Anda di halaman 1dari 59

IPSAS 1 – PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

Kajian

Pendahuluan
International Public Sector Accounting Standard (IPSAS) 1 diadaptasi dari
International Accounting Standard (IAS) 1 (revisi Desember 2003), “Presentation
of Financial Statements” yang dipublikasikan oleh International Accounting
Standard Board (IASB) dari International Federation of Accountans (IFAC) dengan
izin dari International Accounting Standard Committee Federations (IASCF).

Tujuan
Tujuan pernyataan ini adalah untuk mengatur bagaimana laporan keuangan
seharusnya disajikan agar dapat dibandingkan, baik dengan laporan keuangan
entitas periode sebelumnya maupun dengan laporan keuangan entitas lain. Untuk
mencapai tujuan ini, Standar ini menetapkan seluruh pertimbangan (overall
considerations) untuk penyajian laporan keuangan (dijelaskan pada bagian
selanjutnya), pedoman untuk strukturnya, dan persyaratan minimum untuk isi dari
laporan keuangan yang disusun dengan basis akuntansi akrual. Pengakuan,
pengukuran, dan pengungkapan transaksi-transaksi spesifik dan peristiwa-
peristiwa yang lain, diatur dalam Standar Akuntansi Internasional Sektor Publik
lainnya.

Ruang Lingkup
Standar ini harus diaplikasikan pada seluruh tujuan umum laporan keuangan yang
disiapkan dan disajikan dengan basis akrual. Standar ini diaplikasikan dalam
seluruh entitas yang mempersiapkan laporan keuangan konsolidasian atau
laporan keuangan terpisah seperti yang telah dijelaskan pada IPSAS 6, “Laporan
Keuangan Kondolidasian dan Terpisah.” Standar ini digunakan oleh seluruh
entitas sektor publik selain dari Badan Usaha Pemerintah (Goverment Business
Enterprises).

Prinsip Fundamental
- Going Concern
Laporan Keuangan disusun dengan mempertimbangkan keberlanjutan entitas
untuk terus beroperasi. Laporan keuangan disusun menggunakan basis going
concern kecuali terdapat niatan untuk melikuidasi seluruh entitas maupun
menghentikan operasi.
- Konsistensi
Penyajian dan klasifikasi akun dalam laporan keuangan harus dipertahankan
dari satu periode ke periode lainnya kecuali:
(i) Perubahan signifikan pada operasi entitas yang mengakibatkan
penggunaan penyajian dan klasifikasi yang digunakan kurang tepat
(ii) IPSAS menyaratkan perubahan dalam penyajian

- Materialitas dan Agregasi


Setiap kelas material akun sejenis disajikan terpisah dalam laporan keuangan.
Akun yang tidak memiliki kesamaan jenis maupun fungsi harus disajikan
terpisah kecuali akun tersebut tidak material.

Definisi

 Basis Akrual
Transaksi dan peristiwa lainnya atas aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan,
dan pengeluaran diakui ketika hal tersebut terjadi (tidak hanya ketika kas
diterima atau dikeluarkan).

 Aset
Sumber daya yang dikuasai oleh entitas sebagai akibat dari peristiwa di masa
lalu dengan manfaat ekonomi masa depan atau potensi jasa yang akan
diperoleh.

 Kontribusi Pemilik (Contributions from owners)


Manfaat ekonomi masa depan atau potensi layanan selain kewajiban entitas
yang telah dikontribusikan oleh pihak eksternal pada entitas, yang:
a. Menyampaikan hak atas distribusi manfaat masa depan atau potensi
layanan entitas serta distribusi kelebihan aset; dan/atau
b. Dapat dijual, ditukar, ditransfer atau ditebus.

 Distribusi pada Pemilik (Distributions to owners)


Manfaat ekonomi masa depan atau potensi layanan yang didistribusikan oleh
entitas pada sebagian atau seluruh pemiliknya sebagai return on investment
atau return of investment.

 Entitas Ekonomi
Sekelompok entitas yang meliputi entitas pengontrol serta satu atau lebih
entitas yang dikontrol.

 Beban
Pengurangan manfaat ekonomi atau potensi layanan pada periode pelaporan
dalam bentuk pengeluaran atau konsumsi atas atau munculnya kewajiban
yang mengakibatkan pengurangan net aset/ekuitas, selain hal – hal terkait
distribusi pada pemilik.

 Perusahaan Bisnis Pemerintah


Entitas yang memiliki karakteristik berikut:
a. Entitas dengan kekuatan kontrak atas namanya sendiri;
b. Otoritas finansial dan operasional telah ditetapkan untuk melaksanakan
bisnis;
c. Menjual barang dan jasa pada entitas lain untuk mendapatkan profit atau
pengembalian penuh beban;
d. Tidak bergantung pada pendanaan pemerintah untuk going concern
(selain pembelian output dengan arm length); dan
e. Dikuasai oleh entitas sektor publik.

 Impraktibilitas
Entitas tidak dapat mengaplikasikan persyaratan setelah berusaha untuk
melaksanakannya.

 Kewajiban
Kewajiban suatu entitas saat ini yang muncul akibat peristiwa di masa lalu,
diekspektasikan penyelesaiannya adalah arus keluar dari entitas atas sumber
daya yang memiliki manfaat ekonomi atau potensi layanan.

 Material
Penghapusan atau kesalahan dalam penyajian dianggap material jika dapat
mempengaruhi keputusan atau penilaian pengguna akan laporan keuangan.
Materialitas bergantung pada sifat dan ukuran penghapusan atau kesalahan
dalam penyajian kondisi sekitar.

 Net Aset/Ekuitas
Nilai residu aset suatu entitas setelah dikurangi oleh kewajibannya.

 Catatan Atas Laporan Keuangan


Mengandung informasi tambahan laporan posisi keuangan, laporan performa
keuangan, laporan perubahan net aset/ekuitas dan laporan arus kas. Catatan
menyediakan deskripsi naratif atau disagreasi hal – hal yang diungkapkan
serta informasi mengenai hal – hal yang tidak diakui pada laporan keuangan
tersebut.

 Pendapatan
Arus masuk manfaat ekonomi atau potensi layanan bruto pada periode
pelaporan ketika arus masuk tersebut mengakibatkan peningkatan pada net
aset/ekuitas, selain peningkatan yang mengakibatkan kontribusi dari pemilik.

 Entitas Ekonomi
sekelompok entitas yang terdiri dari pengendali entitas dan satu atau lebih
entitas yang dikendalikan. (“administrative entity,” “financial entity,”
“consolidated entity” and “group”)

 Manfaat Ekonomi Masa Depan atau Potensi Jasa


- Aset yang digunakan untuk menghasilkan arus kas masuk bersih sering
digambarkan sebagai mewujudkan "Future Economic Benefits".
- Aset yang yang digunakan untuk memberikan barang dan jasa sesuai
dengan tujuan entitas tetapi tidak langsung menghasilkan arus kas masuk
bersih sering digambarkan sebagai mewujudkan "Service Potential".
 Badan Usaha Pemerintah
Perusahaan perdagangan maupun perusahaan keuangan yang beroperasi
untuk menghasilkan keuntungan, meskipun beberapa diantaranya mungkin
memiliki kewajiban pelayanan masyarakat terbatas dengan barang dan jasa
secara cuma-cuma atau dengan biaya yang dikurangi secara signifikan.
Badan Usaha Pemerintah adalah suatu entitas yang memiliki semua
karakteristik, sebagai berikut:
a) Memiliki kekuatan untuk melakukan kontrak atas namanya sendiri;
b) Telah diberikan otoritas keuangan dan operasional untuk
melakukan bisnis;
c) Menjual barang dan jasa, dalam kegiatan usahanya normalnya
d) Tidak bergantung pada dana pemerintah untuk terus going concern
e) Dikendalikan oleh entitas sektor publik.

 Materialitas
suatu kondisi jika tidak tersajikannya atau salah saji suatu informasi akan
mempengaruhi keputusan atau penilaian pengguna yang dibuat atas dasar
laporan keuangan. Materialitas tergantung pada hakikat atau besarnya pos
atau kesalahan yang dipertimbangkan dari keadaan khusus di mana
kekurangan atau salah saji terjadi.

Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan laporan yang terstruktur mengenai posisi keuangan


dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan umum laporan keuangan adalah
menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas
entitas yang bermanfaat bagi para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi
keputusan mengenai alokasi sumber daya. Secara khusus, tujuan pelaporan
keuangan pada sektor publik adalah untuk menyajikan informasi yang berguna
untuk pengambilan keputusan dan untuk menunjukkan akuntabilitas entitas atas
sumber daya yang dipercayakan kepadanya, dengan:
a) Menyediakan informasi mengenai sumber, alokasi dan penggunaan
sumber daya keuangan;
b) menyediakan informasi mengenai cara entitas pelaporan mendanai
aktivitasnya dan memenuhi kebutuhan kasnya;
c) menyediakan informasi yang berguna untuk mengevaluasi kemampuan
entitas dalam mendanai aktivitasnya dan untuk memenuhi kewajiban dan
komitmennya;
d) menyediakan informasi mengenai kondisi keuangan suatu entitas dan
perubahan di dalamnya;
e) menyediakan informasi agregat yang berguna dalam mengevaluasi kinerja
entitas dalam hal biaya pelayanan, efisiensi dan pencapaian.
Laporan keuangan untuk tujuan umum juga mempunyai peranan prediktif dan
prospektif, menyediakan informasi yang berguna untuk memprediksi besarnya
sumber daya yang dibutuhkan untuk operasi yang berkelanjutan, sumberdaya
yang dihasilkan dari operasi yang berkelanjutan, serta risiko dan ketidakpastian
yang terkait. Pelaporan keuangan juga menyajikan informasi bagi pengguna
mengenai:
a) indikasi apakah sumber daya telah diperoleh dan digunakan sesuai dengan
anggaran; dan
b) indikasi apakah sumber daya diperoleh dan digunakan sesuai dengan
ketentuan hukum dan persyaratan kontraktual, termasuk batas anggaran
yang ditetapkan oleh pihak legislatif yang berwenang.

Untuk memenuhi tujuan umum ini, laporan keuangan menyediakan informasi


mengenai entitas dalam hal:
a) aset;
b) kewajiban;
c) ekuitas;
d) pendapatan;
e) beban;
f) perubahan lain pada aset bersih/ekuitas; dan
g) arus kas.

Informasi dalam laporan keuangan tersebut relevan untuk memenuhi tujuan


sebagaimana terdapat dalam paragraf 15, namun tidak dapat sepenuhnya
memenuhi tujuan tersebut. Hal ini mungkin terutama terjadi sehubungan dengan
entitas yang tujuan utamanya mungkin tidak menghasilkan keuntungan, karena
manajer cenderung bertanggung jawab atas pencapaian pemberian layanan dan
juga tujuan keuangan. Informasi tambahan, termasuk laporan non-keuangan,
dapat dilaporkan bersama-sama dengan laporan keuangan untuk memberikan
gambaran yang lebih komprehensif mengenai aktivitas suatu entitas pelaporan
selama satu periode.

Tanggung Jawab Pelaporan Keuangan

Tanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan bervariasi di


dalam dan di seluruh yurisdiksi. Selain itu, yurisdiksi dapat melukiskan perbedaan
antara yang bertanggung jawab untuk mempersiapkan laporan keuangan dan
siapa yang bertanggung jawab untuk menyetujui atau menyajikan laporan
keuangan. Contoh: orang atau posisi yang mungkin bertanggung jawab atas
penyusunan laporan keuangan individu suatu entitas (seperti departemen
pemerintah atau setara mereka) termasuk individu yang mengepalai entitas
(kepala tetap atau kepala eksekutif) dan kepala badan keuangan pusat (atau
pejabat keuangan senior, seperti pengendali atau akuntan-umum).
Tanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan konsolidasian pemerintah
secara keseluruhan biasanya bertumpu bersama dengan kepala dari badan
keuangan pusat (atau pejabat keuangan senior, seperti pengendali atau akuntan
umum) dan menteri keuangan (atau yang setara).

Pertimbangan Keseluruhan (Overall Considerations)

Fair Presentation and Compliance with International Public Sector


Accounting Standards Fair
Standar menjelaskan bahwa penyajian secara wajar membutuhkan representasi
dari setiap pengaruh transaksi, peristiwa dan kondisi dengan definisi dan kriteria
pengakuan aset, kewajiban, pendapatan dan beban yang ditetapkan dalam
IPSAS.

Compliance
Suatu entitas yang laporan keuangannya mengikuti Standar Akuntansi
Internasional Sektor Publik harus membuat pernyataan eksplisit dan menunjukan
kepatuhan dalam catatan atas laporan keuangan. Laporan Keuangan tidak dapat
disebut sebagai mengikuti Standar, kecuali mereka mematuhi semua persyaratan
yang teradapat pada Standar Akuntansi Internasional Sektor Publik. Standar ini
mengharuskan bahwa dalam keadaan yang sangat langka, di mana manajemen
menyimpulkan bahwa kepatuhan atas persyaratan dalam IPSAS akan sangat
menyesatkan serta bahwa hal itu akan bertentangan dengan tujuan keuangan
yang diatur dalam IPSAS 1, berangkat dari kebutuhan, kecuali keberangkatan
dilarang oleh kerangka peraturan yang relevan. Dalam kedua kasus tersebut,
entitas diperlukan untuk membuat pengungkapan tertentu.
Ketika entitas berangkat dari sebuah kebutuhan sebagaimana dimaksud diatas, ia
harus mengungkapkan:
 Manajemen telah menyimpulkan bahwa laporan keuangan disajikan secara
wajar atas posisi keuangan entitas, kinerja keuangan dan arus kas;
 Telah memenuhi Standar Akuntansi Sektor Publik yang berlaku Internasional,
kecuali bahwa ia telah meninggalkan sebuah persyaratan tertentu untuk
mencapai penyajian secara wajar;
 Judul Standar pada entitas yang telah berangkat, yang sifat keberangkatan,
termasuk perlakuan yang disyaratkan standar, alasan mengapa perlakuan
akan menyesatkan dalam situasi bahwa akan bertentangan dengan objektif
laporan keuangan yang ditetapkan dalam IPSAS, dan perlakuan yang
diadopsi, dan
 Untuk setiap periode yang disajikan, dampak keuangan dari keberangkatan
pada setiap item dalam laporan keuangan akan dilaporkan untuk memenuhi
kebutuhan.
Going Concern
Ketika mempersiapkan laporan keuangan, penilaian kemampuan atas suatu
entitas untuk terus going concern harus dilakukan. Penilaian ini harus dilakukan
oleh mereka yang bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan.
Laporan keuangan harus disusun dengan dasar going concern, kecuali ada niat
untuk melikuidasi perusahaan tersebut, menghentikan operasi, atau jika tidak ada
alternatif yang realistis.
Ketika orang yang bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan telah
menyadari, dalam membuat penilaian mereka, ketidakpastian materi yang terkait
dengan peristiwa atau kondisi yang dapat menimbulkan keraguan signifikan
terhadap kemampuan entitas untuk going concern, ketidakpastian tersebut harus
diungkapkan. Ketika laporan keuangan tidak disusun berdasarkan asumsi going
concern, fakta harus diungkapkan bersama dengan dasar disusunnya Laporan
keuangan dan alasan mengapa entitas tidak dianggap sebagai usaha yang going
concern.
Consistency of Presentation
Penyajian dan klasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan harus dipertahankan
dari satu periode ke periode berikutnya kecuali:
- Adanya kejelasan, mengenai perubahan signifikan dalam sifat operasi entitas
atau review laporan keuangan, penyajian atau klasifikasi akan lebih sesuai
dengan memperhatikan kriteria seleksi dan penerapan kebijakan akuntansi
pada IPSAS 3; atau
- Standar Akuntansi Internasional Sektor Publik membutuhkan perubahan
dalam penyajian.
Materiality and Aggregation
Setiap hal yang material dari pos-pos serupa harus disajikan terpisah dalam
laporan keuangan. Pos-pos yang berbeda sifat atau fungsi harus disajikan secara
terpisah kecuali mereka tidak material.
Offsetting
Aktiva dan kewajiban, serta pendapatan dan beban, tidak dapat saling offsetting
kecuali diperlukan atau diijinkan oleh Standar Akuntansi Internasional Sektor
Publik.
Comparative Information
Kecuali bila Standar Akuntansi Internasional Sektor Publik memungkinkan atau
mengharuskan sebaliknya, informasi komparatif harus diungkapkan
sehubungan/berkaitan dengan periode sebelumnya untuk semua jumlah yang
dilaporkan dalam laporan keuangan. Informasi komparatif harus dimasukkan
sebagai naratif dan informasi deskriptif apabila relevan dalam memahami laporan
keuangan periode berjalan.

Apabila penyajian atau klasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan pernyataan


diubah, jumlah komparatif akan direklasifikasi, kecuali reklasifikasi tersebut tidak
praktis. Ketika jumlah komparatif tersebut direklasifikasi, suatu entitas harus
mengungkapkan:
- Sifat reklasifikasi tersebut;
- Jumlah setiap item atau kelas item yang dipindahkan, dan
- Alasan dari reklasifikasi tersebut.

Ketika tidak praktis untuk mereklasifikasi jumlah komparatif, suatu entitas harus
mengungkapkan:
- alasan untuk tidak mereklasifikasi jumlah, dan
- sifat dari penyesuaian yang seharusnya dilakukan jika jumlah telah
direklasifikasi.

Komponen-Komponen Laporan Keuangan

Disebutkan dalam IPSAS paragraf 21, satu set lengkap laporan keuangan akrual
secara umum terdiri dari enam komponen berikut:
1. Statement of Financial Position (Laporan Posisi Keuangan)
2. Statement of Financial Performance (Laporan Kinerja
Keuangan/Laporan Operasional)
3. Statement of Changes in Net Assets/Equity (Laporan Perubahan dalam
Aset Bersih/Ekuitas)
4. Statement of Cash Flows (Laporan Arus Kas)
5. ketika entitas membuat anggaran yang disetujui yang tersedia untuk
umum, perbandingan anggaran dan jumlah sebenarnya baik sebagai
laporan keuangan tambahan terpisah atau sebagai kolom anggaran
dalam laporan keuangan; dan
6. Accounting Policies and Notes to The Financial Statements (Kebijakan
Akuntansi dan Catatan atas Laporan Keuangan)

Seluruh laporan keuangan tersebut dilengkapi dengan informasi komparatif


minimal 1 tahun sebelumnya.

Komponen yang tercantum seperti di atas dirujuk oleh berbagai nama, baik di
dalam maupun di seluruh yurisdiksi. Laporan posisi keuangan dapat juga disebut
sebagai neraca atau laporan aset dan kewajiban. Laporam kinerja keuangan juga
dapat disebut sebagai laporan pendapatan dan pengeluaran, laporan laba rugi,
laporan operasi, atau laporan keuntungan dan kerugian. Catatan bisa termasuk
item yang disebut sebagai jadwal di beberapa yurisdiksi.

Laporan keuangan memberi informasi pada pengguna tentang sumber daya


entitas dan kewajiban pada tanggal pelaporan dan arus sumber daya diantara
tanggal pelaporan. Informasi ini berguna bagi pengguna untuk membuat penilaian
kemampuan suatu entitas untuk terus menyediakan barang dan jasa pada tingkat
tertentu, dan tingkat sumber daya yang mungkin perlu disediakan entitas di masa
depan sehingga dapat terus memenuhi kewajiban penyampaian jasa.

Entitas sektor publik biasanya tunduk pada batas anggaran dalam bentuk alokasi
atau otorisasi anggaran (atau yang setara), yang mungkin diberikan dampak
melalui otorisasi undang-undang. Pelaporan keuangan tujuan umum oleh entitas
sektor publik dapat memberikan informasi tentang apakah sumber daya diperoleh
dan digunakan sesuai dengan anggaran yang diadopsi secara hukum. Entitas
yang membuat anggaran yang disetujui yang tersedia untuk umum diwajibkan
untuk memenuhi persyaratan IPSAS 24, "Penyajian Informasi Anggaran dalam
Laporan Keuangan”. Untuk entitas lain, dimana laporan keuangan dan anggaran
adalah sama dengan akuntansi, standar ini mendorong pencantuman dalam
laporan keuangan dibandingkan dengan jumlah yang dianggarkan untuk periode
pelaporan. Pelaporan terhadap anggaran untuk entitas ini dapat disajikan dalam
berbagai cara yang berbeda, termasuk:
a) Penggunaan format kolom untuk laporan keuangan, dengan kolom
terpisah untuk jumlah yang dianggarkan dan jumlah sebenarnya. Sebuah
kolom yang menunjukkan varians dari anggaran atau apropriasi juga
disajikan, untuk kelengkapan; dan
b) Pengungkapan bahwa jumlah yang dianggarkan belum terlampaui. Jika
ada jumlah atau alokasi yang dianggarkan telah terlampaui, atau biaya
yang dikeluarkan tanpa penggunaan atau bentuk kewenangan lainnya,
maka rincian dapat diungkapkan dengan cara catatan kaki ke item yang
relevan dalam laporan keuangan.

Entitas didorong untuk menyajikan informasi tambahan untuk membantu


pengguna dalam menilai kinerja entitas, dan pengelolaan asetnya, dan juga
membuat dan mengevaluasi keputusan tentang alokasi sumber daya. Informasi
tambahan ini mungkin mencakup rincian tentang output dan outcome entitas
dalam bentuk indikator kinerja, laporan kinerja pelayanan, review program dan
laporan manajemen lainnya mengenai pencapaian entitas selama periode
pelaporan.

Entitas juga didorong untuk mengungkapkan informasi tentang kepatuhan


terhadap peraturan legislatif, regulatory atau peraturan eksternal lainnya. Ketika
informasi tentang kepatuhan tidak dimasukkan dalam laporan keuangan, itu
mungkin berguna untuk catatan untuk merujuk ke dokumen yang menyertakannya
informasi. Pengetahuan tentang ketidakpatuhan mungkin relevan utnuk tujuan
akuntabilitas dan dapat mempengaruhi penilaian pengguna terhadap kinerja
entitas dan arah operasi masa depan. Ini mungkin juga mempengaruhi keputusan
tentang sumber daya yang akan dialokasikan untuk entitas di masa depan.

Struktur dan Isi


Standar ini mensyaratkan adanya pengungkapan tertentu pada lembar muka
laporan posisi keuangan, laporan kinerja keuangan dan laporan perubahan ekuitas
dan mewajibkan pengungkapan item lainnya baik di lembar muka laporan atau
pada catatan.
Standar ini menggunakan istilah pengungkapan dalam arti yang seluas-luasnya,
meliputi pos-pos yang disajikan dalam setiap lembar muka laporan keuangan
maupun dalam Catatan atas Laporan Keuangan. Pengungkapan juga disyaratkan
oleh IPSAS lainnya. Kecuali ada standar yang mengatur sebaliknya,
pengungkapan yang demikian dibuat pada lembar muka laporan keuangan yang
relevan atau dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

Identifikasi Laporan Keuangan


Laporan keuangan diidentifikasi dan dibedakan secara jelas dari informasi lainnya
dalam dokumen terbitan yang sama.
Setiap komponen laporan keuangan harus diidentifikasi secara jelas. Di samping
itu, informasi berikut harus dikemukakan secara jelas dan diulang pada setiap
halaman laporan bilamana perlu untuk memperoleh pemahaman yang memadai
atas informasi yang disajikan:
a) nama entitas pelaporan atau sarana identifikasi lainnya;
b) cakupan laporan keuangan, apakah satu entitas tunggal atau
konsolidasian dari beberapa entitas pelaporan;
c) tanggal pelaporan atau periode yang dicakup oleh laporan keuangan, yang
sesuai dengan komponen-komponen laporan keuangan;
d) mata uang pelaporan; dan
e) tingkat ketepatan yang digunakan dalam penyajian angka-angka pada
laporan keuangan.

Periode Pelaporan
Laporan keuangan disajikan sekurang-kurangnya sekali dalam setahun. Dalam
situasi tertentu, tanggal laporan suatu entitas berubah dan laporan keuangan
tahunan disajikan dengan suatu periode yang lebih panjang atau lebih pendek dari
satu tahun, entitas pelaporan mengungkapkan informasi berikut:
a) alasan penggunaan periode pelaporan yang lebih panjang atau pendek; dan
b) fakta bahwa jumlah-jumlah komparatif untuk laporan tertentu seperti laporan
kinerja keuangan, laporan perubahan aktiva bersih/ekuitas, laporan arus kas
dan catatan terkait tidak sepenuhnya dapat diperbandingkan.
Dalam situasi tertentu suatu entitas pelaporan harus mengubah tanggal
pelaporannya, misalnya sehubungan dengan adanya perubahan tahun anggaran.
Pengungkapan atas perubahan tanggal pelaporan adalah penting agar pengguna
menyadari kalau jumlah-jumlah yang disajikan untuk periode sekarang dan jumlah-
jumlah komparatif tidak dapat diperbandingkan. Contoh selanjutnya adalah dalam
masa transisi dari akuntansi berbasis kas ke akrual, suatu entitas pelaporan
mengubah tanggal pelaporan entitas-entitas akuntansi yang berada dalam entitas
pelaporan untuk memungkinkan penyusunan laporan keuangan konsolidasian.
Tepat Waktu
Kegunaan laporan keuangan berkurang bilamana laporan tidak tersedia bagi
pengguna dalam suatu periode tertentu setelah tanggal pelaporan. Faktor-faktor
yang dihadapi seperti kompleksitas operasi suatu entitas pelaporan bukan
merupakan alasan yang cukup atas kegagalan pelaporan yang tepat waktu.
Tenggat waktu yang lebih spesifik diatur dalam undang-undang dan peraturan di
banyak yurisdiksi.

Laporan Posisi Keuangan (Statement of Financial Position)


IPSAS 1 menyebutkan bahwa item yang disajikan dalam Neraca paling tidak
mencakup hal-hal sebagai berikut :
a. Property, Plant, and Equipment (Aset Tetap);
b. Properti investasi;
c. Intangible assets;
d. Financial Assets (kecuali pada poin {d},{f}, dan {h} di bawah};
e. Investasi yang dihitung dengan metode ekuitas
f. Inventories (persediaan);
g. Recoverable from non-exchange transactions, including taxes and
transfers;
h. Receivables from exchange transactions;
i. Kas dan setara kas;
j. Utang pajak dan Utang transfer;
k. Provisi
l. Liabilitas Tidak lancar
m. Payables under exchange transactions;
n. Minority Interest;
o. Net Assets/ Ekuitas
.
Suatu entitas harus menentukan apakah akan memisahkan antara aset mana
yang tergolong lancar dan tidak,begitu pula dengan kewajiban. Apabila suatu
entitas memilih untuk tidak menggunakan klasifikasi tersebut, maka aset dan
liabilitas harus disajikan sejelas mungkin berdasarkan tingkat likuiditasnya.
Metode penyajian manapun yang digunakan, entitas harus mengungkapkan tiap
item dalam aset dan liabilitas yang merupakan gabungan antara nilai yang
diharapkan untuk diperoleh atau ditetapkan sebelum dan sesudah dua belas bulan
setelah tanggal neraca serta nilai yang diharapkan untuk diperoleh atau ditetapkan
setelah lebih dari dua belas bulan.
Informasi tanggal jatuh tempo (maturity date) atas aset dan liabilitas berguna
dalam menilai likuiditas dan solvabilitas suatu entitas. Pedoman pengungkapan
jatuh tempo aset keuangan dan liabilitas keuangan terdapat dalam Standar
Akuntansi Internasional (IAS) 32, " Instrumen Keuangan (Finacial Instrument) :
Penyajian dan Pengungkapan". Yang tergolong dalam Aset keuangan termasuk
piutang penjualan dan piutang lainnya; sedangkan liabilitas keuangan termasuk
pula utang penjualan dan utang lainnya. Informasi tentang perkiraan tanggal
perolehan dan penyelesaian aset serta liabilitas non-moneter, seperti persediaan
dan provisi, juga berguna untuk menentukan apakah aktiva dan kewajiban akan
diklasifikasikan dalam kategori lancar atau tidak lancar.

Aset Lancar (Current Assets)


Suatu aset harus diklasifikasikan sebagai aset lancar apabila:
a) Diharapkan dapat terealisasi, atau ditahan untuk dijual atau dikonsumsi,
pada siklus operasi normal entitas;
b) Ditahan untuk jangka pendek atau yang tujuan utamanya untuk dijual
(trade)
c) Diharapkan dapat direalisasikan dalam waktu dua belas bulan setelah
tanggal pelaporan; atau
d) Merupakan kas atau setara kas.
Aset di luar kategori tersebut harus diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar.

Untuk periode jangka panjang, IPSAS menggunakan istilah “non-current assets”


(aset tidak lancar) antara lain pada: 1). aset tak berwujud (intangible), 2). aset
operasional (operating), dan 3), aset keuangan (financial). Walaupun demikian,
dalam paragraf 79, untuk piutang pajak (tax receivable), piutang biaya pengguna
(user charge receivable), piutang denda dan biaya resmi (fines and regulatory fees
receivable), persediaan dan pendapatan investasi (inventories and accrued
investment revenue) yang dapat direalisasi, dikonsumsi, maupun dijual sebagai
bagian dari siklus oprasi normal, bahkan ketika aset tersebut di atas tidak
terealisasi dalam waktu 12 bulan, tetap dapat digolongkan sebagai Current assets.

Liabilitas Lancar (Current Liabilities)


Sementara itu paragraf 80 menyebutkan suatu liabilitas harus diklasifikan sebagai
liabilitas lancar apabila :
a) diharapkan dapat dilunasi pada siklus operasi normal entitas; atau
b) jatuh tempo dalam 12 bulan pada periode tersebut.
Liabilitas lain di luar kategori tersebut diklasifikasikan sebagai liabilitas tidak lancar.

Beberapa liabilitas seperti utang transfer pemerintah (government transfers


payable) dan utang gaji pegawai (accruals for employee) serta operating cost
lainnya, menjadi bagian dari working capital yang digunakan pada siklus operasi
normal suatu entitas, digolongkan dalam current liabilities meskipun jangka waktu
pelunasannya lebih dari 12 bulan sejak tanggal neraca.
Liabilitas lancar lainnya (Other current liabilities) ada juga yang tidak termasuk
dalam siklus operasi saat ini (current operating cycle), namun jatuh tempo dalam
12 bulan tanggal neraca. Contohnya, bagian saat ini dari interest-bearing liabilities,
bank overdraft, utang dividen, penerimaan pajak dan utang non-penjualan lainnya
(non-trade payables). Interest-bearing liabilities yang menyediakan pembiayaan
working capital untuk basis jangka panjang, yang tidak jatuh tempo dalam waktu
12 bulan, bukan tergolong liabilitas lancar (non-current liabilities).
Terkait dengan Interest-bearing liabilities, paragraf 83 menyebutkan bahwa suatu
entitas harus terus menerus mengklasifikasikan long-term interest-bearing
liabilities –nya sebagai liabilitas tidak lancar, walaupun jatuh tempo dalam 12 bulan
tanggal pelaporan di neraca, apabila :
a. tujuan awalnya untuk periode lebih dari 12 bulan;
b. entitas berniat untuk melakukan pembiayaan ulang (refinancing)
kewajibannya menjadi basis jangka panjang; dan
c. niat tersebut didukung dengan perjanjian pembiayaan ulang (refinancing),
atau penjadwalan ulang (reschedule) pembayaran, yang diselesaikan
sebelum laporan keuangan disetujui.

Jumlah liabilitas apapun yang dikecualikan dari liabilitas lancar yang tersebut di
atas, bersama dengan informasi yang mendukung penyajian, harus diungkapkan
pada catatan atas laporan keuangan (notes).

Informasi yang Disajikan dalam Neraca atau dalam Catatan Atas Laporan
Keuangan
Entitas harus mengungkapkan baik dalam neraca maupun catatan atas laporan
keuangan, sub-klasifikasi lebih lanjut terhadap item yang disajikan (dalam laporan
keuangan) disesuaikan dengan jenis operasi dari entitas masing-masing.
Tiap item harus disub-klasifikasikan berdasarkan sifatnya (nature) serta jumlah
yang terutang maupun yang tertagih dari entitas, entitas anak yang dikendalikan,
serta pihak-pihak lain yang masih berhubungan. Item tersebut harus diungkap dan
disajikan secara terpisah.

Penjelasan lengkap dalam sub-klasifikasi tersebut, baik dalam neraca maupun


dalam notes bervariasi untuk tiap item, sebagai contoh:
a. Aset berwujud harus diklasifikasikan sesuai dalam tiap kelas sesuai standar
yang membahas akuntansi untuk Plant, Property, & Equipment
b. Piutang ditentukan antara nilai tertagih dari user charge, pajak, dan
pendapatan non resiprokal lain, piutang pihak terkait, pembayaran di muka,
dan nilai lainnya.
c. Persediaan (Inventories) disub-diklasifikasikan sesuai standar membahas
akuntansi untuk persediaan, yaitu diklasifikasikan seperti barang dagangan
(merchandise), perlengkapan produksi (production supplies), work in
progress dan barang jadi (finished goods).
d. Pajak dan utang transfer (transfer payable) ditentukan antara hutang
pengembalian pajak, hutang transfer, dan jumlah yang harus dibayar pada
entitas ekonomi lain.
e. Provisi ditentukan dengan menunjukkan provisi untuk biaya manfaat
pegawai (employee benefit cost) yang dipisahkan, dan untuk yang lainnya
diklasifikasikan sesuai dengan jenis operasi entitas masing-masing.
f. Komponen net aset/ekuitas ditentukan dengan memisahkan antara
contributes capital, akumulasi surplusdan deficit , serta cadangan lainnya

Sementara itu, dalam IPSAS turut disebutkan mengenai perlakuan share capital
yang ada dalam suatu entitas. Dalam paragraf 95 disebutkan bahwa apabila suatu
entitas tidak mempunyai share capital, maka harus ada pengungkapan terpisah
pada neraca maupun notes mengenai :
a. Net aset/ekuitas,yang menunjukkan pemisahan:
 Contributed capital, sebagai nilai total pada tanggal pelaporan kontribusi
dari pemilik, dikurangi distribusi pada pemilik;
 diakumulasi surplus atau deficit;
 cadangan, termasuk penjelasan dan tujuan dari tiap cadangan dalam net
aset/ekuitas
 minority Interest (kepemilikan minoritas)
b. Nilai distribusi (diluar pengembalian modal –return of capital) yang diusulkan
(proposed) atau dikeluarkan (declared) setelah tanggal pelaporan namun sebelum
laporan keuangan diotorisasi untuk dipublikasikan.

Begitu pula dalam paragraf 98, apabila suatu entitas mempunyai share capital,
juga perlu pengungkapan baik dalam neraca maupun notes sebagaimana dalam
paragraf 95 ditambah :
a. Untuk tiap jenis share capital :
 jumlah share yang dikeluarkan (authorized);
 jumlah share yang diterbitkan (isuued) dan dibayar penuh, serta
yang diterbitkan namun tidak dibayar penuh;
 Nilai par tiap share, atau share yang tidak mempunyai niai par;
 Rekonsiliasi antara jumlah share yang beredar pada awal dan akhir
tahun;
 Hak (rights), pilihan (preferences), dan batasan (restrictions) yang
terdapat pada tiap jenis share, termasuk batasan pada distribusi
dividen dan pembayaran kembali modal (repayment of capital); dan
 Shares yang dimiliki entitas, yang dipegana sendiri oleh entitas,
atau oleh entitas anak, atau entitas lain yang masih berhubungan;
serta
 Shares yang dicadangkan untuk penerbitan dengan options atau
kontrak penjualan, termasuk syarat dan nilainya;

b. Penjelasan mengenai asal maupun tujuan dari tiap cadangan yang ada
dalam ekuitas
c. Nilai dividen yang diusulkan atau diterbitkan setelah tanggal pelaporan
namun sebelum laporan keuangan diotorisasi untuk dipubliklasikan; dan
d. Nilai dividen preferensi kumulatif (cumulative preference dividens) yang
tidak diakui.

Statement of Financial Performance (Laporan Kinerja Keuangan/Laporan


Operasional)
Semua item pendapatan dan beban diakui dalam suatu periode harus dimasukkan
surplus atau defisit kecuali kalau IPSAS mengharuskan sebaliknya.
Minimal, laporan kinerja keuangan harus menyertakan item berikut pada suatu
periode :
a) Pendapatan;
b) Biaya keuangan;
c) Pembagian surplus atau defisit bersih dari asosiasi dan joint venture dicatat
dengan menggunakan metode ekuitas;
d) Keuntungan atau kerugian pre-tax diakui dalam disposal aset atau
penyelesaian kewajiban yang diakibatkan oleh penghentian operasi; dan
e) Surplus atau defisit.

Item berikut harus diungkapkan pada laporan kinerja keuangan sebagai alokasi
surplus atau defisit untuk suatu periode :
a) Surplus atau defisit yang diakibatkan oleh hak minoritas; dan
b) Surplus atau defisit yang diakibatkan oleh pemilik entitas pengendali.

Item tambahan, pos dan sub-jumlah harus disajikan pada laporan kinerja
keuangan saat penyajian tersebut relevan dengan pemahaman tentang kinerja
keuangan entitas.

Informasi yang Disajikan dalam Laporan Kinerja Keuangan atau dalam


Catatan Atas Laporan Keuangan
Ketika pendapatan dan beban material, sifat dan jumlahnya harus diungkapkan
secara terpisah.
Entitas harus menyajikan, baik di Laporan kinerja keuangan atau dalam Catatan
atas Laporan Keuangan, sub-klasifikasi dari total pendapatan, diklasifikasikan
dalam cara yang sesuai dengan operasi entitas.
Selain itu entitas juga harus menyajikan, analisis beban yang diklasifikan
berdasarkan sifat beban maupun fungsinya dalam entitas dengan tepat.

Informasi ini dapat disajikan dengan dua cara:


1. Analisis pertama disebut sebagai metode sifat beban (The Nature of
Expense Method). Beban dikumpulkan dalam Laporan Operasional menurut
sifatnya, sebagai contoh beban penyusutan, pembelian bahan, serta upah
dan gaji, tidak dialokasikan di antara berbagai fungsi dalam entitas. Metode
ini sederhana untuk diterapkan dalam entitas yang relatif kecil karena tidak
ada klasifikasi yang diperlukan antara alokasi beban operasional dan
fungsional.

Pendapatan xxx
Beban Gaji xxx
Beban Penyusutan dan Amortisasi xxx
Beban Lainnya xxx
Total Beban (xxx)
Surplus xxx

2. Analisis kedua, disebut sebagai metode klasifikasi beban fungsional (The


Function of Expense Method), mengklasifikasikan beban sesuai dengan
program atau tujuannya beban tersebut dibentuk. Penyajian dengan metode
ini menyediakan informasi yang lebih relevan dibandingkan klasifikasi beban
menurut sifat.

Pendapatan xxx
Beban:
Beban Kesehatan (xxx)
Beban Pendidikan (xxx)
Beban Lainnya (xxx)
Surplus xxx
Entitas yang mengklasifikasikan beban menurut fungsi harus mengungkapakan
informasi tambahan pada sifat beban, termasuk beban depresiasi dan beban
amortisasi dan beban karyawan.
Ketika entitas menyediakan dividen atau distribusi yang mirip pada pemiliknya dan
mempunyai modal saham, entitas harus mengungkapkan baik pada laporan
kinerja keuangan atau pada laporan perubahan ekuitas, atau pada catatan atas
laporan keuangan, jumlah dari dividen atau distribusi yang mirip diakui sebagai
distribusi pada pemilik selama periode, dan jumlah berkaitan per saham.

Statement of Changes in Net Assets/Equity (Laporan Perubahan Net


Aset/Ekuitas)
Merupakan salah satu komponen laporan keuangan yang disajikan untuk
menampilkan elemen-elemen berikut ini:
a) surplus atau defisit dalam suatu periode;
b) tiap item pendapatan dan beban dalam suatu periode yang mana
diperlukan oleh standar lainnya, diakui secara langsung dalam ekuitas, dan
total item tersebut;
c) total pendapatan dan beban dalam suatu periode (yang dihitung sebagai
jumlah dari a dan b), yang menunjukkan secara terpisah jumlah yang telah
didistribusikan sesuai proporsi dari entitas pengendali dan minority interest;
dan
d) tiap elemen dari ekuitas diungkapkan secara terpisah, efek atas perubahan
kebijakan akuntansi dan perubahan atas kesalahan diakui sesuai dengan
IPSAS 3.

Informasi yang Disajikan dalam Laporan Perubahan Net Aset/Ekuitas atau


dalam Catatan Atas Laporan Keuangan
Selain itu, entitas dapat menyajikan dalam laporan perubahan ekuitas atau dalam
catatan atas laporan keuangan atas item-item berikut ini:
a) jumlah atas transaksi dengan pihak pengendali dalam kapasitas
tindakannya sebagai pemilik, ditunjukkan secara terpisah dengan distribusi
kepada pihak pengendali,
b) jumlah atas akumulasi surplus atau defisit dari awal periode dan tanggal
pelaporan, serta perubahan selama periode tersebut, dan
c) untuk penjelasan lebih lanjut atas elemen ekuitas diungkapkan secara
terpisah dimana rekonsiliasi antara saldo bawaan dari tiap elemen ekuitas
pada awal periode dengan akhir periode diungkapkan secara terpisah
setiap perubahannya.

Statement of Cash Flows (Laporan Arus Kas)


Informasi atas arus kas menyediakan suatu dasar kepada pengguna laporan
keuangan untuk menaksir kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan
setara kas serta kebutuhan entitas dalam mengelola arus kas tersebut. Dalam
IPSAS No. 2 penyajian dan pengungkapan atas laporan arus kas dibahas lebih
lanjut. Pada sektor publik, informasi atas arus kas berguna untuk menyakinkan
pengguna laporan keuangan tentang bagaimana entitas sektor publik
meningkatkan kas yang diperlukan untuk mendanai kegiatan entitas tersebut dan
tentang bagaimana pengelolaan arus kas tersebut. Dalam penetapan dan
pengevaluasian suatu keputusan tentang alokasi sumber daya, seperti
keberlanjutan kegiatan-kegiatan entitas, pengguna laporan keuangan memerlukan
suatu pemahaman mengenai waktu dan kepastian akan arus kas. Laporan arus
kas seharusnya melaporkan arus kas selama periode yang diklasifikasikan sesuai
aktivitasnya yakni aktivitas operasi, investasi, dan pembiayaan.

Accounting Policies and Notes to The Financial Statements (Catatan atas


Kebijakan Akuntansi dan Catatan atas Laporan Keuangan)
Struktur dari Catatan atas Laporan Keuangan setidaknya harus memenuhi hal-hal
berikut:
1. Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan
kebijakan akuntansi tertentu yang dipilih dan diterapkan untuk transaksi yang
signifikan dan aktivitas akuntansi lainnya;
2. Mengungkapkan informasi yang diperlukan sesuai standar akuntansi sektor
publik internasional yang tidak disajikan di elemen lain dalam laporan keuangan,
dan
3. Menyediakan informasi tambahan yang tidak disajikan pada laporan keuangan
tetapi yang diperlukan untuk penyajian yang wajar.

Catatan atas laporan keuangan, sejauh yang dipraktekkan, disajikan dengan cara
yang sistematis. Tiap item dari neraca, laporan kinerja keuangan, laporan
perubahan aset bersih/ekuitas dan laporan arus kas harus menjadi catatan atau
petunjuk bagi pengguna pada beberapa informasi terkait dalam catatan atas
laporan keuangan.

Untuk membantu pengguna dalam memahami laporan keuangan dan


membandingkannya dengan entitas lainnya, Catatan atas Laporan Keuangan
biasanya disajikan dalam urutan sebagai berikut:
1. Pernyataan kepatuhan terhadap Standar Akuntansi Sektor Publik
Internasional; Laporan keuangan tidak harus dijelaskan memenuhi
Standar Akuntansi Sektor Publik Internasional kecuali mereka
mematuhi semua persyaratan dari masing-masing Standar
Akuntansi Sektor Publik Internasional yang berlaku. (Par 28)
2. Pernyataan tentang dasar pengukuran (basis) dan kebijakan
akuntansi yang diterapkan;
3. Informasi pendukung untuk item yang disajikan di halaman muka
setiap laporan keuangan dalam urutan di mana setiap item dan
masing-masing laporan keuangan disajikan, dan
4. Pengungkapan lainnya, termasuk:
a. Kontinjensi, komitmen dan pengungkapan keuangan
lainnya; dan
b. Non-keuangan pengungkapan.

Dalam beberapa situasi, mungkin diperlukan perlakuan yang berbeda dalam


setiap item tertentu pada Catatan atas Laporan Keuangan. Sebagai contoh,
informasi mengenai suku bunga dan penyesuaian nialai wajar dapat digabungkan
dengan informasi mengenai tanggal jatuh tempo meskipun keterangan tersebut
berada dalam Laporan Operasional dan Neraca.

Pengungkapan kebijakan akuntansi


Catatan atas Laporan Keuangan berisi deskripsi naratif atau skedul terinci atau
analisis dari jumlah angka-angka yang ditampilkan pada halaman depan Laporan
Operasional, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Laporan Perubahan Ekuitas, serta
informasi tambahan seperti kewajiban kontijensi dan komitmen. Termasuk di
dalamnya informasi yang diperlukan untuk diungkapkan sesuai Standar Akuntansi
Sektor Publik Internasional, dan pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk
mencapai penyajian secara wajar.
Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi
tertentu dapat disajikan sebagai komponen terpisah dari laporan keuangan.
Bagian kebijakan akuntansi pada Catatan atas Laporan Keuangan harus
menjelaskan hal-hal berikut:
1. Basis atau dasar pengukuran yang digunakan dalam penyajian laporan
keuangan.
2. Penjabaran mengenai perubahan, jika ada, yang terjadi pada standar
akuntansi sektor publik internasional yang diterapkan oleh entitas.
3. Setiap kebijakan akuntansi tertentu yang diperlukan untuk dapat memahami
laporan keuangan dengan tepat.

Dalam memutuskan apakah kebijakan akuntansi tertentu harus diungkapkan,


manajemen mempertimbangkan apakah pengungkapan akan membantu
pengguna dalam memahami cara transaksi dan peristiwa tercermin dalam
Laporan Operasional dan Neraca.

Sumber Kunci Ketidakpastian Estimasi


Entitas harus mengungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan informasi
tentang asumsi kunci menyangkut masa depan, dan sumber kunci lain atas
ketidakpastian estimasi pada tanggal pelaporan, yang memiliki risiko signifikan
penyebab penyesuaian material terhadap jumlah tercatat aset dan kewajiban
dalam tahun keuangan berikutnya. Sehubungan dengan aset dan kewajiban
tersebut, catatan atas laporan keuangan harus mencakup rincian:
a) sifat mereka; dan
b) nilai tercatat pada tanggal laporan.

Pengungkapan Lainnya
Entitas harus mengungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan:
b) Jumlah dividen, atau distribusi serupa, yang diajukan atau dinyatakan
sebelum laporan keuangan diotorisasi untuk dikeluarkan tetapi tidak diakui
sebagai distribusi pada pemilik selama periode, dan jumlah yang terkait per
saham; dan
c) Jumlah dividen preferensi kumulatif, atau distribusi yang sejenis, tidak
diakui.

Entitas harus mengungkapkan hal-hal berikut, jika tidak diungkapkan di tempat lain
dalam informasi yang dipublikasikan dengan laporan keuangan:
a) Bentuk domisili dan hukum dari entitas, dan yurisdiksi di mana ia
beroperasi;
b) Deskripsi tentang sifat operasi dan kegiatan pokok entitas;
c) Referensi terhadap peraturan perundang-undangan yang mengatur entitas
tersebut operasi; dan
d) Nama entitas pengendali dan pengendalian tertinggi entitas entitas
ekonomi (jika ada).

Pengakuan
Penyajian laporan keuangan menggunakan basis akrual sehingga seluruh
transaksi dan peristiwa lainnya atas aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan, dan
pengeluaran diakui ketika hal tersebut terjadi (tidak hanya ketika kas diterima atau
dikeluarkan).

Laporan keuangan harus disajikan secara wajar. Oleh karena itu, penyajian harus
merepresentasikan transaksi atau peristiwa lainnya sesuai dengan keadaan yang
sesungguhnya sesuai dengan definisi dan kriteria pengakuan untuk aset,
kewajiban, dan pendapatan yang telah dipaparkan dalam IPSAS.

Pengukuran

Penyajian laporan keuangan menggunakan basis pengukuran yang berbeda untuk


setiap kelas aset untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat dan tepat. Pedoman
pengukuran aset finansial dapat ditemukan pada standar internasional relevan
atau standar akuntansi nasional yang membahas pengakuan dan pengukuran
instrumen finansial.
Dalam menyajikan laporan kebijakan akuntansi yang sesuai dengan basis akrual
IPSAS, basis pengukuran yang digunakan adalah nilai historis yang telah
disesuaikan untuk revaluasi aset.
IPSAS 9 menyatakan bahwa pendapatan diukur menggunakan nilai wajar dengan
mempertimbangkan piutang serta diskon maupun rabat yang diperbolehkan
entitas tersebut.
Berdasarkan IPSAS 1 paragraf 143, aset dan kewajiban dengan risiko signifikan
bahwa nilai tercatat dapat berubah secara material dalam tahun finansial
selanjutnya, pada tanggal pelaporan, mereka diukur menggunakan nilai wajar
berdasarkan harga pasar saat ini.
Penyajian

IPSAS menyajikan neraca dengan memisahkan antara pemasukan dan


pengeluaran, sedangkan PSAP menyajikan neraca dengan memisahkan antara
aset, kewajiban, dan ekuitas.

IPSAS 1
ENTITAS SEKTOR PUBLIK
LAPORAN KINERJA KEUANGAN
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 20X2
(Ilustrasi klasifikasi sifat beban)
(Dalam Ribuan Rupiah)

20X2 20X1
Pendapatan xxx xxx
Pajak xxx xxx
Fee, denda, penalti, dan perizinan xxx xxx

Pendapatan dari selisih kurs xxx xxx


Transfer dari entitas pemerintahan yang lain xxx xxx
Pendapatan lainnya xxx xxx
Total Pendapatan xxx xxx

Beban
Upah, gaji dan imbalan kerja (xxx) (xxx)
Hibah dan pembayaran transfer lainnya (xxx) (xxx)
Perlengkapan dan penggunaan konsumsi (xxx) (xxx)
Beban penyusutan dan amortisasi (xxx) (xxx)
Penurunan nilai aset tetap (xxx) (xxx)
Beban lainnya (xxx) (xxx)
Beban bunga (xxx) (xxx)
Total Beban (xxx) (xxx)
Surplus/(defisit) periode berjalan xxx xxx

Diatribusikan ke:
Pemilik entitas pengendali xxx xxx
Hak minoritas xxx xxx
xxx xxx

ENTITAS SEKTOR PUBLIK


LAPORAN KINERJA KEUANGAN
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 20X2
(Ilustrasi klasifikasi fungsi beban)
(Dalam Ribuan Rupiah)

20X2 20X1
Pendapatan xxx xxx
Pajak xxx xxx
Fee, denda, penalti, dan perizinan xxx xxx

Pendapatan dari selisih kurs xxx xxx


Transfer dari entitas pemerintahan yang lain xxx xxx
Pendapatan lainnya xxx xxx
Total Pendapatan xxx xxx

Beban
Upah, gaji dan imbalan kerja (xxx) (xxx)
Hibah dan pembayaran transfer lainnya (xxx) (xxx)
Perlengkapan dan penggunaan konsumsi (xxx) (xxx)
Beban penyusutan dan amortisasi (xxx) (xxx)
Penurunan nilai aset tetap (xxx) (xxx)
Beban lainnya (xxx) (xxx)
Beban bunga (xxx) (xxx)
Total Beban (xxx) (xxx)
Surplus/(defisit) periode berjalan xxx xxx

Diatribusikan ke:
Pemilik entitas pengendali xxx xxx
Hak minoritas xxx xxx
xxx xxx
PSAP 1
Pengungkapan

Entitas diwajibkan untuk mengungkapkan pada awal laporan posisi keuangan atau
pada catatan, subklasifikasi selanjutnya disajikan sesuai dengan operasi entitas
yang sesuai.

Selain estimasi, entitas dituntut untuk mengungkapkan pertimbangan yang telah


dibuat oleh manajemen dalam proses pengaplikasian kebijakan akuntansi entitas
yang memiliki dampak paling signifikan akan jumlah yang diakui dalam laporan
keuangan (misalnya, pertimbangan manajemen dalam menentukan apakah aset
adalah bagian dari properti investasi).

Standar mewajibkan entitas untuk mengungkapkan asumsi kunci mengenai masa


depan dan sumber kunci ketidakpastian estimasi pada tanggal pelaporan lainnya,
yang memiliki risiko signifikan akan penyesuaian material pada carrying amount
aset dan kewajiban dalam tahun finansial berikutnya.

Selain itu, pengungkapan dibuat ketika suatu entitas berangkat dari persyaratan
standar pada periode sebelumnya, dan keberangkatan tersebut mempengaruhi
jumlah yang diakui dalam laporan keuangan pada periode ini.

Berikut hal – hal yang harus diungkapkan pada Catatan Atas Laporan Keuangan:
- Ketidakpastian yang mengancam keberlangsungan entitas;
- Basis yang digunakan dan alasan penggunaan basis tersebut jika suatu
entitas tidak menggunakan basis going concern;
- Jumlah saham yang diperbolehkan;
- Jumlah saham yang dikeluarkan dan dibayar penuh serta yang dikeluarkan
namun belum dibayar penuh.
- Nilai par per saham, atau saham yang tidak memiliki nilai par;
- Rekonsiliasi jumlah saham luar biasa pada awal dan akhir tahun;o
- Hak preferensi dan pembatasan yang terlampir pada kelas, termasuk
pembatasan distribusi dividen dan pembayaran kembali modal;
- Saham dalam suatu entitas yang dipegang oleh entitas atau entitas
pengendali maupun asosiasinya;
- Saham yang dibatasi dan disediakan untuk opsi dan kontrak penjualan
saham, termasuk aturan dan jumlahnya;
- Property, plant, dan equipment didisagregasi ke dalam beberapa kelas
berdasarkan IPSAS 17;
- Piutang dibagi menjadi jumlah piutang dari pengguna, pajak dan
pendapatan lain yang tidak dapat ditukar, piutang dari pihak terkait,
pembayaran di muka dan jumlah lainnya;
- Persediaan diklasifikasikan menjadi barang dagangan, persediaan
produksi, material, barang setengah jadi dan barang jadi sesuai dengan
IPSAS 12.
- Pajak dan utang transfer dibagi menjadi pengembalian pajak yang
dibayarkan, utang transfer, dan jumlah utang pada entitas ekonomi lainnya;
- Provisi dibagi menjadi provisi untuk tunjangan karyawan dan hal lainnya;
- Komponen net aset/ekuitas dibagi menjadi kontribusi modal, akumulasi
surplus dan defisit.

Kondisi yang dapat memberikan peningkatan pada pengungkapan terpisah


pendapatan dan beban termasuk:
- Pengurangan nilai persediaan pada nilai realisasi bersih, memulihkan nilai
property, plant dan equipment, serta pembalikan penghapusan;
- Merestrukturisasi aktivitas entitas dan pembalikan provisi atas biaya
merestrukturisasi;
- Pelepasan property, plant dan equipment;
- Privatisasi atau pelepasan investasi lainnya;
- Operasi diskontinu;
- Penyelesaian litigasi;
- Pembalikan provisi lainnya

Perbandingan IPSAS 1 dengan PSAP 1

IPSAS 1 PSAP 1
DEFINISI Umum Spesifik (Digunakan di
Indonesia)
TUJUAN Meningkatkan Meningkatkan
keterbandingan laporan keterbandingan laporan
keuangan baik terhadap keuangan baik terhadap
anggaran, antar periode, anggaran, antar periode,
maupun antar entitas. maupun antar entitas.
Tujuan Umum Menyajikan informasi Menyajikan informasi
Laporan Keuangan mengenai: mengenai:
- Posisi Keuangan - Posisi Keuangan
- Performa Keuangan - Realisasi Anggaran
- Arus Kas - Saldo Anggaran Lebih
- Arus Kas
- Hasil Operasi
- Perubahan Ekuitas
BASIS Akrual Akrual
TANGGAL 1 Januari 2008 Tahun anggaran 2010
EFEKTIF
PENANGGUNG - Pimpinan Entitas Pimpinan Entitas
JAWAB - Pimpinan Agensi
PELAPORAN Keuangan Sentral
KEUANGAN

PENGGUNA Pembayar pajak, lembaga Masyarakat, lembaga


legislatif, kreditor, legislatif,
pemasok, media, dan pemeriksa/pengawas, pihak
karyawan. yang memberi atau
berperan dalam proses
donasi, investasi, dan
peminjaman, serta
pemerintah.
RUANG LINGKUP - Laporan tahunan - Laporan tahunan
- Laporan keuangan yang - Laporan keuangan yang
disajikan terpisah disajikan terpisah
LAPORAN - Laporan posisi keuangan - Laporan realisasi
KEUANGAN - Laporan performa anggaran
keuangan - Laporan perubahan saldo
- Laporan perubahan net anggaran lebih
aset/ekuitas - Neraca
- Laporan arus kas - Laporan operasional
- Laporan realisasi - Laporan arus kas
anggaran - Laporan perubahan
- Catatan atas laporan ekuitas
keuangan - Catatan atas laporan
keuangan
PENYAJIAN - Mengklasifikasikan aset - Mengklasifikasikan aset
LAPORAN ke dalam aset lancar dan ke dalam aset lancar,
KEUANGAN aset tak lancar. investasi jangka panjang,
- Hanya ada 1 neraca yang aset tetap, dan aset
telah mencakup pusat lainnya.
maupun daerah. - Memisahkan antara
neraca Pemerintah
Pusat, Provinsi, dan
Kabupaten/Kota.
KOMPONEN - Aset - Aset
LAPORAN - Kewajiban - Kewajiban
KEUANGAN - Net Aset/Ekuitas - Ekuitas
- Pendapatan - Pendapatan-LRA
- Beban - Belanja
- Perubahan lain dalam - Transfer
Net Aset/Ekuitas - Pembiayaan
- Arus Kas - Saldo Anggaran Lebih
- Pendapatan-LO
- Beban
- Arus Kas
KRITERIA ASET - Diharapkan segera untuk - Diharapkan segera untuk
LANCAR direalisasikan, atau direalisasikan, dipakai,
disimpan untuk dijual atau dimiliki untuk dijual
atau konsumsi dalam dalam waktu 12 bulan
siklus operasional normal sejak tanggal pelaporan
entitas - Berupa kas dan setara
- Utamanya dimaksudkan kas
untuk diperjual belikan
- Diharapkan segera
direalisasikan dalam
waktu 12 bulan sejak
tanggal pelaporan
- Berupa kas dan setara
kas
KRITERIA - Diharapkan dibayar Diharapkan dibayar dalam
KEWAJIBAN dalam siklus operasional waktu 12 bulan setelah
JANGKA PENDEK normal entitas tanggal pelaporan.
- Utamanya dimaksudkan
untuk diperjual belikan
- Harus dilunasi dalam 12
bulan setelah tanggal
pelaporan
- Entitas tidak memiliki hak
tanpa syarat untuk
menangguhkan
kewajiban paling tidak 12
bulan setelah tanggal
pelaporan
PELAPORAN Disatukan Persub aktivitas
AKTIVITAS
PERIODE Tahunan Sekurang-kurangnya sekali
PELAPORAN dalam setahun.
PENGUNGKAPAN Entitas mengungkapkan Entitas mengungkapkan
LAINNYA hal-hal berikut jika belum hal-hal berikut jika belum
disajikan dalam bagian lain disajikan dalam bagian lain
di laporan keuangan: di laporan keuangan:
- Domisili dan bentuk - Domisili dan bentuk
hukum suatu entitas hukum suatu entitas serta
serta jurisdiksi dimana jurisdiksi dimana entitas
entitas tersebut tersebut beroperasi
beroperasi - Penjelasan mengenai
- Penjelasan mengenai sifat operasi entitas dan
sifat operasi entitas dan kegiatan pokoknya
kegiatan pokoknya - Ketentuan perundang-
- Ketentuan perundang- undangan yang menjadi
undangan yang menjadi landasan kegiatan
landasan kegiatan operasionalnya.
operasionalnya.
- Nama entitas pengendali
dan entitas pengendali
utama entitas ekonomi.

Perubahan mendasar dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 adalah


adanya perubahan dari basis kas menjadi basis akrual dalam akuntansi
pemerintahan. Perubahan ini selain dilakukan untuk memenuhi amanat Undang-
undang di bidang Keuangan Negara juga untuk mengikuti penerapan akuntansi
pemerintahan di dunia Internasional yang telah mengacu pada Internatonal Public
Sector Accounting Standards (IPSAS).
Lingkup pengaturan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 meliputi SAP
Berbasis Akrual dan SAP Berbasis Kas Menuju Akrual. Sejak ditetapkannya
Peraturan Pemerintah ini pada Bulan Oktober 2010, seluruh entitas pelaporan,
baik pada pemerintah pusat maupun pemerintah daerah telah diwajibkan untuk
melaksanakan SAP Berbasis Akrual, namun bagi entitas pelaporan yang belum
siap menerapkan SAP Berbasis Akrual secara penuh, pada masa transisi ini masih
diperkenankan menggunakan SAP Berbasis Kas Menuju Akrual sampai pada
tahun 2014.

Perbedaan Mendasar antara IPSAS dan PSAP dalam Komponen Laporan


Realisasi Anggaran
Perbedaan mendasar antara IPSAS dan PP Nomor 71 Tahun 2010 terletak pada
Laporan Realisasi Anggaran (LRA). Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
merupakan salah satu komponen keuangan pemerintah yang menyajikan ikhtisar
sumber, alokasi dan pemakaian sumber daya keuangan yang dikelola oleh
pemerintah pusat/daerah, yang menggambarkan perbandingan antara anggaran
dan realisasinya dalam suatu periode tertentu. Tujuan pelaporan realisasi
anggaran adalah memberikan informasi tentang realisasi dan anggaran entitas
laporan secara tersanding. Penyandingan antara anggaran dan realisasinya
menunjukkan tingkat sebab ketercapaian target-target yang telah disepakati
antara legislatif dan eksekutif sesuai peraturan perundang-undangan.
Setiap komponen dalam LRA dijelaskan lebih lanjut dalam Catatan Atas Laporan
Keuangan. Penjelasan tersebut memuat hal-hal yang mempengaruhi pelaksanaan
anggaran seperti kebijakan fiskal dan moneter, sebab-sebab terjadinya perbedaan
yang material antara anggaran dan realisasinya, serta daftar-daftar yang merinci
lebih lanjut atas angka-angka yang dianggap perlu untuk dijelaskan. Namun dari
segi struktur, LRA Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah
Kabupaten/Kota memiliki struktur yang berbeda. Perbedaan ini lebih diakibatkan
karena adanya perbedaan sumber pendapatan pada Pemerintah pusat,
pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota. Adapun IPSAS 1
mendorong tapi tidak mewajibkan informasi mengenai pembandingan antara
jumlah anggaran dengan realisasinya.

Perbedaan Mendasar antara IPSAS dan PSAP dalam Laporan Saldo


Anggaran Lebih
Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (SAL) termasuk dalam komponen yang
terdapat dalam satu set laporan keuangan berdasarkan PSAP No. 71 Tahun 2010.
Maka dari itu laporan keuangan pemerintahan wajib memasukkan Laporan
Perubahan Saldo Anggaran Lebih (SAL) dalam pelaporan keuaangan. Laporan
Perubahan Saldo Anggaran Lebih (SAL) dimaksudkan untuk memberikan
ringkasan atas pemanfaatan saldo anggaran dan pembiayaan pemerintah,
sehingga suatu entitas pelaporan harus menyajikan rincian lebih lanjut dari unsur-
unsur yang terdapat dalam Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (SAL)
dalam Catatan Atas Laporan Keuangan. Struktur Laporan Perubahan Saldo
Anggaran Lebih (SAL) baik pada Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan
Pemerintah Kabupaten/Kota tidak memiliki perbedaan. Sedangkan pada IPSAS,
Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (SAL) tidak termasuk dalam
komponen laporan keuangan karena Saldo Anggaran Lebih (SAL) telah
dimasukkan ke dalam Statement of Financial Performance (Laporan Kinerja
Keuangan/Laporan Operasional) karena SAL dan Statement of Financial
Performance sama-sama menggunakan sistem akrual basis.

Perbedaan Mendasar antara IPSAS dan PSAP dalam Neraca

Neraca
(Statement of Financial Position)
IPSAS PSAP (PP No.71 Tahun 2010)

a. Property, Plant, and Equipment a. Kas dan setara kas;


(Aset Tetap); b. Investasi jangka pendek;
b. Properti investasi; c. Piutang pajak dan bukan pajak;
c. Intangible assets; d. Persediaan;
d. Financial Assets (kecuali pada e. Investasi jangka panjang;
poin {d},{f}, dan {h} di bawah}; f. Aset tetap
e. Investasi yang dihitung dengan g. Kewajiban jangka pendek;
metode ekuitas h. Kewajiban jangka panjang;
f. Inventories (persediaan); i. ekuitas
g. Recoverable from non-exchange
transactions, including taxes and
transfers;
h. Receivables from exchange
transactions;
i. Kas dan setara kas;
j. Utang pajak dan Utang transfer;
k. Provisi
l. Liabilitas Tidak lancar
m. Payables under exchange
transactions;
n. Minority Interest;
o. Net Assets/ Ekuitas
- Investasi dalam PSAP dirinci menjadi investasi jangka pendek
dan investasi jangka panjang yang memuat unsur investasi
permanen dan tidak permanen, sedangkan dalam IPSAS
investasi asosiasi yang terdapat dalam aset tidak lancar.
- Ekuitas dalam IPSAS dirinci dalam kontribusi modal, entitas
pemerintah lain, pelayanan serta kepentingan minoritas. Jika
melihat struktur perubahan ekuitas dalam IPSAS justru lebih
mengarah kepada standar IFRS.
Perbedaan Mendasar antara IPSAS dan PSAP dalam Laporan Operasional

Laporan Operasional
(Statement of Financial Performance)
IPSAS PSAP – UU No.71 Th.2010
Statement of financial performance Terdapat tiga struktur laporan
menggunakan dua analisis yaitu operasional yaitu laporan
the nature of expense method dan operasional pemerintah pusat,
the function of expense method. pemerintah provinsi, dan
pemerintah kabupaten/kota.
Mengelompokkan beban menurut Mengelompokkan beban menurut
klasifikasi ekonomi dan klasifikasi klasifikasi ekonomi
fungsi
Defisit/surplus didistribusikan pada Defisit/surplus diperuntukkan bagi
hak minoritas dan pemilik entitas pemerintah pusat, provinsi,
kabupaten/kota

Perbedaan Mendasar antara IPSAS dan PSAP dalam Laporan Arus Kas
Laporan Arus Kas
(Cash Flow Statements)
IPSAS PSAP – UU No.71 Th.2010
Arus Kas Masuk Arus Kas Masuk
- Aktivitas Operasi - Aktivitas Operasi
- Aktivitas Investasi - Aktivitas Investasi
- Aktivitas Pendanaan - Aktivitas Pendanaan
- Aktivitas Transitoris

Arus Kas Keluar Arus Kas Keluar


- Aktivitas Operasi - Aktivitas Operasi
- Aktivitas Investasi - Aktivitas Investasi
- Aktivitas Pendanaan - Aktivitas Pendanaan
- Aktivitas Transitoris

Catatan atas Laporan Arus Kas

1. Penambahan aktivitas transitoris dalam SAP, aktivitas transitoris yaitu


aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang mencerminkan
penerimaan dan pengeluaran kas bruto yang tidak mempengaruhi
pendapatan, beban, danpendanaan pemerintah.
- Arus kas masuk dari aktivitas transitoris meliputi penerimaan dari
Perhitungan Fihak Ketiga (PFK), seperti, kiriman uang masuk dan
penerimaan kembaliuang persediaan dari bendahara pengeluaran.
- Arus kas keluar dari aktivitas transitoris meliputi penerimaan dari
Perhitungan Fihak Ketiga (PFK), seperti kiriman uang keluar dan
pemberian uangpersediaan kepada bendahara pengeluaran.
2. Pengungkapan lainnya dalam IPSAS dikemukakan pada Catatan atas
Laporan Arus Kas yang menjadi bagian dalam Laporan arus kas itu sendiri,
sedangkan dalam PSAP pengungkapan lainnya dicatat terpisah dalam
Catatan atas Laporan Keuangan.
Perbedaan Mendasar antara IPSAS dan PSAP dalam Laporan Perubahan
Ekuitas

Laporan Perubahan Ekuitas


(Statement of Changes in Net Assets/Equity)
IPSAS PSAP – UU No.71 Th.2010
 Komponen pelaporan lebih  Komponen pelaporan sangat
kompleks karena format sederhana karena format
laporan diperuntukkan sektor laporan ini khusus untuk
publik sehingga format dibuat pemerintahan.
lebih umum dan terprinci.
 Isi laporan mencakup
 Isi laporan mencakup Ekuitas
pendistribusian surplus atau
awal, Surplus/Devisit Laporan
defisit kepada pemilik dan hak
Operasional, Dampak
minoritas, ekuitas awal,
kumulatif perubahan kebijakan
perubahan kebijakan
/kesalahan mendasar seperti
akuntansi, untung / rugi
koreksi nilai persediaan,
revaluasi properti dan
selisih revaluasi aset tetap &
investment, selisih kurs
lain-lain, serta diakhiri dengan
operasi luar negeri,
ekuitas akhir
pendapatan bersih yang diakui
secara langsung pada
aset/ekuitas bersih,
surplus/devisit dalam periode.

Perbedaan Mendasar antara IPSAS dan SAP dalam Catatan Atas Laporan
Keuangan

Perbandingan Struktur Catatan Atas Laporan Keuangan IPSAS dan PSAP


No IPSAS PSAP
1 Menyajikan informasi tentang basis Informasi umum tentang
penyajian laporan keuangan dan kebijakan Entitas Pelaporan dan
akuntansi spesifik yang digunakan Entitas Akuntansi
2 Mengungkapkan informasi yang Informasi tentang
dipersyaratkan oleh IPSAS yang tidak kebijakan
disajikan pada Laporan Posisi Keuangan, fiskal/keuangan dan
Laporan Kinerja Keuangan, Laporan ekonomi makro.
Perubahan Aset Bersih/Ekuitas, atau
Laporan Arus Kas
3 Menyediakan informasi tambahan yang Ikhtisar pencapaian
tidak disajikan pada Laporan Posisi target keuangan selama
Keuangan, Laporan Kinerja Keuangan, tahun pelaporan berikut
Laporan Perubahan Aset Bersih/Ekuitas, kendala dan hambatan
atau Laporan Arus Kas tetapi relevan untuk yang dihadapi dalam
pemahaman atas laporan-laporan tersebut pencapaian target.
4 Pernyataan sesuai dengan IPSAS Ayat 28) Informasi tentang dasar
: "Entitas yang laporan keuangannya penyusunan laporan
mematuhi IPSAS harus membuat keuangan dan kebijakan-
pernyataan eksplisit dan membuat kebijakan akuntansi yang
kepatuhan tersebut dalam catatan. Laporan dipilih untuk diterapkan
keuangan tidak akan digambarkan sesuai atas transaksi- transaksi
dengan IPSAS kecuali mereka mematuhi dan kejadian-kejadian
semua persyaratan IPSAS. penting lainnya;
5 Suatu ikhtisar kebijakan akuntansi yang Rincian dan penjelasan
penting untuk diterapkan. (Ayat 132) masing-masing pos yang
"Entitas mengungkapkan ringkasan tentang disajikan pada lembar
kebijakan akuntansi : muka laporan keuangan;
a. Basis pengukuran yang mendasari
penyusunan laporan keuangan;
b. Sejauh mana entitas telah diterapkan
setiap transisi ketentuan dalam IPSAS ; dan
c. Kebijakan akuntansi yang lain yang
digunakan yang relevan dengan
pemahaman tentang laporan keuangan."
6 Informasi pendukung untuk item disajikan Informasi yang
pada lembar muka laporan posisi diharuskan oleh
keuangan, laporan kinerja keuangan, Pernyataan Standar
laporan perubahan aktiva bersih / ekuitas , Akuntansi Pemerintahan
atau laporan arus kas, dalam urutan di yang belum disajikan
mana setiap pernyataan dan setiap item dalam lembar muka
baris disajikan laporan keuangan;

7 Pengungkapan lainnya, termasuk : Informasi lainnya yang


diperlukan untuk
a. kewajiban kontinjensi (lihat IPSAS 19 ) ,
penyajian yang wajar,
dan tidak dikenal komitmen kontrak; dan
yang tidak disajikan
b. pengungkapan non - keuangan , dalam lembar muka
misalnya , risiko keuangan entitas tujuan laporan keuangan
pengelolaan dan kebijakan (lihat IPSAS 30
)

Simulasi

Penerapan IPSAS dalam Penyajian Laporan Keuangan Pemerintah Swiss


Swiss merupakan negara Federasi yang memiliki 26 kanton atau negara bagian.
Masing-masing kanton mempunyai konstitusi, dewan legislatif, pemerintahan, dan
pengadilannya sendiri. Hal ini menyebabkan Swiss memiliki dua jenis laporan
keuangan, yaitu State Financial Statement – Report on Federal Financial
Statement dan Federal Consolidated Financial Statement – Financial Report.
Laporan konsolidasi tersebut memberikan gambaran yang lebih komprehensif
tentang posisi keuangan dari layanan publik federal (federal public services).
Laporan konsolidasi bukan merupakan bagian dari State Financial Statement dan
tidak membutuhkan persetujuan parlemen.
Swiss sudah berupaya menerapakan akuntansi berbasis akrual sejak tahun 1944.
Beberapa wilayah otonomi (disebut kanton) sudah menerapkan basis akrual pada
tahun tersebut. Namun nampaknya untuk sampai ke penerapan basis akrual
secara penuh pada tingkat nasional diperlukan waktu yang tidak sebentar. Baru
setelah tahun 2008 Swis resmi menerapkan akuntansi basis akrual pada seluruh
kanton dan juga pada tingkat nasional.
Berikut perbandingan Federal Financial Statement dan Federal Consolidated
Financial Statement tahun 2012 terhadap IPSAS :

IPSAS Federal Financial Federal consolidated


Statements (Swiss) Financial Statements
(Swiss)
Statement of Financial Statement of Financial Statement of Financial
Performance (Laporan Performance Performance
Kinerja Keuangan/
Laporan Operasional)

Statement of Changes Statement of Net Statement of Net


in Net Assets/Equity Assets/Equity Assets/Equity
(Laporan Perubahan
Ekuitas)

Statement of Financial Statement of Financial Statement of Financial


Position (Neraca) Position Position

Cash Flow Statement Financing and flow of Cash Flow Statement


(Laporan Arus Kas) funds statement

Accounting policies Notes to financial


and notes to financial statement
statement (Catatan
Atas Laporan
Keuangan)
Segment reporting –
IPSAS 18 (sifatnya
komplemen)

Presentation of budget
information – IPSAS 24
(Laporan Realisasi
Anggaran) sifatnya
opsional dan tidak
mengatur bagaimana
informasi ini disajikan
dan/ atau diungkapkan

Statement of investment

Berikut adalah struktur penyajian laporan keuangan Negara Swiss pada Federal
Financial Statement :

Berikut adalah struktur penyajian laporan keuangan Negara Swiss pada Federal
Consolidated Financial Statement :

Jika dilihat komponen-komponen laporan keuangan yang dihasilkan melalui


penerapan basis akrual oleh pemerintah Swiss maka dirasa sudah hampir
seluruhnya sesuai dengan apa yang diatur dalam IPSAS. Namun laporan
keuangan Swis memiliki beberapa keunikan diantaranya memiliki format Laporan
arus kas (Financing and Flow of Funds Statement) dan terdapat laporan tambahan
yang ada pada laporan keuangan pemerintah Swiss yaitu statement of Investment.
Selebihnya, komponen laporan keuangan yang dilaporkan dalam Laporan
Keuangan Pemerintah Swiss sudah selaras dengan apa yang disebutkan dalam
IPSAS.

Financing and Flow of Funds Statement and Cash Flow Statement


Pada Federal Financial Statement terdapat satu laporan yang disebut Financing
and Flow of Funds Statement, laporan ini digunakan untuk menentukan kebutuhan
total pembiayaan yang disebabkan oleh perbedaan pengeluaran Konfederasi
dengan penerimaan (Financing Statement).
Di sisi lain, laporan ini juga menunjukan bagaimana kebutuhan total pembiayaan
tersebut akan dipenuhi (Flow of Funds Statement) dan juga item-item dalam
Statement of Financial Position mana yang berubah sebagai akibatnya (“Federal
Fund” Statement). Financing and Flow of Funds Statement disajikan dengan direct
method. Semua item dalam Laporan Arus Kas ini diambil secara langsung dari
masing-masing item di Statement of Financial Performance, Statement of
Investment, dan Statement of Financial Position.
Laporan arus kas ini tidak membagi kategori elemennya menjadi operating,
investing maupun financing. Namun laporan ini membagi arus kas menjadi 3
bagian yaitu Ordinary Receipts, Ordinary Expenditures, dan Extraordinary
Receipts/Expenditures. Ordinary Receipts meliputi sub category Tax Receipt,
Royalty and concession receipts, financial receipts (hutang) dan juga investment
receipt. Ordinary Expenditure meliputi sub kategori yaitu operating expenditure,
current transfer expenditure, financial expenditure, investment expenditure. Lebih
lanjut Financing and Flow of Funds Statement juga menyajikan nilai yang
dianggarkan (budget) disamping nilai aktualnya. Itu berarti laporan ini disamping
berfungsi sebagai arus kas juga dapat berfungsi sebagai laporan perbandingan
anggaran terhadap realisasi.
Financing and flow funds statetement (FFFS) berbeda dengan cash flow statement
pada IPSAS. Perbedaannnya terletak pada:
 IPSAS menerapkan struktur arus kas dalam tiga bagian, operating cash
flow, investing cash flow, dan financing cash flow. Sedangkan FFFS,
dikarenakan adanya debt brake, hanya membagi laporan arus kas nya
dalam dua bagian, yaitu keseimbangan fiskal secara keseluruhan dan arus
kas dari financial investment dan juga arus kas dari debt financing.
 Tidak seperti cash and other liquid assets yang relevan untuk IPSAS,
federal fund dalam FFFS mencakup jumlah piutang (due from creditors –
receivables) dan jumlah utang (due to creditors – current liabilities) sebagai
tambahan di laporan arus kas nya. Hal ini didasarkan pada spesifikasi
dalam Budget Act. Akun hutang yang sudah dianggarkan sudah
merupakan pengeluaran di sisi kredit. Pengakuan yang dibatasi pada arus
kas murni akan bertentangan dengan hal ini.
Pada Federal Consolidated Financial Statement terdapat Cash Flow Statement.
Laporan ini menunjukkan perubahan pada dana kas (termasuk kas dan setara kas
pada laporan posisi keuangan). Laporan ini disajikan dengan metode tidak
langsung. Misalnya, arus kas pada operating activities diambil dari surplus ato
defisit pada tahun berjalan.

Perbedaan antara laporan arus kas pada laporan federal dan laporan konsolidasi
antara lain:
 Pembagian laporan arus kas. Pada FFFS membedakan transaksi ordinary
dan extraordinary dan melaporkan arus kas dari financial investments dan
debt financing. Sedangkan pada laporan konsolidasi, extraordinary items
tidak disajikan dalam laporan arus kas, melainkan arus kas dilaporkan
berasal dari operating, investing, dan financing activities.
 Dasar penyajian tentang kas yang dipegang (dana). Pada FFFS, dana
federal menunjukkan jumlah piutang (due from creditors) dan utang (due to
creditors) dan juga arus kasnya. Pada cash flow statement, menyajikan
dana dalam hal arus kas (kas dan setara kas).

Berikut contoh cash flow statement pada Federal Consolidated Financial


Statement :
Statement of Financial Performance
Berbeda dengan Federal Financial Statement, pada Consolidated Financial
Statement, laporan kinerja keuangannya tidak membedakan antara ordinary dan
extraordinary expenses andrevenue, karena tidak terlihat dalam debt brake rules-
nya. Semua pengeluaran dan pendapatan dialokasikan sebagai hasil dalam
laporan keuangan konsolidasi, yang bisa menimbulkan penyimpangan yang cukup
besar pada akun yang disajikan.
Statement of Financial Position
Karena alasan anggaran, pada federal financial statement aset dibagi menjadi
dua, administrative dan non-administrative assets. Hal ini menunjukkan aset mana
yang digunakan untuk disimpan dan investasi (non-administrative) dan aset mana
yang digunakan oleh pemerintah federal dengan tujuan untuk digunakan
sebagaimana fungsinya (administrative). Pembagian tersebut penting sebagai
dasar parlemen untuk membuat keputusan.
Pada consolidated financial statement hal tersebut tidak ada, tapi menyajikan
current dan non-current assets dalam klasifikasi terpisah, sesuai dengan IPSAS.
Berikut contoh Statement of Financial Position dalam Federal Financial Statement
dan Consolidated Financial Statement :
Statement of Investment
Terdapat laporan tambahan yang ada pada laporan keuangan pemerintah Swiss
yaitu Statement of Investment. Laporan ini memuat informasi mengenai
pemasukan ataupun pengeluaran yang terkait dengan investasi yang dilakukan
pemerintah. Laporan ini dibagi menjadi 2 kategori yaitu ordinary investment receipt
dan ordinary investment expenditure. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar berikut

Statement of Net Assets/Equity


Laporan Aset Bersih/Ekuitas memberikan informasi tentang efek transaksi
keuangan yang dicatat dalam periode pelaporan untuk aset dan ekuitas. Secara
khusus, laporan ini menunjukkan item biaya dan pendapatan yang diakui secara
langsung dalam aset bersih atauekuitas dibandingkan dalam laporan kinerja
keuangan, dan dampak perubahan dalam cadangan (reserves) dan dana terbatas
(restricted funds) dalam aset bersih/ekuitas.
Notes to Financial Statement
Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan
akuntansi yang digunakan, mengungkapkan informasi yang diperlukan sesuai
IPSAS yang tidak disajikan di elemen lain dalam laporan keuangan, dan
menyediakan informasi tambahan yang tidak disajikan pada laporan keuangan tapi
diperlukan untuk penyajian yang wajar. Catatan atas Laporan Keuangan tersebut
berisi deskripsi naratif atau analisis dari angka-angka yang disajikan dalam
Statement of Financial Performance, Statement of Financial Position, dan
penjelasan lebih lanjut.

Hubungan dengan Federasi sebagai Entitas Induk


Angka-angka dalam transfer biaya dan utang pada Federal Financial Statement
dan Consolidated Financial Statement dibandingkan dalam tabel seperti pada
gambar berikut :

Anda mungkin juga menyukai