Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PENGKAJIAN KEPERAWATAN POLA – POLA FUNGSIONAL

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1 KELAS CILACAP
1. DANANG JATMIKO (A22020236)
2. HABIBI PAMUNGKAS (A22020179)
3. ZUHER AMRI (A22020240)
4. SUPRIYATI (A22020223)
5. RAGIL ANDRIYANI (A22020239)
6. CICI NURITA (A22020235)
7. RINA FARIDAWATI (A22020207)
8. SUMIYATI (A22020222)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
GOMBONG
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Asuhan keperawatan yang bermutu dan dapat dicapai jika pelaksanaannya diartikan
sebagai suatu kehormatan yang dimiliki oleh para perawat dalam memperlihatkan haknya untuk
memberikan asuhan yang manusiawi, aman, serta sesuai dengan standar dan etika profesi
keperawatan yang berkesinambungan yang dimulai dari kegiatan pengkajian, perencanaan,
implementasi rencana, dan yang terakhir evaluasi tindakan keperawatan yang telah diberikan.
Proses keperawatan digunakan untuk membantu perawat melakukan praktik keperawatan secara
sistematis dan terstruktur dalam memecahkan masalah keperawatan. Dengan menggunakan
metode ini, perawat dapat mendemonstrasikan tanggung gugat dan tanggung jawab pada klien,
sehingga kualitas dalam praktik keperawatan dapat ditingkatkan.
Proses keperawatan memberikan kerangka yang dibutuhkan dalam asuhan keperawatan
kepada klien, keluarga, dan komunitas, serta merupakan metode yang tepat dan sesuai dalam
membuat keputusan klinik, serta pemecahan masalah baik aktual maupun potensial dalam
mempertahankan kesehatan. Keperawatan itu unik karena fokusnya yang sangat luas ke arah
pemahaman dan penatalaksanaan kesehatan seseorang. Langkah pertama dari proses
keperawatan, yaitu dari pengkajian, dimulai dengan perawat menerapkan pengetahuan dan
pengalamannya untuk mengumpulkan data-data tentang klien. Seperti halnya para astronom
yang menggunakan pengetahuan tentang galaksi untuk menggali melalui teleskop, seperti itulah
perawat juga menerapkan pengetahuan ilmiah dan displin keperawatan untuk menggali dan
menemukan keunikan dari klien dan masalah perawatan kesehatan personal dari klien.
Dalam lingkungan perawatan kesehatan yang komplek, perawat harus mampu
menyelesaikan masalah kesehatan yang ada secara akurat, menyeluruh, dan juga tepat.Hal ini
dapat digarisbawahi bahwa perawat harus mampu menelaah informasi dalam jumlah yang
sangat banyak untuk dapat membuat penilaian kritis.
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tujuan, jenis jenis data, dan metode yang digunakan pada proses
pengkajian.
b. Tujuan Khusus
1) Untuk mengetahui karakteristik dari pola pengkajian fungsional gordon,
2) untuk mengetahui karakteristik dari pola pengkajian fungsional model Roy’s,
3) untuk mengetahui karakteristik dari pola pengkajian fungsional model Orem,
4) untuk mengetahui karakteristik dari pola pengkajian fungsional model doengoes,
5) untuk mengetahui karakteristik dari pola pengkajian fungsional model Fitz Patrick.
BAB II
TINJAUAN TEORI

1. Definisi Pengkajian Keperawatan


Pengkajian keperawatan didefinisikan sebagai pemikiran dasar dari proses keperawatan
yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang klien, agar dapat
mengidentifikasi, mengenali masalahmasalah, kebutuhan kesehatan dan keperawatan klien, baik
fisik, mental, sosial dan lingkungan (Effendy, 1995)
2.Tahap pengkajian Keperawatan
Kegiatan utama dalam tahap pengkajian adalah pengumpulan data, pengelompokan data,
dan analisis data guna perumusan diagnosis keperawatan. Pengumpulan data merupakan
aktivitas perawat dalam mengumpulkan informasi yag sistemik tentang klien.
a. Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah mengumpulkan informasiyang sistemik tentang klien
termasuk kekuatan dan kelemahan klien.Data dikumpulkan dari klien, keluarga, orang
terdekat, masyarakat, grafik rekam medic.Klien adalah sumber informasi primer, sumber
data yang asli. Sumber informasi sekunder terdiri dari data yang sudah ada atau dari orang
lain selain klien. Sumber-sumber sekunder meliputi catatan kesehatan klien, laporan dari
laboratorium dan tes diagnostik, keluarga, orang terdekat, masyarakat dan anggota tim
kesehatan. Metode utama yang dapat digunakan dalam pengumpulan data adalah
wawancara, observasi, dan pemeriksaan fisik.
1) Wawancara Wawancara atau interviu merupakan metode pengumpulan data secara
langsung antara perawat dank lien.Disini perawast mendapatkan respon langsung dari
klien melalui tatap muka dan 6 pertanyaan yang diajukan. Data wawancara adalah
semua ungkapan klien, tenaga kesehatan, atau orang lain yang berkepentingan termasuk
keluarga, teman, dan orang terdekat klien.
2) Observasi Merupakan metode pengumpulan data melalui pengamatan visual dengan
menggunakan panca-indra.Kemampuan melakukan observasi merupakan ketrampilan
tingkat tinggi yang memerlukan banyak latihan.Unsur terpenting dalam observasi adalah
mempertahankan objektivitas penilaian. Mencatat hasil observasi secara khusus tentang
apa yang dilihat, dirasa, didengar, dicium, dan dikecap akan lebih akurat dibandingkan
mencatat I nterpretasi seseorang tentang hal tersebut.
3) Pemeriksaan Pemeriksaan menurut Carol V.A (1991) adalah proses inspeksi tubuh dan
sistem tubuh guna menentukan ada/tidaknya penyakit yang didasrkan pada hasil
pemeriksaan fisik dan laboratorium. Pemerksaan fisik berfokus pada respon klien
terhadap masalah kesehatan yang dialaminya.
b. Pengelompokan data
1) Data objektif didasarkan pada fenomena yang dapat diamati secara factual. Dengan kata
lain, data tersebut dapat diamati atau diukur melalui indra perawat : disebut juga sebagai
tanda
2) Data subjektif menunjukkan persepsi dan sensasi klien terkait masalah kesehatannya. Data
subjektif merupakan informasi yang disampaikan klien kepada perawat selama intervie
yang disebut juga sebagai gejala.
c. Analisis data Setelah data hasil pengkajian dikelompokkan, kita dapat mulai melakukan
validasi data, yaitu membandingkan data subjektif dan data objektif dengan standar atau nilai
normal yang baku. Standar atau nilai normal yang baku. Standar atau nilai tersebut
merupakan aturan atau ukuran yang lazim dipakai. (Asmadi. 2008)
3. Model dalam Pengkajian Keperawatan
a. Gordon (1982) :
1) Pola Kesehatan
Menggambarkan pola pemahaman klien tentang kesehatan, kesejahteraan, dan bagaimana
kesehatan mereka diatur.
2) Pola metabolik – nutrisi
Menggambarkan konsumsi relatif terhadap kebutuhan metabolik dan suplai gizi : meliputi
pola konsumsi makanan dan cairan, keadaan kulit, rambut, kuku dan membran mukosa,
suhu tubuh, tinggi dan berat badan.
3) Pola eliminasi
Menggambarkan pola fungsi ekskresi (usus besar, kandung kemih, dan kulit), termasuk
pola individu seharihari, perubahan atau gangguan, dan metode yang digunsksn untuk
mengendalikan ekskresi.
4) Pola aktivitas – Olahraga
Menggambarkan pola olahraga, aktivitas, pengisian waktu senggang, dan rekreasi ;
termasuk aktivitas kehidupan sehari-hari, tipe dan kualitas olahraga, dan faktor-faktor
yang mempengaruhi pola aktivitas (seperti otot-saraf, respirasi, dan sirkulasi)
5) Pola tidur - istirahat
Menggambarkan pola tidur, istirahat, relaksasi dan setiap bantuan untuk merubah pola
tersebut.
6) Pola persepsi – kognitif
Menggambaekan pola persepsi-sensori dan pola kognitif ; meliputi keadekuatan bentuk
sensori (penglihatan, pendengarsn, perabaan, pengecapan, dan penghidu), pelaporan
mengenai persepsi nyeri, dan kemampuan fungsi kognitif.
7) Pola persepsi diri-konsep diri
Menggambarkan bagaimana seseorang memandang dirinya sendiri ; kemampuan mereka,
gambaran diri, dan perasaan.
8) Pola Hubungan peran
Menggambarkan pola keterikatan peran dengan hubungan ; meliputi persepsi terhadap
peran utama dan tanggung jawab dalam situasi kehidupan saat ini.
9) Pola Reproduksi – seksualitas
Menggambarkan kepuasan atau ketidakpuasan dalam seksualitas ; termasuk status
reproduksi wanita, pada anak-anak bagaimana dia mampu membedakan jenis kelamin
dan mengetahui alat kelaminnya.
10) Pola koping - toleransi stress
Menggambarkan pola koping umum, dan keefektifan ketrampilan koping dalam
mentoleransi stress.
11) Pola nilai dan keyakinan Menggambarkan pola nilai, tujuan atau kepercayaan (termasuk
kepercayaan spiritual) yang mengarahkan pilihan dan keputusan gaya hidup. (Patricia,
1996)
b. Model Roy`s (1984) : Model adaptasi :
1) Kebutuhan fisiologis
Komponen sistem adaptasi ini yang adaptasi fisiologis diantaranya
a) Aktivitas dan istirahat
Menggambarkan pola aktivitas, latihan, istirahat dan tidur.
b) Nutrisi
Menggambarkan pola penggunaan nutrient untuk memperbaiki kondisi tubuh dan
perkembangan.
c) Eliminasi
Menggambarkan pola eliminasi
d) Cairan dan elektrolit
Menggambarkan pola fisiologis penggunaan cairan dan elektrolit
e) Oksigen
Menggambarkan pola penggunaan oksigen berhubungan dengan respirasi dan
sirkulasi.
f) Indera
Menggambarkan fungsi sensori perceptual berhubungan dengan panca indera.
g) Integritas kulit
Menggambarkan pola fungsi fisiologis kulit.
h) Fungsi endokrin
Menggambarkan pola control dan pengaturan termasuk respon stress dan system
reproduksi.
i) Fungsi neurologis.
Menggambarkan pola kontrol neurologist, pengaturan dan intelektual
2) Konsep diri
Untuk mengetahui bagaimana seseorang mengenal pola-pola interaksi sosial dalam
berhubungan dengan orang lain, mengidentifikasi pola nilai, kepercayaan dan emosi yang
berhubungan dengan ide sendiri. perhatian ditunjukkan pada kenyataan keadaan diri
sendiri tentang fisik, individual dan moraletik.
3) Fungsi peran
Merupakan proses penyesuaian yang berhubungan dengan bagaimana peran seseorang
dalam mengenal pola-pola interaksi social dalam berhubungan dengan orang lain akibat
dari peran ganda.
4) Interdependent
Merupakan kemampuan seseorang mengenal pola-pola tentang kasih sayang, cinta yang
dilakukan melalui hubungan secara interpersonal pada tingkat individu maupun
kelompok.
c. Model Orem (1985) : Self-care / kemandirian klien dalam merawat dirinya sendiri :
1) Pemenuhan kebutuhan oksigen
2) Pemenuhan kebutuhan cairan
3) Pemenuhan kebutuhan nutrisi
4) Pemenuhan kebutuhan eliminasi
5) Keseimbangan aktivitas dan istirahat
6) Sosial
7) Pencegahan
8) Promosi
d. Doengoes :
1) Aktivitas / istirahat
Kemampuan untuk ikut serta dalam aktivitas kehidupan yang perlu/diinginkan dan untuk
mendapatkan istirahat/tidur.
2) Sirkulasi
Kemampuan untuk mentranspor oksigen dan nutrisi yang diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan selular.
3) Integritas ego
Kemampuan untuk mengembangkan dan menggunakan ketrampilan serta perilaku untuk
mengintegrasikan dan menangani pengalaman hidup.
4) Eliminasi
Kemampuan untuk mengeluarkan produk sisa.
5) Makanan dan cairan
Kemampuan untuk mempertahankan masukan dan menggunakan nutrient dan cairan
untuk memenuhi kebutuhankebutuhan fisiologi.
6) Hygiene
Kemampuan untuk melakukan aktivitas kehidupan seharihari.
7) Neurosensori
Kemampuan untuk menerima, mengintegrsikan dan merespon terhadap isyarat internal
dan eksternal.
8) Nyeri / ketidaknyamanan
Kemampuan untuk mengontrol nyeri.
9) Pernafasan
Kemampuan untuk menyediakan dan menggunakan oksigen.
10) Keamanan
11) Seksualitas
12) Interaksi sosial
13) Penyuluhan / pembelajaran (Doenges,2000)
e. Fitz patrick (1991) : Pola respon manusia :
1) Memilih : Memilih di antara alternatif-alternatif.
2) Berkomunikasi : Verbal – non verbal.
3) Bertukaran : Memberikan, melepaskan, dan kehilangan sesuatu.
4) Merasakan : Pengalaman, kesadaran, sensasi, pemahaman atau pengertian secara sadar /
emosional.
5) Mengetahui : Mengenal – memahami.
6) Bergerak : Mengubah posisi, desakan untuk bertindak / melakukan sesuatu.
7)Mempersepsikan : Memahami dengan pikiran, sadar tentang indera / rangsangan eksternal.
8) Berhubungan : Menjalin hubungan, membangun hubungan, berada dalam beberapa
asosiasi dengan benda, orang atau tempat.
9) Menilai : Perhatian, mengenal, peduli, berharga, berguna
4. Faktor yang mempengaruhi pengkajian
a. Tingkah Laku
Kebanyakan orang tingkah Laku dan sikap menjadi satu keutuhan. Apabila sikap yang paling
dominan akan mempengaruhi tingkah laku kita. Apabila cenderung mengarah keperbuatan
positif maka akan dapat menemukan solusi dari masalah, sebaliknya jika mempunyai sikap
yang negatif maka akan mengalami keputus asaan dalam pemecahan masalah.
b.Bahasa Tubuh
Tingkah laku kita sebagian besar dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. 75 persen pesan yang
kita terima adalah komunikasi non verbal. kita dapat mengekspresikan apa yang kita rasakan
dengan bahasa tubuh. Yang termasuk kedalam bahasa tubuh adalah gerakgerik/ gerak isyarat,
ekspresi wajah, pakaian dan gaya kita. Ada beberapa ekspresi wajah yang ditunjukkan antara
lain :
1) Gembira
2) Berduka
3) Ketakutan
4) Kemarahan
5) Terkejut
6) Menjengkelkan
c. Tempat/Ruang
Dalam keefektifan komunikasi dengan orang lain, kita perlu memahami batasan-batasan dari
kebudayaan tempat tersebut. disini ada beberapa tempat yang digunakan untuk proses
komunikasi :
1) Tempat/ruang publik.
2) Tempat/ruang sosial.
3) Tempat/ruang dengan teman/sahabat.
d. Sikap Profesi medis mempunyai kekuatan dberfikir positif dalam pendokumentasian.
Mereka dapat membantu dalam penyembuhan dengan pemikiran yang optimis dan penuh
harapan.Mereka mengaplikasikan pemikiran yang optims dan penuh harapan kedalam
tindakan mereka. Mereka tidak pernah menyerah dan selalu berharap situasi akan berubah
jika mereka dapat menemukan solusi yang tepat. hal ini bias dilihat jika kita mempunyai
sikap yang negatif maka kita akan mempunyai pemikiran yang negatif juga begitu pula
sebaliknya.
e. Komunikasi dengan klien
Komunikasi dengan klien ini sangat penting untuk diingat, ini bukan sebagai pengganti
komunikasi antar individu, tetapi ini hany dilakukan dengan pemikiranyang sesuai dan tepat
sehingga dapt mempengaruhi kemampuan komunikasi pengkajian pada klien. komunikasi
yang tepat dan efektif dapat membantu menentukan hubungan komunikasi terapeutik yang
tepat. Hal ini juga memngkinkan untuk menentukan apa yang klien butuhkan, seperti
kepercayaan dan kenyamanan dan juga team medis yang baikdan sangat disiplin. berikut ini
adalah prosedur berkomunkasi dengan klien :
1) Mempersiapkan lingkungan, menciptakan suasana yang hangat dan mendukung.
2) Membina hubungan yang baik kepada klien, dengan sikap tubuh yang terbuka sehingga
menimbulkan kenyamanan.
3) Kontak mata dan tenang.
4) Memastikan klien nyaman, tenang, dan jika memungkinkan bebas dari rasa sakit.
5) Meminimalkan potensi gangguan pada klien.
6) Melihat kembali informasi yang disiapkan untuk klien.
7) Menentukan bagaimana pesan yang tepat dan komunikasi yang tepat untuk klien.
8) Memperkenalkan diri dan menggunakan nam yang disukai klien.
9) Menjelaskan tujuan dan menganjurkan klien untuk berpartisipasi dalam komunikasi
tersebut. (Toni R, 2005)
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengkajian pola fungsional
terdiri dari 5 pola sebagai berikut :
a. Gordon (1982) :
1) 1)Pola Kesehatan
2) Pola metabolik – nutrisi
3) Pola eliminasi
4) Pola aktivitas – Olahraga
5) Pola tidur - istirahat
6) Pola persepsi – kognitif
7) Pola persepsi diri-konsep diri
8) Pola Hubungan peran
9) Pola Reproduksi – seksualitas
10) Pola koping - toleransi stress
11) Pola nilai dan keyakinan
b. Model Roy`s (1984) : Model adaptasi :
1) Kebutuhan fisiologis
2) Konsep diri
3) Fungsi peran
4) Interdependent
c. Model Orem (1985) : Self-care / kemandirian klien dalam merawat dirinya sendiri :
1) Pemenuhan kebutuhan oksigen
2) Pemenuhan kebutuhan cairan
3) Pemenuhan kebutuhan nutrisi
4) Pemenuhan kebutuhan eliminasi
5) Keseimbangan aktivitas dan istirahat
6) Sosial
7) Pencegahan
8) Promosi
d. Doengoes :
1) Aktivitas / istirahat
2) Sirkulasi
3) Integritas ego
4) Eliminasi
5) Makanan dan cairan
6) Hygiene
7) Neurosensori
8) Nyeri / ketidaknyamanan
9) Pernafasan
10) Keamanan
11) Seksualitas
12) Interaksi sosial
13) Penyuluhan / pembelajaran (Doenges,2000)
e. Fitz patrick (1991) : Pola respon manusia :
1) Memilih
2) Berkomunikasi
3) Bertukaran
4) Merasakan
5) Mengetahui
6) Bergerak
7) Mempersepsikan
8) Berhubungan
9) Menilai
2. Saran
Pengkajian merupakan tahap pertama dalam pelaksanaan asuhan keperawatan
kemudian diikuti 3 tahapan selanjutnya yaitu diagnosa keperawatan, perencanaan hingga
evaluasi. Agar pelaksanaan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan baik tahapan tersebut
harus dilaksanakan dengan sistematis. Agar semua tahapan sistematis maka tahapan pertama
yaitu pengkajian keperawatan harus dipahami dengan baik dan dilaksanakan dengan baik
pula, untuk itu kami disini coba membahas tentang apa itu pengkajian keperawatan dan
bagaimana tahapan nya yang baik dan benar, agar proses asuhan keperawatan dapat dilakukan
dengan baik pula.
DAFTAR PUSTAKA

Allen, Carol Vestal.1998.Memahami Proses Keperawatan dengan Pendekatan


Latihan.EGC.Jakarta
Hidayat, Aziz Alim.2004.Pengantar Konsep Dasar Keperawatan.Salemba Medika.Jakarta
Hidayat, A. A. A.2002.Pengantar Dokumentasi Proses Keperawatan.EGC.Jakarta
file:///C:/Users/User/Downloads/pengkajian%20kdk%20(1).pdf
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/133/jtptunimus-gdl-umifitriya-6601-3-babii.pdf

Anda mungkin juga menyukai