DOSEN PEMBIMBING
SITTI NUR INSANI, SE.,M.Si
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 5
Karakterisitik entitas nirlaba berbeda dengan entitas bisnis. Perbedaan utama yang
mendasar terletak pada cara entitas nirlaba memperoleh sumber daya yang dibutuhkan
untuk melakukan berbagai aktivitas operasinya. Entitas nirlaba memperoleh sumber daya
atau manfaat ekonomi yang sebanding dengan jumlah sumber daya yang diberikan.
Sebagai akibat dari karakteristik tersebut, dalam entitas nirlaba timbul transaksi tertentu
yang jarang atau bahkan tidak pernah terjadi dalam entitas bisnis, misalnya penerimaan
sumbangan. Namun demikian, dalam praktik entitas nirlaba sering tampil dalam berbagai
bentuk, sehingga sering kali sulit dibedakan dengan entitas bisnis pada umumnya. Pada
beberapa bentuk entitas nirlaba, meskipun tidak ada kepemilikan, entitas nirlaba tersebut
mendanai kebutuhan modalnya dari utang dan kebutuhan operasinya dari pendapatan atas
jasa yang diberikan kepada publik. Akibatnya, pengukuran jumlah, saat, dan kepastian arus
kas masuk menjadi ukuran kinerja penting bagi pengguna laporan keuangan, seperti
kreditur dan pemasok dana lain. Entitas tersebut memiliki karakteristik yang tidak jauh
berbeda dengan entitas bisnis pada umumnya.
1. jasa yang diberikan oleh entitas nirlaba dan kemampuannya untuk terus memberikan
jasa tersebut;
2. cara manajer melaksanakan tanggung jawab dan aspek kinerjanya.
C. Ruang Lingkup
PSAK 45 berlaku bagi laporan keuangan yang disajikan oleh entitas nirlaba yang
memenuhi karakteristik sebagai berikut:
a. Sumber daya entitas nirlaba berasal dari pemberi sumber daya yang tidak
mengharapkan pembayaran kembali atau manfaat ekonomi yang sebanding dengan
jumlah sumber daya yang diberikan.
b. Menghasilkan barang dan/atau jasa tanpa bertujuan memupuk laba, dan jika entitas
nirlaba menghasilkan laba, maka jumlahnya tidak dibagikan kepada pendiri atau
pemilik entitas nirlaba tersebut.
c. Tidak ada kepemilikan seperti umumnya pada entitas bisnis, dalam arti bahwa
kepemilikan dalam entitas nirlaba tidak dapat dijual, dialihkan, atau ditebus
kembali, atau kepemilikan tersebut tidak mencerminkan proporsi pembagian
sumber daya entitas nirlaba pada saat likuidasi atau pembubaran entitas nirlaba.
PSAK 45 dapat diterapkan oleh lembaga pemerintah dan unit sejenis lain sepanjang
tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Laporan keuangan untuk entitas nirlaba terdiri dari laporan posisi keuangan,
laporan aktiitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Laporan
keuangan tersebut berbeda dengan laporan keuangan untuk entitas bisnis pada
umumnya.
D. Definisi
Berikut ini adalah pengertian istilah yang digunakan dalam PSAK 45:
Tujuan utama laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang relevan untuk
memenuhi kepentingan pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran
kembali, anggota, kreditur, dan pihak lain yang menyediakan sumber daya bagi entitas
nirlaba.
a. Jasa yang diberikan oleh entitas nirlaba dan kemampuannya untuk terus
memberikan jasa tersebut;
b. Cara manajer melaksanakan tanggung jawab dan aspek lain dari kinerjanya.
Secara rinci, tujuan laporan keuangan, termasuk catatan atas laporan keuangan,
adalah untuk menyajikan informasi mengenai:
a. Jumlah dan sifat aset, liabilitas, dan aset neto entitas nirlaba;
b. Pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah nilai dan sifat aset neto;
c. Jenis dan jumlah arus masuk dan arus keluar sumber daya dalam satu periode dan
hubungan antar keduanya;
d. Cara entitas nirlaba mendapatkan dan membelanjakan kas, memperoleh pinjaman
dan melunasi pinjaman, dan faktor lain yang berpengaruh terhadap likuiditasnya;
e. Usaha jasa entitas nirlaba.
Laporan keuangan entitas nirlaba meliputi laporan posisi keuangan pada akhir
periode laporan, laporan aktivitas dan laporan arus kas untuk suatu periode pelaporan,
dan catatan atas laporan keuangan.
Kas atau aset lain yang dibatasi penggunaannya oleh pemberi sumber
daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali disajikan terpisah dari kas
atau aset lain yang tidak terikat penggunaannya.
Pembatasan permanen terhadap aset, seperti tanah atau karya seni, yang
diberikan untuk tujuan tertentu, untuk dirawat dan tidak untuk dijual; atau aset
yang diberikan untuk investasi yang mendatangkan pendapatan secara
permanen dapat disajikan sebagai unsur terpisah dalam kelompok aset neto
yang penggunaannya dibatasi secara permanen atau disajikan dalam catatan
atas laporan keuangan. Pembatasan permanen kelompok kedua tersebut berasal
dari hibah atau wakaf dan warisan yang menjadi dana abadi.
b. Laporan Aktivitas
1) Tujuan Laporan Aktivitas
Tujuan utamanya adalah menyediakan informasi mengenai:
a) pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat aset
neto,
b) hubungan antar transaksi dan peristiwa lain,dan
c) bagaimana penggunaan sumber daya dalam berbagai pelaksanaan berbagai
program atau jasa.
Informasi pada laporan aktivitas yang digunakan bersama dengan
pengungkapan informasi pada laporan keuangan lainnnya, dapat membantu
pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali, anggota,
kreditur, dan pihak lain untuk:
a) mengevaluasi kinerja dalam suatu periode;
b) menilai upaya, kemampuan, dan kesinambungan entitas nirlaba dalam
memberikan jasa;
c) dan menilai pelaksanaan tanggung jawab dan kinerja manajer.
Laporan aktivitas mencakup entitas nirlaba secara keseluruhan dan
menyajikan perubahan jumlah aset neto selama suatu periode. Perubahan aset neto
dalam laporan aktivitas tercermin pada aset neto atau ekuitas dalam posisi
keuangan.
YAYASAN
Menurut UU No. 16 Tahun 2001, sebagai dasar hukum positif yayasan, pengertian
yayasan adalah badan hukum yang kekayaannya terdiri dari kekayaan yang dipisahkan dan
diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan, dan
kemanusiaan. Selanjutnya, perkumpulan terbagi atas 2 jenis, yaitu :
a) Perkumpulan yang berbentuk badan hukum, seperti perseroan terbatas, koperasi,
dan perkumpulan saling menanggung.
b) Perkumpulan yang tidak berbentuk badan hukum, seperti persekutuan perdata, CV,
dan firma. (Bastian, 2007:1)
Yayasan sebagai suatu badan hukum mampu dan berhak serta berwenang untuk
melakukan tindakan-tindakan perdata.Pada dasarnya, keberadaan badan hukum yayasan
bersifat permanen, yaitu hanya dapat dibubarkan melalui persetujuan para pendiri atau
anggotanya.Yayasan hanya dapat dibubarkan jika segala ketentuan dan persyaratan dalam
anggaran dasarnya telah dipenuhi. Hal tersebut sama kedudukannya dengan perkumpulan
yang berbentuk badan hukum, dimana subjek hukum yang dapat melakukan perbuatan
hukum dan, yang menyandang hak dan kewajiban, dapat digugat maupun menggugat di
pengadilan.
Menurut (Bastian, 2007:2) sebagai organisasi, termasuk yayasan, memiliki tujuan
yang spesifik dan unik yang dapat bersifat kuantitatif maupun kualitatif.Tujuan yang
bersifat kuantitatif mencakup pencapaian laba maksimum, penguasaan pangsa pasar,
pertumbuhan organisasi, dan produktivitas.Sementara tujuan kualitatif dapat disebutkan
sebagai efisiensi dan efektivitas organisasi, manajemen organisasi yang tangguh, moral
karyawan yang tinggi, reputasi organisasi, stabilitas, pelayanan kepada masyarakat, dan
citra perusahaan.
Menurut UU No. 16 Tahun 2001, yayasan mempunyai fungsi sebagai pranata hukum
dalam rangka mencapai tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan.
Undang-undang tersebut menegaskan bahwa yayasan adalah suatu badan hukum yang
mempunyai maksud dan tujuan yang bersifat sosial, keagamaan, dan kemanusiaan, yang
didirikan dengan memperhatikan persyaratan formal yang ditentukan berdasarkan
undang-undang.
a) Wakaf adalah kekayaan yang diserahkan untuk dikelola dan dimanfaatkan untuk
kepentingan umum. Yayasan menerima wakaf barang atau hal lainnya supaya bisa
dikelola dengan maksimal.
b) Hibah umumnya bersifat pengajuan dari yayasan. Hal ini biasanya berasal dari
instansi atau yayasan yang lain. Selain itu hibah memiliki konsekuensi
pertanggungjawaban berupa laporan terkait dengan penerimaan dan realisasi hibah
tersebut.
c) Hibah wasiat adalah bantuan yang diberikan seseorang atau instansi kepada
yayasan karena wasiat dari seseorang yang telah meninggal sebelumnya. Bantuan
ini diberikan dengan harapan yayasan dapat berkembang menjadi lebih besar lagi.
d) Perolehan lain yang tidak bertentangan dengan anggaran dasar yayasan dan/atau
peraturann perundang-undangan yang berlaku.
TANGGAL EFEKTIF
Pernyataan ini berlaku untuk laporan keuangan dengan tahun buku yang dimulai
atau setelah tanggal 1 Januari 2012. Penerapan dini diperkenanan.
CONTOH KASUS : Yayasan Dharma Setia Kosgoro
SARAN
Adapun saran yang diajukan penulis setelah melakukan penelitian pada Yayasan
Dharma Setia Kosgoro untuk laporan keuangan adalah sebagai berikut:
file:///C:/Users/ASUS/Downloads/2014hastonidinah.pdf