Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

BATU GINJAL
Pengertian Penyakit Batu Ginjal

Penyakit batu ginjal atau istilah medisnya adalah nefrolitiasis, merupakan terbentuknya materi
padat dan keras yang menyerupai batu pada ginjal. Batu tersebut berasal dari garam dan mineral
di dalam ginjal. Masalah kesehatan ini bisa muncul di sepanjang saluran urine. 

Batu ginjal muncul karena limbah yang berada di dalam darah membentuk kristal dan
menumpuk di bagian ginjal. Zat kimia yang bisa membentuk batu dan menyumbat
saluran ginjal adalah asam oksalat dan kalsium. Seiring berjalannya waktu, kedua zat tersebut
bisa semakin keras hingga seperti batu. 

Setelah terbentuk atau memadat, batu bisa menetap di ginjal atau berjalan ke arah saluran kemih.
Terkadang, batu yang kecil dapat keluar melalui urin tanpa menimbulkan rasa sakit. Namun, batu
yang terlalu besar dapat mengganggu cadangan urin di ginjal, ureter, kandung kemih, atau uretra.
Hal ini yang menimbulkan rasa sakit.

Penyebab Penyakit Batu Ginjal

Batu ginjal terbentuk saat urin mengandung lebih banyak zat pembentuk kristal, seperti kalsium,
oksalat, dan asam urat, sehingga sulit untuk dihancurkan oleh cairan dalam urin. Pada saat yang
sama, urin mungkin kekurangan zat yang mencegah kristal saling menempel, sehingga
menciptakan tempat yang ideal untuk pembentukan batu ginjal.

Sementara itu, batu ginjal tidak akan selalu menetap di dalam organ ginjal alias bisa berpindah
tempat. Jika ukurannya cenderung besar, batu ginjal akan cukup sulit untuk berpindah sehingga
memicu terjadinya iritasi pada saluran kemih. Apabila kondisi tersebut bisa diketahui dan
ditangani sejak awal, risiko terjadinya kerusakan fungsi ginjal secara permanen pun bisa
dihindari. 

Diketahui jika sebagian besar penyakit batu ginjal terjadi pada orang-orang dengan rentang usia
antara 30 hingga 50 tahun. Sebanyak 15 persen pria dan 10 persen wanita diperkirakan pernah
mengidap masalah kesehatan ini selama hidup. Maka dari itu, pola hidup yang sehat diperlukan
agar masalah ini tidak terjadi.

Faktor Risiko Penyakit Batu Ginjal

Adapun berbagai faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami batu ginjal, di
antaranya: 

 Riwayat kesehatan keluarga. Jika seseorang dalam keluarga pernah mengidap penyakit
batu ginjal, kemungkinan besar kamu juga akan terkena masalah kesehatan yang sama.
Jika kamu pernah mengalami satu atau lebih batu ginjal, kamu berisiko lebih tinggi
terserang batu ginjal lainnya.
 Dehidrasi. Tidak terpenuhinya asupan cairan harian tubuh bisa meningkatkan risiko
terjadinya penyakit batu ginjal. Orang-orang yang tinggal di daerah dengan iklim kering
dan hangat serta lebih banyak mengeluarkan keringat bisa lebih berisiko mengalami
masalah kesehatan ini. 
 Menjalani diet tertentu. Mengonsumsi makanan dengan kadar protein, garam, dan
natrium atau garam yang tinggi bisa memicu terjadinya beberapa jenis penyakit batu
ginjal. Kondisi ini akan lebih rentan terjadi pada orang-orang yang menjalani diet tinggi
natrium. Pasalnya, konsumsi garam secara berlebihan bisa mengakibatkan jumlah
kalsium yang harus disaring oleh organ ginjal meningkat, sehingga risiko terjadinya batu
ginjal pun meningkat.
 Obesitas. Tingginya indeks massa tubuh atau BMI, penambahan berat badan, dan
ukuran pinggang yang membesar telah dikaitkan dengan risiko terjadinya penyakit batu
ginjal. 
 Masalah kesehatan pada sistem pencernaan dan tindakan pembedahan. Tindakan
pembedahan atau operasi bypass pada lambung, diare kronis, dan penyakit radang
usus bisa mengakibatkan terjadinya perubahan pada proses yang berlangsung dalam
sistem pencernaan. Hal tersebut dapat memengaruhi penyerapan air dan kalsium
sehingga meningkatkan jumlah zat yang membentuk batu di dalam urine.

Berbagai kondisi medis lainnya termasuk sistinuria, asidosis tubulus ginjal, infeksi saluran kemih
yang terjadi berulang, dan hiperparatiroidisme juga bisa meningkatkan risiko seseorang
mengalami batu ginjal.

Lalu, konsumsi suplemen dan obat tertentu juga bisa meningkatkan risiko munculnya penyakit
batu ginjal. Contohnya  seperti suplemen makanan, vitamin C, antasida dengan basis kalsium,
obat pencahar yang dikonsumsi berlebihan, dan obat yang dipakai untuk mengatasi depresi serta
migrain pun turut. 

Jenis-Jenis Batu Ginjal

Mengetahui jenis batu ginjal yang dimiliki dapat membantu untuk menentukan penyebabnya.
Hal ini juga dapat memberikan petunjuk tentang cara mengurangi risiko terkena lebih banyak
batu ginjal. Nah, berikut adalah beberapa jenis batu ginjal yang perlu diketahui:

1. Batu Kalsium
Kebanyakan penyakit batu ginjal yang terjadi disebabkan oleh batu kalsium, biasanya berupa
kalsium oksalat. Oksalat adalah zat yang dibuat setiap hari oleh hati atau diserap dari makanan
dan berbagai faktor lainnya. Batu kalsium juga dapat terjadi dalam bentuk kalsium fosfat.

2. Batu Struvit
Batu struvit juga dapat terbentuk sebagai respons terhadap infeksi saluran kemih. Batu-batu ini
dapat tumbuh dengan cepat dan menjadi cukup besar, terkadang bisa menimbulkan gejala
tertentu dan menyebabkan gangguan.

3. Batu Asam Urat


Batu asam urat dapat terbentuk pada orang yang kehilangan terlalu banyak cairan. Hal ini terjadi
karena diare kronis atau malabsorpsi, mengonsumsi makanan tinggi protein, dan mengidap
diabetes atau sindrom metabolik. Faktor genetik tertentu juga dapat meningkatkan risiko batu
asam urat.

4. Batu Sistin
Batu ini terbentuk pada orang dengan kelainan herediter yang disebut cystinuria yang
menyebabkan ginjal mengeluarkan terlalu banyak asam amino tertentu.

Gejala Penyakit Batu Ginjal

Ketika batu ginjal masih berukuran kecil, gejala yang muncul mungkin tidak terlalu terasa karena
batu bisa keluar dari tubuh melalui saluran ureter secara alami dan lebih mudah. Akan tetapi,
apabila batu telah berukuran lebih besar dibandingkan dengan diameter dari saluran ureter, gejala
baru akan terasa. Adapun gejalanya antara lain:

 Sering buang air kecil.


 Terasa sakit ketika buang air kecil.
 Nyeri pada perut bagian bawah atau samping, pinggang, dan area selangkangan.
 Terkadang muncul rasa mual. 
 Jumlah urine yang keluar sedikit atau tidak keluar sama sekali.

Batu ginjal dengan ukuran besar akan bergesekan dengan lapisan dinding ureter, sehingga bisa
mengakibatkan terjadinya iritasi bahkan munculnya luka. Kondisi inilah yang menjadi penyebab
urine terkadang keluar dengan disertai darah. 

Tak hanya mengakibatkan ureter mengalami iritasi, batu ginjal juga bisa tersangkut dalam ureter
atau uretra, sehingga terjadi akumulasi bakteri yang berujung pada infeksi dan pembengkakan.
Sementara itu, jika pengidap batu ginjal terserang infeksi, gejala lain yang terasa yaitu urine
keruh dan menimbulkan aroma tak sedap, badan menggigil, demam, dan lemas.

Diagnosis Penyakit Batu Ginjal

Guna mendapatkan diagnosis yang akurat, dokter akan mengawali pemeriksaan dengan
menanyakan riwayat kesehatan pengidap, gejala yang dirasakan, dan adakah riwayat kondisi
medis yang sama dalam keluarga. Selanjutnya, dokter melakukan pemeriksaan fisik untuk
menguatkan diagnosis terkait penyakit batu ginjal. 

Jika memang dibutuhkan, dokter bisa menyarankan pengidap untuk melakukan pemeriksaan
lanjutan, seperti: 

 Pemeriksaan darah. Pemeriksaan ini bisa memberi informasi apakah terdapat asam urat
atau kalsium berlebihan dalam darah. Hasil pemeriksaan bisa digunakan untuk
memantau kondisi kesehatan ginjal sekaligus menjadi acuan dokter untuk melakukan
pemeriksaan medis penunjang lainnya.

 Pemeriksaan urine. Pemeriksaan ini dilakukan dengan menampung urine guna


mengetahui apakah terdapat kandungan asam urat atau kalsium di dalam urine. 

 Pencitraan atau pemindaian. Pemeriksaan ini dilakukan untuk membantu menunjukkan


keberadaan batu ginjal dalam saluran kemih dengan lebih jelas. Pemeriksaan
pemindaian bisa dilakukan dengan CT, USG, atau rontgen. 
 Analisis batu ginjal yang berhasil keluar. Dokter mungkin akan meminta pengidap untuk
buang air kecil dengan menggunakan saringan, untuk membantu menyaring apabila
terdapat batu ginjal yang turut keluar bersama urine. Selanjutnya, akan dilakukan
pemeriksaan lebih mendetail di laboratorium. 

Pengobatan Batu Ginjal

Penanganan penyakit batu ginjal dilakukan bergantung pada jenis dan ukuran batu ginjal yang
terjadi. Kondisi batu ginjal dengan ukuran kecil atau diameter yang tidak lebih dari 4 milimeter,
pengobatan dilakukan dengan cara mandiri untuk membantu mengeluarkan batu ginjal dari
dalam tubuh melalui urine. Pengobatan rumahan yang dilakukan berupa:

 Perbanyak minum air putih minimal 8 gelas atau lebih setiap hari.
 Mengonsumsi obat untuk membantu meredakan nyeri. Pasalnya, keluarnya batu ginjal
melalui urine dapat disertai dengan rasa tidak nyaman dan nyeri. 

Sementara itu, untuk batu ginjal dengan ukuran besar atau memiliki diameter lebih dari 6
milimeter cenderung berbeda. Ukuran batu ginjal ini  sulit untuk dikeluarkan bersama urine, bisa
memicu terjadinya perdarahan, infeksi saluran kemih, bahkan kerusakan pada ginjal. Maka
pilihan penanganan yang bisa dilakukan di antaranya: 

 Ureteroskopi. Prosedur tersebut dilakukan guna memindahkan batu ginjal berukuran


kecil pada ginjal atau ureter dengan menggunakan alat yang disebut ureteroskop. Alat
tersebut berupa selang yang sudah dilengkapi dengan kamera yang selanjutnya
dimasukkan ke bagian ureter atau tempat terdapat batu. Kemudian, batu akan
dipecahkan menjadi ukuran yang lebih kecil sehingga lebih mudah keluar bersama
urine. 

 Extracorporeal shock wave lithotripsy (ESWL). Dokter spesialis urologi akan


mengarahkan alat yang mampu memancarkan gelombang suara dengan frekuensi
tinggi tepat pada titik posisi batu ginjal. Kemudian, batu ginjal akan dipecah menjadi
ukuran yang lebih kecil dan dikeluarkan bersama dengan urine. 
 Percutaneous nephrolithotomy. Prosedur ini dilakukan dengan menggunakan alat yang
disebut dengan nefroskop. Cara ini dipilih untuk mengatasi batu ginjal yang memiliki
ukuran lebih besar atau sekitar 2 sampai 3 sentimeter dan tidak bisa ditangani oleh
prosedur ESWL.
Tak hanya itu, cara pengobatan ini juga dipilih apabila terjadi infeksi atau hambatan yang
berisiko terjadinya kerusakan ginjal, atau rasa nyeri yang parah dan tidak bisa diredakan dengan
mengonsumsi obat.

Alat nefroskop dimasukkan melalui kulit bagian luar ke dalam ginjal, lalu menarik batu ginjal
atau dipecahkan dengan memanfaatkan energi laser menjadi ukuran yang lebih kecil. 

 Pembedahan terbuka. Prosedur ini bisa dibilang jarang dilakukan, biasanya hanya untuk
kasus batu ginjal dengan ukuran lebih besar atau memiliki bentuk yang abnormal. 

Selain keempat cara tersebut, dokter juga bisa melakukan tindakan operasi lain untuk mengatasi
apa yang menjadi penyebab munculnya batu ginjal. Misalnya, terjadinya penyakit batu ginjal
karena kondisi kelenjar paratiroid yang hiperaktif, dokter bisa merekomendasikan untuk
melakukan operasi untuk mengangkat kelenjar tersebut. 

Komplikasi Penyakit Batu Ginjal

Komplikasi dari penyakit batu ginjal bisa terjadi ketika ukuran dari batu ginjal semakin
bertambah besar. Hal tersebut bisa mengakibatkan terhambatnya aliran urine. Selain itu, kondisi
ini juga sangat mungkin memicu terjadinya infeksi maupun kerusakan pada ginjal secara
permanen atau penyakit ginjal kronis. 

Akan tetapi, pengobatan yang ditujukan untuk meringankan kondisi batu ginjal, terlebih dengan
ukuran besar juga bisa menimbulkan beberapa komplikasi, antara lain: 

 Cedera pada bagian ureter.


 Terjadinya perdarahan.
 Infeksi yang menyebar ke bagian tubuh lain melalui aliran darah atau bakteremia.

Apabila pengidap pernah terserang penyakit batu ginjal sebelumnya, maka risiko terjadinya
kekambuhan menjadi lebih besar. Beberapa faktor yang memicu terjadinya kekambuhan batu
ginjal antara lain: 

 Terlalu banyak konsumsi makanan dengan kandungan protein dan lebih sedikit
mengonsumsi makanan dengan kandungan serat. 
 Hanya mempunya satu ginjal yang masih dapat berfungsi dengan baik.
 Pernah mengidap beberapa jenis infeksi yang memiliki kaitan dengan ginjal atau saluran
kemih.
 Adanya kondisi penyakit batu ginjal dalam keluarga. 
 Pernah menjalani prosedur pembedahan pada bagian sistem pencernaan.
 Mengonsumsi suplemen dengan kandungan kalsium secara rutin. 
 Mengonsumsi obat antasida, aspirin, antikejang, diuretik, dan obat yang berfungsi untuk
HIV. 
Pencegahan Penyakit Batu Ginjal

Sebenarnya, cara mencegah penyakit batu ginjal bisa dikatakan sederhana, yaitu disiplin
menerapkan pola hidup sehat, seperti: 

 Perbanyak asupan cairan tubuh untuk menghindari dehidrasi dan mencegah


terbentuknya batu ginjal dari limbah tubuh yang sifatnya terlalu pekat. 
 Mengonsumsi makanan dengan kandungan kalsium dengan jumlah yang tidak
berlebihan. Pun, dalam kaitannya dengan mengonsumsi suplemen kalsium, sebaiknya
tanyakan terlebih dahulu pada dokter. 
 Kurangi asupan daging unggas atau ikan guna mencegah pembentukan batu ginjal
karena asam urat berlebihan.
 Mengonsumsi lebih sedikit makanan mengandung oksalat. Jika cenderung membentuk
batu kalsium oksalat, dokter mungkin merekomendasikan untuk membatasi makanan-
makanan tertentu. Beberapa contoh makanannya, yaitu bayam, bit, ubi jalar, kacang-
kacangan, cokelat, dan lainnya.
 Terapkan diet rendah garam dan protein hewani. Dengan mengurangi jumlah garam
yang dimakan dan pilih sumber protein non-hewani. Pertimbangkan untuk mencari
pengganti garam.

Anda mungkin juga menyukai