Anda di halaman 1dari 47

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

PADA Ny.W DENGAN DIAGNOSA GOUT ARTHIRITIS


DI DESA MORAMO KEC. MORAMO KAB. KONAWE SELATAN

Dosen Pengampu : Mien S.Kep.Ns.,M.Kep

OLEH
I NYOMAN JULIANA
S.0020.P2.024

STIKES KARYA KESEHATAN


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
KENDARI
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah Asuhan Keperawatan
Gerontik pada Ny.W dengan Gout Arthritis.
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Mien, S.Kep.,Ns.,M.Kep
selaku dosen pembimbing serta semua pihak yang telah turut memberikan kontribusi dalam
penyusunan makalah ini. Tentunya makalah ini tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat
dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan baik dari
penyusunan hingga tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami
dengan rendah hati menerika saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.
Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga
inspirasi untuk pembaca.

Kendari, Januari 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.....................................................................................................
KATA PENGANTAR..................................................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................................
B. Tujuan................................................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Konsep Lansia....................................................................................................
B. Konsep Gout Arthritis

BAB III LAPORAN KASUS


A. Pengkajian Keperawatan....................................................................................
B. Data Fokus..........................................................................................................
C. Diagnosa Keperawatan ......................................................................................
D. Intervensi Keperawatan......................................................................................
E. Implementasi dan Evaluasi keperawatan...........................................................

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan.........................................................................................................
B. Saran...................................................................................................................
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Konsep Dasar Lansia


1. Definisi Lansia
Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Menua
bukanlah penyakit, tetapi merupakan Proses yang berangsur-angsur mengakibatkan
perubahan kumulatif, merupakan proses menurunnya daya tahun tubuh dalam
menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh (Kholifah, 2016). Menurut Nugroho
(dalam Kholifah 2016) menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di
dalam kehidupan, yaitu anak, dewasa, dan tua.

2. Batasan Lansia
a. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia WHO (dalam Khushariyadi, 2012), ada empat
tahapan yaitu :
1) Usia pertengahan (middle age): 45-59 tahun
2) Lanjut usia (elderly): 60-75 tahun
3) Lanjut usia tua (old): 75-90 tahun
4) Usia sangat tua (very old): >90 tahun
b. Menurut Alm. Prof. DR. Ny. Sumiati Ahmad Mohammad (dalam Khushariyadi,
2012), guru besar Universitas Gajah Mada Fakultas
Kedokteran, periodisasi biologis perkembangan manusia di bagi menjadi:
1) Masa bayi (0-1 tahun)
2) Masa prasekolah (usia 1-6 tahun)
3) Masa sekolah (usia 6-10 tahun)
4) Masa pubertas (usia 10-20 tahun)
5) Masa setengah umur, presenium (usia 40-65 tahun)
6) Masa lanjut usia, senium (usia >65 tahun)
c. Menurut Dra. Ny. Jos Masdani (dalam khushariyadi, 2012), psikologi dari
Universitas Indonesia Kedewasaan 1) Fase iuventus (usia 25-40 tahun)
2) Fase vertalitas (usia 40-50 tahun)
3) Fase presenium (usia 55-65 tahun)
4) Fase senium (usia 65 tahun hingga tutup usia)
3. Ciri-Ciri Lansia
Menurut Soejono (2000) dalam Ratnawati (2017), mengatakan bahwa pada tahap
lansia, individu mengalami banyak perubahan baik secara fisik maupun mental,
khususnya kemunduran dalam berbagai fungsi dan kemampuan yang pernah
dimilikinya.
Perubahan fisik yang dimaksud antara lain rambut yang mulai memutih, muncul
kerutan diwajah, ketajaman panca indra menurun, serta terjadi kemunduran daya tahan
tubuh. Dimasa ini lansia juga harus berhadapan dengan kehilangan peran diri,
kedudukan sosial, serta perpisahan dengan orang yang dicintai. Maka dari itu,
dibutuhkan kemampuan beradaptasi yang cukup besar untuk dapat menyikapi
perubahan di usuia lanjut secara bijak.

4. Karakteristik Lansia
Menurut Kholifah tahun 2016, usia lanjut merupakan usia yang mendekati akhir
siklus kehidupan manusia di dunia. Tahap ini dimulai dari 60 tahun sampai akhir
kehidupan. Lansia merupakan istilah tahap akhir dan proses penuaan. Semua orang
akan mengalami proses menjadi tua (tahap penuaan). Masa tua merupakan masa hidup
yang terakhir, dimana pada masa ini seseorang mengalami kemunduran fisik, mental,
sosial sedikit demi sedikit sehinggan tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari (tahap
penuaan).
Penuaan merupakan perubahan kumulatif pada makhluk hidup, termasuk tubuh,
jaringan dan sel, yang mengalami penurunan kapasitas fungsional. Pada manusia,
penuaan dihubungkan dengan perubahan degeneratif pada kulit, tulang, jantung,
pembuluh darah, paru-paru, saraf dan jaringan tubuh lainnya. Dengan kemampuan
regenaratif yang terbatas, mereka lebih rentan terhadap berbagai penyakit, sindroma
dan kesakitan dengan orang lain.

5. Tipe-Tipe Lansia
a. Tipe Arif Bijaksana
Tipe ini di dasarkan pada orang lanjut usia yang memiliki banyak pengalaman, kaya
dengan hikmah, dapat menyesuaikan diri dengan perubahan zaman mempunyai
kesibukan, memiliki kerendahan hati, sederhana, dermawan dan dapat menjadi
panutan.
b. Tipe Mandiri
Tipe mandiri yaitu mengganti kegiatan yang hilang dengan yang baru, selektif
dalam mencari pekerjaan, bergaul dengan teman dan memenuhi undangan.
c. Tipe Tidak Puas
Tipe tidak puas terjadi karena konflik lahir batin menentang proses penuaan
sehingga menjadi pemarah, tidak sabar, mudah tersinggung, sulit dilayani,
pengkritik dan banyak menuntut.
d. Tipe Pasrah
Tipe pasrah ialah menerima dan menunggu nasib baik, mengikuti kegiatan agama
dan melakukan pekerjaan apa saja.
e. Tipe Bingung
Kaget kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, minder, menyesal, pasif, acuh tak
acuh

B. Konsep Dasar Gout Arthritis


1. Pengertian
Gout adalah penyakit yang diakibatkan gangguan metabolisme purin yang ditandai
dengan hiperurisemia dan serangan sinovitis akut berulangulang. Penyakit ini paling
sering menyerang pria usia pertengahan sampai usia lanjut dan wanita pasca menopuse.
(Nurarif dan Kusuma, 2016). Arthritis pirai (Gout) adalah suatu proses inflamasi yang
terjadi karena deposisi kristal asam urat pada jaringan sekitar sendi. Gout terjadi akibat
dari hiperurisemia yang berlangsung lama (asam urat serum meningkat) disebabkan
karena penumpukan purin dan eksresi asam urat kurang dari ginjal (Sya’diyah, 2018).

2. Etiologi
Gangguan metabolik dengan meningkatnya konsentrasi asam urat ini ditimbulkan
dari penimbunan kristal di sendi oleh monosodium (MSU) dan kalsium pirofosfat
dihidrat (CCPD), dan pada tahap yang lebih lanjut terjadi degenarasi tulang rawan
sendi (Nurarif dan Kusuma, 2016). Gejala arthritis akut disebabkan oleh reaksi
inflamasi jaringan terhadap pembentukan kristal monosodium urat monohidrat.
Kelainan ini berhubungan dengan gangguan kinetik asam urat yang hiperurisemia
(Sya’diyah 2018). Hiperurisemia pada penyakit ini terjadi karena:
a. Pembentukan asam urat yang berlebih
1) Gout primer metabolik disebabkan sistensi langsung yang berlebih
2) Gout sekunder metabolik disebabkan pembentukan asam urat berlebih karena
penyakit lain, seperti leukimia, terutama bila diobati dengan sitotistika psoarisis,
polisetemia vera dan mielofibrosis

b. Kurang asam urat melalui ginjal


1) Gout primer renal terjadi karena ekseresi asam urat ditubuli distal ginjal yang
sehat.
2) Gout sekunder renal disebabkan oleh karena kerusakan ginjal, misalnya
glumeronefritis kronik atau gagal ginjal kronis.

3. Manifestasi Klinis
Menurut Price & Wilson tahun 2006, dalam Nurarif dan Kusuma (2016) terdapat
empat stadium perjalanan klinis gout yang tidak di obati:
a. Stadium pertama adalah hiperurisemia asimtomatik. Pada stadium ini asam urat
serum laki-laki meningkat dan tanpa gejala selain dari peningkatan asam urat serum.
b. Stadium kedua arthritis gout terjadi awitan mendadak pembengkakan dan nyeri
yang luar biasa, biasanya pada sendi ibu jari kaki dan sendi metatarsofalengeal.
c. Stadium ketiga setelah serangan gout akut adalah tahap interkritis. Tidak terdapat
gejala-gejala pada tahap ini, yang dapat berlangsung dari beberapa bulan sampai
tahun. Kebanyakan orang mengalami serangan gout berulang dalam waktu kurang
dari 1 tahun jika tidak di diobati
d. Stadium keempat adalah tahap gout kronik dengan timbunan asam urat yang terus
meluas selama beberapa tahun jika pengobatan tidak dimulai peradangan kronik
akibat kristal-kristal asam urat mengakibatkan nyeri, sakit dan kaku juga
pembesaran dan pembesaran dan penonjolan sendi yang bengkak.

4. Patofisiologi
Menurut Sya’diyah tahun 2018 banyak faktor yang berperan dalamn mekanisme
serangan gout. Salah satunya yang telah diketahui perannya adalah konsentrasi asam
urat didalam darah. Mekanisme serangan gout akut berlansung beberapa fase secara
berurut.
a. Presipitasi kristal monosodium urat dapat terjadi di jaringan bila konsentrasi dalam
plasma darah 9 mg/dl. Presipitasi ini terjadi di rawan, sonovium, jaringan
paraartikuler misalnya bursa, tendon dan selaputnya.
b. Kristal urat yang bermuatan negatif akan dibungkus (coat) oleh berbagai
macam protein. Pembungkusan dangan igG akan merangsang netrofi untuk
berespon untuk pembentukan kristal.
c. Respon leukosit polimorfonukuler (PMN)
Pembentukan kristal menghasilkan faktor kemotoksis yang menimbulkan respon
leukosit PMN dan selanjutnya akan terjadi fagositosis kristal oleh leukosit.
d. Fagositosis
Kristal difagositosis oleh leukosit membentuk fagolisosom dan akhirnya membran
vakuala disekeliling kristal bersatu dan membran leukositik lisosom.
e. Kerusakan lisosom
Terjadi kerusakan lisosom, sesudah selaput protein dirusak, terjadi ikatan hidrogen
antara permukaan kristal membran lisosom, peristiwa ini menyebabkan robekan
membran dan pelepasan enzim-enzim dan oksidae radikal kedalam sitosplasma.
f. Kerusakan sel
Setelah terjadi kerusakan sel, enzim-enzim lisosom dilepaskan kedalam cairan
sinovial, yang menyebabkan kenaikan intensitas inflamasi dan kerusakan jaringan.

5. Penatalaksanaan
Penanganan gout biasanya dibagi menjadi penanganan serangan akut dan penanganan
hiperurisemia pada pasien arthritis kronik. Ada 3 tahapan dalam terapi penyakit ini
(Nurarif dan Kusuma, 2016) :
a. Mengatasi serangan akut
b. Mengurangi kadar asam urat untuk mencegah penimbunan kristal asam urat pada
jaringan, terutama persendian.
c. Terapi pencegahan menggunakan terapi hiperurisemia
6. Pathway
7. Komplikasi
Meskipun penyakit asam urat jarang menimbulkan komplikasi, namun tetap patut
di waspadai. Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi diantaranya sebagai berikut:
a. Munculnya benjolan keras (tofi) di sekitar area yang meradang
b. Kerusakan sendi permanen akibat radang yang terus berlangsung serta tofi di dalam
sendi yang merusak tulang rawan dan tulang sendi itu sendiri. Kerusakan permanen
ini biasanya terjadi pada kasus penyakit asam urat yang diabaikan selama bertahu-
tahun.

C. Asuhan Keperawatan Gout Arthritis


1. Pengkajian fisik
a. Identitas
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat pekerjaan, agama, suku
bangsa, taggal masuk, diagnosis medis.
b. Keluhan utama
Klien mengeluh nyeri pada persendian, bengkak dan terasa kaku.
c. Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang dengan keluhan sakit pada persendian, bengkak, dan terasa kaku.
d. Nutrisi atau cairan
1) Ketidakmampuan untuk menghasilkan atau mengkonsumsi makanan atau cairan
adekuat mual, anoreksia.
2) Kesulitan untuk mengunyah, penurunan berat badan, kekeringan pada membran
mukosa.
e. Aktifitas atau istirahat
Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan memburuk dengan stres pada sendi,
kekakuan pada pagi hari, biasanya terjadi secara bilateral dan simetris limitimasi
fungsional yang berpengaruh pada gaya hidup, waktu senggang, pekerjaan,
keletihan, malaise. Keterbatasan ruang gerak, atropi otot, kulit: kontraktor/kelainan
pada sendi dan otot.
f. Kardiovaskuler
Fenomena Raynaud dari tangan misalnya pucat litermiten, sianosis kemudian
kemerahan pada jari sebelum warna kembali normal.
g. Integritas ego
1) Faktor-faktor stres akut atau kronis misalnya finansial pekerjaan,
ketidakmampuan, faktor-faktor hubungan.
2) Keputusasaan dan ketidakberdayaan (situasi ketidakmampuan).
3) Ancaman pada konsep diri, gambaran tubuh, identitas pribadi, misalnya
ketergantungan pada orang lain.
h. Hygiene
Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan diri, ketergantungan
pada orang lain.
i. Neurosensory
Kesemutan pada tangan dan kaki, pembengkakan sendi.
j. Nyeri atau kenyamanan
Fase akut nyeri (kemungkinan tidak disertai dengan pembengkakan jaringan
lunak pada sendi. Rasa nyeri kronis dan kekakuan (terutama pagi hari) serta kaji
nyeri dengan Provokasi (penyebab), Qualitas (nyerinya seperti apa), Reqion (di
daerah mana yang nyeri), Scala (skala nyeri 1-10), Time (kapan nyeri terasa
bertambah berat).
k. Interaksi sosial
Kerusakan interaksi dengan keluarga atau orang lain, perubahan peran: isolasi.
l. Penyuluhan atau pembelajaran
1) Riwayat rematik pada keluarga.
2) Penggunaan makanan sehat, vitamin, penyembuhan penyakit, tanpa pengujian.
m.Pemeliharaan dan persepsi terhadap Kesehatan
Kaji pengetahuan klien tentang penyakitnya, saat klien sakit tindakan yang
dilakukan klien untuk menunjang kesehatannya.
n. Pola persepsi diri
Pola persepsi diri perlu dikaji, meliputi; harga diri, ideal diri, identitas diri,
gambaran diri.
o. Pola seksual dan reproduksi
Kaji manupouse, kaji aktivitas seksual.
p. Pola peran dan hubungan
Kaji status perkawinan, pekerjaan (Purwanto, H., 2016).
q. Fungsional klien
1) Indeks Barthel yang dimodifikasi
Penilaian didasarkan pada tingkat bantuan orang lain dalam meningkatkan
aktivitas fungsional. Penilaian meliputi makan, berpindah tempat, kebersihan
diri, aktivitas di toilet, mandi, berjalan di jalan datar, naik turun tangga,
berpakaian, mengontrol defikasi dan berkemih. Cara penilaian:
Tabel 2.1 Indeks Barthel
No. Kriteria Bantuan Mandiri
1 Makan 5 10
2 Minum 5 10
3 Berpindah dari kursi roda ke tempat tidur atau 5-10 15
sebaliknya
4 Personal toilet (cuci muka, menyisir rambut, 0 5
menggosok gigi)
5 Keluar masuk toilet (mencuci pakaian, 5 10
menyeka tubuh)
6 Mandi 5 15
7 Berjalan di tempat datar 0 5
8 Naik turun tangga 5 10
9 Menggunakan pakaian 5 10
10 Kontrol bowel (BAB) 5 10
11 Kontrol bladder (BAK) 5 10
Total Skor

Cara penilaian: < 60 : ketergantungan penuh/total


65-105 : ketergantungan sebagian
110 : mandiri

2) Pengkajian Index Katz


Tabel 2.2 Index Katz
Skor INTERPRETASI

A Kemandirian dalam hal makan, minum, kontinen (BAB/BAK),


berpindah, kekamar kecil, berpakaian dan mandi.
B Kemandirian dalam aktivitas hidup sehari-hari, kecuali satu dari fungsi
tersebut.

C Kemandirian dalam aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi dan satu


fungsi tambahan.

D Kemandirian dalam aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi,berpakaian


dan satu fungsi tambahan.

E Kemandirian dalam aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi,


berpakaian, kekamar kecil, dan satu fungsi tambahan.

F Kemandirian dalam aktivitas hidup sehari-hari, kecuali berpakaian,


kekamar kecil, berpindah dan satu fungsi tambahan.

G Ketergantungan pada enam fungsi tersebut.

Lain- Ketergantungan pada sedikitnya dua fungsi tetapi tidak dapat


lain diklasifikasikan sebagai C,D dan E.

3) Pengkajian status kognitif


SPMSQ (Short Portable Mental Status Questionaire) adalah penilaian fungsi
intelektual lansia.
Tabel 2.3 Status Kognitif
No. Pertanyaan Benar Salah
1 Tanggal berapa hari ini?
2 Hari apa sekarang?
3 Apa nama tempat ini?
4 Dimana alamat anda?
5 Berapa umur anda?
6 Kapan anda lahir? (minimal tahun)
7 Siapa presiden Indonesia sekarang?
8 Siapa nama presiden sebelumnya?
9 Siapa nama ibu anda?
10 Kurangi 3 dari 20 dan tetapkan pengurangan
3 dari setiap angka baru, semua secara
menurun.
Total Nilai
Analisis hasil:
Skor salah 0-2: fungsi intelektual utuh
Skor salah 3-4: kerusakan intelektual ringan
Skor salah 5-7: kerusakan intelektual sedang
Skor salah 8-10: kerusakan intelektual berat

4) MMSE (Mini Mental State Exam): menguji aspek kognitif dari fungsi mental,
orientasi, registrasi, perhatian dan kalkulasi, mengingat kembali dan bahasa.
Tabel 2.4 Mini Mental State Exam
Nilai Pertanyaan Pasien
maksimum
Orientasi Tahun, musim, tanggal, lahir, bulan, negara,
(5) wilayah, daerah
Registrasi Nama 3 obyek (1 detik untuk mengatakan masing-
(3) masing) tanyakan pada lansia ke 3 obyek setelah
Anda katakan. Beri point untuk jawaban benar,
ulangi sampai lansia mempelajari ke 3nya dan
jumlahkan skor yang
telah dicapai
Perhatian dan Pilihlah kata dengan 7 huruf, misal kata
kalkulasi “panduan”, berhenti setelah 5 huruf, beri 1 point
(5) tiap jawaban benar, kemudian dilanjutkan, apakah
lansia masih ingat huruf lanjutannya
Mengingat Minta untuk mengulangi ke 3 obyek di atas, beri 1
(3) point untuk tiap jawaban benar
Bahasa Nama pensil dan melihat (2 point)
(9)
Skor 25

Analisis hasil:
Skor salah 0-2: fungsi intelektual utuh.
Skor salah 3-4: kerusakan intelektual ringan.
Skor salah 5-7: kerusakan intelektual sedang.
Skor salah 8-10: kerusakan intelektual berat. (Kholifah, S.N., 2016)

2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis
b. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kekakuan pada sendi.
c. Gangguan konsep diri, citra tubuh berhubungan dengan perubahan bentuk tubuh
pada tulang dan sendi.
d. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan peradangan kronik adanya
kristal asam urat.

3. Intervensi Keperawatan
Tabel 2.5 Intervensi Keperawatan
No Diagnosa NOC NIC
Keperawatan
1. Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan 1. Lakukan pengkajian
berhubungan keperawatan selama 1 x nyeri secara
dengan cidera 24 jam, pasien btidak mengalami komprehensif
biologis nyeri, demgan kriteria hasil: termasuk lokasi,
1. Mampu mengontrol nyeri durasi, frekuensi,
(tahu penyebab nyeri, mampu kualitas dan faktor
menggunakan teknik presipitasi nyeri
nonfarmakologik untuk 2. Observasi reaksi non
mengurangi nyeri). verbal dari
2. Melaporkan bahwa nyeri ketidaknyamanan
berkurang dengan 3. Bantu pasien dan
manajemen keluarga untuk
nyeri mencari dan
3. Mampu mengenali skala menemukan dukungan
nyeri (intensitas frekuensi 4. Kontrol lingkungan
dan gejala nyeri) yang dapat
4. Menyatakan rasa nyaman mempengaruhi nyeri
setelah nyeri berkurang 5. Ajarkan teknik non
5. Tanda vital dalam farmakologik: napas
rentang normal dalam, relaksasi dan
6. Tidak mengalami kompres hangat
gangguan tidur dingin
6. Tingkatkan
istirahat/tidur
7. Monitor vital sign
sebelum dan sesudah
pemberian analgesic
pertama kali
2. Gangguan Setelah dilakukan tindakan Monitoring vital sign
mobilitas fisik keperawatan selama 1 x 24 sebelum/sesudah latihan dan
berhubungan jam gangguan mobilitas fisik lihat respon pasien saat
dengan dengan kriteria hasil: latihan
kekakuan pada 1. Klien meningkat dalam 1. Konsultasikan dengan
sendi aktivitas fisik terapi fisik tentang
2. Mengerti tujuan dari rencana teknik
peningkatan mobilitas fisik ambulasi
3. Memverbalisasikan 2. Bantu klien unutuk
perasaan dalam menggunakan tongkat
meningkatakan saat berjalan dan
kekuatan dan terhadap cedera
kemampuan 3. Ajarkan pasien atau
berpindah tenaga kesahatan lain
4. Memperagakan tentang teknik
penggunaan alat bantu ambulasi
untuk mobilisasi 4. Kaji kemampuan pasien
dala mobilisasi
5. Latih Pasien dalam
memenuhi kebutuhan
ADLS pasien.
6. Berikan alat bantu jika
klien memerlukan
3. Gangguan Setelah dilakukan 1. Bina hubungan saling
konsep diri, tindakan keperawatan percaya
citra tubuh selama 1 x 24 jam pasien 2. Berikan kesempatan
berhubungan menunjukkan: mengungkapkan perasaan
dengan Gamggun citra tubuh 3. Dukung upaya klien
perubahan menurun dengan kriteria untuk memperbaiki
bentuk tubuh hasil: citra tubuh
pada tulang 1. Gambaran diri meningkat 4. Dorong klien untuk
dan sendi 2. Gambaran diri sesuai bersosialisassi engan
3. Bisa menyesuaikan diri orang lain
dengan status
kesehatannya
4. Gangguan Setelah dilakukan tindakan 1. Anjurkan pasien untuk
perfusi jaringan keperawatan selama 1 x 24 meggunakan
berhubungan jam kerusakan integritas pakaian yang longgar
dengan jaringan pasien teratasi 2. Jaga kulit agar tetap
peradangan dengan kriteria hasil: bersih dan kering
kronik adanya 1. Perfusi jaringan normal 3. Mobilasasi pasien (ubah
kristal asam 2. Tidak ada tanda-tanda posisi pasien) setiap dua
urat infeksi jam sekali
3. Ketebalan dan tekstur 4. Monitor kulit akan
adanya kemerahan
5. Monitor aktivitas dan
jaringan mobilisasi pasien
4. Menunjukkan pemahaman 6. Monitor status nutrisi
dalam proses perbaikan pasien
kulit dan mencegah 7. Berikan posisi yang
terjadinya proses nyamanan untuk
penyembuhan luka mengurangi tekanan pada
luka.
(Nurarif dan Kusuma, 2016)

4. Implementasi Keperawatan
Implementasi adalah suatu perencanaan dimasukkan kedalam tindakan selama fase
implementasi ini merupakan fase kerja aktual dari proses keperawatan. Rangkaian
rencana yang telah disusun harus diwujudkan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan,
pelaksanaan dapat dilakukan oleh perawat yang bertugas merawat klien tersebut atau
perawat lain dengan cara didelegasikan pada saat pelaksanaan kegiatan maka perawat
harus menyesuaikan rencana yang telah dibuat sesuai dengan kondisi klien maka
validasi kembali tentang keadaan klien perlu dilakukan sebelumnya. (Amin Huda
Nurarif dan Hardhi Kusuma 2015).
5. Evaluasi Keperawatan
Menurut Amin Huda Nurarif dan Hardhi Kusuma (2015). Evaluasi merupakan
tahap akhir dari proses keperawatan untuk mngukur keberhasilan dari rencana
perawatan dalam memenuhi kebutuhan klien, bila masalah tidak dapat dipecahkan atau
timbul masalah baru amak perawat harus bersama untuk mengurangi atau mengatasi
beban masalah yang ada.

BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA Ny. W DENGAN DIAGNOSA
GOUT ARTHIRITIS

1. PENGKAJIAN KEPERAWATAN GERONTIK


Hari & Tanggal Pengkajian : Sabtu, 29 Januari 2022
A. Identitas Umum
1) Identitas Klien
Nama : Ny.W
Umur : 70 th, □ Middle
Jenis kelamin : Perempuan
Status : Janda
Agama : Islam
Suku : Tolaki
No RM :
Pendidikan : Tamat SD
Alamat : Dusun II, Desa Moramo Kec.Moramo
Pekerjaan/Riwayat pekerjaan : IRT
Diagnosa Medis/masalah KDM : Arthiritis Gout

2) Identitas Penanggung Jawab (jika ada )


Nama : Tn. Syukur
Umur : 40 th
Jenis kelamin : Laki-Laki
Alamat : Desa Moramo Kec.Moramo
Hub. dengan klien : Anak

B. Keluhan Utama
Sering nyeri di area pergelangan kaki dan sering merasa keram ekstremitas bawah
pada malam hari kurang tidur jika keluhan muncul.

C. Riwayat Kesehatan Sekarang


Mengelami keram pada area pergelangan kaki disertai nyeri, serta klien
mengatakan tidak nyaman sehingga klien sedikit sulit untuk bergerak dan melakukan
aktivitas.
D. Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien mengatakan pernah menjalani pengobatan 6 bulan dan sudah tuntas.

E. Riwayat Kesehatan Keluarga


Klien pernah menderita penyakit TBC.

F. Riwayat Lingkungan Hidup


Rumah Ny. W terasa nyaman, meskipun tinggal seorang diri dalam rumah, namun
Ny.W masih bertetangga dengan anaknya, pekarangan rumah bagian depan sebagai
halaman terbuka dan bagian belakang sebagai lahan untuk berkebun.

G. Riwayat Rekreasi
Kalau ada waktu libur biaasanya keluarga Ny. W liburan ke air terjun Moramo.

H. Sumber/Sistem Pendukung Yang Digunakan


Sumber Pendapatan : Ada, klien menjual hasil kebun dan menerima uang dari anak-
anaknya.

I. Deskripsi Hari Khusus


Tidak Ada

J. Tinjauan Per Sistem Head To Toe


1 Keadaan Umum : Compos Mentis
a Tekanan darah : 120/80 mmHg
b Nadi : 88x/m
c RR : 20 x/m
d Suhu : 37 C
2 Kulit dan kuku
Inspeksi
a Warna kulit : Sawo matang
Warna kuku Putih
b Lesi : Tidak ada
c Pikmentasi berlebih : Tidak
d Jaringan parut : Tidak
e Distribusi rambut : Bersih dan Sudah Beruban
f Kebersihan kuku : Kurang bersih
g Kelainan pada kuku : pada jari kiri bebera jari cantengan
h Bulla (lepuh) : Tidak
i Ulkus : Tidak
Palpasi
a Tekstur : Baik
b Turgor : Baik
c Pitting edema : Tidak
d Capilarry refill time : Baik
e Suhu perifer Normal
3 Kepala
Inspeksi
a Bentuk kepala : Normal
b Kebersihan : Bersih
c Warna rambut : Hitam + Putih
d Kulit kepala : Bersih
e Distribusi rambut : Lembut
f Kerontokan rambut : Tidak
g Benjolan di kepala : Tidak
h Temuan/keluhan lain : Tidak Ada
Palpasi
a Nyeri kepala : Tidak
b Temuan/keluhan lain Tidak Ada
4 Mata
Inspeksi
a Ptosis : Tidak
b Iris : Normal
c Konjungtiva : Merah muda
d Sklera : Putih
e Kornea : Jernih
f Pupil : Isokor
g Peradangan : Tidak
h Katarak : Tidak
i Ketajaman penglihatan : Lapang pandang jauh kurang jelas
j Gerak bola mata : Normal
k Medan penglihatan : Baik
l Alat bantu penglihatan : Tidak
m Buta warna : Tidak
n Temuan / keluhan lainnya : Tidak ada
Palpasi
a Kelopak mata Tidak nyeri
b Temuan / keluhan lainnya : Tidak ada
5 Telinga
Inspeksi
a Bentuk telinga : Normal
b Lesi : Tidak
c Peradangan : Tidak
d Kebersihan telinga luar : Bersih
e Kebersihan lubang telinga : Bersih
f Membran timpani : Normal
g Test Arloji : Normal
h Tes bisikan bilangan : Normal
i Temuan / keluhan lainnya : Tidak Ada
Palpasi
a Daun telinga : Normal
b Prosessus mastoideus : Normal
6 Hidung dan sinus
Inspeksi
a Bentuk : Normal
b Warna kulit : Normal
c Lubang : Normal
d Temuan / keluhan lainnya : Tidak Ada
e Peradangan : Tidak
f Penciuman : Tidak
Palpasi
a Mobilitas septum hidung : Tidak
b Sinusitis : Normal
c Temuan / keluhan lainnya : Tidak ada
7 Mulut dan tenggorokan
Inspeksi
a Warna bibir : Coklat
b Mukosa : Baik
c Bibir pecah-pecah : Tidak
d Kebersihan gigi : Bersih
e Gigi berlubang : Ada
f Gusi berdarah : Tidak
g Kebersihan lidah : Bersih
h Pembesaran tonsil : Tidak
i Temuan yang lain : Tidak Ada
8 Leher
Inspeksi kesimetrisan leher : Normal
Palpasi
a Kaku kuduk : Tidak
b Kelenjar limfe : Tidak
c Pembesaran kelenjar tyroid : Tidak
d Temuan / keluahan lainnya : Tidak ada
9 Payudara (pada laki laki dan perempuan )
a Bentuk : Normal
b Kesimetrisan : Simetris
c Benjolan : Tidak ada
d Temuan / keluhan lainnya : Tidak ada
10 Dada dan tulang belakang
Inspeksi
a Bentuk dada : Simetris
b Kelainan bentuk dada : Tidak ada
c Kelainan tulang belakang : Tidak ada
d Temuan / keluhan lainnya : Tidak ada
11 Pernafasan (Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi)
Inspeksi
a Pengembangan dada : Simetris
b Pernafasan : Normal
c Retraksi interkosta : Tidak
d Nafas cuping hidung : Tidak
Palpasi
a Taktil fremitus : Normal
b Pengembangan dada : Normal
Perkusi : Normal
Auskultasi : Normal
a Suara tambahan : Tidak ada
b Temuan / keluhan lainnya : Tidak ada
12 Kardiovaskuler
Inspeksi Titik impuls maksimal : Normal
Palpasi
a Iktus kordis : Normal
b Nadi perifer (sebut) : Normal
Perkusi Batas jantung : Normal
Auskultasi
a Bunyi jantung : Normal
b Temuan / keluhan lainnya : Tidak ada
13 Gastrointestinal
Inspeksi bentuk abdomen : Normal
Auskultasi peristaltik usus : Normal
Perkusi abdomen Normal
Palpasi : Tidak nyeri tekan
Temuan / keluhan lain : Tidak ada
Perkemihan
a Warna urin : Kuning
b Jumlah urin : -
c Nyeri saat BAK : Tidak
d Hematuria : Tidak
e Rasa terbakar saat BAK : Tidak
f Perasaan tidak lampias : Tidak
(anyang-anyangan)
g Mengompol : Tidak
h Tidak bisa BAK : Tidak
i Temuan keluhan lainnya : Tidak ada
14 Muskuloskeletal
Inspeksi
a Lesi kulit : Tidak
b Tremor : Tidak
Palpasi
a Tonus otot ekstremitas atas : Normal
b Tonus otot ekstremitas bawah : Normal
c Kekuatan ekstremitas atas : Normal
d Kekuatan ekstremitas bawah : Normal
e Rentang gerak : Terbatas
f Edema kaki : Tidak
g Refleks Bisep : Kanan normal, Kiri normal.
h Refleks Trisep : Kanan normal. Kiri normal.
j Refleks patella : Kanan normal, Kiri normal
j Refleks Achilles : Kanan normal. Kiri normal
k Deformitas sendi : Tidak
l Nyeri ekstremitas : Ya
m Temuan / keluhan lainnya : Keram pada ekstremitas bawah dan sendi
15 SSP (N I – XII)
a Olfaktori : Normal
b Optikus : Normal
c Okulomotorius : Normal
d Throklear : Normal
e Trigeminus : Normal
f Abdusen : Normal
g Facialis : Normal
h Auditori : Normal
i Glosofaringeal : Normal
j Vagus : Normal
k Aksesorius : Normal
l Hipoglosus : Normal
16 Sistem Endokrin
a Pembesaran tiroid : Tidak
b Riwayat penyakit metabolik : Tidak
c Temuan / keluhan lainnya : Tidak ada
17 Genetalia dan anal
a Kebersihan : Ya
b Haemoroid : Tidak
c Hernia : Tidak
d Kesan (bau) : Tidak
e Temuan / keluhan lainnya : Tidak ada

2. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL, EKONOMI DAN SPIRITUAL


1 Psikososial
Hubungan dengan orang lain : Mampu berinteraksi dan Mampu kerjasama
Kebiasaan lansia berinteraksi : Sering
dengan teman
Stabilitas emosi : Stabil
Harapan klien : Bias cepat pulih dari sakitnya
Frekuensi kunjungan keluarga (jika : Sering
lansia tinggal sendiri)
Pertengkaran dengan teman : Tidak
Curiga dengan teman : Tidak
Temuan / keluhan lainnya : Klien sangat kooperatif dengan mahasiswa
2 Sosial Ekonomi
Pekerjaan : IRT
Penghasilan :  900, 000
Asuransi kesehatan/jaminan : BPJS Pemerintah
pelayanan kesehatan
Jumlah keluarga : 1 Orang
Sumber bantuan : Anak
3 Identifikasi masalah emosional
Pertanyaan tahap 1 :
Mengalami kesulitan tidur? : Ya pada lama hari
Merasa gelisah? : Ya
Sering murung dan menangis : Tidak
sendiri?
Sering khawatir? : Tidak

3. PENGKAJIAN FUNGSIONAL KLIEN


Interpretasi hasil pemeriksaan : (berisi hasil pemeriksaan dari poin 1-3)
a. Kemandirian dalam hal makan, kontinen (BAK/BAB), berpindah, kekamar kecil,
mandi dan berpakaian (Nilai A)
b. Modifikasi dari Barthel Indeks (Mandiri)
c. Skor Norton (Kecil sekali/tak terjadi)
1) Indeks KATZ
Termasuk /kategori manakah klien? (lingkari di nomor yang sesuai)
No Aktivitas Mandiri Tergantung
1. Mandi
Mandiri :
Bantuan hanya pada satu bagian mandi (seperti
punggung atau ekstremitas yang tidak mampu) YA
atau mandi sendiri sepenuhnya
Tergantung :
Bantuan mandi lebih dari satu bagian tubuh,
bantuan masuk dan keluar dari bak mandi, serta
tidak mandi sendiri
2. Berpakaian
Mandiri :
Mengambil baju dari lemari, memakai pakaian, YA
melepaskan pakaian, mengancingi/mengikat
pakaian.
Tergantung :
Tidak dapat memakai baju sendiri atau hanya
sebagian
3. Ke Kamar Kecil
Mandiri :
Masuk dan keluar dari kamar kecil kemudian
membersihkan genetalia sendiri YA
Tergantung :
Menerima bantuan untuk masuk ke kamar kecil
dan menggunakan pispot
4. Berpindah
Mandiri :
Berpindah ke dan dari tempat tidur untuk duduk,
bangkit dari kursi sendiri YA
Bergantung :
Bantuan dalam naik atau turun dari tempat tidur
atau kursi, tidak melakukan satu, atau lebih
perpindahan
5. Kontinen
Mandiri :
BAK dan BAB seluruhnya dikontrol sendiri
Tergantung : YA
Inkontinensia parsial atau total; penggunaan
kateter,pispot, enema dan pembalut ( pampers)
6. Makan
Mandiri :
Mengambil makanan dari piring dan
menyuapinya sendiri YA
Bergantung :
Bantuan dalam hal mengambil makanan dari
piring dan menyuapinya, tidak makan sama
sekali, dan makan parenteral ( NGT )
Keterangan :
Beri tanda ( v ) pada point yang sesuai kondisi klien
Analisis Hasil :
Nilai A : Kemandirian dalam hal makan, kontinen ( BAK/BAB ),
berpindah, kekamar kecil, mandi dan berpakaian
Nilai B : Kemandirian dalam semua hal kecuali satu dari fungsi tersebut
Nilai C : Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi dan satu fungsi
Tambahan
Nilai D : Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi, berpakaian, dan satu
fungsi tambahan
Nilai E : Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian, ke
kamar kecil, dan satu fungsi tambahan.
Nilai F : Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian, ke
kamar kecil, berpindah dan satu fungsi tambahan
Nilai G : Ketergantungan pada keenam fungsi tersebut

2) Modifikasi dari Barthel Indeks


Termasuk yang manakah klien?
No Kriteria Bantuan Mandiri Keterangan
1. Makan 5 10 Frekuensi sering
Jumlah 5-6
Jenis Berat
2. Minum 5 10 Frekuensi sering
Jumlah
Jenis air putih
3. Berpindah dari kursi roda ke 10 15 Mandiri
tempat tidur/sebaliknya
4. Personal toilet (cuci muka, 0 5 Frekuensi
menyisir rambut, gosok gigi) 3x/ hari
5. Keluar masuk toilet (mencuci 5 10 Mandiri
pakaian, menyeka tubuh dan
menyiram)
6. Mandi 5 15 2-3 x/ hari
7. Jalan di permukaan datar 0 5 Frekuensi sering
8. Naik turun tangga 5 10 Mandiri
No Kriteria Bantuan Mandiri Keterangan

9. Mengenakan pakaian 5 10 Mandiri


10. Kontrol Bowel (BAB) 5 10 Frekuensi 2-3x/h
Konsistensi padat
11. Kontrol Bladder (BAK) 5 10 Frekuensi sering
Warna kuning
12. Olahraga/latihan 5 10 Frekuensi jarang
Jenis jalan santi
13. Rekreasi/pemanfaatan waktu 5 10 Frekuensi sering
luang
Keterangan :
130 : Mandiri
65-125 : Ketergantungan sebagian
60 : Ketergantungan total

3) Skor Norton
Aspek yang Dikaji Score
Kondisi fisik umum :
a. Baik 4
b. Lumayan 3
c. Buruk 2
d. Sangat Buruk 1
Kesadaran
a. Komposmentis 4
b. Apatis 3
c. Sopor 2
d. Koma 1
Akivitas
a. Ambulan 4
b. Ambulan dengan bantuan 3
c. Hanya bisa duduk 2
d. Tiduran 1
Aspek yang Dikaji Score
Mobilitas
a. Bergerak bebas 4
b. Sedikit terbatas 3
c. Sangat terbatas 2
d. Tidak bisa bergerak 1
Inkontinensia
a. Tidak ada 4
b. Kadang-kadang 3
c. Sering inkontinensia urin 2
d. Inkontinensia urin dan alvi 1
Score 20
Kategori skor :
16-20 : Kecil sekali/tak terjadi
12-15 : Kemungkinan kecil terjadi
<12 : Kemungkinan besar terjadi

4. PENGKAJIAN STATUS MENTAL KLIEN


Interpretasi hasil pemeriksaan : (berisi hasil pemeriksaan dari poin 1-3)
Berdasakan hasil pengkajian, status mental Ny. W baik.
a. Identifikasi tingkat intelektual dengan SPMSQ (Short Portable Mental Status
Quesioner) (Pfeiffer E, 1975)
Instruksi :
Ajukan pertanyaan 1-10 pada daftar dan catat semua jawaban.
Catat jumlah kesalahan total.
No. Pertanyaan Benar Salah
1. Tanggal berapa hari ini? √
2. Hari apa sekarang? √
3. Apa nama tempat ini? √
4. Dimana alamat anda? √
5. Berapa umur anda? √
6. Kapan anda lahir (minimal tahun lahir)? √
7. Siapa presiden Indonesia sekarang? √
8. Siapa presiden Indonesia sebelumnya? √
9. Siapa nama ibu anda? √
10. Berapa 20-3? tetap pengurangan 3 dari setiap angka √
baru, semua secara menurun berurutan.
Jumlah 8 3
Interpretasi Hasil :
Salah 0-2 : Fungsi intelektual utuh
Salah 3-4 : Kerusakan intelektual ringan
Salah 5-7 : Kerusakan intelektual sedang
Salah 8-10 : Kerusakan intelektual berat

b. Identifikasi aspek kognitif dari fungsi mental dengan menggunakan MMSE (Mini
Mental Status Exam) (Fostein MF, 1975)
Nilai Nilai
No Aspek kognitif Kriteria
maks klien
1 Orientasi 5 3 Menyebutkan dengan benar
□ Tahun
□ Musim
□ Tanggal
□ Hari
□ Bulan
Orientasi 5 5 Dimana kita sekarang
□ Negara Indonesia
□ Provinsi…..
□ Kota….
□ Panti Wredha….
□ Wisma….
2 Registrasi 3 3 Sebutkan 3 obyek (oleh
pemeriksa) 1 detik untuk
mengatakan masing-masing
obyek. Kemudian tanyakan
kepada klien ketiga obyek tadi
Nilai Nilai
No Aspek kognitif Kriteria
maks klien
(untuk disebutkan)
□ Obyek 1…
□ Obyek 2…
□ Obyek 3…
3 Perhatian dan kalkulasi 5 3 Minta klien untuk memulai dari
angka 100 kemudian dikurangi 7
sampai 5 kali
□ 93
□ 86
□ 79
□ 72
□ 65
4 Mengingat 3 2 Minta klien untuk mengulangi
ketiga obyek pada no 2 tadi, bila
benar 1 point untuk masing-
masing obyek
□ Obyek 1…
□ Obyek 2…
□ Obyek 3…
5 Bahasa 9 7 Tunjukkan pada klien suatu benda
dan tanyakan namanya pada klien
(misal jam tangan atau pensil)
□ Mengetahui nama

Minta pada klien untuk


mengulang kata berikut “tak ada
jika, dan, atau, tetapi”. Bila benar,
nilai 1 poin.
□ Tak ada jika
□ Dan
Nilai Nilai
No Aspek kognitif Kriteria
maks klien
□ Atau
□ Tetapi

Minta klien untuk mengikuti


perintah berikut yang terdiri dari 3
langkah : “Ambil kertas di tangan
anda. Lipat dua dan taruh di
lantai”
□ Ambil kertas
□ Lipat dua
□ Taruh di lantai

Perintahkan pada klien untuk hal


berikut Tutup mata anda
□ Aktifitas sesuai
perintahTutup mata anda
Total nilai : 23
Interpretasi Hasil :
>23 : Aspek kognitif dari fungsi mental baik
18-22 : Kerusakan aspek fungsi mental ringan
≤ 17 : Terdapat kerusakan aspek fungsi mental berat

c. Skala depresi
Sesuaikan jawaban klien dengan jawaban yang sesuai pada instrument.
Jawaban yang
No Pertanyaan
sesuai
1 Apakah anda sebenarnya puas dengan kehidupan anda YA
2 Apakah anda telah meninggalkan banyak kegiatan dan TIDAK
Jawaban yang
No Pertanyaan
sesuai
minat/kesenangan anda?
3 Apakah anda merasa kehidupan anda kosong? TIDAK
4 Apakah anda merasa sering bosan? TIDAK
5 Apakah anda mempunyai semangat yang baik setiap saat? YA
Apakah anda merasa takut sesuatu yang buruk akan terjadi
6 YA
pada anda?
Apakah anda merasa bahagia untuk sebagian besar hidup
7 YA
anda?
8 Apakah anda merasa sering tidak berdaya? TIDAK
Apakah anda lebih sering di rumah daripada pergi keluar dan
9 TIDAK
mengerjakan sesuatu hal yang baru?
Apakah anda merasa mempunyai banyak masalah dengan
10 TIDAK
daya ingat anda dibandingkan kebanyakan orang?
Apakah anda pikir bahwa hidup anda sekarang
11 YA
menyenangkan?
Apakah anda merasa tidak berharga seperti perasaan anda
12 YA
saat ini?
13 Apakah anda merasa penuh semangat? YA
Apakah anda merasa bahwa keadaan anda tidak ada
14 TIDAK
harapan?
Apakah anda pikir bahwa orang lain lebih baik keadaannya
15 TIDAK
dari pada anda?
Total score 8 7
*) Setiap jawaban yang sesuai mempunyai skor 1
Keterangan :
Score 5 -9 : Kemungkinan depresi
Score 10 atau lebih : Depresi

5. PENGKAJIAN PERILAKU TERHADAP KESEHATAN


Kebiasaan merokok : Tidak
Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
1 Kebutuhan nutrisi
Frekuensi makan : 3x sehari
Jumlah makanan yang dihabiskan : 1 porsi habis
Snack : Ada
Bila ada : Dihabiskan
2 Pemenuhan cairan
Frekuensi minum : Lebih dari 3 gelas
Jenis minuman : Air putih
3 Pola kebiasaan tidur
Jumlah waktu tidur : > 6 jam
Gangguan tidur : Sulit mengawali
Penggunaan waktu luang : Santai
4 Pola eliminasi BAB
Frekuensi BAB : >2 kali sehari

Konsistensi : Normal
Gangguan BAB : Tidak ada
5 Pola eliminasi BAK
Frekuensi : >3 kali sehari
Warna urin : Kuning keruh
Gangguan BAK : Tidak ada
6 Pola aktifitas
Kegiatan produktif yg dilakukan : Berkebun
7 Pola pemenuhan personal hygiene

Mandi : 2x sehari

Memakai sabun : Ya
Sikat gigi : 2x sehari

Menggunakan pasta gigi : Ya


Berganti pakaian bersih 1x sehari
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Foto Rontgen : Tidak ada
CT SCAN : Tidak ada
USG : Tidak ada
EKG : Tidak ada
Pemeriksaan Hasil Laboratorium : Tidak ada
Pemeriksaan yang lain : AU :7,6

7. PROGRAM TERAPI
No Nama obat Dosis
1. Minum rebusan jahe : Tiap pagi dan malam hari

8. ANALISA DATA
Nama : Ny. W
Diagnose : Gout Arthritis
Umur : 70 Tahun

Analisa data Etiologi Problem


Ds : Asam uarat dalam Nyeri akut berhubungan
- Ny. W mengeluh Nyeri serum meningkat dengan cidera biologis
dipergelangan kaki (Hiperurisemia)
- Keram pada ektremitas
bawah Hipersaturasi dalam
- Terasa sakit saat berjalan plasma dan garam urat
di cairan tubuh
P : Nyeri karena adanya
tingginya asam urat Terbentuk kristal
Q : Ditusuk-tusuk mosodium urat ( MUS)
R : Pergelangan kaki
S : 5 (sedang) Di jaringan lunak dan
T : Terus menerus peersendian

Do: Pengumpulan dan


- Ny. W nampak tidak nyaman pengendapan MUS
jika keluhan datang
- Kadar asam urat Ny. W 7,6 Respon inflamasi
mg/dl meningkat

Hipertermia
Nyeri akut

Ds : Pembesaran dan Hambaatan mobilitas fisik


Ny. W mengatakan sulit penonjolan sendi berhubungan dengan ketidak
melakukan aktifitas karena nyamanan
kaki terasa nyeri dan keram Kontraktur sendi
DO :
Ny. W terlihat berjalan lambat Kekakuan sendi
dan berhati-hati dalm berjalan
Gangguan mobilitas
fisik

9. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Nyeri akut berhubungan dengan cidera biologis
b. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan ketidak nyamanan
10. INTERVENSI KEPERAWATAN
Nama : Ny. W
Diagnosa : Gout Arthritis
Umur : 70 Tahun

No Diagnosa keperawatan Tujuan dan kriteria hasil (NOC) Intervensi (NIC)


1. Domain 12 : kenyamanan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 Manajemen nyeri (1400)
Kelas : 1 nyeri akut jam/menit : Aktivitas-aktivitas
Kode : 00132 Tingkat nyeri (2102) (skala 1 : berat, skala 2 : 1. Lakukan pengkajian nyeri
Nyeri akut berhubungan cukup berat, skala 3 : sedang, skala 4 : ringan, komprehensif yang meliputi lokasi,
dengan agen cidera biologis skala 5 : tidak ada) karakteristik, onset/durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas atau
Ds : Dengan kriteria hasil : beratnya nyeri dan factor pencetus.
- Ny. W mengeluh Nyeri dan 2. Ajarkan prinsip-prinsip manajemen
keram dipergelangan kaki 210201 nyeri (dari skala 2 menjadi 5) nyeri (relaksasi dan distraksi)
- Terasa sakit saat berjalan 210224 menyernyit/meringis (skala 2 menjadi 3. Ajarkan terapi komplementer
P : Nyeri karena adanya 5) (mengonsumsi air rebusan Jahe 2x
tingginya asam urat sehari)
Q : Ditusuk-tusuk
R : Pergelangan kaki
S : 5 (sedang)
T : Terus menerus
Do:
- Ny. W nampak meringis
- Kadar asam urat Ny. W 7,6
mg/dl
2. Domain : 4 Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 1. Bantu klien untuk melakukan rentan
Kelas : 2 jam/menit : gerak aktif maupun rentan gerak pasif
Kode : 00084 Pergerakan (0208) (skala 1 :sanggat terganggu) pada sendi
Hambatan mobilitas fisik b/d (skala 2 : banyak terganggu) (skala 3 : cukup 2. Berikan motivasi untuk meningkatkan
ketidak nyamanan terganggu) (skala 4 : sedikit terganggu) (skala 5 : kembali aktivitas yang normal, jika
Ditandai dengan : tidak terganggu) nyeri dan bengkak sudah berkurang
Ds : Ny.W mengatakan kalau 3. Ajarkan klien ROM
kakinya terasa sakit dan keram Dengan kriteria hasil :
untuk melakukan aktivitas 020810 cara berjalan (skala 2 menjadi skala 5)
sangat terbatas 020803 gerakan otot (skala 3 menjadi skala 4)
DO : Ny.W masih terlihat 020804 gerakan sendi (skala 1 menjadi skala 3)
sedikit pincang dalam berjalan
11. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama : Ny. W
Diagnosa : Gout Arthritis
Umur : 70 Tahun

Diagnosa keperawatan Implementai Evaluasi


Jam Tanggal : 30 januari 2022 Hari/tanggal : 31 januari 2022
Jam : 10.00
Kelas : 1 kenyamanan fisik 10.00 1. Lakukan pengkajian nyeri komprehensif yang S : klien mengatakan nyeri dan keram
Kode : 00132 meliputi lokasi, karakteristik, onset/durasi, frekuensi, yang dirasakan sangat mengaggu
kualitas, intensitas atau beratnya nyeri dan factor aktivitas
Nyeri akut berhubungan pencetus.
dengan agen cidera fisik Hasil :
10.05 P : Nyeri karena adanya tingginya asam urat dan O : pasien nampak nyaman
keram-keram AU:7,6
10.20 Q : Ditusuk-tusuk
R : Pergelangan kaki A : masalah tidak teratasi
S : 4 (sedang)
T : Terus menerus P : Intervensi dilanjutkan
10.30 2. Ajarkan prinsip-prinsip manajemen nyeri (relaksasi 1. Ajarkan prinsip-prinsip
dan distraksi) manajemen nyeri (relaksasi dan
Hasil : Klien mengerti anjuran perawat distraksi)
3. Ajarkan terapi komplementer (mengonsumsi air 2. Ajarkan terapi komplementer
rebusan jahe 2x sehari) (mengonsumsi air rebusan jahe
Hasil : Klien mengerti anjuran perawat 2x sehari)
3. Serta mengontrol kadar asam
urat, apabila sudah normal
hentikan terapi daun salam.
Kode : :00084 11.00 1. Bantu klien untuk melakukan rentan gerak aktif S : klien mengatakan masih sulit
Hambatan mobilitas fisik maupun rentan gerak pasif pada sendi beraktivitas
b/d ketidak nyamanan Hasil : klien mengatakan susah bergerak karena masih
terasa nyeri O : Klien nampak tidak kesulitan
2. Berikan motivasi untuk meningkatkan kembali dalam melakukan aktivitas
11.15 aktivitas yang normal, jika nyeri dan bengkak sudah
berkurang A : Masalah belum teratasi
Hasil : klien semangan untuk menjalani terapi
3. Ajarkan klien ROM P : Intervensi dilanjutkan
Hasil : klien terlihat kurang nyaman dalam 1. Berikan motivasi untuk
mengerakan sendi kaki meningkatkan kembali aktivitas
11.20 yang normal, jika nyeri dan
bengkak sudah berkurang
Jam Tanggal : 31 januari 2022 Hari/tanggal : 1 februari 2022
Kelas : 1 kenyamanan fisik 09.00 1. Lakukan pengkajian nyeri komprehensif yang S : klien mengatakan nyeri yang
Kode : 00132 meliputi lokasi, karakteristik, onset/durasi, dirasakan berkurang
frekuensi, kualitas, intensitas atau beratnya nyeri
Nyeri akut berhubungan dan factor pencetus.
dengan agen cidera fisik Hasil : O : pasien tidak nampak meringis
P : Nyeri karena adanya tingginya asam urat dan Au: 7,2
pembengkakan
Q : Ditusuk-tusuk A : masalah tidak teratasi
R : Pergelangan kaki
S : 4 (sedang) P : Intervensi dilanjutkan
09.30 T : Terus menerus 4. Ajarkan prinsip-prinsip
2. Ajarkan prinsip-prinsip manajemen nyeri manajemen nyeri (relaksasi dan
(relaksasi dan distraksi) distraksi)
10.00 Hasil : Klien mengerti anjuran perawat 5. Ajarkan terapi komplementer
3. Ajarkan terapi komplementer (mengonsumsi air (mengonsumsi air rebusan jahe
rebusan jahe 2x sehari) 2x sehari)
1. Hasil : Klien mengerti anjuran perawat Serta mengontrol kadar asam urat,
apabila sudah normal hentikan terapi
rebusan jahe.
Kode : :00084 10.30 1. Bantu klien untuk melakukan rentan gerak aktif S : klien mengatakan sudah bisa
Hambatan mobilitas fisik maupun rentan gerak pasif pada sendi beraktivitas walaupun lambat dalam
b/d ketidak nyamanan Hasil : klien mengatakan sudah bisa bergerak sedikit
walaupun masih terasa nyeri dan tidak nyaman bergerak
2. Berikan motivasi untuk meningkatkan kembali
aktivitas yang normal, jika nyeri dan keram sudah O : Klien nampak tidak kesulitan
10.45 berkurang dalam melakukan aktivitas
Hasil : klien setiap bangun tidur menjalani terapi
yang dianjurkan A : Masalah belum teratasi
3. Ajarkan klien ROM
Hasil : klien terlihat lebih nyaman P : Intervensi dilanjutkan
Berikan motivasi untuk meningkatkan
11.00 kembali aktivitas yang normal, jika
nyeri dan keram sudah berkurang
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil studi kasus penerapan asuhan keperawatan keluarga Ny. W dengan
Gout Arthritis pada Ny. W di Wilayah Kerja Puskesmas Moramo Desa Moramo, penulis
mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengkajian dilakukan sesuai dengan teori yang sudah ada. Pada hasil pengkajian
didapatkan data dimana anggota keluarga Ny. W dalam hal ini Ny. W mengeluhkan
sering nyeri di area pergelangan kaki dan sering merasa keram ekstremitas bawah pada
malam hari kurang tidur jika keluhan muncul. Pada hasil pemeriksaan muskuloskeletal
didapatkan bahwa rentang gerak terbatas.
2. Diagnosa keperawatan yang didapatkan pada kasus ini terdapat 2 diagnosa keperawatan
yakni : nyeri akut dan hambatan mobilitas fisik.
3. Intervensi keperawatan yang direncanakan adalah terapi komplementer dan manajemen
nyeri.

B. Saran
1. Bagi Mayarakat/Klien
Keluarga berisiko untuk terjadi kekambuhan penyakit, sehingga diharapkan perlunya
upaya pencegahan serta pengendalian secara rutin dari keluarga. Upaya pencegahan
dapat dilakukan dengan mengontrol pola makanmdan memeriksakan kesehatan secara
rutin.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan hasil laporan studi kasus ini dapat dijadikan sebagai tambahan informasi dan
ilmu pengetahuan untuk institusi pendidikan dan sebagai referensi perpustakaan yang
bisa digunakan untuk mahasiswa sebagai bahan acuan dan dasar dalam menerapkan
asuhan keperawatan keluarga khususnya Gout Arthritis.
3. Bagi Puskesmas
Bagi Puskesmas diharapkan dapat memberikan motivasi dan bimbingan kesehatan
khususnya penyakit Gout Arthritis kepada keluarga dan dapat memberikan asuhan
keperawatan keluarga secara optimal serta lebih meningkatkan mutu pelayanan di
komunitas atau di lapangan.
DAFTAR PUSTAKA

Riskedas. 2013. Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta: Balitbang Depkes RI Dinkes
Prov.Sultra. 2016. Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara Tahun 2016. Kendari:Dinkes
Sultra

Puskesmas Moramo. 2021. Profil Kesehatan Puskesmas Moramo. Konawe Selatan:


Puskesmas Moramo

Ali, Z. 2010. Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC

Harmoko. 2012. Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Triyanto,


Endang. 2014. Pelayanan Keperawatan Bagi Penderita Hipertensi secara

Terpadu. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Dion,Y & Betan,Y. 2013. Asuhan Keperawatan Keluarga Konsep Dan Praktik.
Yogyakarta: Nuha Medika

Nuraini, B. 2015. Risk Fators of Hypertension. Faculty of Medicine. University of


Lampung.

Yonata, A., Satria, A. 2016. Hipertensi sebagaiFaktor Pencetus Terjadinya Stroke.


Majority

Mubarrak, dkk. 2011. Ilmu Keperawatan Komunitas 2; Konsep Dan Aplikasi. Jakarta:
Salemba Medika

Sudiharto. 2012. Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Pendekatan Keperawatan


Transtruktual. Jakarta : EGC

Friedman, Marilyn M dkk. 2010. Buku Ajar : Keperawatan Keluarga Riset, Teori
&Praktik. Jakarta : EGC

Muttaqin. 2009. Pengantar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem


Kardiovaskular. Jakarta: Salemba Medika

Nurarif & Kusuma. 2015. Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &
NANDA NIC-NOC. Jogjakarta : MediAction

Anda mungkin juga menyukai