Anda di halaman 1dari 5

Arial . 12.

Spasi 1,5, A4, margin 4333

STANDAR AUDIT

SA 550, 560, dan 570

1. SA 550

Ruang Lingkup

SA 550 berkaitan dengan tanggung jawab auditor atas hubungan dan transaksi
pihak berelasi dalam suatu audit atas laporan keuangan. SA ini memperluas
bagaimana SA 315, SA 330, dan SA 240 diterapkan dalam hubungannya
dengan risiko kesalahan penyajian material yang berkaitan dengan hubungan
transaksi berelasi.

Sifat Hubungan dan Transaksi Pihak Berelasi

Dalam kondisi banyak transaksi pihak berelasi terdapat kemungkinan tidak


membawa risiko kesalahan penyajian material yang lebih tinggi dalam laporan
keuangan daripada transaksi sama dengan pihak tidak-berelasi. Namun, sifat
hubungan dan transaksi pihak berelasi dalam beberapa kondisi menimbulkan
risiko kesalahan penyajian material yang lebih tinggi dalam laporan keuangan
daripada transaksi dengan pihak tidak-berelasi. Salah satu contohnya ialah,
transaksi pihak berelasi kemungkinan tidak dilaksanakan berdasarkan syarat
dan kondisi pasar normal (beberapa transasksi pihak berelasi dilaksanakan
tanpa pertimbangan pertukaran).

Tanggung Jawab Auditor

 Auditor bertanggung jawab melaksanakan prosedur audit untuk


mengidentifikasi, menilai, dan merespons risiko kesalahan penyajian
material yang timbul dari kegagalan entitas untuk secara tepat mencatat
atau mengungkapkan hubungan, transaksi, atau saldo pihak berelasi.
 Jika kerangka laporan keuangan tanpa ketentuan pihak berelasi, auditor
perlu memperoleh suatu pemahaman yang cukup tentang hubungan dan
transaksi pihak berelasi entitas untuk dapat menyimpulkan apakah
laporan keuangan sejauh ini dipengaruhi oleh hubungan dan apakah
transaksi tersebut: penyajiannya wajar dan tidak menyesatkan (untuk
kerangka kepatuhan).
 Pemahaman tentang hubungan dan transaksi pihak berelasi entitas
adalah relevan untuk pengevaluasian auditor terhadap apakah terdapat
satu atau lebih risiko kecurangan seperti yang disyaratkan oleh SA 240.
 Karena keterbatasan inheren suatu audit, terdapat risiko yang tidak
dapat dihindari bahwa beberapa kesalahan penyajian material laporan
keuangan kemungkinan tidak dapat dideteksi, meskipun audit telah
direncanakan dan dilaksanakan dengan layak sesuai dengan SA-SA.
Alasan keterbatasan inheren terhdapat kemampuan auditor untuk
mendeteksi kesalahan penyajian material adalah berdasarkan :
i. Manajemen tidak menyadari adanya semua hubungan dan transaksi
pihak berelasi.
ii. Hubungan pihak berelasi kemungkinan menyediakan peluang lebih
besar untuk kolusi, pemyembunyian, atau manipulasi oleh manajemen.
 Perencanaan dan pelaksanaan audit dengan skeptisme profesional
diharuskan oleh SA 200 yang dirancang untuk membantu auditor dalam
mengidentifikasi dan menilai risiko kesalahan penyajian material yang
berkaitan dengan hubungan dan transaksi pihak berelasi, dan dalam
merancang prosedur audit untuk merespons risiko yang telah ditentukan
tersebut.

Tanggal Efektif

SA ini berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang
dimulai pada atau setelah tanggal :
(i) 1 Januari 2013 (untuk emiten)

ii) 1 Januari 2014 (untuk entitas selain emiten).

Penerapan dini dianjurkan untuk entitas selain emiten.

Tujuan

 Tujuan auditor :
i. Mengidentifikasi faktor-faktor risiko kecurangan yang timbul dari
hubungan dan transaksi pihak berelasi yang relevan dengan
pengidentifikasian dan penilaian risiko kesalahan penyajian material
karena kecurangan;
ii. Menyimpulkan berdasarkan bukti audit yang diperoleh apakah laporan
keuangan : a) mencapai penyajian wajar (untuk kerangka penyajian
wajar); atau b) tidak menyesatkan (untuk kerangka kepatuhan);
iii. Memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat tentang apakah
hubungan dan transaksi pihak berelasi telah dengan tepat diidentifikasi,
dipertanggung jawabkan, dan diungkapkan dalam laporan keuangn
sesuai dengan kerangka tersebut.

Definisi

 Transaksi wajar adalah suatu transaksi yang dilaksanakan berdasarkan


ketentuan dan kondisi antara seorang pembeli dan penjual yang
bersedia yang tidak berhubungan dan yang tidak bertindak secara
independen satu dengan lainnya serta berusaha untuk mewujudkan
kepentingan terbaik mereka masing-masing.
 Pihak berelasi, pihak yang berupa :
i. Sebagaimana didefinisikan dalam kerangka pelaporan keuangan yang
berlaku, atau
ii. Bilamana kerangka pelaporan keuangan yang berlaku menetapkan
minimal atau tidak ada ketentuan pihak berelasi:
a. Seorang individu / entitas lain yang memiliki pengendalian atau
pengaruh signifikan (langsung atau tidak langsung)
b. Entitas lain yang terhadapnya entitas pelapor memiliki
pengendalian atau pengaruh signifikan (langsung atau tidak langsung)
c. Entitas lain yang berada di bawah pengendalian bersama
dengan entitas pelapor melalui pemilikan : (i) Kepentingan pengendalian
bersama, (ii) pemilik yang merupakan anggota keluarga dekat; atau (iii)
manajemen kunci bersama.
Entitas yang berada di bawah pengendalian bersama oleh negara tidak
dipandang berelasi kecuali melakukan transaksi signifikan.

Ketentuan

Prosedur Penilaian Risiko dan Aktivitas Terkait


 Auditor harus melaksanakan prosedur audit dan aktivitas terkait
untuk memperoleh informasi relevan guna mengidentifikasi risiko
kesalahan penyajian material yang berkaitan dengan hubungan
dan transaksi pihak berelasi

Pemahaman atas Hubungan dan Transaksi Pihak Berelasi Entitas

 Disyaratkan oleh SA 315 dan SA 240 harus mencakup


pertimbangan spesifik tentang kerentanan laporan keuangan
terhadap kesalahan penyajian material karena kecurangan atau
kesalahan yang dapat timbul dari hubungan dan transaksi pihak
berelasi entitas.
 Auditor meminta keterangan dari manajemen tentang :
a. Identitas pihak berelasi entitas, termasuk perubahan dari
periode sebelumnya
b. Sifat hubungan antara entitas dan pihak berelasi tersebut, dan
c. Apakah entitas melakukan transaksi dengan pihak berelasi
selama periode tersebut dan, jika demikian, jenis dan tujuan
transaksi tersebut.
 Auditor harus meminta keterangan tentang

Anda mungkin juga menyukai