Anda di halaman 1dari 12

BAB 1

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang


Perencanaan merupakan fungsi dasar manajemen. Perencanaan adalah
pandangan ke depan dan merupakan fungsi yang paling penting tentang suatu
rencana kegiatan yang berisi tujuan apa yang harus dicapai, bagaimana cara
mencapainya, tempat kegiatan tersebut dilaksanakan, bagaimana
indicator/tolak ukur untuk mencapai tujuan, serta kegiatan apa yang harus
dilakukan selanjutnya atau berkelanjutan.
Perencanaan dalam keperawatan merupakan upaya dalam meningkatkan
profesionalisme pelayanan keperawatan sehingga mutu pelayanan
keperawatan dapat dipertahankan, bahkan ditingkatkan. Dengan melihat
pentingnya fungsi perencanaan, dibutuhkan perencanaan yang baik dan
professional. Perencanaan yang baik harus berdasarkan sasaran, bersifat
sederhana, mempunyai standar, fleksibel, seimbang, dan menggunakan
sumber-sumber yang tersedia terlebih dahulu secara efektif dan efisien
(Swansburg, 1993).
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, kami dapat mengambil rumusan masalah
sebagai berikut:
1.      Apa yang dimaksud dengan perencanaan?
2.      Bagaimana perencanaan dalam manajemen keperawatan?
C.    Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, kami dapat mengambil tujuan sebagai
berikut:
1.      Menjelaskan pengertian perencanaan.
2.      Menjelaskan perencanaan dalam manajemen keperawatan
BAB 2
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Perencanaan


Perencanaan merupakan usaha sadar dan pembuatan keputusan yang telah
diperhitungkan secara matang tentang hal-hal yang akan dikerjakan di masa
depan dalam dan oleh suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan yang
telah ditetapkan (Siagian, 2007). Perencanaan adalah sejumlah keputusan yang
menjadi pedoman untuk mencapai suatu tujuan tertentu (Hasibuan, 2005).
B.     Perencanaan dalam Manajemen Keperawatan
1.      Perumusan Visi, Misi, Filosofi, dan Tujuan
a.      Perumusan Visi
Istilah lain dari visi adalah mimpi, cita-cita. Visi merupakan dasar untuk
membuat suatu perencanaan sehingga harus disusun secara singkat, jelas, dan
mendasar, serta harus ada batasan waktu pencapaiannya. Visi merupakan
pernyataan yang berisi tentang mengapa organisasi pelayanan keperawatan
dibentuk. Contoh visi ruang perawatan “Menjadi Ruang Anak yang Mampu
Menyelenggarakan Pelayanan Keperawatan Secara Profesional Tahun 2015”.
b.      Perumusan Misi
Misi adalah uraian yang berisi pernyataan-pernyataan operasional guna
mencapai visi yang telah ditetapkan.
Contoh misi ruang perawatan:
  Memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif
c.       Perumusan Filosofi
Filosofi adalah nilai-nilai dan keyakinan yang menyangkut administrasi
keperawatan dan praktik keperawatan dalam suatu organisasi (Swansburg,
1993).
Contoh filosofi ruang perawatan:
  Pasien adalah manusia sebagai individu yang unik bermartabat
d.      Perumusan Tujuan
Tujuan merupakan sesuatu yang ingin dicapai. Tujuan memberikan arah bagi
organisasi untuk menentukan apa yang harus dilakukan, bagaimana cara
mencapainya, dan bagaimana cara menilainya. Perumusan tujuan dalam
organisasi pelayanan keperawatan merupakan hal yang mutlak untuk
dilakukan. Untuk merumuskan suatu tujuan organisasi pelayanan
keperawatan yang baik, ada beberapa persyaratan yang harus diperhatikan.
C. Syarat-syarat Perencanaan Yang Baik
1. Sederhana
Sederhana berarti perencanaan berdasarkan kenyataan dilapangan sehingga
mudah dikenali dan diidentifikasi antara permasalahan dan jalan penyelesaian
masalahnya, tidak ada tambahan atau rekayasa.
2. Jelas tujuan yang akan dicapai
Membuat perencanaan sesuai dengan kenyataan dengan jalur yang jelas
sehingga mudah dieksekusi oleh siapapun termasuk oleh pembantu perawat.
3. Ada skala prioritas
Mengingat perencanaan selalu berhubungan dengan budjeting/anggaran maka
manajer yang baik harus pintar dalam membuat prioritas sesuai kedaruratan
dan pentingnya bagi nama baik/akreditasi institusi dan ketersediaan dananya.
4. Ada pelibatan aktif staf
Dalam level bawah sebagai manajer yang baik yang mengerti pentingnya
pembinaan sense of belonging semua staf maka mengikutsertakan masukan dan
saran staf yang ada dibawahnyaaharus diutamakan. Hal ini akan meningkatkan
motivasi kerja karena semua perencanaan adalah hasil pemikiran dan idenya.
5. Ada urutan kegiatan
Disamping dibuat prioritas maka dalam pelaksanaannya dibut daftar urutan
kegiatan yang disusun mulai dari yang mudah dilaksanakan sampai yang sulit
dilaksanakan.
6. Praktis
Praktis berarti mudah dilaksanakan oleh semua staf sesuai dengan tugas dan
wewenangnya sehingga semua bekerja saling membantu sesuai fungsinya,
tidak ada duplikasi pekerjaan maupun saling melempar pekerjaan.
7. Fleksibel
Fleksibel berarti setiap perencanaan akan mudah mengikuti perkembangan
situasi sehingga bisa diubah baik dikurangi/dimodifikasi maupun dihilangkan
bila tidak sesuai dengan kebijakan institusi.
E. Jenis Perencanaan dalam Manajemen Keperawatan
Kegiatan perencanaan dalam manajemen keperawatan adalah membuat
perencanaan jangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek.
Perencanaan jangka pendek atau disebut juga “perencanaan operasional”
adalah perencanaan yang dibuat untuk kegiatan satu jam sampai dengan satu
tahun; perencanaan jangka menengah adalah perencanaan yang dibuat untuk
kegiatan satu hingga lima tahun (Marquis & Huston, 1998); sedangkan
perencanaan jangka panjang atau sering disebut “perencanaan strategis”
adalah perencanaan yang dibuat untuk kegiatan tiga sampai dengan 20 tahun
(Swansburg, 1993).
Dalam ruang perawatan, perencanaan biasanya hanya dibuat untuk jangka
pendek. Menurut Keliat, dkk (2006), rencana jangka pendek yang dapat
diterapkan di ruang perawatan adalah rencana harian, rencana bulanan, dan
rencana tahunan.
a.       Rencana Harian
Rencana harian adalah rencana yang berisi kegiatan masing-masing perawat
yang dibuat setiap hari sesuai perannya. Rencana harian ini dibuat oleh kepala
ruang, ketua tim/perawat primer, dan perawat pelaksana.
b.      Rencana Bulanan
Rencana bulanan adalah rencana yang berisi kegiatan dalam satu bulan.
Rencana bulanan ini harus disinkronkan dengan rencana harian. Rencana
bulanan dibuat oleh kepala ruang dan ketua tim/perawat primer.
c.       Rencana Tahunan
Rencana tahunan adalah rencana yang dibuat setiap tahun sekali. Rencana
tahunan disusun berdasarkan hasil evaluasi kegiatan tahun sebelumnya.
Rencana tahunan dibuat oleh kepala ruang.
F. Proses Penyusunan Rencana Penyelesaian Masalah Manajemen

Adapun proses perencanaan yang harus dilalui oleh seorang mnajer


keperawatan menjalankan roda organisasi adalah :

1. Persiapan
a. Memilih dan membentuk tim perencanaan yang terdiri dari lulusan sarjana
keperawatan
b. Membuat kesepakatan karangka konseptual dan pemilkiran strategik.
c. Merumuskan pernyatan visi dan misisebagai arah dan tujuan organisasi.
2. Merencanakan
a. Menelaah rencana yang ada sehinga jelas apa yang akan dicapai .
b. Menyusun panduan perencanan sebagai pengarah.
3. Rencana strategic
a. Analisa konstektual (SWOT).Strength bearti kekuatan yang dimiliki
institusi,weakness bearti apa yang dinggap sebagai kelemah
institusi,oppoturnity bearti peluang mungki bisa diambil untuk keuntung
institusi dan threathen bearti ancaman yang dirasakan oleh organisasi
sendiri terhadap/intern,sedangkan opportunity dan treathen bersumber dari
oraginisasi luar/ekstern.
b. Menetapkan visi.
Visi ini merupakan bagian terpenting dari peran seorang manajer agar arah
dan pedoman bekerja keras.karena visi yang baik akan mengarahkan
kesuksesan/kemajuan institusi.visi bedurasi minimal 5 tahun akan tetapi
bilah tidak berhasi bisa diubah.
c. Megedintifikasi hasil pokok,sasran,tujuan dan subtujuan.
d. Megedentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh.
e. Memantapkan rencana alternatif.
4. Implementasi
a. Menetapkan tugas dan jadwal rencana agar memudahkan mengingat dan
staf yang mengetahui
b. Melembagakan rencana strategik, sebagai langkah sosialisasi kepada seluruh
staf yang ada dibawahnya.
c. Membangun mekanisme kontrol.

Strength Weakness Opportunity Threat


1. Rumah sakit dan 1. Hasil survey 1. Rumah sakit 1. RS kurang
ruang rawat telah direktur menjalin mensosialisasika
memiliki visi & keperawatan link atau n SOP
misi yang jelas adanya hubungan keperawatan
2. Rumah sakit dan ketidakpuasan kerjasama dengan baik.
ruang rawat telah dari pelanggan dengan 2. Realisasi
memiliki SOP eksternal organisasi program
yang jelas sebesar 75% PPNI beasiswa dari
3. Rumah sakit 2. Dalam satu 2. Adanya PPNI RS kurang
mengadakan tahun terakhir komisariat dirasakan oleh
pelatihan seminar terdapat 4kasus RS yang perawat.
medikal bedah malpraktik yang menaungi 3. Buku Pedoman
untuk tenaga dikeluhkan oleh profesi Pasien baru
kesehatan keluarga pasien. keperawatan belum sempurna
4. Kapasitas TT di 3. Pada kotak 3. Satu orang (catatan
ruang rawat kritik dan saran perawat perkembangan,
bedah laki-laki terdapat banyak pendidikan petugas yang
adalah 34 buah komentar D3 merawat,
5. Bed Occupied mengenai keperawatan persiapan pasien
Rate (BOR) di perawat yang sedang pulang dan
ruang rawat tidak ramah melanjutkan orientasi
bedah laki-laki 4. Length of Stay pendidikan penerimaan
adalah 85 % (34 (LOS) di ruang S1 pasien baru
x 85 % = 29 TT rawat bedah Keperawata belum
yang terpakai). laki-laki adalah n dan masih dilaksanakan
Hal ini 10-12 hari, tetap sesuai
dikarenakan dengan ALOS bekerja pedoman).
sesuai standar adalah 11 4. 4. Belum ada
idealnya BOR hari.Hal ini Berdasarkan rencana dari RS
adalah 60-85%. tidak sesuai usia tenaga untuk
6. Perawat dengan standar keperawatan menambah
bersertifikasi ideal LOS antara lain, jumlah perawat.
bedah 3 orang yakni 6-9 hari 5. Kurangnya
dari 15 orang (20 5. Rasio perawat pelatihan dan
%) masih kurang workshop untuk
7. Jumlah perawat jika perawat.
yang berusia 31- dibandingkan 6. Di sekitar rumah
40 tahun adalah 6 dengan jumlah sakit terdapat
orang (37,5 %) tempat tidur/ rumah sakit
dan jumlah klien. swasta lainnya
berpengalaman. 6. Terdapat 80% yang memiliki
8. Ruangan: perawat yang fasilitas lengkap.
 Terdapat 5 belum memiliki 7. Banyak klien
kamar untuk sertifikasi yang
kelas tiga, dengan bedah mengeluhkan
masing-masing 7. Dokumentasi kepada kepala
kamar terdiri dari asuhan ruangan bahwa
4 TT non AC keperawatan perawat kurang
 Terdapat 2 masih kurang memberikan
kamar untuk baik. pendidikan
kelas dua, dengan 8. Hasil survey kesehatan pada
masing-masing direktur klien sehingga
kamar terdiri dari keperawatan klien tidak
4 TT AC adanya mendapatkan
 Terdapat 2 ketidakpuasan informasi yang
kamar untuk dari pelanggan jelas
kelas satu, internal sebesar 8. Banyak
dengan masing- 68%. keluarga klien
masing kamar 9. Hasil survey yang
terdiri dari 2 TT kepala ruangan mengatakan
AC menunjukkan kepada kepala
 Terdapat 2 bahwa 67% ruang rawat
kamar isolasi, perawat dan bahwa perawat
dengan masing- staf lainnya kurang ramah
masing kamar tidak dan jarang
terdiri dari 1 TT mengetahui tersenyum.
 Kondisi dengan jelas
bangunan visi misi ruang
ruangan kokoh rawat dan RS.
 Peralatan yang 10. Hanya terdapat
ada di ruangan satu publikasi
bedah lengkap visi misi ruang
rawat yang
terpajang di
figura kecil
yang tidak
menarik untuk
dibaca di ruang
rawat tersebut.
11. Tidak terdapat
visi dan misi
RS yang
terpajang di
ruang rawat
tersebut.
12. Perawat banyak
mengeluhkan
sulit untuk
mendapat
fasilitas untuk
melanjutkan
pendidikannya.
13. Jumlah S1
keperawatan
hanya 2 orang,
sementara yang
lainnya adalah
lulusan D3 dan
masih ada yang
SPK.
14. Terdapat 80%
perawat yang
belum
mendapat
sertifikasi
bedah, padahal
mereka bekerja
di ruang rawat
bedah
15. Tidak adanya
SOP tertulis di
ruang rawat
tersebut.
16. Beban kerja
perawat cukup
berat dan
melelahkan
karena tidak
sesuai dengan
proporsi
17. Sebagai RS tipe
B, seharusnya
rasio perawat:
TT yaitu 1:1,
sehingga
dengan 34 TT
seharusnya
tersedia 34
perawat.
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perencanaan adalah sejumlah keputusan yang menjadi pedoman untuk
mencapai suatu tujuan tertentu (Hasibuan, 2005). Perencanaan dalam
manajemen keperawatan memiliki perumusan visi, misi, filosofi dan tujuan.
Jenis perencanaan dalam manajemen keperawatan terdapat 3 jenis, antara lain
rencana harian, bulanan dan tahunan. Di dalam perencanaan manajemen
keperawatan juga terdapat perencanaan SDM keperawatan. Tujuan dari
perencanaan SDM keperawatan antara lain:
1)      Menentukan kualitas dan kuantitas tenaga keperawatan.
2)      The right man on the right place and the right man on the right job
(efektivitas dan efisiensi).
3)      Menjamin tersedianya tenaga keperawatan masa sekarang maupun masa
mendatang.
4)      Menghindari tumpang tindih pelaksanaan tugas.
5)      Mempermudah koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi (KIS).
6)      Menjadi pedoman dalam menetapkan program penarikan, seleksi,
pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, kedisiplinan, dan
pemberhentian karyawan.
7)      Menjadi pedoman dalam melaksanakan mutasi dan pensiun tenaga
keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai