Anda di halaman 1dari 15

Nama : Vera Sabiila

Kelas : 4AC
Tugas Bab 6 MK. Pengauditan

Pertanyaan Tinjauan

6-1 (Tujuan 6-1) Nyatakanlah tujuan audit atas laporan keuangan. Dalam istilah
umum bagaimana auditor memenuhi tujuan tersebut?
Jawaban:

Tujuan dari audit biasa atas laporan keuangan oleh auditor independen adalah
untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran, dalam semua hal yang material,
posisi keuangan, hasil operasi, serta arus kas sesuai dengan prinsip-prinsip
akuntansi yang berlaku umum (GAAP).
Dalam melaksanakan suatu audit atas laporan keuangan, tujuan keseluruhan
auditor adalah:
a. Memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan secara
keseluruhan bebas dari salah saji material, baik yang disebabkan oleh
kecurangan maupun kesalahan, dan oleh karena itu memungkinkan auditor
untuk menyatakan opini atas apakah laporan keuangan disusun, dalam semua
hal yang material, sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku;
dan
b. Menerbitkan laporan tentang laporan keuangan dan mengomunikasikannya
auditor harus memperoleh bukti audit yang mencakupi guna mendukung semua
arsesi manajemen dalam laporan keuangan. Hal ini dilakukan dengan
mengumpulkan bukti untuk mendukung beberapa kombinasi yang tepat dari
tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi dan tujuan audit yang berkaitan
dengan saldo.
Auditor harus memutuskan tujuan audit yang tepat dan bukti yang harus
dikumpulkan untuk memenuhi tujuan tersebut pada setiap audit. Dengan cara
auditor mengikuti suatu proses audit, yaitu metodologi yang telah di definisikan
dengan baik untuk menata audit guna memastikan bahwa audit yang telah
diperoleh sudah. mencukupi serta tepat, dan bahwa semua tujuan audit yang
disyaratkan sudah ditetapkan dan dipenuhi.

Adapun Tahap-tahap dalam proses Audit untuk memenuhi tujuan audit adalah
sebagai berikut:
1. Merencanakan dan merancang pendekatan audit.
2. Mendapatkan pengetahuan atas bidang usaha klien.
3. Memahami struktur pengendalian intern klien dan menetapkan risiko
pengendalian intern.
4. Pengujian pengendalian dan transaksi.
5. Melaksanakan prosedur analitis dan pengujian terinci atas saldo.
6-2 (Tujuan 6-2, 6-3) Jelaskanlah perbedaan antara tanggung jawab manajemen
dan auditor atas laporan keuangan yang sedang diaudit.
Jawaban:

Tanggung jawab manajemen yaitu untuk menyusun laporan keuangan sesuai


dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku, menetapkan dan menjalankan
pengendalian internal agar laporan keuangan bebas dari kesalahan penyajian
material atau menyajikan laporan keuangan yang wajar berkaitan dengan privilege
untuk menentukan penyajian dan pengungkapan apa yang dianggap perlu. Karena
manajemen perusahaan mempunyai pengetahuan yang lebih mendalam tentang
transaksi perusahaan serta aktiva, kewajiban, dan ekuitas terkait ketimbang
auditor.

Dan tanggung Jawab auditor yaitu untuk merencanakan dan melaksanakan audit
guna memperoleh kepastian yang layak tentang apakah laporan keuangan telah
bebas dari salah saji yang material, apakah itu disebabkan oleh kekeliruan ataupun
kecurangan, serta bertanggung jawab untuk melaporkan laporan keuangan dan
mengkomunikasikannya seperti yang telah ditentukan SA (Standar Auditing)
berdasar temuan auditor.

6-3 (Tujuan 6-3) Jelaskanlah perbedaan antara kekeliruan dan kecurangan.


Apakah tanggung jawab auditor untuk menemukan masing-masing hal tersebut?
Jawaban:

Suatu kekeliruan (error) adalah salah saji dalam laporan keuangan yang tidak
disengaja, sementara kecurangan (froud) adalah salah saji yang disengaja.
Auditor bertanggung jawab untuk mengidentifikasi kelemahan yang material
dalam pengendalian internal atas pelaporan keuangan dan bertanggung jawab
untuk melaksanakan audit guna memperoleh kepastian yang layak tentang apakah
laporan keuangan telah bebas dari salah saji yang material, apakah itu disebabkan
oleh kekeliruan ataupun kecurangan. Karena sifat bukti audit dan karakteristik
kecurangan, auditor dapat memperoleh kepastian yang layak, tetapi tidak absolut,
bahwa salah saji yang material dapat dideteksi.

Dan untuk itu tidak ada perbedaan tanggungjawab auditor atas kesalahan
penyajian maupun kecurangan, karena tujuan audit adalah memperoleh keyakinan
bahwa laporan keuangan telah bebas dari kesalahan penyajian material. dalam
pengauditan, mencari letak kecurangan sangatlah sulit sehingga auditor dituntut
untuk merencanakan dan melaksanakan audit secara tepat untuk mendeteksi
kecurangan maupun kesalahan penyajian. Sehingga daat disimpulkan bahwa
tanggung jawab auditor adalah hanya untuk mendeteksi salah saji yang material
pada laporan keuangan.
6-4 (Tujuan 6-3) Jelaskanlah perbedaan antara pelaporan keuangan yang curang
dan misapropriasi aset. Bahaslah perbedaan yang mungkin terjadi antara kedua
jenis kecurangan tersebut dalam penyajian laporan keuangan yang wajar.
Jawaban:

Pelaporan keuangan yang mengandung kecurangan: kesalahan penyajian yang


disengaja seperti penghilangan suatu jumlah dalam laporan kauangan untuk
mempengaruhi persepsi para pengguna laporan keuangan.

Misapropriasi asset atau Penyalahgunaan aset : pencurian aset entitas yang


biasanya dilakukan karyawan dengan jumlah yang relatif kecil dan tidak material.
Seperti penggelapan penerimaan, mencuri aset fisik, penggunaan aset entitas
untuk kepentingan pribadi.

6-5 (Tujuan 6-3) Sebutkan lah dua karakteristik utama yang bermanfaat dalam
memprediksi kemungkinan adanya pelaporan keuangan yang curang dalam suatu
audit untuk setiap karakteristik itu, nyatakanlah dua hal yang dapat dilakukan
auditor untuk mengevaluasi signifikansinya dalam penugasan tersebut.
Jawaban:

Dua karakteristik utama yang bermanfaat dalam memperkirakan kemungkinan


adanya kecurangan dalam audit atas laporan keuangan:
1. Tindakan pertama dalam memperkirakan kemungkinan adanya kecurangan
dalam audit atas laporan keuangan adalah mempertimbangkan dampaknya
terhadap laporan keuangan.
2. Mempertimbangkan dampak dari tindakan ilegal tersebut terhadap hubungan
AKP dengan manajemen.

Dan 2 hal yang dapat dilakukan auditor untuk mengevaluasi signifikansinya


dalam penugasan:
1. Komunikasi dengan auditor pendahulu. Sebelum menerima suatu penugasan
audit, auditor pengganti harus mencoba melaksanakan komunikasi tertentu
antara lain:
a. Meminta keterangan kepada auditor pendahulu mengenai masalah-masalah
yang spesifik.
b. Menjelaskan kepada calon klien tentang perlunya auditor pengganti
mengadakan komunikasi dengan auditor pendahulu dan meminta persetujuan
dari klien untuk melakukan hal tersebut.
c. Mempertimbangkan keterbatasan jawaban yang diberikan oleh auditor
pendahulu.
2. Melakukan review terhadap pengalaman auditor di masa lalu dalam
berhubungan dengan klien yang bersangkutan. Dalam hal auditor
mempertimbangkan akan melanjutkan atau menghentikan hubungan dengan
klien dalam penugasan audit, auditor harus secara seksama mempertimbangkan
pengalamannya di masa lalu dalam berhubungan dengan klien dalam penugasan
audit.

6-6 (Tujuan 6-3) Jelaskan tanggung jawab auditor untuk mempertimbangkan


kepatuhan terhadap UU dan regulasi. Bagaimana tanggung jawab ini berbeda
untuk UU dan regulasi yang memiliki pengaruh langsung terhadap laporan
keuangan dibandingkan dengan UU dan regulasi lain yang tidak memiliki
pengaruh langsung?
Jawaban:

Dalam memperoleh keyakinan yang layak bahwa laporan keuangan telah bebas
dari salah saji yang material, auditor mempertimbangkan kerangka kerja hukum
dan peraturan yang berlaku terkait dengan klien. Kemampuan auditor untuk
mendeteksi salah saji yang material akibat kegagalan mematuhi UU dan regulasi
dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut:
1. Banyak UU dan regulasi yang terutama terkait dengan aspek operasi bisnis dan
biasanya tdak mempengaruhi laporan keuangan serta tidak terdeteksi oleh
sistem informasi klien berkaitan dengan pelaporan keuangan.
2. Ketidakpatuhan mungkin melibatkan tindakan menyembunyikan, seperti kolusi,
pemalsuan, tidak mencatat transaksi secara sengaja, manajemen
mengesampingkan pengendalian, atau misrepresentasi yang disengaja kepada
auditor.
3. Apakah suatu tindakan merupakan ketidakpatuhan akan ditentukan oleh
hukum, seperti oleh pengadilan.

 Ketentuan perundang-undangan yang secara umum berdampak langsung:


menentukan jumlah dan pengungkapan material dalam laporan keuangan seperti
perundang-undangan pajak dan pensiun. Dan disini auditor bertanggung jawab:
memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat terkait dengan kepatuhan
terhadap ketentuan perundang-undangan.

 UU dan Regulasi yang Tidak Memiliki Pengaruh Langsung terhadap Laporan


Keuangan yaitu:
Provisi dari banyak UU dan regulasi tidak mungkin memiliki pengaruh
langsung terhadap laporan keuangan. Namun, ketaatan terhadap UU dan
regulasi tersebut sangatlah mendasar bagi operasi bisnis serta diperlukan untuk
menghindari pinalti yang material. Auditor harus melakukan prosedur berikut
untuk mengidentifikasi kasus ketidakpatuhan pada UU dan regulasi lainnya
yang mungkin memiliki pengaruh yang material terhadap laporan keuangan:
1. Menanyakan pihak manajemen dan yang bertanggung jawab atas tata kelola
tentang apakah entitas tersebut telah mematuhi UU dan regulasi semacam itu.
2. Memeriksa korespondensi, jika ada, dengan otoritas pemberi lisensi atau
regulator yang relevan.

Peraturan perundang-undangan yang tidak memiliki dampak langsung juga


seperti: kepatuhan bahwa jumlah dan pengungkapan di laporan keuangan telah
sesuai dengan aspek kegiatan bisnis, kemampuan entitas untuk melanjutkan
usahanya, untuk menghindari terjadinya sanksi berat. Dan disini auditor
bertanggung jawab: menginspeksi korespondensi, jika ada dengan pihak
berwenang yang menerbitkan izin atau peraturan.

6-7 (Tujuan 6-3) Apa tanggung jawab auditor apabila ketidakpatuhan terhadap
UU dan regulasi teridentifikasi atau diduga?
Jawaban:

Auditor harus mempertimbangkan kerangka peraturan perundang-undangan yang


berlaku. Karena keterbatasan bawaan yang melekat dalam audit, terdapat risiko
yang tidak dapat dihindari bahwa beberapa kesalahan penyajian material dalam
laporan keuangan mungkin tidak dapat terdeteksi walaupun audit telah
direncanakan secara tepat dan dilaksanakan berdasarkan SA.

Prosedur audit pada saat ketidakpatuhan teridentifikasi atau diduga terjadi jika
auditor mengetahui informasi mengenai suatu kejadian ketidakpatuhan atau
dugaan ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, auditor harus
memperoleh:
1. Pemahaman atas sifat ketidakpatuhan dan kondisi terjadinya ketidakpatuhan.
Jika auditor sudah menduga mungkin akan terjadi ketidakpatuhan, maka auditor
harus membahas hal tersebut dengan manajemen dan, jika relevan, dengan
pihak-pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola. Jika manajemen atau, jika
relevan, pihak-pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola, tidak dapat
memberikan informasi memadai yang mendukung kepatuhan entitas terhadap
peraturan perundang-undangan dan, dalam pertimbangan auditor, dampak
dugaan ketidakpatuhan tersebut material terhadap laporan keuangan, maka
auditor harus mempertimbangkan keputusan untuk memperoleh advis hukum.

2. Informasi lebih lanjut untuk mengevaluasi dampak yang mungkin terjadi


terhadap laporan keuangan.
Jika informasi tentang dugaan adanya ketidakpatuhan tidak cukup diperoleh,
auditor harus mengevaluasi dampak tidak memadainya bukti audit yang cukup
dan tepat tersebut terhadap opini auditor. Auditor harus melakukan evaluasi atas
implikasi ketidakpatuhan terhadap aspek-aspek lain dalam audit, termasuk
penilaian risiko yang dilakukan auditor dan keandalan representasi tertulis.

Pelaporan atas ketidakpatuhan yang diidentifikasi atau diduga terjadi kecuali jika
semua pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola ikut terlibat dalam
manajemen entitas, dan oleh karena itu mereka menyadari permasalahan yang
terkait dengan ketidakpatuhan yang terjadi atau diduga terjadi yang sudah
dikomunikasikan oleh auditor, maka auditor harus mengkomunikasikan kepada
pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola permasalahan yang berkaitan
dengan ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang ditemukan
auditor selama pelaksanaan audit, kecuali jika permasalahan tersebut secara jelas
tidak penting.

Apabila berdasarkan pertimbangan auditor, ketidakpatuhan seperti yang


disebutkan di atas dilakukan secara sengaja dan bersifat material, maka auditor
harus mengkomunikasikan dengan segera hal tersebut kepada pihak yang
bertanggungjawab atas tata kelola.

Sesuai dengan SA 705, jika auditor menyimpulkan bahwa ketidakpatuhan


berdampak material terhadap laporan keuangan, dan belum tercermin secara
memadai dalam laporan keuangan, maka auditor dapat menyatakan suatu opini
wajar dengan pengecualian atau suatu opini tidak wajar atas laporan keuangan
tersebut.

Jika auditor dihalangi manajemen atau pihak yang bertanggungjawab atas tata
kelola untuk memperoleh bukti audit cukup dan tepat untuk mengevaluasi
apakalah ketidakpatuhan yang mungkin berdampak material terhadap laporan
keuangan telah atau kemungkinan telah terjadi, maka auditor harus menyatakan
opini wajar dengan pengecualian atau pernyataan tidak memberikan opini atas
laporan keuangan karena adanya pembatasan ruang lingkup audit.

6-8 (Tujuan 6-4) Uraikan apa yang dimaksud dengan pendekatan siklus dalam
auditing. Apakah keunggulan membagi audit ke dalam siklus-siklus yang
berbeda?
Jawaban:

Audit dibagi berdasarkan kesamaan atau keeratan hubungan jenis (atau kelompok)
transaksi dan saldo rekening. Hal ini berarti bahwa jenis atau kelompok transaksi
dan saldo rekening yang berkaitan erat akan ditempatkan pada segmen yang sama.
Cara seperti ini disebut pendekatan siklus. Misalnya transaksi penjualan, retur
penjualan, penerimaan kas, dan penghapusan piutang merupakan empat kelompok
transaksi yang menyebabkan bertambahnya piutang usaha, sehingga keempat
kelompok transaksi tersebut ditempatkan dalam satu siklus yang disebut siklus
pendapatan.

Pendekatan siklus dalam pengauditan yaitu pengauditan yang dilakukan


dengan memecah laporan keuangan menjadi segmen-segmen yang lebih kecil.
Pendekatan siklus digunakan untuk mensegmentasi audit. Caranya dengan tetap
mempertahankan hubungan yang erat antara jenis transaksi dan saldo akun dalam
segmen yang sama. Logikanya adalah hal itu terkait dengan cara transaksi dicatat
dalam jurnal dan diikhtisarkan dalam buku besar serta laporan keuangan.

Pendekatan siklus-siklus transaksi bisa dilakukan oleh auditor sesuai dengan


perusahaan-perusahaan yang diaudit dan pertimbangan auditor sendiri. Ada empat
macam siklus, antara lain:
1. Siklus pendapatan
2. Siklus pengeluaran
3. Siklus produksi dan personalia
4. Siklus investasi dan pembelanjaan

Salah satu keunggulannya: audit menjadi lebih mudah dilaksanakan,


mempermudah pembagian tugas diantara paraanggota tim audit

6-9 (Tujuan 6-4) Identifikasi pada siklus mana biasanya masing-masing akun
buku besar berikut ini ditetapkan: penjualan, utang usaha, laba ditahan, piutang
usaha, persediaan, serta perbaikan dan pemeliharaan.
Jawaban:

 Penjualan = siklus pendapatan


 Utang usaha = siklus pengeluaran
 Laba ditahan = siklus akuisisi modal & pembayaran
 Piutang usaha = siklus piutang usaha
 Persediaan = siklus persediaan & pergudangan
 Perbaikan & pemeliharaan = siklus akuisisi modal & pembayaran

6-10 (Tujuan 6-4, 6-5) Mengapa penjualan, retur penjualan dan pengurangan
harga, beban piutang tak tertagih, diskon tunai, piutang usaha, dan penyisihan atas
piutang yang diragukan seluruhnya tercakup dalam siklus yang sama?
Jawaban:
Penjualan, retur penjualan dan pengurangan harga, beban piutang tak tertagih,
diskon tunai, piutang usaha dan penyisihan atas piutang yang diragukan
seluruhnya tercakup dalam siklus yang sama karena merupakan kelas transaksi
yang menyebabkan piutang usaha meningkat atau menurun dan termasuk dalam
Siklus Penjualan dan Penagihan.

6-11 (Tujuan 6-6) Definisikan lah arti dari asersi manajemen tentang laporan
keuangan Identifikasi tiga kategori umum dari asersi manajemen itu.
Jawaban:

Asersi manajemen (management assertions) adalah representasi pernyataan yang


tersirat atau diekspresikan oleh manajemen tentang kelas transaksi dan akun serta
mengungkapan yang terkait dalam laporan keuangan. Asersi manajemen berkaitan
langsung dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP/PSAK),
karena asersi ini merupakan bagian dari kriteria yang digunakan manajemen untuk
mencatat dan mengungkapkan informasi akuntansi laporan keuangan dalam
laporan keuangan SAS 106 (AU 326)

Identifikasi tiga kategori umum dari asersi manajemen:


1. Asersi tentang kelas transaksi dan peristiwa selama periode yang diaudit
2. Asersi tentang saldo akun pada akhir periode
3. Asersi tentang penyajian dan pengungkapan

6-12 (Tujuan 6-5, 6-6) Jelaskanlah perbedaan antara tujuan audit umum dan
asersi manajemen. Mengapa tujuan audit umum lebih berguna bagi para auditor?
Jawaban:

Perbedaan :
Tujuan umum audit atas laporan keuangan adalah untuk menyatakan pendapat
atas kewajaran laporan keuangan, dalam semua hal yang material, sesuai dengan
prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia (PABU) yang mencakup:
- PSAK
- Peraturan Bapepam
- Peraturan BEJ
- Perturan khusus lain (pemerintah, industri dsb)

Asersi (Assertions) adalah pernyataan manajemen yang terkandung di dalam


komponen laporan keuangan. Pernyataan tersebut dapat bersifat implisit atau
eksplisit.

6-13 (Tujuan 6-7) Akuisisi atas jasa perbaikan aset tetap oleh sebuah perusahaan
konstruksi telah dicatat pada tanggal yang salah. Tujuan audit yang berkaitan
dengan transaksi mana yang telah dilanggar ? Tujuan audit yang berkaitan dengan
transaksi mana yang telah dilanggar jika akuisisi tersebut telah dikapitalisasikan
sebagai aset tetap, alih-alih dibebankan?
Jawaban:

Tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi yang dilanggar jika di catat pada
tanggal yang salah adalah tujuan audit penetapan waktu karena transaksi tidak
dicatat pada waktu yang benar. Tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi yang
dilanggar jika akuisisi tersebut telah di kapasitaskan sebagai asset tetap, alih-alih
dibebankan adalah tujuan audit klasifikasi karena transaksi tersebut dicatat dalam
jurnal yang salah.

Tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi untuk memberikan kerangka kerja
guna membantu auditor mengumpulkan bukti audit yang cukup kompeten yang
diisyaratkan oleh standar pekerjaan lapangan ketiga, dan memutuskan bukti audit
yang tepat yang harus dikumpulkan bagi kelas transaksi sesuai dengan penugasan
audit.

Enam tujuan audit umum yang dapat diterapkan pada setiap kelas transaksi :
1. Kejadian -Transaksi yang dicatat memang ada
2. Kelengkapan -Transaksi yang terjadi telah dicatat..
3. Keakuratan - Transaksi yang dicatat dinyatakan pada jumlah yang benar.
4. Posting dan Keikhtisaran - Transaksi yang dicatat dimasukkan ke dalam file
induk dan diikhtisarkan dengan benar.
5. Klasifikasi - Transaksi yang dicatat dalam jurnal klien telah diklasifikasikan
secara tepat.
6. Penetapan Waktu -Transaksi dicatat pada tanggal yang benar.

6-14 (Tujuan 6-8) Jelaskanlah perbedaan antara tujuan audit yang berkaitan
dengan saldo yaitu eksistensi dan kelengkapan. Nyatakanlah pengaruh dari setiap
pelanggaran atas masing-masing tujuan tersebut dalam audit atas piutang usaha
terhadap laporan keuangan (lebih saji atau kurang saji).
Jawaban:

Asersi tentang keberadaan atau keterjadian (existence or occurance) berhubungan


dengan apakah aktiva atau uang entitas ada pada tanggal tertentu dan apakah
transaksi yang dicatat telah terjadi selama periode tertentu. Sebagai contoh,
manajemen membuat asersi bahwa sediaan produk jadi yang tercantum dalam
neraca adalah tersedia untuk dijual. Begitu pula, manajemen mambuat asersi
bahwa penjualan dalam laporan laba-rugi menunjukkan pertukaran barang atau
jasa dengan kas atau aktiva bentuk lain (misalnya piutang) dengan pelanggan.
Sedangkan Asersi tentang kelengkapan (completeness) berhubungan dengan
apakah semua transaksi dan akun yang seharusnya disajikan dalam laporan
keuangan telah dicantumkan di dalamnya.

Sebagai contoh, manajemen membuat asersi bahwa seluruh pembelian barang dan
jasa dicatat dan dicantumkan dalam laporan keuangan. Demikian pula,
manajemen membuat asersi bahwa utang usaha di neraca telah mencakup semua
kewajiban entitas. Pelanggaran terhadap asersi kelengkapan terkait dengan kurang
saji akun. Asersi kelengkapan terkait dengan apakah semua akun yang seharusnya
disajikan dalam laporan keuangan benar-benar telah dimasukkan dalam laporan
keuangan. Tidak mencatat piutang dari pelanggan merupakan pelanggaran asersi
kelengkapan.

6-15 (Tujuan 6-7, 6-8, 6-9) Apakah tujuan audit khusus itu? Jelaskanlah
hubungannya dengan tujuan audit umum.
Jawaban:

Sesudah tujuan audit umum ditentukan, maka tujuan audit khusus yang berkaitan
dengan transaksi untuk setiap kelas transaksi yang material dapat dikembangkan.
Setidaknya 1 tujuan audit khusus yang berkaitan dengan transaksi harus
disertakan pada setiap tujuan audit umum yang berkaitan dengan transaksi,
kecuali auditor yakin bahwa tujuan audit umum yang berkaitan dengan transaksi
tidak relevan atau tidak penting dalam situasi tersebut.

6-26 (Tujuan 6-4) Berikut ini adalah akun-akun buku besar yang terdapat dalam
neraca saldo klien audit, Jones Wholesale Stationery Store.

Utang Usaha Beban Peny. Perabot dan Asuransi dibayar dimuka


peralatan
Piutang Usaha Perabot dan Peralatan Beban Pajak Properti
Beban Bunga Akrual Beban Pajak Penghasilan Utang Pajak Properti
Gaji bagian Penjualan Utang Pajak Penghasilan Pembelian
Akrual
Akm. Peny. Perabot dan Beban Asuransi Beban Sewa
Peralatan
Beban Iklan Beban Bunga Laba ditahan
Penyisihan untuk Piutang Persediaan Gaji, Kantor dan Umum
tak Tertagih
Beban Piutang tak Utang Pinjaman Penjualan
Tertagih
Kas Wesel Bayar Beban Gaji bagian
Penjualan
Saham Biasa Wesel Tagih-Dagang Beban Telekomunikasi

Diminta :
a. Identifikasilah akun-akun dalam neraca saldo yang mungkin termasuk dalam
setiap siklus transaksi. Beberapa akun akan tercantum dalam lebih dari satu
siklus. Gunakan lah format berikut.
Jawaban:

Siklus Akun-akun Neraca Akun-akun Laporan


Laba Rugi
Penjualan dan Penagihan Kas Penjualan
Piutang Usaha Beban Piutang tak
Penyisihan untuk Piutang Tertagih
tak Tertagih
Wesel Tagih-Dagang
Akuisisi dan Kas Beban Iklan
Pembayaran Persediaan Beban Sewa
Perabot dan Peralatan Beban Peny. Perabot dan
Akm. Peny. Perabot dan peralatan
Peralatan Beban Pajak Penghasilan
Utang Usaha Beban Asuransi
Utang Pajak Properti
Penggajian dan Kas Beban Gaji bagian
Personalia Gaji bagian Penjualan Penjualan
Akrual Gaji, Kantor dan Umum
Utang Pajak Penghasilan
Persediaan dan Persediaan
Pergudangan
Akuisisi Modal dan Kas Beban Bunga Akrual
Pembayaran Kembali Wesel Bayar Beban Bunga
Wesel Tagih-Dagang
Utang Pinjaman
Laba ditahan
Saham Biasa

b. Bagaimana akun buku besar dalam neraca saldo kemungkinan besar akan
berbeda jika perusahaan adalah sebuah toko eceran ketimbang grosir? Apakah
perbedaan yang mungkin ada antara sebuah rumah sakit dengan suatu badan
pemerintah ?
Jawaban:
Akun buku besar umum tidak akan banyak berbeda eceran dan perusahaan
grosir kecuali ada bagian yang ada berbagai kategori. Akan ada perbedaan besar
untuk rumah sakit atau unit pemerintah. Unit pemerintah akan menggunakan
sistem akuntansi dana dan akan memiliki judul yang sama sekali berbeda.
Rumah sakit cenderung memiliki beberapa jenis akun pendapatan, bukan
penjualan. Mereka juga cenderung memiliki hal-hal seperti biaya obat-obatan,
persediaan laboratorium, dan lain-lain. Pada saat yang sama, bahkan unit
pemerintah atau rumah sakit akan memiliki akun tertentu seperti uang tunai,
biaya asuransi, pendapatan bunga, biaya sewa, dan sebagainya.

6-27 (Tujuan 6-6) Berikut ini adalah berbagai asersi manajemen (poin a sampai
m) yang berkaitan dengan penjualan dan piutang usaha.

Asersi Manajemen
a. Transaksi penjualan yang dicatat sudah terjadi.
b. Tidak ada penggadaian atau pembatasan lain pada piutang usaha.
c. Semua transaksi penjualan telah dicatat.
d. Piutang diklasifikasikan secara tepat sebagai piutang dagang dan piutang lain
dalam laporan keuangan dan diuraikan dengan jelas.
e. Transaksi penjualan telah dicatat pada periode yang benar.
f. Piutang usaha dicatat pada jumlah yang benar.
g. Transaksi penjualan telah dicatat dalam akun yang tepat.
h. Semua pengungkapan yang diperlukan tentang penjualan dan piutang telah
dibuat.
i. Semua piutang usaha telah dicatat.
j. Pengungkapan yang berkaitan dengan piutang usaha sesuai dengan jumlah
yang benar.
k. Transaksi Penjualan telah dicatat pada jumlah yang benar.
l. Piutang usaha yang dicatat memang ada.
m. Pengungkapan yang berkaitan dengan penjualan dan piutang berkaitan dengan
entitas tersebut.

Diminta :
a. Jelaskan perbedaan antara asersi manajemen tentang kelas transaksi dan
peristiwa, asersi manajemen tentang Saldo Akun, serta asersi manajemen
tentang Penyajian dan Pengungkapan.
b. Untuk setiap asersi tersebut tunjukkan apakah asersi itu tentang kelas transaksi
dan peristiwa, asersi tentang saldo akun atau asersi tentang penyajian dan
pengungkapan.
c. Tunjukkan nama asersi yang dibuat manajeman (Petunjuk : lihat tabel 6-2)
Jawaban:
a. Perbedaannya:

1. Asersi manajemen tentang kelas transaksi dan peristiwa selama periode yang
diaudit. Asersi ini terbagi menjadi 5 kategori :

 Asersi kejadian (occurance) merupakan asersi tentang transaksi dan


peristiwa yang telah dicatat dalam laporan keuangan adalah bener-benar
telah terjadi selama periode akuntansi dan bersangkutan pada suatu entitas.
Contohnya manajemen menegaskan bahwa transaksi yang dicatat
merupakan pertukaran barang antara satu perusahaan dengan customer
yang telah bener-benar terjadi.

 Asersi kelengkapan (completeness) merupakan asersi yang terkait dengan


semua transaksi dan peristiwa yang harus dicatat dalam laporan keuangan
telah dicatat seluruhnya. Contohnya manajemen menegaskan penjualan
barang dan jasa telah dicatat seluruhnya dalam laporan keuangan.

 Asersi keakuratan (accuracy) merupakan asersi tentang jumlah dan data


lain yang bersangkutan dengan transaksi dan peristiwa yang dicatat telah
dicatat dengan benar. Contohnya transaksi penjualan telah dicatat pada
harga yang benar dan menghitung perkalian harga dan kuantitas dengan
tepat.

 Asersi klasifikasi (classification) merupakan asersi tentang transaksi dan


peristiwa yang telah terjadi dicatat dalam akun yang tepat. Contohnya
penjualan barang secara kredit dicatat dalam piutang bukan pada kas.

 Cutoff merupakan asersi tentang transaksi dan peristiwa telah dicatat pada
periode akuntansi yang tepat. Contohnya penjualan barang pada bulan
desember telah diselesaikan dan dicatat pada bulan desember tanpa
melewati periode akuntansi.

2. Asersi manajemen tentang saldo akun pada akhir periode terbagi menjadi 4
kategori yaitu :

 Asersi eksistensi (existance) merupakan asersi tentang aset, kewajiban dan


kepentingan ekuitas yang dicantumkan dalam neraca memang benar-benar
ada pada tanggal neraca. Sebagai contoh manajemen menyatakan bahwa
persediaan barang dagang yang dicatat emang ada sesuai yang dicatat.

 Asersi kelengkapan merupakan asersi yang menyatakan apakah semua


aset, kewajiban dan kepentingan ekuitas yang harus dicatat telah dicatat
seluruhnya. Contohnya wesel bayar di neraca mencakup semua kewajiban
di entitas.
 Asersi peilaian dan alokasi merupakan asersi yang menyatakan apakah
aset, kewajiban dan kepentingan ekuitas telah dimasukan dalam laporan
keuangan dengan jumlah yang tepat.

 Asersi hak dan kewajiban (rights and obligations) merupakan asersi yang
menyatakan apakah aset merupakan hak entitas dan kewajiban merupakan
kewajiban entitas tersebut.

3. Asersi manajemen tentang penyajian dan pengungkapan

 Asersi keterjadian hak dan kewajiban merupakan asersi yang menyatakan


tentang peristiwa dan transaksi telah terjadi serta merupakan hak dan
kewajiban atas entitas tersebut. Contohnya jika klien telah
mengungkapkan bahwa ia telah mengakuisi perusahaan lain ia
menegaskan bahwa transaksi yang bersangkutan telah selesai.

 Asersi kelengkapan merupakan asersi yang menyatakan bahwa semua


pengungkapan yang harus dimasukan dalam laporan keuangan telah
dicantumkan dalam laporan keuangan. Sebagai contoh manajemen
menegaskan bahwa transaksi yang material dalam pihak terkait telah
diungkapkan dalam laporan keuangan.

 Asersi keakuratan dan penilaian merupakan asersi yang berisi tentang


informasi keuangan dan informasi lain telah diungkapkan secara tepat dan
pada jumlah yang tepat. Contohnya pengungkapan manajemen atas suatu
jumlah kewajiban pensiun yang belum di danai dan asumsi-asumsi lain
yang mendasari jumlah tersebut.

 Asersi klasifikasi dan dapat dipahami merupakan asersi yang menyatakan


jumlah-jumlah telah diklasifikasikan secara tepat pada laporan keuangan
serta apakah uraian saldo dan pengungkapan yang berkaitan dapat
dipahami dan dinyatakan dengan jelas. Contohnya manajemen
menegaskan bahwa klasifikasi persediaan sebagai barang jadi, barang
dalam proses, dan bahan baku sudah tepat dan pengungkapan metode yang
digunakan dapat dipahami.

b. dan c. Pembagian kategori asersi dan nama asersinya pada asersi manajemen
tersebut :

No Asersi Manajemen Kategori Asersi Nama Asersi

a. Transaksi penjualan yang dicatat Transaksi dan Keterjadian


sudah terjadi peristiwa

b. Tidak ada penggadaian atau Penyajian dan Kelengkapan


pembatasan lain pada piutang
usaha pengungkapan

c. Semua transaksi penjualan telah Transaksi dan Kelengkapan


dicatat peristiwa

d. Piutang diklasifikasikan secara Penyajian dan Klasifikasi


tepat sebagai piutang dagang dan pengungkapan
piutang lain dalam laporan
keuangan dan diuraikan dengan
jelas

e. Transaksi penjualan telah dicatat Transaksi dan Cutoff


pada periode yang benar peristiwa

f. Piutang usaha dicatat pada jumlah Saldo Akun Penilain dan alokasi
yang benar

g. Transaksi penjualan telah dicatat Transaksi dan Klasifikasi


dalam akun yang tepat peristiwa

h. Semua pengungkapan yang Penyajian dan Kelengkapan


diperlukan tentang penjualan dan pengungkapan
piutang telah dibuat

i. Semua piutang usaha telah dicatat Saldo Akun Kelengkapan

j. Pengungkapan yang berkaitan Penyajian dan Keakuratan dan


dengan piutang usaha sesuai pengungkapan penilaian
dengan jumlah yang benar

k. Transaksi Penjualan telah dicatat Transaksi dan Keakuratan


pada jumlah yang benar peristiwa

l. Piutang usaha yang dicatat Saldo Akun Eksistensi


memang ada

m. Pengungkapan yang berkaitan Penyajian dan Keterjadian dan hak


dengan penjualan dan piutang pengungkapan serta kewajiban
berkaitan dengan entitas tersebut

Anda mungkin juga menyukai