Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH AKUNTANSI LANJUTAN

Disusun Oleh:
Michael Efendi (123011911047)
Sevia Metta Sari (123011911062)

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TRISAKTI
2020
PELAPORAN KEUANGAN ORGANISASI NIRLABA

Karakteristik organisasi nirlaba berbeda dengan organisasi bisnis. Perbedaan utama yang
mendasar terletak pada cara organisasi memperoleh sumber daya yang dibutuhkan untuk
melakukan berbagai aktivitas operasinya. Organisasi nirlaba memperoleh sumber daya dari
sumbangan para anggota dan para penyumbang lain yang tidak mengharapkan imbalan apapun
dari organisasi tersebut.

Sebagai akibat dari karakteristik tersebut, dalam organisasi nirlaba timbul transaksi tertentu yang
jarang atau bahkan tidak pernah terjadi dalam organisasi bisnis, misalnya penerimaan
sumbangan. Namun demikian dalam praktik organisasi nirlaba sering tampil dalam berbagai
bentuk sehingga seringkali sulit dibedakan dengan organisasi bisnis pada umumnya. Pada
beberapa bentuk organisasi nirlaba, meskipun tidak ada kepemilikan, organisasi tersebut
mendanai kebutuhan modalnya dari utang dan kebutuhan operasinya dari pendapatan atas jasa
yang diberikan kepada publik. Akibatnya, pengukuran jumlah, saat, dan kepastian aliran
pemasukan kas menjadi ukuran kinerja penting bagi para pengguna laporan keuangan organisasi
tersebut, seperti kreditur dan pemasok dana lainnya. Organisasi semacam ini memiliki
karakteristik yang tidak jauh berbeda dengan organisasi bisnis pada umumnya. Para pengguna
laporan keuangan organisasi nirlaba memiliki kepentingan bersama yang tidak berbeda dengan
organisasi bisnis, yaitu untuk menilai:

a) Jasa yang diberikan oleh organisasi nirlaba dan kemampuannya untuk terus memberikan jasa
tersebut

b) Cara manajer melaksanakan tanggung jawabnya dan aspek kinerja manajer.

I. Tujuan

Pernyataan ini bertujuan untuk mengatur pelaporan keuangan organisasi nirlaba. Dengan
adanya standar pelaporan, diharapkan laporan keuangan organisasi nirlaba dapat lebih
mudah dipahami, memiliki relevansi, dan memiliki daya banding yang tinggi.

II. Definisi

Berikut ini adalah pengertian istilah yang digunakan dalam Pernyataan ini.
a. Pembatasan permanen adalah pembatasan penggunaan sumber daya yang ditetapkan
oleh penyumbang agar sumber daya tersebut dipertahankan secara permanen, tetapi
organisasi diizinkan untuk menggunakan sebagian atau semua penghasilan atau manfaat
ekonomi lainnya yang berasal dari sumber daya tersebut.
b. Pembatasan temporer adalah pembatasan penggunaan sumber daya oleh penyumbang
yang menetapkan agar sumber daya tersebut dipertahankan sampai dengan periode
tertentu atau sampai dengan terpenuhinya keadaan tertentu.
c. Sumbangan terikat adalah sumber daya yang penggunaannya dibatasi untuk tujuan
tertentu oleh penyumbang. Pembatasan tersebut dapat bersifat permanen atau temporer.
Sumbangan tidak terikat adalah sumber daya yang penggunaannya tidak dibatasi untuk
tujuan tertentu oleh penyumbang.
III. Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba

Laporan keuangan organisasi nirlaba meliputi laporan posisi keuangan pada akhir periode
laporan, laporan aktivitas serta laporan arus kas untuk suatu periode pelaporan, dan catatan atas
laporan keuangan.

1. Laporan Posisi Keuangan


Tujuan laporan posisi keuangan adalah untuk menyediakan informasi mengenai aktiva,
kewajiban, dan aktiva bersih dan informasi mengenai hubungan di antara unsur-unsur
tersebut pada waktu tertentu. Informasi dalam laporan posisi keuangan yang digunakan
bersama pengungkapan dan informasi dalam laporan keuangan lainnya, dapat membantu
para penyumbang, anggota organisasi, kreditur dan pihak-pihak lain untuk menilai:
a. kemampuan organisasi untuk memberikan jasa secara berkelanjutan dan
b. likuiditas, fleksibilitas keuangan, kemampuan untuk memenuhi kewajibannya, dan
kebutuhan pendanaan eksternal.

Laporan posisi keuangan mencakup organisasi secara keseluruhan dan harus menyajikan
total aktiva, kewajiban dan aktiva bersih.
Klasifikasi Aset dan Liabilitas

Laporan posisi keuangan (neraca), termasuk catatan atas laporan keuangan, menyediakan
informasi yang relevan mengenai likuiditas, fleksibilitas keuangan, dan hubungan antara aset
dan liabilitas. Informasi tersebut umumnya disajikan dengan pengumpulan aset dan liabilitas
yang memiliki karakteristik serupa dalam suatu kelompok yang relatifhomogen. Sebagai
contoh, entitas nirlaba biasanya melaporkan masing-masing unsur aset dalam kelompok
yang homogen, seperti:

(a) kas dan setara kas;


(b) piutang pasien, pelajar, anggota, dan penerima jasa yang lain;
(c) persediaan;
(d) sewa, asuransi, dan jasa lainnya yang dibayar di muka;
(e) instrumen keuangan dan investasi jangka panjang;
(f) tanah, gedung, peralatan, serta aset tetap lainnya yang digunakan untuk menghasilkan
barang dan jasa. Kas atau aset lain yang dibatasi penggunaannya oleh penyumbang
disajikan terpisah dari kas atau aset lain yang tidak terikat penggunaannya.
Informasi likuiditas diberikan dengan cara sebagai berikut:
(a) menyajikan aset berdasarkan urutan likuiditas, dan liabilitas berdasarkan tanggal jatuh
tempo;
(b) mengelompokkan aset ke dalam lancar dan tidak lancar, dan liabilitas ke dalam jangka
pendek dan jangka panjang;
(c) mengungkapkan informasi mengenai likuiditas aset atau saat jatuh temponya liabilitas,
termasuk pembatasan penggunaan aset, pada catatan atas laporan keuangan.

Klasifikasi Aset Neto Terikat atau Tidak Terikat:


a) Laporan posisi keuangan menyajikan jumlah masing-masing kelompok aset neto
berdasarkan ada atau tidaknya pembatasan oleh penyumbang, yaitu: terikat secara
permanen, terikat secara temporer, dan tidak terikat.
b) Informasi mengenai sifat dan jumlah dari pembatasan permanen atau temporer
diungkapkan dengan cara menyajikan jumlah tersebut dalam laporan keuangan atau
dalam catatan atas laporan keuangan.
c) Pembatasan permanen terhadap (1) aset, seperti tanah atau karya seni, yang
disumbangkan untuk tujuan tertentu, untuk dirawat dan tidak untuk dijual, atau (2) aset
yang disumbangkan untuk investasi yang mendatangkan pendapatan secara permanen
dapat disajikan sebagai unsur terpisah dalam kelompok aset neto yang penggunaanya
dibatasi secara permanen atau disajikan dalam catatan atas laporan keuangan.
Pembatasan permanen kelompok kedua tersebut berasal dari hibah atau wakaf dan
warisan yang menjadi dana abadi (endowment).
d) Pembatasan temporer terhadap (1) sumbangan berupa aktivitas operasi tertentu, (2)
investasi untuk jangka waktu tertentu, (3) penggunaan selama periode tertentu dimasa
depan, atau (4) pemerolehan aset tetap, dapat disajikan sebagai unsur terpisah dalam
kelompok aset neto yang penggunaannya dibatasi secara temporer atau disajikan dalam
catatan atas laporan keuangan. Pembatasan temporer oleh penyumbang dapat berbentuk
pembatasan waktu atau pembatasan
e) penggunaan, atau keduanya.
f) Aset neto tidak terikat umumnya meliputi pendapatan dari jasa, penjualan barang,
sumbangan, dan dividen atau hasil investasi, dikurangi beban untuk memperoleh
pendapatan tersebut. Batasan terhadap penggunaan aset neto tidak terikat dapat berasal
dari sifat entitas nirlaba. Informasi mengenai batasan-batasan tersebut umumnya
disajikan dalam catatan
g) atas laporan keuangan.
2. Laporan Aktivitas
Tujuan utama laporan aktivitas adalah menyediakan informasi mengenai pengaruh transaksi
dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat aktiva bersih, hubungan antar transaksi,
dan peristiwa lain, dan bagaimana penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan berbagai
program atau jasa, Informasi dalam laporan aktivitas, yang digunakan bersama dengan
pengungkapan informasi dalam laporan keuangan lainnya, dapat membantu para
penyumbang, anggota organisasi, kreditur dan pihak lainnya untuk mengevaluasi kinerja
dalam suatu periode, menilai upaya, kemampuan, dan kesinambungan organisasi dan
memberikan jasa, dan menilai pelaksanaan tanggung jawab dan kinerja manajer.
Klasifikasi Pendapatan, Beban, Keuntungan dan Kerugian:
a. Laporan aktivitas menyajikan pendapatan sebagai penambah aset neto tidak terikat,
kecuali jika penggunaannya dibatasi oleh penyumbang, dan menyajikan beban sebagai
pengurang aset neto tidak terikat.
b. Sumbangan disajikan sebagai penambah aset neto tidak terikat, terikat permanen, atau
terikat temporer, bergantung pada ada tidaknya pembatasan. Dalam hal sumbangan
terikat yang pembatasannya tidak berlaku lagi dalam periode yang sama, dapat disajikan
sebagai sumbangan tidak terikat sepanjang disajikan secara konsisten dan diungkapkan
sebagai kebijakan akuntansi.
c. Laporan aktivitas menyajikan keuntungan dan kerugian yang diakui dari investasi dan
aset lain (atau liabilitas) sebagai penambah atau pengurang aset neto tidak terikat,
kecuali jika penggunaannya dibatasi.
d. Klasifikasi pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian dalam kelompok aset neto
tidak menutup peluang adanya klasifikasi tambahan dalam laporan aktivitas. Misalnya,
dalam suatu kelompok atau beberapa kelompok perubahan dalam aset neto, entitas
nirlaba dapat mengklasifikasikan unsurunsurnya menurut kelompok operasi atau
nonoperasi, dapat dibelanjakan atau tidak dapat dibelanjakan, telah direalisasi atau
belum direalisasi, berulang atau tidak berulang, atau dengan cara lain.
e. Laporan aktivitas menyajikan jumlah pendapatan dan beban secara bruto, kecuali diatur
berbeda oleh SAK lain atau SAK ETAP.
f. Laporan aktivitas menyajikan jumlah neto keuntungan dan kerugian yang berasal dari
transaksi insidental atau peristiwa lain yang berada di luar pengendalian entitas nirlaba
dan manajemen. Misalnya, keuntungan atau kerugian penjualan tanah dan gedung yang
tidak digunakan lagi.
3. Laporan Arus Kas
Tujuan utama laporan arus kas adalah menyajikan informasi mengenai penerimaan dan
pengeluaran kas dalam suatu periode.
Laporan arus kas disajikan sesuai PSAK 2 tentang Laporan Arus Kas dengan tambahan
berikut ini:
a) Aktivitas pendanaan:
1) penerimaan kas dari penyumbang yang penggunaannya dibatasi untuk jangka panjang.
2) penerimaan kas dari sumbangan dan penghasilan investasi yang penggunaannya
dibatasi untuk pemerolehan, pembangunan dan pemeliharaan aktiva tetap, atau
peningkatan dana abadi (endowment).
3) bunga dan dividen yang dibatasi penggunaannya untuk jangka panjang.
b) Pengungkapan informasi mengenai aktivitas investasi dan pendanaan nonkas: sumbangan
berupa bangunan atau aktiva investasi.
AKUNTANSI HIBAH PEMERINTAH DAN PENGUNGKAPAN BANTUAN
PEMERINTAH

I. Definisi
a. Pemerintah, mengacu pada pemerintah ,instansi pemerintah,dan badan serupa baik
lokal,nasional maupun internasional.
b. Bantuan Pemerintah adalah tindakan oleh pemerintah yang dirancang untuk
memberikan manfaat ekonomi spesifik kepada satu entitas atau beberapa entitas yang
memenuhi syarat atas kriteria tertentu.,tidak mencakup manfaat yang diberikan  secara
tidak langsung melalui tindakan yang mempengaruhi kondisi perdagangan
umum,seperti penyediaan atau pembangaunan insfrastruktur di daerah yang sedang
berkembang atau pemberlakuan batasan perdagangan terhadap pesaing.
c. Hibah Pemerintah adalah tindakan oleh pemerintah dalam bentuk pemindahan sumber
daya kepada entitas sebagai imbalan atas kepatuhan entitas dimasa lalu atau  masa
depan sesuai dengan kondisi tertentu yang berkaitan dengan kegiatan operasi entitas
tersebut,tidak termasuk jenis bantuan pemerintah yang tidak memiliki nilai yang
memadai bagi entitas dan transaksi dengan pemerintah yang tidak dapat dibedakan dari
transaksi perdagangan normal.
d. Hibah Terkait dengan asset adalah hibah pemerintah yang kondisi utamanya adalah
entitas yag memenuhi syarat harus melakukan pembelian,membangun atau memperoleh
asset jangka panjang.Kondisi tambahan mungkin juga ditetapkan dengan membatasi
jenis lokasi atau periode asset tersebut diperoleh atau dimiliki.
e. Hibah yang terkait dengan penghasilan adalah hibah pemerintah yang selain hibah
terkait dengan asset.

II. Hibah Pemerintah

Hibah Pemerintah, termasuk hibah nonmoneter pada nilai wajar, tidak boleh diakui
sampai terdapat keyakinan yang memadai bahwa :

a)      Entitas akan mematuh kondisi yang melekat pada hibah tersebut

b)     Hibah akan Diterima


Hibah pemerintah tidak diakui sampai terdapat keyakinan yang memadai bahwa entitas
akan mematuhi kondisi yang melekat pada hibah tersebut,dan hibah akan
diterima.Penerimaan atas hibah tidak dengan sendirinya memberikan bukti yang
meyakinkan bahwa kondisi yang melekat pada hibah telah atau akan dipenuhi.

Cara Penerimaah hibah tidak terdampak terhadap metode akuntansi yang digunakan
dalam kaitannya hibah dicatat dengan cara yang sama baik diterima dalam bentuk kas atau
sebagai pengurang liabilitas kepada pemerintah.

Pinjaman dapat dimaafkan (Forgivable Loans) dari pemerintah diperlakukan sebagai


hibah pemerintah jika terdapat keyakinan yang memadai bahwa entitas akan memnuhi
persyaratan untuk mendapatkan pembebasan pinjaman.

Manfaat atas pinjaman pemerintah yang memiliki suku bunga dibahwa suku bunga pasar
diperlakukan sebagai hibah pemerintah.Pinjaman tersebut diakui dan diukur sesuai dengan
PSAK  55(Revisi 2006):Instrumen Keunagan :Pengakuan dan Pengukuran.

Sekali suatu hibah pemerintah diakui,setiap asset kontinjensi  atau liabilitas  kontinjensi
yang terkait diperlakukan sesuai dengan PSAK 57 (Revisi 2009) :Provisi,Liabilitas
Kontinjensi,dan Aset Kontinjensi.

Hibah Pemerintah diakui dalam laba-rugi dengan dasar yang sistematis selama periode
entitas mengakui sebagai beban atas biaya terkait yang dimaksudkan akan
dikompensasikan dengan hibah.

Terdapat dua Pendekatan umum untuk akuntansi atas hibah pemerintah :

a) Pendekatan  Modal : Hibah diakui diluar laba – rugi


b) Pendekatan Penghasilan : Hibah diakui dalam Laba – rugi

Alasan yang mendukung pendekatan modal adalah sebagai berikut:

a) Hibah Pemerintah alat pembiayaan dan seharusnya dilakukan demikian dalam laporan
posisi keuangan daripada diakui dalam laba – rugi untuk saling hapus dengan pos-pos
biaya yang didanai hibah pemerintah.
b) Karena hibah tidak dihasilkan tetapi merupakan insentif yang diberikan pemerintah 
tanpa biaya terkait.
Alasan yang mendukung pendekatan penghasilan adalah sebagai berikut :

a) Hibah Pemerintah merupakan penerimaan dari suatu sumber selain dari pemegang
saham,hibah tidak boleh diakui secara langsung dalam ekuitas tetapi seharusnya
diakui dalam laba – rugi pasca periode yang sesuai.
b) Hibah pemerintah jarang sekali tanpa alasan.Entitas memperoleh hibah berdasarkan
kepatuhan  entitas terhadap kondisi yang ditentukan dan memenuhi kewajiban yang
akan dihadapi.
c) Dikarenakan pajak penghasilan dan pajak lain merupakan beban,hal tersebut logis
untuk memperlakukan hibah pemerintah,yang merupakan perpanjangan dari
kebajikan fiscal,dalam laba – rugi.

Point yang sangat mendasar atas pendekatan penghasilan  adalah hibah pemerintah diakui
dalam laba-rugi dengan pasar sistematis dan rasional selama periode entitas mengakui
sebagai beban atas biaya terkait yang dimaksudkan akan dikompensasikan dengan hibah.

Umumnya periode entitas mengakui biaya atau beban terkait hibah pemerintah dengan
mudah dapat diketahui.dengan demikian hibah yang diakui berdasarkan pengakuan beban
tertentu,diakui dalam laba-rugi pada periode yang sama dengan beban tersebut.demikian
pula,hibah terkait dengan asset yang dapat disusutkan biasanya diakui dalam laba-rugi
selama periode dan dalam proporsi pengakuan beban penyusutan asset tersebut.

Hibah yang terkait dengan aset yang tidak dapat disusutkan mungkin juga mensyaratkan
pemenuhan kewajiban  tertentu dan dengan demikian akan diakui dalam laba-rugi selama
periode terjadinya biaya untuk memenuhi kewajiban.

Hibah terkadang diterima sebagai bagian dari paket bantuan keuangan atau bantuan fiskal
dengan sejumlah kondisi terkait.dalam hal demikian,kehati-hatian  diperlukan dalam
mengidentifikasi kondisi yang menimbulkan biaya dan beban yang menentukan periode
dimana bantuan akan diperoleh.

Hibah Pemrintah yang menjadi piutang entitas sebagai kompensasi atas beban atau
kerugian yang telah terjadi atau dalam rangka dukungan keuangan segera kepada entitas
tanpa beban terkait dimasa depan,diakui dalam laba-rugi pada periode hibah tersebut
menjadi piutang.
Dalam keadaan tertentu,hibah pemerintah dapat diberikan dalam rangka dukungan
keuangan segera kepada entitas daripada sebagai insentif untuk melakukan pengeluaran
tertentu.Keadaan ini dapat memberikan hak untuk mengakui hibah dalam laba-rugi pada
periode entitas memenuhi kualifikasi  untuk menerima hiabh tersebut,dengan
pengungkapan yang cukup untuk memastikan bahwa dampaknya dapat dipahami secara
jelas.

Hibah Pemerintah dapat menjadi piutang entitas sebagai kompensasi atas beban atau
kerugian yang telah terjadi dalam periode sebelumnya.hibah tersebut diakui dalam laba-
rugi pada periode hibah menjadi piutang.

Hibah Pemerintah Nonmoneter

Hibah pemerintah dapat berbentuk penyerahan asset nonmoneter,seperti tanah atau


sumber daya lain,untuk menentukan nilai wajar asset nonmoneter dan menatat hibah dan
asset pada nilai wajar.

Penyajian Hibah Terkait dengan Aset

Hibah pemerintah terkait dengan asset,termasuk hibah nonmoneter pada nilai wajar,
disajikan dalam laporan posisi keuangan,baiik disajikan sebagai penghasilan ditangguhkan
atau hibah tersebut dicatat sebagai pengurang jumlah tercatat asset.

Terdapat dua metode penyajian dalam laporan keuangan hibah yang terkait dengan asset
dianggap sebagai alternative yang dapat diterima.

1. Metode pertama mengakui hibah sebagai penghasilan tangguhan yang diakui dalam
laba-rugi dengan dasar sistematis selama umur manfaat asset.
2. Metode yang kedua mengakui hibah sebagai pengurang dalam menghitung nilai tercatat
asset.hal tersebut dapat dijelaskan bahwa hibah diakui dalam laba-rugi selama umur
manfaat asset yang dapat disusutkan sebagai pengurang beban penyusutan.

Pembelian asset dan penerimaan hibah terkait dapat mneybabkan pergerakan besar dalam
arus kas entitas.untuk alasan ini dan untuk menunjukan investasi bruto atas asset,pergerakan
tersebut sering diungkapkan sebagai pos terpisah dalam laporan arus kas tanpa
memperhatikan apakah hibah tersebut dikurangkan atau tidak dari asset terkait untuk tujuan
penyajian laporan posisi keuangan.

Penyajian Hibah Terkait dengan Penghasilan

Hibah terkait dengan penghasilan terkadang disajikan sebagai kredit dalam laporan laba
rugi komprehensif.baik secara terpisah atau dalam pos umum seperti “penghasilan lain-lain
“atau alternatif lain, sebagai pengurang dalam beban terkait.

Jika entitas menyajikan komponen laba rugi dalam laporan laba rugi terpisah
sebagaimana dijelaskan dalam PSAK 1(revisi 2009)Penyusunan Laporan Keuangan pargaraf
79,maka entitas menyajikan hibah terkait dengan penghasilan sebagaimana disyaratkan
paragraph 30 dalam laporan laba-rugi tersendiri tersebut.

Beberapa alasan yang mendukung metode diatas adalah sebagai berikut :

Alasan Pendukung metode pertama menyatakan bahwa tidak tepat menentukan pos
penghasilan dan beban serta pemisahan hibah dari beban akan membantu membandingkan
dengan beban lain yang tidak dipengaruhi  oleh hibah.

Alasan Pendukung metode kedua menyatakan bahwa beban mungkin tidak akan
ditanggung oleh entitas jika bantuan tidak tersedia dan penyajian beban tanpa saling hapus
dengan hibah akan menyesatkan.

Kedua metode tersebut dianggap dapat diterima untuk penyajian hibah yang terkait
dengan penghasilan.

Pembayaran Kembali Hibah Pemerintah

Hibah pemerintah yang ternyata harus dibayar kembali diperlakukan sebagai perubahan
estimasi akuntansi (lihat PSAK 25 (revisi 2009)Pembayaran kembali atas hibah terkait
dengan penghasilan  diperhitungkan terlebih dahulu terhadap setiap saldo kreditditangguhkan
yang belum diamortisasi terkait dengan hibah tersebut.

Jika pembayaran kembali melebihi saldo kredit ditangguhkan atau tidak ada lagi saldo
kredit ditangguhkan,maka pembayaran kembali diakui segera dalam laba rugi.pembayaran
kembali atas hibah terkait dengan meningkatkan nilai tercatat asset atau mengurangi saldo
penghasilan tangguhan sebesar jumlah yang dibayar kembali. Akumulasi penyusutan
tambahan yang seharusnya diakui dalam laba rugi, seandainya hibah tidak ada, diakui segera
dalam laba rugi

Bantuan Pemerintah

Bantuan pemerintah yang dikecualikan dari definisi hibah pemerintah di paragraf 03


merupakan beberapa bentuk bantuan pemerintah yang tidak memiliki nilai yang memadai
bagi entitas dan transaksi dengan pemerintah yang tidak dapat dibedakan dari transaksi
perdagangan normal entitas.

Contoh bantuan yang tidak memiliki nilai yang memadai adalah saran teknis atau saran
pemasaran yang diberikan secara Cuma-Cuma dan ketentuan penjaminan.

Contoh bantuan yang tidak dapat dibedakan dari transaksi perdagangan normal entitas
adalah kebijakan pengadaan pemerintah yang menhasilkan sebagian penjualan entitas.

Signifikansi atas manfaat pada contoh diatas akan membuat pengungkapan sifat,luas,dan
lamanya bantuan diperlukan agar laporan keuangan tidak menyesatkan.

Dalam pernyataan ini,bantuan pemerintah tidak termasuk kebijakan infrastruktur melalui


perbaikan jaringan transportasi dan komunikasi umum serta penyediaan fasilitas yang
diperbaiki seperti pengairan dan penyaluran air yang tersedia terus menerus untuk
kepentingan seluruh masyarakat setempat.

Pengungkapan

Entitas mengungkapkan hal-hal berikut :

a) Kebijakan akuntansi yang digunakan untuk hibah pemerintah,termasuk metode penyajian


yang digunakan dalam laporan keuangan.
b) Sifat dan luas hibah pemerintah yang diakui dalam laporan keuangan dan indikasi dari
bentuk lain bantuan pemerintah yang mana entitas memperoleh manfaat langsungdari
bantuan tersebut.
c) Kondisi yang belum terepenuhi dan kontinjensi lain yang melekat atas bantuan
pemerintah yang telah diakui.
III. Ketentuan Transisi

Entitas yang menerapkan pernyataan ini untuk pertama kali :

a) Mematuhi persyaratan pengungkapan yang sesuai.


b) Memilih salah satu dari :
i. Menyesuaikan laporan keuangan terhadap perubahan kebijakan akuntansi sesuai
dengan PSAK 25 (revisi 2009): Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi
Akuntansi,dan Kesalahan.
ii. Menerapkan ketentuan akuntansi dalam pernyataan ini hanya untuk hibah atau
bagian dari hibah yang menjadi piutang atau harus dibayar kembali setelah
tanggal efektif pernyataan ini. (sumber: Ikatan Akuntan Indonesia,Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan,2010)

BANTUAN PEMERINTAH – TIDAK ADA RELASI SPESIFIK DENGAN AKTIVITAS


OPERASI

I. Permasalahan

Di beberapa negara, bantuan pemerintah kepada entitas mungkin ditujukan untuk


mendorong atau memberikan dukungan jangka panjang atas kegiatan usaha baik pada daerah
atau sektor industri tertentu. Syarat untuk menerima bantuan tersebut tidak secara khusus
terkait dengan aktivitas operasi entitas. Contoh dari bantuan tersebut adalah pengalihan
sumber daya oleh pemerintah kepada entitas yang: 

(a) beroperasi pada industri tertentu;


(b) melanjutkan operasi pada industri yang baru saja diprivatisasi; atau
(c) memulai atau melanjutkan usahanya pada daerah yang belum berkembang. 
Permasalahannya apakah bantuan pemerintah tersebut merupakan “hibah pemerintah” dalam
ruang lingkup PSAK 61 dan, oleh karenanya, dicatat sesuai dengan PSAK 61. 

II. Interpretasi

Bantuan pemerintah kepada entitas memenuhi definisi hibah pemerintah dalam PSAK 61,
bahkan jika tidak ada persyaratan yang secara spesifik terkait dengan aktivitas operasi entitas
selain persyaratan untuk beroperasi pada daerah atau sektor industri tertentu. Oleh karena itu,
hibah tersebut tidak boleh dikreditkan secara langsung kepada kepentingan pemegang
saham. 

VOLUNTARY WEALTH AND WELFARE

I. Pengertian

Organisasi kesehatan dan kesejahteraan sukarela (VHWO) menyediakan berbagai


layanan sosial. Organisasi-organisasi ini meminta dana dari komunitas secara luas dan
biasanya memberikan layanan mereka tanpa biaya, atau mereka mungkin mengenakan biaya
nominal kepada mereka yang mampu membayar. Pemerintah federal biasanya memberikan
status bebas pajak kepada organisasi-organisasi ini. SC 958 merangkum prinsip-prinsip
akuntansi dan pelaporan keuangan untuk VHWO. Informasi tambahan dapat diperoleh dari
berbagai sumber. Panduan Audit dan Akuntansi AICPA untuk Organisasi Nirlaba
mensyaratkan penggunaan prinsip akuntansi yang diterima secara umum untuk VHWO.
Mereka biasanya diaudit dan membuat laporan keuangan yang diaudit tersedia untuk
kontributor dan pihak lain yang tertarik untuk mengetahui tentang kondisi keuangan
organisasi dan cara organisasi menggunakan sumber dayanya. Sumber lain untuk pedoman
akuntansi dan pelaporan untuk VHWO adalah Standar Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
untuk Organisasi Kesehatan dan Kesejahteraan Sukarela yang diterbitkan oleh kelompok
gabungan Dewan Kesehatan Nasional, Majelis Nasional Organisasi Kesehatan Sukarela dan
Kesejahteraan Sosial, dan United Way of America. Buku standar, yang dikenal sebagai
"buku hitam" untuk warna sampulnya, merupakan upaya untuk memasukkan dalam satu
standar akuntansi dan pelaporan keuangan manual serta pengalaman aktual dari VHWO
terbesar di Amerika Serikat.

II. Laporan Keuangan untuk VHWO


ASC 958 mensyaratkan bahwa VHWO menyediakan laporan keuangan berikut: (1)
laporan posisi keuangan, (2) laporan aktivitas, (3) laporan arus kas, dan (4) laporan biaya
fungsional.
1) Laporan Posisi Keuangan
2) Laporan Aktivitas
3) Laporan Arus Kas

4) Laporan Biaya Fungsional


OTHER NOT PROFIT ENTITIES

I. Pengertian
Terdapat banyak jenis entitas nirlaba selain perguruan tinggi dan universitas, rumah sakit,
dan organisasi kesehatan dan kesejahteraan sukarela. Masyarakat kita sangat bergantung
pada organisasi semacam itu untuk kebutuhan keagamaan, pendidikan, sosial, dan rekreasi.
Contoh organisasi nirlaba (ONPO) lainnya adalah sebagai berikut:
II. Akuntansi untuk ONPO
Penerbitan ASC 958 telah berbuat banyak untuk membawa standar pelaporan keuangan
rumah sakit, organisasi kesehatan dan kesejahteraan sukarela, dan organisasi nirlaba lainnya
ke dalam kesepakatan. Selain standar FASB, Panduan Audit AICPA untuk Organisasi
Nirlaba memberikan panduan standar akuntansi dan pelaporan keuangan untuk ONPO. O
NPO sangat bervariasi dalam ukuran dan cakupan. Meskipun akuntansi akrual diperlukan
untuk semua ONPO, beberapa organisasi kecil beroperasi dengan basis kas sepanjang tahun
dan mengubahnya menjadi basis akrual pada akhir tahun. ONPO lain memiliki ribuan atau
bahkan jutaan anggota dan memiliki aset yang bernilai uang. Dari sudut pandang manajemen
aset dan prosedur pengendalian, organisasi tersebut mungkin hampir identik dengan badan
usaha besar. Kenyataan bahwa mereka tidak berbisnis untuk mendapatkan keuntungan dari
penjualan barang dan jasa terus membedakan beberapa aspek pelaporan keuangan untuk
ONPO dari aspek entitas bisnis.

Anda mungkin juga menyukai