Anda di halaman 1dari 199

PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANS SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

PERTEMUAN 1
KDPPLKS DAN PSAK 101

A. SUB CPMK
Mampu menjelaskan Kerangka Dasar Penyusunan dan PSAK 101 Penyajian Laporan
Keuangan Syariah

B. INDIKATOR
- Mahasiswa mampu menjelaskan dan menguraikan dengan baik tujuan laporan
keuangan, asumsi dasar, karakteristik kualitatif, unsur-unsur, dan pengakuan unsur
laporan keuangan
- Mahasiswa mampu menyusun format laporan keuangan dari neraca saldo yang
telah tersedia

C. METODE
Daring: Synchronus, Ruang Praktikum LMS atau GCR, Platform GoogleMeet/Zoom

Luring: Tugas Mandiri & Tugas Kelompok

D. PETUNJUK:
1. Baca dan pelajari buku referensi Akuntansi Syariah, KDPPLKS dan PSAK 101.
2. Kerjakan tugas praktikum nomer 1 s/d 4 secara mandiri pada lembar kerja yang
tersedia dan disubmit ke LMS dan/ Google Class room secara individu.
3. Kerjakan tugas praktikum nomer 5 & 6 secara berkelompok dalam format pdf atau
power point
4. Tugas mandiri dan kelompok disubmit ke GCR &/LMS hari ini paling lambat pukul
22.30
5. Bersiap untuk presentasi baik indvividu maupun kelompok yang akan dipilih secara
acak pada pertemuan sesi 2

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 1


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANS SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

E. URAIAN MATERI

KDPPLKS atau Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan


Syariah merupakan kerangka dasar atau kerangka konseptual untuk entitas syariah.

a. Tujuan Kerangka Dasar adalah menjadi acuan bagi:


1. Penyusun standar akuntansi keuangan syariah, dalam melaksanakan tugasnya;
2. Penyusun laporan keuangan, untuk menanggulangi masalah akuntansi syariah
yang belum diatur dalam standar akuntansi keuangan syariah;
3. Auditor, dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan
disusun sesuai dengan prinsip akuntansi syariah yang berlaku umum atau tidak;
4. Para pemakai laporan keuangan, dalam menafsirkan informasi yang disajikan
dalam laporan keuangan yang disusun sesuai dengan standar akuntansi
keuangan.

b. Paradigma Transaksi Syariah

Alam semesta diciptakan oleh Tuhan sebagai Amanah (kepercayaan Ilahi), dan
sarana kebahagiaan hidup bagi seluruh umat manusia untuk mencapai
kesejahteraan hakiki secara material dan spiritual (al-falah).

c. Asas Transaksi Syariah


1. Persaudaraan (Ukhuwah)
2. Keadilan (‘adalah)
3. Kemaslahatan (maslahah)
4. Keseimbangan (tawazun)
5. Universalisme (syumuliyah)

d. Karakteristik Transaksi Syariah


1. Dilakukan berdasarkan prinsip saling paham dan saling ridha;
2. Prinsip kebebasan bertransaksi diakui sepanjang objeknya halal dan baik
(thayyib);
3. Uang hanya berfungsi sebagai alat tukar dan satuan pengukur nilai, bukan
sebagai komoditas;
4. Tidak mengandung unsur riba, kezhaliman, maysir, gharar, dan haram;
5. Tidak menganut prinsip nilai waktu dari uang (time value of money):

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 2


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANS SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

6. Dilakukan berdasarkan suatu perjanjian yang jelas dan benar serta untuk
keuntungan semua pihak tanpa merugikan pihak lain sehingga tidak
diperkenankan menggunakan standar ganda harga untuk satu akad serta
tidak menggunakan dua transaksi bersamaan yang berkaitan (ta’alluq)
dalam suatu akad;
7. Tidak ada distorsi harga melalui rekayasa permintaan (najasy), maupun
melalui rekayasa penawaran (ihtikar);dan
8. Tidak mengandung unsur kolusi dengan suap menyuap (risywah).

e. Tujuan Laporan Keuangan


Menyediakan informasi yang mengenai posisi keuangan, kinerja perusahaan
dan perubahan posisi keuangan suatu entitas syariah bagi pengguna laporan
keuangan dalam mengambil keputusan ekonomi. Tujuan lain laporan keuangan
1. Meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip syariah dalam semua transaksi
dan kegiatan usaha.
2. Informasi kepatuhan entitas syariah terhadap prinsip syariah, serta
informasi aset, kewajiban, pendapatan dan beban yang tidak sesuai dengan
prinsip syariah (jika ada), serta bagaimana perolehan dan penggunaannya.
3. Informasi untuk membantu mengevaluasi pemenuhan tanggung jawab
entitas syariah terhadap amanah dalam mengamankan dana,
menginvestasikannya pada tingkat keuntungan yang layak.
4. Informasi mengenai tingkat keuntungan investasi yang diperoleh penanam
modal dan pemilik dana syirkah temporer, informasi pemenuhan kewajiban
(obligation) fungsi sosial entitas syariah, termasuk pengelolaan dan
penyaluran zakat, infak, sedekah dan wakaf.

f. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan


1. Dapat dipahami
2. Relevan
3. Keandalan
4. Dapat dibandingkan

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 3


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANS SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

g. Komponen Laporan Keuangan Bank Syariah (Lampiran A PSAK 101)


1. Laporan posisi keuangan;
2. Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lainnya;
3. Laporan perubahan ekuitas;
4. Laporan arus kas;
5. Laporan rekonsiliasi pendapatan dan bagi hasil;
6. Laporan sumber dan penggunaan dana zakat;
7. Laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan; dan
8. Catatan atas laporan keuangan.

h. Komponen Laporan Keuangan Entitas Asuransi Syariah (Lampiran B


PSAK)
1. Laporan posisi keuangan;
2. Laporan surflus defisit dana tabarru’;
3. Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lainnya;
4. Laporan perubahan ekuitas;
5. Laporan arus kas;
6. Laporan sumber dan penggunaan dana zakat;
7. Laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan; dan
i. Catatan atas laporan keuangan.
i. Komponen Laporan Keuangan Amil Menurut PSAK 101
1. Laporan posisi keuangan;
2. Laporan perubahan dana;
3. Laporan aset kelolaan;
4. Laporan arus kas;
5. Catatan atas laporan keuangan.

j. Komponen Laporan Keuangan Lembaga Wakaf Menurut PSAK 101


1. Laporan posisi keuangan;
2. Laporan rincian aset wakaf;
3. Laporan aktivitas;
4. Laporan arus kas;
5. Catatan atas laporan keuangan.

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 4


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANS SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

F. REFERENSI:
DSAS IAI. 2020. Standar Akuntansi Syariah. Ikatan Akuntan Indonesia

G. TUGAS PRAKTIKUM

Soal 1

Transaksi syariah berasaskan pada 5 prinsip yaitu: ukhuwah, ‘adalah, maslahah, tawazun dan
syumuliyah. Jelaskan makna dari masing-masing asas transaksi syariah tersebut, dan berikan
contohnya !

Jawaban:

___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 5
PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANS SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________

___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 6


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANS SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________

Soal 2

Selain harus sesuai dengan paradigma dan asas transaksi syariah, implementasi transaksi
syariah juga harus memenuhi kriteria yang sudah ditentukan sesuai dengan KDPPLKS.
Jelaskan makna dari kriteria transaksi syariah berikut ini:

a. Transaksi syariah tidak mengandung unsur riba.


b. Transaksi syariah tidak mengandung unsur maysir.
c. Transaksi syariah tidak mengandung unsur gharar.
d. Tidak ada ba’i najasy maupun ihtikar.

Jawaban:

___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 7
PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANS SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 8


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANS SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________

Soal 3

Agar informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat berguna bagi pengguna, maka
laporan keuangan syariah harus memenuhi karakteristik kualitatif seperti yang dijelaskan
dalam KDPPLKS. Jelaskan karakteristik kualitatif laporan keuangan dan kendala informasi
yang relevan dan andal!

Jawaban:

___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 9


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANS SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________

___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 10


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANS SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________

Soal 4
Dalam akuntansi syariah dikenal istilah Dana Syirkah Temporer, jelaskan yang dimaksud
dengan dana syirkah temporer, berikan contoh dana syirkah temporer!
Jawaban:
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 11


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANS SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
Soal 5
Berikut ini merupakan data keuangan Bank Syariah Rakyat untuk periode 31 Desember 2020.

Dana syirkah temporer dari bukan bank :


Tabungan mudharabah 18.720.000
Deposit mudharabah 24.800.000
Giro dan penempatan pada Bank Indonesia 5.425.300
Giro pada bank lain_pihak berelasi 165.100
Giro pada bank lain_pihak ketiga 106.000
Penyisihan kerugian (giro pada bank lain) -2.700
Kas 1.108.000
Modal disetor 3.650.000
Tambahan modal disetor 480.000
Dana syirkah temporer dari bank :
Tabungan mudharabah 251.000
Deposit mudharabah 322.700
Pembiayaan Mudharabah 4.161.500
Pembiayaan Musyarakah 5.949.000
Liabilitas segera_pihak ketiga 630.500
Liabilitas segera_pihak berelasi 112.800
Penempatan pada bank lain _berelasi 65.000
Penempatan pada bank lain _pihak ketiga 105.000
Penyisihan kerugian (penempatan pada bank lain) -1.700
Bagi hasil yang belum dibagikan 39.900
Aset Ijarah 375.200
Akumulasi penyusutan - Aset ijarah -183.000
Musyarakah 3.500
Penghasilan komperhensif lain 363.400
Saldo laba 2.800.000
Investasi pada surat berharga (net) 1.750.600
Simpanan 733.400
Simpanan bank lain 37.900
Piutang Murabahah 27.500.000
Piutang Istishna 67.900
Piutang Ijarah 226.300
Pinjaman Qard 6.100.000
Pembiayaan yang diterima 600.000
Utang pajak 112.400
Aset tetap 1.200.000

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 12


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANS SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

Akumulasi penyusutan - Aset tetap -460.000

Diminta: Susun data keuangan tersebut ke dalam bentuk Laporan Posisi Keuangan yang sesuai
dengan PSAK 101!

Lembar jawaban soal 5

Bank Syariah Rakyat


LAPORAN POSISI KEUANGAN
Per 31 Desember 2020
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

ASET LIABILITAS
Rp. Rp.
Rp. Rp.
Rp. Rp.
Rp. Rp.
Rp. Rp.
Rp. Rp.
Rp. Rp.
Rp. Jumlah Rp.
Rp.
Rp. DANA SYIRKAH TEMPORER
Rp. Rp.
Rp. Rp.
Rp. Rp.
Rp. Rp.
Rp. Rp.
Rp. Rp.
Rp. Rp.
Rp. Jumlah Rp.
Rp.
Rp. EKUITAS
Rp. Rp.
Rp. Rp.
Rp. Rp.
Rp. Rp.
Rp. Rp.
Rp. Jumlah Rp.
Jumlah Liabilitas, Dana Syirkah
TOTAL ASET Rp. Temporer, dan Ekuitas Rp.

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 13


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANS SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

Soal 6

Cari laporan keuangan berbagai entitas syariah dan bandingkan dengan format laporan
keuangan entitas tersebut yang ada pada lampiran PSAK 101! Beri penjelasan terkait laporan
keuangan tersebut.

Catatan: Tidak boleh menggunakan laporan keuangan yang sama dengan temannya.

Lembaran jawaban soal 6 (lampirkan laporan keuangan entitas syariah yang digunakan)

___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 14


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANS SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________

KRITERIA PENILAIAN:

SKOR PENILAIAN
Indikator Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat
Kurang
(A) 80 – 100 (B) 65 – 79 (C) 55 – 64 (D) 40 – 54 (E) <40
Pemahaman materi
Kerangka berfikir
mahasiswa
Menyusun laporan
keuangan dari neraca
saldo secara tepat
Menguraikan unsur
laporan keuangan
secara baik
Tanggal..... Nilai Akhir Sesi 1

Individu: ……………….

Tanda Tangan Kelompok:………………

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 15


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

PERTEMUAN 2

AKAD JUAL BELI (PSAK 102 AKUNTANSI MURABAHAH, PSAK 103


AKUNTANSI SALAM, PSAK 104 AKUNTANSI ISTISHNA)

A. SUB CPMK
Mampu menerapkan akuntansi dengan akad jual beli sesuai PSAK 102, PSAK 103 dan
PSAK 104 pada entitas syariah
B. INDIKATOR
1. Mahasiswa mampu menerapkan perlakuan akuntansi atas setiap transaksi
murabahah, salam dan istishna
2. Mahasiswa mampu menyajikan akun yang relevan dengan transaksi
murabahah, salam dan istishna pada akhir periode
C. METODE
Daring : Synchronus, Ruang Praktikum LMS atau GCR, Platform GoogleMeet/Zoom
Luring : Tugas Mandiri & Tugas Kelompok
D. PETUNJUK
1. Baca dan pelajari buku referensi Akuntansi Syariah, mengenai murabahah
salam dan istishna serta PSAK yang relevan.
2. Kerjakan tugas praktikum nomer 1 s/d 3 secara berkelompok pada lembar kerja
yang tersedia dan disubmit ke LMS dan/ Google Class room secara individu.
3. Kerjakan tugas praktikum nomer 4 secara berkelompok dalam format pdf atau
power point
4. Tugas mandiri dan kelompok disubmit ke GCR &/LMS hari ini paling lambat
pukul 23.59
5. Bersiap untuk presentasi baik indvividu maupun kelompok yang akan dipilih
secara acak pada pertemuan 3
E. URAIAN MATERI
I. Akuntansi Murabahah
1. Defininis Murabahah
Murabahah adalah akad jual beli barang dengan harga jual
sebesar biaya perolehan ditambah keuntungan yang disepakati dan
penjual harus mengungkapkan biaya perolehan barang tersebut kepada
pembeli.

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 1


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

2. Rukun Murabahah
a) Pelaku yang terdiri dari Penjual (al-bai’) dianalogkan sebagai
bank dan Pembeli (al-musytari) dianalogkan sebagai Aminah.
b) Obyek atau barang yang akan diperjual belikan (al-mabi’)
c) Harga (al-saman) dianalogkan sebagai pricing atau plafond
pembiayaan.
d) Ijab dan qdabul dianalogkan sebagai akad atau perjanjian
3. Karakteristik Murabahah
a) Murabahah dapat dilakukan berdasarkan pesanan dan tanpa
pesanan.
b) Murabahah berdasarkan pesanan dapat bersifat mengikat atau
tidak mengikat pembeli untuk barang yang dipesan.
Berdasarkan PSAK 102, murabahah berdasarkan pesanan
bersifat mengikat, tidak dapat dibatalkan.
c) Pembayaran dapat dilakukan secara tunai atau tangguh
(cicilan).
d) Murabahah memperkenankan penawaran harga berbeda dengan
cara pembayaran yang berbeda sebelum akad dilakukan.
e) Harga yang disepakati adalah harga jual dan biaya
perolehannya harus diberitahukan.
f) Diskon terkait dengan pembelian barang meliputi:
a. Diskon dari pemasok dalam bentuk apapun atas
pembelian barang
b. Diskon biaya asuransi dari perusahaan asuransi dalam
rangka pembelian barang
c. Komisi dalam bentuk apapun yang diterima terkait
dengan pembelian barang.
g) Diskon pembelian barang yang diterima setelah akad disepakati
diberlakukan sesuai dengan kesepakatan dalam akad tersebut.
Jika tidak diatur dalam akad, maka diskon menjadi hak penjual.
h) Penjual dapat meminta uang muka pada pembeli sebagai bukti
komitmen sebelum akad disepakati. Uang muka tersebut
menjadi bagian pelunasan piutang murabahah jika akad

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 2


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

disepakati. Bila akad batal, maka uang muka dikembalikan


setelah dikurangi dengan kerugian riil yang ditanggung penjual
(hamish jiddiyah). Bila kerugian lebih besar dari uang muka,
maka penjual dapat meminta tambahan dari pembeli.
Uang muka dari pembeli dapat diakui sebagai:
a. Pengurang biaya perolehan persediaan murabahah
b. Pengurang tagihan kepada pembeli
i) Bila pembeli tidak dapat melunasi piutang sesuai dengan
perjanjian, maka penjual dapat mengenakan denda kecuali jika
dapat dibuktikan pembeli tidak atau belum mampu melunasi
karena force majeur.
j) Penjual boleh memberikan potongan saat pelunasan piutang
bila:
a. Membayar pelunasan tepat waktu; atau
b. Membayar pelunasan lebih cepat dari waktu dalam
kesepakatan.
k) Penjual boleh memberikan potongan dari total piutang yang
belum dilunasi bila:
a. Membayar cicilan tepat waktu
b. Mengalami penurunan kemampuan pembayaran; atau
c. Meminta potongan dengan alasan yang diterima
penjual.
4. Jenis – Jenis Murabahah
a) Murabahah berdasarkan pesanan
b) Murabahah tanpa pesanan
5. Perlakuan Akuntansi Murabahah

Akuntansi penjual
● Pada saat perolehan, pengukuran persediaan murabahah
menggunakan biaya perolehan
● Setelah pengakuan awal, persediaan murabahah diukur dengan
biaya perolehan atau nilai realisasi netto mana yang lebih rendah
● Diskon pembelian persediaan murabahah yang terjadi setelah
akad murabahah diakui sebagai :

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 3


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

− Liabilitas kepada pembeli, jika diskon tersebut


merupakan hak pembeli sesuai yang diperjanjikan atau
tidak
− Penghasilan periode berjalan, jika diskon tersebut
merupakan hak penjual sesuai yang diperjanjikan
● Pada saat akad murabahah, piutang murabahah diakui sebesar
jumlah tagihan kepada pembeli.
● Pendapatan murabahah terdiri atas marjin dan pendapatan lain
yang tercantum dalam akad. Marjin murabahah merupakan
selisih antara harga jual dan biaya perolehan persediaan
murabahah. Uang muka dari pembeli dapat diakui sebagai:
− Pengurang biaya perolehan persediaan murabahah, atau
− Pengurang tagihan kepada pembeli.
● Pendapatan murabahah diakui:
− Pada saat penjual mengalihkan pengendalian atas
persediaan kepada pembeli jika murabahah dilakukan
secara tunai atau tangguh yang tidak mengandung unsur
pembiayaan signifikan
− Selama periode akad secara proporsional jika murabahah
dilakukan secara tangguh yang mengandung unsur
pembiayaan signifikan dan penjual memiliki risiko yang
signifikan terkait dengan kepemilikan persediaan.
● Pendapatan murabahah dari murabahah tangguh yang
mengandung unsur pembiayaan signifikan dan penjual tidak
memiliki risiko signifikan
● Biaya transaksi yang terkait dengan akad murabahah diakui
selaras dengan pengakuan pendapatan murabahah
● Potongan pelunasan piutang murabahah diakui sebagai
pengurang pendapatan murabahah periode berjalan
● Potongan atas piutang murabahah yang belum dilunasi akan
mengubah besaran pengakuan pendapatan murabahah\
● Denda yang diterima dari pembeli diakui sebagai liabilitas.
Akuntansi pembeli

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 4


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

● Utang yang timbul diakui sebagai utang murabahah sebesar


jumlah yang wajib dibayarkan
● Biaya perolehan dari aset yang diperoleh melalui transaksi
murabahah diukur pada:
− Harga beli ditambah biaya transaksi, jika murabahah
secara tunai
− Biaya perolehan tunai, jika melalui murabahah tangguh.
Selisih antara harga beli dan biaya transaksi dengan biaya
perolehan tunai diakui sebagai beban murabahah
tangguhan.
● Beban murabahah tangguhan diamortisasi secara proporsional
selama masa akad.
● Diskon pembelian yang diterima setelah akad murabahah,
potongan pelunasan, dan potongan utang murabahah diakui
sebagai pengurang beban murabahah tangguhan.
● Denda yang dibayarkan kepada penjual diakui sebagai beban.
● Potongan uang muka akibat pembeli batal membeli barang
diakui sebagai beban
Penyajian
− Piutang murabahah disajikan sebesar nilai neto yang
dapat direalisasikan, yaitu saldo piutang murabahah
dikurangi penyisihan kerugian piutang.
− Pendapatan murabahah tangguhan dan biaya transaksi
disajikan sebagai pengurang (contra account) piutang
murabahah.
− Beban murabahah tangguhan disajikan sebagai
pengurang (contra account) utang murabahah.
Pengungkapan
− Penjual mengungkapkan hal-hal yang terkait dengan
transaksi murabahah, tetapi tidak terbatas pada:
a. Harga perolehan aset murabahah
b. Janji pemesanan dalam murabahah berdasarkan pesanan
sebagai kewajiban atau bukan

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 5


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

c. Pengungkapan yang diperlukan sesuai PSAK 101:


Penyajian Laporan Keuangan Syariah.
− Pembeli mengungkapkan hal-hal yang terkait dengan
transaksi murabahah, tetapi tidak terbatas pada:
a. Nilai tunai aset yang diperoleh dari transaksi murabahah
b. Jangka waktu murabahah tangguh
c. Pengungkapan yang diperlukan sesuai PSAK 101

II. Akuntansi Salam


1. Defininis Salam
Salam adalah akad jual beli barang pesanan (muslam fiih) dengan
pengiriman di kemudian hari oleh penjual (muslam illaihi) dan
pelunasannya dilakukan oleh pembeli pada saat akad disepakati sesuai
dengan syarat-syarat tertentu.
2. Rukun Salam
a) Muslam/pembeli
b) Muslam ilaih/penjual
c) Muslam fiihi/barang atau hasil produksi
d) Modal atau uang
e) Shighat/Ijab Qabul
3. Syarat – syarat Salam
a) Pihak yang berakad
b) Ridha dua belah pihak dan tidak ingkar janji
c) Cakap hukum
4. Karakteristik Salam
a) Ketentuan tentang Pembayaran
a. Alat bayar harus diketahui jumlah dan bentuknya, baik
berupa uang, barang, atau manfaat.
b. Pembayaran harus dilakukan pada saat kontrak
disepakati.
c. Pembayaran tidak boleh dalam bentuk pembebasan
hutang.
b) Ketentuan tentang Barang

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 6


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

a. Harus jelas ciri-cirinya dan dapat diakui sebagai hutang.


b. Harus dapat dijelaskan spesifikasinya.
c. Penyerahannya dilakukan kemudian.
d. Waktu dan tempat penyerahan barang harus ditetapkan
berdasarkan kesepakatan.
e. Pembeli tidak boleh menjual barang sebelum
menerimanya.
f. Tidak boleh menukar barang, kecuali dengan barang
sejenis sesuai kesepakatan.
c) Ketentuan tentang Salam Paralel : Dibolehkan melakukan
salam paralel dengan syarat akad kedua terpisah dari dan tidak
berkaitan dengan akad pertama
d) Penyerahan Barang Sebelum atau pada Waktunya
a. Penjual harus menyerahkan barang tepat pada waktunya
dengan kualitas dan jumlah yang telah disepakati.
b. Jika penjual menyerahkan barang dengan kualitas yang
lebih tinggi, penjual tidak boleh meminta tambahan
harga.
c. Jika penjual menyerahkan barang dengan kualitas yang
lebih rendah, dan pembeli rela menerimanya, maka ia
tidak boleh menuntut pengurangan harga (diskon).
d. Penjual dapat menyerahkan barang lebih cepat dari
waktu yang disepakati dengan syarat kualitas dan
jumlah barang sesuai dengan kesepakatan, dan ia tidak
boleh menuntut tambahan harga.
Jika semua atau sebagian barang tidak tersedia pada
waktu penyerahan, atau kualitasnya lebih rendah dan
pembeli tidak rela menerimanya, maka ia memiliki dua
pilihan :
1) membatalkan kontrak dan meminta kembali
uangnya,
2) menunggu sampai barang tersedia.

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 7


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

e) Pembatalan Kontrak. Pada dasarnya pembatalan salam boleh


dilakukan, selama tidak merugikan kedua belah pihak.
a. Entitas dapat bertindak sebagai pembeli dan atau
penjual dalam suatu transaksi salam. Jika entitas
bertindak sebagai penjual kemudian memesan kepada
pihak lain untuk menyediakan barang pesanan dengan
cara salam, maka hal ini disebut salam paralel.
b. Salam paralel dapat dilakukan dengan syarat :
1) akad antara lembaga keuangan syariah (pembeli)
dan produsen (penjual) terpisah dari akad antara
lembaga keuangan syariah (penjual) dan
pembeli akhir
2) kedua akad tidak saling bergantung (ta’alluq).
c. Spesifikasi dan harga barang pesanan disepakati oleh
pembeli dan penjual di awal akad. Ketentuan harga
barang pesanan tidak dapat berubah selama jangka
waktu akad. Dalam hal bertindak sebagai pembeli,
lembaga keuangan syariah dapat meminta jaminan
kepada penjual untuk menghindari risiko yang
merugikan.
d. Barang pesanan harus diketahui karakteristiknya secara
umum yang meliputi: jenis, spesifikasi teknis, kualitas
dan kuantitasnya. Barang pesanan harus sesuai dengan
karakteristik yang telah disepakati antara pembeli dan
penjual. Jika barang pesanan yang dikirimkan salah atau
cacat maka penjual harus bertanggungjawab atas
kelalaiannya.
e. Alat pembayaran harus diketahui jumlah dan
bentuknya, baik berupa kas, barang atau manfaat.
Pelunasan harus dilakukan pada saat akad disepakati
dan tidak boleh dalam bentuk pembebasan hutang
penjual atau penyerahan piutang pembeli dari pihak
lain.

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 8


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

f. Transaksi salam dilakukan karena pembeli berniat


memberikan modal kerja terlebih dahulu untuk
memungkinkan penjual (produsen) memproduksi
barangnya, barang yang dipesan memiliki spesifikasi
khusus, atau pembeli ingin mendapatkan kepastian dari
penjual.Transaksi salam diselesaikan pada saat penjual
menyerahkan barang kepada pembeli.
5. Perlakuan Akuntansi Salam

Akuntansi penjual
● Pengakuan kewajiban salam, kewajiban salam diakui pada saat
penjual menerima modal usaha salam. Modal usaha salam yang
diterima disajikan sebagai kewajiban salam
● Pengukuran kewajiban salam:
− Jika modal usaha salam dalam bentuk kas diukur sebesar
jumlah yang diterima
− Jika modal usaha salam dalam bentuk asset nonkas
diukur sebagai nilai wajar
● Kewajiban salam dihentikan pengakuannya pada saat
penyerahan barang kepada pembeli
● Jika penjual melakukan transaksi salam paralel, maka selisih
antara jumlah yang dibayar oleh pembeli akhir dan biaya
perolehan barang pesanan diakui sebagai keuntungan atau
kerugian pada saat penyerahan barang pesanan oleh penjual ke
pembeli akhir
● Pada akhir periode pelaporan keuangan, persediaan yang
diperoleh melalui transaksi salam diukur sebesar nilai terendah
biaya perolehan atau nilai bersih yang dapat direalisasi. Apabila
nilai bersih yang dapat direalisasi lebih rendah dari biaya
perolehan, maka selisihnya diakui sebagai kerugian
● Penyajian, penjual menyajikan modal usaha salam yang diterima
sebagai kewajiban salam
● Pengungkapan

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 9


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

● Piutang salam kepada produsen(dalam salam paralel)


yang memiliki hubungan istimewa
● Jenis dan kuantitas barang pesanan
● Pengungkapan lain sesuai dengan PSAK No. 101 tentang
Penyajian Laporan Keuangan Syariah.
Akuntansi pembeli
● Pengakuan piutang salam, piutang salam diakui pada saat modal
usaha salam dibayarkan atau dialihkan kepada penjual. Modal
usaha salam disajikan sebagai piutang salam
● Pengukuran modal usaha salam:
− Modal salam dalam bentuk kas diukur sebesar jumlah
yang dibayarkan
− Modal usaha dalam bentuk asset nonkasi diukur sebesar
nilai wajar, selisih antara nilai wajar dan nilai tercatat
modal usaha nonkas yang diserahkan diakui sebagai
keuntungan atau keruhian pada saat penyerahan modal
usaha tersebut
● Penerimaan barang pesanan:
− Jika barang pesanan sesuai dengan akad, maka dinilai
sesuai nilai yang disepakati
− Jika barang pesanan berbeda kualitasnya:
a. Nilai wajar dari barang pesanan yang diterima
nilainya sama atau lebih tinggi dari nilai barang
pesanan yang tercantum dalam akad, maka barang
pesanan yang diterima diukur sesuai dengan nilai
akad
b. Jika nilai wajar dari barang pesanan yang diterima
lebih rendah dari nilai barang pesanan yang
tercantum dalam akad; maka barang pesanan yang
diterima diukur sesuai dengan nilai wajar pada saat
diterima dan selisihnya diakui sebagai kerugian

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 10


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

− Jika pembeli tidak menerima sebagian atau seluruh


barang pesanan pada tanggal jatuh tempo pengiriman,
maka:
a. Jika tanggal pengiriman diperpanjang, maka nilai
tercatat piutang salam sebesar bagian yang belum
dipenuhi sesuai dengan nilai yang tercantum dalam
akad
b. Jika akad salam dibatalkan sebagian atau seluruhnya,
maka piutang salam berunah menjadi piutang yang
harus dilunasi oleh penjual sebesar bagian yang tidak
dapat dipenuhi
c. Jika akad salam dibatalkan sebagian atau seluruhnya
dan pembeli mempunyai jaminan atas barang
pesanan serta hasil penjualan jaminan tersebut lebih
kecil dari nilai piutang salam, maka selisih antara
nilai tercatat piutang salam dan hasil penjualan
jaminan tersebut diakui sebagai piutang kepada
penjual(asumsi yang menjual barang jaminan adalah
pembeli. Jika hasil penjualan jaminan tersebut lebih
besar dari nilai tercatat piutang salam maka
selisihnya menjadi hak penjual
● Denda yang diterima dan diberlakukan oleh pembeli diakui
sebagai dana kebajikan. Denda hanya boleh dikenakan kepada
penjual yang mampu menyelesaikan kewajibannya, tetapi
sengaja tidak melakukannya(lalai). Hal ini tidak berlaku bagi
penjual yang tidak mampu menunaikan kewajibannya karena
force majeur.
Penyajian
● Pembeli menyajikan modal usaha salam yang diberikan sebagai
piutang salam
● Piutang yang harus dilunasi oleh penjual karena tidak dapat
memenuhi kewajibannya dalam transaksi salam disajikan secara
terpisah dari piutang salam

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 11


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

● Persediaan yang diperoleh melalui transaksi salam diukur


sebesar nilai terendah biaya perolehan atau nilai bersih yang
dapat direalisasi. Apabila nilai bersih yang dapat direalisasi lebih
rendah dari biaya perolehan, maka selisihnya diakui sebagai
kerugian
Pengungkapan
● Besarnya modal usaha salam, baik yang dibiayai sendir maupun
yang dibiayai secara bersama-sama dengan pihak lain
● Jenis dan kuantitas barang pesanan
● Pengungkapan lain sesuai dengan PSAK No. 101 tentang
Penyajian Laporan Keuangan Syariah

III. Akuntansi Istishna’


1. Definisi Istishna’
Istishna’ adalah akad jual beli dalam bentuk pemesanan
pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan tertentu jang
disepakati antara pemesan (pembeli, mustashni’) dan penjual (pembuat,
shan i’).
2. Rukun Istishna’
a) Pelaku, pihak pemesan (mustashni') dan pihak yang dimintakan
kepadanya pengadaaan atau pembuatan barang yang dipesan,
yang diistilahkan dengan sebutan shani'.
b) Obyek yang diakadkan (al-mahal), yang menjadi objek dari
akad ini bukan atas suatu barang, namun akadnya adalah akad
yang mewajibkan pihak kedua untuk mengerjakan sesuatu sesuai
pesanan.
c) Shighat (ijab qabul)
3. Karakteristik Istishna’
a) Memerlukan proses pembuatan;
b) Sesuai dengan spesifikasi pemesan (customized), bukan produk
massal
c) Diketahui karakteristiknya secara umum yang meliputi jenis,
spesifikasi teknis, kualitas, dan kuantitasnya

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 12


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

4. Syarat akad Istishna’


a) Modal transaksi bai’ al istishna:
a. Mashnu’ menjelaskan jenis, bentuk, kadar, sifat, kualitas,
kuantitas.
b. Tsaman diketahui semua pihak, bisa dibayar saat akad,
dicicil atau tangguh. Harga tidak berubah kecuali
disepakati.
b) Syarat barang yang dipesan:
a. Harus spesifik dan dapat diakui sebagai utang
b. Harus bisa diidentifikasi secara jelas
c. Penyerahan barang dilakukan di kemudian hari
d. Boleh menentukan tanggal waktu di masa yang akan
datang untuk penyerahan barang.
e. Menjelaskan tempat penyerahan.
f. Barang pesanan yang belum diterima tidak boleh dijual.
g. Dalam hal pemesanan sudah dikerjakan sesuai dengan
kesepakatan, hukumnya mengikat, tidak boleh
dibatalkan sehingga penjual tidak dirugikan karena ia
telah menjalakan kewajibannya sesuai dengan
kesepakatan.
h. Dalam hal terdapat cacat atau barang tidak sesuai dengan
kesepakatan, pemesan memiliki hak khiyar (hak
memilih) untuk melanjutkan atau membatalkan akad.
5. Jenis – jenis Istishna’
a) Istishna
b) Istisha pararel : Istishna' paralel adalah suatu bentuk akad
istishna‘ antara pemesan (pembeli, mustashni') dengan penjual
(pembuat, shani'), kemudian untuk memenuhi kewajibannya
kepada mustashni', penjual memerlukan pihak lain sebagai
shani'.
Ketentuan dalam akad istishna’ paralel antara lain:
1. Akad antara entitas (pembeli) dan produsen (penjual)
terpisah dari akad antara entitas (penjual) dan pembeli akhir;

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 13


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

2. Kedua akad tidak saling bergantung (ta’alluq).


6. Perlakuan Akuntansi Istishna

Akuntansi penjual
● Biaya perolehan istishna terdiri atas:
− Biaya langsung yaitu: bahan baku dan tenaga kerja
langsung untuk membuat barang pesanan, atau tagihan
produsen/kontraktor pada entitas untuk istishna paralel;
− Biaya tidak langsung adalah biaya overhead termasuk
biaya akad dan pra-akad;
− Khusus untuk istishna paralel: seluruh biaya akibat
proodusen/kontraktor tidak dapat memenuhi kewajiban
jika ada
● Jika pembeli melakukan pembayaran sebelum tanggal jatuh
tempo dan penjual memberikan potongan, maka potongan
tersebut sebagai pengurang pendapatan istishna
● Pengakuan pendapatan dapat diakui dengan 2 metode berikut:
− Metode persentase penyelesaian, adalah system
pengakuan pendapatan yang dilakukan seiring dengan
proses penyelesaian berdasarkan akad istishna
− Metode akad selesai adalah system pengakuan
pendapatan yang dilakukan ketika proses penyelesaian
pekerjaan telah dilakukan
● Jika akad istishna dilakukan dengan pembayaran tangguh, maka
pengakuan pendapatan dibagi menjadi 2 bagian sebagai berikut:
− Margin keuntungan pembuatan barang pesanan yang
dihitung apabila istishna dilakukan tunai, akan diakui
sesuai persentase penyelesaian
− Selisih antara nilai akad dan nilai tunai pada saat
penyerahan diakui selama periode pelunasan secara
proporsional sesuai dengan jumlah pembayaran.
● Untuk metode persentase penyelesaian, pengakuan pendapatan
dilakukan sejumlah bagian nilai akad yang sebanding dengan

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 14


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

pekerjaan yang telah diselesaikan tersebut diakui sebagagi


pendapatan istishna pada periode yang bersangkutan
● Untuk metode persentase penyelasaian, bagian margin
keuntungan istishna yang diakui selama periode pelaporan
ditambahkan kepada asset istishna dalam penyelesaian
● Untuk metode persentase penyelesaian, pada akhir periode harga
pokok istishna diakui sebesar biaya istishna yang telah
dikeluarkan sampai periode tersebut
● Untuk metode akad selesai tidak ada pengakuan pendapatan,
harga pokok dan keuntungan sampai dengan pekerjaan telah
dilakukan. Sehingga pendapatan diakui pada periode dimana
pekerjaan telah selesai dilakukan
● Jika besar kemungkinan terjadi bahwa total biaya perolehan
istishna akan melebihi pendapatan istishna maka taksiran
kerugian harus segera diakui
● Pada saat penagihan baik metode persentase penyelesaian atau
akad selesai, terdapat akun termin istishna yang akan disajikan
sebagai akun pengurang dari akun asset istishna dalam
penyelesaian
● Penyajian, penjual menyajikan dalam laporan keuangan hal-hal
sebagai berikut:
● Piutang istishna’ yang berasal dari transaksi istishna’
sebesar jumlah yang belum dilunasi oleh pembeli akhir.
● Termin istishna’ yang berasal dari transaksi istishna’
sebesar jumlah tagihan termin penjual kepada pembeli
akhir.
● Pengungkapan, penjual mengungkapkan transaksi istishna’
dalam laporan keuangan, tetapi tidak terbatas, pada:
● Metode akuntansi yang digunakan dalam pengukuran
pendapatan kontrak istishna’
● Metode yang digunakan dalam penentuan persentase
penyelesaian kontrak yang sedang berjalan

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 15


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

● Rincian piutang istishna’ berdasarkan jumlah, jangka


waktu, dan kualitas piutang
● Pengungkapan yang diperlukan sesuai PSAK No. 101 :
Penyajian Laporan Keuangan Syariah

Akuntansi pembeli

● Pembeli mengakui asset istishna dalam penyelesaian sebesar


jumlah termin yang ditagih oleh penjual dan sekaligus mengakui
utang istishna kepada penjual
● Asset istishna yang diperoleh melalui transaksi istishna dengan
pembayaran tangguh lebih dari satu tahun diakui sebesar: biaya
perolehan tunai. Selisih antara harga beli yang disepakati dalam
akad istishna tangguh dan biaya perolehan tunai diakui sebagai
beban istishna tangguh
● Beban istishna tangguhan diamortisasi secara proporsional
seusai dengan porsi pelunasan utang istishna
● Jika barang pesanan terlambat diserahkan karena kelalauan atau
kesalahan penjual, dan mengakibatkan kerugian pembeli, maka
kerugian tersebut dikurangkan dari garansi penyelesaian proyek
yang telah diserahkan penjual. Jika kerugian itu lebih besar dari
garansi, maka selisihnya diakui sebagai piutang jatuh tempo
kepada penjual dan jika diperlukan dibentuk penyisihan
kerugian piutang
● Jika pembeli menolak menerima barang pesanan karena tidak
sesuai dengan spesifikasi dan tidak memperoleh kembali seluruh
jumlah uang yang telah dibayarkan kepada penjual, maka jumlah
yang belum diperoleh kembali diakui sebagai piutang jatuh
tempi kepada penjual dan jika diperlukan dibentuk penyisihan
kerugian piutang
● Jika pembeli menerima barang pesanan yang tidak sesuai dengan
spesifikasi, maka barang pesanan tersebut dikuru dengan nilai

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 16


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

yang lebih rendah antara nilai wajar dan biaya perolehan. Selisih
yang terjadi diakui sebagai kerugian pada periode berjalan
Penyajian
● Pembeli menyajikan dalam laporan keuangan hal-hal sebagai
berikut:
● Utang ishtisna’ sebesar tagihan dari produsen atau
kontraktor yang belum dilunasi.
● Aset istishna’ dalam penyelesaian sebesar:
− Persentase penyelesaian dari nilai kontrak
penjualan kepada pembeli akhir, jika istishna’
paralel
− kapitalisasi biaya perolehan, jika istishna
Pengungkapan
● Pembeli mengungkapkan transaksi istishna’ dalam laporan
keuangan, tetapi tidak terbatas, pada:
● Rincian utang istishna’ berdasarkan jumlah dan jangka
waktu
Pengungkapan yang diperlukan sesuai PSAK No. 101:
Penyajian Laporan Keuangan Syariah
F. CONTOH TRANSAKSI
I. AKUNTANSI MURABAHAH
Ilustrasi Umum
LKS Ridho Gusti sebagai penjual menerima pesanan dari Aminah
berupa mobil kijang, sebagai tanda keseriusannya dalam memesan untuk
membeli barang sesuai kesepakatan sebesar Rp200.000.000 dengan uang muka
Rp20.000.000 dicicil selama 12 bulan, dan keuntungan yang disepakati adalah
Rp60.000.000. Atas pesanan aminah ini, LKS Ridho Gusti memesan barang
kepada PT Barakah sebesar Rp 200.000.000
1. Akuntansi Penjual (LKS Ridho Gusti)
a) Uang muka dari pembeli
Kas Rp20.000.000
Piutang Uang Muka Rp20.000.000
b) Pesanan dibatalkan

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 17


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

a. Uang muka > Biaya yang dikeluarkan


Apabila Aminah membatalkan pesanan dan LKS Ridho
hanya mengeluarkan biaya Rp10.000.000
Utang uang muka Rp20.000.000
Pendapatan operasional Rp10.000.000
Kas Rp10.000.000
b. Uang muka < biaya yang dikeluarkan
Apabila Aminah membatalkan pesanan dan LKS Ridho
mengeluarkan biaya Rp25.000.000
Kas Rp5.000.000
Utang uang muka Rp20.000.000
Pendapatan operasional Rp25.000.000
c. Uang muka = biaya yang dikeluarkan
Apabila Aminah membatalkan pesanan dan LKS Ridho
mengeluarkan biaya Rp20.000.000
Utang uang muka Rp20.000.000
Pendapatan operasional Rp20.000.000
c) Pada saat pembelian aset murabahah
LKS Ridho Gusti melakukan pembelian pada PT Barakah
Aset Murabahah Rp200.000.000
Kas Rp.200.000.000
d) Penyerahan Barang.
LKS Ridho menyerahkan aset murabahah kepada Aminah
Piutang Murabahah Rp260.000.000
Aset Murabahah Rp200.000.000
Margin Murabahah Rp60.000.000
Utang uang muka Rp20.000.000
Piutang Murabahah Rp20.000.000
e) Pembayaran cicilan tepat waktu
LKS Ridho Gusti menerima pembayaran cicilan ke-1 dari
Aminah
Kas Rp20.000.000
Margin Murabahah Tangguhan Rp5.000.000

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 18


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

Piutang murabahah Rp20.000.000


Pendapatan margin murabahah Rp5.000.000

f) Pembayaran cicilan terlambat


Aminah belum membayar cicilan pada tanggal jatuh tempo
Piutang murabahah jatuh tempo Rp20.000.000
Margin murabahah tangguhan Rp5.000.000
Piutang murabahah Rp20.000.000
Pend. margin murabahah - akrual Rp5.000.000
g) Penerimaan pembayaran cicilan yang terlambat
Saat LKS Ridho Gusti menerima pembayaran cicilan Aminah
yang terlambat
Kas Rp20.000.000
Pendapatan margin murabahah-akrual Rp5.000.000
Piutang murabahah jatuh tempo Rp20.000.000
Pendapatan margin murabahah Rp5.000.000
h) Denda
LKS Ridho Gusti menerima denda dari Aminah karena kelalaian
Aminah sebesar Rp.100.000
Dana Kebajikan-kas Rp100.000
Dana kebajikan-denda Rp100.000
i) Pelunasan lebih cepat
Aminah melakukan pelunasan lebih cepat sebesar
Rp100.000.000 dan LKS Ridho Gusti memberikan potongan
setelah pelunasan sebesar Rp3.000.000
a. Saat pelunasan
Kas Rp100.000.000
Margin murabahah tangguhan Rp25.000.000
Piutang murabahah Rp100.000.000

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 19


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

Pendapatan margin murabahah Rp25.000.000


b. Saat memberikan potongan
Pendapatan margin murabahah Rp3.000.000
Kas Rp3.000.000
2. Akuntansi Pembeli (Aminah)
a) Penyerahan Uang Muka
Aminah menyerahkan uang muka kepada LKS Ridho Gusti
Uang muka Rp20.000.000
Kas Rp20.000.000
b) Saat menerima barang murabahah(Mobil Honda Jazz)
Aset Rp200.000.000
Beban murabahah tangguh Rp60.000.000
Utang murabahah Rp240.000.000
Uang muka Rp20.000.000
c) Melakukan pembayaran cicilan ke-1 tepat waktu
Utang murabahah Rp20.000.000
Kas Rp20.000.000
Beban murabahah Rp5.000.000
Beban murabahah tangguh Rp5.000.000
d) Cicilan terlambat namun belum dibayar
No entry
e) Membayar cicilan yang terlambat
Utang murabahah Rp20.000.000
Kas Rp20.000.000
Beban murabahah Rp5.000.000
Beban murabahah tangguh Rp5.000.000
f) Membayar denda karena lalai
Kerugian Rp100.000
Kas Rp100.000
g) Melakukan pelunasan lebih cepat
a. Saat melakukan pelunasan
Utang murabahah Rp100.000.000
Beban murabahah Rp25.000.000

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 20


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

Kas Rp100.000.000
Beban murabahah tangguhan Rp25.000.000
b. Saat diberikan potongan
Kas Rp3.000.000
Beban murabahah Rp3.000.000

II. AKUNTANSI SALAM


Ilustrasi Umum
Pa Adi dan Petani “Ngudi Rejeki” menandatangani kontrak salam pada
tanggal 1 Januari 2021. Dalam kontrak tersebut Pa Adi berperan sebagai
pembeli. Isi kontrak salam tsb adalah sebagai berikut:
• Barang pesanan: beras IR64 10 ton
• Harga yang disepakati: Rp15.000/kg
• Modal salam dari Pa Adi Rp150.000.000
• Barang pesanan diserahkan 6 bulan kemudian

1. Akuntansi Penjual
a) Saat menerima modal dari pembeli berupa uang tunai
Kas Rp150.000.000
Utang salam Rp150.000.000
b) Saat menyerahkan barang pesanan
a. Sesuai akad
Utang salam Rp150.000.000
Aset salam/penjualan Rp150.000.000
b. Barang tidak sesuai akad, nilai barang lebih tinggi dari
nilai akad salam
Utang salam Rp150.000.000
Aset salam/penjualan Rp150.000.000
c. Barang tidak sesuai akad, nilai barang lebih rendah dari
nilai akad salam
Utang salam Rp150.000.000
Aset salam/penjualan Rp150.000.000

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 21


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

c) Pembeli tidak menerima seluruh barang pesanan pada tanggal


jatuh tempo pengiriman
a. pembeli membatalkan akad salam
1) Saat pembatalan
Utang salam Rp150.000.000
Utang lain-lain Rp150.000.000
2) Saat pelunasan utang
Utang lain-lain Rp150.000.000
Kas Rp150.000.000
b. Pembeli memiliki jaminan dari penjual dan pembeli
menjual jaminan tsb
1) Saat jaminan dijual oleh pembeli dengan harga
Rp160.000.000
Utang salam Rp150.000.000
Piutang lain-lain Rp10.000.000
Aset(jaminan) Rp160.000.000
2) Saat menerima kelebihan dari penjualan jaminan
Kas Rp10.000.000
Piutang lain-lain Rp10.000.000
3) Saat jaminan dijual oleh pembeli dengan harga
Rp120.000.000
Utang salam Rp150.000.000
Asset(jaminan) Rp120.000.000
Utang lain-lain Rp30.000.000
4) Saat melakukan pembayaran atas kekurangan
penjualan jaminan
Utang lain-lain Rp30.000.000
Kas Rp.30.000.000
d) Membayar denda secara tunai karena lalai
Denda-Kerugian Rp100.000
Kas Rp100.000
2. Akuntansi untuk Pembeli
a) Saat menyerahkan modal berupa uang tunai kepada penjual

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 22


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

Piutang salam Rp150.000.000


Kas Rp150.000.000
b) Saat menerima barang pesanan
a. Sesuai akad
Aset salam Rp150.000.000
Piutang salam Rp150.000.000
b. Barang tidak sesuai akad, nilai barang lebih tinggi dari
nilai akad salam
Aset salam Rp150.000.000
Piutang salam Rp150.000.000
c. Barang tidak sesuai akad, nilai barang lebih rendah dari
nilai akad salam
Aset salam Rp130.000.000
Kerugian salam Rp20.000.000
Piutang salam Rp150.000.000
c) Pembeli tidak menerima seluruh barang pesanan pada tanggal
jatuh tempo pengiriman
a. Pembeli membatalkan akad salam
1) Saat pembatalan
Piutang lain-lain penjual Rp150.000.000
Piutang salam Rp150.000.000
2) Saat pelunasan utang
Kas Rp150.000.000
Piutang lain-lain penjual Rp150.000.000
b. Pembeli memiliki jaminan dari penjual dan pembeli
menjual jaminan tsb
1) Saat jaminan dijual dengan harga Rp160.000.000
Kas Rp160.000.000
Utang penjual Rp10.000.000
Piutang salam Rp150.000.000
2) Saat menyerahkan kelebihan dari penjualan
jaminan
Utang penjual Rp10.000.000

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 23


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

Kas Rp10.000.000
3) Saat jaminan dijual dengan harga Rp120.000.000
Kas Rp120.000.000
Piutang lain-lain Rp30.000.000
Piutang salam Rp30.000.000
4) Saat menerima pembayaran atas kekurangan
penjualan jaminan
Kas Rp30.000.000
Piutang lain-lain Rp30.000.000
d) Menerima pembayaran denda karena penjual lalai secara tunai
Dana kebajikan-kas Rp100.000
Dana kebajikan-pendapatan denda Rp100.000

III. AKUNTANSI ISTISHNA


Ilustrasi Umum
Perusahaan Abubakar membutuhkan gedung untuk melakukan beberapa
kegiatan operasionalnya sehingga menghubungi kontraktor Amanah Gusti,
dengan kesepakatan sebagai berikut:
Nama barang : Gedung
Harga kontrak : Rp3.500.000.000
Nilai Jual : Rp4.200.000.000
Cara pembayaran : Tunai setelah pembangunan gedung selesai
Jangka waktu penyelesaian : 12 bulan
1. Akuntansi untuk Penjual (Kontraktor Amanah Gusti)
a) Saat mengakui biaya perolehan asset istishna
Aset istishna dalam penyelesaian Rp3.500.000.000
Kas Rp3.500.000.000
b) Saat mengakui pendapatan dan margin keuntungan
Aset istishna dalam penyelesaian Rp700.000.000
Beban istishna Rp3.500.000.000
Pendapatan istishna Rp4.200.000.000
c) Saat mengirimkan tagihan kepada pembeli
Piutang istishna Rp4.200.000.000

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 24


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

Termin istishna Rp4.200.000.000


d) Saat menyerahkan asset istishna
Termin istishna Rp4.200.000.000
Aset istishna dalam penyelesaian Rp4.200.000.000
e) Saat menerima pembayaran tagihan
Kas Rp4.200.000.000
Piutang istishna Rp4.200.000.000
2. Akuntansi untuk Pembeli
a) Saat menerima asset istishna
Aset istishna Rp4.200.000.000
Utang istishna Rp4.200.000.000
b) Saat melakukan pembayaran
Utang istishna Rp4.200.000.000
Kas Rp4.200.000.000
G. REFERENSI:
DSAS IAI. 2020. Standar Akuntansi Syariah. Ikatan Akuntan Indonesia

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 25


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

H. TUGAS PRAKTIKUM
SOAL 1 - AKUNTANSI MURABAHAH

PT Amanah Umat adalah perusahaan yang bergerak di bidang penjualan kendaraan bermotor
roda dua. Berikut adalah transaksi selama bulan Januari sampai dengan Juni tahun 2020.

2 Januari PT Amanah Umat membeli dua motor dengan akad murabahah secara tunai
dari PT Auto Mobil dengan harga Rp 16.000.000 per unit

2 Januari PT Amanah Umat menjual satu motor kepada PT Cinta Damai. Akad yang
digunakan adalah akad murabahah. Harga beli motor tersebut adalah Rp 16.000.000 dan PT
Amanah Umat menetapkan margin keuntungan Rp 2.000.000. PT Cinta Damai akan mencicil
selama 24 bulan.

Pembayaran akan dilakukan setiap tanggal 3 setiap bulannya. Keterlembatan pembayaran akan
diberikan denda Rp 50.000 per bulan.

PT Cinta Damai juga membayar biaya administrasi sebesar Rp 125.000 secara tunai kepada PT
Amanah Umat. Juga memberikan uang muka senilai Rp 5.000.000.

3 Februari PT Cinta Damai membayarkan cicilan pertama kepada PT Amanah Umat

7 Februari PT Amanah Umat memperoleh potongan pembelian dari PT Auto Mobil


senilai Rp 500.000. Potongan tersebut untuk motor yang dijual kepada PT Cinta Damai,
sehingga menjadi milik PT Cinta Damai

2 Maret PT Amanah Umat memberikan potongan pembelian dalam bentuk kas sebesar
Rp 500.000 kepada PT Cinta Damai.

3 Maret PT Cinta Damai membayarkan cicilan kedua kepada PT Amanah Umat

3 Maret PT Amanah Umat menjual motor kepada PT Umat Berjaya dengan


menggunakan akad murabahah. Harga beli motor tersebut adalah Rp 16.000.000. Dengan
margin keuntungan yang disepakati Rp 4.000.000. Dan dicicil selama 48 bulan. Pembayaran
dilakukan setiap tanggal 8, dengan denda keterlambatan Rp 100.000 setiap bulannya. PT Umat
Berjaya juga membayar administrasi senilai Rp 200.000 kepada PT Amanah Umat.

4 April PT Cinta Damai membayarkan cicilan ketiga kepada PT Amanah Umat

8 April PT Umat Berjaya membayarkan cicilan pertama kepada PT Amanah Umat

3 Mei PT Cinta Damai membayarkan cicilan keempat kepada PT Amanah Umat

8 Mei PT Umat Berjaya membayarkan cicilan kedua kepada PT Amanah Umat

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 26


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

5 Juni PT Cinta Damai membayarkan cicilan kelima kepada PT Amanah Umat

10 Juni PT Umat Berjaya membayarkan cicilan ketiga kepada PT Amanah Umat


Instruksi

Buatlah jurnal yang diperlukan dalam transaksi di atas , posting ke dalam buku besar dan buat
penyajian akun yang relevan per 30 Juni 2020.

Kertas Kerja

Jurnal semua transaksi PT Amanah Umat

Tanggal Keterangan Debit Kredit

Perhitungan harga jual motor dari PT Amanah Umat kepada PT Cinta Damai

Harga beli motor


………………………………………….

Margin keuntungan
………………………………………….

Harga jual motor


………………………………………….

Uang muka pembelian


………………………………………….

Jumlah Piutang Murabahah


………………………………………….

Jangka waktu pelunasan


………………………………………….

Cicilan per bulan


………………………………………….

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 27


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

Tabel Angsuran Murabahah

Tanggal/ Sisa Pinjaman Pokok Margin PT Total Sisa Pokok


Bulan (Outstanding) Angsuran Amanah Angsuran
Umat
(1) (2) (3) (4) = (2) + (3) (5) = (1) – (2)

Perhitungan pembelian motor PT Cinta Damai dari PT Amanah Umat

Uang muka pembelian


…………………………………………

Biaya administrasi pembelian


………………………………………….

Total pengeluaran PT Cinta Damai


………………………………………….

Harga beli motor


………………………………………….

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 28


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

Beban murabahah tangguhan


………………………………………….

Total utang murabahah


………………………………………….

Uang muka pembelian


………………………………………….

Jumlah utang murabahah (net)


………………………………………….

Periode cicilan
………………………………………….

Cicilan per bulan


………………………………………….

Jurnal PT Cinta Damai

Tanggal Keterangan Debit Kredit

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 29


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

Jurnal PT Umat Berjaya

Tanggal Keterangan Debit Kredit

Perhitungan harga jual motor ke PT Umat Berjaya

Harga beli motor


…………………………………

Margin keutungan
…………………………………

Harga jual motor


…………………………………

Uang Muka Pembelian


…………………………………

Jumlah piutang murabahah


…………………………………

Periode cicilan
…………………………………

Cicilan per bulan


…………………………………

Perhitungan pembelian motor PT Umat Berjaya dari PT Amanah Umat

Uang muka pembelian


…………………………………………

Biaya administrasi pembelian


………………………………………….

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 30


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

Total pengeluaran PT Cinta Damai


………………………………………….

Harga beli motor


………………………………………….

Beban murabahah tangguhan


………………………………………….

Total utang murabahah


………………………………………….

Uang muka pembelian


………………………………………….

Jumlah utang murabahah (net)


………………………………………….

Periode cicilan
………………………………………….

Cicilan per bulan


………………………………………….

Buku Besar

Nama Akun : No. Akun


Tanggal Keterangan Debit Kredit Saldo

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 31


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

Soal 2 – AKUNTANSI SALAM

PT Ternakin Indonesia adalah perusahaan startup yang bergerak dalam bidang pengelolaan
dan distribusi sapi limosin. PT Ternakin Indonesia memberdayakan peternak-peternak di
Lembang, Bandung untuk menyediakan sapi limosin yang berkualitas.

Berikut adalah neraca saldo PT Ternakin Indonesia per 31 Desember 2020.

Kas 525,000,000.00 Hutang Salam 1,342,000,000.00


Persediaan Salam 739,000,000.00 Hutang Lainnya 500,000,000.00
Tanah 455,000,000.00 Ekuitas 500,000,000.00
Bangunan 235,000,000.00
Piutang Salam 388,000,000.00 -
2,342,000,000.00 2,342,000,000.00

Berikut adalah transaksi salam PT Ternakin Indonesia selama tahun 2021.

Pada tanggal 2 Januari, PT Ternakin Indonesia mendapat order untuk menyediakan sapi
limosin untuk Kementrian Perdagangan menggunakan akad salam dengan ketentuan sebagai
berikut :

- PT Ternakin Indonesia akan mengirim 5 ekor sapi limosin berat 650 KG


- Harga per ekor sapi adalah Rp 95.000.000
- Waktu pengiriman adalah 3 bulan sejak akad salam disepakati

PT Ternakin Indonesia mengirimkan sapi limosin tersebut tepat waktu.

Pada tanggal 3 Januari, PT Sapi Sejahtera mendapat order dari PT Ternakin Indonesia untuk
menyediakan sapi limosin dengan ketentuan sebagai berikut :

- PT Sapi Sejahtera akan mengirim 5 ekor sapi limosin berat 650 Kg


- Harga per ekor sapi adalah Rp 80.000.000
- Waktu pengiriman adalah 2 bulan sejak akad disepakati

PT Sapi Sejahtera mengirimkan 5 ekor sapi limosin tepat waktu.

Pada tanggal 3 Mei, PT Ternakin Indonesia mendapat order untuk menyediakan sapi limosin
untuk acara peresmian Pusat Penelitian Sapi Indonesia menggunakan akad salam dengan
ketentuan sebagai berikut :

- PT Ternakin Indonesia akan mengirimkan 10 ekor sapi limosin dengan berat 1 ton

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 32


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

- Harga per ekor sapi adalah Rp 110.000.0000


- Waktu pengiriman adalah 2 bulan sejak akad salam disepakati

PT Ternakin Indonesia mengirimkan sapi tepat waktu dengan harga pasar Rp 115.000.000 per
ekor.

Pada tanggal 7 Mei, PT Cinta Sapi Indonesia mendapat order dari PT Ternakin Indonesia untuk
menyediakan sapi limosin dengan ketentuan sebagai berikut :

- PT Cinta Sapi Indonesia akan mengirimkan 10 ekor sapi limosin berat 1 ton
- Harga per ekor sapi adalah Rp 95.000.000
- Waktu pengiriman adalah 1 bulan sejak akad salam disepakati

PT Cinta Sapi Indonesia tepat waktu dalam mengirimkan sapi limosin tersebut dengan harga
pasar Rp 90.000.000, namun dua ekor sapi yang dikirimkan beratnya hanya 800 KG dan PT
Ternakin Indonesia tidak mau menerimanya.

Instruksi

1. Buatlah jurnal yang dilakukan oleh PT Ternakin Indonesia dan posting ke dalam
buku besar yang telah disediakan
2. Buatlah jurnal yang dilakukan oleh PT Sapi Sejahtera dan PT Cinta Sapi
Indonesia
3. Buatlah penyajian akun yang relevan pada akhir periode

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 33


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

Jurnal Umum

………………………………………………………….

……………………………………………………………

Tanggal Keterangan Debit Kredit

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 34


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

Buku Besar

Nama Akun : No. Akun


Tanggal Keterangan Debit Kredit Saldo

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 35


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

Soal 3 - AKUNTANSI ISTISHNA’

Wijaya Cinta adalah developer bangunan dan konstruksi menengah. Berikut adalah beberapa transaksi
yang dilakukan oleh Wijaya Cinta dengan kliennya.

6 Januari 2020 PT Cinta Mati akan membangun gedung kantor baru dan meminta jasa Wijaya Cinta
melalui akad istishna’ dengan metode presentase penyelesaian dan pembayaran tunai. Bangunan
tersebut harus selesai dalam 1 tahun dengan nilai kontrak Rp 7.200.000.000. Pada saat penandatanganan
akad, WC menagihkan uang muka kepada PT CM sebesar Ro 600.000.000 dari nilai kontraknya.
Pembayaran dilakukan secara tunai setelah tagihan diterima perusahaan.

8 Februari 2020 PT Citra Raya akan membangun perumahan karyawan dan meminta jasa WC melalui
akad istishna’ dengan metode presentase penyelesaian dan pembayaran Tangguh, yang akan selesai
dalam 3 tahun dengan nilai tunai sebesar Rp 15.000.000.000 dan nilai jualnya Rp 18.000.000.000.
Pembayaran dilakukan setiap akhir tahun dengan pembayaran masing-masing tahun Rp 6.000.000.000.

6 April 2020 WC menyerahkan aset istishna’ tahap I kepada PT CM dengan nilai tagihan Rp
1.400.000.000 dan atas pengeluaran yang sudah dilakukan oleh WC sebesar Rp 1.000.000.000

10 April 2020 WC menerima pembayaran kas dari PT CM atas tagihan tertanggal 6 April 2020.

8 Juni 2020 WC menyerahkan aset istishna’ tahap I kepada PT CR dengan pengeluaran yang sudah
dilakukan oleh WC sebesar Rp 2.000.000.000.

6 Juli 2020 WC menyerahkan aset istishna’ tahap II kepada PT CM dengan nilai tagihan Rp
1.800.000.000 atas pengeluaran yang sudah dilakukan oleh WC Rp 1.400.000.000.

10 Juli 2020 WC menerima pembayaran kas dari PT CM atas tagihan tertanggal 6 Juli 2020.

6 Oktober 2020 WC menyerahkan aset istishna’ tahap III kepada PT CM dengan nilai Rp
2.000.0000.000 atas pengeluaran yang sudah dilakukan oleh WC sebesar Rp 1.600.000.000.

10 Oktober 2020 WC menerima pembayaran kas dari PT CM atas tagihan tertanggal 6 Oktober 2020.

8 November 2020 WC menyerahkan aset istishna’ tahap II kepada PT CR dengan pengeluaran yang
sudah dilakukan oleh WC sebesar Rp 5.000.000.000

28 Desember 2020 WC menyerahkan aset istishna’ tahap IV kepada PT CM dengan nilai tagihan Rp
1.400.000.000 atas pengeluaran yang sudah dilakukan oleh WC sebesar Rp 1.000.000.000

31 Desember 2020 WC mengakui pendapatan istishna’ dan menerima pembayaran sebesar Rp


6.000.000.0000

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 36


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

Instruksi

Buatlah ayat jurnal untuk mencatat transaksi selama tahun 2020 untuk WC, PT CM, dan PT
CR. Posting ke dalam buku besar dan buatlah penyajian akun yang relevan pada akhir periode

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 37


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

Jurnal Umum

………………………………………………………….

……………………………………………………………

Tanggal Keterangan Debit Kredit

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 38


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

Buku Besar

Nama Akun : No. Akun


Tanggal Keterangan Debit Kredit Saldo

Soal 4

Review laporan keuangan suatu entitas syariah tahun 2019 dan 2020 yang berkaitan dengan
murabahah, salam dan istishna, lakukanlah analisis atas kedua laporan tersebut.

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 39


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANS SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

PERTEMUAN 3

AKAD KERJASAMA BAGI HASIL (PSAK 105 AKUNTANSI


MUDHARABAH, PSAK 106 AKUNTANSI MUSYARAKAH)

A. SUB CPMK
Mampu menerapkan akuntansi dengan akad kerjasama bagi hasil sesuai dengan PSAK
105 Mudharabah dan PSAK 106 Musyarakah
B. INDIKATOR
1. Mahasiswa mampu menerapkan perlakuan akuntansi atas setiap transaksi
mudharabah dan musyarakah
2. Mahasiswa mampu menyajikan akun yang relevan dengan transaksi
mudharabah dan musyarakah pada akhir periode
C. METODE
Daring : Synchronus, Ruang Praktikum LMS atau GCR, Platform GoogleMeet/Zoom
Luring : Tugas Mandiri & Tugas Kelompok
D. PETUNJUK PRAKTIKUM
1. Baca dan pelajari buku referensi Akuntansi Syariah, mengenai mudharabah dan
musyarajah serta PSAK yang relevan.
2. Kerjakan tugas praktikum nomer 1 s/d 4 yang tersedia secara individu.
3. Kerjakan tugas praktikum nomer 5 dan 6 secara berkelompok
4. Tugas mandiri dan kelompok disubmit ke GCR &/LMS hari ini paling lambat
pukul 23.59
E. TEORI
Akuntansi Mudharabah
Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak di mana pihak
pertama (pemilik dana) menyediakan seluruh dana, sedangkan pihak kedua (pengelola
dana) bertindak selaku pengelola, dan keuntungan dibagi di antara mereka sesuai
kesepakatan sedangkan kerugian finansial hanya ditanggung oleh pemilik dana.
1. Prinsip Pembagian Hasil Usaha
1. Prinsip bagi hasil, dasar pembagian hasil usaha adalah laba bruto (gross
profit) bukan total pendapatan usaha (omset).

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 1


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANS SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

2. Prinsip bagi laba, dasar pembagiannya adalah laba neto (net profit) yaitu
laba bruto dikurangi beban yang berkaitan dengan pengelolaan dana
mudharabah

2. Pengakuan dan pengukuran


1. Akuntansi untuk pemilik dana
• Dana mudharabah yang disalurkan oleh pemilik dana diakui
sebagai investasi mudharabah pada saat pembayaran kas atau
penyerahan aset nonkas kepada pengelola dana.
• Pengukuran investasi mudharabah adalah sebagai berikut:
o Investasi mudharabah dalam bentuk kas diukur sebesar
jumlah yang dibayarkan
o Investasi mudharabah dalam bentuk aset nonkas diukur
sebesar nilai wajar aset nonkas pada saat penyerahan:
▪ Jika nilai wajar lebih tinggi daripada nilai
tercatatnya diakui, maka selisihnya diakui
sebagai keuntungan tangguhan dan diamortisasi
sesuai jangka waktu akad mudharabah.
▪ Jika nilai wajar lebih rendah daripada nilai
tercatatnya, maka selisihnya diakui sebagai
kerugian
• Jika nilai investasi mudharabah turun sebelum usaha dimulai
disebabkan rusak, hilang atau faktor lain yang bukan kelalaian

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 2


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANS SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

atau kesalahan pihak pengelola dana, maka penurunan nilai


tersebut diakui sebagai kerugian dan mengurangi saldo investasi
mudharabah.
• Jika sebagian investasi mudharabah hilang setelah dimulainya
usaha tanpa adanya kelalaian atau kesalahan pengelola dana,
maka kerugian tersebut diperhitungkan pada saat bagi hasil.
• Usaha mudharabah dianggap mulai berjalan sejak dana atau
modal usaha mudharabah diterima oleh pengelola dana.
• Dalam investasi mudharabah yang diberikan dalam aset nonkas
dan aset nonkas tersebut mengalami penurunan nilai pada saat
atau setelah barang dipergunakan secara efektif dalam kegiatan
usaha mudharabah, maka kerugian tersebut tidak langsung
mengurangi jumlah investasi, namun diperhitungan pada saat
pembagian bagi hasil.
• Kelalaian atas kesalahan pengelola dana, antara lain,
ditunjukkan oleh:
o Persyaratan yang ditentukan di dalam akad tidak
dipenuhi
o Tidak terdapat kondisi di luar kemampuan (force majeur)
yang lazim dan/atau yang telah ditentukan dalam akad;
o Hasil keputusan dari institusi yang berwenang.
• Jika akad mudharabah berakhir sebelum atau saat akad jatuh
tempo dan belum dibayar oleh pengelola dana, maka investasi
mudharabah diakui sebagai piutang.
• Penghasilan Usaha
o Jika investasi mudharabah melebihi satu periode
pelaporan, penghasilan usaha diakui dalam periode
terjadinya hak bagi hasil sesuai nisbah yang disepakati.
o Kerugian yang terjadi dalam suatu periode sebelum akad
mudharabah berakhir diakui sebagai kerugian dan
dibentuk penyisihan kerugian investasi. Pada saat akad
mudharabah berakhir, selisih antara:

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 3


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANS SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

▪ Investasi mudharabah setelah dikurangi


penyisihan kerugian investasi
▪ Pengembalian investasi mudharabah diakui
sebagai keuntungan atau kerugian.
o Pengakuan penghasilan usaha mudharabah dalam praktik
dapat diketahui berdasarkan laporan bagi hasil atas
realisasi penghasilan usaha dari pengelola dana. Tidak
diperkenankan mengakui pendapatan dari proyeksi hasil
usaha
o Kerugian akibat kelalaian atau kesalahan pengelola dana
dibebankan pada pengelola dana dan tidak mengurangi
investasi mudharabah.
o Bagian hasil usaha yang belum dibayar oleh pengelola
dana diakui sebagai piutang

2. Akuntansi Untuk Pengelola Dana


• Dana yang diterima dari pemilik dana dalam akad mudharabah
diakui sebagai dana syirkah temporer sebesar jumlah kas atau
nilai wajar aset nonkas yang diterima. Pada akhir periode
akuntansi, dana syirkah temporer diukur sebesar nilai
tercatatnya.
• Jika pengelola dana menyalurkan dana syirkah temporer yang
diterima maka pengelola dana mengakui sebagai aset sesuai
ketentuan
• Pengelola dana mengakui pendapatan atas pengaluran dana
syirkah temporer secara bruto sebelum dikurangi dengan bagian
hak pemilik dana.
• Bagi hasil mudharabah dapat dilakukan dengan menggunakan
dua prinsip, seperti yang dijelaskan diatas
• Hak pihak ketiga atas bagi hasil dana syirkah temporer yang
sudah diperhitungkan tetapi belum dibagikan kepada pemilik

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 4


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANS SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

dana diakui sebagai kewajiban sebesar bagi hasil yang menjadi


porsi hak pemilik dana.
• Kerugian yang diakibatkan oleh kesalahan atau kelalaian
pengelola dana diakui sebagai beban pengelola dana.
• Mudharabah Musytarakah
o Jika pengelola dana juga menyertakan dana dalam
mudharabah musytarakah, maka penyaluran dana milik
pengelola dana tersebut diakui sebagai investasi
mudharabah.
o Akad mudharabah musytarakah merupakan perpaduan
antara akad mudharabah dan akad musyarakah.
o Dalam mudharabah musytarakah, pengelola dana
(berdasarkan akad mudharabah) menyertakan juga
dananya dalam investasi bersama (berdasarkan akad
musyarakah). Pemilik dana musyarakah (musytarik)
memperoleh bagian hasil usaha sesuai porsi dana yang
disetorkan. Pembagian hasil usaha antara pengelola dana
dan pemilik dana dalam mudharabah adalah sebesar hasil
usaha musyarakah setelah dikurangi porsi pemilik dana
sebagai pemilik dana musyarakah.
o Pembagian hasil investasi mudharabah musytarakah
dapat dilakukan sebagai berikut:
▪ Hasil investasi dibagi antara pengelola dana
(sebagai mudharib) dan pemilik dana sesuai
dengan nisbah yang disepakati, selanjutnya
bagian hasil investasi setelah dikurangi untuk
pengelola dana (sebagai mudharib) tersebut
dibagi antara pengelola dana (sebagai musytarik)
dengan pemilik dana sesuai dengan porsi modal
masing-masing
▪ Hasil investasi dibagi antara pengelola dana
(sebagai musytarik) dan pemilik dana sesuai
dengan porsi modal masing-masing, selanjutnya

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 5


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANS SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

bagian hasil investasi setelah dikurangi untuk


pengelola dana (sebagai musytarik) tersebut
dibagi antara pengelola dana (sebagai mudharib)
dengan pemilik dana sesuai dengan nisbah yang
disepakati. Jika terjadi kerugian atas investasi,
maka kerugian dibagi sesuai dengan porsi modal
para musytarik.
3. Penyajian
1. Pemilik dana menyajikan investasi mudharabah dalam laporan
keuangan sebesar nilai tercatat.
2. Pengelola dana menyajikan transaksi mudharabah dalam laporan
keuangan:
• Dana syirkah temporer dari pemilik dana disajikan sebesar nilai
tercatatnya untuk setiap jenis mudharabah
• Bagi hasil dana syirkah temporer yang sudah diperhitungkan
tetapi belum diserahkan kepada pemilik dana disajikan sebagai
pos bagi hasil yang belum dibagikan di kewajiban
4. Pengungkapan
1. Pemilik dana mengungkapkan hal-hal terkait transaksi mudharabah,
tetapi tidak terbatas, pada:
• Isi kesepakatan utama usaha mudharabah, seperti porsi dana,
pembagian hasil usaha, aktivitas usaha mudharabah, dan lain-
lain
• Rincian jumlah investasi mudharabah berdasarkan jenisnya
• Penyisihan kerugian investasi mudharabah selama periode
berjalan
• Pengungkapan yang diperlukan sesuai PSAK 101: Penyajian
Laporan Keuangan Syariah.
2. Pengelola dana mengungkapkan hal-hal terkait transaksi mudharabah,
tetapi tidak terbatas, pada:
• Isi kesepakatan utama usaha mudharabah, seperti porsi dana,
pembagian hasil usaha, aktivitas usaha mudharabah, dan lain-
lain

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 6


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANS SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

• Rincian dana syirkah temporer yang diterima berdasarkan


jenisnya
• Penyaluran dana yang berasal dari mudharabah muqayadah
• Pengungkapan yang diperlukan sesuai PSAK 101: Penyajian
Laporan Keuangan Syariah.

Akuntansi Musyarakah

Musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu
usaha tertentu, di mana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan
ketentuan bahwa keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan sedangkan kerugian
berdasarkan porsi kontribusi dana. Dana tersebut meliputi kas atau aset nonkas yang
diperkenankan oleh syariah.

o Pengakuan dan Pengukuran


Untuk pertanggungjawaban pengelolaan usaha musyarakah dan sebagai
dasar penentuan bagi hasil, maka mitra aktif atau pihak yang mengelola usaha
musyarakah harus membuat catatan akuntansi yang terpisah untuk usaha
musyarakah tersebut
▪ Akuntansi Untuk Mitra Aktif
• Pada Saat Akad
▪ Biaya yang terjadi akibat akad musyarakah (misalnya,
biaya studi kelayakan) tidak dapat diakui sebagai bagian

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 7


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANS SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

investasi musyarakah kecuali ada persetujuan dari


seluruh mitra musyarakah.
▪ Penerimaan dana musyarakah dari mitra pasif (misalnya,
bank syariah) diakui sebagai investasi musyarakah dan di
sisi lain sebagai dana syirkah temporer
▪ sebesar:
o Dana dalam bentuk kas dinilai sebesar jumlah
yang diterima
o Dana dalam bentuk aset nonkas dinilai sebesar
nilaI wajar dan disusutkan selama masa akad atau
selama umur ekonomis jika aset tersebut tidak
akan dikembalikan kepada mitra pasif.
• Selama akad
▪ Bagian mitra aktif atas investasi musyarakah dengan
pengembalian dana mitra pasif di akhir akad dinilai
sebesar:
o Jumlah kas yang diserahkan untuk usaha
musyarakah pada awal akad dikurangi dengan
kerugian (jika ada)
o Nilai wajar aset musyarakah nonkas pada saat
penyerahan untuk usaha musyarakah setelah
dikurangi penyusutan dan kerugian (jika ada).
▪ Bagian mitra aktif atas investasi musyarakah menurun
(dengan pengembalian dana mitra pasif secara bertahap)
dinilai sebesar jumlah kas atau nilai wajar aset nonkas
yang diserahkan untuk usaha musyarakah pada awal
akad ditambah dengan jumlah dana syirkah temporer
yang telah dikembalikan kepada mitra pasif, dan
dikurangi kerugian (jika ada).
• Pengakuan Hasil Usaha
▪ Pendapatan usaha musyarakah yang menjadi hak mitra
aktif diakui sebesar haknya sesuai dengan kesepakatan
atas pendapatan usaha musyarakah. Sedangkan

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 8


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANS SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

pendapatan usaha untuk mitra pasif diakui sebagai hak


pihak mitra pasif atas bagi hasil dan kewajiban.
▪ Kerugian investasi musyarakah diakui sesuai dengan
porsi dana masing-masing mitra dan mengurangi nilai
aset musyarakah.
▪ Jika kerugian akibat kelalaian atau kesalahan mitra aktif
atau pengelola usaha, maka kerugian tersebut ditanggung
oleh mitra aktif atau pengelola usaha musyarakah.
▪ Pengakuan pendapatan usaha musyarakah dalam praktik
dapat diketahui berdasarkan laporan bagi hasil atas
realisasi pendapatan usaha dari catatan akuntansi mitra
aktif atau pengelola usaha yang dilakukan secara
terpisah.
▪ Akuntansi Untuk Mitra Pasif
• Pada Saat Akad
▪ Investasi musyarakah diakui pada saat pembayaran kas
atau penyerahan aset nonkas kepada mitra aktif.
▪ Pengukuran investasi musyarakah:
o Dalam bentuk kas dinilai sebesar jumlah yang
dibayarkan
o Dalam bentuk aset nonkas dinilai sebesar nilai
wajar dan jika terdapat selisih antara nilai wajar
dan nilai tercatat aset nonkas, maka selisih
tersebut diakui sebagai:
▪ Keuntungan tangguhan dan diamortisasi
selama masa akad
▪ Kerugian pada saat terjadinya.
▪ Investasi musyarakah nonkas yang diukur dengan nilai
wajar aset yang diserahkan akan berkurang nilainya
sebesar beban penyusutan atas aset yang diserahkan,
dikurangi dengan amortisasi keuntungan tangguhan (jika
ada).

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 9


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANS SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

▪ Biaya yang terjadi akibat akad musyarakah (misalnya,


biaya studi kelayakan) tidak dapat diakui sebagai bagian
investasi musyarakah kecuali ada persetujuan dari
seluruh mitra.
• Selama Akad
▪ Bagian mitra pasif atas investasi musyarakah dengan
pengembalian dana mitra pasif di akhir akad dinilai
sebesar:
o Jumlah kas yang dibayarkan untuk usaha
musyarakah pada awal akad dikurangi dengan
kerugian (jika ada)
o Nilai wajar aset musyarakah nonkas pada saat
penyerahan untuk usaha musyarakah setelah
dikurangi penyusutan dan kerugian (jika ada).
▪ Bagian mitra pasif atas investasi musyarakah menurun
(dengan pengembalian dana mitra pasif secara bertahap)
dinilai sebesar jumlah kas yang dibayarkan untuk usaha
musyarakah pada awal akad dikurangi jumlah
pengembalian dari mitra aktif dan kerugian (jika ada).
• Akhir akad
▪ Pada saat akad diakhiri, investasi musyarakah yang
belum dikembalikan oleh mitra aktif diakui sebagai
piutang.
• Pengakuan Hasil Usaha
▪ Pendapatan usaha investasi musyarakah diakui sebesar
bagian mitra pasif sesuai kesepakatan. Sedangkan
kerugian investasi musyarakah diakui sesuai dengan
porsi dana.
o Penyajian
▪ Mitra aktif menyajikan hal-hal sebagai berikut yang terkait dengan
usaha musyarakah dalam laporan keuangan
• Kas atau aset nonkas yang disisihkan oleh mitra aktif dan yang
diterima dari mitra pasif disajikan sebagai investasi musyarakah

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 10


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANS SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

• Aset musyarakah yang diterima dari mitra pasif disajikan


sebagai unsur dana syirkah temporer untuk
• Selisih penilaian aset musyarakah, bila ada, disajikan sebagai
unsur ekuitas.
▪ Mitra pasif menyajikan hal-hal sebagai berikut yang terkait dengan
usaha musyarakah dalam laporan keuangan:
▪ Kas atau aset nonkas yang diserahkan kepada mitra aktif disajikan
sebagai investasi musyarakah
▪ Keuntungan tangguhan dari selisih penilaian aset nonkas yang
diserahkan pada nilai wajar disajikansebagai pos lawan (contra account)
dari investasi musyarakah.
o Pengungkapan
▪ Mitra mengungkapkan hal-hal yang terkait transaksi musyarakah, tetapi
tidak terbatas, pada:
• Isi kesepakatan utama usaha musyarakah, seperti porsi dana,
pembagian hasil usaha, aktivitas usaha musyarakah, dan lain-
lain
• Pengelola usaha, jika tidak ada mitra aktif; dan
• Pengungkapan yang diperlukan sesuai PSAK 101: Penyajian
Laporan Keuangan Syariah
F. CONTOH TRANSAKSI
AKUNTANSI MUDHARABAH
1. Akuntansi untuk pemilik dana (Shahibul Maal)
1. Penyetoran modal
Pemilik dana menyetorkan modal berupa uang tunai senilai
Rp.100.000.000
Dr. Investasi Mudharabah 100.000.000
Cr. Kas 100.000.000
2. Pembayaran bagi hasil
Pemilik dana mendapatkan uang bagi hasil dari pengelola dana sesuai
dengan nisbah
Dr. Kas 7.500.000
Cr. Pendapatan Bagi Hasil Mudharabah 7.500.000

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 11


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANS SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

3. Investasi dari pengelola dana


Akad mudharabah berakhir dan pemilik dana mendapatkan dana
investasi mudharabah dari pengelola dana
Dr. Kas/Aset non kas 100.000.000
Cr. Investasi mudharabah 100.000.000
4. Apabila mengalami kerugian
Memperoleh pendapatan Rp80.000.000 dan beban Rp100.000.000
Dr. Kerugian Mudharabah 20.000.00
Cr. Penyisihan kerugian mudharabah 20.000.000
5. Investasi nonkas
Menyerahkan aset nonkas dengan nilai buku Rp80.000.000 dan nilai
pasar Rp100.000.000 periode akad 2 tahun.
Dr.Investasi mudharabah 100.000.000
Cr. Aset Non-kas 80.000.000
Cr. Keuntungan tangguhan 20.000.000
6. Penurunan nilai
Terjadi penurunan nilai sebelum usaha dimulai sebesar Rp5.000.000
Dr.Kerugian Investasi 5.000.000
Cr.Investasi mudharabah 5.000.000
2. Akuntansi untuk pengelola dana
1. Penyetoran Modal
Pengelola dana mendapatkan modal berupa uang tunai dari pemilik dana
sebesar 100.000.000
Dr. Kas/Aset non kas 100.000.000
Cr. Dana Syirkah Temporer 100.000.000
2. Perusahaan mendapatkan pendapatan dan beban
Pendapatan usaha didapatkan sebesar RP. 100.000.000 dan
menanggung beban sebesar Rp. 75.000.000
Dr. Kas 100.000.000
Cr. Pendapatan 100.000.000
Dr. Beban 75.000.000
Cr. Kas 75.000.000
Dr. Pendapatan 100.000.000

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 12


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANS SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

Cr. Beban 75.000.000


Cr. Pendapatan yang belum dibagikan 25.000.000
3. Pembayaran bagi hasil
Pengelola dana membagikan laba sesuai nisbah yang telah disepakati
kepada pemilik dana sesuai nisbah
Dr. Pendapatan yang belum dibagikan 25.000.000
Cr. Kas 25.000.000
Dr. Kas 17.500.000
Cr. Pendapatan Bagi Hasil Mudharabah 17.500.000
4. Mengembalikan dana investasi murabahah
Akad mudharabah berakhir dan pengelola dana mengembalikan dana
investasi mudharabah kepada pemilik dana
Dr. Dana Syirkah Temporer 100.000.000
Cr. Kas/Aset non kas 100.000.000
5. Apabila mengalami kerugian
Memperoleh pendapatan Rp80.000.000 dan beban Rp100.000.000
Dr. Kas 80.000.000
Cr.Pendapatan 80.000.000
Dr. Beban 100.000.000
Cr.Kas 100.000.000
6. Investasi nonkas
Menerima aset nonkas dengan nilai buku Rp80.000.000 dan nilai pasar
Rp100.000.000 periode akad 2 tahun
Dr. Aset Nonkas 100.000.000
Cr. Dana syirkah temporer 100.000.000
7. Penurunan nilai
Terjadi penurunan nilai sebelum usaha dimulai sebesar Rp5.000.000
Dr.Dana syirkah temporer 5.000.000
Cr.Aset nonkas 5.000.000

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 13


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANS SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

AKUNTANSI MUSYARAKAH
1. Mitra Aktif
a. Biaya praakad
Mengeluarkan biaya pra akad sebesar Rp10.000.000
Uang Muka Rp10.000.000
Kas Rp10.000.000
Jika disetujui:
Investasi musyarakah Rp10.000.000
Uang Muka Rp10.000.000
Jika tidak disetujui :
Beban musyarakah Rp10.000.000
Uang muka Rp10.000.000
b. Penyetoran Modal
Mitra aktif menyetorkan modal sebesar Rp100.000.000 dengan nisbah 3 : 1
Investasi musyarakah-kas Rp100.000.000
Kas Rp100.000.000
c. Pembayaran bagi hasil
Kas Rp15.000.000
Pendapatan bagi hasil Rp15.000.000
d. Apabila mengalami kerugian
Kerugian Rp10.000.000
Penyisihan kerugian Rp10.000.000
e. Pengembalian pada akhir akad
Kas Rp90.000.000
Penyisihan kerugian Rp10.000.000
Investasi musyarakah Rp100.000.000

f. Penyetoran modal berupa aset nonkas


Mitra aktif menyerahkan aset dengan harga perolehan Rp100.000.000
akumulasi penyusutan Rp20.000.000 dan nilai pasar Rp120.000.000
Investasi musyarakah Rp120.0000.000
Akumulasi penyusutan Rp20.000.000

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 14


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANS SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

Aset nonkas Rp100.000.000


Selish penilaian aset Rp40.000.000
g. Penyusutan aset non kas
Asumsi masa manfaat aset 3 tahun, nisbah bagi hasil 3:1 dan masa akad 2
tahun
Beban penyusutan Rp40.000.000
Akumulasi penyusutam Rp40.000.000
Amortisasi selisih keuntungan
Selisih penilaian aset Rp20.000.000
Keuntungan Rp20.000.000
2. Mitra Pasif
a. Pra akad
No entry
b. Penyetoran modal
Mitra pasif menyetorkan modal sebesar Rp50.000.000 dengan nisbah 3 : 1
Investasi musyarakah-kas Rp50.000.000
Kas Rp50.000.000
c. Pembayaran bagi hasil
Kas Rp5.000.000
Pendapatan bagi hasil Rp5.000.000
d. Apabila mengalami kerugian
Kerugian Rp5.000.000
Penyisihan kerugian Rp5000.000
e. Pengembalian pada akhir akad
Kas Rp45.000.000
Penyisihan kerugian Rp5.000.000
Investasi musyarakah Rp50.000.000
f. Penyetoran modal berupa aset nonkas
Mitra pasif menyerahkan aset dengan harga perolehan Rp50.000.000.
akumulasi penyusutan Rp10.000.000, nilai pasar Rp30.000.000
Investasi musyarakah Rp30.0000.000
Akumulasi penyusutan Rp10.000.000
Kerugian Rp10.000.000

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 15


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANS SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

Aset nonkas Rp50.000.000


g. Penyusutam
Asumsi masa manfaat aset 3 tahun, nisbah bagi hasil 3:1 dan masa akad 2
tahun
Beban penyusutan Rp10.000.000
Akumulasi penyusutam Rp10.000.000
3. Perusahaan bentukan mitra
a. Mendapatkan dana penyetoran modal
Mendapatkan dana setoran dari mitra aktif Rp100.000.000 dan modal
sebesar Rp50.000.000 dari mitra pasif
Kas Rp150.000.000
Dana Syirkah Temporer Mitra Aktif Rp100.000.000
Dana Syirkah temporer mitra pasif Rp50.000.000
b. Mencatat pendapatan dan beban
Perusahaan memperoleh pendapatan Rp100.000.000 dan beban sebesar
Rp80.000.000
Kas/Piutang Rp100.000.000
Pendapatan Rp100.000.000
Beban Rp80.000.000
Kas/utang Rp80.000.000
Pendapatan Rp100.000.000
Pendapatan yang belom dibagikan Rp20.000.000
Beban Rp80.000.000
c. Pembayaran bagi hasil
Pendapatan yang belum dibagikan Rp20.000.000
Kas Rp20.000.000
d. Mencatat pendapatan dan beban apabila mengalami kerugian
Perusahaan memperoleh pendapatan Rp85.000.000 dan beban
Rp100.000.000
Kas/Piutang Rp85.000.000
Pendapatan Rp85.000.000
Beban Rp100.000.000
Kas/utang Rp100.000.000

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 16


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANS SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

Pembagian nisbah rugi sesuai nisbah modal 2:1


Pendapatan Rp85.000.000
Penyisihan kerugian Rp15.000.000
Beban Rp100.000.000
e. Pengembalian pada akhir akad
Dana syirkah temporer Rp150.000.000
Penyisihan Kerugian Rp15.000.000
Kas Rp135.000.000
f. Pemberian modal berupa aset nonkas
Mitra aktif menyerahkan aset dengan harga perolehan Rp100.000.000,
akumulasi penyusutan Rp20.000.000, nilai pasar Rp120.000.000
Mitra pasif menyerahkan aset dengan harga perolehan Rp50.000.000.
akumulasi penyusutan Rp10.000.000, nilai pasar Rp30.000.000
Aset Nonkas Rp120.000.000
Dana Syirkah Temporer Mitra aktif Rp120.000.000
Aset-Nonkas Rp30.000.000
Dana syirkah temporer mitra pasif
Rp30.000.000

G. REFERENSI
DSAS IAI. 2020. Standar Akuntansi Syariah. Ikatan Akuntan Indonesia
Sri Nurhayati dan Wasilah, Akuntansi Syariah di Indonesia Edisi 3, Jakarta: Salemba
Empat, 2014.

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 17


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANS SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

H. TUGAS PRAKTIKUM
Essay Teori
1. Jelaskan perbedaan mudharabah dengan musyarakah
2. Jelaskan perbedaan musyarakah permanen dengan musyarakah menurun
3. Jelaskan mengenai akad mudharabah bagi bank syariah, sebagai penghimpun
dana dan penyaluran pembiayaan
4. Apa perbedaan mudharabah muthalaqah, mudharabah muqayyadah dan
mudharabah musyarakah

Essay Case

Soal 5 - Akuntansi Akad Mudharabah

Tanggal 6 Maret 2020, Bapak Ahmad menerima modal usaha dari Bank Syariah
Umat sebesar Rp 900.000.000 dengan nisbah 40 : 60 dari laba usaha yang disepakati
selama 1 tahun. Pak Ahmad juga menerima modal aset non kas (harga perolehan Rp
350.000.000, akumulasi penyusutan Rp 100.000.000, masa manfaat 4 tahun, nilai
pasar Rp 300.000.000). Aset tersebut mengalami penurunan nilai sebelum usaha
mulai sebesar, Rp25.000.000. Pada tanggal 31 Desember 2020, PT Sentosa mencatat
hasil usahanya sebesar Rp 250.000.000 dan biaya operasional usahanya sebesar Rp
150.000.000 dan membagi hasil usahanya sesuai nisbah. Pada tanggal 5 Januari 2021
bagi hasil dibayarkan kepada shahibul maal. Akibat kelalaian Pak Ahmad, terjadi
kebakaran pada usaha pak Ahmad dan mengakibatkan kerugian senilai Rp
25.000.000. Modal usaha dikembalikan di akhir masa akad.

Instruksi :

Buatlah jurnal umum bagi shohibul maal dan pengelola dana.

Soal 6 – Akad Musyarakah

PT Samari juga bekerja sama dengan PT Rahajeng untuk mengerjakan sebuah projek
dengan membentuk PT Rahajeng Samari. PT Samari menyetorkan modal kas senilai
Rp 200.000.000 dan aset non kas (harga perolehan Rp 380.000.000, akumulasi
penyusutan Rp 100.000.000, masa manfaat 4 tahun, nilai pasar Rp 350.000.000). PT

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 18


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANS SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

Ramayana menyetorkan modal sebesar Rp 300.000.000 tunai. Nisbah yang


disepakati adalah 2:3 (40%:60%). Sementara jika rugi, maka dibagi sesuai dengan
proporsi modal.

Pada tanggal 27 Desember 2020, bukan akibat kelalaian mitra, PT Rahajeng Samari
mengalami musibah dan rugi senilai Rp 75.000.000. Pada tanggal 31 Desember 2020,
PT Samari memperoleh pendapatan Rp 1.600.000.000 dan beban yang dikeluarkan
Rp 1.000.000.000. Perusahaan juga melakukan amortisasi selisih penilaian aset. Pada
tanggal tersebut, akad musyarakah telah berakhir.

Instruksi :

Buatlah jurnal umum untuk PT Samari sebagai mitra aktif, PT Rahajeng sebagai mitra
pasif dan Perusahaan bentukan

Jurnal Umum

………………………………………………………….

……………………………………………………………

Tanggal Keterangan Debit Kredit

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 19


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANS SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 20


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANS SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

PERTEMUAN 4

PSAK 107 AKUNTANSI IJARAH; IMBT DAN RAHN

A. SUB CPMK
Mampu menerapkan akuntansi ijarah dan IMBT sesuai PSAK 107, serta akuntansi
Rahn pada entitas syariah
B. INDIKATOR
1. Mahasiswa mampu menerapkan perlakuan akuntansi atas setiap transaksi
ijarah, IMBT dan rahn
2. Mahasiswa mampu menyajikan akun yang relevan dengan transaksi ijarah,
IMBT dan rahn pada akhir periode
C. METODE
Daring : Synchronus, Ruang Praktikum LMS atau GCR, Platform GoogleMeet/Zoom
Luring : Tugas Mandiri & Tugas Kelompok
D. PETUNJUK PRAKTIKUM
1. Baca dan pelajari buku referensi Akuntansi Syariah, mengenai ijarah, IMBT dan
Rahn serta PSAK yang relevan.
2. Kerjakan tugas praktikum nomer 1 s/d 3 secara berkelompok pada lembar kerja
yang tersedia dan disubmit ke LMS dan/ Google Class room secara individu.
3. Kerjakan tugas praktikum nomer 4 secara berkelompok dalam format pdf atau
power point
4. Tugas mandiri dan kelompok disubmit ke GCR &/LMS hari ini paling lambat
pukul 23.59
5. Bersiap untuk presentasi baik indvividu maupun kelompok yang akan dipilih
secara acak pada pertemuan 3

E. TEORI
Akuntansi Ijarah
Ijarah adalah akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu aset dalam waktu
tertentu dengan pembayaran sewa (ujrah) tanpa diikuti dengan pemindahan. Aset ijarah
adalah aset baik berwujud maupun tidak berwujud, yang atas manfaatnya disewakan..

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 1


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANS SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

Keterangan :

(1) Penyewa dan pemberi sewa melakukan akad ijarah.

(2) Pemberi sewa menyerahkan objek sewa pada penyewa.

(3) Penyewa melakukan pembayaran sewa.

o Pengakuan dan Pengukuran


▪ Ijarah atas aset
▪ Akuntansi mu’jir
• Aset Ijarah
o Mu'jir mengakui aset ijarah pada saat aset ijarah
diperoleh sebesar biaya perolehan.
o Aset ijarah disusutkan atau diamortisasi, jika berupa
aset yang dapat disusutkan atau diamortisasi, sesuai
dengan kebijakan penyusutan atau amortisasi untuk
aset sejenis selama umur manfaatnya.
• Pendapatan dan beban
o Mu'jir mengakui pendapatan ijarah secara garis lurus
sejak aset ijarah tersedia untuk musta’jir sampai akhir
akad.
o Mu'jir mengakui hak untuk menerima kompensasi
atas penghentian akad ijarah sebagai pendapatan.
o Pada saat perpindahan kepemilikan objek ijarah dari
mu’jir kepada musta’jir dalam ijarah muntahiyah
bittamlik dengan cara:

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 2


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANS SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

▪ Hibah, maka mu’jir mengakui jumlah tercatat


objek ijarah yang dihibahkan sebagai beban
▪ Penjualan, maka mu’jir mengakui selisih
antara harga jual dan jumlah tercatat objek
ijarah sebagai keuntungan atau kerugian
▪ Akuntansi Musta’jir
• Beban
o Musta'jir mengakui beban ijarah secara garis lurus
sejak aset ijarah tersedia untuk musta’jir sampai akhir
akad.
o Musta'jir mengakui kewajiban untuk memberikan
kompensasi atas penghentian akad ijarah sebagai
beban.
• Perpindahan kepemilikan
o Pada saat perpindahan kepemilikan objek ijarah dari
mu’jir kepada musta’jir dalam ijarah muntahiyah
bittamlik dengan cara:
o Hibah, maka musta’jir mengakui aset dan pendapatan
sebesar nilai wajar objek ijarah yang diterima
o Pembelian, maka musta’jir mengakui aset sebesar
nilai wajar objek ijarah yang dibeli.
▪ Ijarah atas jasa
▪ Ijarah atas jasa yang dilakukan entitas dapat dikelompokan menjadi:
• Ijarah atas jasa secara langsung yaitu ijarah atas jasa yang
mana entitas sendiri yang memberikan jasa kepada musta’jir
• Ijarah atas jasa secara tidak langsung yaitu ijarah atas jasa
yang mana entitas lain yang memberikan jasa kepada
musta’jir.
▪ Akuntansi A’jir
• Ajir mengakui pendapatan ijarah selama masa pemberian
jasa berdasarkan kemajuan jasa yang diberikan.
• Ijarah atas Jasa secara Tidak Langsung

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 3


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANS SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

o Ajir mengakui pendapatan ijarah secara garis lurus


setelah musta’jir menerima jasa dari entitas lain
sampai akhir akad.
• Penghentian akad
o Ajir mengakui hak untuk menerima kompenasasi
atas penghentian akad ijarah sebagai pendapatan.
▪ Akuntasi Musta’jir
• Musta'jir mengakui beban ijarah secara garis lurus sejak
musta’jir mulai menerima jasa sampai selesainya jasa.
• Musta'jir mengakui kewajiban untuk memberikan
kompensasi atas penghentian akad ijarah sebagai beban.
o Penyajian
▪ Ijarah atas aset
▪ Mu’jir menyajikan pendapatan ijarah atas aset secara bruto di laba
rugi. Untuk mu’jir yang merupakan entitas keuangan syariah,
pendapatan ijarah atas aset disajikan secara neto setelah beban
terkait di laba rugi.
▪ Ijarah atas Jasa
▪ Dalam ijarah atas jasa secara langsung, ‘ajir menyajikan pendapatan
ijarah secara bruto di laba rugi.
▪ Dalam ijarah atas jasa secara tidak langsung, ‘ajir menyajikan:
• Selisih antara jumlah yang ditagihkan kepada musta'jir dan
biaya atas jasa yang disediakan oleh entitas lain sebagai
pendapatan tangguhan di liabilitas.
• Pendapatan ijarah secara neto setelah beban terkait di laba
rugi.
o Pengungkapan
▪ Mu’jir mengungkapkan dalam laporan keuangan hal-hal berikut terkait
transaksi ijarah atas aset, tetapi tidak terbatas pada:
▪ Penjelasan umum isi akad yang signifikan yang meliputi tetapi tidak
terbatas pada:
o Jumlah dan tahun pembayaran sampai akhir akad

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 4


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANS SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

o Keberadaan wa’d pengalihan kepemilikan dan


mekanisme yang digunakan (jika ada wa’d
pengalihan kepemilikan ke musta’jir)
o Pembatasan-pembatasan, misalnya ijarah-lanjut
o Agunan yang digunakan (jika ada)
• Nilai perolehan dan akumulasi penyusutan atau amortisasi
untuk setiap kelompok aset ijarah;
• Keberadaan transaksi jual-dan-ijarah (jika ada).
▪ Musta’jir mengungkapkan dalam laporan keuangan hal-hal berikut terkait
transaksi ijarah atas aset, tetapi tidak terbatas pada:
▪ Penjelasan umum isi akad yang signifikan yang meliputi tetapi tidak
terbatas pada:
• Jumlah dan tahun pembayaran sampai akhir akad;
• Keberadaan wa’d dari mu’jir untuk pengalihan kepemilikan
dan mekanisme yang digunakan (jika ada wa’d dari mu’jir
untuk pengalihan kepemilikan)
• Pembatasan-pembatasan, misalnya ijarah-lanjut
• Agunan yang digunakan (jika ada)
▪ Keberadaan transaksi jual-dan-ijarah dan keuntungan atau kerugian
yang diakui (jika ada transaksi jual-dan-ijarah).

IMBT (Ijarah muntahiya bit tamlik)

IMBT adalah kad ijarah yang disertai pemindahan kepemilkan barang sewa (mahal al-
manfa’ah) pada akhir sewa, baik dipindahkan dengak akad hibah maupun dengan akad jual-
beli.

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 5


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANS SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

Ketentuan Umum IBMT


▪ Akad al-Ijarah al-Muntahiyah bi al-Tamlik boleh dilakukan dengan ketentuan
sebagai berikut:
• Semua rukun dan syarat yang berlaku dalam akad Ijarah (Fatwa DSN
nomor: 09/DSN-MUI/IV/2000) berlaku pula dalam akad al-Ijarah al-
Muntahiyah bi al-Tamlik.
• Perjanjian untuk melakukan akad al-Ijarah al-Muntahiyah bi al-Tamlik
harus disepakati ketika akad Ijarah ditandatangani.
• Hak dan kewajiban setiap pihak harus dijelaskan dalam akad.
▪ Ketentuan tentang al-Ijarah al-Muntahiyah bi al-Tamlik
• Pihak yang melakukan al-Ijarah al-Muntahiah bi al-Tamlik harus
melaksanakan akad Ijarah terlebih dahulu. Akad pemindahan
kepemilikan, baik dengan jual beli atau pemberian, hanya dapat
dilakukan setelah masa Ijarah selesai.
• Janji pemindahan kepemilikan yang disepakati di awal akad Ijarah
adalah wa'd, yang hukumnya tidak mengikat. Apabila janji itu ingin
dilaksanakan, maka harus ada akad pemindahan kepemilikan yang
dilakukan setelah masa Ijarah selesai.

Rahn (Pegadaian)

Rahn adalah menukarkan suatu benda dengan uang, tetapi ada perbedaannya bagi umat
Islam uang tersebut adalah pinjaman dan barang yang diterima adalah sebagai tanggungan.
Gadai adalah suatu hak yang diperoleh seseorang yang berpiutang atas suatu barang yang
bergerak, yang diserahkan padanya oleh seseorang atau oleh orang lain atas namanya, dan
yang memberikan kekuasaan kepada orang berpiutang itu untuk mengambil pelunasan dari
barang tersebut didahulukan dari pada orang- orang berpiutang lainnya; dengan
pengecualian biaya untuk melelang barang tersebut dan biaya yang telah dikeluarkan untuk
menyelamatkannya setelah barang itu digadaikan.

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 6


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANS SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

Berikut ini adalah skema rahn:

1. Pihak pegadaian menyepakati akad rahn dengan peminjam


2. Pihak pegadaian menerima barang gadai dari peminjam
3. Peminjam mendapatkan pinjaman dari pegadaian
4. Peminjam mengembalikan pinjaman dan menerima kembali barang yang
digadaikan ketika akad selesai.
F. CONTOH TRANSAKSI
AKUNTANSI IJARAH

• Akuntansi untuk Pemberi Sewa (Mu’jir)


1. Pembelian aset ijarah
Pemberi sewa membeli mobil yang disewakan sebesar Rp 200.000.000 dari
PT.Amanah, mobil tersebut memiliki manfaat selama 5 tahun.
Aset Ijarah Rp 200.000.000
Kas Rp Rp 200.000.000
2. Penerimaan pendapatan sewa
Disepakati akad ijarah selama 2 tahun dan pembayaran dilakukan setiap tanggal
10 setiap bulannya sebesar Rp 7.500.000.
a. Jika pembayaran tepat waktu
10/1 Kas Rp 7.500.000
Pendapatan Sewa Rp 7.500.000
b. Jika terlambat membayar
10/1 Piutang Ijarah Rp 7.500.000
Pendapatan Ijarah-Akrual Rp 7.500.000
15/1 Kas Rp 7.500.000
Piutang Ijarah Rp 7.500.000

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 7


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANS SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

Pendapatan Ijarah-Akrual Rp 7.500.000


Pendapatan ijarah Rp 7.500.000
3. Biaya perbaikan objek ijarah
a. Jika ditanggung oleh pemberi sewa
Beban perbaikan Rp 500.000
Kas Rp 500.000
b. Beban perbaikan dibayar dulu oleh penyewa
Beban Perbaikan Rp 500.000
Utang Rp 500.000
Ketika membayar utang perbaikan kepada penyewa
Utang Rp 500.000
Kas Rp 500.000
4. Penyusutan aset ijarah
Beban Penyusutan xxx
Akumulasi Penyusutan xxx
*Menghitung beban penyusutan = Harga Perolehan – Nilai residu/sisa
Umur ekonomis aset
5. Perpindahan kepemilikan (IMBT)
a. Hibah
Aset ijarah dengan perolehan Rp 200.000.000 dan akumulasi
penyusutan Rp 150.000.000 di akhir masa sewa dilakukan hibah atas
aset.
Beban Ijarah Rp 50.000.000
Akumulasi Penyusutan Rp 150.000.000
Aset Ijarah Rp 200.000.000
b. Penjualan sebelum berakhirnya akad
Aset ijarah dengan perolehan Rp 200.000 dan akumulasi penyusutan Rp
150.000 dijual dengan harga Rp 100.000 (dalam ribuan rupiah). Masa
sewa masih 1 tahun yang akan dating. Keuntungan diakui sebesar harga
jual dikurangi nilai tercatat (Rp 100.000 – (Rp 200.000 – Rp 150.000) =
Rp 50.000).
Kas Rp 100.000
Akumulasi Penyusutan Rp 150.000

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 8


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANS SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

Keuntungan Rp 50.000
Aset Ijarah Rp 200.000
c. Penjualan setelah berakhirnya akad
Aset ijarah dengan perolehan Rp 200.000 dan akumulasi penyusutan Rp
150.000 dijual dengan harga Rp 70.000 pada akhir akad (dalam ribuan
rupiah). Keuntungan diakui sebesar Rp 70.000 – (Rp 200.000 –
Rp150.000) = Rp 20.000.
Kas Rp 70.000
Akumulasi Penyusutan Rp 150.000
Keuntungan Rp 20.000
Aset Ijarah Rp 200.000
• Akuntansi untuk Penyewa (Musta’jir)
1. Membayar beban sewa
a. Jika tepat waktu
10/1 Beban Sewa Rp 7.500.000
Kas Rp 7.500.000
b. Jika terlambat membayar
10/1 Beban sewa Rp 7.500.000
Utang sewa Rp 7.500.000
15/1 Utang Sewa Rp 7.500.000
Kas Rp 7.500.000
2. Biaya perbaikan objek ijarah
a. Jika ditanggung oleh pemberi sewa
no entry.
b. Jika ditanggung oleh penyewa karena lalai
Beban Perbaikan Rp 500.000
Kas Rp 500.000
c. Beban perbaikan dibayarkan dulu oleh penyewa
Piutang Rp 500.000
Kas Rp 500.000
Ketika dibayarkan oleh pemberi sewa
Kas Rp 500.000
Piutang Rp 500.000

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 9


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANS SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

3. Perpindahan kepemilikan (IMBT)


a. Hibah
Aset yang disewa dihibahkan dengan nilai wajar Rp 50.000 (dalam
ribuan rupiah) kepada penyewa.
Aset non kas Rp 50.000
Keuntungan Rp 50.000
b. Pembelian sebelum berakhirnya akad
Aset ijarah dibeli dengan harga Rp 70.000 (dalam ribuan rupiah)
sebelum akad berakhir.
Aset non kas Rp 70.000
Kas Rp 70.000
c. Penjualan setelah berakhirnya akad
Aset ijarah dibeli dengan harga Rp 60.000 (dalam ribuan rupiah) setelah
akad berakhir.
Aset non kas Rp 60.000
Kas Rp 60.000
AKUNTANSI RAHN
o Akuntansi untuk Penerima Gadai
1. Pada saat menyerahkan uang pinjaman
Piutang xxx
Kas xxx
2. Pada saat menerima uang untuk biaya pemeliharaan dan penyimpanan
Kas xxx
Pendapatan xxx
3. Pada saat mengeluarkan biaya untuk pemeliharaan dan penyimpanan
Beban xxx
Kas xxx
4. Pada saat pelunasan barang uang pinjaman
Kas xxx
Piutang xxx
5. Jika pada jatuh tempo, utang tidak dapat dilunasi maka barang gadai akan
dijual oleh pihak yang menggadaikan
Kas xxx

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 10


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANS SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

Piutang xxx
o Akuntansi untuk Pihak yang Menggadaikan Barang
1. Pada saat menerima uang pinjaman
Kas xxx
Utang xxx
2. Pada saat membayar biaya pemeliharaan dan penyimpanan
Beban xxx
Kas xxx
3. Saat pelunasan utang
Utang xxx
Kas xxx
4. Jika pada jatuh tempo, utang tidak dapat dilunasi maka barang gadai akan
dijual oleh pihak yang menggadaikan
Kas xxx
Akumulasi Penyusutan (apabila aset tetap) xxx
Kerugian* xxx
Kerugian** xxx
Aset xxx
*Nilai buku > Nilai jual
** Nilai buku < nilai jual
Pelunasan utang saat atas barang yang dijual pihak yang menggadai
Utang xxx
Kas xxx
G. REFERENSI
DSAS IAI. 2020. Standar Akuntansi Syariah. Ikatan Akuntan Indonesia
Sri Nurhayati dan Wasilah, Akuntansi Syariah di Indonesia Edisi 5, Jakarta: Salemba
Empat, 2019.

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 11


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANS SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

Soal 5 – Akuntansi Ijarah

PT Rental Indonesia adalah perusahaan baru yang bergerak di bidang sewa mobil untuk
perjalanan wisata. Berikut adalah transaksi di tahun pertama (tahun 2021) PT Rental
Indonesia menjalankan usaha.

2 Jan Menginvestasikan sejumlah uang tunai sebagai modal awal perusahaan sebesar Rp
3.000.000.000.

3 Jan Membeli 3 unit kijang inova baru senilai Rp 1.800.000.000 untuk dijadikan mobil
rental. Masing-masing unit diestimasi memiliki umur ekonomis 5 tahun. Penyusutan
menggunakan metode garis lurus.

4 Jan Melakukan transaksi ijarah dengan Bapak Yudi dengan masa sewa selama 1 tahun
berakhir pada tanggal 31 Desember dengan tingkat keuntungan 20%. PT Rental Indonesia
menerima uang muka 6 bulan sewa senilai Rp72.000.000

5 Jan Melakukan transaksi IMBT dengan Bapak Ma’ruf dengan selama 1 tahun berakhir
pada tanggal 31 Desember dengan tingkat keuntungan 20%. PT Rental Indonesia menerima
uang muka 6 bulan sewa senilai Rp 360.000.000. Opsi pengalihan sewa dilakukan di akhir
masa sewa. Penyusutan untuk aset IMBT diasumsikan sama dengan masa sewa.

31 Jan PT Rental Indonesia melakukan perbaikan aset Ijarah senilai Rp 2.000.000 masing-
masing.

4 Juli PT Rental Indonesia menerima pembayaran sewa dari Bapak Yudi

5 Juli PT Rental Indonesia menerima pembayaran sewa dari Bapak Ma’ruf

4 Agustus PT Rental Indonesia menerima pembayaran sewa dari Bapak Yudi

5 Agustus PT Rental Indonesia menerima pembayaran sewa dari Bapak Ma’ruf

4 September PT Rental Indonesia menerima pembayaran sewa dari Bapak Yudi

5 September PT Rental Indonesia menerima pembayaran sewa dari Bapak Ma’ruf

4 Oktober PT Rental Indonesia menerima pembayaran sewa dari Bapak Yudi

5 Oktober PT Rental Indonesia menerima pembayaran sewa dari Bapak Ma’ruf

4 November PT Rental Indonesia menerima pembayaran sewa dari Bapak Yudi


Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 12
PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANS SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

5 November PT Rental Indonesia menerima pembayaran sewa dari Bapak Ma’ruf

4 Desember PT Rental Indonesia menerima pembayaran sewa dari Bapak Yudi

5 Desember PT Rental Indonesia menerima pembayaran sewa dari Bapak Ma’ruf

31 Desember PT Rental Indonesia menjual mobil inova kepada Bapak Ma’ruf senilai Rp
45.000.000 secara tunai

Keterangan lain :

PT Rental Indonesia melakukan penyusutan selama tahun 2021 dengan metode garis lurus

Instruksi

1. Buatlah perhitungan harga sewa Aset Ijarah dan Aset IMBT


2. Buatlah tabel perhitungan penyusutan untuk Aset Ijarah dan Aset IMBT di PT Rental
Indonesia selama tahun 2021.
3. Buatlah jurnal untuk mencatat seluruh transaksi pada PT Rental Indonesia.
4. Posting akun yang terkait dalam buku besar yang telah disediakan
5. Buatlah laporan keuangan sesuai dengan akun yang relevan

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 13


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANS SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

Kertas Kerja

Jurnal Umum

………………………………………………………….

……………………………………………………………

Tanggal Keterangan Debit Kredit

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 14


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANS SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

Buku Besar

Nama Akun : No. Akun


Tanggal Keterangan Debit Kredit Saldo

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 15


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANS SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

PERTEMUAN 5

PSAK 108 AKUNTANSI TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH

A. SUB CPMK
Mampu menerapkan PSAK 108 akuntansi transaksi syariah atas transaksi pada entitas
asuransi syariah
B. INDIKATOR
1. Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai asuransi syariah
2. Mahasiswa mampu menerapkan perlakuan akuntansi atas transaksi dasar
asuransi transaksi Syariah dan menyajikan akun yang relevan dengan
akuntansi asuransi syariah pada akhir periode
C. METODE
Daring : Synchronus, Ruang Praktikum LMS atau GCR, Platform GoogleMeet/Zoom
Luring : Tugas Mandiri & Tugas Kelompok
D. PETUNJUK PRAKTIKUM
1. Baca dan pelajari buku referensi Akuntansi Syariah, mengenai transaksi
ausransi syariah serta PSAK yang relevan.
2. Kerjakan tugas praktikum nomer 1 s/d 3 yang tersedia secara individu
3. Kerjakan tugas praktikum nomer 4 s/d 5 secara berkelompok
4. Tugas mandiri dan kelompok disubmit ke GCR &/LMS hari ini paling lambat
pukul 23.59
E. TEORI

Awal mula istilah asuransi berasal dari bahasa Belanda assurantie yang dalam hukum
Belanda disebut Verzekering yang artinya pertanggungan. Dari istilah assurantie berkembang
dengan adanya istilah assuradeur (penanggung) dan geassureerde (tertanggung).

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 1


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANS SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

1. Dasar Hukum Asuransi Syariah


a. Firman Allah SWT
Dalam Surat An-Nisa (4) ayat 9, yang artinya: “Dan hendaklah takut kepada
Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka
anak-anak yang lemah yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)
mereka. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan
hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar”. Ayat ini
memberikan penegasan terkait pentingnya mempersiapkan segala sesuatu
dengan baik, termasuk dalam urusan kesejahteraan keluarga dan anak-anak
yang menjadi amanah yang telah Allah SWT. titipkan kepadanya.
b. Hadis Nabi Muhammad SAW
Sebagaimana diriwayatkan dari Abu Musa RA yang berkata, Rasulullah
SAW. bersabda :”Seorang mukmin terhadap mukmin yang lain adalah
seperti sebuah bangunan. Di mana sebagiannya menguatkan sebagian yang
lain.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Sumber : Ai Nur Bayinah, S. M. (2017). Akuntansi Asuransi Syariah. Jakarta: Salemba


Empat.

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 2


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANS SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

2. Perbedaan Asuransi Syariah dan Asuransi Konvensional

Keterangan Asuransi Konvensional Asuransi Syariah


Kepemilikan dan Memiliki dana premi yang Dana yang masuk ke pihak
pengelolaan dana asuransi harus dibayarkan oleh pengelola asuransi adalah
partisipan sesuai dengan dana milik bersama atau
perjanjian di awal. Dalam milik peserta asuransi. Pihak
hal ini pengelola asuransi pengelola hanya bertindak
memiliki kewenangan penuh sebagai pengelola dana yang
dalam pengelolaan dan dilakukan secara transparan
pengalokasian dana untuk keuntungan peserta
asuransi. asuransi.
Kepemilikan dan Memiliki dana premi yang Dana yang masuk ke pihak
pengelolaan dana asuransi harus dibayarkan oleh pengelola asuransi adalah
partisipan sesuai dengan dana milik bersama atau
perjanjian di awal. Dalam milik peserta asuransi. Pihak
hal ini pengelola asuransi pengelola hanya bertindak
memiliki kewenangan penuh sebagai pengelola dana yang
dalam pengelolaan dan dilakukan secara transparan
pengalokasian dana untuk keuntungan peserta
asuransi. asuransi.
Pengawasan dana asuransi Asuransi konvensional Asuransi syariah berada di
diawasi oleh otoritas jasa bawah pengawasan ketat
keuangan (OJK), seluruh oleh Dewan Syariah
lembaga keuangan resmi Nasional (DSN) yang di
yang menyediakan layanan bentuk langsung oleh
asuransi wajib mengikuti Majelis Ulama Indonesia
peraturan OJK. (MUI).
Sumber: https://www.ocbcnisp.com/id/Article/2021/03/24/

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 3


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANS SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

3. Akad Asuransi Syariah

Sumber: DSN-MUI. (2001). Fatwa DSN-MUI No.21/DSN-MUI/X/2001 tentang


Pedoman Umum Asuransi Syariah. 1–7.

4. Prisip Dasar Asuransi Syariah


1. Harus ada hubungan antara yang diasuransikan (the insured) dengan penerima
manfaat (the beneficiary)
2. Terkait keakuratan penilaian risiko, tertanggung haeus memberikan informasi
secara lengkap dan akurat
3. Terkait tujuan awal tertanggung harus dipastikan membeli asuransi bukan untuk
mencari keuntungan. Konsekuensinya bila ada pihak lain yang memberikan
kompensasi terhadap suatu kejadian buruk, maka kewajiban perusahaan
asuransi berkurang sebanyak kompensasi tersebut
4. Perusahaan asuransi harus memiliki banyak pihak tertanggung, sehingga risiko
dapat didistribusikan.
5. Suatu kejadian buruk yang diasuransikan harus dapat dihitung. Contohnya.
Perusahaan minyak tidak dapat mengasuransikan tambang minyaknya yang
belum dieksplorasi.
6. Perusahaan asuransi harus dapat mengukur probabilitas munculnya suatu
kejadian

Sumber : Ai Nur Bayinah, S. M. (2017). Akuntansi Asuransi Syariah. Jakarta:


Salemba Empat.
Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 4
PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANS SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

5. Pengertiam Asuransi Jiwa Syariah


Asuransi jiwa syariah adalah asuransi yang berdasarkan prinsip saling tolong
menolong dan melindungi diantara para peserta melalui kontribusi ke Dana
Tabarru, yakni kumpulan dana kebajikan dari uang kontribusi para peserta asuransi
yang setuju untuk saling bantu bila terjadi risiko di antara mereka.
Asuransi syariah dikelola dengan kaidah syariah Islam berdasarkan Alquran dan
Hadits yang menyatakan bahwa manusia diperintahkan untuk saling tolong-
menolong dalam kebaikan. Walau begitu, kamu yang bukan muslim juga bisa
menikmati produk ini. Pada jenis asuransi ini, terdapat beberapa akad utama dalam
pengelolaannya.
Sumber: ASURANSI UMUM SYARIAH: PROTEKSI KEKAYAAN Irine Ika
Wardhani, , Arifa Pratami
6. Jenis-jenis Asuransi
Secara umum, jenis usaha asuransi dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :
a. Asuransi Jiwa (life insurance), yaitu usaha yang memberikan jasa dalam
penanggulangan risiko yang dikaitkan dengan hidup atau meninggalnya
seseorang yang dipertanggungkan.
b. Asuransi Umum (general insurance), yaitu usaha yang memberikan jasa
dalam penanggulangan risiko atas kerugian, kehilangan manfaat, dan
tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga, yang timbul dari peristiwa
yang tidak pasti.
c. Reasuransi, yaitu usaha yang memberikan jasa dalam pertanggungan ulang
terhadap risiko yang dihadapi oleh perusahaan asuransi kerugian dan
perusahaan asuransi jiwa.
Asuransi syariah menawarkan dua jenis asuransi yang dapat diklasifikasikan
sebagai berikut (Basyir : 2007)
a. Asuransi Jiwa
Adalah bentuk asuransi yang memberikan perlindungan dalam
menghadapi musibah kematian dan kecelakaan atas diri asuransi. Pada
musibah kematian yang akan menerima santunan sesuai dengan
perjanjian adalah keluarga atau ahli warisnya atau orang yang ditunjuk
dalam hal orang yang tidak punya ahli waris. Pada musibah kecelakaan
yang tidak mengakibatkan kematian, santunan akan diterima oleh

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 5


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANS SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

peserta yang mengalami musibah atau yang masih hidup. Adapun


asuransi jiwa dibagi dua macam, sebagai berikut:
1) Asuransi syariah dengan unsur tabungan antara lain asuransi syariah
dengan investasi, asuransi syariah dengan dana haji, asuransi syariah
dana pendidikan.
2) Asuransi syariah tanpa unsur tabungan meliputi asuransi syariah
berjangka, asuransi syariah majelis taklim, asuransi syariah
pembiayaan, asuransi syariah wisata dan perjalanan, asuransi syariah
kecelakaan diri, asuransi syariah kecelakaan siswa, asuransi syariah
perjalanan haji dan umrah.
b. Asuransi Umum
Adalah bentuk asuransi yang memberi perlindungan dalam menghadapi
bencana atau kecelakaan atas harta milik peserta asuransi seperti rumah,
kendaraan bermotor, dan bangunan pabrik. Adapun jenis asuransi
syariah bersifat umum antara lain asuransi syariah kebakaran, asuransi
syariah kendaraan bermotor, asuransi syariah risiko pembangunan,
asuransi syariah pengangkutan barang, asuransi syariah risiko mesin.
Sumber: ASURANSI UMUM SYARIAH: PROTEKSI KEKAYAAN
Irine Ika Wardhani, , Arifa Pratami

7. Mekanisme Pengelolaan Dana Asuransi Syariah


a. Sistem yang mengandung unsur tabungan

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 6


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANS SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

b. Sistem yang tidak mengandung unsur tabungan

Sumber: Ai Nur Bayinah, S. M. (2017). Akuntansi Asuransi Syariah.


Jakarta: Salemba Empat.
8. Pengertian Surplus Underwriting
Surplus Underwriting adalah selisih lebih (positif) dari pengelolaan risiko
underwriting dana Tabarru yang telah dikurangi oleh pembayaran santunan,
reasuransi, dan cadangan teknis, yang dikalkulasi dalam satu periode tertentu.
9. Surplus Underwriting di Takaful

Sumber : Disadur, dari Rosly 2005

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 7


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANS SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

10. Sistem distribusi Takaful

Sumber : Disadur, dari Rosly 2005

F. CONTOH TRANSAKSI
1. Jurnal terkait asuransi syariah
a. Menerbitkan polis
Nilai kontrbusi/premi sebesar Rp1.500 yang terdiri dari Rp1.300 untuk
kontribusi dengan fee (ujrah) sebesar 10% atau Rp130, dan Rp200
untuk investasi
Dr. Kas/Bank 200
Cr. Investasi mudharabah/wakalah 200
b. Apabila menyalurkan dana investasi berupa deposito
Perusahaan asuransi menyalurkan dana investasi dalam bentuk deposito
sebesar Rp900
Dr. Deposito 900
Dr. Kas/Bank 1900

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 8


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANS SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

2. Laporan Surplus Defisit Dana Tabarru’

PT Asuransi Syariah xxx


Laporan Surplus Defisit Dana Tabarru
Per 1 Januari s.d. 31 Desember 20xx

Pendapatan Asuransi
Pendapatan Kontribusi xxx
Bagian Pengelola atas Kontribusi xxx
Bagian Reasuransi atas Kontribusi (xxx)
Perubahan Kontribusi yang Belum menjadi Hak (xxx)
Jumlah Pendapatan Asuransi xxx

Beban Asuransi
Beban Klaim xxx
Bagian Reasuransi atas Klaim (xxx)
Perubahan Penyisihan Klaim dalam Proses xxx
Perubahan Penyisihan Klaim yang Sudah Terjadi tetapi Belum Dilaporkan xxx
Perubahan Penyisihan Klaim yang Belum Menjadi Pendapatan xxx
Perubahan Penyisihan Manfaat Polis Masa Depan xxx
Jumlah Beban Asuransi xxx

Surplus (Defisit) Underwriting


Surplus Underwriting yang Dialokasikan Ke Peserta Individual xxx
Surplus Underwriting yang Dialokasikan Ke Entitas Pengelola (xxx)
Surplus Underwriting yang Dialokasikan Ke Dana Tabarru' (xxx)
Jumlah Surplus (Defisit) Underwriting xxx

Pendapatan dan Beban Investasi


Pendapatan Bagi Hasil xxx
Keuntungan Pelepasan Investasi xxx
Perubahan Nilai Wajar Investasi xxx
Beban Investasi (xxx)
Surplus (Defisit) Dana Tabbaru' xxx
Saldo Awal Dana Tabarru' xxx
Saldo Akhir Dana Tabarru' xxx

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 9


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANS SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

G. REFERENSI
DSAS IAI. (2020). Standar Akuntansi Syariah. Ikatan Akuntan Indonesia

DSN-MUI. (2001). Fatwa DSN-MUI No.21/DSN-MUI/X/2001 tentang Pedoman


Umum Asuransi Syariah. 1–7.

Hasan, N. I. (2014). Pengantar Asuransi Syariah.

Huda, N., Rifaldi, I., Alhifni, A., El Hasan, S. S., Afrianti, S., & Noer, T. F. (2015).
Ekonomi Pembangunan Islam.

Ibrahim, A. (2021). Pengantar Ekonomi Islam.

Laporan Publikasi Keuangan Syariah

Soemitra, A. (2017). Asuransi Syariah.

Wiroso. (2013). Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah.

H. TUGAS PRAKTIKUM

Tugas 1
Jelaskan perbedaan asuransi konvensional dengan asuransi syariah
………………………………………………..…………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
………………………………………………

Tugas 2
Jelaskan perbedaan mekanisme pengelolaan dana pada perusahaan asuransi untuk produk
asuransi yang memiliki unsur tabungan dan yang tidak memiliki unsur tabungan
………………………………………………..…………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
………………………………………………

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 10


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANS SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

Tugas 3
Jelaskan pengertian asuransi jiwa (life insurance) dan asuransi umum (general insurance)
dan akad yang digunakan beserta penjelasan akad
…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

Tugas 4

a.Temukan contoh salah satu produk asuransi jiwa (life asurance) yang ditawarkan oleh
perusahaan asuransi syariah, dan jelaskan fitur asuransi jiwa syariah tersebut.

b. Jelaskan salah satu produk asuransi umum (general asurance) yang ada di perusahaan
asuransi syariah dan jelaskan fitur tersebut

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 11


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANS SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

Tugas 5

Berikut ini merupakan data keuangan perusahaan asuransi cahaya syariah periode 31 Desember
2020

Saldo Dana Tabarru’ 1 Jan 2020 834.023.000

Pendapatan Kontribusi 1.349.120.000

Keuntungan Pelepasan Investasi 182.000.000

Bagian Reasuransi atas Klaim -28.200.000

Bagian Reasuransi atas Kontribusi -91.223.000

Perubahan Penyisihan Klaim dalam Proses 19.029.000

Surplus Underwriting yang Dialokasikan Ke Peserta Individual 120.280.500

Perubahan Nilai Wajar Investasi 12.300.000

Perubahan Penyisihan Klaim yang Sudah Terjadi tetapi Belum Dilaporkan 8.700.000

Pendapatan Bagi Hasil 94.600.000

Perubahan Penyisihan Klaim yang Belum Menjadi Pendapatan 29.500.000

Surplus Underwriting yang Dialokasikan Ke Dana Tabarru' -288.290.000

Perubahan Penyisihan Manfaat Polis Masa Depan 39.293.000

Perubahan Kontribusi yang Belum menjadi Hak -344.929.000

Beban Klaim 420.234.000

Beban Investasi -84.056.000

Surplus Underwriting yang Dialokasikan Ke Entitas Pengelola -392.832.000

Bagian Pengelola atas Kontribusi 52.781.500

Saldo Dana Tabarru’, 31 Desember 2020 955.219.000

Instruksi

Buatlah laporan surplus defisit dana tabarru’ perusahaan asuransi Cahaya Syariah!

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 12


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH – STR AKUNTANS SEKTOR PUBLIK FEB UNPAD - 2021

Kertas Kerja

Cahaya Syariah

Laporan Surplus Defisit Dana Tabarru’

Per 1 Januari s.d 31 Desember 2020

Pendapatan Asuransi

Jumlah Pendapatan Asuransi

Beban Asuransi

Jumlah Beban Asuransi

Surplus (Defisit) Underwriting

Jumlah Surplus (Defisit) Underwriting

Pendapatan dan Beban Investasi

Surplus (Defisit) Dana Tabbaru'


Saldo Awal Dana Tabarru'
Saldo Akhir Dana Tabarru'

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 13


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH

PERTEMUAN 6

PSAK 112 AKUNTANSI WAKAF

A. SUB CPMK
Mampu mengidentifikasi bisnis proses organisasi pengelola wakaf
B. INDIKATOR

Ketepatan mengidentifikasi bisnis proses lembaga wakaf

C. METODE
Daring : Synchronus, Ruang Praktikum LMS atau GCR, Platform GoogleMeet/Zoom
Luring : Tugas Mandiri &/ Tugas Kelompok
D. PETUNJUK PRAKTIKUM
1. Baca dan pelajari mengenai Wakaf di Indonesia
2. Kerjakan tugas praktikum yang tersedia
3. Tugas disubmit ke GCR &/LMS hari ini paling lambat pukul 23.59
E. TEORI
o Pengertian Wakaf
Kata “Wakaf” atau”Wact” berasal dari bahasa Arab “Waqafa”. Asal kata
“Wakafa” berarti “menahan” atau “berhenti” atau “diam” di tempat” atau tetap
berdidi”. Kata “Wakafa-Yaqufu-Waqfan” sama artinya “Habas-Yahbisu-Tahbisan”.
Kata al-Waqf dalam bahasa Arab mengandung beberapa pengertian.
Artinya : Menahan, menahan harta untuk diwakafkan, tidak dipindahmilikkan.
▪ Menurut Istilah Ahli Fiqih
• Abu Hanifah
Wakaf adalah menahan suatu benda yang menurut hukum, tetap di
wakif dalam rangka mempergunakan manfaatnya untuk kebajikan.
Berdasarkan definisi itu maka pemilikan harta wakaf tidak lepas dari
wakif, bahkan ia dibenarkan menariknya kembali dan ia boleh
menjualnya
• Mazhab Maliki
Wakaf itu tidak melepaskan harta yang diwakafkan dari kepemilikan
wakif, namun wakat tersebut mencegah wakif melakukan tindakan
yang dapat melepaskan kepemilikannya atas harta tersebut kepada

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 1


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH

yang lain dan wakif berkewajiban menyedekahkan manfaatnya serta


tidak boleh menarik kembali wakafnya
• Mahzab Syafi’i dan Ahmad bin Hamdal
Wakaf adalah melepaskan harta yang diwakafkan dari kepemilikan
wakif, setelah sempurna prosedur perwakafan. Wakif tidak boleh
melakukan apa saja terhadap harta yang diwakafkan, seperti:
perlakuan pemilik dengan cara pemilikannya kepada yang lain, baik
dengan tukaran atau tidak
• Mahzab lain
Mazhab lain sama dengan mazhab ketiga, namun berbeda dari segi
kepemilikan atas benda yang diwakafkan yaitu menjadi milik
mauquf’alaih (yang diberi wakaf), meskipun mauquf’alaih tidak
berhak melakukan suatu tindakan atas benda wakaf tersebut, baik
menjual atau menghibahkannya

Wakaf adalah perbuatan hukum wakif untuk memisahkan dan/atau


menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau
untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah
dan/atau kesejahteraan umum menurut syariah.

o Dasar Hukum
▪ Alquran :
• “…perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan.”
(QS. Al-Hajj: 77)
• “kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna)
sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan
apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mah
mengetahui”.(QS. Al-Baqarah: 261)
▪ Sunah
• Hadis tentang hal ini secara lengkap adalah; “Umar memperoleh
tanah di Khaibar, lalu dia bertanya kepada Nabi dengan berkata;
Wahai Rasulullah, saya telah memperoleh tanah di Khaibar yang
nilainya tinggi dan tidak pernah saya peroleh yang lebih tinggi
nilainya dari padanya. Apa yang baginda perintahkan kepada saya

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 2


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH

untuk melakukannya? Sabda Rasulullah: “Kalau kamu mau, tahan


sumbernya dan sedekahkan manfaat atau faedahnya.” Lalu Umar
menyedekahkannya, ia tidak boleh dijual, diberikan, atau dijadikan
wariskan. Umar menyedekahkan kepada fakir miskin, untuk
keluarga, untuk memerdekakan budak, untuk orang yang berperang
di jalan Allah, orang musafir dan para tamu. Bagaimanapun ia boleh
digunakan dengan cara yang sesuai oleh pihak yang mengurusnya,
seperti memakan atau memberi makan kawan tanpa menjadikannya
sebagai sumber pendapatan.”
• Hadis lain yang menjelaskan wakaf adalah hadis yang diceritakan
oleh Imam Muslim dari Abu Hurairah. Nas hadis tersebut adalah;
“Apabila seorang manusia itu meninggal dunia, maka terputuslah
amal perbuatannya kecuali dari tiga sumber, yaitu sedekah jariah
(wakaf), ilmu pengetahuan yang bisa diambil manfaatnya, dan anak
soleh yang mendoakannya.”

o Macam-macam Wakaf
▪ Berdasarkan tujuan
• Wakaf sosial untuk kebaikan masyarakat (khairi)
Contohnya masjid, sekolah, rumah sakit, hutan, sumur, dan bentuk
lainnya untuk kesejahteraan masyarakat.
• Wakaf keluarga (dzurri)
Contohnya kisah wakaf Abu Thalhah yang membagikan harta wakaf
untuk keluarga pamannya.
• Wakaf gabungan (musytarak)
Contohnya yaitu yayasan yang berdiri di atas tanah wakaf,
pembebasan sumur pribadi untuk digunakan oleh masyarakat luas.

▪ Benda yang dapat diwakafkan:

Benda wakaf adalah segala benda baik benda bergerak atau tidak bergerak
yang memiliki daya tahan yang tidak hanya sekali pakai dan bernilai
menurut ajaran Islam.

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 3


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH

Harta benda wakaf terdiri dari:


a. benda tidak bergerak;
b. benda bergerak selain uang; dan
c. benda bergerak berupa uang.

Benda yang bisa diwakafkan tidak hanya berupa benda tidak bergerak seperti
hak atas tanah saja, tetapi bisa juga benda tidak bergerak lainnya
seperti bangunan atau bagian bangunan yang berdiri di atas tanah, hak milik
atas satuan rumah susun, atau benda bergerak seperti uang, logam mulia,
kendaraan, hak atas kekayaan intelektual, dan sebagainya.

o Unsur Wakaf
▪ Wakif adalah pihak yang mewakafkan harta benda miliknya.
▪ Nazhir adalah pihak yang menerima harta benda wakaf dari wakif untuk
dikelola dan dikembangkan sesuai dengan peruntukannya
▪ Aset wakaf adalah harta benda wakaf baik berupa benda bergerak
maupun benda tidak bergerak.
▪ Ikrar wakaf adalah pernyataan kehendak wakif yang diucapkan secara
lisan dan/atau tulisan kepada nazhir untuk mewakafkan harta benda
miliknya.
▪ Peruntukan aset wakaf
▪ Jangka waktu wakaf.

o Tujuan. Fungsi dan peruntukan wakaf


▪ Tujuan dari wakaf adalah untuk memanfaatkan aset wakaf sesuai dengan
fungsinya.
▪ Fungsi dari wakaf adalah untuk mewujudkan potensi dan manfaat
ekonomis aset tersebut untuk kepentingan ibadah dan memajukan
kesejahteraan umum.
▪ Wakaf diperuntukan untuk:
• Sarana dan kegiatan ibadah;
• Sarana dan kegiatan pendidikan dan kesehatan;
• Bantuan kepada fakir miskin, anak terlantar, yatim piatu, bea siswa;
Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 4
PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH

• Kemajuan dan peningkatan ekonomi umat; dan


• Kemajuan kesejahteraan umum lain.

o Perkembangan Wakaf
Sejak masa Rasulullah, masa kekhalifahan dan masa dinasti-dinasti Islam
sampai sekarang wakaf masih dilaksanakan dari waktu ke waktu di seluruh negeri
muslim, termasuk di Indonesia. Hal ini terlihat dari kenyataan bahwa lembaga
wakaf yang berasal dari agama Islam ini telah diterima (diresepsi) menjadi hukum
adat bangsa Indonesia sendiri. Disamping itu suatu kenyataan pula bahwa di
Indonesia terdapat banyak benda wakaf, baik wakaf benda bergerak atau benda tak
bergerak. Kalau kita perhatikan di negara-negara muslim lain, wakaf mendapat
perhatian yang cukup sehingga wakaf menjadi amal sosial yang mampu
memberikan manfaat kepada masyarakat banyak. Dalam perjalanan sejarah wakaf
terus berkembang dan akan selalu berkembang bersamaan dengan laju perubahan
jaman dengan berbagai inovasi-inovasi yang relevan, seperti bentuk wakaf uang,
wakaf Hak Kekayaan Intelektual (Haki), dan lain-lain.
1. Wakaf Uang adalah wakaf berupa uang yang dikelola secara produktif,
hasilnya dimanfaatkan untuk Mauquf alaih.
2. Wakaf Uang Linked Sukuk (CWLS) adalah Wakaf Uang yang
pengelolaannya untuk membeli sukuk negara.

o Fatwa Ulama Mengenai Wakaf Uang


▪ Wakaf Uang (Cash Wakaf/Waqf al-Nuqud) adalah wakaf yang dilakukan
seseorang, kelompok orang, lembaga atau badan hukum dalam bentuk uang
tunai.
▪ Termasuk ke dalam pengertian uang adalah surat-surat berharga.
▪ Wakaf uang hukumnya jawaz (boleh)
▪ Wakaf uang hanya boleh disalurkan dan digunakan untuk hal-hal yang
dibolehkan secara syar’ ia
▪ Nilai pokok Wakaf Uang harus dijamin kelestariannya, tidak boleh dijual,
dihibahkan, dan atau diwariskan.

o Pemisahan Lembaga Pengelola Zakat dan Lembaga Wakaf

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 5


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH

▪ Lembaga Pengelola Zakat


• Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)
BAZNAS merupakan lembaga pengelola zakat yang dibentuk
pemerintah. Secara kelembagaan bersifat mandiri, non struktural,
Dalam kerja pengelolaan zakat, BAZNAS, BAZNAS Provinsi dan
BAZNAS Kabupaten/Kota dapat membentuk Unit Pengumpul
Zakat (UPZ). UPZ adalah satuan organisasi yang dibentuk oleh
BAZNAS untuk membantu pengumpulan zakat. BAZNAS dapat
membentuk UPZ pada instansi pemerintah, badan usaha milik
negara, badan usaha milik daerah, perusahaan swasta, dan
perwakilan Republik Indonesia di luar negeri serta dapat membentuk
UPZ pada tingkat kecamatan, kelurahan atau nama lainnya, dan
tempat lainnya.
• Lembaga Amil Zakat Nasional (LAZ)
LAZ adalah lembaga yang dibentuk masyarakat yang
memiliki tugas membantu pengumpulan, pendistribusian, dan
pendayagunaan zakat. Lembaga Amil Zakat ini dikukuhkan, dibina
dan dilindungi pemerintah. Dalam melaksanakan tugasnya LAZ
harus memberikan laporan kepada pemerintah sesuai dengan
tingkatannya. Contoh LAZ yang telah mendapatkan Ijin dari
Kementerian Agama, diantaranya NU CARE LAZISNU (lembaga
amil zakat dibawah naungan NU), Lazismu (lembaga amil zakat
dibawah naungan Muhammadiyah), Dompet Dhuafa, DT Peduli,
Rumah Zakat dll. Perbedaan antara BAZ dan LAZ dapat dilihat dari
operasionalnya. Dalam menjalankan operasionalnya BAZNAS
dibiayai oleh dana APBN/APBD serta mengambil dari hak amil.
Sedangkan LAZ hanya dibiayai oleh hak amil dari total dana zakat
yang berhasil mereka himpun.
▪ Lembaga Pengelola Wakaf
Dalam Undang-Undang Nomor 41 Tahun2004 tentang Wakaf telah
ditetapkan bahwa Badan Wakaf Indonesia adalah lembaga yang
berkedudukan sebagai media untuk memajukan dan mengembangkan
perwakafan Nasional. Melalui UU No. 41 tahun 2004 tentang wakaf dan

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 6


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH

peraturan pemerintah (PP) No. 42 tahun 2006 tentang pelaksanaan UU No


41, maka BWI diharapkan menjadi lembaga yang profesional serta
independen dalam berperan sebagai operator (nadzir) dan regulator. Selain
BWI, terdapat nadzir-nadzir lain yang terdaftar di BWI.

o Badan Wakaf Indonesia


Badan Wakaf Indonesia (BWI) adalah lembaga negara independen yang
dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf.
Badan ini dibentuk dalam rangka mengembangkan dan memajukan perwakafan di
Indonesia. Badan Wakaf Indonesia berkedudukan di Ibu Kota Negara Indonesia dan
dapat membentuk perwakilan di provinsi atau bahkan kabupaten atau kota sesuai
dengan kebutuhan.
Sedangkan Tugas-tugas Badan wakaf Indonesia antara lain:
1. Melakukan pembinaan terhadap Nazhir dalam mengeloladan
mengembangkan harta benda wakaf.
2. Mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf berskala nasional dan
internasional.
3. Memberikan persetujuan dan atau ijin atas perubahan peruntukan dan status
harta benda wakaf.
4. Memberhentikan dan mengganti Nazhir.
5. Memberikan persetujuan atas penukaran harta benda wakaf.
6. Memberikan saran dan pertimbangan kepada pemerintahdalam penyusunan
kebijakan dibibang perwakafan.

o Lembaga Pengelola Wakaf Yang Terdaftar di BWI

Lembaga pengelola wakaf atau Nadzir memiliki tugas melakukan


pengadministrasian harta benda wakaf, mengelola dan mengembangkan harta benda
wakaf sesuai amanah, mengawasi dan melindungi harta benda wakaf, serta melaporkan
pelaksanaan tugas kepada Badan Wakaf Indonesia (BWI). Nazhir menurut pasal 11
Undang-Undang No 41 Tahun 2004 tentang Wakaf mempunyai fungsi sentral dalam
pengelolaan wakaf, termasuk harta bergerak berupa wakaf uang, yaitu:

i. melakukan pengadministrasian harta benda wakaf,

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 7


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH

ii. mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf sesuai dengan tujuan, fungsi,
dan peruntukannya,
iii. mengawasi dan melindungi harta benda wakaf, dan
iv. melaporkan pelaksanaan tugas kepada Badan Wakaf Indonesia.

Beberapa contoh nadzir atau Lembaga pengelola wakaf yaitu Rumah Wakaf,
Badan Wakaf Al-quran, dan lainnya.

Salah satu harta wakaf adalah Wakaf tanah, termasuk dalam wakaf harta tak
bergerak, disedekahkan demi kepentingan umum. Berdasarkan data BWI benda tidak
bergerak yang dapat diwakafkan, yaitu hak atas tanah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, baik yang sudah maupun yang belum terdaftar.
Kemudian bangunan atau bagian bangunan yang berdiri di atas tanah, tanaman dan benda
lain yang berkaitan dengan tanah, hak milik atas satuan rumah susun sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Terakhir, benda tidak bergerak lain
sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pengelolaan wakaf uang di Indonesia hanya diatur oleh satu direktorat di bawah
Kementerian Agama (selaku pengawas). Dirjen Bimas Islam Kemenag, Kamaruddin
Amin menyebut mekanisme pengumpulan dan pengelolaan wakaf uang hanya
diinvestasikan untuk produk keuangan syariah. Adapun pengelolaan wakaf uang akan
dipercayakan kepada nazir (pengelola wakaf) melalui Lembaga Keuangan Syariah
Penerima Wakaf Uang (LKS-PWU) yang sudah mendapat izin dari Menteri Agama. Pihak
yang menjadi nazir dalam GNWU adalah Badan Wakaf Indonesia (BWI) yang merupakan
lembaga independen.

o Mekanisme Penyelenggaraan Wakaf Tanah dan Wakaf Uang di Indonesia

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 8


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH

F. REFERENSI
DSAS IAI. 2020. Standar Akuntansi Syariah. Ikatan Akuntan Indonesia
Sri Nurhayati dan Wasilah, Akuntansi Syariah di Indonesia Edisi 5, Jakarta: Salemba
Empat, 2019.
Literasi Wakaf. https://www.bwi.go.id/literasiwakaf/

G. TUGAS PRAKTIKUM

Kelompok:

Jelaskan mengenai suatu Lembaga Pengelola Wakaf (nama, lokasi, program, lainnya)

Individu:

Jelaskan mengenai:

a. Wakaf produktif
b. Wakaf uang Vs wakaf melalui uang
c. Cash Wakaf Linked Sukuk (CWLS)
d. Wakaf saham

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 9


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 10


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH

PERTEMUAN 7 & 8

PSAK 112 AKUNTANSI WAKAF & PELAPORANNYA

A. SUB CPMK
Mampu mengidentifikasi bisnis proses dan pencatatan akuntansi pada organisasi
pengelola wakaf sesuai dengan PSAK 112 Akuntansi Wakaf
B. INDIKATOR
1. Ketepatan mengidentifikasi akuntansi di lembaga wakaf
2. Kesesuaian menyusun laporan keuangan di lembaga wakaf

C. METODE
Daring : Presentasi 100”
Luring : Praktikum Mengerjakan modul menyiapkan laporan hasil survey lapangan

D. PETUNJUK PRAKTIKUM
1. Baca dan pelajari buku referensi Akuntansi Syariah, mengenai transaksi akuntansi
wakaf serta PSAK yang relevan.
2. Kerjakan tugas praktikum nomer 1 secara individu
3. Kerjakan tugas praktikum nomer 2 secara berkelompok
4. Tugas mandiri disubmit ke GCR &/LMS hari ini paling lambat pukul 23.59
5. Tugas kelompok disubmit ke GCR &/LMS 20 Oktober paling lambat pukul 23.59

E. TEORI
Akuntansi Wakaf
o Akuntansi Entitas Wakaf
▪ Penerimaan aset wakaf diakui pada saat entilas wakat memill kendali secara
hukum dan fisik atas aset tersebut. Jika yang diterima adalah wasiat wakaf
maupun wa'd boleh diakui dalam periode berjalan. Aset yang diterima
dalam bentuk kas akan diakui sebesar nilai kas yang diterima dan jika dalam
bentuk nonkas akan diakui sebesar nilai wajar, termasuk emas. Jika karena
suatu kondisi nilai wajar tidak dapat ditentukan maka, akan dijelaskan
dalam catatan laporan keuangan saja.

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 1


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH

• Untuk wakaf permanen, akan diakui dan disajikan sebagai aset


neto.
• Untuk wakaf termporer, akan diakui dan disajikan sebagai
liabilitas.
▪ Hasil pengelolaan dan pengembangan wakaf merupakan tambahan aset
yang bersumber dari aset wakaf, akan diakui sebagai penghasilan.
Penghasilan yang berasal dari wakaf dapat berupa: pendapatan bagi hasil,
pendapatan sewa, dividen, dan sebagainya.
▪ Hasil pengelolaan tidak termasuk:
• (1) Hasil pengukuran ulang atas aset wakaf. Yang dimaksud
dengan pengukuran ulang adalah bahwa aset wakaf dinilai kembali
dengan menggunakan nilai sekarang. Hal ini mengikuti ketentuan
PSAK 16 (aset tetap).
o Jika terdapat hasil pengukuran ulang dimana nilai wajar
lebih tinggi dari nilai perolehan, maka surplus tersebut di
akui pada aset neto bagian dari penghasilan komprehensif
lain. Selanjutnya apabila pada tahun berikutnya terjadi
penurunan nilai, maka penurunan nilai tersebut mengurangi
penghasilan komprehensif lain terkait maksimal sejumlah
saldo akun tersebut. Apabila penurunan lebih besar dari
saldo akun penghasilan komprehensif lain, maka akan
diakui sebagai kerugian dan disajikan dalam laporan laba
rugi.
o Jika terdapat hasil pengukuran ulang dimana nilai wajar
lebih rendah dari nilai perolehan, maka penurunan di akui
sebagai kerugian pada laporan laba rugi.
• (2) Selisih dari pelepasan aset wakaf diperoleh ketika aset wakaf
dilepaskan dengan harga jual lebih tinggi dari harga perolehan
awal. Untik kondisi ini tidak boleh dianggap sebagai penghasil
wakaf, tetapi akan diakui sebagai penambah aset wakaf
▪ Beban terkait pengelolaan dan pengembangan sebagai pengurang hasil
pengelolaan. Hasil pengelolaan dikurangi beban menjadi hasil neto
pengelolaan. Komponen yang termasuk dalam beban adalah penyaluran

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 2


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH

manfaat wakaf, beban operasional, maupun beban imbalan nazir. Beban


manfaat wakaf diakui sebagai penyaluran pada saat manfaat tersebut
diterima secara langsung oleh penerima wakaf. Apabila penyaluran tidak
dilakukan secara langsung misal melalui lembaga wakaf lain maka, belum
diakui sebagai penyaluran tetapi piutang kepada lembaga penyalur
tersebut.
▪ Imbalan nazir didasarkan atas hasil neto pengelolaan dan pengembangan
aset wakaf yang tel ah direalisasikan dalam bentuk kas atau setara kas pada
periode berjalan. Secara tidak langsung, perhitungan imbalan nazir secara
basis kas.
▪ Pengungkapan yang harus dilakukan terkait tentang:
• Kebijakan akuntansi untuk penerimaan, pengelolaan dan
penyaluran wakaf.
• Penjelasan tentang nazir, pemberi wakaf yang signifikan secara
individual, peruntukan aset wakaf.
• Strategi pengelolaan dan pengembangan aset wakaf.
• Jumlah imbalan nazir dan persentasenya dari hasil neto, serta
rekonsiliasi dasar perhitungan imbalan.
• Penjelasan mengenai fakta, jumlah dan pemberi wakaf dari wakaf
temporer
• Rincian aset yang telah diterima dari pemberi wakaf tetapi belum
ada akta ikrar wakaf atau aset wakaf yang berlum terealisasi, atau
pertukaran aset wakaf termasuk dasar hukum, jenis dan alasannya.
• Hubungan dengan pihak berelasi.
▪ Terkait dengan aset wakaf, maka perlakuan tentang aset wakaf mengikuti
PSAK terkait yang relevan. PSAK yang terkait tesebut antara lain: PSAK
16 untuk aset wakaf berwujud, PSAK 13 terkait aset investasi, PSAK 19
untuk aset wakaf tidak berwujud, PSAK 111 untuk sukuk dan PSAK 71
terkait instrumen keuangan
o Akuntansi Pemberi Wakaf
▪ Aset yang diserahkan pemberi wakaf sebagai wakaf akan dicatat sebagai
beban pada saat diserahkan dengan jumlah sebesar nilai tercatat.
Sementara, jika penyerahannya secara temporer akan diakui sebagai aset

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 3


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH

yang dibatasi penggunaannya. Untuk itu pemberi wakaf tidak berhenti


untuk mengakui aset tersebut, termasuk jika dalam bentuk kas. Klasifikasi
aset wakaf yang dibatasi penggunaanya akan diungkapkan dalam Catatan
Atas Laporan Keuangan

▪ Pengungkapan yang dilakukan pemberi wakaf antara lain :


• Rincian aset wakaf yang diserahkan dan peruntukan aset wakaf
pada periode berjalan untuk wakaf permanen
• Rincian aset wakaf yang diserahkan, peruntukan dan jangka waktu
aset wakaf pada periode berjalan untuk wakaf temporer
• Hubungan pihak berelasi antara pemberi wakaf, nazir dan/atau
penerima wakaf

o Entitas Pelaporan (PSAK 112 Par. 17-18)


Entitas wakaf adalah entitas pelaporan atas aset wakaf dan kegiatan ekonomi
terkait. Entitas pelaporan terdiri atas:
1. Nazir, baik perseorangan, organisasi, dan badan hukum.
2. Pemberi wakaf organisasi dan badan hukum.

o Laporan Keuangan Entitas (PSAK 112)


Laporan keuangan entitas wakaf yang lengkap terdiri dari:
a. Laporan posisi keuangan pada akhir periode, merupakan laporan yang
menjelaskan aset, liabilitas, dan aset neto
b. Laporan rincian aset wakaf pada akhir periode
c. Laporan aktivitas selama periode, merupakan laporan yang menjelaskan
terkait operasionalisasi aset wakaf
d. Laporan arus kas selama periode, merupakan laporan yang menjelaskan
mengenai kas masuk dan kas keluar dalam suatu periode tertentu
e. Catatan atas laporan keuangan

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 4


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH

F. CONTOH TRANSAKSI

• Akuntansi Entitas Wakaf


1. Penerimaan aset wakaf
a. Penerimaan berupa kas
Tanggal 3 Januari 2019, Entitas Wakaf menerima janji wakaf berupa uang tunai
sebesar Rp 1.000.000 sebagai bentuk CSR PT Amanah. Dana tersebut diterima oleh
rekening entitas wakaf pada 30 Mei 2018.
Tanggal Keterangan Debit Kredit
3 Jan No Entry
30 Mei Kas Rp1.000.000
Penerimaan Wakaf Rp1.000.000
Permanen - Kas
b. Penerimaan berupa non kas
Pada 1 Februari Entitas wakaf menerima wakaf dalam bentuk motor dengan nilai
wajar Rp 13.000.000.
Tanggal Keterangan Debit Kredit
1 Feb Motor Rp13.000.000
Penerimaan Wakaf Rp13.000.000
Permanen - Motor

2. Pendapatan dari wakaf


Aset wakaf yang berupa tanah dan bangunan disewakan sehingga menghasilkan
pendapatan sewa sebesar Rp 24.000.000 untuk 2 tahun yang diterima dimuka pada
tanggal 1 April 2018. Pengakuan pendapatan sewa diakui setiap bulan.
Tanggal Keterangan Debit Kredit
1 Apr Kas Rp 24.000.000
Pendapatan Diterima Rp 24.000.000
Dimuka
1 Mei Pendapatan diterima dimuka Rp1.000.000
Pendapatan sewa Rp1.000.000

3. Beban pengelolaan
a. Jika disalurkan secara langsung
Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 5
PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH

Entitas melakukan penyaluran atas manfaat wakaf berupa beasiswa Pendidikan


kepada anak-anak yang kurang mampu di desa binaan sebesar Rp 15.000.000.
Tanggal Keterangan Debit Kredit
Beban Penyaluran Beasiswa Rp15.000.000
Pendidikan
Kas Rp15.000.000
b. Jika disalurkan melalui Lembaga wakaf lain maka belum dapat diakui sebagai
beban hingga penyaluran tersebut diterima oleh penerima manfaat wakaf.
Tanggal Keterangan Debit Kredit
Piutang Penyaluran Beasiswa Rp15.000.000
Pendidikan
Kas Rp15.000.000
*Ketika menerima laporan bahwa dana wakaf sudah diterima oleh penerima
manfaat
Tanggal Keterangan Debit Kredit
Beban Penyaluran Beasiswa Rp15.000.000
Pendidikan
Piutang Penyaluran Rp15.000.000
Beasiswa Pendidikan

4. Imbalan Nazir
Entitas wakaf menetapkan imbalan untuk nazir sebesar 10% dari hasil neto
pengelolaan wakaf. Hasil neto pengelolaan periode berjalan adalah Rp
120.000.000, namun sebanyak Rp 20.000.000 dananya belum diterima entitas
wakaf. Maka jumlah yang diterima untuk nazir adalah Rp 10.000.000 ((Rp
120.000.000 – Rp 20.000.000) x 10%).
Tanggal Keterangan Debit Kredit
Beban Imbalan Nazir Rp10.000.000
Kas Rp10.000.000

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 6


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH

• Akuntansi Pemberi Wakaf


1. Penyerahan aset wakaf
Pemberi wakaf menyerahkan aset wakaf sebesar Rp 150.000.000
Tanggal Keterangan Debit Kredit
Beban Wakaf Rp150.000.000
Kas Rp150.000.000
2.Jika wakaf tersebut diserahkan secara temporer

Tanggal Keterangan Debit Kredit


Kas-Dibatasi Penggunaanya Rp150.000.000
Kas Rp150.000.000

G. REFERENSI
DSAS IAI. 2020. Standar Akuntansi Syariah. Ikatan Akuntan Indonesia
Sri Nurhayati dan Wasilah, Akuntansi Syariah di Indonesia Edisi 5, Jakarta: Salemba
Empat, 2019.

H. TUGAS PRAKTIKUM

Tugas Individu

Berikut ini adalah transaksi entitas wakaf Berkah Jaya pada bulan Januari 2020:

3 Jan Menerima wakaf dalam bentuk aset tetap berupa tanah sebesar Rp200.000.000
dan ruko sebesar Rp250.000.000 dari Dr Anita

5 Jan Menerima janji wakaf berupa uang tunai sebesar Rp1.500.000.000 dari Dr
Anita

8 Jan Menerima dana Rp1.500.000.000 tersebut diterima pada rekening entitas wakaf

12 Jan Menyalurkan dana untuk pembangunan Klinik Aman Sentosa Rp20.000.000

19 Jan Menyewakan tanah dan ruko senilai Rp50.000.000/tahun dan menerima


pembayaran secara tunai

23 Jan Menyalurkan dana untuk beasiswa pendidikan selama satu tahun sebesar
Rp10.000.000 melalui lembaga wakaf Al-Azhar

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 7


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH

28 Jan Menerima laporan dari wakaf bahwa dana sudah diterima oleh penerima
manfaat

31 Jan Membayar imbalan nazir

Instruksi

Buatlah jurnal atas transaksi diatas untuk entitas wakaf Berkah Jaya dan Dr Anita!

Kertas Kerja

Jurnal Umum

………………………………………………………….

……………………………………………………………

Tanggal Keterangan Debit Kredit

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 8


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH

PERTEMUAN 9

PSAK 109 AKUNTANSI ZAKAT, INFAK/SEDEKAH

A. SUB CPMK
Mampu mengidentifikasi bisnis proses pada organisasi pengelola zakat
(OPZ)/Lembaga Pengelola Zakat.

B. INDIKATOR

Ketepatan mengidentifikasi bisnis proses organisasi pengelola zakat (OPZ)/Lembaga


Pengelola Zakat.

C. METODE
Daring : Synchronus, Ruang Praktikum LMS atau GCR, Platform GoogleMeet/Zoom
Luring : Tugas Mandiri &/ Tugas Kelompok

D. PETUNJUK PRAKTIKUM
1. Baca dan pelajari mengenai organisasi pengelola zakat (OPZ)/Lembaga Pengelola
Zakat di Indonesia
2. Kerjakan tugas praktikum yang tersedia
3. Tugas disubmit ke GCR &/LMS hari ini paling lambat pukul 23.59

E. TEORI
1. Pengertian Zakat, Infak, dan Sedekah
Zakat
Dari segi bahasa, zakat memiliki kata dasar “zaka” yang berarti berkah,
tumbuh, suci, bersih dan baik. Sementara, zakat secara terminologi berarti aktivitas
memberikan harta tertentu yang diwajibkan Allah Swt. dalam jumlah dan
perhitungan tertentu untuk diserahkan kepada orang-orang yang berhak.
Berdasarkan pengertian tersebut, zakat tidaklah sama dengan
donasi/sumbangan/sedekah yang bersifat sukarela. Zakat merupakan suatu
kewajiban muslim yang harus ditunaikan dan bukan merupakan hak sehingga, kita
tidak dapat memilih untuk membayar atau tidak. Zakat memiliki aturan yang jelas,

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 1


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH

mengenai harta apa saja yang harus dizakatkan, batasan harta yang terkena zakat,
demikian juga cara perhitungannya. Bahkan, kriteria penerima harta zakat pun
telah diatur oleh Allah Swt dan Rasul-Nya. Oleh karenanya, zakat adalah sesuatu
yang sangat khusus karena, memiliki persyaratan dan aturan baku, baik untuk
alokasi, sumber, besaran maupun waktu tertentu yang telah ditetapkan oleh syariah.

Infak
Menurut bahasa, Infak artinya adalah membelanjakan harta, sedangkan
menurut terminologi artinya mengeluarkan harta karena taat dan patuh kepada
Allah Swt. Pengeluaran infak dapat dilakukan oleh seorang muslim sebagai rasa
syukur ketika menerima rezeki dari Allah dengan jumlah sesuai kerelaan dan
kehendak muslim tersebut.

Sedekah

Sedekah adalah sesuatu yang ma'ruf atau benar dalam pandangan syariah
dan dilakukan karena mengharap pahala dari Allah Swt.

2. Sumber Hukum Zakat


a) Alquran
"Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan menyucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu menjadi ketentraman jiwa bagi mereka. Dan
Allah maha mendengar lagi maha mengetahui." (QS. At-Taubah: 103)
“..dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk
mencapai keridhaan Allah, maka itulah orang-orang yang melipatgandakan
(pahalanya)." (QS. Ar- Rum: 39)
“…dan celakalah bagi orang orang yang mempersekutukan(Nya) (yaitu)
orang-orang yang tidak menunaikan zakat dan mereka kafir akan adanya
(kehidupan akhirat)." (QS. Fussilat: 6-7)
"Sesungguhnya zakat-zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-
orang miskin, pengurus zakat, para mualaf yang dibujuk hatinya, untuk
memerdekakan budak, orang- orang yang berutang, untuk jalan Allah, dan
orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai sesuatu ketetapan yang

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 2


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH

diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana." (QS.
At-Taubah: 60)
b) Sunah
Abu Hurairah berkata, Rasulullah bersabda: "siapa yang dikaruniai oleh
Allah kekayaan tetapi tidak mengeluarkan zakatnya, maka pada hari kiamat
nanti ia akan didatangi oleh seekor ular jantan gundul yang sangat berbisa
dan sangat menakutkan dengan dua bintik di atas kedua matanya." (HR.
Bukhari)
"Golongan yang tidak mengeluarkan zakat (di dunia) akan ditimpa kelaparan
dan kemarau panjang." (HR. Tabrani)
"Bila shadagah (zakat) bercampur dengan kekayaan lain, maka kekayaan itu
akan binasa." (HR. Bazar dan Baihaqi)
“Zakat itu dipungut dari orang orang kaya di antara mereka, dan diserahkan
kepada orang-orang miskin." (HR. Bukhari)

3. Syarat dan Wajib Zakat (Muzaki)


a) Beragama Islam
b) Merdeka
c) Memiliki satu nisab dari salah satu jenis harta yang wajib dikenakan zakat dan
cukup haul

4. Syarat Harta Kekayaan yang Wajib Dikeluarkan Zakatnya (Objek Zakat)


a) Halal
b) Milik penuh
c) Berkembang
d) Cukup Nisab
e) Cukup Haul
f) Bebas dari uang
g) Lebih dari kebutuhan pokok

5. Penerima Zakat (Mustahik)


Ada 8 golongan (asnaf) yang berhak menerima zakat, yaitu..
a) Orang-orang fakir

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 3


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH

b) Pengurus zakat (amil)


c) Para mualaf yang dibujuk hatinya
d) Untuk memerdekakan budak (riqab)
e) Orang-orang yang berhutang (gharimin)
f) Orang-orang yang berjuang di jalan Allah (fi sabilillah)
g) Orang-orang yang sedang dalam perjalanan (ibnu sabil)

6. Orang yang Tidak boleh Menerima Zakat


a) Orang kaya
b) Orang yang kuat dan mampu berusaba untuk mencukupi kebutuhannya.
c) Orang kafir di bawah perlindungan negara Islam kecuali jika diharapkan untuk
masuk Islam.
d) Bapak, ibu, kakek, nenek hingga ke atas, atau anak-anak hingga ke bawah,
atau istri dari orang yang mengeluarkan zakat, karena nafkah mereka di bawah
tanggung jawabnya. Namun, diperbolehkan untuk menyalurkan zakat kepada
selain mercka seperti saudara laki-laki, saudara perempuan, paman, dan bibi,
dengan syarat mereka dalam keadaan membutuhkan.

F. REFERENSI
DSAS IAI. 2020. Standar Akuntansi Syariah. Ikatan Akuntan Indonesia
Sri Nurhayati dan Wasilah, Akuntansi Syariah di Indonesia Edisi 5, Jakarta: Salemba
Empat, 2019

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 4


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH

G. TUGAS PRAKTIKUM
Kelompok:
Jelaskan mengenai suatu Lembaga Pengelola Zakat (nama, lokasi, strategi
penghimpunan dana (fundraising), program unggulan, dan informasi lainnya)!

Individu:
1. Jelaskan nisab dan ukuran harta yang wajib dizakatkan
a. Zakat logam (emas dan perak)
b. Zakat barang tambang dan barang peninggalan kuno
c. Zakat barang dagangan
d. Zakat tanaman dan buah-buahan
e. Zakat ternak.
2. Jelaskan mengenai zakat profesi dan zakat perusahaan!
3. Jelaskan hambatan-hambatan Lembaga Pengelola Zakat untuk mengoptimalkan
penerimaan dana zakal, infak dan sedekah.

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 5


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH

PERTEMUAN 10

PSAK 109 AKUNTANSI ZAKAT, INFAK/SEDEKAH

A. SUB CPMK
Mampu menganalisa transaksi dan melakukan pencatatan akuntansi pada organisasi
pengelola zakat dan infak/sedekah sesuai dengan PSAK 109 Akuntansi Zakat dan
Infak/sedekah

B. INDIKATOR
1. Ketepatan menganalisa transaksi
2. Ketepatan melakukan pencatatan

C. METODE
Daring : Synchronus, Ruang Praktikum LMS atau GCR, Platform GoogleMeet/Zoom
Luring : Tugas Mandiri &/ Tugas Kelompok

D. PETUNJUK PRAKTIKUM
1. Baca dan pelajari PSAK 109 tentang Akuntansi Zakat, Infak dan Sodaqoh.
2. Kerjakan tugas praktikum yang tersedia
3. Tugas disubmit ke GCR &/LMS hari ini paling lambat pukul 23.59

E. TEORI
1. Perlakuan Akuntansi (PSAK 109)
Perlakuan akuntansi dalam pembahasan ini mengacu pada PSAK 109 yang ruang
lingkupnya hanya untuk amil yang menerima dan menyalurkan zakat dan
infak/sedekah. PSAK ini wajib diterapkan oleh amil yang menerima diterapkan oleh
amil uang mendapat izin dari regulator. Meski demikian amil yang tidak mendapat
izin juga dapat menerapkan PSAK ini.
PSAK 109 ini merujuk kepada beberapa fatwa MUI, yaitu sebagai berikut.
a. Fatwa MUI No. 8/2011 tentang Amil Zakat
b. Fatwa MUI No.13/2011 tentang Hukum Zakat atas Harta Haram
c. Fatwa MUI No.14/2011 tentang Penyaluran Harta Zakat dalam bentuk Aset
Kelolaan.

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 1


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH

d. Fatwa MUI No.15/2011 tentang Penarikan, Pemeliharaan dan Penyaluran Harta


Zakat.

2. Akuntansi Amil (PSAK 109)


Petugas di Lembaga Zakat dikenal dengan sebutan Amil. Lembaga zakat tidak hanya
mengelola dana zakat, infak dan sedekah, namun juga berperan sebagai lembaga
sosial sehingga dalam proses akuntansi yang dilakukan oleh amil digunakan konsep
akuntansi dana. Dalam konsep akuntansi dana, akan dibentuk dana sesuai dengan
tujuan dan ketentuan syariah dari masing-masing dana. Contohnya, dana zakat harus
dipisahkan dengan dana infak/sedekah karena dana zakat memiliki ketentuan syariah
dari mustahiknya. Begitu juga dana infak/ Sedekah yang dipisahkan dengan dana
kemanusiaan atau dana bencana. Hal ini dilakukan karena, meskipun dana infak/
sedekah bisa saja digunakan untuk bencana, tetapi dana bencana biasanya
membutuhkan jumlah besar dan para pemberi dana bencana memang
mengkhususkan donasi dananya hanya untuk bencana yang terjadi

I. Dana Zakat
1) Penerimaan zakat diakui pada saat penerimaan kas atau aset nonkas.
Penerimaan akan diakui sebagai penambah dana zakat sebesar jumlah yang
diterima jika berbentuk kas, dan sebesar nilai wajar jika uang diterima
adalah aset nonkas
2) Penurunan nilai zakat diakui sebagai pengurang dana zakat jika tidak
disebabkan oleh kelalaian amil, dan diakui sebagai kerugian dan pengurang
dana amil jika disebabkan oleh kelalaian amil.
3) Zakat yang disalurkan sebagai pengurang dana zakat sebesar jumlah
penyaluran jika penyalurannya dalam bentuk kas, dan sebesar nilai tercatat
jika disalurkan dalam bentuk aset nonkas pada saat telah diterima oleh
mustahik.jika disalurkan melalui amil lainnya maka, akan diakui sebagai
piutang penyaluran dan akan berkurang saat diterima mustahik.
4) Bagian dana zakat yang disalurkan kepada amil diakui sebagai penambah
dana amil dan pengurang dana zakat.
5) Amil dapat memperoleh ujrah jika menentukan muzaki penyaluran zakat
melalui amil. Ujrah yang diterima akan diakui sebagai penambah dana amil.

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 2


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH

6) Beban penghimpunan dan penyaluran zakat harus diambil dari porsi dana
amil. Jika terjadi kekurangan dana amil maka, diperbolehkan meminjam
dana zakat tetapi harus dikembalikan.

II. Dana Infak/Sedekah


Untuk akuntansi dana infak/sedekah, pada dasarnya sama saja dengan dana
zakat, yang membedakan bahwa penerimaan/pengeluarannya dilakukan untuk
akun dana infak/sedekah.
1) Penerimaan infak/sedekah diakui pada saat penerimaan kas atau aset
nonkas, sebagai penambah dana infak/sedekah sebesar jumlah yang
diterima jika berbentuk kas dan nilai wajar jika aset nonkas.
2) Penyusutan dari aset infak/sedekah yang diterima akan diperlakukan
sebagai pengurang dana infak/sedekah jika penggunaannya telah
ditentukan oleh pemberi.
3) Penurunan nilai infak/sedekah diakui sebagai pengurang dana
infak/sedekah jika tidak disebabkan oleh kelalaian amil, dan diakui
sebagai kerugian dan pengurang dana amil jika disebabkan kelalaian amil.
4) Infak/sedekah yang disalurkan diakui sebagai pengurang dana
infak/sedekah sebesar jumlah penyaluran jika dalam bentuk kas,dan nilai
tercatat jika diserahkan dalam bentuk aset nonkas,
5) Jika dana infak/sedekah dikelola dan belum disalurkan untuk sementara
waktu maka hasil pengelolaannya diakui sebagai penambah dana
infak/sedekah
6) Bagian dana infak/sedekah yang disalurkan kepada amil diakui sebagai
penambah dana amil dan pengurang dana infak/sedekah.
7) Amil dapat memperoleh ujrah jika menentukan pemberi infak atau
penyaluran infak/sedekah dilakukan melalui amil. Ujrah yang diterima
akan diakui sebagai penambah dana amil
8) Beban penghimpunan dan penyaluran infak/sedekah harus diambil dari
porsi dana amil, Jika terjadi kekurangan dana amil, maka diperbolehkan
meminjam dana infak/sedekah tetapi harus dikembalikan.
9) Bagian dana infak/sedekah yang disalurkan akan diakui sebagai
penyaluran jika telah diterima oleh mustahik. Jika disalurkan melalui amil

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 3


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH

lainnya maka akan diakui sebagai piutang penyaluran dan akan berkurang
saat diterima mustahik

III. CONTOH TRANSAKSI ZAKAT


1. Penerimaan Zakat melalui Kas
Pada tanggal 3 Januari 2021, Amil Zakat Amanah menerima zakat dari
bapak Umar senilai Rp25.000.000
Tgl Keterangan Ref Debit Kredit
3 Jan Kas 25.000.000
Penerimaan Zakat-Dana Zakat 25.000.000

2. Penerimaan zakat melalui Aset Nonkas


Pada tanggal 5 Januari 2021, Amil Zakat Amanah menerima zakat dari
PT Makmur berupa dua unit kendaraan operasional dengan nilai wajar
per kendaraan Rp210.000.000
Tgl Keterangan Ref Debit Kredit
5 Jan Kendaraan 420.000.000
Penerimaan Zakat-Dana Zakat 420.000.000

3. Penurunan Nilai Zakat karena Kelalaian Amil


Pada tanggal 8 Januari 2021, salah satu kendaraan yang diterima Amil
Zakat Amanah mengalami penurunan nilai akibat kecelakan yang
digunakan oleh supir (karyawan amil zakat). Nilai kendaraan turun
menjadi Rp175.000.000
Tgl Keterangan Ref Debit Kredit
8 Jan Kerugian penurunan nilai-Dana 35.000.000
Amil
Kendaraan 35.000.000

4. Penurunan Nilai Zakat Bukan karena Kelalaian Amil


Pada tanggal 9 Januari 2021, kendaraan yang lainnya diketahui
mengalami penurunan nilai karena komponen airbag pada kendaraan

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 4


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH

tersebut tidak berfungsi. Nilai kendaraan pun turun menjadi


Rp190.000.000
Tgl Keterangan Ref Debit Kredit
9 Jan Kerugian penurunan nilai-Dana 20.000.000
Zakat
Kendaraan 20.000.000

5. Penyaluran Zakat melalui Kas


Tanggal 15 Januari 2021, Amil Zakat Amanah secara langsung
menyalurkan zakat kepada kelompok tani yang mengalami gagal panen.
Zakat yang disalurkan senilai Rp13.000.000
Tgl Keterangan Ref Debit Kredit
15 Jan Penyaluran Zakat-Dana Zakat 13.000.000
Kas 13.000.000

6. Penyaluran Zakat melalui Aset Nonkas


Pada tanggal 17 Januari 2021, Amil Zakat Amanah secara langsung
menyalurkan zakat berupa pupuk senilai Rp19.000.000 secara langsung
kepada kelompok tani
Tgl Keterangan Ref Debit Kredit
17 Jan Pupuk 19.000.000
Kas 19.000.000
(Saat membeli pupuk)
Penyaluran zakat - Dana Zakat 19.000.000
Pupuk 19.000.000
(Saat menyerahkan pupuk kepada
petani)

7. Penyaluran Zakat melalui Lembaga Lain


Pada tanggal 20 Januari 2021, Amil Zakat Amanah menyalurkan zakat
kepada kelompok tani yang mengalami gagal panen melalui lembaga
sosial desa setempat. Zakat yang disalurkan senilai Rp20.000.000, dan
diterima oleh kelompok tani tersebut 7 hari kemudian.

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 5


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH

Tgl Keterangan Ref Debit Kredit


20 Jan Piutang-Lembaga Sosial Desa 20.000.000
Kas 20.000.000
27 Jan Penyaluran zakat – Dana Zakat 20.000.000
Piutang-Lembaga Sosial Desa 20.000.000

8. Penyaluran zakat kepada Amil


Pada tanggal 22 Januari 2021, Amil Zakat Amanah menyalurkan zakat
sesuai bagian amil senilai Rp12.000.000
Tgl Keterangan Ref Debit Kredit
22 Jan Penyaluran Zakat-Dana Zakat 12.000.000
Penerimaan dari zakat-Dana Amil 12.000.000

9. Penerimaan Ujrah atas Penyaluran Zakat


Pada tanggal 25 Januari 2021, Amil Zakat Berkah menerima dana zakat
dari PT Sentosa, namun PT Sentosa ingin menyalurkan pada penduduk
di sekitar pabriknya sebesar Rp500.000.000. Terkait penyalurannya,
amil meminta biaya distribusi senilai Rp10.500.000.
Tgl Keterangan Ref Debit Kredit
25 Jan Kas 510.500.000
Penerimaan Zakat-Dana Zakat 500.000.000
Penerimaan ujrah-Dana Amil 10.500.000

10. Beban Penghimpunan dan Penyaluran Zakat


Pada tanggal 30 Januari 2021, Amil Zakat Berkah mencetak spanduk
untuk pemberitahuan kepada masyarakat tentang rekening dan nomor
hotline layanan penjemputan zakat senilai Rp7.500.000, serta biaya
penyaluran zakat ke daerah terpencil sebesar Rp18.500.000
Tgl Keterangan Ref Debit Kredit
30 Jan Beban cetak-Dana Amil 7.500.000
Beban penyaluran zakat-Dana 18.500.000
Amil
Kas 26.000.000

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 6


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH

IV. CONTOH TRANSAKSI INFAK/SEDEKAH


1. Penerimaan Infak/Sedekah melalui Kas
Pada tanggal 3 Januari 2021, LAZ Amanah menerima infak/sedekah dari
bapak Hasan senilai Rp15.000.000
Tgl Keterangan Ref Debit Kredit
3 Jan Kas 15.000.000
Penerimaan Zakat-Dana Infak/Sedekah 15.000.000

2. Penerimaan infak/sedekah melalui Aset Nonkas lancar dan Tidak Lancar

Pada tanggal 8 Januari 2021, LAZ Amanah menerima infak/sedekah dari


Bapak Ahmad berupa 50 karung beras senilai Rp.130.000 per karung,
sehingga totalnya menjadi Rp.6.500.000.
Tgl Keterangan Ref Debit Kredit
8 Jan Aset nonkas-lancar (beras) – infak/sedekah 6.500.000
Penerimaan Zakat-Dana Infak/Sedekah 6.500.000
Pada tanggal 11 Jan 2021, LAZ Amanah menerima infak/sedekah dari
Ibu Aminah berupa mobil dengan nilai wajar Rp.120.000.000. Sebelum
disalurkan, mobil tersebut disewakan senilai Rp.4.000.000/bulan mulai
tanggal 15 Januari 2021.
Tgl Keterangan Ref Debit Kredit
11 Jan Aset tetap nonkas (mobil) – infak/sedekah 120.000.000
Penerimaan Zakat-Dana Infak/Sedekah 120.000.000
15 Jan Kas 4.000.000
Penerimaan Zakat-Dana Infak/Sedekah- 4.000.000
hasil pengelolaan

3. Penyusutan Aset Tetap Non Kas


Pada tanggal 31 Januari 2021, mobil dari Ibu Aminah, disusutkan 1%
dari nilai wajarnya, yaitu Rp.1.200.000.
Tgl Keterangan Ref Debit Kredit
31 Jan Penyaluran Dana Infak/Sedekah- 1.200.000
Beban Penyusutan
Akumulasi Penyusutan 1.200.000

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 7


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH

4. Penurunan Nilai Aset Nonkas, diakui sebagai:


a) Pengurang dana infak/sedekah. Jika terjadi bukan karena kelalaian
amil.
b) Kerugian dan penguran dana amil. Jika terjadi karena kelalaian amil.
5. Penyaluran Infak/Sedekah melalui Kas
Tanggal 17 Januari 2021, LAZ Amanah secara langsung menyalurkan
infak/sedekah sebesar Rp15.000.000
Tgl Keterangan Ref Debit Kredit
17 Jan Penyaluran Infak/Sedekah-Dana 15.000.000
Infak/Sedekah
Kas 15.000.000

6. Penyaluran Infak/Sedekah melalui Aset Nonkas


Pada tanggal 20 Januari 2021, LAZ Amanah secara langsung
menyalurkan Infak/Sedekah berupa 20 karung beras dengan nilai
Rp.130.000/karung, sehingga total Rp2.600.000 secara langsung kepada
orang-orang yang terkena bencana alam.
Tgl Keterangan Ref Debit Kredit
20 Jan Penyaluran Infak/Sedekah-Dana 2.600.000
Infak/Sedekah
Aset nonkas (beras)-Dana 2.600.000
infak/sedekah

F. REFERENSI

DSAS IAI. 2020. Standar Akuntansi Syariah. Ikatan Akuntan Indonesia


Sri Nurhayati dan Wasilah, Akuntansi Syariah di Indonesia Edisi 5, Jakarta: Salemba
Empat, 2019.
Sri Nurhayati, dkk. Akuntandi dan Manajemen Zakat. Jakarta: Salemba Empat, 2019.

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 8


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH

G. TUGAS PRAKTIKUM
a. Tugas Individu
Berikut adalah data transaksi mengenai penerimaan dan penyaluran zakat yang
terjadi pada LAZ Amanah Umat selama bulan November 2021.
Nov 1 Saldo dana zakat sebesar Rp.600.000.000.
4 Menerima zakat tunai dari Tuan Abdul sebesar Rp.30.000.000, hak
amil disepakati 10%.
9 Menerima zakat tunai dari Ibu Aisyah sebesar Rp.45.000.000, hak
Amil disepakati 10%.
12 Menerima zakat aset non tunai dari PT Merapi berupa 3 buah mobil
dengan nilai wajar @Rp.120.000.000.
20 Salah satu mobil dari PT Merapi mengalami penurunan nilai akibat
kelalaian amil, menjadi Rp.115.000.000.
21 Menyalurkan zakat kepada fakir miskin, untuk bantu keperluan
sehari-harinya sebesar Rp.25.000.000.
23 Menyalurkan dana zakat untuk pembangunan masjid (sebagai
fisabilillah) sebesar Rp.100.000.000.
25 Menerima hasil ujroh mobil yang disewakan sebesar Rp.15.000.000.
27 Menyalurkan zakat berupa bibit kepada kelompok Tani Mandiri,
senilai Rp.20.000.000.
30 Menyalurkan dana zakat untuk mualaf sebesar Rp.10.000.000
31 Menerima dana zakat dari Tuan Hamid sebesar rp.20.000.000,
disepakati 10%
Diminta:
1. Buatlah jurnal atas transaksi-transaksi yang terjadi pada LAZ Amanah Umat.
2. Posting transaksi ke buku besar masing-masing.

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 9


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH

b. Tugas Kelompok
LAZ Amanah Umat memiliki saldo awal infak/sedekah per 1 November 2021
sebesar Rp.350.000.000. Berikut adalah transaksi penerimaan dan penyaluran dana
infak/sedekah pada LAZ Amanah Umat.
Nov 6 Menerima dana infak/sedekah secara tunai sebesar Rp.450.000, hak
amil 10%.
7 Menyalurkan dana infak/sedekah senilai Rp.85.000.000 untuk
modal mustahik sebagai dana bergulir.
11 Menerima dana infak/sedekah secara tunai sebesar
Rp.100.000.000, hak amil 10%.
14 Menyalurkan dana infak/sedekah senilai Rp.50.000.000 untuk
modal mustahik bukan sebagai dana bergulir.
15 Menerima infak/sedekah berupa 1 unit mobil dengan nilai wajar
Rp.150.000.000 dari Bapak Budi.
16 Menerima infak/sedekah berupa 10 gram emas dari Ibu Aisyah
dengan nilai wajar Rp.900.000/gram.
20 Menerima hasil penyewaan mobil sebesar Rp.4.500.000.
26 Menyalurkan dana infak/sedekah untuk Pendidikan mustahik
sebesar Rp.50.000.000.
28 Menyalurkan dana infak/sedekah untuk bantuan bencana alam
sebesar Rp. 60.000.000
31 Menyusutkan mobil sebesar Rp.1% dari nilai wajarnya.

Diminta:

1. Buat jurnal atas transaksi infak/sedekah yang terjadi pada LAZ


Amanah Umat.
2. Posting transaksi ke buku besar masing-masing.

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 10


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH

PERTEMUAN 11

PSAK 109 AKUNTANSI ZAKAT, INFAK/SEDEKAH

A. SUB CPMK
Mampu menyusun laporan keuangan pada organisasi pengelola zakat dan infak/sedekah
sesuai dengan PSAK 101 mengenai Penyajian Laporan Keuangan Entitas Syariah,
khususnya paragraph mengenai laporan keuangan Lembaga Amil Zakat.

B. INDIKATOR
1. Ketepatan penyusunan laporan
2. Kelengkapan laporan

C. METODE
Daring : Synchronus, Ruang Praktikum LMS atau GCR, Platform GoogleMeet/Zoom
Luring : Tugas Mandiri &/ Tugas Kelompok

D. PETUNJUK PRAKTIKUM
1) Baca dan pelajari PSAK 109 tentang Akuntansi Zakat, Infak dan Sodaqoh.
2) Baca dan pelajari PSAK 101 tentang Penyajian Laporan Keuangan Entitas Syariah
3) Kerjakan tugas praktikum yang tersedia
4) Tugas disubmit ke GCR &/LMS hari ini paling lambat pukul 23.59

E. TEORI
1) Laporan Keuangan Lembaga Zakat (PSAK 101)
Lembaga zakat menyusun laporan keuangan sesuai dengan mengacu pada PSAK 101
tentang Penyajian Laporan Keuangan Entitas Syariah. Menurut PSAK 101
komponen laporan keuangan amil/LAZ adalah sebagai berikut:
a. Laporan posisi keuangan;
b. Laporan perubahan dana;
c. Laporan perubahan aset kelolaan;
d. Laporan arus kas;
e. Catatan atas laporan keuangan.

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 1


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH

2) Langkah-langkah menyusun Laporan Keuangan LAZ


a. Mengidentifikasi transaksi
Amil harus mengidentifikasi transaksi yang terjadi dan dikelompokkan sebagai
penerimaan dan penyaluran dana zakat, penerimaan dan penyaluran dana
infak/sedekah, serta penerimaan dan penggunaan dana amil.
b. Melakukan pencatatan transaksi
Membuat jurnal atas seluruh transaksi yang terjadi di LAZ, baik penerimaan dan
penyaluran zakat, penerimaan dan penyaluran infak/sedekah.
c. Pengklasifikasian (posting)
Melakukan posting dari jurnal yang sudah dibuat ke dalam masing-masing buku
besar akun yang ada di LAZ.
d. Penyusunan neraca saldo
Selesai posting, dibuatlah neraca saldo. Neraca saldo merupakan kumpulan
saldo akun-akun buku besar di akhir periode.
e. Membuat jurnal penyesuaian
Tujuan dibuatnya jurnal penyesuaian adalah agar laporan keuangan dapat
disajikan dengan wajar. Jurnal penyesuaian dibuat untuk memperbaharui saldo
akun-akun di neraca saldo yang belum di update atau belum mencerminkan nilai
sebenarnya berkaitan dengan hak dan kewajiban yang belum diakui hingga akhir
periode.
f. Penyusunan neraca saldo setelah penyesuaian
Neraca saldo setelah penyesuaian disusun sesuai dengan neraca saldo
sebelumnya, hanya saja ada hal-hal yang harus diperhatikan berkaitan dengan
akun-akun yang mengalami penyesuaian.
g. Menyusun neraca lajur
Pembuatan neraca lajur (worksheet) sifatnya tentatif/pilihan, dalam hal ini untuk
membantu proses penyusunan laporan keuangan.
h. Pembuatan laporan keuangan
i. Membuat jurnal penutup dan neraca saldo setelah penutupan

3) Studi Kasus Lembaga Amil Zakat (PSAK 109)

Lembaga Amil Zakat (LAZ) Umat Sejahtera membuat kebijakan dana


pengelolaan/bagian dana amil sebagai berikut.

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 2


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH

a. 12,5% dari dana infak dan sedekah;


b. 12,5% dari dana zakat
c. 0% dari dana kemanusiaan, biaya rela wan, dan penyaluran langsung dari dana
tersebut.

Kebijakan akuntansi yang diberlakukan adalah sebagai berikut.

a. Penyusutan: bangunan 2,5% per tahun, kendaraan 20% per tahun, peralatan
25% per tahun.
b. Bagi hasil bank: syariah sebagai pendapatan dana, konvensional sebagai dana
nonhalal.
c. Dasar perhitungan: kalender hijriah.

Pembuatan Jurnal

1) Menerima zakat dari Bapak Benny Rp50.000.000 dan Infak Rp25.000.000


Tgl Keterangan Ref Debit Kredit
1 Sep Kas 75.000.000
Penerimaan Zakat-Dana Zakat 50.000.000
Penerimaan Infak-Dana Infak 25.000.000

2) Menerima zakat dari majelis taklim pimpinan KH. Solihin Rp135.000.000


Tgl Keterangan Ref Debit Kredit
1 Sep Kas 135.000.000
Penerimaan Zakat-Dana Zakat 135.000.000

3) Menerima infak berupa bangunan untuk sekretariat senilai Rp450.000.000


Tgl Keterangan Ref Debit Kredit
1 Sep Aset tetap-Bangunan 450.000.000
Penerimaan Infak-Dana Amil 450.000.000

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 3


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH

4) Membeli furnitur seharga Rp10.000.000, komputer Rp4.500.000, dan printer


Rp1.500.000
Tgl Keterangan Ref Debit Kredit
2 Sep Aset tetap-Furnitur 10.000.000
Aset tetap-Komputer 4.500.000
Aset tetap-Printer 1.500.000
Kas 16.000.000

5) Mengeluarkan biaya operasional untuk mencetak kop dan lainnya senilai


Rp600.000, serta biaya ATK senilai Rp750.000
Tgl Keterangan Ref Debit Kredit
3 Sep Beban Cetakan-Dana Amil 600.000
Beban ATK-Dana Amil 750.000
Kas 1.350.000

6) Menyaluran zakat untuk mustahik: fakir dan miskin sebesar Rp70.000.000


(terdiri atas sandang pangan Rp20.000.000 dan beasiswa duafa
Rp50.000.000), serta untuk gharimin (1 orang) senilai Rp1.000.000.
Tgl Keterangan Ref Debit Kredit
6 Sep Penyaluran Fakir Miskin-Dana 20.000.000
Zakat
Penyaluran Fakir Miskin-Dana 50.000.000
Zakat
Penyaluran Gharimin-Dana Zakat 1.000.000
Kas 71.000.000

7) Membuka rekening di bank konvensional untuk infak setoran awal sebesar


Rp2.500.000 dan di bank syariah untuk zakat Rp2.500.000.
Tgl Keterangan Ref Debit Kredit
11 Sep Bank Konvensional 2.500.000
Bank Syariah 2.500.000
Kas 5.000.000

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 4


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH

8) Memberikan pinjaman modal ketja qardhul hasan pada 3 (tiga) UKM,


masing-masing Rp5.000.000. dari dana infak
Tgl Keterangan Ref Debit Kredit
17 Sep Piutang Qardhul Hasan-Dana Infak 15.000.000
Kas 15.000.000

9) Terkait dengan musibah gempa bumi, dibentuk dana kemanusiaan yang


dipinjamkan dari dana zakat sebagai dana awal dan akan dikembalikan setelah
ada dana dari masyarakat Rp20.000.000.
Tgl Keterangan Ref Debit Kredit
20 Sep Pinjaman Antar Dana-Dana Zakat 20.000.000
Penerimaan Pinjaman Antar 20.000.000
Dana Kemanusiaan

10) Menyalurkan dana bergulir berasal dari dana zakat untuk kelompok tani
sebesar Rp20.000.000
Tgl Keterangan Ref Debit Kredit
22 Sep Piutang Penyaluran-Dana Zakat 20.000.000
Kas 20.000.000

11) Menerima dana kemanusiaan Rp100.000.000 dari PT Ukhuwah


Tgl Keterangan Ref Debit Kredit
23 Sep Kas 100.000.000
Penerimaan-Dana Kemanusiaan 100.000.000

12) Penyaluran dana kemanusiaan sebesar Rp70.000.000, transportasi tim


Rp2.500.000, dan akomodasi Rp5.000.000
Tgl Keterangan Ref Debit Kredit
24 Sep Beban Transportasi - Dana 2.500.000
Kemanusiaan
Beban Akomodasi - Dana 5.000.000
Kemanusiaan

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 5


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH

Beban Akomodasi - Dana 70.000.000


Kemanusiaan
Kas 77.500.000

13) Salah satu UKM gulung tikar karena rugi


Tgl Keterangan Ref Debit Kredit
27 Sep Beban Penghapusan Piutang-Dana 5.000.000
Infak
Piutang Qardhul Hasan-Dana 5.000.000
Infak

14) Membayar gaji karyawan 3 orang, total Rp5.000.000


Tgl Keterangan Ref Debit Kredit
27 Sep Beban Gaji-Dana Amil 5.000.000
Kas 5.000.000

15) Menerima jasa giro berupa bunga Rp205.000, dan bagi hasil Rp105.000
Tgl Keterangan Ref Debit Kredit
30 Sep Bank Konvensional 205.000
Bank Syariah 105.000
Penerimaan Dana Nonhalal- 205.000
Bunga
Penerimaan Dana Zakat 105.000

16) Membayarkan biaya administrasi kontrak di bank konvensional senilai


Rp205.000
Tgl Keterangan Ref Debit Kredit
30 Sep Beban Adm. Bank 205.000
Bank Konvensional 205.000

Memposting jurnal tersebut kepada masing-masing


Seluruh transaksi di atas di posting ke akun masing-masing. Untuk penyesunan
laporan periode lanjutan, maka saldo-saldo akun yang ada di neraca periode

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 6


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH

sebelumnya harus menjadi bagian dari vuku besar periode sekarang sebagai saldo
awal.

Membuat Jurnal Penyesuaian


1) Penyaluran ke dana amil atas zakat (12,5% dari Rp185.105.000)
Tgl Keterangan Ref Debit Kredit
30 Sep Penyaluran ke Dana Amil-Dana 23.138.125
Zakat
Penerimaan dari Zakat-Dana 23.138.125
Amil

2) Penyaluran ke dana amil atas infak (12,5% dari Rp25.000.000)


Tgl Keterangan Ref Debit Kredit
30 Sep Penyaluran ke Dana Amil-Dana 3.125.000
Zakat
Penerimaan dari Zakat-Dana 3.125.000
Amil

3) Beban penyusuran (Bangunan: 2,5% dari 450.000.000; peralatan 20% dari


16.000.000)
Tgl Keterangan Ref Debit Kredit
30 Sep Beban Penyusutan-Dana Amil 14.450.000
Akumulasi Penyusutan 14.450.000

4) Pengembalian pinjaman dana kemanusiaan ke dana zakat


Tgl Keterangan Ref Debit Kredit
30 Sep Pinjaman Antar Dana-Dana 14.450.000
Kemanusiaan
Piutang Antar Dana-Dana Zakat 14.450.000

Membuat Neraca Saldo Setelah Penyesuaian


Neraca saldo setelah penyesuaian bisa langsung dibuat pada neraca lajur/worksheet.

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 7


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH

Kertas Penyusunan Laporan Keuangan


Untuk Periode yang berakhir 30 Muharam 1426 H (In Rp000)
LAPORAN POSISI
Akun Neraca Saldo LPP DANA Zakat LPD DANA INFAK LPD Kemanusiaan LPD NONHALAL LPD DANA AMIL
KEUANGAN
Dr Cr Dr Cr Dr Cr Dr Cr Dr Cr Dr Cr Dr Cr
Kas 99.150.000 99.150.000
Bank 2.500.000 2.500.000
Konvensional
Bank Syariah 2.605.000 2.605.000
Piutang 20.000.000 20.000.000
Penyaluran zakat
Piutang Qardhul 10.000.000 10.000.000
hasan
Aset Tetap- 450.000.000 450.000.000
Bangunan
Aset Tetap- 10.000.000 10.000.000
Furniture
Aset Tetap- 4.500.000 4.500.000
Komputer
Aset Tetap-Printer 1.500.000 1.500.000
Beban 5.000.000 5.000.000
Akomodasi- Dana
Kemanusiaan
Beban ATK-Dana 750.000 750.000
Amil
Beban Cetakan- 600.000 600.000
Dana Amil
Beban Gaji-Dana 5.000.000 5.000.000
Amil
Beban 5.000.000 5.000.000
Penghapusan
Piutang-Dana
Infak
Beban 70.000.000 70.000.000
Penyaluran-Dana
Kemanusiaan
Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 8
PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH

Beban 2.500.000 2.500.000


Transportasi-Dana
Kemanusiaan
Beban 205.000 205.000
Administrasi-Dana
Nonhalal
Penerimaan-Dana 100.000.000 100.000.000
Kemanusiaan
Penerimaan Infak- 25.000.000 25.000.000
Dana Infak
Penerimaan Dana 205.000
Nonhalal-Bunga
Penerimaan zakat- 185.105.000 185.105.000
Dana Zakat
Penerimaan Infak- 450.000.000 450.000.000
Dana Amil
Penyaluran Fakir 50.000.000 50.000.000
Miskin- Dana
Zakat
Penyaluran Fakir 20.000.000 20.000.000
Miskin- Dana
Zakat
Penyaluran 1.000.000 1.000.000
Gharimin-Dana
Zakat
Penyaluran ke 23.138.125 23.138.125
Dana Amil- Dana
Zakat
Penerimaan Dana 23.138.125 23.138.125
Amil-dari Dana
Zakat
Penyaluran ke 3.125.000 3.125.000
Dana Amil- Dana
Infak
Penerimaan Dana 3.125.000 3.125.000
Amil- dari Infak

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 9


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH

Beban 14.450.000 14.450.000


Penyusutan-Dana
Amil
Akumulasi 14.450.000 14.450.000
Penyusutan
801.023.125 801.023.125 94.138.125 185.105.000 8.125.000 25.000.000 77.500.000 100.000.000 205.000 205.000 20.800.000 476.263.125

Surplus 90.966.875 16.875.000 22.500.000 455.463.125


476.263.125
Saldo Awal Dana 0 0 0 0
Saldo Akhir Dana 90.966.875 - 16.875.000 22.500.000 - 455.463.125

Saldo Dana
Dana Zakat 90.966.875
Dana Infak 16.875.000
Dana 22.500.000
Kemanusiaan
Dana Nonhalal -
Dana Amil 455.463.125
600.255.000 600.255.000

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 10


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH

• Laporan Keuangan Lembaga Amil


Amil menyajikan dana zakat, dana infak/sedekah, dana amil, dan dana nonhalal
secara terpisah dalam laporan posisi keuangan.
Laporan keuangan amil terdiri atas:
1) Laporan Posisi Keuangan
LAZ UMAT SEJAHTERA
LAPORAN POSISI KEUANGAN
Per 30 Muharam 1426 H
Keterangan Cat. Rp Keterangan Cat. Rp
ASET LIABILITAS
Aset Lancar Liabilitas Jangka
Pendek
Kas 99.150.000 Liabilitas kepada -
Pihak Ketiga
Bank 5.105.000
Piutang: Jumlah Liabilitas -
Jangka Pendek
Penyaluran Zakat 20.000.000 Liabilitas Jangka
Panjang
Qardhul Hasan 10.000.000 Liabilitas Imbalan
Kerja
Persediaan Jumlah Liabilitas -
Saldo dana:
Aset Tetap Dana Zakat 90.966.875
Aset Tetap 466.000.000 Dana 16.875.000
Infak/Sedekah
Akumulasi Penyusutan (14.450.000) Dana Kemanusiaan 22.500.000
Dana Amil 455.463.125

Jumlah Saldo Dana 585.505.000

Jumlah Aset 585.805.000 Jumlah Liabilitas 585.505.000


dan Saldo Dana

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 11


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH

2) Laporan Perubahan Dana


LAZ UMAT SEJAHTERA
LAPORAN PERUBAHAN DANA
Untuk Periode yang Berakhir 30 Muharam 1426 H
Keterangan Cat. Rp
DANA ZAKAT
Penerimaan
Penerimaan dari Muzaki 185.000.000
Penerimaan Pengembalian dari Dana 105.000
Kemanusiaan
Hasil Penempatan -
Jumlah Penerimaan 185.105.000
Penyaluran
Amil 23.138.125
Fakir Miskin 70.000.000
Riqab
Gharim 1.000.000
Mualaf
Fisabilillah
Ibnu Sabil
Alokasi Pemanfaatan Aset Kelolaan
Pemberian Pinjaman ke Dana Kemanusiaan
Jumlah Penyaluran 91.138.125
Surplus(Defisit) 90.966.875
Saldo Awal 0
Saldo Akhir 90.966.875

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 12


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH

(Lanjutan)
LAZ UMAT SEJAHTERA
LAPORAN PERUBAHAN DANA
Untuk Periode yang Berakhir 30 Muharam 1426 H
Keterangan Cat. Rp
DANA INFAK/SEDEKAH
Penerimaan
Infak/Sedekah Terikat
Infak/Sedekah Tidak Terikat 25.000.000
Hasil Pengelolaan 25.000.000
Jumlah Penerimaan -
Penyaluran
Amil 3.125.000
Infak/Sedekah Terikat
Infak/Sedekah Tidak Terikat
Beban Penghapusan Piutang UKM 5.000.000
Alokasi Pemanfaatan Aset Kelolaan -
Jumlah Penyaluran 8.125.000
Surplus (Defisit) 16.875.000
Saldo Awal 0
Saldo Akhir 16.875.000

DANA KEMANUSIAAN
Penerimaan
Penerimaan Dana Kemanusiaan 100.000.000
Jumlah Penerimaan 100.000.000

Penyaluran
Penyaluran Dana Bantuan bencana gunung 70.000.000
meletus
Biaya Penyaluran 7.500.000
Jumlah Penyaluran 77.500.000
Surplus (Defisit) 22.500.000
Saldo Awal -
Saldo Akhir 22.500.000

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 13


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH

LAZ UMAT SEJAHTERA


LAPORAN PERUBAHAN DANA
Untuk Periode yang Berakhir 30 Muharam 1426 H
Keterangan Cat. Rp
DANA AMIL
Penerimaan
Bagian Amil dari Zakat 23.138.125
Bagian Amil dari Infak/Sedekah 3.125.000
Sumbangan dari Donatur 450.000.00
Jumlah Penerimaan 476.263.125

Penyaluran
Beban Gaji 5.000.000
Beban Umum dan Administrasi 1.350.000
Beban Penyusutan 14.450.000
Jumlah Penyaluran 20.800.000
Surplus (Defisit) 455.463.125
Saldo Awal -
Saldo Akhir 455.463.125

LAZ UMAT SEJAHTERA


LAPORAN SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA KEBAJIKAN
Untuk Periode yang Berakhir 30 Muharam 1426 H
Keterangan Cat. Rp
Sumber Dana Kebajikan
Dana Nonhalal 0

Jumlah Sumber Dana Kebajikan 0

Penggunaan Dana Kebajikan


Biaya Adm. Bank 0

Jumlah Penggunaan Dana Kebajikan 0

Saldo Dana Kebajikan 0

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 14


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH

3) Laporan Perubahan Aset Kelolaan


Keterangan Saldo Penambahan Pengurangan Akumulasi Akumulasi Saldo
Awal Penyusutan Penyisihan Akhir
Dana Zakat-Aset 0 0 0 0 0 0
Kelolaan
(misainya: rumah sakit/
sekolah)
Dana Infak/Sedekah- 0 15.000.000 (5.000.000) - 0 10.000.000
Aset Lancar Kelolaan
(misalnya: Piutang
Bergulir)
Dana Infak/Sedekah- 0 0 0 0 0 0
AsetTetap Kelolaan
(misalnya: rumah sakit
atau sekolah)
0 15.000.000 (5.000.000) - 0 10.000.000

4) Laporan Arus Kas (mengikuti laporan arus kas pada PSAK 02); dan
5) Catatan atas Laporan Keuangan

F. REFERENSI

DSAS IAI. 2020. Standar Akuntansi Syariah. Ikatan Akuntan Indonesia


Sri Nurhayati dan Wasilah, Akuntansi Syariah di Indonesia Edisi 5, Jakarta: Salemba
Empat, 2019.

Sri Nurhayati, dkk. Akuntandi dan Manajemen Zakat. Jakarta: Salemba Empat, 2019.

G. TUGAS PRAKTIKUM.
Tugas Individu
1. Jelaskan perbedaan zakat, infak dan sedekah!
2. Jelaskan tujuan dibuatnya laporan keuangan pada Lembaga Amil Zakat!
3. Pilih laporan keuangan salah satu LAZ, dan bandingkan apakah penyajian
laporannya sudah sesuai dengan PSAK 101 tentang Penyajian Laporam Keuangan
Syariah ! (laporan keuangan LAZ dilampirkan)

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 15


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH

Tugas Kelompok

Berikut ini Neraca Saldo LAZ (Amil) Amanah Umat Jakarta Per 1 Januari 2021

NO NAMA REKENING DEBIT KREDIT


100 Aset :
110 Kas di Bank (Rekening Koran):
111 Kas Zakat 150.000.000
112 Kas Infak/Sedekah 300.000.000
113 Kas-Amil 75.000.000
120 Aset Kelolaan :
121 Aset Kelolaan-Dana Infak/Sedekah- 360.000.000
Deposito Mudharabah
122 Aset Kelolaan Dana Amil-Surat 75.000.000
Berharga Syariah
123 Piutang Bergulir-Dana Zakat 150.000.000
124 Piutang Bergulir-Dana linfak/Sedekah 75.000.000
125 Aset Kelolaan Dana Infak/Sedekah- 300.000.000
Mobil
126 Akumulasi Penyusutan-Aset Kelolaan 30.000.000
(Mobil)
131 Persediaan Perlengkapan Kantor 15.000.000
141 Peralatan Kantor 120.000.000
142 Akumulasi Penyusutan-Peralatan 15.000.000
Kantor
143 Kendaraan 225.000.000
144 Akumulasi Penyusutan-Kendaraan 45.000.000
200 Liabilitas:
211 Liabilitas jangka pendek: 15.000.000
Utang biaya listrik dan telepon
300 Saldo Dana:
310 Dana Zakat 840.000.000
320 Dana Infak/Sedekah 555.000.000
330 Dana Amil 345.000.000
TOTAL 1.845.000.000 1.845.000.000

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 16


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH

Transaksi selama bulan Januari 2021.

5 Menerima infak/sedekah (tunai) sebesar Rp200.000.000, hak amil 10%.

6 Menyalurkan zakat sebesar Rp60.000.000 kepada mustahik duafa (fakir) untuk


keperluan konsumsi.

8 Menyalurkan dana zakat sebesar Rp20.000.000 untuk permodalan mustahik


bukan sebagai dana bergulir.

10 Menerima infak/sedekah (tunai) sebesar Rp200.000.000, hak amil 10%.

12 Menerima zakat (tunai) sebesar Rp 250.000.000, hak amil 10%.

14 Menyalurkan zakat Rp40.000.000 kepada mustahik duafa untuk konsumsi.

15 Menyalurkan dana infak/sedekah sebesar Rp150.000.000 untuk permodalan


mustahik sebagai dana bergulir.

Penggunaan Dana Amil : 20 -24

20 Membayar gaji karyawan sebesar Rp9.000.000

21 Membayar utang beban listrik dan telepon sebesar Rp15.000.000

23 Membayar biaya transportasi sebesar Rp900.000

24 Membayar biaya sewa kantor sebesar Rp3.000.000.

25 Menerima pendapatan sewa kendaraan Rp15.000.000.

30 Menerima zakat (tunai) sebesar Rp150.000.000, hak amil 10%

Piutang bergulir:

31 Menerima kas dari Piutang Infak/Sedekah bergulir senilai Rp75.000.000.

Data Penyesuaian per 31 Januari 2021:

a) Aset surat berharga saham mengalami penurunan harga pasar sebesar Rp4.500.000.
b) Beban penyusutan aset tetap sebesar Rp10.500.000, terdiri atas beban penyusutan
peralatan kantor Rp3.000.000 dan beban penyusutan kendaraan sebesar Rp7.500.000.
c) Beban penyusutan aset kelolaan (mobil) sebesar Rp3.000.000.
d) Gaji yang belum dibayar sebesar Rp7.500.000.
e) Beban listrik dan telepon yang belum dibayar sebesar Rp3.000.000.
f) Perlengkapan yang sudah dipakai bulan Januari 2021 senilai Rp4.500.000.

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 17


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH

Buatlah :

a. Jurnal untuk mencatat transaksi LAZ (Amil) Amanah Umat selama Januari
2021.
b. Jurnal Penyesuaian per 31 Januari 2021.
c. Posting ke buku besar masing-masing akun
d. Neraca Lajur.
e. Laporan Perubahan Dana LAZ (Amil) Amanah Umat per 31 Januari 2021.
f. Laporan Perubahan Aset Kelolaan LAZ (Amil) Amanah Umat Per 31 Januari
2021.
g. Laporan Posisi Keuangan LAZ (Amil) Amanah Umat per 31 Januari 2021.

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 18


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH

PERTEMUAN 12

AKUNTANSI PESANTREN/SEKOLAH

A. SUB CPMK
Mampu mengidentifikasi bisnis proses dan pencatatan akuntansi pada pesantren atau
sekolah Islam berasrama
B. INDIKATOR
1. Ketepatan mengidentifikasi bisnis proses pesantren/sekolah berasrama
2. Ketepatan mengidentifikasi akuntansi di pesantren/sekolah berasrama
C. METODE
Daring : Kuliah 100”
Luring : Praktikum Survey ke lapangan 240”
D. PETUNJUK PRAKTIKUM
1. Baca dan pelajari buku referensi Akuntansi Syariah, mengenai transaksi
akuntansi pesantren serta PSAK yang relevan.
2. Kerjakan tugas praktikum secara individu
3. Tugas disubmit ke GCR &/LMS hari ini paling lambat pukul 23.59
E. TEORI
Akuntansi Pesantren/Sekolah
1. Dasar Hukum (teori) dan Proses Bisnis
Berdasarkan Undang – Undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 2019 tentang
pesantren, Pondok Pesantren, Dayah, Surau, Meunasah, atau sebutan lain yang
selanjutnya disebut Pesantren adalah lembaga yang berbasis masyarakat dan
didirikan oleh perseorangan, yayasan, organisasi masyarakat Islam, dan/atau
masyarakat yang menanamkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt.,
menyemaikan akhlak mulia serta memegang teguh ajaran Islam rahmatan lil'alamin
yang tercermin dari sikap rendah hati, toleran, keseimbangan, moderat, dan nilai
luhur bangsa Indonesia lainnya melalui pendidikan, dakwah Islam, keteladanan,
dan pemberdayaan masyarakat dalam kerangka Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

Pendidikan Pesantren adalah pendidikan yang diselenggarakan oleh Pesantren


dan berada di lingkungan Pesantren dengan mengembangkan kurikulum sesuai

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 1


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH

dengan kekhasan Pesantren dengan berbasis kitab kuning atau dirasah islamiah
dengan pola pendidikan muallimin.
Kitab Kuning adalah kitab keislaman berbahasa Arab atau kitab keislaman
berbahasa lainnya yang menjadi rujukan tradisi keilmuan Islam di Pesantren

Dasar hukum

• Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 191,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6406;
• Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2015 tentang Kementerian
Agama (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
168);
• Peraturan Menteri Agama Nomor 42 Tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1495);
• Peraturan Menteri Agama Nomor 30 Tahun 2020 tentang Pendirian
dan Penyelenggaraan Pesantren (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2020 Nomor 1432).
• Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 511 Tahun
2021 Tentang Petunjuk Teknis Pendaftaran Keberadaan Pesantren.

Penyelenggaraan Pesantren berasaskan :

a. Ketuhanan Yang Maha Esa;


b. kebangsaan;
c. kemandirian;
d. keberdayaan
e. kemaslahatan;
f. multikultural;
g. profesionalitas;
h. akuntabilitas;
i. keberlanjutan; dan
j. kepastian hukum

Pesantren diselenggarakan dengan tujuan:

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 2


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH

a. membentuk individu yang unggul di berbagai bidang yang memahami dan


mengamalkan nilai ajaran agamanya dan atau menjadi ahli ilmu
agama yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berilmu, mandiri, tolong-
menolong, seimbang, dan moderat;
b. membentuk pemahaman agama dan keberagamaan yang moderat dan cinta
tanah air serta membentuk perilaku yang mendorong terciptanya kerukunan
hidup beragama; dan
c. meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang berdaya dalam memenuhi
kebutuhan Pendidikan warga negara dan kesejahteraan sosial masyarakat.

Kurikulum Pendidikan pesantren terdiri atas kurikulum pesantren dan


kurikulum Pendidikan umum.

2. Klasifikasi Pondok Pesantren


Peraturan Menteri Agama Nomor 3 Tahun 1979 mengklasifikasikan pondok
pesantren menjadi:
a. Pondok Pesantren Tipe A, yaitu pondok pesantren dengan para santri belajar
dan bertempat tinggal di asrama lingkungan pondok pesantren dengan
pengajaran yang berlangsung secara tradisional (sistem wetonan atau
sorogan).
b. Pondok Pesantren Tipe B, yaitu pondok pesantren yang menyelenggarakan
pengajaran secara klasikal dan pengajaran oleh kyai bersifat aplikasi,
diberikan pada waktu-waktu tertentu. Santri tinggal di asrama lingkungan
pondok pesantren.
c. Pondok Pesantren Tipe C, yaitu pondok pesantren hanya merupakan asrama
sedangkan para santrinya belajar di luar (di madrasah atau sekolah umum
lainnya), kyai hanya mengawasi dan sebagai pembina para santri tersebut.
d. Pondok Pesantren Tipe D, yaitu pondok pesantren yang menyelenggarakan
sistem pondok pesantren dan sekaligus sistem sekolah atau madrasah.
Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam dengan system asrama
atau pondok, yang mana kyai menjadi figur sentral, masjid sebagai pusat kegiatan
yang menjiwainya, dan pengajaran agama Islam di bawah bimbingan kyai yang
diikuti santri sebagai kegiatan utamanya.

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 3


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH

Pondok pesantren dapat juga diartikan sebagai laboratorium kehidupan, tempat para
santri belajar hidup dan bermasyarakat dalam berbagai segi dan aspeknya.

Jenis-jenis Pondok Pesantren


• Pondok Pesantren Salaf
Pesantren model ini menerapkan pengajian hanya terbatas pada kitab
kuning, intensifikasi musyawarah atau bahthul masail, dan berlakunya
sistem diniyah. Kultur dan paradigma berpikirnya didominasi oleh term-
term klasik, seperti tawadlu', zuhud, qana'ah, barakah atau akhirat oriented
• Pondok Pesantren Khalaf (Modern)
Pondok model ini menekankan penguasaan pada bahasa asing (Arab dan
Inggris), tidak ada pengajian kitab-kitab kuning, kurikulum mengadopsi
kurikulum modern, lentur terhadap term-term tawadlu', barakah dan
sejenisnya. Penekanan pada rasionalitas, orientasi masa depan, persaingan
hidup dan penguasaan teknologi. Adapun kelemahan pesantren model ini
adalah lemah terhadap penguasaan khazanah klasik
• Pondok Pesantren Campuran
Karakteristik pesantren model ini adalah ada pengajian kitab salaf, ada
kurikulum modemn, seperti bahasa Inggris, fisika dan matematika,
mempunyai independensi dalam menentukan arah dan kebijakan dan ada
ruang kreatifitas yang terbuka lebar untuk santri, seperti buletin, majalah,
seminar, bedah buku, dan lain-lain. Bergesernya nilai barakah, tawadlu', dan
zuhud. Orientasi ukhrawi dan perjuangannya pada masyarakat menjadi
berkurang.
3. Definisi Pondok Pesantren menurut para ahli
• Dhofier (1994: 84) mendefinisikan bahwa pondok pesantren adalah
lembaga pendidikan tradisional Islam untuk mempelajari, memahami,
menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya
moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehari-hari.
• Nasir (2005: 80) mendefinisikan bahwa pondok pesantren adalah Lembaga
keagamaan yang memberikan pendidikan dan pengajaran serta
mengembangkan dan menyebarkan ilmu agama Islam.

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 4


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH

• Team Penulis Departemen Agama (2003: 3) dalam buku Pola Pembelajaran


Pesantren mendefinisikan bahwa pondok pesantren adalah pendidikan dan
pengajaran Islam di mana di dalamnya terjadi interaksi antara kiai dan
ustdaz sebagai guru dan para santri sebagai murid dengan mengambil
tempat di masjid atau di halaman-halaman asrama (pondok) untuk mengkaji
dan membahas buku-buku teks keagamaan karya ulama masa lalu. Dengan
demikian, unsur terpenting bagi pesantren adalah adanya kiai, para santri,
masjid, tempat tinggal (pondok) serta buku-buku (kitab kuning).

4. Unit Usaha Pesantren


Beberapa pondok pesantren memiliki unit usaha yang dikelola secara mandiri
yang masih merupakan bagian dari badan hukum yayasan pondok pesantren. Unit
usaha strategis tersebut termasuk dalam entitas pelapor pondok pesantren.
Unit usaha dari pondok pesantren juga dapat berdiri sendiri sebagai badan
hukum yang terpisah, seperti dalam bentuk koperasi, perseroan terbatas, dan bentuk
badan hukum lainnya. Unit usaha tersebut tidak termasuk dalam cakupan entitas
pelapor pondok pesantren.

5. Langkah Izin Operasional Pesantren


• Pondok membuat proposal Pengajuan Izin Operasional Pondok Pesantren
Kepada Kepala Kantor Kementerian Agama Kab/Kota;
• Pengurus pondok pesantren mencari surat keterangan domisili dari kepala
desa/kelurahan sesuai form;
• Pengurus pondok pesantren mencari surat rekomendasi dari Kepala KUA
setempat sesuai form;
• Pengurus pondok pesantren membawa proposal pengajuan izin operasional
pondok pesantren ke Kantor Kementerian Agama Kab. Karanganyar
• Selambat lambatnya 4 X 7 hari jam kerja setelah berkas usulan diterima
lengkap, Pihak Kementerian Agama dalam hal ini seksi PD Pontren/TOS
melakukan verifikasi data dengan fakta di lapangan;

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 5


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH

• 2×7 hari jam kerja setelah verifikasi dilaksanakan, Kementerian Agama


memberikan keterangan diberi izin maupun ditolak proposal pengajuan dari
pondok pesantren.
6. NSPP Pesantren ( Nomor Statistik Pondok Pesantren )
Latar Belakang dilakukan penomoran statistik
• Perlunya peningkatan tata kelola dan administrasi di lingkungan
Kementerian Agama, yang meliputi bidang kelembagaan, tata laksana,
ketenagaan, serta sarana dan prasarana.
• Pesatnya perkembangan lembaga pendidikan Islam.
• Terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan
Agama dan Pendidikan Keagamaan.
• Makin maraknya pemekaran wilayah baik pada tingkat provinsi maupun
kabupaten/kota di sebagian wilayah Indonesia.
• Perlu dilakukan penyesuaian dan penggantian terhadap panduan
penyusunan Nomor Statistik Lembaga Pendidikan Islam yang ada selama
ini.
Tujuan penyusunan Nomor Statistik Lembaga pendidikan Islam dalam hal ini
pondok pesantren adalah sebagai berikut :
• Meningkatkan tata kelola dan tertib administrasi bagi lembaga-lembaga
pendidikan Islam khususnya pondok pesantren.
• Membedakan antara satu lembaga pendidikan Islam dengan lembaga
lainnya.
• Memudahkan dalam pengelolaan database lembaga pendidikan Islam.
• Memudahkan dalam pemeriksaan peta lokasi suatu lembaga pendidikan
Islam.

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 6


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH

7. Syarat Mendirikan Pesantren

• Menentukan apakah akan membuat yayasan atau perkumpulan sebagai


payung hukum dengan menimbang dan mengingat kebutuhan lembaga.
• Menentukan pendiri dan pengurus yayasan pondok pesantren (Pembina,
Pengawas, Ketua, Sekretaris, Bendahara) beserta peralatan yang diperlukan
(kop surat yayasan dan stempel yayasan)
• Fotocopy KTP pendiri dan pengurus. Fotocopy NPWP (nomor Pokok wajib
pajak) pendiri dan pengurus

Selanjutnya setelah syarat yang diperlukan dan sudah memilih untuk membuat
yayasan atau perkumpulan, maka tindakan yang diperlukan yaitu :

• Mendatangi notaris sembari membawa persyaratan yang berlaku


• Dari notaris akan di buatkan akta. Dan yang menandatangani akta ini
hanya pendiri saja (minimal 2 orang) dan bukan suami istri.
• SK Kemenkumham di ajukan oleh notaris
• Mencari surat keterangan domisili dari kelurahan dan kecamatan
• Pengajuan NPWP Yayasan
• Selesai

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 7


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH

• Kecuali ada persyaratan lain terkait dengan kegiatan yayasan (misalnya


pendidikan yang artinya harus mengajukan izin operasional ke dinas
pendidikan)
8. Bisnis Proses Pesantren
Dalam penelitian Harjito dkk, (2008), aktivtas ekonomi dan bisnis yang
dilakukan pesantren pada umumnya menyangkut empat hal pokok, yaitu: (a).
Pertanian; (b). Peternakan; (c). Koperasi Pesantren; dan (d). Kerajinan.
Tim Pekapontren, (2004) menuliskan bahwa dari sejumlah 28.961 pesantren,
terdapat sejumlah pesantren berciri khas pengembangan kewirausahaan, 1.529
pesantren mengembangkan bidang pertanian dan agribisnis, 404 pesantren
mengembangkan bidang perindustrian, 111 pesantren bidang perdagangan dan 41
pesantren mengembangkan bidang ekonomi kelautan dan perikanan.
Contoh: Pesantren Arrisalah Ciamis mengembangkan ekonomi berbasis perikanan.
Darussalam Gontor berbasis sektor riil, pertanian dan perkebunan. Pesantren
Sidogiri Pasuruan berbasis ekonomi koperasi pesantren (Kopontren), Baitul Mal
Wattamwil, Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) dan sektor riil. Pesantren Al-
Amin Sumenep usaha berbasis agrobisnis dan bisnis ritel.
9. Tujuan Laporan Keuangan Yayasan Pondok Pesantren
• Memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, arus kas dan
informasi lainnya yang bermanfaat bagi pengguna laporan keuangan dalam
rangka membuat keputusan ekonomi; dan
• Bentuk pertanggungjawaban pengurus yayasan pondok pesantren atas
penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya.
10. Komponen Laporan Keuangan
Laporan keuangan yang lengkap dari yayasan pondok pesantren terdiri atas:
a. Laporan posisi keuangan;
b. Laporan perubahan aset neto;
c. Laporan arus kas; dan
d. Catatan atas laporan keuangan
11. Mata Uang Fungsional dan Pelaporan
• Mata uang fungsional dan pelaporan dari laporan keuangan yayasan pondok
pesantren adalah rupiah.

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 8


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH

• Yayasan pondok pesantren mencatat dan melaporkan setiap transaksi yang


terjadi di yayasan pondok pesantren menggunakan mata uang rupiah.
• Transaksi yayasan pondok pesantren yang menggunakan mata uang selain
rupiah dibukukan dengan menggunakan kurs transaksi.
• Saldo aset dan liabilitas dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam rupiah
menggunakan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal pelaporan.

12. Kebijakan Akuntansi


Kebijakan akuntansi yayasan pondok pesantren harus mencerminkan prinsip
kehati-hatian dan mencakup semua hal yang material serta sesuai dengan ketentuan
dalam SAK ETAP. SAK untuk Entitas tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
Dalam hal SAK ETAP belum mengatur secara spesifik masalah pengakuan,
pengukuran, penyajian atau pengungkapan dari suatu transaksi atau peristiwa, maka
pengurus yayasan pondok pesantren harus menetapkan kebijakan untuk
memastikan bahwa laporan keuangan menyajikan informasi yang:
a. Relevan terhadap kebutuhan pengguna laporan keuangan untuk pengambilan
keputusan;
b. Dapat diandalkan, dengan pengertian:
• menyajikan secara jujur posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas
dari yayasan pondok pesantren;
• menggambarkan substansi ekonomi dari suatu kejadian atau transaksi dan
tidak semata-mata bentuk hukumnya;
• netral, yaitu bebas dari keberpihakan;
• mencerminkan kehati-hatian; dan
• mencakup semua hal yang material.
Dalam menetapkan kebijakan akuntansi tersebut, maka harus mempertimbangkan:
Persyaratan dan panduan dalam SAK ETAP yang berhubungan dengan hal yang
serupa;
Definisi, kriteria pengakuan dan konsep pengukuran aset, liabilitas, pendapatan,
dan beban dalam Konsep dan Prinsip Pervasif dari SAK ETAP; Persyaratan dan
panduan dalam SAK yang berhubungan dengan isu serupa dan terkait.

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 9


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH

13. Konsistensi Penyajian


a. Laporan keuangan menyajikan secara wajar posisi keuangan, kinerja keuangan,
dan arus kas dari yayasan pondok pesantren, disertai pengungkapan yang
diharuskan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
b. Laporan posisi keuangan memberikan informasi mengenai aset, liabilitas, dan
aset neto dari yayasan pondok pesantren, serta hubungan antar unsur-unsur
tersebut pada waktu tertentu.
a. Aset disajikan berdasarkan karakteristiknya dan dikelompokan menjadi
aset lancar (current assets) dan aset tidak lancar (non-current assets);
b. Liabilitas disajikan menurut urutan jatuh temponya dan dikelompokan
menjadi liabilitas jangka pendek (current liabilities) dan liabilitas jangka
panjang (non-current liabilities);
c. Aset neto disajikan menjadi aset neto tanpa pembatasan (without
restrictions) dan aset neto dengan pembatasan (with restrictions).
c. Laporan perubahan aset neto memberikan informasi mengenai kinerja keuangan
dan dampaknya terhadap perubahan aset neto yayasan pondok pesantren selama
suatu periode laporan tertentu.
d. Laporan arus kas memberikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran
kas dari yayasan pondok pesantren selama periode laporan tertentu. Kas dan
setara kas diklasifikasikan menjadi arus kas dari operasi, investasi, dan
pendanaan. Arus kas dari operasi disajikan dengan metode tidak langsung.
e. Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis dengan urutan
penyajian sesuai komponen utama laporan keuangan yang merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan. Informasi dalam catatan atas
laporan keuangan berkaitan dengan pos-pos dalam laporan posisi keuangan,
laporan aktivitas, dan laporan arus kas yang sifatnya memberikan penjelasan,
baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif.
14. Aset
Aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh yayasan pondok pesantren sebagai
akibat dari peristiwa masa lalu dan manfaat ekonomi di masa depan diperkirakan
akan diperoleh yayasan pondok pesantren.

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 10


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH

Ciri Khas Aset Lancar


• mudah untuk diperjualbelikan dan digunakan dalam kurun waktu kurang
dari 12 bulan.
• disimpan agar dapat diperjualbelikan lagi.
• pencairan yang relatif singkat, sehingga dapat dimunculkan dalam 12 bulan
setelah akhir periode neraca.
• biasanya berbentuk uang tunai atau kas.

Aset tidak lancar ada tiga macam. Ketiga macam aset tidak lancar tersebut
adalah aset tetap, aset tidak berwujud

15. Akuntansi Aset Neto


Aset neto tanpa pembatasan merupakan akumulasi pendapatan
tanpa pembatasan dikurangi beban tanpa pembatasan.
Pendapatan tanpa pembatasan antara lain berasal dari:
a. Kontribusi dari santri;
b. Hibah dari pendiri dan pengurus yayasan pondok pesantren;
c. Bantuan dari pemerintah, korporasi, dan masyarakat yang tidak ada pembatasan
penggunaannya;
d. Pendapatan tanpa pembatasan yang lain.
16. Akuntansi Aruskas
Laporan arus kas adalah laporan yang menunjukkan penerimaan dan
pengeluaran kas dan setara kas selama periode tertentu yang dikelompokkan dalam
aktivitas operasional, investasi, dan pendanaan.
Informasi tentang arus kas berguna bagi para pengguna laporan keuangan
sebagai dasar untuk menilai kemampuan pondok pesantren dalam menghasilkan
kas dan setara kas serta menilai kebutuhan penggunaan arus kas tersebut.
17. Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan meliputi:
a. Gambaran umum atas yayasan pondok pesantren;
b. Ikhtisar kebijakan akuntansi yang signifikan;
c. Penjelasan pos-pos laporan keuangan;
d. Informasi penting lain.

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 11


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH

• Laporan Posisi Keuangan


18.

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 12


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH

• Laporan Perubahan Aset Neto

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 13


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH

• Laporan Arus Kas

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 14


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH

F. CONTOH TRANSAKSI
• Laporan posisi keuangan

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 15


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH

• Laporan perubahan Aset Neto

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 16


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH

• Laporan Arus Kas

• Catatan Atas Laporan Keuangan

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 17


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH

Keterangan Saldo Awal 1 Januari 2019 Penambahan Pengurangan Saldo Akhir 31 Desember 2019
Harga Perolehan
Tanah 834.250.000 - - 834.250.000
Bangunan 900.000.000 - - 900.000.000
Peralatan dan investasi 100.000.000 - - 100.000.000
Jumlah 1.834.250.000 - - 1.834.250.000

Akumulasi Penyusutan
Tanah - - - -
Bangunan - 30.000.000 - 30.000.000
Peralatan dan investasi - 10.000.000 - 10.000.000
Jumlah - 40.000.000 - 40.000.000
Nilai Tercatat Bersih 1.834.250.000 1.794.250.000

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 18


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH

G. REFERENSI
Ikatan Akuntansi Indonesia. (2018). Pedoman akuntansi Pesantren efektif per mei
2018.

H. TUGAS
1. Buatlah penjelasan mengenai sejarah pesantren di Indonesia
2. Buatlah resume dari pesantren yang ada di Indonesia mengenai
▪ Profil pesantren
▪ Visi dan misi
▪ Struktur organisasi pesantren
▪ Fitur yang ada dalam pesantren tersebut (jenis sekolah mulai dari TK s/d
pekuliahan, tergantung dari pesantren yang diambil), pola bisnis lain
selain sekolah (pesantren tersebut memiliki koperasi, BMT, usaha
lainnya)

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 19


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH

PERTEMUAN 13

AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH

A. SUB CPMK
Mampu mengidentifikasi bisnis proses dan pencatatan akuntansi pada perbankan syariah.
B. INDIKATOR
Ketepatan menjelaskan bisnis proses perbankan syariah
C. METODE
Daring : Synchronus, Ruang Praktikum LMS atau GCR, Platform GoogleMeet/Zoom
Luring : Tugas Mandiri & Tugas Kelompok
D. PETUNJUK PRAKTIKUM
1. Baca dan pelajari buku referensi Akuntansi Syariah, mengenai perbankan syariah serta
PSAK yang relevan.
2. Kerjakan tugas praktikum nomer 1 s/d 5 yang tersedia secara individu
3. Kerjakan tugas praktikum nomer 6 secara berkelompok
4. Tugas mandiri dan kelompok disubmit ke GCR &/LMS hari ini paling lambat pukul
23.59
E. TEORI
Bank Umum Syariah, Bank Pembiayaan Rakyat Syariah, dan Unit Usaha Syariah
Bank Konvensional
Berdasarkan Undang-Undang Perbankan Syariah Indonesia No. 21 Tahun 2008,
disebutkan bahwa bank terdiri atas dua jenis, yaitu bank konvensional dan bank syariah.
Bank konvensional adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya secara
konvensional yang terdiri atas Bank Umum Konvensional dan Bank Perkreditan Rakyat.
Adapun Bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan
prinsip syariah yang terdiri atas Bank Umum Syariah (BUS) dan Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah—BPRS (dahulu disebut dengan nama Bank Perkreditan Rakyat Syariah).
BUS adalah bank syariah yang kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran. Sementara itu, BPRS adalah bank syariah yang melaksanakan kegiatan
usahanya tidak memberikan jasa lalu dalam lintas pembayaran. Berdasarkan UU
Perbankan Syariah No. 21 Tahun 2008 tersebut, disebutkan bahwa bank konvensional
yang hendak melaksanakan usaha syariah harus membentuk Unit Usaha Syariah (UUS)
yang khusus beroperasi dengan menggunakan sistem syariah.

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 1


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH

Baitulmal wat Tamwil (BMT), atau disebut juga dengan “Koperasi Syariah”, merupakan
Lembaga keuangan syariah yang berfungsi menghimpun dan menyalurkan dana kepada
anggotanya dan biasanya beroperasi dalam skala mikro. BMT juga dikenal sebagai jenis
lembaga keuangan syariah pertama yang dikembangkan di Indonesia. BMT terdiri dari
dua istilah, yaitu “baitulmal” dan “baitultamwil”. Baitulmal merupakan istilah untuk
organisasi yang berperan dalam mengumpulkan dan menyalurkan dana nonprofit, seperti
zakat, infak, dan sedekah. Baitultamwil merupakan istilah untuk organisasi yang
mengumpulkan dan menyalurkan dana komersial. Dengan demikian, BMT memiliki
peran ganda, yaitu fungsi sosial dan fungsi komersial. Dalam operasinya, BMT biasanya
menggunakan badan hukum koperasi. Oleh karena itu, BMT sering disebut dengan
koperasi jasa keuangan syariah. Bank syariah sering bekerja sama dengan BMT dalam
menyalurkan pembiayaan kepada masyarakat. Kerja sama ini dilakukan mengingat BMT
memiliki kemampuan akses kepada masyarakat berpenghasilan rendah yang memerlukan
pembiayaan dalam skala kecil atau mikro.
Perbankan Syariah
Berdasarkan Pasal 4 UU Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah,
disebutkan bahwa Bank Syariah wajib menjalankan fungsi menghimpun dan
menyalurkan dana masyarakat. Bank Syariah juga dapat menjalankan fungsi sosial dalam
bentuk lembaga baitulmal, yaitu menerima dana yang berasal dari zakat, infak, sedekah,
hibah, atau dana sosial lainnya (antara lain denda terhadap nasabah atau ta’zir) dan
menyalurkannya kepada organisasi pengelola zakat. Selain itu, bank syariah juga dapat
menghimpun dana sosial yang berasal dari wakaf uang dan menyalurkannya kepada
pengelola wakaf (nazhir) sesuai dengan kehendak pemberi wakaf (wakif).

Dalam beberapa literatur perbankan syariah, bank syariah dengan beragam skema
transaksi yang dimiliki dalam skema non-riba memiliki setidaknya empat fungsi, yaitu
(1) fungsi manajer investasi; (2) fungsi investor; (3) fungsi sosial; dan (4) fungsi jasa
keuangan

• Fungsi Manajer Investasi


Fungsi ini dapat dilihat pada segi penghimpunan dana oleh bank syariah,
khususnya dana mudharabah. Dengan fungsi ini, bank syariah bertindak sebagai
manajer investasi dari pemilik dana (shahibul maal) dalam hal dana tersebut harus
dapat disalurkan pada penyaluran yang produktif, sehingga dana yang dihimpun
Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 2
PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH

dapat menghasilkan keuntungan yang akan dibagihasilkan antara bank syariah


dan pemilik dana.
Berbeda dengan bank konvensional, imbalan yang diberikan kepada para
deposan bank konvensional memiliki sifat tetap tanpa dipengaruhi oleh kinerja
bank dan jumlahnya dapat ditentukan di muka karena hanya didasarkan pada
persentase tertentu terhadap jumlah uang yang disimpan di bank konvensional.
Sebaliknya, imbalan bank syariah kepada deposan sangat bergantung pada
pendapatan yang diperoleh oleh bank sebagai mudharib dalam mengelola dana
mudharabah. Makin besar pendapatan bank yang dapat dibagihasilkan, makin
besar pula imbalan yang akan diberikan kepada pemilik dana yang
memercayakan uangnya dikelola oleh bank syariah. Sebaliknya, makin kecil
pendapatan bank yang dapat dibagihasilkan, makin kecil pula imbalan yang akan
diberikan kepada pemilik dana, kendati nominal uang yang ditempatkan oleh
nasabah di bank syariah tersebut adalah sama dengan jumlah yang ditempatkan
pada bulan atau periode sebelumnya.
• Fungsi Investor
Dalam penyaluran dana, bank syariah berfungsi sebagai investor (pemilik
dana). Sebagai investor, penanaman dana yang dilakukan oleh bank syariah harus
dilakukan pada sektorsektor yang produktif dengan risiko yang minim dan tidak
melanggar ketentuan syariah. Selain itu, dalam menginvestasikan dana bank
syariah harus menggunakan alat investasi yang sesuai dengan syariah. Investasi
yang sesuai dengan syariah meliputi akad jual beli (murabahah, salam,dan
istishna’), akad investasi (mudharabah dan musyarakah), akad sewa-menyewa
(ijarah dan ijarah muntahiya bittamlik), dan akad lainnya yang dibolehkan oleh
syariah.
• Fungsi Sosial
Fungsi sosial bank syariah merupakan sesuatu yang melekat pada bank syariah.
Setidaknya ada dua instrumen yang digunakan oleh bank syariah dalam
menjalankan fungsi sosialnya, yaitu instrumen Zakat, Infak, Sadaqah, dan Wakaf
(ZISWAF) dan instrumen qardhul hasan. Instrumen ZISWAF berfungsi untuk
menghimpun ZISWAF dari masyarakat, pegawai bank, serta bank sendiri sebagai
lembaga milik para investor. Dana yang dihimpun melalui instrument ZISWAF
selanjutnya disalurkan kepada yang berhak dalam bentuk bantuan atau hibah

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 3


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH

untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Instrumen qardhul hasan berfungsi


menghimpun dana dari penerimaan yang tidak memenuhi kriteria halal serta dana
infak dan sedekah yang tidak ditentukan peruntukannya secara spesifik oleh yang
memberi. Selanjutnya, dana qardhul hasan disalurkan untuk :
(1) pengadaan atau perbaikan kualitas fasilitas sosial dan fasilitas umum
masyarakat (terutama bagi dana yang berasal dari penerimaan yang tidak
memenuhi kriteria halal)
(2) sumbangan atau hibah kepada yang berhak
(3) pinjaman tanpa bunga yang diprioritaskan pada masyarakat golongan
ekonomi lemah, tetapi memiliki potensi dan kemampuan untuk
mengembalikan pinjaman tersebut.
• Fungsi Jasa Keuangan
Fungsi jasa keuangan yang dijalankan oleh bank syariah tidaklah berbeda
dengan bank konvensional, seperti memberikan layanan kliring, transfer, inkaso,
pembayaran gaji, letter of guarantee, letter of credit, dan lain sebagainya. Akan
tetapi, dalam hal mekanisme mendapatkan keuntungan dari transaksi tersebut,
bank syariah tetap harus menggunakan skema yang sesuai dengan pinsip syariah.

Sistem Operasional Perbankan Syariah

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 4


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH

Prinsip Wakalah

Sebagai pihak yang mengerjakan suatu tugas, bank syariah berhak mendapatkan
imbalan (fee) sesuai dengan kesepakatan. Berdasarkan fatwa DSN, wakalah dengan
imbalan bersifat mengikat dan tidak boleh dibatalkan secara sepihak. Dalam praktik
perbankan, prinsip wakalah dapat digunakan untuk transaksi berikut ini.

1. Letter of Credit (L/C)


2. Setoran kliring
3. Kliring antarkota
4. RTGS
5. Inkaso
6. Transfer
7. Transfer valuta asing
8. Pajak online
9. Pajak impor

F. REFERENSI
Akuntansi Perbankan Syariah: Teori dan Praktik Kontemporer, Rizal Yaya, Aji Erlangga
Martawireja, Ahim Abdurahim, penerbit Salemba Empat
Akuntansi Syariah – Meletakan Nilai – Nilai Syariah Islam dalam Ilmu Akuntansi,
Muammar Khaddafi, Sarapuddin Siregar, Hendra Harmain, Nurlaila, Muhammad Zaki
dan Dahrani, penerbit Madenatera
Produk Perbankan Syariah, Wiroso, penerbit Wiroso, penerbit PPL Ikatan Akuntan
Indonesia
G. TUGAS PRAKTIKUM
Tugas Individu

1. Jelaskan perbedaan fungsi bank syariah dengan bank konvensional.


2. Jelaskan aplikasi fungsi manajer investasi pada bank syariah.
3. Jelaskan aplikasi fungsi investor pada bank syariah.
4. Jelaskan aplikasi fungsi jasa keuangan pada bank syariah.
5. Jelaskan bagaimana system operasional bank Syariah dari mulai penghimpunan
dana, penyaluran dana, menerima pendapatan dari bagi hasil, margin dan fee,
menyalurkan pendapatan bagi hasil dan bonus

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 5


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH

Tugas Kelompok
6. Buatlah resume mengenai salah satu bank syariah (antar kelompok harus bank yang
berbeda) mengenai bisnis proses dan jasa/layanan yang diberikan bank tersebut!

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 6


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH

PERTEMUAN 14

AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH

A. SUB CPMK
Mampu mengidentifikasi bisnis proses dan pencatatan akuntansi pada perbankan syariah.
B. INDIKATOR
Ketepatan menjelaskan pencatatan akuntansi pada perbankan syariah.
C. METODE
Daring : Synchronus, Ruang Praktikum LMS atau GCR, Platform GoogleMeet/Zoom
Luring : Tugas Mandiri & Tugas Kelompok
D. PETUNJUK PRAKTIKUM
1. Baca dan pelajari buku referensi Akuntansi Syariah, mengenai perbankan syariah serta
PSAK yang relevan.
2. Kerjakan tugas praktikum secara individu
4. Tugas mandiri disubmit ke GCR &/LMS hari ini paling lambat pukul 23.59
E. TEORI
Fund Raising Management
Prinsip dalam Penghimpunan Dana Bank Syariah
Penghimpunan dana dari masyarakat yang dilakukan oleh bank konvensional
maupun syariah dilakukan dengan menggunakan instrumen tabungan, deposito, dan giro
yang secara total biasa disebut dengan dana pihak ketiga. Prinsip penghimpunan dana
yang digunakan dalam bank syariah ada dua, yaitu prinsip wadiah dan prinsip
mudharabah.

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 1


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH

Produk Penghimpunan Dana

• Tabungan adalah simpanan berdasarkan akad wadi’ah atau investasi


dana berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang tidak
bertentangan dengan prinsip syariah yang penarikannya hanya dapat
dilakukan menurut syarat dan ketentuan tertentu yang disepakati, tetapi
tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan/atau alat lainnya yang
dipersamakan dengan itu.
• Giro adalah simpanan berdasarkan akad wadi’ah atau akad mudharabah
yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah yang penarikannya dapat
dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana
perintah pembayaran lainnya, atau dengan perintah pemindahbukuan.
• Deposito adalah investasi dana berdasarkan akad mudharabah atau akad
lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah yang penarikannya
hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan akad antara
nasabah penyimpan dan Bank Syariah dan/atau UUS.

Akuntansi Tabungan Mudharabah

Akuntansi untuk tabungan mudharabah dan penghimpunan dana bentuk lainnya yang
menggunakan akad mudharabah pada dasarnya mengacu pada PSAK 105 tentang
Akuntansi Mudharabah, khususnya yang terkait dengan akuntansi untuk pengelola dana.
PSAK 105 paragraf 25, dinyatakan bahwa dana yang diterima dari pemilik dana (nasabah
penabung) dalam akad mudharabah diakui sebagai dana syirkah temporer sebesar jumlah
kas atau nilai wajar aset non-kas yang diterima. Pada akhir periode akuntansi, dana
syirkah temporer diukur sebesar nilai tercatatnya.

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 2


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH

Transaksi Penambahan Saldo Rekening Tabungan Mudharabah

02 Feb, Bank Citra Lestari Syariah (BCL Syariah) cabang menerima setoran tunai
pembukaan tabungan mudharabah atas nama Unga sebesar Rp5.000.000.

08 Feb, Unga menerima transfer dari nasabah Bank Citra Lestari Syariah (BCL Syariah)
cabang Garut sebesar Rp1,000.000.

17 Feb, Unga menerima kiriman dari nasabah Bank Tetangga Syariah (BTS) sebesar
Rp1.500.000.

28 Feb, Unga menerima bagi hasil tabungan mudharabah dari BCL Syariah sebesar
Rp20.000.

Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)

02 Feb Kas 5,000,000


Tab. mudharabah – Unga 5,000,000
08 Feb RAK cabang Garut* 1,000,000

Tab. mudharabah – Unga 1,000,000


17 Feb Giro pada Bank Indonesia 1,500,000
Tab. mudharabah – Unga 1,500,000
28 Feb Hak pihak ketiga atas bagi hasil 20,000

Tab. mudharabah – Unga 20,000


* RAK juga dicatat di cabang yang mengirim.

Transaksi Pengurangan Saldo Rekening Tabungan Mudharabah

09 Feb, Unga nasabah Bank Citra Lestari Syariah (BCL Syariah) menarik tunai
tabungan mudharabah sebesar Rp. 500.000.

16 Feb, Unga transfer dari nasabah Bank Citra Lestari Syariah (BCL Syariah)
cabang Garut sebesar Rp 500.000.

17 Feb, Unga mentransfer kepada nasabah Bank Tetangga Syariah (BTS) sebesar
Rp1.000.000.

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 3


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH

28 Feb, Potongan tabungan mudharabah Unga untuk administrasi tabungan


sebesar Rp2.000 dan pajak sebesar Rp4.000 (20% dari bagi hasil yang diterima sebesar
Rp20.000 pada transaksi).

Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)

09 Feb Tab. mudharabah – Unga 500,000

Kas 500,000
16 Feb Tab. mudharabah – Unga 500,000
RAK cabang Garut 500,000

RAK cabang Garut 500,000


Rekenening nasabah BCL Syariah 500,000
17 Feb Tab. mudharabah – Unga 1,000,000
Giro pada Bank Indonesia 1,000,000
28 Feb Tab. mudharabah – Unga 2,000
Pendapatan administrasi tab. Mudharabah 2,000
Tab. mudharabah – Unga 4,000
Titipan kas negara – pajak tabungan* 4,000

* Pajak PPh Pasal 4 (2) atas bunga atau pendapatan yang dapat disamakan dengan itu
(bagi hasil atau bonus dalam transaksi perbankan syariah) adalah sebesar 20% dan
dimasukkan dalam rekening titipan kas negara.

Akuntansi Tabungan Wadiah

Akuntansi tabungan wadiah pada prinsipnya sama dengan akuntansi tabungan


mudharabah. Perbedaan akuntansi tabungan wadiah dengan tabungan mudharabah
adalah dalam hal insentif yang diterima oleh nasabah. Berdasarkan PAPSI 2013,
tabungan wadiah diakui sebesar nominal penyetoran atau penarikan yang dilakukan oleh
pemilik rekening. Setoran tabungan wadiah yang diterima secara tunai diakui pada saat
uang diterima. Setoran tabungan wadiah melalui kliring diakui setelah efektif diterima.

Insentif yang diberikan kepada nasabah tabungan mudharabah disebut dengan


hak pihak ketiga atas bagi hasil yang dihitung dalam persentase tertentu yang harus
dibayar oleh bank secara periodik sesuai dengan tingkat keuntungan bank syariah.
Adapun nasabah tabungan wadiah, menerima insentif dalam bentuk bonus wadiah yang
Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 4
PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH

bersifat sukarela dan tidak disyaratkan di muka, Berdasarkan PAPSI 2013, pemberian
bonus atas simpanan kepada nasabah diakui sebagai beban pada saat terjadinya. transaksi
pembayaran pajak terhadap bonus wadiah, langsung mengurangi tabungan wadiah.

Db. Beban bonus tabungan wadiah

Kr. Tabungan wadiah

Kr. Kewajiban pajak penghasilan

Akan tetapi, dalam praktik, Bank cenderung menunjukkan jumlah total bonus yang
diberikan dalam buku tabungan.

Misalkan pada tanggal 5 Maret, Unga nasabah tabungan wadiah Bank Citra Lestari
Syariah (BCL Syariah) menerima bonus wadiah sebesar Rp20.000 dan dipotong pajak
Rp4.000. Maka jurnalnya adalah sebagai berikut:

Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)

5 Maret Beban bonus tabungan wadiah 20,000


Tab. mudharabah – Unga 20,000
Tab. mudharabah – Unga 4,000
Titipan kas negara – pajak tabungan 4,000

Giro

Giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan
menggunakan cek, bilyet, giro, sarana perintah pembayaran lainnya, atau dengan
pemindahbukuan. Dalam perbankan syariah, mekanisme giro yang dibenarkan ada dua
jenis, yaitu wadiah dan mudharabah. Dengan demikian, dikenal istilah giro wadiah dan
giro mudharabah. Dalam praktik perbankan, skema yang umum digunakan adalah giro
wadiah. Akan tetapi ada beberapa bank Syariah yang memiliki produk giro dengan akad
mudharabah.

Untuk jurnal akuntansi pembukuan kepada nasabah sama dengan tabungan baik
dengan akad wadiah maupun mudharabah

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 5


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH

Deposito Mudharabah

Menurut UU Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, deposito adalah


investasi dana berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan
dengan prinsip Syariah yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu
berdasarkan akad antara nasabah penyimpan dan bank syariah dan/atau Unit Usaha
Syariah (UUS). Fatwa DSN Nomor 3 Tahun 2000 menyatakan bahwa deposito yang
dibenarkan dalam syariah adalah deposito yang berdasarkan prinsip mudharabah. Dalam
transaksi deposito mudharabah, nasabah bertindak sebagai pemilik dana (shahibul maal)
dan bank bertindak sebagai pengelola dana (mudharib.

Dalam proses bagi hasil dalam deposito terbagi menjadi 2 yaitu

• Bagi hasil deposito masuk kedalam rekening awal atau rekening dasar dalam
pembuaan deposito dapat berupa tabungan/giro
• Bagi hasil masuk kedalam pokok deposito, menambah outstanding depositonya

Dalam proses perpanjangan deposito dibagi menjadi 2 yaitu

• Perpanjangan otomatis (automatic roll over), setiap deposito memiliki tanggal


jatuh tempo sesuai dengan kesepakatan diawal baik deposito dalam jangka waktu
1bulan, 3 bulan, 6 bulan maupun 12 tahun. Untuk deposito dengan menggunakan
system ARO nasabah tidak perlu datang ke bank untuk memperpanjang
depositonya
• Apabila deposito jatuh tempo nasabah datang ke bank untuk dilakukan proses
perpanjangan secara manual dengan membuka deposito baru

Transaksi deposito

05 Sep Bank Citra Lestari Syariah (BCL Syariah) menerima setoran atas nama
Unga Rp5.000.000 sebagai investasi deposito mudharabah untuk jangka waktu satu
bulan dengan nisbah 60% untuk nasabah dan 40% untuk BCL Syariah.

04 Okt Dibayarkan bagi hasil deposito mudharabah kepada Unga sebesar


Rp40.000 dan atas pembayaran tersebut dipotong pajak sebesar 20%. Pembayaran bagi
hasil dilakukan ke rekening tabungan mudharabah atas nama pemilik yang sama*.

05 Okt Unga mencairkan deposito mudharabah. Pencairan dilakukan secara


tunai.

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 6


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH

Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)


5 Sep kas 5,000,000
Deposito mudharabah – Unga 5,000,000
04 Okt Bagi hasil belum di bagikan – deposito 40,000

Tabungan mudharabah – Unga ** 32,000


Titipan kas negara – pajak deposito 8,000
05 Okt Deposito mudharabah – Unga 5,000,000
Kas 5,000,000
*Hak pihak ke-3 atas bagi hasil dicadangkan sebagai beban yang masih harus dibayar
setiap bulan. Besar pencadangan ini mempunyai dua alternatif. Pertama, dicadangkan
sebesar total bagi hasil yang akan dibayarkan selama 1 bulan penuh pada bulan jatuh
tempo. Kedua, dicadangkan sebesar porsi bagi hasil yang hanya menjadi beban pada
akhir bulan pencatatan. Kemudian saat pembayaran bagi hasil pada saat jatuh tempo,
mengakui adanya tambahan hak pihak ke-3 (biaya bagi hasil).

** Terdapat sedikit perbedaan dalam mekanisme penyaluran bagi hasil tabungan


dengan bagi hasil deposito. Pada tabungan, bank memasukkan semua bagi hasil untuk
tabungan terlebih dahulu sebelum memotong pajak PPh Pasal 4 (2) agar nasabah bisa
melihat besar masing-masing bagi hasil dan pajak. Adapun bagi hasil deposito yang
disalurkan kepada nasabah bersifat neto karena sudah dipotong langsung

Berdasarkan PAPSI 2013 (h. 5.14-15), untuk dana yang dihimpun dengan skema
mudharabah harus mengungkap antara lain:

1. Isi kesepakatan utama akad mudharabah berupa porsi dana dan pembagian hasil
usaha.
2. Rincian dana mudharabah yang diterima berdasarkan:
a. Jenis mudharabah (mudharabah mutlaqah dan mudharabah muqayadah).
b. Pemilik dana mudharabah (bank dan bukan bank).
c. Jenis mata uang dana mudharabah (rupiah dan valuta asing).
3. Rincian dana mudharabah yang disalurkan berdasarkan:
a. Sumber dana mudharabah yang berasal dari mudharabah mutlaqah dan
mudharabah muqayadah.
b. Penerima dana mudharabah: Bank dan bukan Bank Syariah.

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 7


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH

c. Jenis mata uang yang digunakan: Rupiah dan valuta asing.


4. Pihak-pihak yang berelasi, baik nasabah (pemilik dana, shahibul maal) atau nasabah
penerima penyaluran dana mudharabah.
5. Jumlah simpanan yang diblokir untuk tujuan tertentu antara lain sebagai jaminan
pembiayaan dan atau transaksi perbankan syariah lainnya.

Untuk penghimpunan dengan skema wadiah, PAPSI 2013 (h. 11.2) menyebutkan hal-
hal yang harus diungkapkan antara lain:

1. Rincian simpanan mengenai:


a. Jumlah dan jenis simpanan, termasuk pihak berelasi.
b. Jumlah simpanan yang diblokir untuk tujuan tertentu.
2. Pemberian fasilitas istimewa kepada penyimpan.

Akuntansi Kas untuk Penyetoran dan Penarikan oleh Nasabah Melalui Teller

Transaksi Setoran Kas di Cabang Sendiri

Transaksi setoran cabang sendiri adalah transaksi dimana seorang nasabah memasukkan
uang untuk rekening yang berasal dari kantor cabang tempat uang itu dimasukkan.
Misalkan pada tanggal 2 Desember Ibu Unga nasabah Bank Citra Lestari Syariah cabang
Bandung, melakukan setoran tunai di kantor cabang Bandung ke rekeningnya sebesar
Rp2,500.000.

Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)

2 Des Kas 2,500,000

Rekening Nasabah—Unga 2,500,000

Transaksi Penarikan Kas di Cabang Sendiri

Transaksi penarikan di cabang sendiri adalah transaksi dimana seorang nasabah menarik
uang dari rekening yang berasal dari kantor cabang tempat uang itu ditarik.

Misalkan pada tanggal 4 Desember Ibu Unga nasabah Bank Citra Lestari Syariah (BCL
Syariah) cabang Bandung, melakukan penarikan tunai uangnya di kantor cabang
Bandung sebesar Rp1,000.000.

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 8


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH

Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)


4 Des Rekening nasabah—Unga 1,000,000
Kas 1,000,000

Akuntansi Kas melalui Automatic Teller Machine (ATM)

Pengisian Kas ATM

Transaksi pengisian kas ATM merupakan transaksi bank mengisi kas yang
terdapat dalam ATM.

Misalkan pada tanggal 28 Agustus BSM cabang Jakarta melakukan pengisian ATMnya
sebesar Rp800.000.000. Maka jurnalnya adalah sebagai berikut:

Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)

28 Ags Kas – ATM 800,000,000


Kas 800,000,000
Pengosongan Kas ATM

Transaksi pengosongan kas ATM merupakan transaksi bank mengisi kas yang terdapat
dalam ATM.

Misalkan pada tanggal 28 Agustus BSM cabang Jakarta melakukan pengisian ATMnya
sebesar Rp100.000.000. Maka jurnalnya adalah sebagai berikut:

Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)

28 Ags Kas 100,000,000


Kas – ATM 100,000,000

Bagi Hasil

Tahapan perhitungan bagi hasil

Dalam melakukan perhitungan bagi hasil yang diterima oleh bank maupun nasabah
dimana bank sebagai mudharib dan nasabah sebagai shaibul mal, ada beberapa tahapan
yaitu :

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 9


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH

• Menentukan prinsip perhitungan bagi hasil


• Menghitung jumlah yang akan distribusikan untuk bagi hasil
• Menentukan sumber pendanaan yang digunakan sebagai dasar perhitungan bagi hasil
• Menentukan pendapatan bagi hasil untuk bank dan nasabah
• Akuntansi bagi hasil untuk bank syariah

Prinsip perhitungan bagi hasil pendapatan sangat penting untuk ditentukan di


awal dan diketahui oleh kedua belah pihak yang akan melakukan kesepakatan kerja sama
bisnis karena apabila hal ini tidak dilakukan, maka berarti telah terjadi ghoror, sehingga
transaksi menjadi tidak sesuai dengan prinsip syariah.

Dewan Syariah Nasional dalam fatwanya dengan Nomor 15 tahun 2000 menyatakan
bahwa bank syariah boleh menggunakan prinsip bagi hasil (revenue sharing) maupun
bagi untung (profit sharing) sebagai dasar bagi hasil.
Dalam praktik di lapangan, terdapat perbedaan interpretasi dalam memahami istilah
revenue sharing. Revenue sharing dalam praktik dipersepsikan sama dengan gross profit
sharing yang menganalogikan revenue adalah nilai penjualan suatu barang (harga pokok
plus margin pendapatan). Adapun revenue yang dimaksud dalam dasar bagi hasil bank
syariah dan yang dipraktikkan selama ini adalah pendapatan dikurangi harga pokok
barang yang dijual.
Menurut Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah
tahun 2007, Ikatan Akuntan menyatakan secara eksplisit bahwa dalam hal prinsip
pembagian hasil usaha, terminologi pendapatan atau hasil yang dimaksud adalah
pendapatan bruto (gross profit) (KDPPLKS paragraf 42). Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) Nomor 105 paragraf 11 menyatakan bahwa pembagian hasil usaha
mudharabah dapat dilakukan berdasarkan prinsip bagi hasil atau bagi laba dan jika

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 10


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH

berdasarkan prinsip bagi hasil, maka dasar pembagian hasil usaha adalah laba bruto
(gross profit) bukan total pendapatan usaha (omzet). Sedangkan jika berdasarkan prinsip
bagi laba, dasar pembagian adalah laba neto (net profit), yaitu laba bruto dikurangi beban
yang berkaitan dengan pengelolaan dana mudharabah

Tabel bagi hasil

Penggunaan praktik gross profit sharing sebagai dasar bagi hasil bagi nasabah
penabung atau deposan dengan skema mudharabah dapat terlihat pada pengakuan
pendapatan bank syariah. Pendapatan murabahah yang dibagi hasil misalnya adalah nilai
margin murabahah (selisih harga jual dengan harga pokok barang yang dijual) yang
uangnya telah diterima oleh bank syariah. Ini menunjukkan bahwa dasar bagi hasil
kepada nasabah penabung pada dasarnya adalah gross profit sharing dan bukan revenue
sharing. Demikian pula dalam pengakuan pendapatan ijarah, besaran pendapatan ijarah
yang disajikan dalam pendapatan utama pada laporan rugi laba adalah pendapatan ijarah
setelah dikurang

Perbedaan prinsip bagi hasil dan profit sharing

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 11


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH

Contoh perhitungan bagi hasil

Sumber Dana Penyaluran Dana Pendapatan

Prinsip Wadiah Prinsip Bagi Hasil


Tab Wadiah 100.000 Pemb Mudharabah 160.000 1.600
Giro Wadiah 160.000 Pemb Musyarakah 120.000 500
Jumlah 260.000 280.000 2.100

Prinsip Mudharabah Prinsip jual beli


Tabungan Mudharabah 120.000 Murabahah 140.000 600
Deposito Mudharabah 280.000 Salam 120.000 400
Jumlah 400.000 Istishna 100.000 100
Jumlah 360.000 1.100

Sumber Dana Penyaluran Dana Pendapatan

Sumber Lain
Modal 140.000 Prinsip Ijarah
(Sewa)
Jumlah 140.000 Ijarah 60.000 200
Jumlah 60.000 200

Lainnya
SBI Syariah 100.000 600
Jumlah 100.000 600
TOTAL 800.000 800.000 4.000

Setelah menentukan prinsip perhitungan bagi hasil yang akan digunakan,


misalnya menggunakan revenue sharing, maka dari laporan laba rugi dapat diperoleh
jumlah pendapatan yang akan diperhitungkan untuk bagi hasil dari masing-masing jenis
pembiayaan. Tahap selanjutnya adalah menghitung pendapatan yang akan
didistribusikan sebagai pendapatan bagi hasil untuk bank dan nasabah. Dalam perolehan
pendapatan, terdapat dua variasi sumber dana untuk memperoleh pendapatan yang
diterima oleh bank syariah, yaitu sebagai berikut.

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 12


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH

o Seluruh pendapatan berasal dari pembiayaan yang sumbernya dari dana nasabah.
o Sebagian pendapatan berasal dari pembiayaan yang sumbernya dari dana nasabah
dan sebagian pendapatan dari modal bank.

Oleh karena adanya variasi tersebut, maka perlu dipisahkan mana yang pendapatannya
diterima dari sumber dana nasabah dan yang berasal dari dana bank. Hal ini penting
karena jika pendapatan diperoleh dari sumber dana yang dimiliki bank, maka tidak ada
distribusi bagi hasil untuk nasabah, artinya semua pendapatan menjadi hak bank. Apabila
pendapatan berasal dari pembiayaan yang sumbernya dari dana nasabah, maka
pendapatan tersebut harus didistribusikan (bagi hasil) untuk nasabah dan bank. Untuk
menghitung jumlah pendapatan yang akan didistribusikan, terdapat tiga alternatif
pendekatan. Pendapatan yang akan dibagi hasil dihitung berdasarkan:

1. Sumber Dana Pihak ketiga dari Dana Mudharabah saja (Rp400.000).


2. Sumber Dana Pihak ketiga dari Dana Mudharabah dan Wadiah (Rp660.000).
3. Seluruh Sumber dana (Rp800.000).

Apabila perhitungan pendapatan yang akan dibagi hasil menggunakan pendekatan


sumber dana dari dana mudharabah saja, maka tahapan perhitungannya seperti berikut.

1. Menghitung Rata-rata Saldo Harian Sumber Dana (RSSD). Hal ini dilakukan karena
saldo nasabah dapat berubah setiap hari. Perhitungan Rata-Rata Saldo Harian Sumber
Dana menggunakan rumus berikut.

RSSD = Saldo tanggal 1 + saldo tanggal 2, dan seterusnya.... tanggal n


Jumlah hari n
Rata-rata Saldo Harian Sumber Dana disajikan dalam Tabel 15.2 kolom 1.

2. Menghitung Rata-Rata Saldo Harian Pembiayaan (RSP). Hal ini dilakukan karena
saldo untuk masing-masing pembiayaan dapat berubah setiap hari. Perhitungan Rata-
Rata Saldo Harian Pembiayaan menggunakan rumus berikut.

RSP = Saldo tanggal 1 + saldo tanggal 2, dan seterusnya.... tanggal n


Jumlah hari n
Rata-Rata Saldo Harian Pembiayaan table diatas. Setelah diketahui rata-rata saldo harian
sumber dana dan rata-rata saldo harian pembiayaan, kemudian tambahkan data jumlah
hasil usaha untuk masing-masing pembiayaan

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 13


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH

3. Menghitung pendapatan untuk bagi hasil. Pendapatan untuk bagi hasil dihitung
dengan menggunakan rumus: Pendapatan Bagi Hasil =

Jumlah Rata-rata Saldo Sumber Dana × Jumlah Pendapatan


Jumlah Rata-rata Saldo Harian Pembiayaan
Pendapatan Bagi Hasil = 400.000 × 4.000
800.000
Dari perhitungan di atas diperoleh jumlah pendapatan yang akan dibagi hasil antara bank
dengan nasabah sebesar Rp2.000

Perhitungan Pendapatan yang Akan Dibagi Hasil Berdasarkan Sumber Dana


Pihak Ketiga dari Sumber Dana Mudharabah

Kelompok Rata – rata Rata – rata Pendapatan Pendapatan


Harian Saldo Harian Penyaluran untuk
Sumber Dana Pembiayaan Dana Sumber Bagi
Hasil

1 2 3 4
Penghimpunan
Dana
Tab mudharabah 120.000
Deposito 280.000
mudharabah
Jumlah sumber 400.000
dana

Penyaluran Dana
Jual beli 360.000 1.100
Ijarah 60.000 200
Bagi hasil 280.000 2.100
Penyaluran 100.000 600
lainnya
Jumlah 800.000 4.000 2.000
Perhitungan Pendapatan yang Akan Dibagi Hasil Berdasarkan Sumber Dana
Pihak Ketiga dari Sumber Dana Mudharabah dan Wadiah

Kelompok Rata – rata Rata – rata Pendapatan Pendapatan


Harian Saldo Harian Penyaluran untuk
Sumber Dana Pembiayaan Dana

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 14


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH

Sumber
Bagi Hasil

1 2 3 4
Prinsip Wadiah
Tab wadiah 100.000
Giro wadiah 160.000
Jumlah 260.000
Penghimpunan
Dana
Tab 120.000
mudharabah
Deposito 280.000
mudharabah
Jumlah 400.000
Jumlah sumber 660.000
dana
Penyaluran
Dana
Jual beli 360.000 1.100
Ijarah 60.000 200
Bagi hasil 280.000 2.100
Penyaluran 100.000 600
lainnya
Jumlah 800.000 4.000 3.300
Pendapatan Bagi Hasil = 660.000 × 4.000
800.000
Dari perhitungan di atas diperoleh jumlah pendapatan yang akan dibagi hasil antara bank
dengan nasabah sebesar Rp3.300.

Perhitungan Pendapatan yang Akan Dibagi Hasil Berdasarkan Seluruh Sumber


Dana

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 15


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH

Kelompok Rata – rata Rata – rata Pendapatan Pendapatan


Harian Harian Penyaluran untuk
Saldo Pembiayaan Dana Sumber
Sumber Bagi Hasil
Dana

1 2 3 4

Prinsip Wadiah
Tabungan Wadiah 100.00

Giro Wadiah 160.000


Jumlah 260.000
Penghimpunan Dana
Tab Mudharabah 120.000

Dep Mudharabah 280.000


Jumlah 400.000

Modal 140.000
Jumlah 140.000
Jumlah Sumber Dana 800.000

Penyaluran dana
Jual Beli 360.000 1.100
Ijarah 60.000 200
Bagi Hasil 280.000 2.100
Penyaluran lainnya 100.000 600
Jumlah 800.000 4.000 4.000

Tahapan selanjutnya adalah menghitung distribusi pendapatan yang akan dibagi hasil
kepada bank dan nasabah. Dalam perhitungan distribusi pendapatan yang akan dibagi
hasil kepada bank dan nasabah dapat menggunakan pendekatan sumber dana dari dana
pihak ketiga mudharabah (Rp400.000) atau sumber dana dari dana pihak ke tiga dari
sumber dana mudharabah dan wadiah (Rp660.000), atau seluruh sumber dana
(Rp800.000). Perhitungan selanjutnya dalam penjelasan ini menggunakan pendekatan
sumber dana dari sumber dana pihak ketiga dari sumber dana mudharabah.

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 16


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH

Menentukan Hak Bagi Hasil untuk Bank dan Nasabah

Untuk melanjutkan menghitung hasil akhir berapa pendapatan bagi hasil yang akan
diterima bank dan nasabah, maka diperlukan informasi tambahan yang digunakan

Tabel Kelompok Sumber Dana dan Nisbah Bagi Hasil

Jenis Kelompok Saldo Rata-Rata Nisbah Nasabah Nisbah Bank

Tab Mudharabah 120.000 40% 60%


Deposito Mudharabah
1 Bulan 80.000 60% 40%
3 Bulan 60.000 65% 35%
6 Bulan 10.000 65% 35%
12 Bulan 40.000 70% 30%

Untuk data saldo rata-rata dalam tabel di atas diperoleh dari perhitungan dalam Tabel
diatas sedangkan jumlah besaran nisbah diperoleh dari kebijakan atau kesepakatan antara
bank dengan nasabah pada saat persetujuan penyetoran dana dari nasabah. Dari data
dalam Tabel 3 dan Tabel 4 dihitung proporsi pendapatan yang akan dibagi hasil untuk
masing-masing kelompok sumber dana dengan menggunakan rumus:

Proporsi Tabungan Mudharabah = Saldo Rata-Rata Sumber Dana × Jumlah Pendapatan


Jumlah Keseluruhan Saldo yang Dibagi Hasil Rata-Rata Sumber Dana
Proporsi Tabungan Mudharabah = 120.000. × 2.000
400.000
Proporsi Tabungan Mudharabah = Rp600

Setelah diketahui jumlah pendapatan yang akan dibagi hasil untuk masing-masing
kelompok investasi, selanjutnya dihitung pendapatan bagi hasil untuk bank dan nasabah
dengan menggunakan rumus berikut.

Pendapatan Nasabah Proporsi Pendapatan Tabungan Mudharabah = Tabungan


Mudharabah × Nisbah bagi hasil nasabah

Pendapatan Nasabah Tabungan Mudharabah = 600 × 40% = 240.

Pendapatan Bank dari Proporsi Pendapatan Tabungan Mudharabah = Tabungan


Mudharabah × Nisbah bagi hasil bank

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 17


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH

Pendapatan Bank dari Tabungan Mudharabah = 600 × 60% = 360.

Untuk perhitungan sumberdana deposito 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan


mengikuti perhitungan yang sama dengan perhitungan tabungan.

Jenis Saldo Proporsi Nasabah Bank


Kelompok Rata- Pendapatan
Rata dibagi Nisbah Pendapatan Nisbah Pendapatan

Tab 120.000 600 40% 240 60% 360


Mudharabah
Dep.
Mudharabah
1 Bulan 80.000 400 60% 240 40% 160
3 Bulan 60.000 300 65% 195 35% 104
6 Bulan 100.000 500 65% 325 35% 175
12 Bulan 40.000 200 70% 140 30% 60
400.000 2.000 1.140 830
Di lapangan, para praktisi khususnya marketing bank syariah menghadapi
kesulitan untuk memberi penjelasan kepada calon nasabah investor mengenai gambaran
perkiraan return masa datang yang akan diterima apabila calon nasabah berinvestasi di
bank syariah dalam bentuk investasi tabungan maupun investasi deposito. Hal tersebut
terjadi karena:

a. bank syariah hanya memberikan informasi kepada nasabah investor besaran nisbah
bagi hasil yang belum dapat memberi gambaran pasti jumlah return yang akan
diterima nasabah, karena pendapatan bagi hasil sesungguhnya hanya dapat dihitung
setelah pendapatan riil direalisasi;

b. bank syariah tidak diperbolehkan memberikan janji pendapatan kepada nasabah


investor, karena pendapatan riil hanya dapat diketahui setelah hasil investasi
direalisasi.

Untuk menjembatani masalah tersebut maka digunakan data masa lalu, biasanya
digunakan data return beberapa bulan sebelumnya. Data return inipun dibuat dalam
bentuk tingkat persentase (indication rate) pendapatan bagi hasil dari rata-rata investasi
pada bulan-bulan sebelumnya.

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 18


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH

Equivalent Rate = Pendapatan Nasabah × 365 × 100%


Saldo Rata-Rata × 30
Equivalent Rate = 240 × 365 × 100%
120.000× 30
Equivalent Rate = 2,43%

Untuk sumber dana deposito 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan dan 12 bulan menggunakan rumus
yang sama dengan sumber dana tabungan.

Jenis Saldo Proporsi Nasabah Bank


Kelompok Rata- Pendapatan
Rata dibagi Nisbah Pendapatan Eq R Nisbah Pendapatan

Tab 120.000 600 40% 240 2,43% 60% 360


Mudharabah
Dep.
Mudharabah
1 Bulan 80.000 400 60% 240 3,65% 40% 160
3 Bulan 60.000 300 65% 195 3,95% 35% 104
6 Bulan 100.000 500 65% 325 3,95% 35% 175
12 Bulan 40.000 200 70% 140 4,26% 30% 60
400.000 2.000 1.140 830
Setelah equivalent rate diperoleh, bank selanjutnya dapat menghitung bagi hasil
bagi nasabah perorangan pada setiap akhir bulan. Untuk menghitung bagi hasil untuk
nasabah perorangan dapat menggunakan rumus berikut.

Bagi Hasil Nasabah = Saldo rata-rata nasabah × 30 hari × equivalent rate

365 hari

Misalkan Unga nasabah tabungan mudharabah memiliki saldo rata-rata pada bulan
Januari sebesar Rp1.000. Maka perhitungan bagi hasil yang diperolehnya adalah sebagai
berikut.

Bagi hasil Unga = Rp1.000× 30 × 2,43%


365
Bagi hasil Unga = Rp1.000× 30 hari × 2,43
365 × 100
Bagi hasil Unga = Rp72.900
36500
Bagi hasil Unga = Rp1,99

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 19


PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH

F. REFERENSI
Akuntansi Perbankan Syariah: Teori dan Praktik Kontemporer, Rizal Yaya, Aji Erlangga
Martawireja, Ahim Abdurahim, penerbit Salemba Empat
Akuntansi Syariah – Meletakan Nilai – Nilai Syariah Islam dalam Ilmu Akuntansi,
Muammar Khaddafi, Sarapuddin Siregar, Hendra Harmain, Nurlaila, Muhammad Zaki
dan Dahrani, penerbit Madenatera
Produk Perbankan Syariah, Wiroso, penerbit Wiroso, penerbit PPL Ikatan Akuntan
Indonesia
G. TUGAS PRAKTIKUM

Tugas 1 Kelompok

Jelaskan perbedaan antara penghimpunan dana pada bank syariah dengan penghimpunan
dana pada bank konvensional.
Soal perhitungan 1
05 Jan Bank Citra Lestari Syariah (BCL Syariah) cabang Bandung menerima setoran
tunai pembukaan tabungan wadiah atas nama Unga sebesar Rp5.000.000.
06 Jan Unga penarikan tunai sebesar Rp1.000.000.
07 Jan Unga Transfer untuk mentransfer sejumlah dana ke rekening Ariel nasabah
tabungan BCL Syariah cabang Jakarta sebesar Rp500.000.
10 Jan Unga menerima transfer dari BCL Syariah cabang Yogya sebesar Rp1.000.000
untuk rekening Unga.
15 Jan Unga menarikan tunai untuk pembayaran pembelian sebuah sepatu Rp. 1,500,000
kepada Ivan Gunawan dengan pembayaran tunai
31 Jan Unga menerima bagi hasil dari BBCL Syariah sebesar Rp35.000.
31 Jan Dipotong tabungan Unga untuk administrasi sebesar Rp10.000 dan pajak sebesar
Rp7.000.
Tugas 2
deposito mudharabah berikut.
01 Sep Bank Citra Lestari Syariah (BCL Syariah) menerima setoran atas nama
Unga sebesar Rp20.000.000 sebagai investasi deposito mudharabah untuk jangka waktu
satu bulan dengan nisbah 60 untuk nasabah dan 40 untuk BCL Syariah.
01 Okt Dibayarkan bagi hasil deposito mudharabah kepada Unga sebesar
Rp80.000 dan atas pembayaran tersebut dipotong pajak sebesar 20%. Pembayaran bagi
hasil dilakukan ke rekening tabungan mudharabah atas nama pemilik yang sama.
Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 20
PRAKTIKUM AKUNTANSI SYARIAH

01 Okt Unga mencairkan secara tunai deposito mudharabahnya.

Program Studi D4 Akuntansi Sektor Publik 21

Anda mungkin juga menyukai