Anda di halaman 1dari 17

ARTIKEL JURNAL

PENGARUH TERAPI BEKAM TERHADAP SKALA NYERI


PADA LANJUT USIA YANG MENGALAMI NYERI SENDI
DI BANGSALSARI JEMBER

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar


Sarjana Keperawatan

Oleh:
ISTIADHATUL MAGFIROH
13.1101.1031

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2017
ARTIKEL JURNAL

PENGARUH TERAPI BEKAM TERHADAP SKALA NYERI


PADA LANJUT USIA YANG MENGALAMI NYERI SENDI
DI BANGSALSARI JEMBER

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar


Sarjana Keperawatan

Oleh:
Istiadhatul Magfiroh
13.1101.1031

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2017
PENGARUH TERAPI BEKAM TERHADAP SKALA NYERI
PADA LANJUT USIA YANG MENGALAMI NYERI SENDI
DI BANGSALSARI JEMBER
Istiadhatul Magfiroh1, Wahyudi Widada2, Sofia Rhosma Dewi3
Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Jember
Jl. Karimata 49 Jember. Telp:(0331) 332240Fax:(0331) 337957 Email:
Fikes@unmuhjember.ac.id Website:http://fikes.unmuhjember.ac.id Email:
istiMGV@gmail.com

ABSTRAK
Latar belakang: nyeri sendi merupakan peradangan sendi yang ditandai nyeri
yang menyebabkan lansia mengalami kesulitan dalam melaksanakan aktivitas
yang bersifat membebani sendi terutama sendi penopang tubuh. Terapi bekam
merupakan terapi komplementer yang memiliki prinsip kerja vakumisasi,
perlukaan dan penyedotan darah di area tertentu sehingga dapat menyembuhkan
penyakit. Tujuan penelitian: penelitian ini untuk mengidentifikasi pengaruh
terapi bekam terhadap skala nyeri pada lanjut usia yang mengalami nyeri sendi di
Bangsalsari Jember. Metode: penelitian ini menggunakan desain Quasy
Experimental Design dengan Pretest-Posttest with Control Group Design. Sampel
dalam penelitian ini sebanyak 30 lansia kemudian dibagi menjadi dua kelompok
yaitu 15 lansia pada kelompok terapi bekam dan 15 kelompok kompres hangat.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan Purposive
Sampling. Hasil: Rata-rata skala nyeri sebelum terapi bekam 7.47 dan setelah
terapi bekam 5.53. Sedangkan rata-rata skala nyeri sebelum kompres hangat 7.00
dan setelah kompres hangat 5.73. Hasil uji Wilcoxon terapi bekam diperoleh p
value 0.001 artinya ada perbedaan bermakna sebelum dan setelah dilakukan terapi
bekam. Sedangkan hasil uji Wilcoxon kompres hangat diperoleh p value 0.001
artinya ada perbedaan bermakna sebelum dan setelah kompres hangat. Hasil uji
Mann Whitney diperoleh p value 0.383 artinya tidak ada perbedaan pengaruh
bermakna antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Kesimpulan: ada
pengaruh terapi bekam terhadap skala nyeri. Saran: lansia dapat menggunakan
terapi bekam sebagai pengobatan alternatif untuk menurunkan skala nyeri sendi.

Kata kunci: Nyeri Sendi, Terapi Bekam


Daftar pustaka 30 (2007-2016)
THE EFFECT OFWET CUPPING THERAPY ON PAIN INTENSITY IN
ELDERLY WITH ATHRALGYAIN BANGSALSARI JEMBER

ABSTRACT
Introduction: athralgya is a joint inflamation characterized by swelling of the
joints, redness, heat, pain and movement disorders. Athralgya causes the elderly
to have dificultty in carry out activities that are burdening the joints of the body.
Wet cupping therapy is a complementary therapy that has a working principle of
vacuumization, injury and blood sucking in certain areas so it can cure the diase.
Research Purpose: this study was to identify the effect of cupping therapy on pain
intensity in elderly patients with athralgya in Bangsalsari Jember. Method: this is
a Quasy Experiment Research with Pretest-Posttest with Control Group
Approach. The sample in this study were 30 elderly then divided into two groups
ie 15 elderly in the wet cupping therapy group and 15 elderly in the warm
compress group. It used Purposive Sampling. Result: the average pain intensity
before wet cupping therapy was 7.47 and after wet cupping therapy 5.53. While
the average pain intensity before warm compress was 7.00 and after warm
compress 5.73.Wilcoxon test result wet cupping therapy obtained P value 0.001
means there are significant differences before and after the wet cupping therapy.
While Wilcoxon test result warm compress obtained P value 0.001 means there
are significant differences before and after the warm compress. Mann Whitney
test result obtained P value 0.383 means there is no significant difference of effect
between treatment group and control group. Conclusion: there is an effect of
cupping therapy and warm compress on pain intensity. Suggestion: elderly can
use wet cupping therapy as an alternative teratment to decrease joint pain
intensity athralgya.

Keywords: Athralgya; Wet Cupping Therapy


Bibliography 30 (2007-2016)
PENDAHULUAN lansia yang menderita penyakit sendi
A. Latar Belakang di Indonesia sebesar 24,7%.
Nyeri sendi adalah suatu Prevalensi yang lebih tinggi terjadi
peradangan sendi yang ditandai pada perempuan sebesar (13,4%)
dengan pembengkakan sendi, warna dibandingkan pada laki-laki sebesar
kemerahan, panas, nyeri dan (10,3%). Berdasarkan data dari
terjadinya gangguan gerak. Santoso Puskesmas Bangsalsari (2016) lansia
dalam Handono dan Richard (2013). dengan penyakit sendi degeneratif di
Proses menua menyebabkan Bangsalsari sejumlah 961 jiwa yang
penurunan tonus otot, kekakuan dan terdiri dari laki-laki (430) jiwa dan
ketahanan sistem muskuloskeletal. perempuan (531) jiwa.
Kekakuan sendi menurunkan Nyeri sendi memerlukan
pergerakan sendi. Lansia dengan penanganan baik secara farmakologi
penyakit sendi degeneratif akan maupun nonfarmakologi. Salah satu
mengeluh mengalami kekakuan penanganan farmakologi dengan
sendi di pagi hari dengan diberikan obat anti inflamasi.
keterbatasan gerak sendi, dan nyeri Namun, penggunaan obat secara
pada otot (Dewi, 2014). terus-menerus dapat menimbulkan
Nyeri sendi menimbulkan efek samping bagi lansia. Oleh
gangguan kapasitas fisik yaitu karena itu, penanganan nyeri sendi
adanya nyeri pada lutut, keterbatasan dapat dilakukan dengan penanganan
lingkup gerak sendi, penurunan nonfarmakologi salah satunya
kekuatan otot sendi, dan kesulitan dengan diberikan terapi bekam.
dalam melaksanakan aktivitas yang Bekam merupakan model
bersifat membebani sendi lutut pengobatan dengan prinsip
(Susilawati, dkk. 2013). Apabila membersihkan darah dari CPS
dibiarkan akan bertambah buruk dan (Causative Pathological Substanses)
menimbulkan rasa sakit setiap yang meliputi sampah metabolisme,
melakukan gerakan tertentu dan toksin, partikel penyebab nyeri,
terjadi peradangan pada persendian. kolesterol, asam urat, glukosa yang
Berdasarkan Riset Kesehatan berlebih, dan sel radang dalam tubuh
Dasar (Riskesdas, 2013) prevalensi yang dikeluarkan melalui permukaan
kulit (El Sayed, et al. 2013). Bekam terapi bekam di
dapat meningkatkan sirkulasi darah Bangsalsari Jember.
dalam sendi, sehingga mencegah c. Menganalisis pengaruh
pembengkakan membran sinovial terapi bekam terhadap
yang menjadi sebab terjadinya skala nyeri pada lanjut
perubahan pada persendian. Roidah usia yang mengalami
dalam Kurniawan, dkk (2013). nyeri sendi di
Berdasarkan fenomena diatas, Bangsalsari Jember.
peneliti tertarik untuk melakukan d. Menganalisis perbedaan
penelitian mengenai “Pengaruh pengaruh terapi bekam
Terapi Bekam Terhadap Skala Nyeri dan kompres hangat
Pada Lanjut Usia Yang Mengalami terhadap skala nyeri pada
Nyeri Sendi Di Bangsalsari Jember”. lanjut usia yang
B. Tujuan Penelitian mengalami nyeri sendi di
1. Tujuan Umum Bangsalsari Jember.
Mengidentifikasi pengaruh
METODE PENELITIAN
terapi bekam terhadap skala
Penelitian ini menggunakan
nyeri pada lanjut usia yang
desain Quasy Experimental Design
mengalami nyeri sendi di
dengan Pretest-Posttest with Control
Bangsalsari Jember.
Group Design yang melibatkan 30
2. Tujuan Khusus
lansia di Posyandu Lansia
a. Mengidentifikasi skala
Bangsalsari Jember kemudian
nyeri pada lanjut usia
dibagimenjadi dua kelompok yaitu
yang mengalami nyeri
kelompok perlakuan (terapi bekam)
sendi sebelum dilakukan
dan kelompok kontrol (kompres
terapi bekam di
hangat).
Bangsalsari Jember.
Pemilihan subjek penelitian
b. Mengidentifikasi skala
menggunakan Non Probability
nyeri pada lanjut usia
Sampling dengan Purposive
yang mengalami nyeri
Sampling.
sendi setelah dilakukan
1. Kriteria sampel inklusi dalam Kurniawati (2016). (2) Lembar data
penelitian ini adalah: demografi yang terdiri dari
a. Bersedia menjadi responden karakteristik meliputi nama, jenis
b. Berusia > 60 tahun kelamin, usia, tingkat pendidikan,
c. Mengalami nyeri sendi dan pekerjaan, (3) Instrumen berupa
2. Kriteria eksklusi dalam lembar skala numerik nyeri.
penelitian ini adalah responden Tahapan dalam penelitian ini
yang mengundurkan diri saat meliputi kerangka konsep yang
penelitian terdiri dari: (1) Input, yang sesuai
Penelitian dilakukan pada bulan dengan kriteria inklusi, (2) Proses
Juni 2017. Penggunaan bahan dan berupa pelaksanaan SOP bekam, (3)
alat yang digunakan yakni: (1) Output berupa hasil intervensi.
Standar prosedur operasional (SOP) Prosedur pengumpulan data
bekam yang dilakukan pada 7 titik meliputi prosedur administrasi,
meliputi: area Al-Kaahil 1 titik, paha prosedur teknis dan instrument
belakang 2 titik, lipatan lutut 2 titik pengumpulan data.
dan Assaqo’in (betis) 2 titik dengan Analisa data dilakukan secara
mengeluarkan darah kotor dari dalam komputerisasi dengan menggunakan
tubuh melalui permukaan kulit uji Wilcoxon dan uji Mann Whitney
dengan 3 kali pengekopan dalam 1 dengan tingkat signifikasi sebesar
kali intervensi (Widada, 2011). 5% (0.05), dan uji Levene’s test
untuk mengetahui homogenitas
variabel.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil peneilitian dan
pembahasan akan disajikan dalam
bentuk narasi dan tabel yang
kemudian diiterpretasikan pada
Sedangkan pada kompres hangat
setiap hasilnya.
dilakukan kompres pada bagian lutut
Data umum terdiri dari
depan dengan suhu 46oC - 51.5oC
karakteristik responden berdasarkan
selama 20 menit Uliyah dalam
jenis kelamin, usia, tingkat
pendidikan, dan pekerjaan. Data kontrol masing-masing sebanyak 13
khusus terdiri skala nyeri sebelum lansia (86,7%).
dan setelah terapi bekam (kelompok Karakteristik lanjut usia
perlakuan), kemudian dibandingkan berdasarkan tingkat pendidikan di
dengan hasil dari skala nyeri sebelum Bangsalsari Jember menunjukkan
dan sesudah kompres hangat hasil sebagian besar lansia tingkat
(kelompok kontrol). pendidikan terakhir adalah SD pada
Karakteristik lanjut usia kelompok perlakuan sebanyak 7
berdasarkan jenis kelamin di lansia (46,7%) pada kelompok
Bangsalsari Jember menunjukkan kontrol 6 lansia (40%).
hasil bahwa sebagian besar lansia Karakteristik lanjut usia
berjenis kelamin perempuan pada berdasarkan pekerjaan menunjukkan
kelompok perlakuan sebanyak 10 hasil bahwa sebagian besar lansia
lansia (66,7%) pada kelompok bekerja sebagai pedagang pada
kontrol 11 lansia (73,3%). kelompok perlakuan dan kontrol
Karakteristik lanjut usia masing-masing sebanyak 5 lansia
berdasarkan usia di Bangsalsari (33,3%).
Jember menunjukkan hasil bahwa
sebagian besar lansia berusia 60-70
tahun pada kelompok perlakuan dan
Skala Nyeri pada Lanjut Usia Sebelum dilakukan Terapi Bekam dan Kompres
Hangat di Bangsalsari Jember Tahun 2017
Kelompok Kelompok
Skala Nyeri Persentase (%) Persentase (%)
Perlakuan (n) Kontrol (n)
Skala nyeri 6 3 20% 4 40%
Skala nyeri 7 5 33,3% 7 46,7%
Skala nyeri 8 5 33,3% 4 26,7%
Skala nyeri 9 1 6,7% 0 0%
Skala nyeri 10 1 6,7% 0 0%
Total 15 100% 15 100%
Sumber: Data Primer, 2017

Tabel diatas menunjukkan hasil skala nyeri 7 dan 8 masing-masing


bahwa sebagian besar lansia sebelum sebanyak 5 lansia (33,3%) sebelum
dilakukan terapi bekam pada dilakukan kompres hangat pada
kelompok perlakuan mengalami
kelompok kontrol mengalami skala menganggap nyeri adalah bagian dari
nyeri 7 sebanyak 7 lansia (46,7%). proses menua. Proses menua
Nyeri sendi adalah suatu menyebabkan penurunan tonus otot,
peradangan sendi yang ditandai kekakuan dan ketahanan sistem
dengan pembengkakan sendi, warna muskuloskeletal. Kekakuan dan erosi
kemerahan, panas, nyeri dan sendi menurunkan pergerakan sendi.
terjadinya gangguan gerak. Santoso Lansia dengan penyakit sendi
dalam Handono dan Richard (2013). degeneratif akan mengeluh
Nyeri yang dialami oleh lansia mengalami kekakuan sendi di pagi
umumya tidak terkaji dan tidak dapat hari dengan keterbatasan gerak sendi,
diintervensi karena lansia dan nyeri pada otot (Dewi, 2014).
Skala Nyeri pada Lanjut Usia Setelah dilakukan Terapi Bekam dan Kompres
Hangat di Bangsalsari Jember Tahun 2017
Kelompok Kelompok
Skala Nyeri Persentase (%) Persentase (%)
Perlakuan (n) Kontrol (n)
Skala nyeri 4 1 6,7% 3 6,7%
Skala nyeri 5 7 46,7% 2 46,7%
Skala nyeri 6 6 40% 6 40%
Skala nyeri 7 0 0% 4 46,7%
Skala nyeri 8 1 6,7% 0 0%
Total 15 100% 15 100%
Sumber: Data Primer, 2017

Tabel diatas menunjukkan hasil subkutan tempat dimana penusukan


bahwa sebagian besar lansia setelah dilakukan meningkat, hal ini sejalan
dilakukan terapi bekam pada dengan produksi nitrat oksida yang
kelompok perlakuan mengalami akan meningkat pada daerah yang
skala nyeri 5 sebanyak 7 lansia tinggi sirkulasinya. Peningkatan
(46,7%) sebelum dilakukan kompres produksi nitrat oksida juga
hangat pada kelompok kontrol dilaporkan meningkat saat kulit
mengalami skala nyeri 6 sebanyak 6 terluka.
lansia (40%). Setelah dilakukan terapi bekam,
Menurut El Sayed, et al (2013), lansia dengan nyeri sendi akan
penusukan saat terapi bekam akan mengalami penurunan skala nyeri.
meningkatkan pelepasan nitrat Hal ini terjadi karena dasar
oksida. Aliran darah ke daerah mekanisme bekam dengan
melakukan pembekaman dititik: Al setinggi pundak, titik paha belakang
Kaahil, terletak di pertemuan garis empat jari di atas lipatan lutut, titik
pundak dengan garis tengah tubuh lipatan lutut, dan titik Assaqo’in
yaitu tonjolan tulang leher belakang (betis) tiga jari dibawah lipatan lutut.
(Processus Spinosus Cervikalis VII)
Skala Nyeri pada Lanjut Usia Sebelum dan Setelah dilakukan Terapi Bekam dan
Kompres Hangat di Bangsalsari Jember Tahun 2017
Jumlah Maximum Minimum Mean Std.
(n) Deviation
Sebelum Terapi Bekam 15 10 6 7.47 1.125
Sebelum Kompres Hangat 15 8 6 7.00 .756
Setelah Terapi Bekam 15 8 4 5.53 .915
Setelah Kompres Hangat 15 7 4 5.73 1.100
P value = 0.001 α = 0.05
Sumber: Data Primer, 2017

Berdasarkan hasil analisis uji bekam zat ini dikeluarkan sehingga


Wilcoxon didapatkan hasil bahwa rasa nyeri yang dirasakan oleh lansia
nilai sig (2-tailed) terapi bekam = berkurang. Bekam menstimulasi
0.001 artinya ada perbedaan sebelum pelepasan endorfin dan enkefalin
dan setelah dilakukan terapi bekam. yang berperan mengurangi kepekaan
Nilai rata-rata setelah terapi bekam terhadap nyeri. Kedua zat ini
5.53 lebih kecil dari nilai rata-rata dilepaskan karena terjadi nyeri
sebelum terapi bekam 7.47. ringan akibat hisapan dan sayatan
Sedangkan nilai sig (2-tailed) dari alat bekam. Zat lain yang
kompres hangat = 0.001 artinya ada dikeluarkan pada saat proses bekam
perbedaan sebelum dan setelah berlangsung ialah pengeluaran zat
dilakukan kompres hangat. Nilai nitrit oksida, zat ini bertanggung
rata-rata setelah kompres hangat 5.73 jawab terhadap sebagian besar
lebih kecil dari nilai rata-rata perbaikan kondisi kesehatan yang
sebelum kompres hangat 7.00. terjadi setelah berbekam yang
Terapi bekam berperan diantaranya adalah vasodilatasi
mengeluarkan zat prostaglandin yang pembuluh darah, meningkatkan
terbentuk akibat peradangan sel. Zat suplai nutrisi melalui pembuluh
ini berfungsi mengirimkan sinyal darah kapiler dan arteri keseluruh
rasa nyeri ke otak. Melalui proses
jaringan tubuh. Sharaf dalam diantaranya adalah usia, umumnya
Ramadhani (2016). semakin bertambahnya usia semakin
Kompres hangat secara biologis bertambah toleransinya terhadap
dapat menyebabkan dilatasi nyeri. Saryono dalam Kurniawan,
pembuluh darah yang mengakibatkan dkk (2013). Penelitian ini
peningkatan sirkulasi darah. Secara menunjukkan bahwa bahwa sebagian
fisiologis respon tubuh terhadap besar lansia berusia 60-70 tahun pada
panas menyebabkan dilatasi kelompok terapi bekam 13 lansia
pembuluh darah, menurunkan (86,7%) berusia 60-70 tahun
kekentalan darah, menurunkan sedangkan pada kelompok kompres
ketegangan otot, meningkatkan hangat 13 lansia (86,7%) berusia 60-
metabolisme jaringan dan 70 tahun.
permeabilitas kapiler (Anugraheni
dan Wahyuningsih, 2013).
Faktor yang mempengaruhi
intensitas nyeri seseorang
Perbedaan Pengaruh Terapi Bekam dan Kompres Hangat Terhadap Skala Nyeri
pada Lanjut Usia yang Mengalami Nyeri Sendi di Bangsalsari Jember Tahun
2017
Sig (2-
Responden N Mean Rank Sum of Ranks
tailed)
Skala Nyeri Terapi Bekam 15 14.17 212.50
0.383
Kompres Hangat 15 16.83 252.50
Total 30
Sumber: Data Primer, 2017

Varian data dari kedua kelompok antara kedua kelompok memiliki


berdasarkan skala nyeri setelah varian yang sama dengan usia 60
dilakukan terapi bekam maupun yang paling banyak dan rata-rata 66.
kompres hangat = 0.386 artinya Pada usia diatas 60 tahun mulai
antara kedua kelompok memiliki terjadi penyakit degeneratif pada
varian yang sama dengan skala nyeri lutut dikarenakan kerusakan tulang
6 yang paling banyak dan rata-rata rawan sendi. Penderita pada stadium
5.6. Sedangkan varian data awal akan mengeluh kaku sendi di
berdasarkan usia = 0.879 artinya pagi hari lama-kelamaan disertai
nyeri di lutut terutama saat jongkok, KESIMPULAN DAN SARAN
berdiri, atau naik turun tangga dan A. Kesimpulan
diakhiri dengan keterbatasan gerak 1. Skala nyeri pada lanjut usia
sendi yang terkadang memaksa yang mengalami nyeri sendi
penderita untuk tidak berjalan sebelum dilakukan terapi
walaupun kondisi tubuh masih cukup bekam di Bangsalsari Jember
sehat (Sulsilawati, dkk. 2013). nilai rata-rata 7.47.
Hasil uji Mann Whitney bahwa 2. Skala nyeri pada lanjut usia
nilai sig (2-tailed) terapi bekam dan yang mengalami nyeri sendi
kompres hangat = 0.383 artinya tidak setelah dilakukan terapi
ada perbedaan pengaruh antara terapi bekam di Bangsalsari Jember
bekam dan kompres hangat terhadap nilai rata-rata 5.53.
skala nyeri. 3. Ada pengaruh terapi bekam
Faktor lain yang mempengaruhi terhadap skala nyeri pada
nyeri adalah nilai budaya, latar lanjut usia yang mengalami
belakang budaya merupakan faktor nyeri sendi di Bangsalsari
yang mempengaruhi reaksi terhadap Jember nilai P value 0.001.
nyeri dan ekspresi nyeri. Lingkungan 4. Tidak ada perbedaan
yang asing, dan aktivitas yang tinggi pengaruh terapi bekam dan
di lingkungan tersebut dapat kompres hangat terhadap
memperberat nyeri. Dukungan dari skala nyeri pada lanjut usia
keluarga dan orang terdekat menjadi yang mengalami nyeri sendi
salah satu faktor penting yang di Bangsalsari Jember nilai P
mempengaruhi persepsi nyeri value 0.383.
individu. Stres sering kali menyertai B. Saran
peristiwa nyeri yang terjadi. 1. Bagi Pasien dan Keluarga
Ancaman yang tidak jelas asalnya Penurunan skala nyeri dapat
dan ketidakmampuan mengontrol ditangani dengan terapi
nyeri (Mubarak dan Chayatin, 2014). bekam, selain tidak
menimbulkan efek samping
juga tidak mengandung bahan
kimia apapun.
2. Bagi Masyarakat DAFTAR PUSTAKA
Anugraheni, V.M.D., &
Menambah pengetahuan
Wahyuningsih, A. (2013).
tentang terapi komplementer Efektifitas Kompres Hangat
Dalam Menurunkan Intensitas
yaitu terapi bekam yang mana
Nyeri Dysmenorrhoea Pada
dapat menjadi pilihan terapi Mahasiswi STIKES Rs.
Baptis Kediri. Jurnal STIKES,
nonfarmakologi yang efektif
6(1), 8.
karena bekam tidak
Dewi, S.R. (2014). Buku Ajar
menimbulkan efek samping.
Keperawatan Gerontik.
3. Profesi Keperawatan Yogyakarta: Deepublish.
Penelitian ini dapat dijadikan
El Sayed SM, Mahmoud HS, Nabo
sebagai tambahan MM. (2013). Medical And
Scientific Bases Of Wet
pengetahuan dalam
Cupping Therapy (Al-
keberhasilan perawatan Hijamah): In Light Of
Modern Medicine And
penurunan skala nyeri pada
Prophetic Medicine.
penderita yang mengalami Alternative and Integrative
Medicine Journal, 2(5), 4.
nyeri sendi tanpa
menggunakan obat anti nyeri. Handono, S., & Richard, S.D. (2013).
Upaya Menurunkan Keluhan
4. Peneliti Lain
Sendi Nyeri Sendi Lutut Pada
Diharapkan peneliti lain Lansia Di Posyandu Lansia
Sejahtera. Jurnal STIKES,
mampu mengembangkan dan
6(1), 64.
menyempurnakan setiap
Kurniawan, D., Darsini, & Udaya, M.
penelitian terkait terapi bekam
(2013). Effect Of Changes
terhadap penurunan skala Cupping Therapy In The
Elderly With Joint Pain
nyeri, peniliti juga berharap
Rheumatoid Atrtitis (Study In
ada kelanjutan dari riset ini, UPT PLSU Jombang).
Nursing Journal Of Stikes
dimana variabel counfounding
Insan Cendekia Medika, 5(1),
yang belum diteliti disini bisa 14.
dilakukan penelitian oleh
Kurniawati, I. (2016). Efektifitas
peneliti lain. Sehingga Terapi Bekam Terhadap
Penurunan Skala Nyeri
keefektifan terapi bekam
Disminore Pada Mahasiswi
terhadap skala nyeri bisa lebih Program Studi S1
Keperawatan Universitas
fokus atau tidak bias.
Muhammadiyah Jember.
Skripsi. Website:
http://www.digilib.unmuhjem
ber.ac.id.

Mubarak, W.I., & Chayatin, N.


(2014). Buku Ajar Kebutuhan
Dasar Manusia. Jakarta:
EGC.

Puskesmas Bangsalsari. (2016)

Ramadhani, G. (2016). Efektifitas


Terapi Bekam Pada Area
Pinggang Terhadap
Penurunan Nyeri Pinggang
Di Holistic Nursing Therapy
Probolinggo. Skripsi.
Website:
http://www.digilib.unmuhjem
ber.ac.id.

Riset Kesehatan Dasar. (2013)

Susilawati, I., Tirtayasa, K., &


Lesmana, S.I. (2015). Latihan
Closed Kinetic Chain Lebih
Baik Daripada Open Kinetic
Chain Untuk Meningkatkan
Kemampuan Fungsional Pada
Osteoarthritis Lutut Setelah
Pemberian Micro Wave
Diathermy (MWD) Dan
Trancutaneus Electrical
Nerve Stimulation (TENS).
Sport and Fitness Journal,
3(1), 28.

Widada, W. (2011). Terapi Bekam


Sebagai Solusi Cerdas
Mengatasi Radikal Bebas
Akibat Rokok . Bandung:
Lubuk Agung.

Anda mungkin juga menyukai