Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN GERONTIK
PERTEMUAN I: RABU, 28 SEPTEMBER 2016

A. Latar Belakang
Gerontology merupakan cabang ilmu yang mempelajari proses menua dan
masalah yang terjadi pada lanjut usia (Miller, 1990 dalam Nugroho, 2008).
Keperawatan gerontik adalah suatu bentuk pelayanan keperawatan yang profesional
dengan menggunakan ilmu dan kiat keperawatan gerontik mencakup bio-psiko-sosial
dan spiritual, dimana pasien adalah orang yang berusia lebih dari 60 tahun, baik
kondisinya sehat maupun sakit (Maryam dkk, 2008). Perawat didalam praktik
keperawatan gerontik berfungsi sebagai pemberi pelayanan kesehatan, pendidik,
motivator, advokasi pasien dan konselor pada lansia (Mubarak, 2006).
Menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan
jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti diri, mempertahankan struktur dan fungsi
normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan
memperbaiki kerusakan yang diderita. Manusia secara progresif akan kehilangan daya
tahan terhadap infeksi dan akan menumpuk makin banyak distorsi metabolik dan
struktural yang disebut sebagai penyakit degeneratif seperti hipertensi, aterosklerosis,
diabetes melitus dan kanker (Darmojo & Martono, 2006). Penurunan fungsi ini
berjalan secara independen dan dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan, nutrisi,
kebiasaan hidup, selain oleh faktor genetik (Isbagio, 2006). Usia yang dijadikan
patokan untuk lanjut usia berbeda-beda, umumnya berkisar antara 60-65 tahun.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ada empat tahapan yaitu: usia
pertengahan (middle age) usia 45-59 tahun, lanjut usia (elderly) usia 60-74 tahun,
lanjut usia tua (old) usia 75-90 tahun, dan usia sangat tua (very old) usia >90 tahun
(Nugroho, 2000).
Menurut Potter & Perry (2005), keperawatan gerontik berkisar pada
pengkajian kesehatan dan status fungsional lansia, diagnosa, perencanaan, dan
implementasi perawatan dan pelayanan kesehatan untuk memenuhi kebutuhan yang
teridentifikasi pada lansia, dan mengevaluasi keefektifan perawatan tersebut. Adapun
keperawatan gerontik dimulai dengan pengkajian sebagai tahap pertama dimana
seorang perawat memperoleh informasi secara lengkap dan komprehensif, sehingga
masalah kesehatan yang sedang di hadapi klien dapat di atasi. Data yang dikumpulkan
dalam pengkajian pada pertemuan pertama dengan klien adalah pada fase orientasi
harus diutamakan dalam hubungan saling percaya antara perawat dengan klien hingga
tercipta hubungan terapeutik yang baik.
Pada pertemuan pertama, perawat ingin melakukan pengkajian keperawatan
pada lansia yang berada di Desa Lamklat, Darussalam untuk mengumpulkan data yang
berfungsi untuk merumuskan masalah-masalah yang akan muncul pada lansia tersebut.
Pengkajian yang akan perawat kaji meliputi data biografis lansia, riwayat keluarga,
riwayat pekerjaan, lingkungan hidup, rekreasi dan hiburan, sumber/sistem pendukung
yang digunakan, status kesehatan saat ini, status kesehatan masa lalu, riwayat
penggunaan obat-obatan, riwayat keluarga, pola kebiasaan lansia, dan pengkajian
fisik yang meliputi pemeriksaan keadaan umum; pemeriksaan tanda-tanda vital;
pemeriksaan sistem persarafan; pemeriksaan sistem kardiovaskuler; pemeriksaan
sistem gastrointestinal; pemeriksaan sistem genitourinaria; pemeriksaan sistem
integumen; pemeriksaan sistem muskuloskeletal; dan pemeriksaan sistem
penginderaan, pengkajian faktor resiko jatuh, pengakajian spiritual, pengkajian
psikososial; pengkajian keseimbangan untuk klien lansia, pengkajian fungsional untuk
klien dengan menggunakan KATZ Indeks of independence in activities of daily living /
Barthel Indeks, dan pengkajian status mental gerontik dengan menggunakan short
Portable Mental Status Quesioner (SPSMQ) atau Mini Mental Status Exam (MMSE).

B. Rencana Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan .
Diagnosa klien lansia belum dapat ditetapkan karena pengkajian belum dilakukan
pada pertemuan pertama.
2. Tujuan Umum
Untuk mendapatkan data umum dan informasi mengenai kondisi klien.
3. Tujuan Khusus
Selama 1 x 45 menit kunjungan, perawat dapat mengumpulkan data melalui
pengkajian yang meliputi :
a. Data biografis
b. Riwayat keluarga
c. Riwayat pekerjaan
d. Lingkungan hidup
e. Rekreasi dan hiburan
f. Sumber/sistem pendukung yang digunakan
g. Status kesehatan saat ini
h. Status kesehatan masa lalu
i. Riwayat penggunaan obat-obatan
j. Riwayat penyakit keluarga
k. Pola kebiasaan lansia
l. Pengkajian fisik yang meliputi keadaan umum, pemeriksaan tanda-tanda vital,
pemeriksaan sistem persarafan, pemeriksaan sistem kardiovaskuler,
pemeriksaan sistem gastrointestinal, pemeriksaan sistem genitourinaria,
pemeriksaan sistem integumen, pemeriksaan sistem muskuloskeletal, dan
pemeriksaan sistem penginderaan.
m. Pengkajian faktor resiko jatuh,
n. Pengakajian spiritual.

C. Rancangan Kegiatan
1. Topik : Pengkajian keperawatan gerontik
2. Metode : Wawancara, observasi, diskusi dan pemeriksaan fisik
3. Media : Format pengkajian, sphygmomanometer, stetoskop,
termometer
4. Hari/tanggal : Rabu, 28 September 2016
5. Waktu : 45 menit

D. Strategi Pelaksanaan
No Alokasi Waktu Kegiatan
Fase Orientasi
a. Mengucapkan salam
b. Memperkenalkan diri dan institusi
1. 10.00 – 10.10 WIB
c. Validasi perasaan
d. Menjelaskan maksud dan tujuan
e. Membuat kontrak (topik, waktu, tempat)
2. 10.10 – 10.40 WIB Fase Kerja
a. Melakukan pengkajian keperawatan gerontik pada
lansia meliputi: data biografis, riwayat keluarga,
riwayat pekerjaan, lingkungan hidup, rekreasi dan
hiburan, sumber/sistem pendukung yang digunakan,
status kesehatan saat ini, status kesehatan masa lalu,
riwayat penggunaan obat-obatan, riwayat keluarga,
pola kebiasaan, pengkajian fisik, faktor resiko jatuh,
spritual.
Fase Terminasi
a. Membuat kesimpulan hasil pertemuan
b. Membuat kontrak (waktu, tempat, topik) untuk
3. 10.40 – 10.45 WIB pertemuan selanjutnya
c. Menjelaskan topik untuk pertemuan selanjutnya
d. Validasi perasaan
e. Mengucapkan salam

E. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Tersedia format pengkajian dan alat yang dibutuhkan selama pengkajian dan
nursing kit berupa: sphygmomanometer, stetoskop, dan termometer.
a. Adanya kontrak (waktu, tempat, topik) antara perawat dan lansia
b. Tempat interaksi sesuai dengan yang disepakati.
2. Evaluasi proses
a. Klien (lansia) dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
b. Klien (lansia) mengikuti kegiatan dalam interaksi secara penuh selama 45 menit
c. Klien (lansia) aktif memberikan jawaban/data yang di tanyakan/dikaji oleh
perawat
d. Tidak ada gangguan selama proses interaksi.
3. Evaluasi hasil
a. Terbina hubungan saling percaya antara perawat dan klien (lansia)
b. Didapatkan data pengkajian lansia meliputi: data biografis, riwayat keluarga,
riwayat pekerjaan, lingkungan hidup, rekreasi dan hiburan, sumber/sistem
pendukung yang digunakan, status kesehatan saat ini, status kesehatan masa
lalu, riwayat penggunaan obat-obatan, riwayat keluarga, pola kebiasaan,
pengkajian fisik, faktor resiko jatuh, dan spritual.
DAFTAR PUSTAKA

Maryam, R Siti. (2008). Mengenal Usia Lanjut dan Perawatanya. Jakatra: Salemba


Medika
Nugroho, Wahjudi SKM. (2000). Perawatan Lanjut Usia. Jakarta : EGC
Nugroho, Wahjudi SKM. (2008). Perawatan Lanjut Usia. Jakarta : EGC
Potter & Perry. (2005). Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses dan Praktik. Edisi 4
Volume 1. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai