Anda di halaman 1dari 19

Tugas Mata Kuliah

TOPIK KHUSUS AKUNTANSI


“PSAK 24 Imbalan Kerja”

DOSEN PEMBIMBING
SITTI NUR INSANI, SE.,M.Si

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 5

Andi Rezky Prasetya Nur Amal 176602118


Muhammad Taufik 176602316

Program Studi Akuntansi


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI ENAM-ENAM KENDARI
Oktober, 2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Karakterisitik entitas nirlaba berbeda dengan entitas bisnis. Perbedaan utama yang
mendasar terletak pada cara entitas nirlaba memperoleh sumber daya yang dibutuhkan
untuk melakukan berbagai aktivitas operasinya. Entitas nirlaba memperoleh sumber daya
atau manfaat ekonomi yang sebanding dengan jumlah sumber daya yang diberikan.
Sebagai akibat dari karakteristik tersebut, dalam entitas nirlaba timbul transaksi tertentu
yang jarang atau bahkan tidak pernah terjadi dalam entitas bisnis, misalnya penerimaan
sumbangan. Namun demikian, dalam praktik entitas nirlaba sering tampil dalam berbagai
bentuk, sehingga sering kali sulit dibedakan dengan entitas bisnis pada umumnya. Pada
beberapa bentuk entitas nirlaba, meskipun tidak ada kepemilikan, entitas nirlaba tersebut
mendanai kebutuhan modalnya dari utang dan kebutuhan operasinya dari pendapatan atas
jasa yang diberikan kepada publik. Akibatnya, pengukuran jumlah, saat, dan kepastian arus
kas masuk menjadi ukuran kinerja penting bagi pengguna laporan keuangan, seperti
kreditur dan pemasok dana lain. Entitas tersebut memiliki karakteristik yang tidak jauh
berbeda dengan entitas bisnis pada umumnya.

Pengguna laporan keuangan memiliki kepentingan bersama yang tidak berbeda


dengan entitas bisnis, yaitu untuk menilai:

1. jasa yang diberikan oleh entitas nirlaba dan kemampuannya untuk terus memberikan
jasa tersebut;
2. cara manajer melaksanakan tanggung jawab dan aspek kinerjanya.

Kemampuan entitas nirlaba untuk memberikan jasa dikomunikasikan melalui


laporan posisi keuangan yang menyediakan informasi mengenai aset, liabilitas, aset neto,
dan informasi mengenai hubungan di antara unsur-unsur tersebut. Laporan ini menyajikan
secara terpisah aset neto baik yang terikat maupun yang tidak terikat penggunaannya.
Pertanggungjawaban manajer mengenai kemampuannya mengelola sumber daya entitas
nirlaba yang diterima dari para pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan
pembayaran kembali disajikan melalui laporan aktivitas dan laporan arus kas. Laporan
aktivitas menyajikan informasi mengenai perubahan yang terjadi dalam kelompok aset
neto.
B. Tujuan

PSAK 45 bertujuan untuk mengatur pelaporan keuangan entitas nirlaba. Dengan


adanya pedoman pelaporan, diharapkan laporan keuangan entitas nirlaba dapat lebih
mudah dipahami, memiliki relevansi, dan memiliki daya banding yang tinggi.

C. Ruang Lingkup

PSAK 45 berlaku bagi laporan keuangan yang disajikan oleh entitas nirlaba yang
memenuhi karakteristik sebagai berikut:

a. Sumber daya entitas nirlaba berasal dari pemberi sumber daya yang tidak
mengharapkan pembayaran kembali atau manfaat ekonomi yang sebanding dengan
jumlah sumber daya yang diberikan.
b. Menghasilkan barang dan/atau jasa tanpa bertujuan memupuk laba, dan jika entitas
nirlaba menghasilkan laba, maka jumlahnya tidak dibagikan kepada pendiri atau
pemilik entitas nirlaba tersebut.
c. Tidak ada kepemilikan seperti umumnya pada entitas bisnis, dalam arti bahwa
kepemilikan dalam entitas nirlaba tidak dapat dijual, dialihkan, atau ditebus
kembali, atau kepemilikan tersebut tidak mencerminkan proporsi pembagian
sumber daya entitas nirlaba pada saat likuidasi atau pembubaran entitas nirlaba.

PSAK 45 dapat diterapkan oleh lembaga pemerintah dan unit sejenis lain sepanjang
tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Laporan keuangan untuk entitas nirlaba terdiri dari laporan posisi keuangan,
laporan aktiitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Laporan
keuangan tersebut berbeda dengan laporan keuangan untuk entitas bisnis pada
umumnya.

PSAK 45 menetapkan informasi dasar tertentu yang disajikan dalam laporan


keuangan entitas nirlaba. Pengaturan yang tidak diatur dalam Pernyataan ini mengacu
pada SAK atau SAK ETAP untuk entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik
signifikan.

D. Definisi

Berikut ini adalah pengertian istilah yang digunakan dalam PSAK 45:

a. Pembatasan permanen adalah pembatasan penggunaan sumber daya yang


ditetapkan oleh pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran
kembali agar sumber daya tersebut dipertahankan secara permanen, tetapi entitas
nirlaba diizinkan untuk menggunakan sebagian atau semua penghasilan atau
manfaat ekonomi lain yang berasal dari sumber daya tersebut.
b. Pembatasan temporer adalah pembatasan penggunaan sumber daya oleh pemberi
sumber daya tidak mengharapkan pembayaran kembali yang menetapkan agar
sumber daya tersebut dipertahankan sampai dengan periode tertentu atau sampai
dengan terpenuhinya keadaan tertentu.
c. Sumber daya terikat adalah sumber daya yang penggunaannya dibatasi untuk
tujuan tertentu oleh pemberi sumber daya yang tidak mengaharapkan pembayara
kembali. Pembatasan tersebut dapat bersifat permanen atau temporer.
d. Sumber daya tidak terikat adalah sumber daya yang penggunaannya tidak
dibatasi untuk tujuan tertentu oleh pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan
pembayaran kembali.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan utama laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang relevan untuk
memenuhi kepentingan pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran
kembali, anggota, kreditur, dan pihak lain yang menyediakan sumber daya bagi entitas
nirlaba.

Pihak pengguna laporan keuangan memiliki kepentingan bersama dalam rangka


menilai:

a. Jasa yang diberikan oleh entitas nirlaba dan kemampuannya untuk terus
memberikan jasa tersebut;
b. Cara manajer melaksanakan tanggung jawab dan aspek lain dari kinerjanya.

Secara rinci, tujuan laporan keuangan, termasuk catatan atas laporan keuangan,
adalah untuk menyajikan informasi mengenai:

a. Jumlah dan sifat aset, liabilitas, dan aset neto entitas nirlaba;
b. Pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah nilai dan sifat aset neto;
c. Jenis dan jumlah arus masuk dan arus keluar sumber daya dalam satu periode dan
hubungan antar keduanya;
d. Cara entitas nirlaba mendapatkan dan membelanjakan kas, memperoleh pinjaman
dan melunasi pinjaman, dan faktor lain yang berpengaruh terhadap likuiditasnya;
e. Usaha jasa entitas nirlaba.

Setiap laporan keuangan menyediakan informasi yang berbeda, dan informasi


dalam laporan keuangan biasanya melengkapi informasi dalam laporan keuangan yang
lain.

2. Laporan Keuangan Entitas Nirlaba

Laporan keuangan entitas nirlaba meliputi laporan posisi keuangan pada akhir
periode laporan, laporan aktivitas dan laporan arus kas untuk suatu periode pelaporan,
dan catatan atas laporan keuangan.

a. Laporan Posisi Keuangan


1) Tujuan Laporan Posisi Keuangan

Tujuan laporan posisi keuangan adalah untuk menyediakan informasi


mengenai aset, liabilitas, dan aset neto serta informasi mengenai hubungan di
antara unsur-unsur tersebut pada waktu tertentu. Informasi dalam laporan
posisi keuangan yang digunakan bersama pengungkapan, dan informasi dalam
laporan keuangan lain dapat membantu pemberi sumber daya yang tidak
mengharapkan pembayaran kembali, anggota, kreditur, dan pihak lain untuk
menilai:

a) Kemampuan entitas nirlaba untuk memberikan jasa secara berkelanjutan;


dan
b) Likuiditas, fleksibilitas keuangan, kemampuan untuk memenuhi
kewajibannya, dan kebutuhan pendanaan eksternal.

Laporan posisi keuangan mencakup entitas nirlaba secara keseluruhan


dan menyajikan total aset, liabilitas, dan aset neto.

2) Klasifikasi Aset dan Liabilitas

Laporan posisi keuangan, termasuk catatan atas laporan keuangan,


menyediakan informasi yang relevan mengenai likuiditas, fleksibilitas keuangan,
dan hubungan antara aset dan liabilitas. Informasi tersebut umumnya disajikan
dengan pengumpulan aset dan liabilitas yang memiliki karakteristik serupa
dalam suatu kelompok yang relatif homogen. Sebagai contoh, entitas nirlaba
biasanya melaporkan masing-masing unsur aset dalam kelompok yang
homogen, seperti:

a) Kas dan setara kas;


b) Piutang pasien, pelajar, anggota, dan penerima jasa yang lain;
c) Persediaan;
d) Sewa, asuransi, dan jasa lain yang dibayar di muka;
e) Instrumen keuangan dan investasi jangka panjang;
f) Tanah, gedung, peralatan, serta aset tetap lain yang digunakan untuk
menghasilkan barang dan jasa.

Kas atau aset lain yang dibatasi penggunaannya oleh pemberi sumber
daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali disajikan terpisah dari kas
atau aset lain yang tidak terikat penggunaannya.

Informasi likuditas diberikan dengan cara sebagai berikut:

a) Menyajikan aset berdasarkan urutan likuiditas, dan liabilitas berdasarkan


tanggal jatuh tempo;
b) Mengelompokkan aset ke dalam kelompok lancar dan tidak lancar, dan
liabilitas ke dalam kelompok jangka pendek dan jangka panjang;
c) Mengungkapkan informasi mengenai likuiditas aset atau saat jatuh tempo
liabilitas, termasuk pembatasan penggunaan aset, dalam catatan atas laporan
keuangan.

3) Klasifikasi Aset Neto Terikat atau Tidak Terikat

Laporan posisi keuangan menyajikan jumlah masing-masing kelompok


aset neto berdasarkan pada ada atau tidaknya pembatasan oleh pemberi sumber
daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali, yaitu: terikat secara
permanen, terikat secara temporer, dan tidak terikat.

Informasi mengenai sifat dan jumlah dari pembatasan permanen atau


temporer diungkapkan dengan cara menyajikan jumlah tersebut dalam laporan
keuangan atau dalam catatan atas laporan keuangan.

Pembatasan permanen terhadap aset, seperti tanah atau karya seni, yang
diberikan untuk tujuan tertentu, untuk dirawat dan tidak untuk dijual; atau aset
yang diberikan untuk investasi yang mendatangkan pendapatan secara
permanen dapat disajikan sebagai unsur terpisah dalam kelompok aset neto
yang penggunaannya dibatasi secara permanen atau disajikan dalam catatan
atas laporan keuangan. Pembatasan permanen kelompok kedua tersebut berasal
dari hibah atau wakaf dan warisan yang menjadi dana abadi.

Pembatasan temporer terhadap sumber daya berupa aktivitas operasi


tertentu; investasi untuk jangka waktu tertentu; penggunaan selama periode
tertentu dimasa depan; atau pemerolehan aset tetap; dapat disajikan sebagai
unsur terpisah dalam kelompok aset neto yang penggunaannya dibatasi secara
temporer atau disajikan dalam catatan atas laporan keuangan. Pembatasan
temporer oleh pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran
kembali dapat berbentuk pembatasan waktu atau pembatasan penggunaan, atau
keduanya.

Aset neto tidak terikat umumnya meliputi pendapatan dari jasa,


penjualan barang, sumbangan, dan dividen atau hasil investasi, dikurangi beban
untuk memperoleh pendapatan tersebut. Batasan terhadap penggunaan aset
neto tidak terikat dapat berasal sifat entitas nirlaba. Informasi mengenai batasan
tersebut umumnya disajikan dalam catatan atas laporan keuangan.

b. Laporan Aktivitas
1) Tujuan Laporan Aktivitas
Tujuan utamanya adalah menyediakan informasi mengenai:
a) pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat aset
neto,
b) hubungan antar transaksi dan peristiwa lain,dan
c) bagaimana penggunaan sumber daya dalam berbagai pelaksanaan berbagai
program atau jasa.
Informasi pada laporan aktivitas yang digunakan bersama dengan
pengungkapan informasi pada laporan keuangan lainnnya, dapat membantu
pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali, anggota,
kreditur, dan pihak lain untuk:
a) mengevaluasi kinerja dalam suatu periode;
b) menilai upaya, kemampuan, dan kesinambungan entitas nirlaba dalam
memberikan jasa;
c) dan menilai pelaksanaan tanggung jawab dan kinerja manajer.
Laporan aktivitas mencakup entitas nirlaba secara keseluruhan dan
menyajikan perubahan jumlah aset neto selama suatu periode. Perubahan aset neto
dalam laporan aktivitas tercermin pada aset neto atau ekuitas dalam posisi
keuangan.

2) Perubahan Kelompok Aset Neto


Laporan aktivitas menyajikan jumlah perubahan aset neto terikat permanen,
terikat temporer, dan tidak terikat dalam satu periode.

3) Klasifikasi pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian


Laporan aktivitas menyajikan pendapatan sebagai penambah aset neto tidak
terikat, kecuali jika penggunaannya dibatasi oleh pemberi sumber daya yang tidak
mengharapkan pembayaran kembali, dan menyajikan beban sebagai pengurang aset
neto tidak terikat.
Sumber daya disajikan sebagai penambah aset neto tidak terikat, terikat
permanen, atau terikat temporer, bergantung pada ada tidaknya pembatasan.
Dalam hal sumber daya terikat yang pembatasannya tidak berlaku lagi dalam
periode yang sama, dapat disajikan sebagai sumber daya tidak terikat sepanjang
disajikan secara konsisten dan diungkapkan sebagai kebijakan akuntansi.
Laporan aktivitas menyajikan keuntungan dan kerugian yang diakui dari investasi
dan aset lain (atau liabilitas) sebagai penambah atau pengurang aset neto tidak
terikat, kecuali jika penggunaannya dibatasi.
Klasifikasi pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian dalam kelompok
aset neto tidak menutup peluang adanya klasifikasi tambahan dalam laporan
aktivitas. Misalnya, entitas nirlaba dapat mengklasifikasikan unsur-unsurnya
menurut kelompok operasi atau nonoperasi, dapat dibelanjakan atau tidak dapat
dibelanjakan, telah direalisasi atau belum direalisasi, berulang atau tidak berulang,
atau dengan cara lain.
Laporan aktivitas menyajikan jumlah pendapatan dan beban secara bruto,
kecuali diatur berbeda oleh SAKlain atau SAK ETAP.
Laporan aktivitas menyajikan jumlah neto keuntungan dan kerugian yang
berasal dari transaksi insidential atau peristiwa lain yang berada di luar
pengendalian entitas nirlaba dan manajemen. Misalnya, keuntungan atau kerugian
penjualan tanah dan gedung yang tidak digunakan lagi.

4) Informasi pemberian jasa


Laporan aktivitas atau catatan atas laporan keuangan menyajikan informasi
mengenai beban menurut klasifikais fungsional, seperti menurut kelompok program
jasa utama dan aktivitas pendukung.
Klasifikasi secara fungsional bermanfaat untuk membantu pemberi sumber
daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali, anggota, kreditur, dan pihak
lain dalam menilai pemberian jasa dan penggunaan sumber daya. Di samping
penyajian klasifikasi beban secara fungsional, entitas nirlaba dianjurkan untuk
menyajikan informasi tambahan mengenai beban menurut sifatnya. misalnya gaji,
sewa listrik, bunga dan penyusutan.
Program pemberian jasa merupakan aktivitas untuk menyediakan barang
dan jasa kepada penerima manfaat, pelanggan atau anggota dalam rangka mencapai
tujuan atau misi entitas nirlaba. Pemberian jasa tersebut merupakan tujuan dan
hasil utama yang dilaksanakan melalui berbagai program utama.
Aktivitas pendukung meliputi semua aktivitas selain program pemberian
jasa. Pada umumnya aktivitas pendukung meliputi aktivitas manajemen dan dan
umum, pencarian dana dan pengembangan anggota. Aktivitas manajemen dan
umum meliputi pengawasan, manajemen bisnis, pembukuan, penganggaran,
pendanaan dan aktivitas administrasi lain serta semua aktivitas manajemen dan
adminstrasi kecuali program pemberian jasa atau pencarian dana. Aktivitas
pencarian dana meliputi publikasi dan dan kampanye pencarian dana, pengadaan
daftar alamat pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran
kembali, pelaksanaan acara khusus pencarian dana, pembuatan dan penyebaran
manual, petunjuk dan bahan lain dan pelaksanaan aktivitas lain dalam rangka
pencarian dana dari individu, yayasan, pemerintah dan lain-lain. Aktivitas
pengembangan anggota meliputi pencarian anggota baru dan pengumpulan iuran
anggota, hubungan dan aktivitas sejenis.
c. Laporan Arus Kas
1) Tujuan
Tujuan utama laporan arus kas adalah menyediakan informasi mengenai
penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode.

2) Klasifikasi Penerimaan dan Pengeluaran Kas


Laporan arus kas disajikan sesuai PSAK 2: Laporan Arus Kas atau SAK ETAP
Bab 7 dengan tambahan sebagai berikut:
a) aktivitas pendanaan
(1) penerimaan kas dari pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan
pembayaran kemmbali yang penggunaanya dibatasi dalam jangka panjang
(2) penerimaan kas dari peberi sumber daya dan penghasilan onvestasi yang
penggunaannya dibatasi untuk pemerolehan, pembangunan dan
pemeliharaan aset tetap atau peningkatan dana abadi
(3) bunga dan dividen yang dibatasi penggunaannya dalam jangka panjang
b) Pengungkapan informasi mengenai aktivitas dan epndanaan non kas, misalnya
sumbangan berupa bangunan atau aset investasi

YAYASAN
Menurut UU No. 16 Tahun 2001, sebagai dasar hukum positif yayasan, pengertian
yayasan adalah badan hukum yang kekayaannya terdiri dari kekayaan yang dipisahkan dan
diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan, dan
kemanusiaan. Selanjutnya, perkumpulan terbagi atas 2 jenis, yaitu :
a) Perkumpulan yang berbentuk badan hukum, seperti perseroan terbatas, koperasi,
dan perkumpulan saling menanggung.
b) Perkumpulan yang tidak berbentuk badan hukum, seperti persekutuan perdata, CV,
dan firma. (Bastian, 2007:1)

Yayasan sebagai suatu badan hukum mampu dan berhak serta berwenang untuk
melakukan tindakan-tindakan perdata.Pada dasarnya, keberadaan badan hukum yayasan
bersifat permanen, yaitu hanya dapat dibubarkan melalui persetujuan para pendiri atau
anggotanya.Yayasan hanya dapat dibubarkan jika segala ketentuan dan persyaratan dalam
anggaran dasarnya telah dipenuhi. Hal tersebut sama kedudukannya dengan perkumpulan
yang berbentuk badan hukum, dimana subjek hukum yang dapat melakukan perbuatan
hukum dan, yang menyandang hak dan kewajiban, dapat digugat maupun menggugat di
pengadilan.
Menurut (Bastian, 2007:2) sebagai organisasi, termasuk yayasan, memiliki tujuan
yang spesifik dan unik yang dapat bersifat kuantitatif maupun kualitatif.Tujuan yang
bersifat kuantitatif mencakup pencapaian laba maksimum, penguasaan pangsa pasar,
pertumbuhan organisasi, dan produktivitas.Sementara tujuan kualitatif dapat disebutkan
sebagai efisiensi dan efektivitas organisasi, manajemen organisasi yang tangguh, moral
karyawan yang tinggi, reputasi organisasi, stabilitas, pelayanan kepada masyarakat, dan
citra perusahaan.
Menurut UU No. 16 Tahun 2001, yayasan mempunyai fungsi sebagai pranata hukum
dalam rangka mencapai tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan.
Undang-undang tersebut menegaskan bahwa yayasan adalah suatu badan hukum yang
mempunyai maksud dan tujuan yang bersifat sosial, keagamaan, dan kemanusiaan, yang
didirikan dengan memperhatikan persyaratan formal yang ditentukan berdasarkan
undang-undang.

Sumber Pembiayaan Yayasan


Sumber pembiayaan yayasan berasal dari sejumlah kekayaan yang dipisahkan dalam
bentuk uang atau barang. Selain itu, yayasan juga memperoleh sumbangan atau bantuan
yang tidak mengikat, seperti berupa:

a) Wakaf adalah kekayaan yang diserahkan untuk dikelola dan dimanfaatkan untuk
kepentingan umum. Yayasan menerima wakaf barang atau hal lainnya supaya bisa
dikelola dengan maksimal.
b) Hibah umumnya bersifat pengajuan dari yayasan. Hal ini biasanya berasal dari
instansi atau yayasan yang lain. Selain itu hibah memiliki konsekuensi
pertanggungjawaban berupa laporan terkait dengan penerimaan dan realisasi hibah
tersebut.
c) Hibah wasiat adalah bantuan yang diberikan seseorang atau instansi kepada
yayasan karena wasiat dari seseorang yang telah meninggal sebelumnya. Bantuan
ini diberikan dengan harapan yayasan dapat berkembang menjadi lebih besar lagi.
d) Perolehan lain yang tidak bertentangan dengan anggaran dasar yayasan dan/atau
peraturann perundang-undangan yang berlaku.

TANGGAL EFEKTIF

Pernyataan ini berlaku untuk laporan keuangan dengan tahun buku yang dimulai
atau setelah tanggal 1 Januari 2012. Penerapan dini diperkenanan.
CONTOH KASUS : Yayasan Dharma Setia Kosgoro

Laporan keuangan Yayasan Dharma Setia Kosgoro disusun para stakeholder


(Pemangku Kepentingan), penyumbang, serta pihak yang terkait.

Pokok-pokok kebijakan akuntansi penting diterapkan oleh Yayasan Dharma Setia


Kosgoro karena sangat memberikan pengaruh terhadap posisi keuangan dan hasil aktivitas
Yayasan Dharma Setia Kosgoro . Adapun kebijakan yang diterapkan Pengurus Yayasan
disajikan sebagai berikut :

1. Prosedur Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Yayasan


Aspek pengelolaan keuangan dan kekayaan yayasan sangat penting guna
menunjang kelangsungan hidup yayasan beserta seluruh satuan pendidikan yang
dikelolanya. Oleh karenanya dalam penanganan bidang ini selain diperlukan
perencanaan yang baik, aspek kedisiplinan, ketelitian dan kejujuran merupakan
aspek yang tidak boleh diabaikan. Sebaik apapun pengelolaan keuangan dan
kekayaan yang dimiliki tanpa ditopang dengan ketiga hal tersebut dapat dipastikan
kinerja dan kelangsungan hidup lembaga sekecil apapun lembaga tersebut akan
terganggu eksistensinya.
Untuk menangani pengelolaan bidang ini Pengurus Yayasan Dharma Setia
Kosgoro selain berpedoman kepada ketentuan anggaran dasar sebagaimana yang
tercantum dalam akte pendirian yayasan, secara teknis menetapkan pula prosedur
pengelolaan keuangan dan kekayaan yayasan yang secara garis besar dapat kami
uraikan sebagai berikut :
1. Prosedur Penerimaan
a. Penerimaan pembayaran dari orang tua siswa baik untuk SMP maupun SMA
Kosgoro diberlakukan satu pintu melalui kasir yayasan dengan sistem
komputerisasi dan dapat pula dilakukan melalui Bank BTN yang telah
bekerjasama dengan yayasan. Kebijakan ini dilakukan mengingat sektor ini
sangat rawan terhadap kekeliruan atau penyalahgunaan.
Khusus untuk penerimaan yang dikelola langsung oleh sekolah dari orang
tua siswa seperti Dana Ujian (UN) Dana Semester, Dana OSIS, dan Dana Buku,
sifatnya hanya transit dikasir dan langsung diserahkan kepada kepala
sekolah dengan dibuat bukti kas untuk selanjutnya harus disetorkan ke Bank
yang telah ditunjuk pengurus yayasan atas nama sekolah. Dana yang telah
dikelola oleh sekolah harus dilaporkan setiap bulan kepada pengurus
yayasan berbarengan dengan pengajuan biaya dan laporan penggunaan
biaya. Kebijakan pengurus jika tidak melaporkan hal ini, maka pengajuan
anggaran bulan berikutnya untuk sementara ditangguhkan.
b. Penerimaan diluar iuran dari orang tua siswa seperti pemberdayaan sarana
(sewa alat, kantin, dll) dibuat bukti penerimaan kas oleh kasir. Khusus untuk
penerimaan bantuan dari pemerintah karena bantuan harus diterima oleh
pimpinan sekolah selanjutnya disetor ke kasir dengan dibuatkan bukti
penerimaan kas dari yayasan.
c. Seluruh penerimaan dilarang dipergunakan langsung dan harus segera di
bukukan dan di setor ke Bank yang telah ditentukan maksimum esok harinya
dan tidak boleh mengendap lebih dari satu hari kecuali penerimaan pada
hari sabtu.
2. Prosedur Pengeluaran
a. Setiap keperluan pembiayaan harus diajukan kepada pengurus yayasan
sesuai dengan mata anggaran yang ditetapkan. Jika tidak ada dalam
anggaran, pengurus tidak akan mengeluarkan biaya tersebut, kecuali
terdesak tidak dapat ditangguhkan maka pembiayaan diambil dari pos
cadangan.
b. Setelah permohonan diperiksa oleh pelaksana harian, diberi disposisi,
selanjutnya dibuatkan cek dan buku kas. Bukti kas diketahui oleh Ketua atau
bendahara dan ditandatangani oleh penerima uang. Dengan ketentuan
pengeluaran diatas Rp.50 juta harus ditandatangani oleh ketua dengan
pelaksana harian, sedangkan pengeluaran dibawah itu ditandatangani oleh
bendahara dan pelaksana harian.
c. Bukti Pengeluaran Kas harus dilampirkan bukti yang sah dan dapat
dipertanggungjawabkan dan harus segera dibukukan oleh petugas
pembukuan.
3. Uang tunai yang harus ada dikasir tidak boleh lebih dari Rp. 5.000.000,- (lima
juta rupiah)
4. Seluruh proses penerimaan dan pengeluaran harus dilaporkan oleh petugas
pembukuan kepada pengurus/pelaksana harian setiap akhir bulan untuk
pengecekan dan bahan evaluasi.
5. Kasir harus membuat laporan tunggakan siswa setiap akhir bulan kepada
pengurus/pelaksana harian sebagai bahan evaluasi.
6. Penerimaan dalam bentuk barang khususnya yang diperoleh satuan
pendidikan harus dilaporkan kepada pengurus yayasan secara tertulis
dengan menyampaikan sumber dana, jumlah, jenis, dan harga barang secara
lengkap.
7. Pengeluaran atau pemanfaatan barang harus seijin pengurus yayasan,
kecuali rusak atau disusutkan dibuat berita acara.
2. Penyajian laporan keuangan
1) Laporan keuangan Yayasan Dharma Setia Kosgoro dibuat sesuai dengan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 45 tentang
Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba. Pencatatan dan pembukuan Yayasan
Dharma Setia Kosgoro mengunakan konsep “historical Coast”
2) Laporan keuangan menurut PSAK 45 akan menyajikan jumlah masingmasing
kelompok aktiva bersih berdasarkan ada tidaknya pembatasan oleh
penyumbang, yaitu terikat permanen, terikat temporer dan tidak terikat.
- Pembatasan yang bersifat permanen adalah pembatasan penggunaan
sumber daya yang ditetapkan oleh penyumbang agar sumber daya tersebut
dipertahankan secara permanen.
- Pembatasan yang bersifat temporer adalah pembatasan penggunaan sumber
daya oleh penyumbang yang menetapkan agar sumber daya tersebut
dipertahankan untuk periode tertentu atau sampai dengan terpenuhinya
keadaan tertentu.
- Sumbangan tidak terikat adalah sumber daya yang penggunaannya tidak
dibatasi untuk tujuan tertentu oleh penyumbang.
3) Basis Akuntansi Basis akuntansi yang digunakan oleh Yayasan Dharma Setia
Kosgoro dalam penyajian laporan keuangan adalah Basis Akrual, yaitu
dimana penerimaan dan pengeluaran diakui atau dicatat ketika terjadi
transaksi, bukan ketika uang kas untuk transaksi-transaksi tersebut diterima
atau dibayarkan. Dengan demikian pencatatan dalam metode ini bebas dari
pengaruh waktu kapan kas diterima dan kapan pengeluaran dilakukan.
4) Periode Akuntansi Periode akuntansi pada Yayasan Dharma Setia Kosgoro
dimulai sejak 1 Januari sampai dengan 31 Desember.
5) Kas dan Setara Kas Kas dan Setara Kas Yayasan Dharma Setia Kosgoro terdiri
dari kas ditangan dan kas di bank.
6) Pendapatan dan Biaya Pendapatan diakui pada saat kas dan setara kas telah
diterima. Biaya dibebankan secara akrual pada saat terjadi transaksi.
7) Aset Tetap Aset tetap disajikan berdasarkan harga perolehan setelah
dikurangi dengan akumulasi penyusutan. Biaya penyusutan aktiva dihitung
berdasarkan metode garis lurus
8) Pajak Penghasilan Badan Berdasarkan Undang-undang Nomor 10 Tahun
1994 yang telah diubah dengan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2000,
tentang Pajak Penghasilan, bantuan atau donasi yang diterima dari donor
bagi yayasan maupun organisasi sejenis bukan merupakan objek pajak
sepanjang tidak memiliki hubungan antar pemberi dan penerima donor.
9) Transaksi dan Saldo Mata Uang Asing Pencatatan dan pelaporan keuangan
Yayasan Dharma Setia Kosgoro diselenggarakan dalam mata uang rupiah.
Seluruh transaksi dalam mata uang asing akan diperlakukan sebagai berikut :
1. Selama periode berjalan, transaksi dalam mata uang asing akan dicatat dalam
mata uang rupiah dengan kurs valuta asing pada tanggal transaksi.
2. Semua aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing akan dicatat
dalam rupiah dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia pada
tanggal pelaporan.
3. Pos Posisi Keuangan pada Yayasan Dharma Setia Kosgoro yaitu :
1. Kas dan setara kas
2. Investasi
3. Aset Tetap
4. Biaya yang masih harus dibayar
5. Aset Besih
4. Pos-pos Aktivitas pada Yayasan Dharma Setia Kosgoro yaitu :
1. Sumbangan/Iuran/Penerimaan Lain Terikat
2. Penerimaan Lain Tidak Terikat
3. Biaya Administrasi dan Umum
4. Biaya Program
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada Yayasan Dharma Setia Kosgoro terhadap
laporan keuangan, maka penulis dapat menarik suatu kesimpulan sebagai berikut :
1. Yayasan Dharma Setia Kosgoro merupakan entitas nirlaba yang bergerak dalam
bidang pendidikan. Dalam proses penyusunan laporan keuangan Yayasan Dharma
Setia Kosgoro berpedoman pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan dan Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan Nomor 45 (PSAK 45) tentang Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba (revisi
2011).
2. Laporan keuangan yang dibuat yayasan sudah mengikuti ketentuan yang
ditetapkan oleh PSAK 45 yang terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan
aktivitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.
3. Penamaan akun perlengkapan pada aset tetap yayasan belum sesuai dengan PSAK
45.
4. Terdapat beberapa perbedaan antara laporan keuangan yang disajikan Yayasan
Dharma Setia Kosgoro dengan laporan keuangan dalam PSAK 45. Perbedaan
tersebut dapat terlihat dalam laporan posisi keuangan yang mana dalam laporan
posisi keuangan, aset bersih terikat masih digabungkan antara aset bersih terikat
permanen dengan aset bersih terikat temporer.

SARAN

Adapun saran yang diajukan penulis setelah melakukan penelitian pada Yayasan
Dharma Setia Kosgoro untuk laporan keuangan adalah sebagai berikut:

1. Dalam proses penyusunan laporan keuangan diharapkan Yayasan Dharma Setia


Kosgoro secara penuh berpedoman kepada Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) 45, sehingga laporan keuangan yang disajikan dapat sesuai
dengan PSAK 45 sehingga dapat memenuhi karakteristik kualitatif seperti
relevansi, dapat diandalkan, dan dapat dibandingkan.
2. Pada aset tetap penamaan akun perlengkapan tidak sesuai, seharusnya diberi nama
akun peralatan, karena peralatan sifatnya tidak cepat habis (jangka waktu
penggunaannya lebih lama) sedangkan perlengkapan sifatnya cepat habis
biasanya berukuran lebih kecil dan sebagai pelengkap peralatan.
3. Hendaknya dalam menyelenggarakan praktik akuntansi, agar dilakukan penamaan
sesuai dengan pemisahan pencatatan antara aset bersih ke dalam 3 (tiga) kategori,
yakni: aset bersih terikat permanen, aset bersih terikat temporer, dan aset bersih
tidak terikat, dan memisahkan sumbangan ke dalam sumbangan terikat
permanen, sumbangan terikat temporer, atau sumbangan tidak terikat. Karena hal
tersebut sangat penting untuk mengetahui berapa jumlah dari masing-masing aset
bersih.
DAFTAR PUSTAKA

file:///C:/Users/ASUS/Downloads/2014hastonidinah.pdf

Martani, Dwi. PSAK 45 Organisasi Nir Laba. Jakarta. Diambil dari:


https://staff.blog.ui.ac.id/martani/files/2011/04/PSAK-45-Organisasi-Nir-Laba-
240911.pdf (24 November 2015)

Anda mungkin juga menyukai