada
parenkim ginjal dan dapat dipalpasi, suatu radial nefrotomi dapat dilakukan .
Rekonstruksi internal dari kolekting sistem adalah bagian yang terpenting pada
operasi ini. Bila mungkin lakukan kalikorafi dengan menjahit tepi-tepi dari
kromik 5-0.
untuk memperbesar leher kaliks yang sempit, agar tidak terjadi stasis urin dan
Pasang double J stend dengan ujung atas berada pada kaliks mayor kutup
bawah ginjal, fiksasi double J stend pada pelvis renalis dengan jahitan kromik
lima nol Lepaskan klem bulldog beberapa detik untuk identifikasi adanya
sentral dijahit dengan memasang jahitan belum diikat pada beberapa tempat
untuk menjamin aproksimasi yang tepat dari kolekting sistem kemudian jahitan
kromik Tiga nol seperti pada gambar 13. Lepaskan klem bulldog dari a. renalis,
ginjal dengan cara memasukkan alat endoskopi ke sistem kalises melalui insisi
pada kulit. Secara umum PCNL memiliki empat langkah operasi: percutaneous
renal access, dilatasi traktus, fragmentasi batu dan ekstraksi, dan drainase
secara mendetail, dan dalam beberapa kasus dimana satu metode ini gagal maka
non steroid selama 7 – 10 hari sebelum operasi. Posisi yang digunakan untuk
PNCL adalah posisi prone (tengkurap) dimana bahu dan siku di fleksikan dan
membentuk sudut kurang dari 900 serta lutut juga difleksikan lalu kemudian
minimal, PNCL ini diindikasikan untuk batu yang berukuran > 2 cm. Kira-kira
17
85% pasien yang diterapi dengan PNCL akan pulih dalam waktu 3 bulan dan
Tindakan ini dilakukan dengan cara pasien terlebih dahulu diterapi dengan
kecil sehingga mudah dikeluarkan melalui saluran kemih. Tidak jarang pecahan-
pecahan batu yang sedang keluar menimbulkan perasaan nyeri kolik dan
hematuri. Prinsip dari ESWL itu sendiri adalah menghasilkan focus shock wave
yang memiliki ukuran kurang dari 1,5 sampai 2 cm. Pemasangan internal stent
direkomendasikan untuk batu yang berukuran lebih dari 1,5 cm untuk mencegah
obstruksi dari ureter akibat pasase fragmen-fragmen batu yang telah dipecahkan
tadi.
18
G. Komplikasi
Batu staghorn pada ginjal adalah batu yang menempati lebih dari satu
collecting sytem dan menempati pelvis renalis. Batu staghorn ini dapat memenuhi
seleruh pelvis renalis sehingga dapat menyebabkan obstruksi total pada ginjal.
Pada tahap ini pasien mengalami retensi urin sehingga pada fase lanjut ini dapat
seperti sesak, hipertensi, dan anemia. Pada staghorn calculi penyebab yang
tersering adalah batu struvit atau batu infeksi yang disebabkan oleh infeksi saluran
kemih oleh bakteri pemecah urea. Pada keadaan ini terlebih dahulu terjadi infeksi
saluran kemih yang akan memacu timbulnya batu. Oleh karena itu pada kasus ini
infeksi dapat terjadi secara berulang dan bila tidak diterapi dengan baik akan dapat
H. Prognosis
Pada staghorn calculi yang disebabkan oleh batu struvit atau batu infeksi
memiliki resiko tinggi untuk rekuren walaupun telah diterapi secara tepat karena
fragmen batu sisa dapat tumbuh dan menjadi sumber infeksi traktus urinarius yang
berulang. Pada stghorn calculi yang tidak diterapi maka akan menimbulkan
hidronefrosis dan pada akhirnya terjadi kerusakan ginjal jadi semakin dini
19
I. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas
c. Usia : Puncak insiden dari batu urin dengan gejala adalah pada decade ketiga
dan keempat.
dengan pegawai kantor, penduduk kota yang lebih banya duduk waktu
ekonomi yang tinggi lebih banyak makan protein, terutama protein hewani,
juga karbohidrat dan gula, ini lebih sering menderita batu urin bagian atas.
Vegetarik dan kurang protein hewani sering menderita batu urin bagian
bawah.
g. Tempat tinggal : Orang yang tinggal didaerah panas punya resiko tinggi
menderita batu urin. Pada daerah didaerah tropik, dikamar mesin akan
2. Riwayat Penyakit
a. Keluhan Utama
ukuran pancaran urine, mengedan saat berkemih, tidak dapat berkemih sama
Pasien biasanya mengeluh nyeri saat berkemih, tidak dapat berkemih sampai
penyakit yang sama dibanding dengan keluarga bukan penderita batu urin.
Lebih kurang 30% sampai 40% penderita batu kalsiun oksalat mempunyai
riwayat famili yang positif menderita batu. Apakah ini terlibat faktor
3. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Frekuensi denyut nadi meningkat, akral hangat, CRT < 3 detik, perfusi
perifer baik.
berkemih, merasa tidak puas setelah berkemih, sering berkemih pada malam
berkemih, tidak dapat berkemih sama sekali, nyeri saat berkemih, hematuria.
konstipasi.
2. Diagnosa Keperawatan
b. Gangguan eliminasi urin b.d stimulasi kandung kemih oleh batu, obstrukai
anoreksia
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. (2006). Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi 10. Jakarta:
EGC.
Dr. Bahdarsyam. (2011). Spektrum Bakteriologik Pada Berbagai Jenis Batu Saluran
Kemih Bagian Atas.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30750/4/Chapter%20II.pdf.
Diunggah pada 14 Maret 2012.
Muttaqin, Arif dan Kumala Sari. (2011). Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem
Perkemihan. Salemba Medika: Jakarta.
Sja’bani, Slamet, Syakib Bakri. (2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III.
Balai Penerbit FKUI: Jakarta.