PUSKESMAS KROYA 1
DISUSUN OLEH :
DANANG JATMIKO
2022030111
2022
LEMBAR PENGESAHAN
PUSKESMAS KROYA 1
Disusun Oleh
DANANG JATMIKO
Hari : Senin
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Pengertian
Nyeri akut adalah pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan
kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan
berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan (Tim Pokja SDKI DPP
PPNI, 2017). Sedangkan menurut Nanda (2018), nyeri akut adalah pengalaman sensori dan
emosional tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial,
atau yang digambarkan sebagai kerusakan, awitan yang tiba-tiba atau lambat dengan intensitas
ringan hingga berat, dengan berakhirnya dapat diantisipasi atau diprediksi dan dengan durasi
kurang dari 3 bulan.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa nyeri akut merupakan keadaan
pengalaman sensori dan emosional yang berkaitan dengan adanya kerusakan suatu jaringan
yang secara tiba-tiba dan berlangsung kurang dari 3 bulan.
B. Etiologi
a. Agen pencedera fisiologis (misal inflamasi, iskemia, neoplasma)
b. Agen pencedera kimiawi (misal terbakar, bahan kimia iritan)
c. Agen pencedera fisik (misal abses, amputasi, terbakar, terpotong, mengangkat berat,
prosedur operasi, trauma, latihan fisik berlebihan)
A. FOKUS PENGKAJIAN
B. PATOFIOLOGI
Dalam kondisi normal / fisiologi, informasi yang tiba dipusat integrasi alat
keseimbangan tubuh yang berasal dari reseptor vestibular, visual dan propioseptik,kanan
dan kiri akan diperbandingkan, jika semuanya sinkron dan wajarakan diproses lebih lanjut
secara wajar untuk direspon. Respon yang muncul daro beberapa penyesuaian otot otot
mata dan penggerak tuuh dalam keadaan bergerak. Disamping itu orang menyadari posisi
kepala dan tubuhnya terhadap lingkungansekitarnya. Tak ada tanda dan gejala kegawatan
(alarm reaction) dalam bentuk vertigo dan gejala dari jaringan otonomik.
Namun jika kondisi tidak normal atau tidak fifiologis dari fungsi alat keseimbangan
tubuh dibagian tepi atau sentral maupun rangsangn gerakan aneh atau berlebihan, maka
proses pengelolaan informasi yang tidak wajar tidak berlangsung dan muncul tanda tanda
kegawatan dalam bentuk vertigo dan gejalan dari jaringan otonomik. Disamping itu respon
penyesuaian otot-otot menjadi tidak adekuat sehingga muncul gerakan abnormal dari mata
disebut nistagnus.
C. PATHWAY
VERTIGO
Koping
nyeri tidak Gangguan
cemas
efektif pola tidur
TINJAUAN KASUS
DO :
a. Pasien tampak
meringis
menahan nyeri
sambil
berbaring
b. Vital Sign
TD :
200/120
mmHg
Nadi :
82x/menit
Suhu : 36.5°C
RR
:18x/menit
12
kepada
perawat
tentang
penyakitnya
b. Klien tampak
gelisah
c. Vital Sign
TD :
200/120
mmHg
Nadi :
82x/menit
Suhu : 36.5°C
RR
:18x/menit
13
memperingan nyeri
3 = Sedang nyeri
4 = Cukup menurun 4. Identifikasi 4. Untuk
5 = Menurun mencari hal
respons nyeri
yang dapat
non verbal memperberat
dan
memperingan
Teraupetik nyeri
5. Berikan 5. Untuk
teknik mengetahui
nonfarmak keadaan
ologis umum pasien
untuk
mengurang
i rasa nyeri
Edukasi
6. Anjurkan 6. Untuk
teknik mengurangi
nonfarmak nyeri yang
ologi dirasakan
untuk pasien
mengurang
i rasa nyeri
Kolaborasi
7. Kolaborasi 7. Untuk
pemberian mengurangi
analgetik, nyeri yang
jika perlu dirasakan
pasien
2 Ansietas b.d Kurang Konseling
terpapar Informasi (10334) :
Setelah dilakukan Observasi
tindakan keperawatan 1. Identifikasi 1. Untuk
selama 2x24 jam kemampuan mengetahui
diharapkan risiko dan beri tingkat
perdarahan berkurang penguatan pengetahuan
dengan kriteria hasil : Terapeutik pasien.
Tingkat Kecemasan 2. Bina hubungan 2. Untuk
(09093) terapeutik menghindari
3. Berikan kecemasan kronis
Aw Akh empati, 3. Untuk menjaga
Indikat al ir kehangatan kenyamanan
or 4. Tetapkan pasien
tujuan dan 4. Membuat kontrak
14
Tekana 2 5 lama waktu dengan
n darah hubungan pasien
Kondis 3 5 konseling
i 5. Fasilitasi
khawat untuk 5. Untuk
ir menngidentifi menyelesaikan
Keterangan : kasi masalah masalah
1 = Meningkat Edukasi kecemasan
2 = Cukup meningkat 6. Anjurkan
3 = Sedang untuk 6. Mengurangi
4 = Cukup menurun mengekspresik kecemasan
5 = Menurun an perasaan
Nadi :
15
82x/menit
Suhu : 36.5°C
RR :18x/menit
5 2 02/11/22 Mengidentifikasi Pasien
15.40 masalah yang mengatakan tidak
menyebakan paham dengan
kecemasan pasien penyakitnya
6 2 15.50 Menganjurkan pasien Pasien
mengungkapkan mengatakan
perasaannya cemas dengan
penyakitnya
7 1 02/11/22 Mengajarkan teknik Pasien melakukan
16.00 non farmakologi (nafas teknik nafas
dalam) untuk dalam didampingi
mengurangi nyeri petugas
7 2 02/11/22 Memberikan injeksi Injeksi citicolin
17.00 citicolin dan ketorolac 500mg da
500 mg ketorolac 30 mg
via iv bolus
8 1 02/11/22 Memberikan injeksi Injeksi ondan 40
17.00 ondan 40mg mg via iv bolus
9 1 03/11/22 Mengidentifikasi skala Pasien
13.30 nyeri mengatakan nyeri
Mengidentifikasi sudah berkurang
respon nyeri non P : nyeri ketika
verbal aktivitas
ringan atau
bergerak
Q : seperti
ditusuk-tusuk
R : bagian kepala
S : skala 4
T : hilang timbul
Pasien masih
nampak merasa
nyeri
1,2 03/11/22 Memberikan terapi Obat diminum
16
candesartan 1 tablet pasien
13.40
10 1,2 03/11/22 Memonitor tanda- TD : 140/80
15.00 tanda vital mmHg
Nadi :
78x/menit
Suhu : 36.5°C
RR :18x/menit
11 2 03/11/22 Memberikan injeksi Injeksi iv bolus
16.30 ranitidon, ondan, keto
12 1 04/11/22 Mengidentifikasi skala Pasien
13.30 nyeri pasien mengatakan nyeri
sudah berkurang
P : nyeri ketika
aktivitas
ringan atau
bergerak
Q : seperti
ditusuk-tusuk
R : bagian
genetalia dan
kandung
kemih
S : skala 4
T : hilang timbul
Keadaan umum
pasien baik
13.40 Mmeberikan terapi Obat diminum
candesartan 1 tablet pasien
13 1,2 04/11/22 Memberi edukasi Pasien
14.30 tentang penyakitnya mengatakan sudah
sedikit mengerti
14 1 04/11/22 Mengkaji skala nyeri Pasien
15.00 mengatakan nyeri
berkurang dan
pusing sudah
tidak berputar,
17
skala 3
15. 1,2 04/11/22 Melakukan TTV dan TD : 130/70
16.30 pemberian opbat inj N: 87x/m
RR:18XM
S:36,5
Terapi inj iv
16 2 04/11/22 Meminta pasien untuk Pasien
16.50 mengungkapkan mengatakan lebih
perasaan tenang karena
sudah mengerti
tentang
penyakitnya
E. EVALUASI KEPERAWATAN
18
- Ajarkan distraksi untuk mengurangi
nyeri
O:
19
A : Masalah keperawatan nyeri akut belum
teratasi
20
O:
P : - Hentikan Intervensi
21
DAFTAR PUSTAKA
Corwin, J. Elizabeth. (2019). Buku Saku Patofisiologi Edisi Rev. 3. Jakarta: EGC.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2017). Standar Diagnosis Keprawatan Indonesia
Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta: PPNI
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2018). Standar Luaran Keprawatan Indonesia
Definisi dan Kritria Hasil Keperawatan. Jakarta: PPNI
22
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2018). Standar Intervensi Keprawatan Indonesia
Definisi danTindakan Keperawatan. Jakarta: PPNI
23