Anda di halaman 1dari 9

NO Pertanyaan Jawaban

1 Riset ada atau tidak preseden kasus Terdapat kasus dugaan tindak pidana korupsi (“tipikor”) pemenangan tender yang dilakukan PT
tindak pidana korupsi karena BUMN HAS Sambilawang terkait pelaksanaan proyek anak usaha Petamina pada tahun 2018-2020.
mundur dari tender. Kasus ini menunjukan adanya indikasi korupsi dalam pelaksanaan tender proyek yang
merugikan keuangan negara.

Kasus dimulai dari pelelangan atau tender proyek oleh PT Pertamina, di mana PT HAS
Sambilawang menjadi pemenang dengan nilai kontrak sebesar Rp 38,950 miliar. Meskipun PT
HAS Sambilawang tidak memenuhi syarat administratif dan kelayakan perusahaan, Sekretaris
Panitia Lelang memenangkannya karena telah mendapat komitmen "fee" sebesar 2,5 persen
dari nilai paket pekerjaan.
Selain itu, dua orang lainnya, JA dan N (mantan karyawan PT Pertamina), menggunakan nama
perusahaan PT HAS Sambilawang untuk memenangkan pekerjaan tersebut bersama-sama
dengan HS (Direktur PT HAS Sambilawang), BI, dan DT selaku project manager PT PGASOL
dengan kerjasama dari APB.
Setelah memenangkan tender, uang sebesar Rp 5,8 miliar dari keuangan negara diduga
diterima oleh pihak-pihak terkait sebagai bagian dari 'fee project', namun PT HAS Sambilawang
hanya sanggup melaksanakan pekerjaan dengan progres mencapai 2,8 persen sehingga
kontrak kerja dengan PT Pertamina diputus.

2 Definisi ’kerugian keuangan negara’ Definisi kerugian keuangan negara secara normatif adalah kekurangan uang, surat berharga,
secara normatif? Perbedaan definisi dan barang yang nyata dan pasti jumlahnya sebagai akibat perbuatan melawan hukum baik
kerugian dari UU Tipikor dan UU sengaja maupun lalai.
Keuangan Negara? Ada Putusan MK
yang ngejelasin tentang Definisi Kerugian Keuangan Negara berdasarkan
perbedaannya tidak? Bentuk kerugian keuangan negara berdasarkan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1991 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi:
1. Pengeluaran yang bersumber dari kekayaan negara/daerah yang berupa uang, barang,
yang seharusnya tidak dikeluarkan;
2. Pengeluaran suatu sumber/kekayaan Negara/daerah yang lebih besar dari yang
seharusnya menurut kriteria yang berlaku;
3. Hilangnya sumber/kekayaan negara/daerah yang seharusnya diterima (termasuk
diantaranya penerimaan dengan penggunaan uang palsu dan/atau barang fiktif);
4. Penerimaan sumber/kekayaan Negara/daerah lebih kecil atau rendah dari perhitungan
pemasukan seharusnya yang diterima (termasuk penerimaan barang rusak dan/atau
kualitas yang tidak sesuai);
5. Timbulnya suatu kewajiban Negara/daerah yang seharusnya tidak ada atau fiktif;
6. Timbulnya suatu kewajiban Negara/daerah yang lebih besar dari yang seharusnya atau
melampaui standar kepatutan;
7. Hilangnya suatu hak Negara/daerah yang seharusnya dimiliki/diterima menurut
ketentuan peraturan yang berlaku; dan
8. Hak negara/daerah yang diterima lebih kecil dari yang seharusnya menjadi pemasukan
penerimaan.

Berdasarkan penjelasan dalam Pasal 32 ayat (1) UU Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
yang dimaksud dengan “secara nyata telah ada kerugian keuangan negara” adalah kerugian
yang sudah dapat dihitung jumlahnya berdasarkan hasil temuan instansi yang berwenang atau
akuntan publik yang ditunjuk.

Kemudian, berdasarkan penjelasan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan


Negara, apabila dilihat dari lingkup luas keuangan Negara yang mengerucutkan deefinisi
kerugian keuangan Negara yangmengerucutkan definisi keuangan Negara secara normatif pada
unsur kekurangan harta benda kekayaan Negara sebagai akibat dari perbuatan melawan hukum
secara sengaja maupun karena kelalaian pejabat negara.

Perbedaan…. Dalam UU Tipikor, terdapat frasa “dapat merugikan keuangan negara”, yang
artinya bahwa perbuatan yang dilarang tersebut tidak benar-benar sudah terjadi.

Dapat disimpukan bahwa terdapat dua jenis kerugian negara yaitu kerugian negara yang bersifat
nyata atau sudah pasti, dan kerugian negara yang bersifat dapat merugikan negara atau
keuangan negara.

Kerugian Keuangan Negara apabila berdasarkan putusan Mahkamah Konstitusim Nomor


25/PUU-XIV/2016 telah mengubah delik korupsi formil menjadi delik korupsi materill. Hal ini
berarti bahwa makna kerugian negara tidak lagi bersifat potential loss, melainkan harus
merupakan kerugian yang bersifat actual loss atau kerugian yang sudah benar-benar terjadi.
3 Berdasarkan jawaban No. 2, apakah Cost overrun dalam suatu proyek yang dilakukan BUMN termasuk kedalam kerugian keuangan
cost overrun dalam sebuah project negara. Cost overrun menyebabkan pengeluran yang lebih tinggi dibandingkan dengan rencana
yang dilakukan BUMN termasuk awal. Ketika biaya proyek melebihi rencana, maka Negara akan mengalami kerugian keuangan
kerugian keuangan negara? Apakah yang tidak diinginkan dan dapat mempengaruhi profitabilitas secara keseluruhan.
opportunity loss termasuk kerugian
keuangan negara? (Insert rujukan) Salah satu contoh kasus cost overrun yang dilakukan BUMN dan termasuk kedalam kerugian
keuangan negara adalah proyek joint venture antara BUMN Indonesia dengan BUMN China,
terkait biaya kereta cepat Jakarta-Bandung. Biaya yang membengkak, cost overrun, mencapai
1,9 miliar dolar AS atau sekitar Rp28,5 triliun (kurs Rp15.000 per dolar AS), atau mencapai lebih
dari 30% nilai proyek. Apabila pemerintah mempertimbangkan untuk menanggung seluruh cost
overrun, maka telah terindikasi akan ada potensi besar kerugian keuangan negara.

Opportunity loss dapat termasuk kedalam kerugian yang diperoleh ketika terdapat kesempatan
atau peluan untuk memperoleh yang lebih baik, tetapi justru peluang ini yang dikorbankan, maka
pengorbanan ini merupakan kerugian.

Contoh dalam konteks pengeluaran Negara: Negara memilih untuk membangun sebuah jalan
tol, maka opportunity loss adalah kerugian yang diperoleh ketika negara tidak memilih untuk
membangun sebuah fasilitas lain yang lebih penting atau yang akan memberikan lebih banyak
manfaat bagi masyarakat.

Apabila dilihat berdasarkan definisi dan contoh diatas, opportunity loss memang tidak
berdampak langsung dalam kerugian negara, namun opportunity loss dapat mempengaruhi
keputusan yang diambil oleh negara yang dapat mempengaruhi kerugian negara.

Sources:
https://money.kompas.com/read/2023/09/22/103842526/ekonom-proyek-kereta-cepat-masuk-
kategori-jebakan-utang-china?page=all

https://opac.fhukum.unpatti.ac.id/index.php?bid=8082&fid=5334&p=fstream-pdf

4 Pandangan penuntut umum Sebenarnya, baik Penuntut Umum maupun Hakim tidak memiliki kewenangan untuk menilai dan
(Kejaksaan / KPK) dan pandangan menghitung adanya kerugian keuangan negara, karena lembaga yang berwenang dalam
hakim dalam melihat ’kerugian melakukan hal tersebut adalah BPK (Pasal 10 UU 15/2006 tentang BPK). Namun, dalam
keuangan negara’ dalam kasus beberapa putusan, terdapat interpretasi atau pertimbangannya sendiri, seperti:
tindak pidana korupsi. Doktrin, a. Putusan MA No. 760K/Pid.Sus/2015
peraturan perundang-undangan, Pandangan Hakim
Putusan MA, dan putusan MK apa Penilaian kerugian keuangan negara seharusnya didasarkan pada pemeriksaan
saja yang sering dirujuk? investigatif dalam Pasal 13 UU 15/2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Negara, bukan dari Laporan Hasil Pemeriksaan BPK No.
165/S/XVIII.MDN/05/2012, perhitungan Jaksa/PU atau perhitungan MH judex facti
sendiri
b. Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor: 25/PUU-XIV/2016
Dari sisi penegakan hukum korupsi, adanya Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor:
25/PUU-XIV/2016 menjadikan unsur “merugikan keuangan negara atau perekonomian
negara” harus dibuktikan secara materiil dan hakim dalam membuat putusan harus
mempertimbangkan pembuktian seluruh unsur pidana dalam Pasal 2 dan 3 Undang-
Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

5 Apakah bisnis yang dilakukan BUMN Dalam Pasal 2 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 28/PMK.06/2013 Tahun 2013, dijelaskan
dalam tahun berjalan harus selalu bahwa Direksi wajib untuk menyusun RJP setiap lima tahun sekali dan RKAP setiap tahunnya.
merujuk pada RJPP dan RKAP? RJP dan RKAP menjadi dokumen penting yang harus disusun dan disampaikan untuk
Adakah sanksi apabila tidak comply mendapatkan pengesahan RUPS. Lebih lanjut, berdasarkan Pasal 75 Peraturan Menteri BUMN
dengan RJPP dan RKAP? Apakah Nomor PER-2/MBU/03/2023 Tahun 2023 dinyatakan bahwa, “Direksi dan/atau Dewan
menyebabkan unsur GCG tidak Komisaris/Dewan Pengawas yang tidak melaksanakan ketentuan yang diatur dalam Peraturan
terpenuhi? menteri ini dikenai sanksi sesuai dengan kewenangan menteri berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan.” Akan tetapi, dalam peraturan tersebut belum dijelaskan secara rigid
mengenai pengenaan sanksi yang akan diberikan apabila tidak sesuai dengan RJP dan RKAP.

Lebih lanjut,

a. Good Corporate Governance (GCG)

6 Unsur-unsur yang perlu dipenuhi Business judgment rule (“BJR”) merupakan sebuah konsep dimana direksi perseroan tidak
agar corporate action yang diinisiasi dapat dibebankan tanggung jawab secara hukum atas keputusan yang diambilnya walaupun
organ Perseroan dapat dianggap keputusan tersebut menimbulkan kerugian bagi perusahaan, sepanjang keputusan itu dilakukan
sebagai ’business judgement rule’? dengan itikad baik, tujuan, dan cara yang benar, dasar yang rasional dan kehati-hatian.1 Artinya,
Pembelaan terdakwa kasus tindak prinsip ini bertujuan untuk melindungi Direksi dari setiap keputusan bisnis yang diambil untuk
pidana korupsi yang menggunakan kepentingan Perseroan.

1 Asep Mulyana. Business Judgment Rule, Praktik Peradilan Terhadap Penyimpangan dalam Pengelolaan BUMN/BUMD. Jakarta: PT
Grasindo, 2018, hal. 10
doktrin ’business judgement rule’.
Berdasarkan Pasal 97(5) UUPT, unsur/tindakan yang dapat dilindungi oleh BJR (yang dalam
hal ini harus dipenuhi oleh Direksi):
a. kerugian yang dialami terjadi bukan karena kesalahan dan kelalaiannya
→ unsur ini dapat dibuktikan dengan sifat kehati-hatian yang dilakukan oleh direksi pada saat
mengambil keputusan bisnis, salah satunya dengan perhitungan bisnis yang matang disertai
dengan kajian yang komprehensif.
b. telah melakukan pengurusan dengan itikad baik dan kehati-hatian untuk kepentingan
dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan;
c. tidak mempunyai benturan kepentingan, baik langsung ataupun tidak atas tindakan
pengurusan yang mengakibatkan kerugian tersebut; dan
→ unsur ini erat kaitannya dengan good corporate governance (GCG)
d. telah mengambil tindakan untuk mencegah timbul atau berlanjutnya kerugian tersebut.

Melalui 4 unsur tersebut, ketika terjadi kerugian akibat dari suatu keputusan bisnis, Direksi akan
dilindungi oleh BJR dan tidak dapat dibebankan pertanggungjawaban pribadi. Namun, Pasal 97
ayat (5) UUPT tidak menjelaskan tolak ukur pemenuhannya, sehingga dalam penerapannya
masih sering keliru.

Kasus-kasus dimana Terdakwa menggunakan doktrin BJR:


1. Kasus Karen Agustiawan selaku Mantan Direktur Utama PT Pertamina pada
proyek Investasi pembelian PI di Blok BMG
a. KA memutuskan untuk melakukan pembelian PI di blok BMG diikuti dengan
kajian bersama dengan para profesional yang dibuktikan dengan:
● Kajian dari Tim Internal PT Pertamina yang dibantu oleh Tim Eksternal
(Baker McKenzie dari aspek hukum dan PT Deloitte Konsultan Indonesia
dari aspek finansial)
● Memitigasi segala bentuk resiko yang menjadi perhatian dalam LDD (Legal
Due Diligence) dan FDD (Financial Due Diligence) dengan
mencantumkannya sebagai syarat dalam perjanjian SPA dan JOA
● Melakukan Feasibility Study dan Kajian Teknis untuk mengkaji Blok BMG
dan dalam kajian tersebut ditemukan hasil bahwa cadangan minyak dan gas
bumi di blok BMG proven, prospect, dan lead.
b. Pembelian PI di blok BMG sejalan dengan maksud dan tujuan PT Pertamina
dalam AD PT Pertamina
● Maksud dan tujuan PT Pertamina adalah untuk menyelenggarakan usaha di
bidang minyak dan gas bumi, baik di dalam maupun di luar negeri serta
kegiatan usaha lain yang terkait bidang minyak dan gas bumi. Pembelian PI
di blok BMG menjadi salah satu upaya dalam mewujudkan hal tersebut.
Lebih lanjut, AD PT Pertamina juga menyatakan bahwa kegiatan ikut serta
dalam pembelian PI dapat dilakukan dengan persetujuan tertulis dari
Komisaris dan harus disetujui secara kolegial oleh para Direksi yang mana
dalam kasus ini, kegiatan pembelian telah disetujui dan ditandatangani oleh
seluruh anggota Direksi (tertuang dalam Risalah Rapat Direksi tanggal 17
April 2009 dan 22 Juni 2009)
● Kegiatan pembelian PI telah masuk dalam RKAP 2009 dan sudah
dianggarkan sebesar US$161.000 (RKAP disahkan melalui RUPS tanggal
22 Juni 2009)
c. Tidak ada benturan kepentingan
● PT Pertamina memiliki aturan internal, yaitu Board Manual 2008 dan Tata
Kelola Perusahaan (Code of Corporate Governance) yang menjelaskan
beberapa unsur mengenai benturan kepentingan, seperti:
- Melakukan transaksi dan/atau menggunakan harta Perseroan untuk
kepentingan pribadi, keluarga, atau golongan dengan cara mengambil
keuntungan pribadi baik secara langsung maupun tidak langsung
- Keputusan Direksi harus beritikad baik, rasional dan sudah melakukan
investigasi mendalam
● Direksi PT Pertamina tidak menerima keuntungan sedikit pun atas
pembelian PI. Selain itu, Direksi juga menetapkan persetujuan proyek
investigasi sesuai dengan kewenangannya.
d. PT Pertamina telah membentuk tim kerja khusus sebelum proyek pembelian PI
untuk melakukan evaluasi dan kajian risiko secara menyeluruh
2. Kasus HN pada proyek sewa-menyewa pesawat Boeing 737-Family
a. HN memutuskan untuk melakukan penyewaan pesawat
● PT MNA telah menggunakan tenaga ahli untuk mengevaluasi pesawat yang
akan disewa, membuat perjanjian dengan pihak lessor, melakukan
pemeriksaan dan memastikan dari Lessor TALG, hingga keabsahan kantor
pengacara yang akan digunakan
● PT MNA juga melakukan penempatan security deposit pada escrow
account yang dilakukan dengan dilandasi oleh Letter of Intent (LOI) dan
Lease Agreement Summary of Terms (LASOT) yang mengatur bahwa
security deposit bersifat tidak boleh diambil secara sepihak dan
refundable, artinya apabila Lessor gagal mendatangkan pesawat yang
disewa oleh PT MNA, maka security deposit harus dikembalikan kepada
PT MNA.
b. Pengadaan pesawat merupakan kewenangan Direksi berdasarkan AD PT MNA
● AD PT MNA menyatakan bahwa pengadaan pesawat sepenuhnya menjadi
wewenang Direksi yang tidak harus mendapatkan persetujuan
Komisaris/Pemegang Saham. Namun, dalam kasus ini, pengadaan
penyewaan pesawat tetap dilakukan melalui persetujuan dari Pemegang
Saham saat RUPS.
● Keputusan untuk melakukan penyewaan pesawat pada Lessor TALG dan
menempatkan security deposit dalam escrow account juga menjadi
keputusan Direksi PT MNA yang tertuang dalam Keputusan Direksi PT MNA
melalui Circular Resolutions yang ditandatangani semua Direksi PT MNA
● Kegiatan penyewaan pesawat juga telah masuk ke dalam RKAP, namun
jenis pesawat yang disewa memang berbeda dengan yang ditentukan
dalam RKAP, akan tetapi berdasarkan Pasal 4.4.1.4 RKAP 2006 dijelaskan
bahwa ada kebebasan bagi Direksi untuk memilih jenis pesawat
c. Direksi PT MNA memenuhi prinsip GCG dalam Pasal 5 ayat (3) UU BUMN
d. PT MNA telah melakukan upaya untuk mencegah kerugian lanjutan, seperti
pengajuan gugatan ke pengadilan

7. Comparative between Canada, the Canada and the UK are both countries that have codified the duty of care and skill as well as the
UK and Indonesia. fiduciary duties of directors. However, a significant difference lies in the adoption of the Business
Judgment Rule (BJR). In the UK, the BJR is not codified due to the existence of the Business
Judgment Doctrine, which prohibits courts from second-guessing business decisions. In practice,
scrutiny of business decisions in the UK is primarily focused on whether directors have breached
their duties as outlined in the UK Companies Law 2006.

In contrast, Canada has codified the BJR alongside directorial duties in the Canada Business
Corporations Act 2019. There are eight fundamental elements of the BJR in Canada, including
the requirement for decisions to be made with care, diligence, and skill, based on sufficient
information, and in the best interests of the company. Additionally, directors must avoid conflicts
of interest, misuse of their position for personal gain, maintain confidentiality, and serve the
company selflessly, honestly, and loyally.

The BJR has also been adopted in Indonesia through the Company Law of 2007 (UU PT 2007)
and regulations by the Financial Services Authority (OJK) in 2014. However, there are
recommendations for the reformation of the BJR in the future:

Firstly, it is suggested that specific provisions related to the BJR should be explicitly
stated in the Company Law to avoid inconsistent interpretations among law enforcement
agencies.

Secondly, the elements of the BJR in the Company Law should be expanded to provide
clearer guidelines, including criteria such as decisions made based on sufficient and
reliable information, absence of fraud or misuse of position, and directors not benefiting
personally from their decisions.

Thirdly, the government and legislature should consider reformulating the concept of the
BJR more explicitly to prevent misleading interpretations among law enforcement
agencies and avoid potential criminalization of directors' business decisions.

Lastly, the Company Law should broaden the parties eligible to bring lawsuits against
directors for breaches of the BJR, including minority shareholders, controlling
shareholders, creditors, employees, customers, or any stakeholders with interests in the
company.

1. Riset ada atau tidak preseden kasus tindak pidana korupsi karena BUMN mundur dari tender.
- Kasus PT Pertamina dan PT HAS Sambilawang → PT HAS korupsi, PT Pertamina akhirnya cancel kerjasama
https://news.detik.com/berita/d-5884853/kejati-dki-usut-kasus-dugaan-korupsi-pemenangan-tender-pt-has-sambilawang
- Liat di saved docs
- PT Waskita Karya cabut dari proyek tol → keanya bukan tipikor
https://www.cnbcindonesia.com/market/20230118175411-17-406568/geng-konstruksi-bumn-keroyokan-bikin-tol-eh-ada-yang-
mundur
Misal: BUMN X ikut tender dan sudah memberikan bid bond kepada penyelenggara tender. BUMN X menang tender, namun memilih mundur
dari tender.

2. Definisi ’kerugian keuangan negara’ secara normatif? Perbedaan definisi kerugian dari UU Tipikor dan UU Keuangan Negara?
Ada Putusan MK yang ngejelasin tentang perbedaannya tidak?

3. Berdasarkan jawaban No. 2, apakah cost overrun dalam sebuah project yang dilakukan BUMN termasuk kerugian keuangan
negara? Apakah opportunity loss termasuk kerugian keuangan negara? (Insert rujukan)
Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor: 25/PUU-XIV/2016

Anda mungkin juga menyukai