Kelompok 5
Seorang auditor ditugasi mengaudit laporan keuangan PT Klien periode yang berakhir
20X1. Auditor telah mempelajari dan menguji pengendalian internal yang berkaitan dengan
prosedur pengeluaran kas, pembelian, penerimaan barang, pencatatan. Dari hasil
pemeriksaan, auditor yakin bawa saldo utang usaha disajikan terlalu rendah. Auditor minta
kepada klien untuk memberikan daftar utang usaha yang disalin dari kartu utang. Informasi
tersebut memberikan data tentang pemasok, pergerakan transaksi, jumlah saldo utang setiap
pemasok.
Diminta: prosedur alternatif apa yang harus dilakukan auditor atas pemeriksan tersebut.
Jelaskan!!
Berdasarkan kasus ini kami menyimpulkan bahwa dalam pemeriksaan laporan keuangan
yang dilakukan oleh Auditor ditemukan adanya kesalahan penyajian laporan keuangan
terkait saldo utang yang dimana pada saat disajikan terlalu rendah. Yang kemudian dari
pemeriksaan tersebut auditor melakukan prosedur alternatif atas pemeriksaan laporan
keungan dari PT Klien.
1. Mengakumulasikan kesalahan penyajian yang diidentifikasi selama audit, selain
kesalahan penyajian yang secara jelas tidak penting dan tidak perlu diakumulasi
karena akumulasi kesalahan penyajian jelas tidak berdampak material dalam laporan
keuangan.
2. Menentukan apakah strategi audit dan rencana audit secara keseluruhan perlu direvisi
apabila:
Kesalahan penyajian lain mungkin ada,yang jika diagregasikan dengan
kesalahan penyajian yang telah diakumulasi selama audit, dapat menjadi
material.
Agregasi kesalahan penyajian yang diakumulasi selama audit mendekati
materialitas yang ditentukan.
Apabila agregasi kesalahan penyajian mendekati materialitas yang
ditentukan, maka ada kemungkinan terdapat risiko yang lebih besar dari
tingkat risiko rendah yang dapat diterima bahwa kesalahan penyajian yang
mungkin tidak terdeteksi, bila diperhitungkan dengan kesalahan penyajian
agregasi selama audit, dapat melebihi materialitas.
3. Mengkomunikasikan secara tepat waktu atas semua kesalahan penyajian yang
diakumulasi selama audit kepada tingkat manajemen yang tepat, kecuali dilarang oleh
peraturan perundang-undangan, karena perundang-undangan mungkin membatasi
komunikasi auditor tentang kesalahan penyajian tertentu ke manajemen, atau yang
lain, dalam entitas. Hal ini dianggap penting karena memungkinkan manajemen
mengevaluasi apakah unsur tersebut adalah kesalahan penyajian, menginformasikan
kepada auditor jika manajemen tidak setuju, dan mengambil tindakan yang
diperlukan.
Dan selanjutnya auditor harus meminta manajemen untuk mengoreksi
kesalahan penyajian tersebut. Koreksi oleh manajemen atas semua kesalahan
penyajian, termasuk yang dikomunikasikan oleh auditor, memungkinkan manajemen
untuk mempertahankan buku dan catatan akuntansi yang akurat dan menurunkan
risiko kesalahan penyajian material atas laporan keuangan di masa depan karena
dampak kumulatif kesalahan penyajian yang tidak material dan tidak dikoreksi
berkaitan dengan periode lalu. Jika manajemen menolak untuk mengoreksi beberapa
atau semua kesalahan penyajian yang telah dikomunikasikan auditor, maka auditor
harus memperoleh pemahaman tentang alasan manajemen menolak untuk
mengoreksi.
5. Berkomunikasi dengan Pihak yang Bertanggung Jawab atas Tata Kelola Entitas.
Dimana auditor harus mengkomunikasikan dengan pihak yang bertanggung jawab
atas tata kelola kesalahan penyajian yang tidak dikoreksi dan dampaknya terhadap
opini dalam laporan audit, kecuali jika dilarang oleh peraturan perundang-undangan.
Selain juga, hal yang harus dikomunikasikan adalah dampak kesalahan penyajian
yang tidak dikoreksi yang berkaitan dengan periode lalu terhadap golongan transaksi,
saldo akun atau pengungkapan yang relevan, serta laporan keungan secara
keseluruhan.